Penelitian tindakan kelas (PTK) menjadi perhatian para ahli pendidikan dunia, seiring dengan
perubahan pola pandang masyarakat terhadap profesi pendidikan sebagai profesi yang tidak
lagi inferior. Dewasa ini, para praktisi pendidikan berupaya memposisikan prosesi guru
sebagai prosesi yang sejajar dengan profesi-profesi yang lainnya. Kalau dulu guru dianggap
sebagai semiprofesi, saat ini profesi guru sedang digiring untuk menjadi profesi yang utuh.
Selain itu, PTK diperhatikan oleh para peneliti, berhubung penelitian ini mampu menawarkan
cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam
proses belajar mengajar di kelas.
Hakikat penelitian tindakan kelas adalah sebuah upaya peningkatan dan pengembangan
profesionalisme seorang guru dalam menjalani pekerjaannya. PTK berkait erat dengan
persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Oleh karena itu,
kehadiran buku yang berkenaan dengan hal tersebut mutlak dibutuhkan. Buku yang ada di
tangan pembaca adalah salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di dalam
buku ini dibahas masalah penelitian tindakan kelas, walaupun tidak terlalu mendalam dan
masih banyak kekurangan. Walau begitu, insya Allah buku ini dapat membantu pembaca
untuk memahami perihal PTK. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku
ini, kami ucapkan terima kasih dan berdoa kepada Allah agar memberikan pahala yang
banyak.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Kata Pengantar Penulis
PENDAHULUAN:
dari adanya penelitian tindakan itu sendiri atau action research. Lahirnya rancangan
penelitian tindakan kelas dapat ditelusuri dengan kosep 5W + 1H (What, Who, Where,
When, Why dan How), dimana When akan menjelaskan kapan PTK pertama kali
muncul dan waktu perkembangannya, dimana PTK dirancang dan digunakan (Where),
siapa saja tokoh-tokoh penggagas PTK (Who), apa pendapat mereka tentang PTK
(What), kenapa PTK penting dilakukan (Why), dan bagaimana PTK dilaksanakan
(How).
1. Masa Peralihan abad 19 dan awal abad 20, The science in education tercermin
pendidikan oleh Alexander Bain (Bain, 1879); Richard G. Boone, (Boone, 1904):
(Buckingham, 1926).
1
3. Periode Pergerakan Group Dinamik (the group Dynamics movement) pada
penelitian tindakan pertama kali oleh Kurt Lewin (1940), Ia seorang ahli
ditulisnya pada tahun 1946, yang antara lain berjudul Action Research and
Research un the Condition and Effect of Various Forms of social action and
ilmu social dengan program tindakan social untuk menanggapi masalah social,
ingin dicapai oleh Lewin yaitu untuk mencari penyelesaian terhadap problem
kemiskinan dan berbagai masalah sosial lainnya yang menuntut respon ilmu
sosial.
masalah sosial harus berfungsi sebagai lokus penelitian ilmu sosial. Dasar untuk
model Lewin adalah pandangan penelitian yang terdiri dari siklus tindakan
dan evaluasi tindakan (Lewin, 1947a; 1947b). Lazarsfeld dan Reitz (1975)
2
menunjukkan bahwa Lewin menggunakan keahlian ilmiah sosialnya untuk
keinginannya untuk menerapkannya dalam situasi kerja bagi Lewin itu adalah
studi tentang sikap individu dan keputusan yang dibuat dalam kelompok-
Bahkan Marrow kemudian menulis biografi definitif tentang Kurt Lewin (Marrow,
1969) di mana dia menggambarkannya sebagai 'ahli teori praktis'. Lewin tertarik
di atas segalanya dalam dinamika kelompok dan konsep aksi dalam pengaturan
sangat penting dalam ilmu-ilmu sosial, tetapi ini tidak terjadi di Amerika Serikat
membangun sebuah teori yang rumit yang membuat penelitian aksi 'terhormat'
sosial. Lewin percaya bahwa sains harus memiliki fungsi bantuan sosial ini dan
dia menyatakan, penelitian yang menghasilkan apa pun kecuali buku tidak akan
cukup. (Lewin, 1948: 203) Penelitian tindakan digunakan dalam studi industri
proyek penelitian aksi telah dijelaskan dalam jurnal Tavistock Institute, Human
3
Relations. Wallace (Wallace, 1987) berpendapat bahwa penelitian tindakan
'gaya intervensi eksak dari penelitian aksi kolaboratif saat ini menikmati
Lewin bahwa untuk memahami dan mengubah praktik sosial tertentu, ilmuwan
sosial harus menyertakan praktisi dari dunia sosial nyata dalam semua fase
kegiatan proyek selama tahun 1940-an dan 1950-an (Marrow, 1969). Sejumlah
penulis (Chein, Cook dan Harding, 1948) berpendapat bahwa Kurt Lewin adalah
fundamental research and educational practices”, pada tahun 1953 yaitu “Action
kegiatan praktiknya.
Corey adalah yang terdepan dalam memimpin gerakan ini, dan dia percaya
4
penyelidikan penelitian mereka sendiri. Minat sangat tinggi selama tahun 1950-
(Taba, dkk., 1949: Taba, Brady dan Robinson, 1952). Periode ini disebut
(Verduin, 1967) dimana guru dan sekolah 'bekerja sama' dengan peneliti luar
dengan menjadi klien dan membuat siswa mereka dan guru tersedia untuk
penelitian.
(Hodgkinson, 1957). Dalam sebuah judul percakapan, 'Apa yang terjadi pada
secara langsung berkaitan dengan pemisahan antara sains dan praktek yang
5
kurikulum sebagai pekerjaan spesialis. Dikenal di Inggris oleh Lawrence
Ford, yang pimpin oleh John Elliott dan Clem Adelman, menjadikan seorang
Classroom Action Research Network (CARN) dan the National Association for
Selanjutnya pada awal tahun 1980-an guru-guru di proyek John Elliot tersebut
pemahaman dan mengajar untuk kebutuhan”. Sejak saat itu, banyak perhatian
ditujukan pada PTK, karena semakin tingginya kesadaran guru akan manfaat
6
upaya mengembangkan profesionalisme antara pendidik dan tenaga
dalam bidang pendidikan. Karya dari Nixon (1981), Hopkins (1985), Carr dan
Kemmis (1986), Walker (1985) dan Winter (1989) telah menganjurkan sikap-
sikap yang kritis dan pada tahun 1990, Kongres Dunia Pertama tentang action
PTK di indonesia mulai dikenal pad akhir dekade 80-an. Oleh karena itu,
keberadaannya belum terlalu dikenal luas dan mapan. Keberadaannya sebagai salah
satu jenis penelitian masih sering menjadi pro dan kontra, terutama jika dikaitkna
dengan bobot keilmiahannya. Selama ini model penelitian di kelas berupa penelitian
lapangan tempat melakukan uji coba teori, tempat menyebarkan angket penelitian
tanpa ada usaha melibatkan guru sebagai tim peneliti, padahal guru merupakan kunci
7
keberhasilan metode pembelajaran yang hendak diujicobakan, guru yang mengetahui
kondisi di kelas.
studi ke- SD-an dan reguler pada program pascasarjana LPTK seperti di Universitas
kebijakan dan penelitian tindakan dengan topik seputar sekolah dasar. Kemudian pada
satu model penelitian bagi guru dalam upaya peningkatan kinerja dan perbaikan
14 tahun 2004 tentang guru dan dosen. Dimana sebelumnya telah dibuat Keputusan
menteri pendidikan dan kebudayaan dan kepala badan administrasi negara nomor
RI nomor 025/O/1995, mempersyaratkan bagi seorang guru yang akan naik setingkat
lebih tinggi dari golongan sebelumnya dan seterusnya (sertifikasi) wajib bagi mereka
Peraturan pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang guru dan permendiknas nomor 16
8
profesional dengan memiliki kemampuan dibidang penelitian tindakan kelas. Dengan
munculnya PTK diharapkan akan menghapus paradigma seperti itu. Gurulah yang
lebih tahu permasalahan yang ada dikelasnya, yang pada gilirannya guru jugalah yang
berperan mencari solusinya. PTK saat ini merupakan sarana yang paling ampuh
dalam mencari solusi terhadap permasalahan dalam pembelajaran yang dialami guru.
Ketentuan kenaikan pangkat dan jabatan guru diatur dalam Undang-Undang Nomor
fungsional guru dan kepala sekolah) diatur dalam Perment PANRB dan Peraturan
Bersama Mendiknas dan Kepala BKN tersebut menetapkan aturan sebagai berikut
Bersama tersebut mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berlaku efektif pada
9
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
Pendidikan;
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem
10
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang
kegiatan kolektif guru. Salah satu cara yang dapat ditempuh guru agar dapat
meningkatkan mutu dan hasil belajar di kelas, serta tidak ketinggalan kenaikan
pangkat dan jabatannya, maka guru harus melakukan "Penelitian Tindakan Kelas"
(PTK).
pada jenjang Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Anak Usia
Dini pada jalur pendidikan formal. Sebagai pendidik profesional, guru diwajibkan
"Penelitian Tindakan Kelas" (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh
kelas.
11
BAB 2
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara antara lain:
hal ini dalam menggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang
dengan fungsi guru dalam memperhatikan perilaku peserta didik belajar (Djohar,
2006: 130).
kompetensi guru dipilah ke dalam tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu
adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara
12
melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja
guru, yaitu :
1. Kompetensi Pedagogik
didik.
didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun
13
tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil
secara umum.
2. Kompetensi Kepribadian
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara
dengan norma.
sebagai guru.
yang disegani.
14
e. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,
3. Kompetensi Sosial
berikut:
didik.
4. Kompetensi Profesional
15
menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep
kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi :
1 http://www.multimedia.smktarunabhakti.net/blog/2015/06/22/4-kompetensi-yang-harus-di-
miliki-guru-profesional/
16
Kedua, penyelesaian masalah pendidikan dan pembelajaran melalui sebuah
lainnya.
