Anda di halaman 1dari 2

1.

Konflik Kepemimpinan
Para pemimpin seringkali diharapkan untuk turun tangan dan menyelesaikan konflik,
tetapi bagaimana jika para pemimpin itu sendiri yang menjadi pusat konflik? Hal ini
dapat terjadi terutama jika individu yang tidak berpengalaman dipromosikan dengan
cepat ke posisi tersebut dan tidak diperlengkapi dengan pelatihan. Tekanan lingkungan
ditambah dengan kurangnya pengalaman dan variasi gaya kepemimpinan dapat
menimbulkan konflik. Hal ini biasanya ditemukan dalam perusahaan berukuran sedang
atau besar.
Penyelesaian:
HRD harus menentukan bagaimana cara untuk memilih individu yang kompeten untuk
mengisi posisi tertentu sesuai kualifikasi yang dibutuhkan. Proses rekrutmen dan
manajemen sumber daya manusia (SDM) sangat berpengaruh dalam hal ini. Jika sudah
terlanjur, komunikasi antara manajer, karyawan, dan HRD tentang bagaimana cara
menengahi dan berkompromi dengan gaya kepemimpinan mana yang sebaiknya
digunakan. Pastikan jenis gaya kepemimpinan yang digunakan sesuai dengan budaya
tempat kerja dan nilai perusahaan.

2. Konflik Kepribadian
Konflik akibat perbedaan kepribadian di tempat kerja sangat umum terjadi di antara
karyawan apapun posisinya. Konflik semacam ini di tempat kerja biasanya terjadi karena
persepsi yang salah tentang sikap rekan kerja. Ketika tipe kepribadian yang berbeda
bekerja sama, kemungkinan kesalahpahaman tentang karakter, dan tindakan satu sama
lain menjadi tinggi. Misalnya, seorang karyawan introvert dan tidak terlalu ramah
mungkin tampak sombong di antara anggota tim lainnya. Hal ini dapat menyebabkan
masalah dan menghambat produktivitas tim.
Penyelesaian:
Dalam penyelesaian jangka pendek, dibutuhkan orang-orang dengan keterampilan
mediasi yang kuat untuk menyelesaikan konflik kepribadian tersebut. Mediasi
membutuhkan seseorang yang dapat mengambil sikap independen dan memahami
kebutuhan, berempati, dan mengesampingkan emosi yang terjadi.  Sementara untuk
langkah jangka panjang, HRD dapat menetapkan kebijakan dan menyusun buku pedoman
karyawan yang membantu menjelaskan ekspektasi tentang apa yang dapat diterima serta
melatih karyawan dalam keragaman tempat kerja. Dengan demikian, cara tersebut akan
menumbuhkan kecerdasan emosional, toleransi dan pemahaman terhadap orang lain.

3. Gaya Bekerja
Beberapa orang lebih suka bekerja dalam kelompok sementara yang lain melakukan
pekerjaan terbaik mereka sendirian. Ada orang yang tidak memerlukan arahan ekstra
untuk menyelesaikan tugas, sementara yang lain menyukai masukan dan arahan eksternal
setiap langkahnya. Perbedaan gaya bekerja terkadang membuat individu tidak dapat
bekerja dan membuat keharmonisan dalam tim terganggu. Miskomunikasi akhirnya tidak
dapat dihindari. 
Penyelesaian :
Pada dasarnya setiap gaya bekerja mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Memahami dan menghormati gaya kerja setiap anggota tim penting dalam membentuk
kerja tim yang sukses. Setiap anggota tim yang saling terbuka, memahami dan
berkompromi bagaimana cara kerjasama dengan gaya bekerja yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai