Anda di halaman 1dari 26

RESUME

FUNGSI- FUNGSI MANAJEMEN


DI TULIS SEBAGAI INFORMASI SEPUTAR MANAJEMEN

OLEH :
DARUSMAN AJI. Jrs
BUKU : SONDANG P. SIAGIAN, 2005. FUNGSI-FUNGSI
MANAJERIAL, JAKARTA: BUMI AKSARA

1
Poskan komentar anda
BAB I
A. HAKIKAT MANAJEMEN
Defenisi yang paling sederhana, tetapi sekaligus paling “klasik” tentang manajemen
mangetakana bahwa manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh orang lain. Defenisi yang sangat sederhana tersebut memberikan
petunjuk bahwa manajemen dapat disoroti dari paling sedikit empat sudut pandangan.
Pertama: Betapapun berhasilnya para ilmuan mengembangakan teori tentang
manajemen –yang antara lain berakibat pada pengakuan bahwa manajemen merupakan
salah satu cabang ilmu pengetahuan social-penerapan berbagai teori manajemen itu tetap
berdasarkan pendekatan yang situasional. Artinya, penerapan berbagai teori tersebut
masih harus dibarengi oleh “seni” menggerakkan orang lain agar mau dan mampu
berkarya demi kepentingan organisasi.
Kedua: Manajemen slalu berkaitan dengan kehidupan organisasional ketika terdapat
sekelompok orang yang menduduki berbagai tingkat kepemimpinan dan kelompok orang
lain yang tanggung jawab utamanya adalah menyelenggarakan berbagai kegiatan
operasional. Pandangan ini sangat mendasar karena keberhasilan seseorang yang
menduduki jabatan manajerial tidak lagi diukur dari keterampilannya menyelenggarakan
kegiatan operasional, melainkan dari kemahiran dan kemampuannya menggerakkan
orang lain dalam organisasi
Ketiga: keberhasilan organisasi sesungguhnya merupakan gabungan antara
kemahiran manajerial dan keterampilan teknis para pelaksana kegiatan operasional.
Keempat: Keduan kelompok utama dalam organisasi, yaitu kelompok manajerial dan
kelompok pelaksana mempunyai bidang tanggung jawab masing-masing yang secara
konseptual dan teoritikal dapat dipisahkan. Akan tetapi, hal itu secara operasional
menyatu dalam berbagai tindakan nyata dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Tidak dapat disangkal bahwa keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai
sasarannya sangat terganutng pada berbagai factor berikut.
1. Mampu tidaknya kelompok manajerial dalam organisasi menjalankan fungsi-fungsi
manajerial

2
Poskan komentar anda
2. Tersedia tidaknya tenaga operasional yang matang secara teknis dan mempunyai
keterampilan yang sesuai dengan berbagai tuntutan tugas yang harus
diselenggarakannya
3. Tersedianya anggaran yang memadai untuk pembiayaan berbagai kegiatan yang telah
ditetapkan untuk diselenggarakan.
4. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang jenis, jumlah, dan mutunya sesuai
dengan kebutuhan.
5. mekanisme kerja yang tingkat formalisasinya disesuaikan dengna kebutuhan
organisasi.
6. Iklim kerja dalam organisasi yang mendorong terwujudnya kerja sama yang harmonis
antara berbagai satuan kerja dalam organisasi.
7. situasi lingkungan yang diharapkan mendukung pelaksanaan kegiatan operasional
yang menjadi tanggung jawab organisasi.

B. MANAJEMEN DALAM ARTI KELOMPOK PIMPINAN

Dengan bertitik tolak dari defenisi manajemen sebagai seni memperoleh hasil melalui
kegiatan orang lain dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
manajemen dapat dilihat sebagai kelompok orang yang menduduki berbagai jenjang dan
jabatan kepemimpinan. Sebagai kelompok pimpinan tanggung jawab utamanya bukan
lagi melaksanakan sendiri berbagai kegiatan operasional, melainkan menyelenggarakan
berbagai fungsi yang memungkinkan para tenaga pelaksana melaksanakan tugas
operasionalnya dengan efisiensi, efektif, ekonomis, dan produktif. Pertanyaan diatas pada
hakikatnya berarti bahwa para manajer dalam suatu organisasi lebih dituntut memiliki
human skill ketimbang keterampilan teknis.

C. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Pembahasan tentang kepemimpinan dengan berbagai tipenya bukanlah focus analisis
dalam buku ini. Namun demikian, membahas manajemen sebagai kelompok
kepemimpinan mau tudak mau harus pula menyinggung hal-hal yang fundamental
tentang kepemimpinan, bukan saja karena hal itu relevan, tetapi juga karena
3
Poskan komentar anda
penyelengaraan berbagai fungsi manjerial menyangkut pemahaman tentang segi-segi
pokok kepemimpinan.
Bahkan dapat dikatakan bahwa kemampuan seseorang menyelenggarakan berbagai
fungsi manajerialnya sesungguhnya merupakan bukti paling nyata dari efektivitasnya
sebagai seorang pejabat pimpinan.
Banyak gaya yang dewasa ini digunakan untuk mengidentifikasikan tipe-tipe
pemimpin. Salah satu tipologi yang umum dikenal ialah dengan mengatakan bahwa para
pejabat pimpinan pada dasarnya dapat dikategorikan pada lima tipe, yaitu
1. tipe otokratik
2. tipe peternalistik,
3. tipe kharismatik,
4. tipe laissez, dan
5. tipe demokratik

D. TEORI KEPEMIMPINAN
Jika dimuka telah dibahas secara singkat tipe topologi kepemimpinan, pembahasan
itu perlu dilengkapi dengan pembahasan tentang berbagai teori kepemimpinan karena
berkaitan langsung dengan efektifitas para manajer menjalankan fungsi-fungsi
manajerialnya.
Dewasa ini dikenal berbagai teori kepemimpinan. Yang diidentifikasikan dan
dibahas secara singkat dalam karya tulis ini adalah
1. teori berdasarkan cirri-ciri
2. teori ketergantungan pada keadaan,
3. teori “jalan-tujuan”
4. teori keprilakuan,
5. teori situasional
6. teori “pemimpin-partisipasi”, dan
7. teori penerimaan

