Anda di halaman 1dari 1

DEARY DEPRESIKU

Malam ini hujan turun lagi,


Bersama kenangan yang mungkin luka di hati,
Luka yang harusnya dapat terobati,
Yang ku harap tiada pernah terjadi,
Ku ingat saat ayah pergi dan kami mulai kelaparan,
Hal yang biasa buat aku hidup di jalanan,
Di saat ku belum mengerti arti sebuah perceraian,
Yang hancurkan semua hal indah yang dulu pernah aku miliki,
Wajar bila saat ini ku iri pada kalian yang hidup bahagia berkat susana indah da
lam rumah,
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidup ku yang kelam,
Tiada harga diri agar hidup ku terus bertahan,
Mungkin sejenak dapat aku lupakan,
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam,
Atau menggoreskan kaca di lengan ku,
Apapun kan ku lakukan ku ingin lupakan,
Namun bila ku mulai sadar dari sisa mabuk semalam,
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan,
Di saat ku telah mengerti betapa indah di cintai,
Hal yang tak pernah ku dapatkan sejak aku hidup di jalanan,

Bait-bait diatas merupakan lirik lagu dari sebuah Band pendatang baru dibelantik
a musik Indonesia. Bukan mau ngomongin masalah bandnya, tapi lebih kepada lirik
lagunya yang bisa kita pelajari dan renungkan apa makna didalamnya. Ini bukan se
buah karya besar, hanya sebuah coretan sederhana dari saya mencoba untuk mengelu
arkan dan berbagi sedikit tentang apa yang ada dipikiran. Secara garis besar isi
lagu diatas adalah kisah dari seorang anak jalanan, anak yang broken home, korb
an dari ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga. Keluarga dan rumah merupakan te
mpat kita pulang, tempat kita mengadu, tempat paling sering kita tinggali dan sa
ling berinteraksi. Segala proses kehidupan berawal dari sebuah keluarga. Yaa..ke
luarga merupakan awal dari suatu peradaban. Kualitas seseorang sangat dipengaruh
i oleh lingkungannya dan lingkungan yang paling kecil adalah keluarga. Ketika se
buah keluarga itu berantakan dan tidak dapat menghadirkan sebuah keharmonisan da
lam rumah maka yang akan menanggung dampak terbesar adalah anak. Jika anak dibes
arkan dengan terbiasa melihat kedua orang tuanya bertengkar saling menyakiti sam
a lainnya maka hal tersebut akan sangat mempengaruhi psikologisnya.
Marilah kawan, kita sebagai pemuda yang akan membentuk generasi masa depan untuk
menghadirkan suasana kondusif dalam rumah, dalam keluarga kita nantinya.
"Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di
bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seor
ang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewa
saannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukan
lah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan p
erbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya." (QS Al-Kahfi : 82)
"Bukan maksud menggurui, tapi sekedar berbagi dan mari kita diskusi untuk yang m
au menambahkan ^^,"
ribby_ahmad
Malang, 26 Maret 2011

Anda mungkin juga menyukai