Anda di halaman 1dari 9

Evaluasi Kinerja Saham Biasa

Written by Teuku Ananda Muchlisyah

A. Pengertian Return (Tingkat Pengembalian Hasil)

Adalah tingkat pengembalian hasil dari saham yang diinvestasikan oleh pemegangnya. Terdiri dari required return, expected return dan actual equity return.

a.1. Required Return

adalah return yang dibutuhkan investor karena menunda konsumsi dan menerima resiko dalam surat berharga yang dibeli.

RUMUS : Rri = Rf + Bi (Rpm)

dimana Rri adalah required return saham dalam 1 periode, Rf adalah tingkat suku bunga bebas resiko, Bi adalah market risk dan Rpm adalah premi resiko yang dibutuhkan untuk tingkat tertentu

Contoh :

Saham PT. BMAZ mempunyai tingkat market risk 1,2, tingkat suku bunga bebas 8%, risk premium yang dibutuhkan investor 5%, berapa required return yang dibutuhkan investor ? Jawab : Rri = 8% = 1,2 (5%) = 14%

a.2. Expected Return adalah return yang diharapkan investor selama memegang saham pada periode tertentu.

1/9

Evaluasi Kinerja Saham Biasa


Written by Teuku Ananda Muchlisyah

RUMUS : E (Rt) = (Dt/Pt -1) + ((Pt-Pt ?1) / Pt-1)

Dimana E(Rt) adalah expection return selama periode t, Dt adalah deviden yang diharapkan ibayarkan pada akhir masa t, dan Pt adalah harga pada akhir periode t Contoh : Saham PT. BMAZ sekarang dijual pada harga Rp. 20.000 dan investor mengharapkan ada deviden Rp. 1000/lbr saham. Harga saham diperkirakan mencapai Rp. 23.000 pada akhir tahun. Hitung expected returnnya??

Jawab : E (Rt) = (1000/20.000) + ( (23.000 ? 20.000) / 20.000) = 5% + 15 % = 20 %

a.3. Actual Return

adalah return yang benar-benar diterima oleh investor.

Rumusnya mirip dengan expected return Cuma komponennya adalah deviden yang benar2 dibayarkan dan harga sahamnnya riil pada akhir periode t.

Contoh :

PT. BMAZ hanya membayarkan deviden Rp. 500 pada akhir tahun, harga saham akhir tahun Rp. 22.000, hitung actual returnnya??

Jawab : Actual Return = (500/20.000) + ((22.000 ? 20.000) / 20.000) = 2.5% + 10% = 12.5%

2/9

Evaluasi Kinerja Saham Biasa


Written by Teuku Ananda Muchlisyah

B. Pendekatan Pendapatan (Earrning Valuation)

Laba merupakan hak pemegang saham sehingga nilai saham dapat dihitung dengan memperkirakan laba yang diterima pemegang saham dimasa yang akan datang.

Nt

Rumus :? ? (EPSt ? Ipt)/ (1+Ke)

t=1

Dimana EPS merupakan ekpektasi laba per saham di tahun t dan IPt adalah ekpektasi per saham di tahun t.

b.1. Pertumbuhan Pendapatan (Earning Growth)

Telah dibahas sebelumnya lihat analisis perusahaan.

b.2. Price Earning Ratio (P/E) Ratio

Adalah indikasi berapa nilai dari mata uang yang tersedia dibayar oleh investor untuk setiap earning (pendapatan) per saham yang dihasilkan perusahaan. PER ratio merupakan indicator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan dan terdiri dari PER nyata dan PER yang diperkirakan.

PER nyata adalah sama dengan harga saham sekarang dibandingkan dengan laba bersih per

3/9

Evaluasi Kinerja Saham Biasa


Written by Teuku Ananda Muchlisyah

saham yang baru dibagikan. PER yang diperkirakan adalah sama dengan perbandingan harga wajar saham tersebut dengan laba per saham yang akan dihasilkan tahun ini.

RUMUS PER yang diperkirakan = (1-b) / (Ke ? (bxROE)

Contoh :

PT. BMAZ akan membayarkan deviden sebesar 60% dari laba bersihnya. Tingkat pengembalian yang dibutuhkan investor 14% dan pertumbuhan deviden 5%. Hitung PER rasio perusahaan ??????