4
Poskan komentar anda
E. FUNGSI-FUNGSI MENAJERIAL
Sejak lahirnya ilmu administrasi dalam mananjemen, para ilmuan yang menekuninya
telah dan terus burusaha melakukan berbagai penelitian dalam rangka akumulasi
pengetahuan dan teori tentang proses manajemen, termasuk tentang funsi-fungsi
manajerial. Berbagai pemikiran dan penelitian tersebut telah menghasilkan berbagai
klasifikasi fungsi-fungsi manajerial tersebut.
Aneka ragam klasifikasiitu harus dipandang sebagai hal yang positif dalam arti
memperkaya pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang apa saja yang
harus dilakukan oleh para manajer agar kemampuan organisasi mencapai tujuan dan
berbagai sasarannya semakin meningkat. Merupakan kenyataan bahwa cara dan gaya
seorang ilmuwan membuat klasifikasi fungsi-fungsi manajerial dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti:
1. filsafat hidup yang dianutnya
2. perkembangan pengetahuan yang telah dicapai
3. kondisi lingkungan
4. perkembangan teknologi dan pemanfaatannya;
5. kondisi organisasi untuk mana fungsi-fungsi itu diselenggarakan.

Akan tetapi, terlepas dari aneka ragam klasifikasi tersebut para ilmuan telah sepakat
bahwa pada dasarnya keseluruhan fungsi-fungsi manajerial dapat digolongkan kepada
dua jenis utama, yaitu fungsi organik dan fungsi penunjang. Yang tergolong kepada jenis
fungsi organic adalah keseluruhan fungsi utama yang mutlak perlu dilakukan oleh
manajer dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Fungsi-fungsi organik tersebut merupakan menjabaran kebijaksanaan dasar
atau strategi organisasi yang telah ditetapkan dan harus digunakan sebagai dasar
bertindak. Sedangkan yang dimaksud dengan fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan
yang diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan-satuan kerja dalam oganisasi dan
dimaksudkan mendukung semua fungsi organic manaj

5
Poskan komentar anda
BAB II
PERENCANAAN
A. HAKIKAT PERENCANAAN
Salah satu utama menempatkan perencanaan sebagai fungsi organic manajerial yang
pertama ialah karena perencanaan merupakan langkah konkret yang pertama-tama
diambil dalam usaha pencapaian tujuan. Artinya, perencanaan merupakan usaha
konkretisasi langkah-langkah yang harus ditempuh yang dasar dasarnya telah diletakkan
dalam strategi organisai.

Defenisi Perencanaan
Banyak cara yang digunakan dalam mendefenisikan perencanaan.
Cara-cara yang digunakan oleh para ilmuwan dipengaruhi oleh berbagai factor seperti:
1. latar belakang pendidikannya
2. latar belakang sosialnya
3. latar belakang pengalamannya
4. filsafat hidup yang yang bersangkutan
5. paradigma yang digunakan
6. praaggapan yang dijadikan acuan kerangka konseptual
7. pendekatan kognitif yang digunakan dalam melakukan aksentuasi tertentu
8. bentuk, sifat, dan jenis factor-faktor lingkungan yang diperhitungkan
9. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Akan tetapi, terlepas dari berbagai factor pertimbangan tersebut di muka, kerangka
acuan konseptual yang biasanya mendasari pemikiran dalam membuat defenisi
perencanaan berangkat dari hal-hal yang sifatnya sangat fundamental, seperti hal-hal
berikut.
1. Efektifitas manajerial seseorang sangat ditentukan oleh kemahirannya
menyelenggarakan berbagai fungsi organic manajerial, termasuk perencanaan.
2. Defenisi yang dirumuskan diharapkan mempunyai makna operasional dan tidak
sekedar merupakan rumusan teoritikal yang lepas kaitannya dengan situasi nyata

6
Poskan komentar anda
yang dihadapi oleh para manajer dalam rangka mengemudikan dan menjalakan
roda organisasi
3. Organisasi selalu dihadapkan kepada berbagai jenis dan bentuk keterbatasan dan
karenanya melalui perencanaan yang benar, sumber dana dan daya yang terbatas
akan dapat dimanfaatkan sedemikian rupa sehinggga memberikan kegunaan yang
optimal bagi organisasi
4. Situasi keterbatasan yang dihadapi dalam kenyataan itu mengharuskan adanya
skala prioritas kegiatan yang tajam sehingga dana dan daya yang terbatas itu
digunakan terutama untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan yang secara positif
paling kuat dampaknya ke arah pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
5. Rencana yang dihasil oleh kegiatan perencanaan harus dapat dijadikan sebagai
landasan penyelenggaraan berbagai fungsi manajerial lainnya.

Karena itulah defenisi yang paling umum dibuat tentang perencanaan mengatakan
bahwa perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam
dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.

B. PENYUSUNAN RENCANA

Salah satu cara yang paling lumrah dikemukankan dalam penyusunan suatu rencana
adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban
terhadap enam pertanyaan, yaitu
1. apa
2. dimana
3. bilamana
4. bagaimana
5. siapa, dan
6. mengapa
7
Poskan komentar anda
pengalaman menunjukkan bahwa ditemukannnya jawaban yang menyakinkan
terhadap enam pertanyaaan tersebut akan berakibat pada tersusunnya suatu rencana
yang baik.

1. Pertanyaan “Apa”
Pada dasarnya pertanyaan “apa” menyangkut tiga hal, yaitu apa yang dikerjakan,
sumber dana dan daya apa yang dibutuhkan, serta sarana prasarana apa yang diperlukan.
Seperti diketahui dalam setiap organisasi teradapat beraneka ragam kegiatan yang
dilaksanakan. Berbagai ragam aneka kegiatan itu dalam digolongkan kepada tiga
golongan besar, yaitu.
1. kegiatan-kegiatan yang termasuk kategori kegiatan pokok,
2. kegiatan-kegiatan penunjang, dan
3. kegiatan-kegiatan yang termasuk kategori periferal.

2. Pertanyaan “Di mana”


Usaha mencari dan menemukan jawaban terhadap pertanyaan dimana untuk
kemudian diputuskan, berkaitan dengan pemanfaatan lokasi tempat bebagai kegiatan
akan berlangsung.
Dalam penentuan lokasi, paling sedikit empat hal yang harus dipertimbangkan, yaitu
sebagai berikut.
1. Efisiensi, dalam arti bahwa segala tempat kerja yang dimiliki oleh
organisasi dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga tidak ada space
yang mubazir.
2. aksesibilitas, dalam arti tergantung pada jenis kegiatan yang
diselenggarakan, lokasi tempat penyelenggaraan kegitan tersebut adalah
sedemikian rupa sehingga mudah di capai oleh berbagai pihak yang perlu
atau harusberhubungan dengan satuan kerja atau orang-orang tertentu
yang menyelenggarakan kegiatan dimaksud.
3. kemudahan dalam menyediakan sarana dan prasarana kerja yang
diperlukan dalam menyelenggarakan kegiatan tertentu.

