Artikel ini mengulas evolusi dinamis dalam penelitian tentang kepribadian dan praktek dalam organisasi
pekerjaan dari awal 1900 -an sampai sekarang. Artikel ini memperlihatkan Sebaliknya, perubahan kesetimbangan dunia konstan dalam dunia jelas konsep,
kerja. akibat
penelitian fokus
terlihat terhadap
cepat
dalam
dipandang penting atau tidak. Ada berbagai penjelasan untuk tren ini, termasuk bagaimana teori dan penelitian terhadap bidang studi kepribadian yang lebih di luas dunia gagasan saran
digambarkan kerja.
dalam ini
penelitian ditutup
kepribadian dengan
Artikel
sejumlah
untuk penelitian kepribadian dan praktek di organisasi dunia kerja di masa yang akan datang. Untuk memahami status terkini dan peluang studi datang,
kepribadian di dunia kerja di masa yang akan kita perlu sehingga melihat ke belakang bisa
situasinya
seperti
berdasarkan
penelitian
terhadap
perjalanan
evolusi
sampai sekarang, kita bisa memprediksi masa depan. Ulasan karena semacam ini penting semakin untuk kondisi sekarang bagi
kepribadian
terbukti
berperan
2004) di tempat kerja, serta struktur, & strategi, 2004) . tidak dan Akan
bagi
(Schneider positif
Smith, itu
semacam
selalu
keadaan kerja saat ini bisa menjelaskan kebutuhan dan tren di masa yang akan datang. Pendekatan studi lancar. yang diambil di adalah tempat itu, asumsi kerja karena prinsip bisa bahwa be lum riwayat berjalan sains
kepribadian Oleh
sebab
kemajuan evolusi
berpeluang semua
besar
mengikuti alam,
layaknya bahwa
fenomena
kita
berasumsi
penyelidikan mengikuti fungsi bertingkat, bukan fungsi lancar. Karena itu, fungsi langkah (kesetimbangan yang ditekankan) evolusi dan perubahan tidak hanya diamati dalam bidang biologi (Gould, 2002), tetapi tentu juga dalam 1999) pertumbuhan dan dalam dan perubahan organisasi dan (Aldrich, sains
pertumbuhan
perkembangan
1970).
Lalu,
kita
perlu
memusatkan ke
menyelidiki studi
tren
dari
waktu
waktu
terhadap dan
bagaimana bisa
berubah, atau
yang
kejadian ini
menimbulkan menunjukkan
perubahan. kesurutan di
penyelidikan evolusi
aliran
studidan
praktekkepribadian
dasar untuk
menjelaskan peluang tren dan kebutuhan di masa datang terkait penelitian dan praktek. Pada awalnya, perlu diperjelas bahwa analisis sekarang ini bisa digunakan untuk menyelidiki di kesurutan kerja dan dan
aliran
penelitian
kepribadian
tempat
bagaimana bidang penyelidikan ini berkembang dari waktu ke waktu; analisis tersebut di tidak menunjukkan kerja. teori Dengan
baru
tentang
kepribadian
tempat
menyelidiki bagaimana bidang tersebut berkembang dari waktu itu (awal 1900-an) sampai sekarang (abad ke-21), jelas bahwa fokusnya antara satu terletak orang pada perbedaan orang lain,
kepribadian
dengan
penentu perilaku berdasarkan situasi tanpa memedulikan kepribadian, perannya berbagai asumsi tentang kepribadian orang dan di
untuk
memahami
berbagai
perilaku
tempat kerja, evolusi alami menjadi perspektif situasi orang X termasuk kecocokan orang-lingkungan (person-
environment PE), dan tren terbaru yang kembali ke fokus yang baru Selain dan itu, fokus lebih kuat pada perbedaan organisasi pendekatan buntu, lalu
sejumlah yang
nantinya
diabaikan atau dikenali, dan kita bisa melihat alasan yang mungkin bagi kematian dan hilangnya tersebut secara berkala. Artikel ini berasumsi bahwa poin keuntungan secara jalan buntu
garis besar dibagi menjadi beberapa dekade setelah masa awal Waktu, bingkai yang mencakup konsep dunia atau kerja metode, sepanjang digunakan (semangat secara 1930 -an. sebagai waktu umum
bukan acuan
karena iklim
Zeitgeist waktu
tertentu),
atau
tertentu,
berperan penting dalam perkembangan studi kepribadian di tempat kerja dalam cakupan studi kepribadian yang lebih luas. Kita perlu mempertahankan ciri khas evolusi ini dalam pokok pembicaraan karena gangguan semacam itu berpeluang muncul di masa yang akan datang, dan kita
sebaiknya peka terhadap gangguan tersebut. Karena itu, di masa kini, masalah terkait minat adalah tentang
siklus pertanyaan penelitian yang diikuti dari waktu ke waktu dan metode yang digunakan, bukan masalah khusus terkait teori dan metodologi, semenarik masalah atau metode terkait konsep.
Masa Permulaan1920-an dan 1930-an Pada 1920-an, studi kuantitatif terhadap kepribadian
dilakukan dengan baik. Studi ini diberi berbagai nama temperamen dan karakter juga digunakan. Pada 1930, May dan Hartshorne (1926; May, Hartshorne, & Welty 1927, 1928, 1929, 1930, seperti yang dikutip dalam Viteles, 1932) menghasilkan yang lima ulasan bahwa, dalam Psychological apa yang
menunjukkan
misalnya, atau
reliabilitas secara
kepribadian konsistensi.
keseluruhan orang
Perilaku
konsisten dan mau bekerjasama, yaitu orang yang memberi usulan berdasarkan bukti, bisa diprediksi, tidak
seperti orang yang tidak konsisten . Mereka menemukan bahwa orang yang bisa bekerjasama dengan baik adalah orang yang bisa dipercaya, lebih tekun, dan lebih tepat waktu. Contoh ini menunjukkan bahwa bidang ini telah berkembang karena minat terhadap konsistensi (atau
ketelitian) disukai
sebagai
ciri
kepribadian lalu
terbukti dimunculkan
tidak lagi
selama
bertahun-tahun,
pada 1990-an. Pada hakekatnya, ketelitian dalam studi terhadap pada kepribadian di tempat kerja muncul kembali
1990-an
berdasarkan
hasil
kerja
penelitian
terhadap kepribadian yang lebih mendasar dan diminati dalam struktur kepribadian, bukan kegunaannya di tempat kerja. Pada akhir 1920-an Inventory dan oleh dua awal 1930-an, terdapat (yang adalah dan
Bernreuter di
(1931)
empat emosi
skala, dan
antaranya
introversi -ekstraversi),
Thurstone mengembangkan Neurotic Inventory (Thurstone & Thurstone, 1929). Segera setelah itu, Bernreuter dan Thurstone melihat pentingnya sebagai wawasan ciri yang kestabilan yang lain
kepribadian muncul di
Kemajuan yang besar tampaknya dibuat dalam penelitia n akademis dan perkembangan inventaris kepribadian,
tetapi Viteles, dalam buku yang diterbitkan pada 1932 , Industrial Psychology, mengulas bukti dan menyimpulkan: Sarana berguna untuk memprediksi karakter sifat yang
penting
pada
sebagian
pelamar
kerja
masih
merupakan
tahap yang sangat eksperimental (hal. (1932), banyak setelah Fisher dan kerja Hanna
(1931)
ketidakpuasan
dengan
pegawai menyesuaikan diri, bukan situasi kerja, juga merupakan masalah yang muncul berulang
sebagai fungsi Zeitgeist. Tetapi penelitian itu menjanjikan dan, dengan dipimpin Allport (1937) dan Murray (1938) berkembanglah mempelajari mendefinisikan kepribadian, sifat yang dan pendekatan kepribadian. titik awal pada akhir 1930-an, Amerika Allport untuk (1937) psikologi nama-nama
orang Buku
umum
kepribadian
orang-orang
memulai gerakan, yang akhirnya menghasilk an Model LimaFaktor (Five-Factor Model FFM) yang dikenal sekarang. Buku Murray yang diterbitkan pada 1938, tempat ia
menyajikan diterbitkan,
yang
perlu
kecocokan
orang dan situasi yang dialami orang tersebut penting untuk memahami hubungan kepribadian-perilaku. Keduanya berdampak besar bagi sesuatu yang diikuti dalam
psikologi dampak
kepribadian besar
orang diberikan
yang
mungkin orang
paling
bahwa
dibentuk dari kumpulan sifat dan kebutuhan. Kita perlu memperhatikan bahwa selama akhir 1930 -an di Amerika Serikat adalah masa munculnya minat yang besar terhadap perbedaan orang-orang secara umum, serta
perbedaan kepribadian setiap orang. Masa ini merupakan era sekolah fungsionalisme psikologi dalam ini sifat psikologi secara Amerika filosofis ( fungsi
Serikat. difokuskan
Sekolah pada
kebergunaan
perorangan
masalah
organisme terkait lingkungan. Fungsionalisme merupakan rumah psikologi pendidikan dan psikologi industri,
serta merupakan rumah bagi perkembangan dan kegunaan uji mental (Cattell, 1890).
Ringkasan Selama penting kerja akhir dalam 1930-an, studi banyak masalah yang di paling tempat dan
mendapatkan
konsep
penelitian. sebagai
Kestabilan
dikenal unsur
sifat
kepribadian
yang
penting
terkait untuk
perilaku memahami
leksikal dimulai
kepribadian yang
lingkungan
penting
Tampaknya,
permulaan
Masa 1940-an Zeitgeist pada 1940-an didominasi oleh Perang Dunia II, sehingga tidak mengejutkan jika fokus pengujian
kepribadian adalah di bidang militer, terutama perwira. Karena itu, penelitian terhadap kepribadian dalam
organisasi dunia kerja pada 1940 -an sedikit diperlambat oleh Perang Dunia II, kecuali A.S. untuk dalam termasuk dan fakta bahwa
psikolog teknik
membantu pengkajian
Tentara
lanjutan, kerja,
simulasi II juga
wawancara perkembangan
memandang
statistika yang paling sering digunakan saat ini untuk menyelidiki kepribadian pilihan keabsahan 1949). uji, Teknik termasuk pengkajian uji dan
(Thorndike,
model
statistika
juga
dikembangkan
dan
digunakan
di
Inggris Raya dan Jerman , terutama untuk memilih dan menugaskan perwira, pilot, dan mata -mata. Pernyataan
bahwa penerapan uji kepribadian dalam dunia perang (dan kerja) didorong oleh Perang Dunia adalah pernyataan
kepribadian merupakan
memprediksi keefektifan kerja, terutama bagi pemimpin. Masalahnya, prediksi ini kadang-kadang tepat (misalnya dalam Militer bagi pilot dan perwira) dan kadang -kadang tidak. Sebagai contoh, Richardson dan Hanawalt (1943) , yang menggunakan Bernreuter, menunjukkan bahwa pemimpin universitas memiliki skor yang lebih rendah daripada
orang yang bukan pemimpin dalam introversi, sedangkan Thurstone (1944) menunjukkan bahwa pegawai tata usaha di pemerintahan Amerika Serikat memiliki skor yang
lebih tinggi dalam introversi daripada orang yang bukan pegawai tata usaha (seperti yang dikutip dalam Bass, 1990). Jenis-jenis (1948), temuan bertentangan literatur ini membuat Stogdill
dalam
ulasan
tentang
kemungkinan
10
ada
sedikit
konsistensi dan
dalam
hubungan Ia
antara
kepribadian berbagai
menyimpulkan, untuk
ciri
konsisten
kepemimpinan, kesimpulan
sedangkan bahwa
keliru
kepribadian
berguna.
