Anda di halaman 1dari 1

Menghindari Kekerasan dalam Kantor

Nurul Ulfah - detikHealth (Jakarta, Suasana kantor kadang tak selamanya harmonis. Ada saja beberapa orang yang sulit untuk dihadapi atau diajak kerjasama. Kata-kata kasar sering muncul sebagai bentuk kompetisi atau apa pun apa pun untuk mencapai target. Jika diibaratkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maka beberapa orang yang bersinggungan kerap merasakan tekanan yang membuat stres karena perlakuan kasar dari rekan kerja atau atasannya. Sikap atasan yang terlalu menuntut dan bawahan yang merasa tersudut bisa memicu konflik yang akhirnya menurunkan produktivitas kerja. Belum lagi gesekan-gesekan kecil sesama karyawan juga kerap membuat salah satunya sakit hati. Jika sudah merasakan sakit hati atau tekanan, kadang membuat karyawan stres berkepanjangan dan tidak ingin berada di tempat kerja itu lagi. Karena belum ada tempat baru yang biasanya membuat karyawan bertahan. Tapi pindah kerja pun bukan berarti jaminan tidak akan menemui orang-orang sulit lagi. Pakar psikologi komunikasi FISIP UI, Nina M Armando ketika dihubungi detikhealth, Senin (1/2/2010) mengatakan kebanyakan orang selalu minta dipahami, bukan memahami. Itu yang menyebabkan komunikasi menjadi berjalan tidak efektif dan terhambat. Karyawan dan atasan merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan. Karyawan merupakan tulang punggung perusahaan yang membantu atasan dalam menjalankan visi misi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu kerja sama dan komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan. Untuk menghindari gesekan-gesekan yang terjadi di dunia kerja, hal paling mendasar yang harus diperbaiki adalah komunikasi. Namun komunikasi yang paling banyak terjadi adalah komunikasi vertikal dari atas ke bawah, yaitu atasan selalu memerintah bawahannya melakukan pekerjaan dan seringkali diisertai dengan kritikan pedas. Seharusnya lanjut Nina, terjadi pula komunikasi dari bawah ke atas, sehingga informasi dari bawahan dapat menjadi bahan pertimbangan atasan untuk membuat keputusan. Untuk menghindari kekerasan dalam kantor antara atasan bawahan dan sesama karyawan menghindari kekerasan dalam kantor, menurut Nina diperlukan tiga sikap yaitu: 1. Sikap empati Atasan dan bawahan harus sama-sama memiliki sifat empati, bukan simpati. Empati artinya kita memandang dan mengerti orang lain bukan berdasarkan patokan diri sendiri, tapi patokan orang tersebut. Sikap empati juga artinya seseorang harus bisa melihat nilai-nilai, pandangan dan kepentingan orang lain tanpa membandingkannya dengan tolak ukur pribadi. Inti dari empati adalah selalu melihat sesuatu dari tolak ukur orang lain, bukan pribadi. Bukan hanya atasan yang harus berempati pada bawahan, tapi juga sebaliknya. 2. Sikap terbuka Permasalahan yang biasa terjadi antara atasan dan bawahan adalah masalah keterbukaan. Banyak bawahan yang merasa tidak aman untuk bersikap terbuka pada atasannya. Penyebabnya macam-macam, bisa karena sifatnya yang memang tertutup, ketakutan berlebih atau karena hubungan yang renggang dengan atasan. Tapi sebaik-sebaiknya komunikasi adalah komunikasi terbuka. Jadi usahakan bersikap terbuka pada atasan apapun risikonya. 3. Sikap memahami Yang perlu diketahui adalah komunikasi itu bersikap menular, jadi jika kita ingin dipahami orang lain sebaiknya pahami dulu orang lain. Jangan bersikap menuntut pada orang lain. "Sepanjang dalam komunikasi mengandung tiga unsur itu, maka tidak akan ada tindakan sewenangwenang di kantor dan hubungan yang harmonis pun akan terjalin antara atasan dan bawahan serta sesama karyawan," kata Nina.

Anda mungkin juga menyukai