8
Poskan komentar anda
4. tersedianya tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan guna
menjamin terlaksanannya tugas dengan tingkat efisiensi, efektivitas, dan
produktifitas yang tinggi.

3. Pertanyaan “Bilamana”
Telah umum di akui bahwa salah satu kiri penting yang perlu dimiliki oleh seorang
manajer adalah kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan hal-
hal tertentu. Artinya, dari setiap manajer dituntut sense of timing yang tinggi. Akan lebih
baik lagi apabila hal itu dimilikinya secara naluriah. Kemampuan itulah yang harus
tercermin dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan “Bilamana”.

4. Pertanyaan “Bagaimana”
dalam satu rencana perlu terlihat dengan jelas jawaban terhadap pertanyaan
bagaimana cara orang-orang dan berbagai satuan kerja dalam organisasi
menyelenggarakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya untuk menyelesaikannya.
Dengan perkataan lain, semua orang dan semua satuan kerja dalam organisasi perlu
mengetahui bukan hanya cara dan teknik terbaik untuk menyelesaikan tugas, tetapi juga
memahami dan menaati aturan-aturan main yang telah ditetapkan dan disepakati
bersama.

4. Pertanyaan “Siapa”
Kiranya tidak akan terdapat kesukaran untuk menerima pendapat bahwa bentuk, sifat,
dan jenis jawaban terhadap pertanyaan “Siapa” akan sangat dominan peranannya dalam
merumuskan satu rencana yang baik. Tidak akan ada yang menyangkal bahwa apakah
rencana dapat dilaksanakan tau tidak, pada akhirnya tergantung pada siapa yang akan
melaksanakan rencana tersebut.

5. Pertanyaan “Mengapa”
Menanyakan pertanyaan “mengapa” berarti berusaha menemukan pembenaran yang
menyakinkan tentang tanggung jawaban-jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan
lainnya dalam proses perencanaan. Artinya, pertanyaan “mengapa” ditujukan kepada
9
Poskan komentar anda
jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan apa, dimana, bilamana, bagaimana, dan
siapa.

C. CIRI-CIRI RENCANA YANG BAIK


Dengan bertitik tolak dari pemikiran demikian, suatu rencana dapat dikatakan baik
apabila memenuhi sepuluh cirri yang dibahas berikut ini.
Pertama: Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Artinya, bahwa penyusun suatu rencana tidak boleh dipandang sebagai
tujuan, melainkan sebagai cara yang sifatnya sistematik untuk mencapai tujuan.
Kedua: perencana sungguh-sungguh memahami hakikat tujuan yang ingin dicapai.
Meyusun rencana merupakan salah satu fungsi organic yang harus dilakukan oleh setiap
manajer. Akan tetapi dalam praktik, mungkin saja seorang manajer mendelegasikan tugas
penyusunan rencana itu kepada pembantunya untuk kemudian diputuskannya. Jika
penyusun rencana diserahkan oleh pemimpin kepada para pembantunya, para pembantu
tersebut haruslah mereka yang sungguh-sungguh memahami secara mendalam dan secara
tepat berhakikat tujuan yang ingin dicapai. Artinya, harus terdapat jaminan bahwa
orang0orang yang mendapat tugas menyusun rencana adalah orang-orang yang titik tolak
berpikir dan bertindaknya adalah yang sepenuhnya berorientasi kepada organisasi dan
bukan untuk menonjolkan kemahirannya dan menarik perhatian orang lain kepada
dirinya.
Ketiga: pemenuhan persyaratan keahlian teknis. Penyusunan suatu rencana untuk
kemudian disahkan oleh manajer seyogianya diserahkan kepada orang yang betul-betul
memenuhi persyaratan keahkian teknis menyusun rencana. Pengalaman menunjukkan
bahwa berbagai persyaratan keahlian itu tidak mudah dipenuhi.
Misalnya, diperlukan keahlian mengolah data supaya menjadi informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Disamping itu, diperlukan pemahaman
yang tepat tentang hakikat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan, sarana dan
prasarana yang diperlukan, system anggaran, system logistic, administrasi perkantoran,
system kearsipan, dan segi-segi teknis dari prosedur serta mekanisme kerja. Sudah barang
tentu tidak ada seorang pun yang memiliki keahlian dalam semua bidang tersebut.
Padahal suatu rencana harus terpadu di samping harus komprehensif.
10
Poskan komentar anda
Oleh karena itu, penyusun rencana biasanya diserahkan kepada sekelompok orang
yang memiliki berbagai jenis keahlian yang diperlukan. Agar rencana yang disusun
terpadu dan komprehensif , para anggota tim harus mampu bekerja sama sebagai suatu
tim yang kompak.
Kelima: Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat. Artinya, rencana
tidak hanya mengandung jawaban terhadap pertanyaan apa, di mana, bilamana,
bagaimana, siapa, dan mengapa, tetapi juga penjabarannya dalam bentuk program kerja
yang mendetail yang menyangkut semua segi kehidupan organisasional seperti :
1. tata ruang
2. metode kerja
3. sumber dana dan alokasinya
4. target waktu
5. target hasil
6. standar mutu yang harus dipenuhi, serta
7. kreteria pengukuran hasil dan prestasi kerja.
Singkatnya, suatu recana tidak hanya merupakan keputusan tentang apa yang akan
dikerjakan di masa depan, tetapi juga memberikan petunjuk operasionalisasinya.

