Anda di halaman 1dari 5

JURNAL PERAN ORANG TUA PADA TERAPI BIOMEDIS UNTUK ANAK AUTIS

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesulitan orang tua pada terapi biomedis
untuk anak autis, bagaimana peran orangtua pada terapi biomedis untuk anak autis, dan
mengapa perannya seperti itu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pendekatan kualitatif berupa studi kasus. Untuk mencapai keakuratan dalam suatu penelitian
dengan metode kualitatif, digunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah suatu teknik
pemeriksaan keakuratan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Subjek yang diteliti
dalam penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak autis dan mengikuti terapi
biomedis. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah metode
wawancara semiterstruktur dan observasi nonpartisipan. Sedangkan alat bantu pengumpulan
data penelitian menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, alat perekam dan
alat tulis.
1. Autisme
Autisme merupakan gangguan yang dimulai dan dialami pada masa kanak-kanak.
Autisme infantil (autisme pada masa kanak-kanak) adalah gangguan ketidakmampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan
yang tertunda, echolalia (meniru/membeo), mutism (kebisuan, tidak mempunyai kemampuan
untuk berbicara), pembalikan kalimat dan kata (menggunakan kamu untuk saya), adanya
aktivitas bermain yang repetitif dan stereotipik, rute ingatan yang kuat, dan keinginan obsesif
untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya, rasa takut akan perubahan,
kontak mata yang buruk, lebih menyukai gambar dan benda mati.
Ada beberapa penyebab Autisme, dugaan penyebab autisme dan diagnosis medisnya
yaitu faktor biologis, gangguan perkembangan susunan saraf, dan kelainan fungsi luhur otak.
Berbagai usaha telah dijalankan para orangtua dalam menanggulangi gejala autisme.
Namun, penanganan pada tiap individu autis berbeda. Banyak diantara mereka yang
mengalami gangguan pencernaan, mempunyai kecenderungan alergi, daya tahan tubuh yang
rentan, dan mengalami keracunan logam berat. Berbagai gangguan fungsi tubuh ini akhirnya
mempengaruhi fungsi otak. Untuk menanggulangi gejala-gejala autisme yang harus dibenahi
adalah metabolisme tubuh anak autis, yaitu melalui terapi biomedis.
2. Terapi Biomedis
Terapi Biomedis adalah suatu bentuk terapi yang bertujuan memperbaiki metabolisme
tubuh melalui diet dan pemberian suplementasi. Terapi ini dilakukan berdasarkan banyaknya
gangguan pencernaan, alergi, daya tahan tubuh rentan, dan keracunan logam berat. Berbagai
gangguan fungsi tubuh ini akhirnya mempengaruhi fungsi otak.
Cara pemeriksaan metabolisme pada terapi Biomedis adalah terlebih dahulu anak
harus menjalani pemeriksaan di laboratorium khusus. Pemeriksaan laboratorium bertujuan
mencari gangguan metabolisme pada anak yang bisa memperberat gejala autisme atau juga
pencetus gejala ini. Adapun bahan yang diperiksa adalah feses, urine, darah, dan rambut.
Dalam terapi biomedis terdapat Program Kelasi, yaitu proses pembersihan racun. Program ini
kadang digunakan dalam terapi biomedis karena dari hasil tes labolatorium ditemukan anak
keracunan logam berat. Jika logam berat tidak segera dikeluarkan, ada kemungkinan sel-sel
otak anak mengalami kerusakan permanen. Untuk mengeluarkan logam berat dari tubuh dan
otak.
Adapun tahap-tahap terapi biomedis ini adalah
a. Tahapan gencatan senjata (Ceasefire), yaitu diet susu dan gandum. Anak autis diduga
mengalami kelebihan opioid, yaitu semua zat baik sintetik atau natural yang dapat berikatan
dengan reseptor morfin. Opioid disebut juga sebagai analgesia narkotik yang sering
digunakan dalam anastesia untuk mengendalikan nyeri saat pembedahan dan nyeri paska
pembedahan. Opioid berkumpul di otak, bereaksi dan berfungsi sebagai morfin sehingga
mangacaukan otak anak.
b. Menilai problem dan mencari persamaan, yaitu pencatatan makanan yang dikonsumsi
oleh penderita autis agar lebih terkontrol dan dapat dilihat perbaikan dari kondisi penderita.
c. Proses mrmbangun kembali (Rekonstruksi), yaitu rekomendasi pemberian suplemen
atau makanan tambahan berdasarkan hasil uji laboratorium.
3. Peran Orang Tua pada Terapi Biomedis
Peran orangtua pada terapi biomedis adalah melakukan pengawasan yang ketat pada
pola makan anak, mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak agar orangtua
dapat mengetahui jenis makanan yang dapat menimbulkan alergi pada anak, memenuhi
kebutuhan anak khususnya menyediakan makanan dan minuman yang tidak mengandung
glutein dan kasein.
Orangtua memiliki peran dominan dalam upaya penyembuhan karena orangtua
merupakan orang yang paling dapat mengerti dan dimengerti anak penyandang autis. Untuk