Jawab : PER = 0,6 / (14% - 5%) = 6,67

NB : Return of Equity (ROE) dihitung dari

Net Income = Assets x Sales x Net Income Equity Equity Assets Sale

Dari analisis diatas diketahui :

Jika PER nyata > PER yang diperkirakan maka harga saham dalam overpriced (dianggap terlalu mahal).

Jika PER nyata < PER yang diperkirakan maka harga saham dalam underpriced (dianggal terlalu murah).

4/9

Evaluasi Kinerja Saham Biasa


Written by Teuku Ananda Muchlisyah

Jika PER nyata = PER yang diperkirakan maka harga saham dalam keadaan terkoreksi, tidak ada perubahan nyata dari saham.

C. Pendekatan Deviden (The Deviden Valuation Model) Metoda yang umum digunakan adalah mencari present value dari deviden yang diharapkan di masa datang dengan mempertimbangka prospek dimasa depan dan resiko yang akan dihadapi perusahaan.

Contoh : Dengan tingkat suku bunga bebas resiko (RF) sebesar 8%, risk premium yang diinginkan investor (RPM) sebesar 5%. Resiko PT. BMAZ dibandingkan pasar adalah 1,2. Pertumbuhan deviden jangka panjang diperkirakan 5% dan tahun ini perusahaan membeyarkan deviden Rp. 500. Hitung nilai saham perusahaan ?????

Jawab : D1 = Do (1+G) = 500 (1+0.05) = 525 Ke = 8% + 1,2 (5%) = 14%

Po = 525 / (14% - 5%) = 525 / 9% = 5.833,-

NB : G adalah pertumbuhan dimana G = ROE x b, bila deviden dibayarkan konstan berarti G=0

c.1. Pengaruh Dari Kenaikkan Pembayaran Deviden

Jika pembayran deviden meningkat sebesar G berarti deviden tumbuh sebesar G begitu pula dengan laba bersih dan harga saham perusahaan juga akan tumbuh pada tingkat yang sama dengan pertumbuhan deviden.

5/9

Evaluasi Kinerja Saham Biasa


Written by Teuku Ananda Muchlisyah

Contoh : PT. BMAZ merencanakan untuk meningkatkan pembayaran deviden dari Rp. 200 menjadi Rp. 220 dan jika diketahui Ke adalah 15%, maka

Do = 200 D1 = 220 D1 = Do (1 + G)- > G = 10% P1 = Do/ (Ke ? G) = 200 / (15% - 10%) = 200 / 5% = 4.000 P2 = D1/ (Ke - G) = 220 / (15% - 10%) = 220 / 5% = 4.400 Jadi kenaikkan harga saham (4.400-4.000) / 40.000 = 10%

c.2. Pengaruh Dari Penurunan Pembayaran Deviden

Contoh diatas juga berlaku sebaliknya, pada pay out ratio yang konstan apabila pembayaran deviden diturunkan sebesar G menurun, maka besaran-besaran lainnya seperti laba bersih per saham dan harga saham turun sebesar G yang sama.

c.3. Rasio Pembayaran Deviden (Deviden Pay Out Ratio)

Perusahaan yang berada di tahap mapan menunjukkan pertumbahan yang relative lambat bahkan mendekati nol. Perusahaan tersebut biasanya merupakan market leader dan memiliki kemampuan mencetak laba yang besar. Tetapi karena prospek jangka panjang kurang baik, ditandai dengan pertumbuhan yang lambat, pemegang saham bisanya lebih menyukai memegang cash flow dari laba perusahaan dinikmati dalam bentuk pembayaran deviden (pay out ratio) yang lebih besar. Sebaliknya pada perusahaan yang tengah berkembang dimana tinggak pertumbuhan relative pesat, pemegang saham biasanya rela pembayaran deviden lebih kecil karena cash flow hasil usaha diinvetasikan untuk hasil yang lebih besar di kemudian hari. D. Obligasi konversi dan saham preferen (Convertible Securities)

d.1.1 Definisi

6/9

Evaluasi Kinerja Saham Biasa


Written by Teuku Ananda Muchlisyah

Covertable securities adalah saham preferen atau efek hutang yang memiliki hak untuk ditukarkan dengan sejumlah saham biasa (common stock). Perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi biasanya adalah perusahaan yang memiliki prospek ke depan yang sangat baik dan paling banyak adalah perusahaan yang bergerak dalam high tech idnustri.

d.1.2 Karateristik dari convertible securitie

Memiliki rasio konversi dimana rasio konversi adalah jumlah saham biasa yang dapat diperoleh untuk mendapat satu saham konversi, missal rasio konversi 1 : 30, berarti setiap satu efek konversi berhak mendapat 30 lembar saham biasa.