D. PERENCANAAN SEBAGAI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Dari defenisi tentang perencanaan dimuka terlihat bahwa sesungguhnya
merencanakan bererti melakukan usaha tertentu secara sadar dan sistematik untuk
mengatasi suatu keadaan yang apabila tidak diatasi akan dapat menimbulkan masalah
bagi organisasi
Artinya bahwa meningkatkan kemahiran menyusun sesungguhnya dapat
diidentifikasikan dengan meningkatkan kemampuan mengambil keputusan.
Literature tentang pengambilan keputusan manajerial menunjukkan bahwa dewasi ini
telah terjadi akumulasi pengetahuan tentang berbagai model dan teknik pengambilan
keputan.
Sudah barang tentu tidak semua model dan teknik dapat atau perlu digunakan
dalam penyusunan rencana. Akan tetapi, ada satu teknik yang sudah lama dikenal dan

11
Poskan komentar anda
sering pula digunakan dalam perencanaan. Yang dimaksud ialah pemecahan masalah
sebagai teknik pengambilan keputuan dan teknik tersebut akan dibahas dibawah ini.
Telah umum diketahui bahwa setiap orang menduduki jabatan manajerial mau tidak mau
harus terlibat dalam pengambilan keputusan. Hanya bentuk dan sifatnya yang berbeda
tergantung pada tingkat jabatan manjerial yang bersangkutan. Pada umumnya dapat
dikatakan bahwa terdapat tiga jenis keputusan yang diambil dalam suatu organisasi, yaitu
keputusan strategic, keputusan teknis, dan keputusan operasional. Semakin tinggi
kedudukan manajerial seseorang, dia semakin banyak terlibat dalam pengambilan
keputusan strategic. Pada tingkat manajerial madya sifat keputusan yang diambilnya
adalah yang bersifat teknis, sedangkan pada jenjang manajerial rendah, kebanyakan
keputusan yang diambilnya adalah keputusan operasional.

12
Poskan komentar anda
BAB III
PENGORGANISAIAN

A. PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI
Selalu relevan untuk memperhatikan bahwa organisasi sebagai alat untuk mencapai
tujuan dan berbagai sasaran tidak lebih dan tidak kurang sebagai alat yang keampuhannya
atau kemubazirannya sangat ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya.
Artinya, fungsi pengorganisasian harus dilihat tidak hanya sebagai masalah teknis yang
berkaitan dengan penentuan struktur dengan kotak-kotaknya dan penggambaran
pembagian tugas yang sifatnya mekanistik, melainkan berkaitan erat dengan sikap dan
perilaku para anggotanya dalam pemanfaatan organisasi tersebut.
Pemahaman keperilakuan dapat terwujud dengan mendalami lima belas prinsip
organisasi berikut ini, yaitu
1. kejelasn tujuan yang ingin dicapai
2. pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi
3. penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi
4. kesatuan arah,
5. kesatuan perintah,
6. fungsionalisasi
7. deliniasi berbagai tugas,
8. keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab,
9. pembagian tugas,
10. kesederhanaan struktur
11. pola dasar organisasi yang relative permanent,
12. adanya pola pendelegasian wewenang
13. rentang pengawasan
14. jaminan pekerjaan, dan
15. keseimbangan antar jasa dan imbalan

13
Poskan komentar anda
BAB IV
PENGGERAKAN

A. PENGERTIAN DAN HAKIKAT PENGGERAKAN


Penggerakan dapat didefenisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode
untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik
mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efesiensi, efektif, dan ekonomis.
Menerima pendapat yang mengatakan bahwa manusia adalah unsur terpenting dari
seluruh unsur administrasi dan manjemen berarti mengakui pula bahwa fungsi
penggerakan merupakan fungsi manajerial yang teramat penting karena secara langsung
berkaitan dengan manusia, segala jenis kepentingan, dan kebutuhannya.
Pentingnya unsure manusia jelas terlihat dalam seluruh proses administrasi dan
manajemen. Tujuan organisasi yang telah ditetapkan untuk dicapai pada akhirnya
haruslah dalam rangka peningkatan mutu hidup manusia sebagai insane apoliti, insane
ekonomi, makhluk social, dan sebagai individu dengan ajti diri yang khas dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Tepat tidaknya strategi dasar yang telah ditetapkan
sebagai penunjuk arah yang hendak ditempuh oleh organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan itu hanya ada maknanya apabila diterima dan dilaksanakan oleh manusia. Rencana
dan program kerja yang telah disusun dan ditetapkan sebagai penjabaran strategi dasar
organisasi diselenggarakan demi kepentingan manusia juga, baik mereka yang menjadi
anggota organisasi, maupun bagi berbagai pihak lainnya, khususnya meraka yang dikenal
sebagai stakeholders, yaitu berbagai pihak yang mempertaruhkan sesuatu demi
keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya.

1. perkembangan manajemen dalam praktik


jika seseorang beritik tolak dari defenisi manajemen yang mengatakan “manajemen
merupakan seni dan kemampuan memperoleh hasil melalui usaha dan kegiatan orang lain
dalam rangka pencapaian tujuan”, jelas bahwa sebagai suatu hal yang dipraktikkan ,
manajemen bukanlah hal yang baru. Bahkan dapat dikatakn manajemen timbul
bersamaan timbulnya peradaban manusia. Sejak dahulu kala pun orang–orang yang
menduduki berbagai jabatan pemimpin sudah memahami unsure manusia sebagai unsure
14
Poskan komentar anda
yang sangat penting dalam semua kegiatan bersama. Jika dalam sejarah manusia ada
kalanya tergambar bahwa perlakuan terhadap manusia tidak sesuai dengan harkat dan
martabatnya, kiranya penjelasannya harus dicari juga diluar proses manajemen.

2. Perkembangan Teori Manajemen


Salah satu perkembangan dalam sejarah ilmu administrasi dan manajemen adalah
timbulnya apa yang dikenal dengan gerakan Human Relations. Gerakan ini sangat
menjadi penting Karen melalui gerakan tersebut dimulai usaha koreksi terhadap
pandangan tentang arti pentingnya unsure manusia dalam kehidupan organisasional.
Artinya, tanpa mengabaikan pentingnya orientasi efisiensi kerja dalam usaha pencapai
tujuan, people orientation jauh lebih penting.
Dengan gerakan ini, para ilmuan semakin mencurahkan perhatian kepada
pengembangan teori tentang teknik-teknik yang baik untuk menggerakan manusia. Salah
satu ilmiah yang dipandang sangat penting dalam kerakan ini ialah eksperimen Elton
Mayo, seorang psikologi dari universitas Harvard, beserta rekan-rekanya diperusahaan
Western Electric Company, diHawthorne, Chicago. Perusahaan ini menghasilkan lampu
pijar. Eksperimen tersebut terkenal luas dengan nama Hawthorne Exsperiment.

