Anda di halaman 1dari 1

Pelajaran dari sejarah Kekalahan

Assalamualaikum Wr.Wb
Laki - Laki pemberani itu terbujur kaku dengan dada tercabik - cabik. Sadis. Itulah jasad Hamzah
bin Abdul Muththalib, paman dan saudara sepersusuan Rasulullah SAW yang syahid dalam
Perang Uhud. Tangis Rasulullah pun pecah. Isak tangisnya terdengar seperti rintihan. Walaupun
dengan kesedihan yang tiada terkatakan, akhirnya, jenazah para syuhada itu dikafankan dengan
kafan yang tidak sampai menutup kedua kakinya, lalu dikuburkan bersama saudara sepupu dan
sepersusuannya, Abdullah bin Jahsyi, dalam satu liang. Para sahabat yang menyaksikan
kesedihan beliau itu merasakan kesedihan yang lebih mendalam, sekaligus diliputi perasaan
bersalah yang mengguncang batin mereka.
Meskipun demikian, Allah SWT tidak ingin mereka larut dalam kesedihan. Maka di
tengahderaan kesedihan itulah Allah SWT menurunkan bimbingan-Nya. Itulah salah satu cara
Allah SWT memberikan pelajaran.
Berbicaralah Allah SWT tentang peperangan Uhud itu dalam 60 ayat yang terdapat dalam surah
Ali ‘Imran, mulai dari ayat 121 hingga ayat 179. Diawali dengan rekonstruksi yang menjelaskan
latar belakang psikohistoris Perang Uhud (ayat 121) dan diakhiri dengan sebuah komentar yang
menggambarkan keseluruhan makna dan hikmah dari peristiwa tersebut (ayat 179).
Allah SWT mengatakan, “Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman
dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk(munafik) dari yang
baik(mukmin). Dan Allah sekali-kali tak akan memperlihatkan padamu hal-hal yang gaib, tetapi
Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya diantara rasul-rasul-Nya. Karena itu, berimanlah
pada Allah dan rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertaqwa, maka bagimu pahala yang
besar.” (Ali ‘Imran : 179).
Allah hendak mengajarkan kaum muslimin cara tepat untuk menghadapi dan menyikapi
kekalahan.
Pertama, untuk orang-orang kalah, mereka harus mempertahankan keseimbangan jiwa
manakala kekalahan itu datang.
Kedua, untuk orang-orang kalah, mereka harus mengetahui kalau kemenangan dan kekalahan
itu sesungguhnya bukanlah situasi yang tetap.
Ketiga, untuk orang-orang kalah, kemenangan dan kekalahan itu sesungguhnya merupakan
fenomena yang diatur oleh sebuah kaidah.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Nama : Yusuf Habib Fajr


Kelas : 7E

Anda mungkin juga menyukai