Memiliki harga konversi, missal harga konversi Rp. 25.000,-, berarti setiap nilai dari Rp. 25.000, - dari convertible akan mendapat satu lembar saham biasa.

Conversion Value adalah nilai pasar dari saham biasa yang dipertukarkan dengan convertible security, missal harga per lembar saham biasa Rp. 500, maka dengan rasio 1 : 30 maka harga konversi Rp. 500 x 30 lb saham biasa = Rp. 15.000. Conversion value = conversion ratio x market value of common stock

Security value adalah nilai dari surat berharga bila tidak memiliki kemungkinan untuk dikonversi. Nilai dari surat berharga ini paling rendah sama dengan nilai present value dari obligasi atau preferred stock.

Coversion Premium adalah perberadaan antara harga pasar convertible dengan nilai tertinggi antara security value dan conversible security. Conversion Premium = market prices of confortible ? nilai tertinggi antara security value dan conversible security

d.1.3. Harga Paritas Konversi

7/9

Evaluasi Kinerja Saham Biasa


Written by Teuku Ananda Muchlisyah

Conversion parity prices adalah harga yang dapat mempengaruhi investor dalam membeli sekuritas yang sebanding dengan harga saham biasa.

Contoh : Bila harga convertible Rp. 950.000 dan dapat ditukar dengan 20 lembar saham biasa maka harga paritas konversi = 950.000 : 20 = Rp. 47.500

d.1.4. Alasan Pengerluara Surat Berharga Konvertible

Alasan utamanya adalah tingkat interest rate dari convertible tidak terlalu dipengaruhi oleh tingkat resiko usaha perusahaan. Bila perusahaaan mengeluarkan obligasi biasa maka investor akan melihat apakah obligasi tersebut callable, adanya jaminan rating.

d.1.5 Manfaat Surat Berharga Konvertible

Manfaat obligasi convertible bagi issuer adalah bunga yang dibayarkan relative rendah dibanding bunga normal karena ada option yang dapat dikonversi menjadi saham. Sedangkan bagi holder jika perusahaan berhasil mengembangkan usahanya maka mereka akan mendapat keuntungan dengan menukarkan obligasi tersebut dengan saham biasa oada tingkat harga tertentu dan kemudian menjualnya di pasar dan mendapatkan capital gain.

d.1.6. Timming Yang Tepat Melakukan Konversi Pemegang surat berharga konversi akan melakukan haknya dengan mengkoversikan menjadi saham biasa disaat harga pasar saham lebih tinggi dari pada harga saham saat membeli obligasi konversi tersebut.

Namun sebaliknya apabila harga pasar saham di bawah harga saham pada obligasi konversi makan pemegang akan membatalkan haknya.

8/9

Evaluasi Kinerja Saham Biasa


Written by Teuku Ananda Muchlisyah

d.1.7. Contoh Soal

Pada tahun 2004, PT. BMAZ menerbitkan sejumlah Rp. 10 miliar obligasi konversi dengan nilai par Rp. 1 juta dan memberikan interest 10% semi-annual, Harga konversi saham bisa Rp. 16.750 per lembar saham. Saham biasanya dijual Rp. 14.750 per lembar saham. Obligasi konversi tersebut memiliki rating B dengan yield 14%. Harga surat berharga convertible saat ini Rp. 970.000.

Conversion Ratio = par value of cov. : coversion prices = Rp. 1 juta : Rp. 16.750 = 59.70 shaam biasa

Conversion Value = convertion Ratio x market value saham biasa = 59.70 saham biasa x Rp. 14.750 = Rp. 880.580

Security Value = (? 50.000 / (1+ 0,07)t ) + (1.000.000.000/(1+0.07)40) dimana t = 1 = 50.0000 (13,332) + (1.000.000 (0.067) = 666.600 + 67.000 = Rp. 733.600

9/9

Anda mungkin juga menyukai