Ulasan
Stogdill
memunculkan fokus pada perilaku kepemimpinan, sehingga terciptalah Ohio State Leadership Studies dengan Fleishman, 1953). Kemudian, fokus (bandingkan pada sifat
di dunia kerja
mempertimbangkan penelitian selama 1950-an dan 1960-an. Ulasan Stogdill (1948), yang mencantumkan bahwa kadang kadang ketidakkonsistenan ada untuk dramatis sifat membuat teknik dan penerapan waktu dalam yang keabsahan namun
sama
berbeda,
peneliti
waspada
sehingga
perkembangan keabsahan)
kepribadian untuk
membutuhkan kembali
memperkuat terkait
penelitian
terhadap ( terutama
kepribadian kepemimpinan).
keefektifan
11
Dalam hal ini, kita perlu memperhatikan ba hwa perbedaan keabsahan terkait kriteria antar lingkungan bagi ciri kepribadian yang sama definisi dari mungkin juga merupakan fungsi yang digunakan. Sebagai
kepemimpinan
contoh, kepemimpinan untuk mahasiswa mungkin mengandung arti perilaku yang sangat berbeda dengan perilaku yang relevan untuk mendefinisikan kepemimpinan dalam pegawai tata usaha pemerintah. Hal ini berarti bahwa prediksi perilaku menuntut supaya sifat yang relevan digunakan untuk perilaku ketertarikan, yang merupakan topik yang akan kita temui kembali saat kita membahas masalah
(atau ukuran apapun) bisa berhubungan dengan perilaku atau hasil minat atau hasil hanya jika relevan dengan perilaku Intinya, dalam banyak kondisi,
tersebut.
ukuran kepribadian dilaksanakan dan dihubungkan dengan perilaku jika tidak ada pertimbangan seksama terhadap relevansi ukuran perilaku atau minat (Tett, Jackson, & Rothstein, 1991).
12
Ukuran minat: Jalan Buntu? Ukuran minat berkembang bersamaan dengan penelitian
kepribadian di dunia kerja; buku yang berpengaruh dan membahas minat terhadap kejuruan oleh Strong
diterbitkan pada 1943. Ukuran minat, seperti Vocational Interest Blank oleh Strong (1927) dan Kuder Preference Record (1939), dikembangkan pada akhir 1920-an dan
1930-an, dan ukuran ini memajukan teknik yang disebut penguncian kriteria. Dalam pendekatan untuk mengukur ini, pengelompokan kriteria (misalnya ora ng-orang yang memiliki kombinasi kelompok pekerjaan alat secara berbeda) di identifikasi, yang lalu
untuk
memprediksi
membedakan secara
maksimal
diidentifikasi
kuantitatif.
alat untuk memprediksi, dan diterapkan untuk biodata, di mana riwayat orang-orang diperiksa dan kunci untuk menilai riwayat mereka dikembangkan berdasarkan
keabsahan pokok-pokok biodata khusus untuk memprediksi hasil minatseperti pergantian dan produktivitas (lihat Stokes, Mumford, & Owens, 1994). Pada 1946, muncul sejumlah saran supaya ukuran minat semacam ini digunakan untuk penempatan pegawai : Dalam pergeseran dan pemindahan yang selalu terjadi dalam
13
lingkup
bisnis
atau
industri
yang
luas,
yang digeser, jika memungkinkan, adalah tindakan yang baik. (Tiffin, 1946, hal, 122). Tiffin (1946) tidak optimistis minat. terhadap ia masa tahu depan bahwa uji. jika
ukuran tambahan
dibutuhkan
keabsahan tersebut
mewaspadai
keabsahan
pemeriksaan belum diyakinkan, sebelum uji dilaksanakan, bahwa ketulusan dan kebenaran dalam menjawab
pertanyaan akan menjalankan keuntungan akhirnya, yaitu membantu manajer kepegawaian menempatkannya di bidang
yang paling berpeluang dikuasainya ( hal. 123). Masalah pemalsuan adalah sebagai cabang yang pohon pengujian kepribadian cukup
sesuatu
dipertimbangkan
secara
terperinci. Untuk saat ini, Mengapa dan kita perlu berspekulasi belum pada banyak
pertanyaan: dipelajari
ukuran
minat
digunakan
daripada
ukuran
kepribadia n Dua
dalam studi terhadap kepribadian di dunia kerja? hal tersebut tampak sebagai fenomena yang
berkaitan bahwa
(Holland,
1997),
meskipun
peneliti
menunjukkan
14
yang diperkirakan (R. Hogan & Blake, 1996). Dengan kata lain, artikel kita sulit, bahkan tidak mungkin, menemukan terapan
tentang
minat
pegawai
dalam
jurnal
terkemuka yang melaporkan kinerja terhadap kepribadian (misalnya Journal of Applied mungkin Psychology, adalah Personnel ukuran
Psychology). minat
Jawabannya
bahwa
digunakan
oleh
psikolog
konseling,
karier/kejuruan, dan sekolah untuk membantu orang-orang membuat pilihan karier/kejuruan , sedangkan penelitian
kepribadian dan praktek, karena adanya minat awal oleh psikolog industri (Viteles, 1932), menganggap
penelitian kepribadian sebagai alat untuk memprediksi minat. Kita bisa mengatakan, ukuran minat berbeda
dengan gerakan pengujian kepribadian dalam hal evolusi dan menjadi bidang tersendiri. Akan tetapi, ukuran minat bisa juga mati dalam studi
dan praktek kepribadian di dunia kerja: performa di dunia kerja tidak bisa diprediksi menggunakan ukuran
minat (Campbell, Dunnette, Lawler, & Weick, 1970). Hal ini mungkin disebabkan oleh cara minat tersebut
dipelajari. Ukuran minat, layaknya ukuran kepribadian, diterapkan pada calon pegawai dihubungkan dengan performa pekerjaan khusus, lalu
15
dalam bahwa
pekerjaan ukuran
khusus.
Tetapi,
fakta yang
minat
terdiri
dari
pekerjaan
tertentu
pegawai ini
sehingga tingkat
variansi analisis
dalam
ukuran
pekerjaan.
Karena
itu, ukuran minat bisa berguna untuk mengindikasikan perbedaan antar pegawai pekerjaan tertentu. Untuk itu, ukuran minat yang ada harus dipelajari antar pegawai
banyak pekerjaan dan/atau ukuran minat yang baru perlu dikembangkan sedemikian hingga variansi berada di dalam pekerjaan atau profesi, bukan di antaranya. Sampai
sekarang, pengujian terhadap minat menjadi jalan buntu terkait kepribadian di dunia kerja.
Biodata: Pohon Lain? Sebagian besar biodata belum terlihat sebagai bagian dari ukuran kepribadian; biodata dipandang sebagai
pendekatan untuk memprediksi perilaku di tempat kerja (Guion, 1998). Karena itu, tidak ada perdebatan tentang biodata sebagai kepribadian; perdebatan yang terjadi
adalah bahawa penelitian biodata, yang tergantung pada bukti adanya di hubungan dalam empiris, satu atau sebaiknya beberapa menanamkan perspektif
pendekatan
16
kepribadian tulang
untuk
meminjamkan Contohnya,
daging Mumford,
konsep
kepada dan
biodata.
Snell,
(1994)
berpendapat hidup,
bahwa
kepribadian hubungan
hasil
sehingga
keduanya hidup)
dari biodata
(pengalaman mereka,
kepribadian.
Menurut
tantangan yang muncul adalah membuat hubungan terkait konsep antara pengalaman perkembangan khusus dan
berbagai sifat kepribadian. Tetapi, perkembangan kunci empiris mendominasi kinerja terhadap biodata dan
hubungan dengan kepribadian (dan minat) sampai sekarang belum banyak diperhatikan . Biodata tampak sebagai pohon evolusi mengunci lain, meskipun ide dari untuk ukuran secara minat empiris maupun
pokok-pokok
penelitian biodata sebagai tambahan ukuran kepribadian yang khas dan berbasis konsep bisa tampak menarik bagi usaha di masa yang akan datang untuk menerapkan ukuran kepribadian. Masalah ini akan muncul lagi dalam diskusi tentang kebutuhan terhadap penelitian kepribadian dan praktek di dunia kerja di masa yang akan datang.
17
Ringkasan Secara puncaknya paradoks, pada pengujian kepribadian ukuran mencapai kepribadian perwira dan dan saat
1940-an
ketika
pilot selama Perang Dunia II (di Amerika Serikat negara Stogdill terhadap lain), (1948) dan hampir mengalami kematian
mengulas
ketidakkonsistenan Hal
prediksi ini
keefektifan
kepemimpinan.
terakhir
menyebabkan kepribadian
terhadap organisasi
(I/O), yang mulai berfokus pada perilaku kepemimpinan. Kita sebaiknya tidak menyimpulkan karena bahwa praktisi tidak ukuran
mengesampingkan
kepribadian,
memang
minat tidak banyak diperhatikan oleh psikolog I/O dan bahwa bidang kerja ini kurang aktif dalam I/O daripada psikologi konseling/kejuruan, pendidikan, dan sekolah; penelitian I/O dan praktek terkait kepribadian di dunia kerja tampaknya mengalami jalan buntu . Di sisi lain, biodata masih digunakan dan bisa bertahan dalam praktek I/O meskipun juga tidak banyak berhubungan dengan studi kepribadian dunia kerja. atau penerapan pengujian kepribadian di
18
Masa 1950-an dan 1960-an Era ini didominasi oleh penerapan kepribadian di dunia kerja oleh praktisi daripada peneliti pendidikan, yang, seperti yang telah dikatakan, beralih ke studi perilaku di dunia kerja daripada studi kepribadian sebagai alat untuk dari memprediksi kerja yang performa. dilakukan Mungkin, praktisi contoh adalah terbaik apa yang
disebut studi kemajuan manajemen. Saat membentuk dunia kerja selama Perang Dunia II yang dirancang untuk mengembangkan dan mengesahkan
pendekatan komprehensif untuk mengkaji perwira, pilot, dan mata-mata tingkat-tinggi, Bray dan koleganya di
AT&T memulai studi kemajuan manajemen pada 1957 (Bray, Campbell, & Grant, 1974; Howard & Br ay, 1988). Dalam studi tersebut, manajer terbaru menggunakan uji kemampuan yang direkrut dikaji uji kepribadian,
kognitif,
wawancara klinis, dan pengamatan dalam simulasi kondisi dunia kerja sebagai dasar menentukan peringkat potensi manajerial. Data disimpan selama delapan tahun, lalu
peserta dikaji-ulang dan hasilnya dikumpulkan. memperlihatkan pusat-pengkajian korelasi dan signifikan antara
Temuan
peringkat berdasarkan
kemajuan
manajemen
19
kelompok
cohort
yang
untuk data
kemajuan teknik
menonjol
misalnya tujuan
sebagai
kebutuhan
(berkaitan
secara
positif)
ketergantungan
(berkaitan secara negatif) , dan data dari inve ntaris kepribadian untuk mengkaji dominansi (berkaitan secara positif) negatif). Kini, pendekatan pusat-pengkajian untuk dan sikap rendah diri (berkaitan secara
mengidentifikasi bakat manajerial banyak diterapkan di Amerika Serikat, dan baru -baru ini pendekatan ini
digunakan sebagai diagnosis untuk menentukan kebutuhan pegawai yang dikaji terhadap pelatihan dan perkembangan (Ployhart, Schneider, & Schmitt, 2006). Di Eropa,
pendekatan pusat-pengkajian tidak berdampak sebesar di Amerika Serikat, ini di tetapi di Spanyol digunakan 2004). dan Portugal, di
lebih Eropa
banyak
daripada
(Furnham,
Sebenarnya,
penelitian oleh Dany dan Torchy menunjukkan (setidaknya pada 1994) keberagaman besar di Eropa terkait pegujian secara dan umum, termasuk lebih pengujian kepribadian. menggunakan ujian Spanyol semacam
Portugal
banyak
20
ini, terutama jika dibandingkan dengan Prancis, Jerman, Swedia, dan Norwegia (Furnham, 2004).