B. KAITAN PENGGERAKAN DENGAN PEMUASAN KEBUTUHAN MANUSIA


Telah umum diketahui bahwa manusia adalah makhluk yangsangat komplek. Salah
satu manifastasi dari kompleksitas terlihat pada berbagai jenis kebutuhannya. Maksudnya
seseorang menjadi anggota berbagai organisasi tertentu merupakan bagaian dari usahanya
memuaskan berbagai kebutuhan tersebut.
Jika seseorang memasuki organisasi politik, misalnya, salah satu alasnya ialah agar
kepentingan polotiknya tertampung dan tersalurkan. Dengan demikian, ia memperoleh
halnya sebagai insane polotik sekaligus memperoleh kesempatan menunaikan kewajiban
politiknya. Pemenuhan hak dan kewajiban politik tersebut menyebabkan seseorang
menjadi warga Negara yang lebih bertanggung jawab.akan tetapi sesungguhnya
kebutuhan politik tidak perlu hanya dilihat dari sudut kepentingan politik dalam arti
makro, yaitu dalam kehidupan kenegaraan.

15
Poskan komentar anda
BAB V
PENGAWASAN

A. HAKIKAT PENGAWASAN
Membahas pengawasan sebagai fungsi organic managerial sesungguhnya berarti
berusaha menemukanjawaban terhadap pertanyaan mengapa pengawasan mutlak perlu
dilaksanakan. Jawaban terhadap pertanyaan yang sangat mendasar tersebut tidak selalu
mudah atau sederhana untuk menemukannya. Tidak mudah dan tidak pula sederhana
karena proses administrasi dan manajemen merupakan hal yang sangat kompleks. Yang
jelas ialah bahwa usaha mencari jawaban terhadap pertanyaan tersebut tidak bisa didekati
hanya secara teknis dan mekanistik saja, tetapi hanrus dikaitkan dengan sifat dasar
manusia pelaksana kegiatan-kegiatan operasional dalam suatu organisasi. Artinya,
pendekatan tennis dan keperilakuan harus digabung agar terjadi proses pengawasan yang
mendatangkan hasil sesuai dengan sasaran semua pihak dalam organisasi yang
bersangkutan.
Agar kegiatan pengawasan membuahkan hasil yang diharapkan, perhatian serius
perlu diberikan kepada berbagai dasar pemikiran yang sifatnya fundamental, beberapa di
antaranya dibahas berikut ini.
Pertama: Orientasi kerja dalam setiap organisasi adalah etisiensi. Bekerja secara easier
berarti menggunakan sumber-sumber yang tersedia seminimal mungkin untuk
membuahkan hasil tertentu yang telah ditetapkan dalam rencana. Sudah umum diterima
sebagai kebenaran ilmiah dan kenyataan dalam praktik menunjukkan pula bahwa sumber-
sumber yang tersedia atau mungkin disediakan oleh organisasi apa pun untuk mencapai
tujuannya selalu terbatas, yaitu berupa data, tenaga, sarana, prasarana, dan waktu.
Keterbatasan demikian menuntut penggunaan yang sehemat-hematnya dari semua dana
dan daya yang dimiliki dengan tetap menghasilkan hal-hal yang ditargetkan untuk
dihasilkan. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa sesungguhnya dalam kehidupan
organisasional tidak pernah ada alasan apa pun yang dapat membenarkan sikap dan
tindakan yang boros dalam organisasi. Secara implisit pernyataan tersebut berarti bahwa
segala usaha yang dapat ditempuh perlu dan harus dilakukan agar pemborosan dalam
16
Poskan komentar anda
bentuk apa pun jangan sampai terjadi.
Kedua: Orientasi kedua dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan operational adalah
efektivitas. Jika seseorang berbicara tenting efektivitas sebagai orientals kerja, artinya
yang menjadi scrotal perhatiannya adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah
ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber- sumber tertentu yang
sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.
Artinya, jumlah dan jenis sumber-sumber yang akan digunakan sudah ditentukan
sebelumnya dan dengan pemanfaatan sumber-sumber itulah, hasil-hasil tertentu harus
dicapai dalam batas waktu yang telah ditetapkan pula. Berbeda dengan orientals efisiensi,
efektivitas menyoroti tercapainya sasaran tepat pada waktunya untuk disediakan sumber
dan sarana kerja tertentu yang dianggap memadai.
Meskipun sumber dana dan daya tertentu sudah dialokasikan, efektivitas kerja tetap tidak
membenarkan adanya pemborosan dalam bentuk apa pun.
Ketiga: Produktivitas merupakan orientals kerja yang ketiga. Ide yang menonjol dalam
membicarakan dan mengusahakan produktivitas ialah maksimalisasi hasilyang harus
dicapai berdasarkan dan dengan memanfaatkan Sumber dana dan daya yang telah
dialokasikan sebelumnya.
Dalam praktik, ketiga orientals kerja tersebut diterapkan sekaligus dan karena itu ketiga
istilah tersebut digunakan senapas karena memang berkaitan erat satu sangat lain dan
sangat diperlukan dalam menjalankan roda organisasi.
Keempat: Pengawasan dilakukan pada waktu berbagai kegiatan sedang berlangsung dan
dimaksudkan untuk mencegah jangan sampai terjadi penyimpangan, penyelewengan, dan
pemborosan. Dengan perkataan lain, pengawasan bersifat prevented diperlukan hegelian
untuk mengenali berbagai gejala yang menjurus kepada berbagai hal negatif. Artinya,
setiap manager sebagai pelaksana fungsi pengawasan harus mampu mendeteksi berbagai
petunjuk kemungkinan timbulnya berbagai hal negatif dalam menjalankan roda
organisasi.
Tindakan demekian selalu dilakukan oleh seorang penerbang atau nakhoda kapal,
misalnya yang terus-menerus memantau segala factor yang berpengaruh pada penerangan
atau pelayarannya, seperti arah angin, tekanan udara, bentuk awan, dan lain sebagainya
sehingga ia mengetahui dengan tingkat kepastian yang tinggi apakah ia berada pada arah
17
Poskan komentar anda
yang benar atau tidak dan kondisi yang akan dihadapi dalam perjalanan. Demikian pula
halnya dengan setiap manager yang hanrus selalu mengamati segala sexual yang terjadi
dalam organisasi sehingga apa yang terjadi tidak lagi dipandang sebagai pendadakan.
Kelima: Tidak ada manager yang dapat mengelak dari tanggung jawab melakukan
pengawasan karena para pelaksana adalah masnusia yang tidak sempurna. Dengan sifat
dasar ketidaksempurnaannya, para pelaksana kegiatan operational tidal akan luput dari
kemungkinan berbuat khilaf, bahkan juga berbuat kesalahan. Artinya, kalaupun terjadi
penyimpangan dari rencana atau pemborosan sekalipun, belum tentu bahwa hal-hal
negatif itu terjadi karena kesengajaan, sebab sangat semanakin factor lainlah yang
menjadi penyebabnya, seperti kekurangan, keterampiian, kekurangan pengetahuan, atau
faktor-faktor lain sejenis itu.
Keenam: Pengawasan akan berjalan dengan lancar apabila proses dalam pengawasan
diketahui dan ditaati. Yang dimaksud dengan proses dasar itu, ialah
1 . penentuan standar hasil kerja,
2. pengukuran hasil pekerjaan, dan
3. koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi

B. CIRI-CIRI PENGWASAN YANG EFEKTIF


Keterlambatan menerima informasi tentang hasil deteksi tersebut biasanya berakibat
pada terjadinya deviasi atau penyimpangan dan makin lama deviasi itu tidak diketahui
oleh manajer, dampaknya yang bersifat negative pun akan semakin kuat sehingga
tindakan perbaikanya pun biasannya menjadi lebih sukar.
Dalam hubungan ini perlu mendapat perhatian para manager tingkat deviasi yang
dianggap masih dapat ditolerir dalam penyelenggaraan kegiatan operational.
Artinya, bukanlah hal yang mustahil bahwa dalam rencana tercantum clausal yang
menunjukkan bahwa karena mungkin tidak semua standar yang telah ditetapkan bisa
telpenuhi sepenuhnya, tingkat deviasi tertentu dibenarkan. Tidak ada rumus universal
tentang tingbkat deviasi yang dibenarkan itu yang berlaku untuk semua organisasi dalam
semua keadaan. Masing-masing organisasi harus menentukan bagi dirinya sendiri. Yang
penting ialah disepakatinya tingkat deviasi antara para manajer da pelaksana kegiatan
operasional
18
Poskan komentar anda
Ketiga : Pengawasan harus menunjukkan pengecualiaan pada titik-titik strategic
tertentu. Telah umum diketahui bahwa salah satu prinsip manajemen yang banyak
ditekankan dan digunakan ialah Management by Exception. Prinsip ini pada dasarnya
berarti bahwa karena aneka ragam kegiatan dan luasnya cakupan tanggung jawab,
seorang manager harus mampu menentukan kegiatan apa yang perlu dilakukannya sendiri
dan kegiatan apa pula yang sebaiknya didelegasikan kepada orang lain

C. SASARAN PENGAWASAN DAN INSTRUMENNYA


Seperti yang telah dikemukakan pada Bab 2, suatu rencana yang baik adalah rencana
yang memberikan jawaban yang jelas terhadap enam pertanyaan, yaitu
1. apa yang akan dikerjakan ;
2. di mana berbagai kegiatan akan diselenggarakan;
3. kapan kegiatan-kegiatan tersebut akan dilakukan;
4. tata kerja dan mekanisme kerja apa yang akan digunakan
5. siapa mengerjakan apa
6. mengapa keputusan tentang lima hal di atas diambil.
Karena pengawasan untuk mengamati pelaksanaan segala sesuatu yang berkaitan dengan
keenam pertanyaan tersebut, jelaslah bahwa pengawawan yang baik adalah yang di
tujukan kepada segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi. Artimya, pengawasan harus
bersifat komprehensif dalam arti bahwa tidak ada satu pun segi pelaksanaan kegiatan
operasional yang boleh luput dari sasaran dan cangkupan pengawasan.

1. Berbagai Instrumen Pengawasan


Agar pengawasan terselenggara dengan efektif, dalam arti berhasil menemukan
secara factual hal-hal yang terjadi dalam penyelenggaraan seluruh kegiatan operasional,
baik yang sifatnya positif maupu yang berupa penyimpangan, penyelewengan, atau
kesalahan diperlukan berbagai instrument, seperti :
1. standart hasil yang direncanakan untuk di capai
2. anggaran
3. data-data statistic
4. laporan
5. auditing, dan
6. opservasi langsung.
19
Poskan komentar anda
BAB VI
PENILAIAN

A. HAKIKAT PENILAIAN
Definisi penilaian yang penulis gunakan adalah pengukuran dan pembandingan 1
hasil-hasil yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.
Bertitik tolak dari defenisi di atas, penyelenggaraan fungsi penilaian didasarkan pada
paling sedikit empat konsepsi yang sangat fundamental.
Pertama: Usaha pencapaian tuljuan suatu organisasi merupakan proses. Telah
umum dimaklumi bahwa tujuan organisasi, terutama tujuan adilya, tidak manakan dan
memang tidal pernah tercapai sekalipun. Kenyataan ini telah dibuktikan oleh semua
organisasi. Telah diketahui pule bahwa tujuan akhir suatu organisasi biasanya bersifat
idealistic, dalam arti ia merupakan sesuatu yang di idam-idamkan dan diharapkan akan
tercapai satu kali kelak. Merupakan kenyataan pula bahwa tidak ada satu orang pun
dalam organisasi yang dapat mengatakan secara pasti kapan satu kali kelak itu akan tiba.
Di sinilah terletak inti pendapat yang mengatakan bahwa usaha pencapaian tujuan adalah
suatu proses.
Kedua: Karena usaha pencapaian tujuan akhir merupakan suatu proses, ia
dijabarkan menjadi tujuan yang jangkauan waktunya lebih pendek dan sifatnya pun lebih
konkret, antara lain karena dikuantifikasikan. Bagian tujuan jangka 1 itu biasanya dikenal
dengan istilah sasaran. Biasanya semakin pendek jangkauan waktu usaha sasaran tertentu,
usaha kuantifikasi pun biasanya lebih intenser. Agar mempunyai magna operational,
suatu proses dipecah-pecah menjadi tahapan-tahapan tertentu yang untuk kepentingan
penyelenggaraan fungsi-fungsi organic managerial dipandang sebagai suatu totalisme
yang independen, meskipun apabila dipandang sebagai bagian suatu proses, independensi
absolve tidak dimilikinya. Penahapan suatu proses dilakukan dengan berbagai criteria,
seperti:
1. penahapan dart segi waktu
2. penahapan dsri segi jumlah basil yang ditetapkan untuk dicapai
3. penahapan berdasarkan alokasi sejumlah dana tertentu
20
Poskan komentar anda
4. penahapan berdasarkan berbagai kegiatan sekelompok orang tertentu untuk melakukan
berbagai kegiatan yang hants dilakukan Islam sate kurun wake tertentu pulp
5. penahapan berdasarkan kombinasi dsri penahapari-penahapan di alas.
Hanya saja perdu ditekankan bahwa meskipun sate tahap tertentu dapat dipandang
sebagai suatu totalisms yang seolah-olah berdiri senders, setiap tahap tetap merupakan
bagman dart keseluruhan proses administrant dan manajemen. Setiap tahap yang telah
selesai dilaluilah yang dinilai untuk melihat dua hal berikut int.
1. Apakah organisasi berada pads rel yang benar dalam perjalanannya menuju
''pelabuhan'' akhir yang ingin ditujunya.
2. Segi-segi apa yang merupakan factor keberhasilan untuk dijadikan modal berharga di
masa depan dan segi-segi apa pula yang menjadi factor penyebab kekurang berhasilan
atau bahkan kegagalan untuk dihilangkan sehingga tidal terulang dalam pelaksanaan
tahap berikutnya. .