itu orangtua tetap dituntut untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi kesembuhan anaknya.
Dalam persoalan ini orangtua dituntut mengerti hal-hal seputar autisme dan mampu
mengorganisir kegiatan penyembuhan terapi biomedis untuk anak autis.
Ada dua bentuk-bentuk peran orangtua dalam penanganan anak Autis adalah sebagai
berikut:
a. Memahami keadaan anak apa adanya
b. Mengupayakan alternatif penanganan sesuai kebutuhan anak
sedangkan faktor-faktor peran orangtua yang bertanggung jawab dalam pengasuhan anak ada
tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Pengawasan yang Membimbing
b. Pemberian Contoh yang Baik
c. Pendekatan Pribadi
Adapun faktor yang menentukan keberhasilan orangtua dalam menghadapi anak
dengan gangguan Autisme adalah mampu membina hubungan yang harmonis melalui
komunikasi yang terbuka, berempati, saling menghargai, saling mendukung dan menghindari
perilaku menimpakan kesalahan pada salah satu pihak atas masalah anak. Adapun hal-hal
yang menjadi fondasi utama dari hubungan perkawinan yang harmonis dan bermakna adalah
sebagai berikut:
1). Visi Bersama
Visi mampu menghubungkan antara apa yang terjadi saat ini di dalam pengasuhan hubungan
cinta dan perkawinan dengan keinginan yang akan dibangun di masa depan.
2). Membina Kebersamaan Hubungan
Cinta yang sehat dilandasi oleh kebersamaan
3). Menjadi Positif dan Produktif
Hubungan cinta yang sehat adalah hubungan cinta yang menghasilkan energi positif bagi
pasangan dan diri sendiri.
4). Penghargaan Tanpa Syarat
Hubungan cinta yang sehat dilandasi oleh penghargaan positif tanpa syarat, dimana pribadi-
pribadi menerima kekurangan masingmasing dan menghargainya sebagai sebuah realitas
manusiawi.
5). Kesediaan Meminta Maaf dan Memaafkan
Melalui kesediaan untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan dengan sepenuh hati.
Kesediaan untuk meminta maaf ini berarti memiliki komitmen untuk memperbaiki diri dan
janji untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama.
6). Komitmen
Komitmen diartikan sebagai kemauan tersebar untuk mengikatkan diri dalam prinsip-prinsip,
perjanjian dan persetujuan bersama untuk memastikan tercapainya tujuan bersama di masa
depan.
Dalam pelaksanaan terapi Biomedis, ada beberapa kesulitan yang umumnya dihadapi
oleh orang tua, antara lain sebagai berikut
a. Mengalami kesulitan keuangan, untuk pengobatan anak Autis membutuhkan biaya yang
cukup banyak.
b. Kesulitan menghadapi anak ketika anak autis menolak untuk melaksanakan terapi
biomedis, anak autis menjadi tidak mau makan, sehingga sebagai orangtua menjadi khawatir
dengan asupan gizi untuk anak menjadi berkurang.
c. Orangtua kesulitan mencari menu makanan yang sesuai untuk anak autis.
d. Orangtua kesulitan ketika melakukan diet untuk anak Autis di luar rumah, karena anak sulit
dikendalikan oleh orangtua disaat ada kerabat yang memberikan makanan dan minuman yang
mengandung glutein dan kasein. Dalam permasalahan ini orangtua harus tegas pada anak dan
disiplin pada terapi ini demi kesembuhan anak.
Setelah mengikuti terapi Biomedis, anak autis mengalami perkembangan pesat dalam
kemampuan bersosialisasi, anak menjadi mandiri, konsentrasi anak membaik, hiperaktif
berkurang, postur tubuh anak berkembang semakin proporsional, adanya kontak mata dengan
lawan bicara, dapat meniru kata-kata yang diajarkan, jam tidur menjadi teratur dan dapat
mengejar ketinggalan dari anak-anak lain.
Pada anak Autis yang telah diterapi dengan baik dan memperlihatkan keberhasilan
yang mengembirakan anak autis dapat dikatakan sembuh dari gejala autismenya. Ini terlihat
bila anak autis sudah dapat mengendalikan perilakunya sehingga tampak berperilaku normal,
berkomunikasi dan berbicara normal serta mempunyai wawasan akademik yang cukup sesuai
dengan anak seusianya.
Hasil penelitian ini dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi ilmu psikologi
khususnya psikologi anak khusus dengan memberikan tambahan data tentang peran orangtua
pada terapi biomedis untuk anak autis dan menjadi bahan acuan bagi penelitian berikutnya
yang meminati topik mengenai peran orangtua, terapi biomedis dan anak Autis.
Di dalam penelitian ini tidak dijelaskan adanya Dose-Response karena selain
penyebab dari gangguan Autisme yang tidak dijelaskan secara rinci, juga akibatnya yang
masih secara umum, sehingga sulit untuk menentukan Dose-Response.
Perlu diadakan penelitian lagi tentang Autisme, karena dari hasil penelitian tidak
dijelaskan secara rinci penyebab dan akibat yang pasti dari Autisme tersebut, sehingga untuk
menanggulanginya tidak bisa dipastikan langkah yang pasti.

Anda mungkin juga menyukai