Kebutuhan Terhadap Pencapaian: Jalan Buntu Lagi? Penelitian terhadap pengujia n kepribadian memang
dengan kepribadian mendasar dilakukan, terutama tentang kebutuhan bersamaan terhadap dengan pencapaian. Karena itu, hampir kemajuan
dimulainya
studi
terhadap
manajemen AT&T, kinerja McClelland dan koleganya pada konseptualisasi dan pengkajian kebutuhan terhadap
pencapaian juga mengalami kemajuan (McClelland, 1961). Program penelitian ini berbeda dengan pengujian yang
1. Pendekatan penelitian secara jelas memperlihatkan pentingnya efek bawah-sadar bagaimana orang-orang berpikir. 2. Pendekatan penelitian menggunakan teknik menonjol, yaitu Thematic Apperception Test (TAT), daripada kuesioner.
21
3. Pendekatan penelitian memperlihatkan efek variabel sosial/lingkungan terhadap motivasi bawah -sadar
orang-orang yang berada di lingkungan itu. Terkait berpikir, mahasiswa tentang kelaparan. motivasi bawah sadar yang memicu misalnya, menulis yang proses bahwa cerita tidak
daripada efek
mahasiswa paksaan
Terkaita
sosial/lingkungan
tentang
digunakan
untuk
mengajari
anak-anak membaca berkorelasi secara signifikan dengan kemajuan ekonomi masa depan di negara-negara itu (lihat Brown, 1965, untuk ulasan tentang penelitian awal). Jika bahwa dikombinasikan, motivasi hasil -hasil ini mengindikasikan lebih dari yang
bawah-sadar
berperan
bisa kita pikirkan, yaitu bahwa motivasi tersebut penuh dengan tugas sederhana yang perlu dilakukan orang di kehidupan awal, misalnya belajar membaca ( konten yang digunakan untuk mengajarkan membaca) , dan bahwa cara seseorang di suatu masyarakat berpikir akan
tergambarkan melalui kemajuan ekonomi masyarakat itu. Garis penelitian ini belum diikuti secara seksama oleh
22
peneliti
kepribadian
(untuk
pengecualian,
lihat
Spangler, House, & Palrecha, 2004), dan bahkan praktisi pengkajian perorangan untuk eksekutif, dengan beberapa pengecualian (Levinson, 1998) , telah menemukan bahwa
teknik menonjol, misalnya TAT, tidak banyak digunakan (J. Hogan & Hogan, 1998). Sebagai contoh, saat dalam
menangani memilih
masalah
secara
keseluruhan bisa
(1998)
tidak
McClelland bukanlah
menonjol. perlu
Penelitian dilakukan
buntu,
namun
pencapaian, dan secara lebih umum di bawah -sadar tidak berdampak besar terhadap pendekatan kontemporer untuk
mempelajari kepribadian di dunia kerja ( sekali lagi, untuk pengecualian, lihat Spangler et al., 2004).
Kepribadian
dan
Perilaku
di
Organisasi:
Cabang
Baru
pada Analisis Tingkat Baru Pada 1950-an dan 1960-an, terdapat tingkat pergeseran analisis ketika sejumlah ahli menempatkan kepribadian pengartian makro
di tingkat yang lebih tinggi, yaitu yang lebih inklusif. bukanlah (fokus kepribadian sebelumnya)
Kepribadian yang disebutkan ini terkait tetapi perbedaan secara perorang an lebih umum
23
mendeskripsikan kepribadian orang dewasa dan interaksi khas antara organisasi kerja dan kepribadian tersebut. Perubahan memandang menandai organisasi kepribadian. ini merupakan pergeseran unsur konsep besar, sosial yang yang di
perilaku
timbal-balik benar-benar
dengan
bertentangan
dengan praduga sebelumnya tentang kepribadian sebagai penyebab langsung performa dan kepuasan seseorang. Dua pendukung utama untuk menyelidiki efek timbal -balik antara organisasi dan kepribadian adalah McGregor dan Argyris. Dalam The Human Side of Enterprise, McGregor (1960) berpendapat bahwa model (kosmologi) orang yang berada di dalam kuasa manajer menentukan cara mereka
berperilaku kepada pegawai yang menjadi bawahan mereka. Ia membagi cara manajer berpikir tentang bawahan
menjadi dua kategori, yaitu Teori X dan Teori Y. Teori X merupakan kosmologi yang mengasumsikan bahwa orang hanya bekerja demi uang, tidak termotivasi oleh
tantangan, dan tidak mau berpartisipasi dalam keputusan penting. Sebaliknya, bahwa karena Teori orang mereka Y adalah kosmologi yang ke
suka ingin
bekerja, dan
datang
untuk
bekerja
24
dengan
baik,
dan
termotivasi
untuk
berperan
dalam
keefektifan
organisasi
seandainya
diberi
kesempatan.
McGregor berkata bahwa manajer waktu itu adalah orang dewasa yang keras kepala saat mencoba 1954) dan para mencapai berperan manajer
aktualisasi-diri dalam
(setelah
Maslow,
keefektifan
organisasi.
Ketika
membiarkan Teori X mendominasi proses berpikir mereka terhadap motivasi pegawai, ia berpendapat bahwa secara logis pegawai menanggapi dengan cara-cara yang sesuai dengan harapan manajer terhadap perilaku mereka. Karena itu, mereka tidak berusaha berperan dalam keefektifan organisasi, malas dan kurang ajar, dan sebagainya. Dalam bukunya yang berjudul (1957) mengenai dengan Personality tajam and
Organization, bahwa
Argyris
gambarannya
kosmologi
manajemen anak,
seperti
peran
mereka,
tidak
berpendapat.
Hasilnya
bisa
diprediksi:
pegawai
meminta upah dari manajemen karena hal ini merupakan satu-satunya penghargaan yang disediakan manajemen dan pegawai akan terlambat datang di tempat kerja, tidak
25
masuk seperti
kerja,
dan
bahkan
menyabotase menaruh
tempat
kerja rendah
halnya
manajemen
harapan
Organisasi kepada Argyris dan McGregor. Fokus mereka, dan fokus ahli lain selanjutnya (misalnya Katz & Kahn, 1966; Likert, 1961, 1967), terhadap ciri organisasi di tempat kerja sebagai penyebab perilaku dan pengaruh pada
orang-orang, memunculkan cabang baru yang besar pemahaman perilaku di dunia kerja. Cabang
pemahaman
baru ini adalah bahwa perilaku terletak dalam konteks pegawai dan tidak terlalu dipengaruhi oleh ciri
kepribadiannya.
Berkurangnya Gagasan Kepribadian Perbedaan Seseorang? Di saat ahli organisasi memisahkan diri dari perbedaan seseorang dalam hal kepribadian untuk berfokus pada
penyebab perilaku berdasarkan konteks, tren yang hampir sama muncul dalam psikologi industri dan psikologi
kepribadian secara umum. Di kedua bidang, kelangsungan studi terhadap kepribadian sebagai variabel perbedaan
26
kerja, Guion dan Gottier (1965) mengulas literatur dan mengambil kesimpulan: Kita sulit menangani ringkasan ini untuk mendukung ... penggunaan ukuran kepribadian di sebagian besar situasi sebagai dasar untuk mengambil keputusan terkait
pekerjaan. (1965, hal. 160) Mungkin, banyak pembaca yang merasa tidak asing dengan kutipan itu namun masih belum mengenal kesimpulan
secara seksama dan kompeten dikembangkan untuk situasi khusus, merupakan pertaruhan ukuran yang lebih baik standar untuk yang
memprediksi
daripada
kepribadian
memiliki sistem standar untuk memberi skor. (1965, hal. 159) Kutipan ini mengacu ukuran pada potensi perkembangan dan
penggunaan
kepribadian
berfokus-kriteria
berdasarkan situasi khusus. Ukuran semacam itu bisa dikembangkan dengan dua cara, salah satunya adalah teknik penguncian kriteria yang telah dijabarkan dalam pembahasan memiliki ukuran dasar minat yang dan
biodata.
Pendekatan
kedua
lebih
27
terkonsep dan gagasan kepribadian yang dikaji relevan berdasarkan konsep untuk hasil kriteria minat. Dalam
kasus sebelumnya, Nash (1966), misalnya, mengembangkan dan mengesahkan kunci pemberian skor untuk pokok-pokok Strong Vocational Interest yang Bank (SVIB) untuk
mengidentifikasi
manajer
efektif.
Kemudian,
kinerja yang dilakukan oleh ahli lain dengan cara yang sama (Johnson & Dunnette, 1968) tidak hanya
memperlihatkan efek
namun juga kestabilan penuh dari waktu ke waktu dalam skor orang-orang yang dikaji. Dalam kasus terakhir ini, ketidakkonsistenan sebagai korelasi literatur kepemimpinan tentang terbukti kepribadian setidaknya
berperan secara parsial terhadap ketidakcocokan antara ukuran minat Ones kepribadian dalam & suatu khusus yang digunakan dan hasil 1990; 1991). dikaji (melalui
lingkungan 2001;
(misalnya Tett et
Viswesveran, jika
Singkatnya, diketahui
gagasan
kepribadian dengan
tidak
berkorelasi
kriteria
penguncian kriteria) dan/atau berdasarkan konsep tidak sesuai untuk kriteria, kriteria tidaklah sah. Akan tetapi, sebagian besar penelitian tentang
28
tidak dilakukan lagi (untungnya hanya sementara) karena adanya ulasan kritis oleh Mischel terhadap kepribadian dan pengujian kepribadian di bukunya yang diterbitkan pada 1968, Personality bahwa and Assessment. sama sekali Mischel tidak
berpendapat
kepribadian
berperan dalam memahami perilaku, bahwa situasi lah yang berperan bahwa, dalam berbagai perilaku yang penting, dari dan satu
karenanya,
perilaku
orang-orang
lingkungan ke lingkungan lain tidak konsisten sehingga tidak bisa diprediksi. Di akhir 1960-an, studi terhadap kepribadian dilihat sebagai wilayah kekuasaan kelompok kecil berisi teknisi rasional yang ahli saling
mengkritik ukuran hal sepelr, lalu menyimpulkan bahwa keberadaan hal yang jelas masih diragukan, lalu
meragukan apakah studi terhadap kepribadian adalah hal yang bermanfaat (Helson & Mitchell, 1978, 580). hal. 579-
studi kepribadian secara relatif di dunia kerja oleh akademisi, dan di saat yang sama kinerja semacam itu masih berlangsung di dunia praktek (lihat Campbell et
29
al., 1970, untuk ulasan). Sebenarnya, bagi akademisi, penekanan penyebab fokus terhadap telah perbedaan bergeser seseorang secara sebagai
perilaku
signifikan
menjadi situasi sebagai penyebabnya. Pandangan berbasis konteks sebagai terhadap cabang penyebab perilaku dengan ini kuat bisa dan dilihat menjadi
yang
tumbuh
Masa 1970-an Cabang Psikologi Interaksi pada Pohon Kepribadian Dengan didorong sebagian besar oleh serangan Mischel (1968), cabang yang relatif kecil (ranting?) dan baru, yang berisi psikolog yang saling berinteraksi menulis sejumlah jawaban untuk dugaan bahwa hanya kontekslah
yang menentukan perilaku. Makalah utama terkait hal ini ditulis oleh Bowers (1973) dalam Psychological Review. Salah satu pendapat utama Bowers adalah bahwa ulasan Mischel didominasi oleh kesimpulan yang studi laboratorium, kepada di mana ukuran diambil dari kepribadian menghiraukan
diterapkan
peserta
tanpa terlalu
apakah atau bagaimana mereka berkaitan dengan variabel dependen yang sedang dipelajari. Lalu ia berpendapat,
30
dalam
laboratorium
tidak
ada
stimulus
yang
bersaing
karena eksperimen dirancang untuk sengaja mengungkapkan semuanya, kecuali efek variabel independen. Situasi ini mendominasi di dalam laboratorium, dan tidak adanya
efek untuk kepribadian bukanlah hal yang mengejutkan. Dengan secara penting, acak Bowers menyatakan penanganan bahwa terhadap eksperimen peserta
menentukan
tetapi bukan itu cara dunia yang sebe narnya bekerja. Ia berpendapat bahwa di dunia nyata orang -orang memilih diri mereka sendiri di dalam dan di luar lingkungan. Pengamatan ini penting karena menimbulkan keraguan
terhadap prinsip dasar eksperimen: penentuan penanganan orang-orang secara acak. Karena itu, eksperimen tidak bisa menciptakan karena kondisi seperti dunia nyata secara diberi
persis
dalam
eksperimen
orang -orang
penanganan secara acak, sedangkan di dunia nyata tidak. Dalam dua buku, Endler dan Magnusson (1976; Magnusson & Endler, 1977) mengumpulkan berbagai tulisan psikolog
perilaku.