1. Kaitan Penilaian dengan Tujuan


Telah diterima secara universal bahwa diciptakannya suatu organisasi adalah untuk
mencapai tujuan tertentu. Dari segi kurun waktu sering dikatakan bahwa tujuan
organisasi dapat dikategorikan sebagai tujuan jangka pangjang, jangka menengah atau
sedang, dan jangka pendek. Tidak dapat dinyatakan secara kategorial dan berlaku umum
berapa lamajangkauan waktu dsri masiizg-masing tujuan tersebut. Jangka panging bag!
Sad nagana, misalnya, akan verbena dengan kriteriajangka panging yang digunakan oleh
sate organisasi niaga atau organisasiorganisasi yang lain. Demikian jugs halnya dengan
ukuran jangka sedans dan bahkan jugs ukuran unt'uk menyatakan kunm waktu jangka
pended. Yang jells bahwa sate t'ujuan jangka panging biasanya bersifat idealistic dan jugs
bersifat austral karena split atau bahkan tidal manakin dinyatakan secara kuantitatif.
Akan tetapi supaya mempunyai magna operational, t'ujuanjangka panging biasanya
dijabarkan dengan jangka waker yang lebih bersifat realistic dan lebih konkret
dibandingkan dengan tujuan jangka panging. Pada gilirannya sate tujuan jangka sedans
dijabarkan lag! menjadi |juanjangkapendek dengan ciri-ciri ulama sepal-ti lebih
kuantitatif, lebih konkret, dan kurun waked yang dingbat. Ciri-ciri tersebut hams
terpenuhi karena tujuan jangka pended dapat dan hams digunakan sebagai titik tolak
21
Poskan komentar anda
untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya dalam proses manajemen.
Untuk mencegah timbulnya kerancuan dalam penggunaan istilah, |juanjangka sedans
danjangka pended sering dibedakan dengan tujuanjangka panging, dengan
menyebutkannya sebagai saharan. Pembedaan tersebut memang bell|anfaat dan oleh
karenanya perdu dibuat. Akan tetapi terlepas dsri pembedaan taksonomis,

2. Kaitan Penilaian dengan Strategy Organisasi


Telah umum dipahami bahwa strategy yang kadang-kadang disebut sebagai
kebijaksanaan dasar organisasi- bereperan sebagai penentu arah yang seyogianya.
ditcmpuh oleh organisasi dalam pcrjalanan menuju tujuan akhir. Karena bentuk dan ciri-
ciri utamanya, strategy ditetapkan oleh manager puncak yang dapat diperkirakan tclah
berusaha sekuat tcnaga agar strategy yang ditetapkan memenuhi berbagai persyaratan
sebagai berikut.
1. Mengatur hal-hal pokok yang menyangkut kegiatan organisasi di masa yang akan
datang.
2. Memperhitungkan situasi dan kondisi yang diperkirakan akan dihadapi pada satu kurun
waktu tertentu di mesa depan.
3. Diterima dan dipahami para manager tingkat yang lebih rendah dalam hierarki
organisasi.
4. Memperhitungkan dengan matiag berbagai risiko yang mungkin timbul.
5. Memperhitungkan berbagai perubahan tertentu, baik dalam organisasi maupun pada
lingkungan dengan nama organisasi akan berinteraksi.
f. Merupakan strategy terbaik pada waktu disusun dan ditetapkan dengan tetap membuka
“pintu” terhadap penyesuaian-penyesuaian tertentu.

3. Kaitan Penilaian Dengan Perencanaan


Kiranya relevan untuk ditekankan bahwa seluruh kegiatan pengawasan
dimaksudkan agar segala sesuatu yang sudah direncanakan benar-benar terlaksana sesuai
dengan jiwa dan semangat dari jawaban terhadap semua pertanyaan yang harus terjawab
dalam bentuk rencana. Pengawasan pada dasarnya tidak memberi jawaban terhadap
pertanyaan: Apakah rencana surah tepat atau tidak. Menemukan jawaban terhadap
22
Poskan komentar anda
pertanyaan tepat tidaknya rencana hanya maungkin apabila rencana itu dievaluasi.
Dinyatakan dengan cara lain, kegiatan pengawasan tidal dimaksudkan untuk mencari
jawaban dan bahan informasi tentang langkah-langkah apa yang perlu diambil di masa
depan dalam perumusan rencana baru (replanning) untuk dilaksanakan pada tahap
berikutnya dalam proses manajemen. Kegiatan replanning hanya mungkin dilakukan
berdasarkan bahan-bahan yang diperoleh melalui penyelenggaraan fungsi penilaian.
Yang juga menjadi sasaran penilaian ialah apakah organisasi memiliki contingencyplan
atau tidak. Jika organisasi memilikinya, perlu diketahui sampai sejauh mana manfaatnya
untuk digunakan sebagai pengganti rencana utama dan apabila tidak, perlu dipertanyakan
mengapa hal itu terjadi.