berdampak jangka panjang, misalnya yang ditulis oleh Block, Epstein, dan Mischel sendiri, ditampilkan
31
melalui dua volume, yaitu asli (Mischel, 1973, 19 76) dan adaptasi (Mischel, 1 977), yang berisi
konseptualisasinya tentang situasi kuat dan lemah . Gagasan bahwa kepribadian berkembang dalam situasi
lemah ini penting karena mengungkapkan kekurangan dari ulasan awal Mischel (1968) terhadap literatur. Ulasan itu berfokus pada eksperimen laboratorium, yang memang merupakan situasi kuat. Block (1976) menulis bahwa
ketidakkonsistenan yang muncul dalam prediksi terhadap perilaku orang-orang dari satu lingkungan ke lingkungan bisa dijelaskan berdasarkan konsep melalui kurangnya
hubungan antara ukuran alat untuk memprediksi dan hasil kriteria. Epstein (1977) menunjukkan bahwa
ketidakkonsistenan yang sama berpeluang menjadi fungsi artefak metodologis, data dalam khususnya kesempatan kegagalan yang cukup untuk untuk
mengumpulkan
menghasilkan data kriteria yang andal. Munculnya cabang pohon kepribadian ini membangkitkan
minat akademis terhadap studi kepribadian , tidak dengan mengabaikan menggabungkan pikir pentingnya konteks yang dan situasi melainkan dengan pola
kepribadian Psikologi
menjadi yang
penelitian
baru.
saling
32
praktek
kepribadian
di
dunia
kerja
at au
terhadap
penelitian oleh psikolog industri (untuk pengecualian, lihat Schenider, 1983). Tetapi, pola pikir yang baru
ini diakhiri dengan minat yang diperbarui terhadap ide awal Murray (1938) tentang penelitian kecocokan P-E
(Kristof, 1996).
Semangat Baru Cabang Lima-Faktor Masa 1970-an juga diwarnai persetujuan untuk memperluas ide asli Allposrt (1937) tentang fokus pada penjabar berbasis-bahasa (leksikal) terhadap kepribadian sebagai dasar pengukuran sifat kepribadian. Di tengah masa itu, sejumlah peneliti yang menangani daftar asli dan yang sudah dimodifikasi yang berisi penjabaran bahasa umum tentang kepribadian daftar memberikan untuk data yang dikumpulkan Dari
menggunakan
menguraikan
analisis.
waktu ke waktu, seperti yang diringkas oleh Goldberg (1971, 1981), struktur yang sama muncul , dan dimulailah sejumlah sifat, persetujuan mengenai untuk banyaknya menjabarkan faktor, atau
yang
diperlukan
kepribadian
manusia. Paradoks yang muncul adalah dengan adanya semua kinerja akademis ini dalam psikologi interaksi dan kepribadian
33
dasar
dan
terhadap
praktek
pemilihan akademis
sedikit yang
penelitian dengan
kepribadian
relevan
tempat kerja. Efek gabungan dari ulasan awal Stogdill (1948), ulasan selanjutnya oleh Guion dan Gottier
(1965), dan orientasi organisasi oleh Argyris (1957) , McGregor (1960), dan lainnya seperti Herzberg (1966), Likert (1961, 1967), dan Katz dan Kahn (1966),
menghasilkan orientasi organisasi terkait perilaku dan pengaruh di dunia kerja. Seperti yang telah
disampaikan, ulasan Stogdill menyebabkan fokus berubah dari kepribadian untuk memahami kepemimpinan Herzberg pada dan upaya menjadi
perilaku
kepemimpinan. berfokus
kombinasi perancangan
Argyris/McGregor
pekerjaan dan hubungan atasan-bawahan. Katz dan Kahn dan Likert menampilkan poin keuntungan sistem terhadap perilaku di organisasi, tanpa menghiraukan kepribadian secara proses keseluruhan. kognitif Era motivasi 1946), dianggap sebagai sebagai proses
(Vroom,
bukan
terkait kepribadian, benar-benar muncul. Dan, akhirnya, peneliti akademis tampaknya yakin bahwa situasi bukan hanya merupakan penentu perilaku, tetapi juga kepuasan kerja (Salancik & Pfeffer, 1978).
34
Ringkasan Masa 1970-an merupakan masa paradoks kepribadian. Di saat yang sama, untuk kerja dan
muncul untuk melawan dominasi dalam memahami perilaku: Situasi McGregor). Situasi dan kepribadian secara bersamaan menentukan menentukan perilaku (Mischel, Argyris,
perilaku (Magnusson & Endler). Kumpulan sifat yang disepakati menentukan perilaku
(Goldberg). Fokus pada perbedaan kepribadian setiap orang merupakan hal yang berguna untuk memprediksi perilaku di dunia kerja (praktisi psikologi industri). Karena itu, terdapat sejumlah cabang di pohon
kepribadian, yang beberapa di antaranya relevan dengan masa depan penelitian kepribadian dan praktek daripada cabang lainnya.
Masa 1980-an Cabang Utama untuk Masa Depan Kerja: Model Lima-Faktor Kepribadian dan Dunia
35
Pada
1980-an,
cukup
jelas (misalnya
bagi
banyak
peneliti bahwa
kepribadian
mendasar
Goldberg,
1981)
lima faktor yang didapatkan secara hierarki berpengaruh besar orang terhadap secara variansi leksikal. dalam Lima penjabaran faktor itu, kepribadian yang kini
secara umum
Factor Model FFM) atau model 5 Besar kepribadian, dirangkum seperti di bawah ini (meskipun nama-namanya bisa sedikit berbeda; lihat Guion, 1998): Neurotisisme (atau kestabilan emosi) rasa tidak aman, kekhawatiran tingkat tinggi, emosional Ekstraversiramah, enerjik Terbuka terhadap pengalaman selalu ingin tahu, cerdas, imajinatif, mandiri Ketelitianbertanggungjawab, berorientasi pada pencapaian Keramahanberpembawaan-baik, kooperatif, penuh gigih, terencana, tegas, banyak bicara, ambisius,
kepercayaan, menyenangkan, bersahabat Kesimpulan dan ukuran yang muncul untuk membuka jalan ke berbagai segi model (misalnya Costa & McCrae, 1985,
36
1992) menarik psikolog I/O berpraktek dan menyebabkan munculnya penelitian lagi yang menggunakan data yang ini invetaris di
berdasarkan
dikumpulkan di
kembali yang
terjadi
dan
akhirnya
literatur dan
Amerika di Eropa
(1991)
Salgado
(1997). Ulasan tersebut menimbulkan pemahaman mendalam terhadap sikap di keabsahan dunia prediksi FFM untuk perilaku dan luas
kerjaserta
ketidaksetujuan
Cabang Kecocokan P-E Psikologi Kepribadian Pada pertengahan 1980-an, psikolog I/O memahami makna psikologi yang saling berpengaruh dan mulai me nggali masalah melalui konsep kecocokan Dengan Holland Work dan orang-lingkungan sebagian (1973) besar tentang Project French
P-E). awal
kerja
kejuruan, &
Minnesota 1969) ,
Dawes,
Rogers, & Cobb, 1974) tentang stres, sejumlah muncul dan berisi kerja bahwa dan wawasan terhadap pegawai
setidaknya
kepuasan
perpindahan
37
disebabkan
oleh
kecocokan
orang
terhadap
suatu
Monihan,
Terborg, 1981). Selain itu, berdasarkan saling hasil kerja Holland dan
psikologi Bower
yang
makalah model
(1973),
Schneider
perilaku tertarik
bahwa
kepada, dipilih oleh, dan terus bekerja di organisasi yang mereka yakini perekrut cocok cocok yang dengan yakin mereka bahwa Makalah dan di
organisasi tersebut
dengan
mereka.
penting bagi Schneider, karena menunjukkan bahwa orang orang tidak secara acak ditugaskan di organisasi kerja, melainkan mereka dan organisasi mencari kecocokan yang tepat. Schneider juga mengemukakan bahwa kecocokan yang tepat semacam itu tidaklah baik untuk jangka-panjang di organisasi karena kecocokan yang tepat membawa kepuasan dan kebahagiaan jika kemampuan yang dibutuhkan untuk
beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah dihasilkan oleh motivasi dan tekanan.
38
Terdapat sejumlah contoh yang bersifat anekdot tentang berkurangnya homogenitas organisasi kepribadian yang di bisa berkaitan namun dengan terlalu
organisasi,
banyak yang harus dikomentari di sini ( tetapi lihat Schneider & Smith, 2004, untuk contoh -contoh). Dalam penyajian asli tentang bahwa model budaya ASA, Schneider juga
mengemukakan
organisasinilai,
kepercayaan, dan norma yang menandai organisasi muncul dari kepribadian masuk pendiri ke dan orang sepertinya juga yang
ditariknya 1992).
organisasi
(lihat
Schein,
Logika Schneider adalah sebagai berikut: Di masa awal organisasi, pendorong pendiri yang menjalankan dan kepribadiannya diberikan pada
diragukan
lingkungan
kepadanya sebagai keputusan yang perlu diambil; karena itu, organisasi yang baru dikonsepkan sebagai uji
raksasa yang menonjol. Karena organisasi adalah sesuatu yang baru, situasinya benar lemah tidak yang (Mischel, 1973) karena sehingga keputusan
perilaku
yang
diharuskan, menentukan
kepribadian
pemimpinlah
terkait strategi, struktur, dan perilaku. Kerangka ASA merupakan salah satu dari beberapa
39
organisasi
secara
keseluruhan
sebagai
unit
analisis
yang menggunakan gagasan kepribadian perbedaan setiap orang. Karena itu, hampir sama dengan Argyris (19 57) dan McGregor (1960) yang menulis tentang organisasi
dari sudut pandang kepribadian orang dewasa, Schneider menulis tentang organisasi dari sudut pandang
kepribadian modal yang mereka miliki, bahwa kepribadian modal merupakan hasil dari siklus ASA. Lalu , dan ia
mengemukakan
bahwa
struktur,
strategi,
budaya
organisasi akhirnya ditentukan sejak awal dan bahwa hal ini berlangsung dari waktu ke waktu karena pendiri
selalu menarik, memilih, dan mempertahankan orang -orang yang mencerminkan kepribadian mendasarnya. Karena
logika ini, organisasi mungkin akan berisi orang-orang berkepribadian homogen , dan terdapat bukti yang
mendukung pernyataannya (Schneider & Smith, 2004), yang dibahas secara terperinci nanti. Siklus ASA Schneider penting karena, layaknya psikologi yang saling dan
berpengaruh,
mencoba
menggabungkan
kepribadian
40
Kepuasan Kerja: Konteks atau Kepribadian Masa 1980-an juga ditandai dengan munculnya kembali ide bahwa kepuasan kerja setidaknya merupakan masalah
pegawai secara pribadi dan tidak hanya disebabkan oleh karakteristik situasi. Staw dan koleganya, dalam
serangkaian studi pada 1980 -an, menunjukkan bahwa salah satu komponen dari kepuasan kerja adalah kecenderungan setiap orang, yang ditetapkan relatif sejak awal dan berlaku selama berdekade-dekade, dalam berbagai
pekerjaan, dan dalam perubahan pekerjaan (Staw, Bell, & Clausen, 1986; Staw & Ross, 1985). Staw meletakkan
basis data pada orang yang dikaji sebagai remaja, lalu secara awal berkala sampai remaja 35 tahun kemudian. Pengkajian
terhadap
meliputi
evaluasi
kesejahteraan
negatif atau neurotisisme). Ketika mengorelasikan data tersebut dengan laporan selanjutnya tentang kepuasan
kerja, Staw menemukan hubungan konsisten dan signifikan meskipun membuatnya setidaknya (lihat ini). orang-orang mengambil sebagian 2004, berganti pekerjaan! Hasil ini
kepuasan
kerja
karakteristik tentang
pribadi
Staw,
ulasan
penelitian
41
Ringkasan Masa bahwa 1980-an ditandai dengan munculnya penyebab bagi kembali penting orang ide dari dan
merupakan kerja,
perilaku
setiap
organisasi.
pra-1940-an
menekankan
perbedaan
penelitian bersamaan dengan hasil kerja akademis dalam sekolah perilaku manusia. bisnis di yang berfokus dan pada situasi melalui daya
organisasi itu,
manajemen
sumber
Karena
didirikannya
berbagai
sekolah
setiap orang dan meningkatkan pentingnya manajemen dan kepemimpinan, struktur penghargaan, rancangan
pekerjaan, dan lain-lain sebagai masalah penting (Smith et al., 2006). Sebagian besar psikolog mempertahankan perbedaan setiap orang dan batas penelitian dan praktek kepribadian, dan pengaruh masalah terkait situasi
terhadap studi tersebut berkurang banyak pada 1990-an dan waktu selanjutnya, sehingga memadatkan masalah yang muncul pada 1980-an sebagai kekuasaan kepribadian di dunia kerja.
42
Masa 1990-an sampai Abad Ke-21 Kepuasan Kerja sebagai Kepribadian Pada 1990-an, program penelitian terkait kepuasan kerja sebagai studi karakteristik tambahan Steel pribadi menjadi padat awal karena Staw adanya
hasil 1997)
kerja dan
(misalnya
karena
kumpulan bukti dari tiga program penelitian tambahan: Studi terhadap orang kembar yang diasuh sendiri oleh Bouchard dan koleganya dan
dilakukan
(Bouchard,
Lykken, McGue, Segal, & Tellegen, 1990) di Universitas Minnesota, kerja bisa ketika mereka menunjukkan Kembar negara bahwa yang kepuasan diasuh
diwariskan. mungkin di
identik yang
sendiridan
berbedaterbukti
memiliki kepribadian serupa dan tingkat kepuasan kerja yang hampir sama. Penelitian (Watson & terhadap Clark, dengan pengaruh yang positif dan negatif korelasi
1984)
signifikan
kepuasan
kesejahteraan
subyektif (Diener, Sandvik, & Pavot, 1991) . Penelitian terhadap pengaruh positif dan negatif juga memicu minat besar terhadap suasana hati di dalam dan di luar tempat kerja. Sebagai contoh, George dan Bettenhausen (1990)
43
yang memiliki pengaruh pos itif yang lebih tinggi secara keseluruhan orang-orang tertekan. Penelitian terhadap keberhasilan-diri pokok oleh Judge dan koleganya (Judge, bahwa Locke, & Durham, hormat secara 1997) bisa yang menjual memiliki dengan suasana lebih hati baik yang kepada lebih
kombinasi
rasa
terhadap umum,
keberhasilan-diri
neurotisisme, dan tempat kendali memengaruhi cara orang menerima situasidan kepuasan yang didapatkan darinya (Judge & Bono, 2001). Secara kolektif, hasil kerja Staw, studi terhadap orang kembar yang diasuh sendiri, hasil kerja tentang
pengaruh positif dan negatif, dan hasil kerja tentang keberhasilan-diri antara ciri pokok dan menunjukkan kepribadian hubungan jelas dan
pribadi
orang -orang
Meskipun
masih ada yang meragukan hubungan ini (Davis -Blake & Pfeffer, kembalinya kepuasan (1932) 1989), peran temuan tersebut dalam mengindikasikan penyesuaian oleh dan
pegawai Fisher
dinyatakan (1931)
Viteles
dan
berdekade -dekade
44
sebelumnya. Secara lebih khusus, temuan terkait peran neurotisisme/pengaruh negatif dan ketidakpuasan kerja
membawa kembali hasil kerja awal oleh Bernreuter (1931) dan Thurstone (Thurstone & Thurstone, 1929), yang samasama mendapatkan perhatian untuk neurotisismenya di
Cabang Kecocokan P-E Psikologi Kepribadian Masa 1990 juga ditandai dengan berkembangnya penelitian kecocokan P-E dengan ulasan signifikan tentang
literatur yang muncul dan konseptualisasi kecocokan P -E yang lebih terperinci kecocokan terkait kecocokan dan orang-
pekerjaan,
orang-kelompok, 1996).
kecocokan semacam
orang-organisasi
(Kristof,
Penelitian
ini secara konsisten menghasilkan temuan bahwa tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi dan tingkat
perpindahan pegawai yang lebih rendah berkaitan dengan kecocokan yang tepat (Kristof-Brown, Zimmerman, &
Johnson, 2005)seperti yang diprediksi Murray 60 tahun sebelumnyadan kadang-kadang dengan performa saat
bekerja (B.J. Hoffman & Woehr, 2006). Orang-orang semakin memahami bahwa orang dan lingkungan bersatu dengan beberapa cara , yang semuanya bisa cocok
45
di bawah satu payung P -E umum (misalnya Walsh, Craik, & Price, 2000), tetapi hanya beberapa yang berkaitan
dengan masalah kecocokan. Jadi, teknik analisis sama. kecocokan Kecocokan P-E P-E
tidaklah
terkait
tanda
saling melengkapi (konvergensi, kecocokan) antara P dan E, sedangkan interaksi P X E mengacu pada tingkat P
menengahi hubungan antara E dan hasil atau E menengahi hubungan antara P dan hasil. Sebenarnya, seperti yang ditunjukkan Terborg (1981), setidaknya ada sepuluh cara berbeda untuk membuat konseptualisasi hubungan berada; antara lihat orang dan lingkungan dan mempelajari tempat (2004) mereka untuk
Judge
dan
Kristof-Brown
perbedaan antara interaksi tambahan dan efek timbalbalik. Interaksi tambahan mengacu pada fakta bahwa
ciri seseorang dan ciri situasi bergabung lagi sehingga menghasilkan perilaku minat. Sebagai contoh, anggap ada hubungan signifikan antara kemampuan dan performa serta hubungan tujuan signifikan antara dan kesulitan bahwa ciri dan kekhususan dan
dan
performa,
kemampuan
46
interaksi
berlipatganda,
ciri
kemampuan
atau
tujuan
menjadi penengah, tetapi bukan ini masalahnya dan tidak ada pula masalah kecocokan. Masalah efek timbal-balik berarti bahwa orang
memengaruhi situasi, dan situasi juga memengaruhi orang dari waktu ke waktu. Contoh di sini adalah hasil kerja Kohn dan Schooler (1983), yang menunjukkan bahwa orang berganti pekerjaan saat pekerjaan mengubah orang yang bekerja di dalamnya; tidak ada masalah kecocokan P -E dan tidak ada interaksi statistik. Sebagian dari kesimpangsiuran tentang interaksi dipicu oleh ide Lewin bahwa perilaku adalah fungsi dari orang dan lingkungan. Ada yang menafsirkan bahwa pernyataan ini berarti orang namun dan Lewin lingkungan tidak ia memiliki interaksi
statistik, Untuk
pernah
lebih
tepatnya, kumpulan
(Lewin,
1935,
menulis:
Dari
yang
benar-benar
totalyang
meliputi situasi dan seseorang muncullah hasil berupa perilaku (behavior) tertentu, yaitu (E,P)->B, atau
secara umum B = f(P,E) (ditulis dengan huruf miring sesuai aslinya). Perhatikan, koma antara P dan E memang seperti yang ditampilkan Lewis, sehingga bentuk
47
Secara khusus, dalam penelitian terhadap kecocokan P-E, prosedur baru muncul untuk mengkajinya. Pada 1950-an, Cronbach dan Gleser (1953) menunjukkan bahwa
menambahkan hasil perkalian skor yang berbeda-beda di profil yang sesuai kecocokan, bahwa merupakan tetapi ini cara Edwards terbaik (1991, untuk 1994)
metode
dalam
memperlajari ini
efek
Informasi
berkaitan
pentingnya kecocokan secara relatif terhadap prediksi (yaitu, jika hanya melihat perkalian d, kita tidak bisa memeriksa kontribusi efek utama terhadap perilaku
variabel seseorang dan kontribusi efek utama variabel situasiserta kembangkan, interaksi keduanya). Teknik kini yang ia
yaitu
regresi
polinomial,
menjadi
pilihan untuk mengkaji kecocokan. Penelitian terhadap dengan bahwa akan model ASA Schneider (1987) juga di
menguji dari
preposisi ke
fundamental
waktu dalam
waktu
muncul
organisasi
pihak mencoba mencapai kecocokan yang tepat. Schneider, Smith, Taylor, dan Fleenor (1998) mempelajari hampir 13.000 manajer yang bekerja di 132 organisasi besar di
48
Amerika
Serikat,
yang
telah
mengambil Type
inventaris
kepribadian
( Myers-Briggs
Indocator). Dengan menggunakan multivariate version of canonical terhadap organisasi analysis kelompok, (perusahaan (MANOVA) hasilnya tempat untuk mengkaji orang bahwa dan
industri (pengelompokan yang lebih besar yang dimiliki setiap perusahaan) memiliki efek utama terhadap
kepribadian, daripada
efek
kepribadian untuk manajer berguna untuk membedakan (1) perusahaan tempat mereka bekerja dan (2) industri
tempat mereka bekerja. Dalam proyek kedua, Schaubroeck, Ganster, dan Jones (1998) mempelajari hampir 700 orang dalam dari lima organisasi, dan sampelnya yang terdiri dari orang dalam bagi
pekerjaan
tingkat
pekerjaan orang
terhadap bersifat
yang
menunjukkan
bahwa
homogen di dalam organisasi maupun di dalam pekerjaan, dan temuan ini didukung oleh Holland (1973, 1997) dan Schneider (1987).