4. Kaitan Penilaian dengan Penyusunan Program Kerja


Karena penyusunan program kerja merupakan penjabaran suatu rencana, hal-hal yang
telah dikatakan di muka tentang rencana berlaku pula bagi program kerja. Realistis
tidaknya rencana dan program kerja bukanlah merupakan hal yang menjadi objet
pengawasan. Pengawasan tanya mengamati apakah program yang telah ditetapkan
dilaksanakan atau tidal. Realistis tidaknya satu program menjadi objek penilaian karena
program kerja pada dasarnya merupakan suatu keputusan i yang harus dilaksanakan.
Tegasnya, pengawasan mengamati apakah keputusan tersebut dilaksanakan atau tidak,
sedangkan penilaian melihat apakah keputusan itu tepat atau tidak.
Jika keputusan itu dinilai tepat, kemudian diteliti faktor-faktor apa yang mengakibatkan
keputusan tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Faktor-faktor penyebab itu dapat
bersumber dsri dalam organisasi sending, tetapi jugs sangat manakin bersumber dsri luar
organisasi.

5. Kaitan Penilaian dengan Struktur dan Tipe Organisasi


Pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan kegiatan-kegiatan operational dilakukan
dalam rangka struktur dan tipe organisasi tertentu yang telah ditetapkan untuk di
gunakan.
Sebaliknya, penilaian berfungsi untuk meneliti apakah struktur dan tipe organisasi yang
digunakan tepat atau tidak untuk menampung dan mewadahi berbagai kegiatan yang
23
Poskan komentar anda
harus diselenggarakan. Seperti telah dibahas dalam bab pengorganisasian, menyusun
suatu organisasi berarti menemukan jawaban terhadap lime pertanyaan, yaitu:
1. siapa yang melakukan kegiatan apa;
2. siapa yang berhubungan dengan siapa dan dalam hal apa;
3. siapa yang bertanggungjawab kepada siapa dan dalam bentuk yang bagnimana.
4. bagaimana bentuk komunikasi dalam organisasi dan bagaimana pula tata krama
pemanfaatannya.
5. jaringan informasi apa yang ada dan bagaimana menggunakannya untuk kepentingan
apa.
atas dasar itulah, organisasi disusun dan Atas dasar itu pulalah tipe organisasi yang
dipandang paling cocok dipilih.

6. Kaitan Penilaian dengan Pengawasan


Agar fungsi pengawasan memberikan sumbangan yang seemakin berarti terhadap
pelaksanaan kegiatan yang diperkirakan harus diselenggarakan di masa yang akan dating,
cara dan tenknik pengawasan yang digunakan pun mutlak perlu dinilai. Tidak dapat
disangkal bahwa kegiatan pengawasan sering dipandang dengan kecurigaan dan bahkan
dengan penolakan oleh mereka yang menjadi objek pengawasan itu.
Kecurigaan dan penolakan terhadap pengawasan dapat dihilang-kan, atau paling sedikit
dikurangi, apabila:
l . Di kalangan para pelaksana kegiatan operasional yang diawasi terdapat persepsi bahwa
para manager yang melakukan kegiatan pengawasan sebagai aalah satu fungsi
organiknya menjalankannya berdasarkan criteria yang rational dan objektif.
2. Para pelaksana kegiatan operational mengetahui apa yang menjadi sasaran para
pengawas sehingga mereka dapat mempersiapkan data operational yang diperlukan.
3. Para pengawas tidal bersikap apriori dalam menjalankan tugasnya, misalnya dengan
serta merta berasumsi bahwa dalam pelaksanaan kegiatan operational terjadi
penyimpangan, kesalahan, atau penyelewengan.
4. Jika terdapat petunjuk tentang terjadinya hal-hal yang negatif dalam pelaksanaan
kegiatan operational, tidak cepat-cepat melemparkan kesalahan pada para pelaksana
kegiatan operational tersebut.
24
Poskan komentar anda
5. Tindakan yang dilakukan bersifat edukatif dan tidak menonjolkan pendekatan yang
punitif.

7. Management Audit
Salah satu perkembangan dalam usaha akumulasi teori dan praktik manajemen ialah
perhatian yang semakin besar yang diberikan pada pentingnya melakukan audit terhadap
kemampuan para manager menjalankan berbagai fungsinya.
Perkembangan ini sangat menarik untuk didalami mengingat pentingnya peranan yang
dimainkan oleh para manager dalam mengemudikan jalannya rode organisasi.
Artinya, para manajerlah yang: sesungguhnya bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang terjadi atau yang tidak terjadi dalam organisasi dalam rangka pencapaian tujuan
akhirnya.
Harapan untuk menghilangkan faktor-faktor penyebab kekurang berhasilan atau
kegagalan di masa depan terletak di tangan para manager itu juga. Sudah barang tentu
banyak cara yang dapat ditempuh untuk menghilangkan faktor-faktor negatif yang
dihadapi termasuk peninjauan kembali seluruh langkah dalam proses administrasi dan
manajemen. Akan tetapi, salah satu cara yang perlu digunakan ialah menilai mutu dan
kemampuan para manager dalam organisasi dan apabila perlu meningkatkannya melalui
pendidikan dan latihan. lnilah yang dimaksud dengan management audit.
Management audit dapat dilakukan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung.
Yang dimaksud dengan pendekatan langsung galah dengan meneliti secara cermat
kemampuan para manager melakukan fungsi-fungsi manajerialnya. Salah satu cara
terbaik untuk mcneliti kemampuan suatu organisme adalah dengan menilai kemampuan
para manajerya. Pendekatan langsung ini dapat sangat bermanfaat. Pelaksanaann
didasarkan pada empat asumsi utama, yaitu sebagai berikut:
1) Manajer yang memiliki kemampuan yang tinggi akan tidak berbuat banyak
kesalahan.
2) Prestasi kerja para manager memang dapat diukur berdasarkan criteria yang
rational dan objektif.
3) Keberhasilan manajemen sangat tergantung pada kemampuannya mengemudikan
organisasi dengan tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang makin
25
Poskan komentar anda
tinggi
4) Kemampuan para manager menerapkan teori dan asas-asas manajemen ilmiah
dapat dinilai.
5) Sebaliknya, yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung ialah melihat hasil
pekerjaan para manager yang bersangkutan dengan mengukur hasil pekerjaannya
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya dalam arti
kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya yang menyelesaikan pekerjaan tertentu.

26
Poskan komentar anda

Anda mungkin juga menyukai