49
yang memperlihatkan
bahwa semua hubungan yang ditemukan akan lebih kuat jika orang berpeluang tidak meninggalkan lagi organisasi analisis. yang Hal
mempekerjakannya
dimasukkan
ini berarti homogenitas akan lebih kuat jika orang yang tidak akan bertahan dalam organisasi dikeluarkan dari analisis, seperti yang ada dalam hipotesis model ASA. Hipotesis pemimpin ASA yang menyatakan budaya bahwa kepribadian juga
berefek
terhadap
organisasi
mendapatkan perhatian.
Miller, Kets de Vries, & Toulouse, 1982) dan koleganya melakukan serangkaian studi yang relevan pada 1980 -an. Dalam salah satu studi, mereka menerapkan ukuran Rotter tentang kendali bisnis yang internal terhadap CEO dari 33 firma memiliki data yang relevan dengan
juga
budaya organisasi. Temuannya memperlihatkan bahwa firma yang digambarkan risiko, sebagai dan firma proaktif, orientasi CEO inovatif, masa dengan depan skor yang
pengambil juga
memiliki yang
merupakan
firma
memiliki
kendali I-E yang lebih tinggi. Karena itu, CEO menambahkan daripada firma usaha dan kemampuan dan dari keadaan, segi terhadap akan
hasil,
keberuntungan proaktif
lebih
budaya.
50
seperti
yang
dipelajari
Schaunbroeck
et
al.
(1998),
Miller et al. menunjukkan bahwa semakin lama CEO telah bekerja, hubungannya akan semakin kuat. Dalam studi yang lebih baru, Giberson, Resick, CEO dari dan 32 dan
Dickson bisnis
(2003)
mempelajari ukuran
kepribadian FFM
menggunakan bahwa:
kepribadian
keramahan pada
pemimpin kelompok;
berorientasi memprediksi
pemimpin
budaya
perkembanganl
ekstraversi pemimpin memprediksi budaya hierarki. Konseptualisasi efek kepribadian yang hampir sama dalam kumpulan budaya organisasi dikemukakan oleh Gray (1987, 1993). Model ASA Schneider menjadi model utama untuk penelitian Serikat, tentang sedangkan kumpulan model kepribadian digunakan di di Amerika Eropa.
Gray
Sebenarnya, Furnham (1998) menunjukkan bahwa organisasi harus peka terhadap jenis -jenis pegawai yang memberi ciri khas pada firma terkait ketepatan berbagai jenis sistem penghargaan, dengan beberapa sistem semacam itu yang lebih efektif bagi pegawai introvert dan sistem lain yang lebih efektif bagi pegawai ekstravert.
51
Cabang Utama
Kerja: Model Lima-Faktor Pada 1991, Barrick dan Mount mengumpulkan banyak studi tentang konsep keabsahan FFM untuk kepribadian menggunakan terhadap kerangka prediksi
analisis-meta
performa berdasarkan ukuran kepribadian. Karena hasil kerja berbasis-praktisi selalu dan sejumlah psikolog I/O
akademis
menggunakan
kepribadian
sebagai
korelasi performa, bahkan sebelum serangan pada 1960 -an dan 1970-an, ada sejumlah studi yang tersedia. Barrick dan Mount menempatkan lalu di dunia studi ukuran untuk kepribadian kepribadian dimensi FFM dan yang yang
performa, digunakan
mengkodekan studi
tiap
disajikannya. Dengan cara ini, mereka mampu menggunakan FFM sebagai skema pengorganisir untuk berba gai ukuran kepribadian yang digunakan dalam studi semacam itu,
sehingga memanfaatkan struktur untuk banyak studi yang belum tersedia, misalnya, Stogdill (1948) dan Guion dan Gottier (1965). Hasil dari analisis-meta memperlihatkan bahwa FFM memiliki efek konsisten dan signifikan untuk performa tugas, dengan ketepatan berupa korelasi yang paling konsisten dan kuat. literatur kepribadian yang Ulasan berikutnya tentang men ggunakan taktik yang
52
hampir
sama
untuk efek
studi sama.
menjadi Salah
FFM satu
memperlihatkan
analisis-meta studi Eropa oleh Salgado (1997) memiliki temuan yang hampir sama: ketepatannya sah dalam banyak kriteria dan negara. Meskipun terbukti memiliki keabsahan untuk memprediksi performa tugas, FFM belum disambut dengan baik secara universal. Sejumlah peneliti kepribadian, misalnya dan
Eysenck (1990) di Eropa, mengkritik FFM karena beberapa hal berikut ini (Smith & Schneider, 2004): Gagasan kelengkapannyasederhananya, penting yang ada gagasan
kepribadian
humor/ kejenakaan,
faktorlima faktor
aspek
kepribadian saling
yang cocok.
yang
tidak
ketepatan
bisa apda
berarti
berorientasi
pencapaian ,
dikombinasikan, hal-hal tersebut menghasilkan korelasi nol dengan kecenderungan perilaku yang meningkat,
53
dengan perilaku semacam itu dalam arah yang berlawanan (Moon, 2001). Sifat FFM yang tidak berbasis teori didapatkan dari
analisis statistik yang tidak terikat oleh teori yang biasanya bagus bagi psikolog I/O yang berpraktek karena bisa diterapkan namun tidak bagus bagi peneliti
akademis yang menginginkan pemahaman. Tingkat keabsahan yang diperlihatkan untuk ketepatan
yang sama tidaklah terlalu tinggi ( yang terbaik adalah sekitar klaim .20) dan sedang temuan dibuat semacam untuk itu tidak menjamin seberapa
yang
menentukan
penting kepribadian di dunia kerja (Schmitt, 2004). Tentu saja, mengkritik memang cukup mudahitulah yang sebagian besar diajarkan kepada akademisi. Sisi
positifnya, FFM memungkinkan kumpulan data dari banyak sumber yang berbeda-beda dianalisis secara meta menurut ulasan sebelumnya yang tidak telah bisa yang
dilakukan. secara
Contohnya,
seperti
dinyatakan
singkat, di ulasan awal oleh Stogdill (1948), Guion dan Gottier penamaan (1965), yang dan Mischel (1968), untuk begitu banyak
berbeda
digunakan
mendefinisikan
sifat sampai-sampai hampir mustahil untuk secara akurat menggolongkan apa yang dipelajari dalam berbagai upaya
54
Dengan bisa
FFM,
sifat
yang
digunakan
dalam FFM
menjadi
dimensi
disajikannya,
tesebut dan
bisa
di gunakan dan
analisis-meta.
Barrick
Mount
(1991)
Salgado (1997) melakukan analisis ini untuk performa tugas, lalu Judge dan koleganya (Judge, melakukannya Bono, untuk &
memprediksi
kepemimpinan
Ilies,
Gerhardt, 2002) dan kepuasan kerja (Judge, Heller , & Mount, 2002). Dalam semua kasus, efek signifikan dan konsisten terlihat. Kepribadian sebagai gagasan
Ringkasan Masa 1990-an, pada yang 1980-an, untuk dibentuk ditandai dan kerja berdasarkan dengan apa yang kokoh di
pondasi
muncul kerja:
studi
praktek
kepribadian
setidaknya
merupakan
dari P-E
kepuasan
kerja,
performa di tempat kerja; dan FFM memberikan kerangka dan rangkaian uji yang memungkinkan untuk mengumpulkan
55
bukti dalam berbagai studi dan memperlihatkan keabsahan ciri FFM untuk memprediksi performa, termasuk
keefektifan kepemimpinan. Hal yang menarik dari sudut evolusi adalah munculnya kembali masalah tersebut yang ada di awal kepribadian di dunia kerja. Viteles (1932) mengemukakan hubungan antara kepribadian
(ketidakmampuan pegawai menyesuaikan diri) dan kepuasan kerja, May dan hartshorne (1926) mengemukakan korelasi menganggap dari dan
ketepatan dunia
sebagai (1938)
P-E di
sebagai
korelasi dan
penting
dunia
kerja bahwa
kehidupan,
menunjukkan dan
pendekata sifat
leksikal
mendefinisikan
mengukur
kepribadian
bisa terbukti berguna! Jelas, belum ada garis evolusi yang halus dan langsung dari sana ke sini; evolusi sampai sekarang merupakan
hal yang menarik dan kadang -kadang mengasyikkan, dengan pendekatan berbeda-beda yang bersaing untuk
mendominasi. Terdapat jalan buntu yang terlihat jelas (ukuran (biodata) minat), yang program tidak penelitian dan praktek
berkaitan
namun
bergabung,
56
memahami perilaku dan kepuasan kerja (perilaku sejumlah di organisasi), di dan selama
perkembangan oleh
antara akademis
diperhatikan
peneliti
kepribadian FFM terpadatkan. Di masalah terakhir ini, kita bisa hampir mengklaim bahwa bidang itu mengandung tipu daya karena praktisi setiap selalu orang, berfokus dan pada mereka
perbedaan
kepribadian
melakukannya pada satu perusahaan di waktu tertentu dan memperlihatkan keabsahan berdasarkan konteks (misalnya Bentz, 1990). Selanjutnya, kita beralih ke cabang bidang
Di Masa yang Akan Datang: Implikasi untuk Penelitian dan Praktek Studi dan praktek tentang kepribadian di dunia kerja, seperti yang ditunjukkan dalam ulasan saat ini,
memperlihatkan pengaruh timbal-balik dan terus-menerus sehingga pikiran pengulas menangani kedua segi bidang dengan sangat baik. Karena itu, dalam cerita evolusi sampai titik ini, jelas bahwa dalam era yang berbedabeda, praktisi tetap berfokus pada perbedaan setiap
57
orang ketika peneliti tampak menjelajahi konteks dan situasi untuk mencari penyebab perilaku dan kepuasan. Dengan mencari memiliki cara alat yang sama, saat praktisi yang tetap kukuh tidak
untuk
memprediksi terkait
mungkin
dukungan
konsep,
peneliti
mengembangkan FFM yang tidak hanya t erbukti memiliki keabsahan, bahasa namun umum juga dan memberikan pemahaman dasar bagi konsep praktisi untuk dan
yang
kliennya. Lalu, karena itu, tujuan kembali penelitian yang yang baru akan dicapai adalah
masalah dari
bisa dan
mendatangkan memperkenalkan
diperhatikan praktisi.
Bisakah FFM Ditingkatkan? Ukuran minat menjadi jalan buntu kepribadian di dunia kerja, dan biodata merupakan cabang terpisah. Tetapi
dua pendekatan ini sama-sama memiliki metode yang bisa terbukti berguna dalam perkembangan FFM di masa yang akan datang: penguncian kriteria. dijabarkan metode di artikel, penguncian Seperti yang telah kriteria merupakan khusus
yang
mempertahankan
pokok-pokok
uji
58
karena minat.
diketahui Dalam
dengan minat,
hasil
kasus
kriteria seseorang;
merupakan
pekerjaan
dijalankan
kasus biodata, kriteria minat bisa berupa perpindahan, performa saat bekerja, atau semacamnya. Dalam pengujian kepribadian, umum yang kekolotan saat ini merupakan ukuran FFM dirancang untuk menangkap kekuasan
kepribadian secara umum dan tidak secara khusus terkait dengan dunia kerja. Akan tetapi, harus telah banyak diketahui bahwa bandwidth jika al.,
ukuran
sesuai
dengan hendak
bandwidth dicapai
hasil et
keabsahan
signifikan
(Tett
1991); karena itulah, ukuran minat dan biodata memiliki keabsahan untuk hal yang paling baik dicapainya.
Menurut pernyataan Stewart dan Barrick (2004, hal. 63): Karena kerja perilaku yang dibutuhkan untuk keberhasilan penting
berbeda-beda
antar
situasi,
elemen
situasi kerja
dibutuhkan
untuk performa tinggi dalam lingkungan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sifat tertentu hanya relevan
dalam situasi ketika perilaku yang berhubungan dengan sifat itu membentuk performa kerja yang tinggi.
59
Dengan kata lain, seperti yang dinyata kan Guion dan Gottier (1965) bertahun-tahun yang lalu, ukuran yang situasi khusus Jika
signifikan.
demikian, kesimpulan yang sesuai dengan ulasan Stogdill (1948) jelas-jelas keliru. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan ukuran FFM umum antar situasi yang berbeda bisa membuat keabsahan ukuran diremehkan dalam situasi apapun. Jika (a) perilaku yang dibutuhkan oleh suatu lingkungan tidak diidentifikasi secara seksama dan (b) ukuran FFM yang digunakan adalah ukuran umum, maka hal yang dilaporkan benar oleh Mischel (1968) bertahun -
tahun yang lalu akan selalu benar: ukuran kepribadian tidak akan di memiliki FFM keabsahan. Tampaknya, bahwa peneliti
terjebak tentang
karena ini
penelitian jika
kepribadian
berkembang
dijadikan ukuran yang implikasinya terlalu luas untuk banyak perilaku minat khusus (R. Hogan, 2004) .
Pernyataan berikut ini bisa benar: Jika perilaku yang akan diprediksi tidak diketahui secara khusus dan jika ukuran kepribadian yang digunakan tidak memiliki
hubungan yang dikenal (secara konseptual dan empiris) dengan perilaku tersebut, keabsahan bisa menjadi rendah sampai tidak signifikan. Praktisi manapun yang
60
menggunakan ukuran kepribadian untuk memilih dan/atau menempatkan tujuan harus selalu mengingat pernyataan
ini dan berusaha sebaik-baiknya untuk memastikan bahwa perilaku minat dikenal dan bahwa sifat yang sedang
dikaji relevan dengan perilaku tersebut. Aturan sederhana yang harus diikuti adalah jika pokok pokok uji kepribadian tidak mengandung kata -kata
seperti di tempat kerja atau saat bekerja sebagai pemodifikasi, peluang keabsahan untuk ukuran semacam
itu ada untuk perilaku di dunia kerja akan berku rang. Contohnya, pokok uji kepribadian yang khas Saya menyelesaikan bisa jadi Anggap
pokok ini diubah menjadi Saya menyelesaikan tugas saat bekerja jika memang harus. lebih kuat? Ya. Schmit, Apakah keabsahannya akan Stiewalt, dan Powell
Ryan,
(1995) mengubah pokok-pokok pada uji kepribadian umum untuk mencantumlan frasa di tempat kerja dan
menemukan peningkatan dramatis dalam keabsahan. Selain itu, Hunthausen, Truxillo, Bauer, dan Hammer (2003)
memperluas hasil kerja ini dan menunjukkan bahwa saat menggunakan inventaris kepribadian umum, keabsahan sama dengan keabsahan dalam analisis -meta, tetapi jika
61
sampai tiga kali lebih kuat. Kini, peneliti perlu satu langkah lebih maju dan mencari metode selain FFM
sebagai sumber yang bisa digunakan untuk memprediksi karena FFM berpeluang yang penting mengabaikan (R. Hogan, untuk sejumlah 2004) . ciri Dengan kelas
menentukan bisa
perilaku penting
itu,
mereka
memberi mengambil
praktisi
untuk
Apakah
Bawah-Sadar
Sebanding
dengan
Pencarian
Selanjutnya? Sains besar kognitif bidang berpengaruh psikologi, besar terhadap psikologi sebagian sosial
termasuk
dengan gerakan kognisis sosial, tetapi tidak terlalu berpengaruh pada kepribadian (untuk pengecualian, lihat Mischel, 1973), terutama pengujian kepribadian. baru ini, James (James & Mazerolle, 2002) Barumulai disebut
program
yang
bersyarat. mengkaji
untuk
orang
berperilaku
dengan
62
Jika
orang
menafsirkan
kejadian
dalam
hal
untuk
tujuan,
perilaku jika
mereka mereka
berorientasi kejadian
pencapaian; hal
menafsirkan
ketakutan
terhadap
kegagalan, mereka cenderung menghindari situasi ketika mereka harus mengambil rangkaian orang risiko sekecil apapun. yang kejadian kegagalan yang James
merancang
ketakutan keabsahan
memperlihatkan memprediksi
perilaku
relevan.
menyebutnya
kecenderungan untuk membingkai atau skema bawah -sadar yang mengandung cara orang menjelaskanatau
menguraikankejadian. Kita mudah mengenali terhadap hasil kerja di McClelland hasil kerja tentang James.
kebutuhan Keduanya
pencapaian bahwa
mengemukakan
orang
membawa
motivasi
bawah-sadar dan bahwa motivasi tersebut membantu mereka membingkai penjelasan hal yang mereka amati. Hasil
kerja James menarik karena banyak alasan, pernah terkait menjadi konsep penggabungan dengan skema motivasi kognitif
dan
63
Ada sejumlah alasan mengapa konseptualisasi kepribadian dan motif belum diterima oleh psikolog terapan. Alasan yang paling jelas berkaitan dengan temuan bahwa teknik menonjol untuk mengkaji kepribadian (seperti TAT yang digunakan untuk mengkaji perlunya pencapaian) tidak
cukup andal. Hasil kerja James, yang menggunakan teknik pengujian obyektif yang telah ditetapkan, bisa menjawab kritik ini, dan beberapa dari penelitian terbarunya
menunjukkan bahwa pendekatan baru untuk menguji cara orang menguraikan hasil memiliki keabsahan untuk
memprediksi performa (James & Rentsch, 2004) dan bisa mengurangi Barksdale, pemalsuan Robin, & di uji keprib adian 2007) . (Le-Breton, yang
James,
Praktisi
tertarik untuk memprediksi tingkat pendekatan pendatang baru terhadap situasi pencapaian secara positif atau
dengan ketakutan terhadap kegagalan bisa memanfaatkan penggalian cabang baru dala m pengujian kepribadian ini, terutama jika kepribadian proaktif mungkin dibutuhkan (Major, Turner, & Flecther, 2006). Berbicara tentang kepribadian proaktif, kenyataan bahwa penelitian kecil diadakan terhadap kepribadian sebagai alat untuk memprediksi kelas perilaku yang bisa disebut perilaku termotivasi adalah sesuatu yang mengejutkan.
64
Karena
itu,
konseptualisasi
korelasi
sifat
perilaku
semacam itu sebagai kegigihan, kemampuan beradaptasi, tindakan proaktif, dan perjanjian adalah hal yang
langka, dan terbukanya jalan menuju motif bawah-sadar bisa membawa wawasan mengenai wilayah dan kekuasan praktek ini yang
dengan
konsekuensi
terkait
konsep
positif. Mungkin, mengubah nama dari motivasi bawah sadar menjadi kognisi implisit, seperti yang
dilakukan James dan koleganya (Le-Breton et al., 2007, hal. 1), tidak akah terlalu dan mengancam praktisi yang dan
menghasilkan kebutuhan
wawasan
penerapan meningkatnya
memenuhi dan
klien
terhadap
pemahaman
Perlukah Proses Model Hubungan Kepribadian-Perilaku? Berpikir bahwa kepribadian secara langsung dicerminkan melalui hasil (misalnya penjualan, hasil produksi, dan kepuasan namun pelanggan) cara adalah tindakan yang sederhana, kepribadian seperti
itulah
keabsahan merasa
ukuran
dipelajaridan
peneliti
bersalah,
konsultan. Hal ini berlaku meskipun bandwidth kesamaan alat serta untuk bagi memprediksi James dan dan kriteria dipertimbangkan Jadi, inventaris
koleganya.
65
kepribadian skornya
diterapkan
pada
kelo mpok
pemimpin dengan
dan hasil
secara
langsung
berkorelasi
kelompok, dengan mengharapkan hubungan yang signifikan. Sekali lagi, tidak mengherankan untuk data jika begitu banyak
keabsahan
kepribadian
terlihat
anggap
ada
pernyataan dengan
bahwa
perilaku iklim
menciptakan waktunya
berperilaku
tertentu untuk membawa hasil. Jelas, perilaku pemimpin tidak hanya diprediksi oleh kepribadiannya, dan jelas pula bahwa iklim bagi bawahannya tidak hanya ditentukan oleh perilakunya. Akhirnya, kumpulan perilaku dan hasil tidak hanya diprediksi oleh iklim yang diciptakan untuk bawahan. Schneider, Smith, dan Sipe (2000) dengan tepat mengemukakan kepribadian kepribadian berdasarkan mereka model di semacam kerja itu dan untuk mempelajari bahwa
dunia
disahkan yang
budaya
ciptakan dengan
bawahan, tim.
da ripada Peneliti
hubungan
hasil
66
pahami dengan
dan
prediksi
daripada itu,
hasil dan
yang
berkaitan harus
perilaku
semacam
praktisi bisa
berhati-hati secara
mengharapkan dan
diprediksi ukuran
langsung
tak
oleh
kepribadian. Saran yang sama berlaku dalam penggunaan data kecocokan P-E untuk memprediksi performa (Arthur, Bell, Villado, & Doverspike, 2006). Analisis-meta kepribadian baru terhadap pada literatur perbedaan prediksi keabsahan
bisa
berfokus
jika kriteria minat adalah perilaku kriteria minat adalah adalah bahwa konsekuensi hasil sama
perilaku.
Hipotesisnya
yang ditemukan dengan literatur bandwidth akan muncul; jika kriterianya adalah perilaku, kepribadian akan
menjadi jauh lebih berkaitan dengan kriter ia daripada jika kriterianya adalah hasil dari perilaku.
Apakah
Kepribadian
Setiap
Orang
Relevan
dengan
Keefektifan Tim? Dalam suatu masa kerja model tim, kita perlu kelompok membentuk dengan
konseptualisasi
komposisi
variabel komposisi kelompok meliputi ciri kepribadian anggota kelompok (Guion, 1993) . Seperti yang
67
dalam
hipotesi s kelompok
Moynihan dalam
dan
Peterson
heterogenitas
hal
kepribadian sekaligus
menghasilkan
tekanan
dalam
kelompok
inovasi dalam penyelesaian tugas, terutama tugas rumit, dan pencapaian tujuan. Tekanan ini akan dicakup dalam hipotesis untuk membawa hasil akhir yang lebih baik daripada hasil dari kelompok yang lebih homogen seperti yang diprediksi berdasarkan model ASA Schneider (1987) . Bukti oleh L.R. Hoffman dan Maier (1961) mendukung
hipotesis ini pada 1961, dan kini ada banyak bukti yang menunjukkan bisa bahwa heterogenitas kelompok kepribadian yang kelompok baik
membawa
hasil
lebih
dibandingkan homogenitas kelompok meskipun homogenitas kepribadian menghasilkan hubungan yang lebih erat
antar-pribadi; lihat Moneyhan dan Peterson (2004) untuk ulasannya. Penelitian ini merupakan tahap awal perkembangan dan harus dihubungkan secara langsung dengan literatur
demografi, ketika jenis prediksi yang sama dibuat dan disahkan sedikit (Jackson, penelitian dengan dan Joshi, yang komposisi kontribusi & Erhardt, 2003) . Sangat
komposisi tim di
kepribadian tempat
dalam dari
kerja
keduanya
68
dengan perilaku tim dan hasil tim, tersebut sangatlah penting karena
konsekuensi.
Contohnya,
Harrison,
Price,
Gavin,
Florey (2002) mengkaji jenis kelamin dan keanekaragaman sikap dalam tim di tempat kerja dan menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin awalnya berpengaruh bagi
kelompok yang baru saja dibentuk, namun dari waktu ke waktu keanekaragaman sikap mendasar lebih penting bagi kinerja tim. Penelitian yang lebih banyak semacam ini benar-benar dibutuhkan, menurut dengan hipotesis yang menyatakan bahwa hasil Harrison et al. akan terulang. Aturan untuk praktisi adalah jika tim merupakan tingkat analissi minat, komposisi tim terkait ciri demografi
dan kepribadian harus dipertimbangkan, karena keduanya memengaruhi kinerja kelompok dan hasil yang bisa dibawa oleh tim (Moynihan & Peterson, 2004).
Apakah Kepribadian Juga Relevan pada Tingkat Analisis Organisasi? Untuk masa antara 1960 dan 1980, perbedaan kepribadian setiap orang di dunia kerja oleh peneliti; mereka tidak tidak banyak dipelajari berkegiatan dan hanya
69
bisa
disebut
Era
Perilaku
di
Organisasi,
tetapi
sebaliknya bisa juga disebut Era Situasionisme (Bowers, 1973). Situasionisme menyatakan bahwa perilaku dan
situasi dan
bahwa kepribadian seseorang tidaklah relevan. Kemudian, seperti yang ditunjukkan dalam artikel ini, kepribadian di dunia kerja kembali didominasi oleh
model perbedaan setiap orang, dan kepribadian secara keseluruhan sumber daya belum dipelajari. tertarik Akan tetapi, ciri praktisi pribadi
manusia
terhadap
secara keseluruhan yang dimiliki sumber daya manusia di firma secara tetap mereka karena mereka peduli terhadap supaya perilaku
yang
organisasi yang
Dalam praktisi
hal,
manajer
berpraktek bergunanya
lebih
percaya
terhadap
kepribadian
orang
secara
keseluruhan
dibandingkan peneliti. Jika studi, misalnya, selesai, terhadap fokusnya iklim adalah dan pada budaya ciri
organisasi,
organisasi seperti struktur organisasi, atau mitor dan cerita yang diuraikan orang-orang, atau sistem
pembayaran dan sebagainya, tetapi tidak ada perhatian terhadap ciri keseluruhan kepribadian, misalnyayang
70
dimiliki setiap sumber daya manusia (Schneider et al., 2000; Schneider & Smith, 2004) . Pemikiran ini cukup sempit dalam karena ciri keseluruhan yang dimiliki dari orang
organisasi hal
merupakan dan
bagian
organisasi strategi,
layaknya
lain
bisa
menentukan
struktur, dan budaya organisasi. Sebagai contoh, Ployhart, Weekley, dan Baughman (2006) menunjukkan bahwa tingkat ciri keprib adian yang lebih tinggi pada tingkat analisis perorangan, pekerjaan, dan organisasi berkaitan dengan kepuasan dan performa pada semua tingkat analisis tersebut. Dengan kata lain,
kepribadian secara keseluruhan sama pentingnya dengan kepribadian setiap orang untuk memahami unit dan moral dan performa organisasi. Kebutuhan terbaru akademisi
terhadap penyertaan dalam publikasi penelitian tentang bahan terkait konteks untuk sstudi memberi tah u pembaca situasi
mengenai
karakteristik
berdasarkan
(misalnya Johns, 2001; Rousseau & Fried, 2001) sebagai korelasi kembali perilaku kebutuhan dalam mereka , organisasi sekaligus bisa meninjau ciri
menyertakan
kepribadian yang dimiliki sampel. Pedoman bagi praktisi adalah memperhatikan sifat
kepribadian
71
kepribadian
modal inilah yang nantinya menentukan reaksi terhadap perubahan lingkungan, organisasi Tindakan di sehingga masa yang menentukan akan kini lemah datang bisa dan
keberlangsungan (Aldrich,
1999).
menghasilkan
kepribadian
prakteknya, jelas mendekati sempurna sejak dimulai satu abad yang lalu. Penelitian ini kadang-kadang merupakan pola konstan dan belum yang dijelaskan yang secara berkala dari oleh
seperti memiliki
dijelaskan macam
ulasan,
berbagai
pendekatan. kesetimbangan
dunia
akademisi
dan
penelitian,
yang dialami praktisi telah dijelaskan dalam sejumlah kesempatan, dimulai pada akhir 1940 -an, lalu selama
1960-an. Selama masa ini, peneliti mengubah fokus dari perbedaan setiap orang menjadi fokus pada situasi untuk penjelasan Sebelum ada sebab-akibat kecocokan dari antara perilaku sekolah dan pengaruh. yang
psikologi
sebelum
72
adanya
kejelasan
validitas ciri
FFM
pada
akhir
1980-an, serta
penelitian
mengabaikan
kepribadian
orang
ciri situasi untuk memahami performa dan pengaruh di dunia kerja. Karena kepuasan diri), itu, awalnya kepribadian diduga menentukan menyesuaikan oleh
kerja lalu
pegawai ini
diduga
ditentukan
situasi, dan kini kita berpikir bahwa kepuasan kerja ditentukan oleh kepribadian sekaligus situasi. Peneliti awal berpikir bahwa kepribadian pen ting untuk memahami kepemimpinan, lalu berpikir bahwa kepentingan tersebut diabaikan perilaku dan keefektifan kepemimpinan perilaku terfokus itu pada
pemimpinseakan-akan
sendiri
tidak disebabkan oleh perilaku pemimpin. Kini, terbukti bahwa kepribadian tidak hanya penting bagi kepemimpinan tetapi juga untuk budaya organisasi. S ingkatnya, kini kita tahu, kepribadian memang berpengaruh, dan gabungan kepribadian dengan situasi yang membentuk kepribadian dan pemahaman terhadap peran kepribadian di dunia kerja bermakna berdasarkan konsep dan praktek analisis tertentu. Pada tingkat yang lebih terkait konsep, kepribadian bagi tingkat
73
waktu, di dunia kerja maupun dalam hidup secara umum. Mischel (1968) pernah menyimpulkan, kepribadian
konsisten kini
diprediksi,
diketahui,
kepribadian
apapun itu, menjadi lebih konsisten dan perilaku mereka bisa diprediksi dari waktu ke waktu. Seperti yang
pernah ditunjukkan Epstein (1977), (a) orang cenderung konsisten dan bisa diprediksi jika data dikumpulkan orang
tidak berperilaku dengan cara yang sama antara situasi namun perilakunya saling berkaitan. Perilaku saling
bertalian ini, menurut Epstein, berarti perilaku orang dalam situasi A diulangi jika mereka berada d alam
situasi seperti A dan perilaku orang dalam situasi B diulangi jika mereka berada dalam situasi seperti B, namun orang yang sama bisa berperilaku berbeda dalam situasi A dan B. Dan apa yang kita pelajari tentang penggunaan pengujian kepribadian di tempat kerja? Untuk waktu yang sangat
lama, melakukan ulasan yang bermakna terhadap literatur tentang tidak kepribadian ada cara adalah hal yang untuk mustahil karena
konsisten
mengorganisir
74
penelitian;
FFM
telah
memecahkan
masalah
tersebut.
Jadi, meski bukan jawaban untuk semua masalah prediksi kepribadian, FFM benar-benar memungkinkan terkumpulnya bukti dalam beranekaragam studi. Melalui analisis-meta, kumpulan studi semacam ini memperlihatkan bahwa
kepribadian memprediksi performa pekerjaan dan kepuasan kerja, dan bahwa kecocokan P-E memprediksi kepuasan dan perpindahan menunjukkan ditetapkan di dunia kerja. Ada bukti awal yang acak
bahwa untuk
kepribadian organisasi,
tidak ada
secara
bahwa
homogenitas
kepribadian secara relatif dalam organisasi serta dalam karier. Jika demikian, konsekuansi yang diprediksi
untuk kesehatan organisasi tidaklah baik, dan teori ASA menunjukkan bahwa pengambil keputusan organisasi yang bijak akan menemukan cara untuk merekrut orang yang
bisa saling bekerja namun tidak harus memandang dun ia dengan untuk cara yang sama persis. Penelitian yang diperlukan terkait
menemukan
keseimbangan
tepat
perbedaan. Jelas, kita memerlukan lebih banyak penelitian. Metode pemberian skor berdasarkan susunan (menggunakan profil ciri daripada ciri tunggal atau kombinasi ciri linier dan sederhana) untuk ukuran multi-segi yang digunakan
75
harus
dikembangan
dan
disahkan.
Hal
ini
perlu
dilaksanakan karena mungkin kombinasi profil dari ciri kepribadian, bukan ciri kepribadian tertentu di suatu waktu atau dalam kombinasi linier, akan paling berguna untuk memahami perilaku di semua tingkat analisis.
Contohnya, dalam hasil kerja McClelland (McClelland & Boyatzis, 1982; Spangler et al., 2004) motif kepemimpinan, terutama tentang pola terhadap
kebutuhan
kekuasaan, ia menunjukkan, pemimpin sangat memerlukan kekuasaan namun pemimpin yang paling efektif adalah kekuasaan dan sangat
memperhatikan pelaksanaan kekuasaan berdasark an moral. Dengan pemikiran yang sama, R. Hogan (misalnya R.
Hogan, Curphy, & Hogan, 1994) menekankan bahwa terkait prediksi perilaku kepemimpinan di dunia kerja, pemimpin yang lebih efektif memiliki susunan ciri tertentu dan bahwa pemimpin yang tidak efektif memiliki susunan
berbeda yang mengandung ciri yang berbeda. Lebih banyak penelitian diperlukan sesuai semangat
James (James & Mazerolle, 2002), di mana kognitif dan bawah-sadar digabungkan, karena keduanya bisa berperan penting dalam kepribadian dan perilaku. Dan, tentu
76
sebaiknya tidak dibatasi oleh FFM dalam penelitian dan terutama dalam praktek karena hasil khusus bisa
membutuhkan pengkajian terhadap sifat khusus dan/atau kombinasi sifat (Ones & Viswesveran, 2001)sekali lagi, ide tentang bandwidth alat untuk memprediksi yang
sesuai dengan bandwidth kriteria (Tett et al., 1991). Akhirnya, tentu saja, kita perlu memperhatikan bahwa
kepribadian saja bukanlah jawaban namun hanya jawaban untuk memahami sebab-akibat perilaku dan pengaruh dalam organisasi dunia kerja. Seperti semua pekerjaan ilmiah, tujuan sebagai untuk memahami dan menggunakan dan kepribadian memiliki
pendukung
penelitian
praktek
suatu keutuhan bisa beradaptasi dan kini memiliki dasar yang kuat sehingga kesuksesan lain dalam teori dan
77