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan
guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial
pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya;,
tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu
melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,
tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual. Tanggung jawab
17
pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya,
jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dari lingkungan sosial serta
Perspektif teori baru tentang belajar dan mengajar (Vygotsky 1978; Lave
1988; Lave dan Wenger 1990; Valsiner 1994, Rogoff 1994; Wertsch 1994)
pengetahuan memiliki suatu perubahan sosial dan tidak mungkin melepaskan diri
dari kaitannya dengan pengalaman. Dari suatu tela’ah mengajar dan belajar
merupakan bagian dari suatu proses interaktif dan hasil dalam formasi
terjadi dalam suatu setting sosial sesuai dengan aturan yang disetujui secara
Secara tradisional, penelitian merupakan suatu aktivitas belajar terbatas bagi staf
Crawford & Adler, 1996: 1194) dan perdebatan kurikulum dari waktu antara model
2 https://www.kompasiana.com/7khusfatun_khasanah-./55003221a33311926f510563/peran-
ptk-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
18
sasaran dan proses. Belakangan meminta rekonseptualisasi pengembangan
proses investigasi dan inkuiri yang dilakukan dengan maksud untuk merubah
praktik profesional atau institusi sosial melalui partisipasi aktif dan transformatif
perkerjaan ini dalam suatu setting khusus dalam proses penelitian. Tujuan utama
setting orang dalam organisasi atau institusional yang dapat bertindak – dapat
digunakan sebagai basis untuk tindakan sadar (dengan sengaja). Dalam penelitian
tepat bagi guru yang bertanggung jawab secara profesional untuk berubah melalui
belajar.3
3 https://media.neliti.com/media/publications/138125-ID-sekolah-unggulan-pendekatan-
pengembangan.pdf
19
Sebagai aplikasi kerangka berpikir dan metode ilmiah, pembelajaran inkuiri
dan atau metode kerja untuk mendukung kebenaran hipotesis yang diajukan, dan
dengan dukungan data yang diperoleh, siswa kemudian membuat kesimpulan hasil
penyelidikan.
Pertama, krena sifat ingin ahunya, manusia cenderung selalu bertanya atau
20
Kedua, karena pengetahuan atau ilmu itubersifat procedural dan tentatif,
maka tidak ada satupun penjelasan dan pediksi keilmuan yang bisa diterima
yang bermakna paling tidak bagi siswa. Penemuan baru di sini tidak harus
pustaka, bisa juga melalui kerja eksperimen dilaboratorium, dan bisa juga
21
melalui simulasi penelitian yang menjadikan sumber data (biasanya kajian
siswa.
hasil-hasil belajarnya.
pendi-dikan. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha secara terus
4 http://education-mantap.blogspot.com/2013/06/pembelajaran-dengan-inkuiri.html
22
berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan di setiap jenjang dan
jenis pendidikan. Pemberlakuan kuriku-lum baru juga merupakan salah satu upaya
a. Aspek filosofis,
b. Aspek sosiologis,
d. bahan pelajaran.
saling berkaitan yang menjadi dasar utama dalam upaya mengembangan sistem
bahwa kurikulum merupakan rangkaian rencana dan pengaturan mengenai isi dan
a. Tujuan kurikulum,
b. Metode kurikulum,
23
d. Evaluasi kurikulum.5
rangka melaksanakan semua yang dianjurkan dalam kurikulum baru tersebut. Tidak
centered, namun bukan berarti guru tugasnya menjadi ringan, tetapi justru guru
lebih berat.
dapat menjadi modal dalam menyukseskan pelaksanaan KTSP. Hal ini disebabkan
sebagian guru di negara kita memiliki beban tugas yang relatif banyak, bukan hanya
memerlukan penyelesaian dalam waktu yang sama, sehingga tidak ada waktu yang
menjadi jenuh dan kehilangan kreativitas dalam menuangkan buah pikirannya, baik
dalam bentuk karya ilmiah maupun penelitian sederhana. Oleh karena itu perlu
mengembangkan diri.
5
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/risalah/article/viewFile/9534/9183
24
profesional. Salah satu aktivitas yang harus dapat dilakukan guru untuk
jenis penelitian yang dapat dilakukan, tetapi yang paling tepat dilakukan seorang
guru adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui PTK ini diharapkan guru
Didiknya. 6
peserta didik terhadap guru setelah mengikuti serangkaian proses belajar mengajar
dalam jangka waktu tertentu. Refleksi juga dapat diartikan sebagai aktivitas peserta
didik yang berisi ungkapan perasaaan, pesan dan kesan atas pembelajaran yang
telah diikuti.Sebagai praktisi reflektif, maka guru harus mau “melihat” dirinya sendiri.
Mau melakukan refleksi dan introspeksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
Kepala Sekolah, sesama guru bahkan peserta didik. Seorang guru reflektif
selalu melihat dari sisi positif setiap saran dan kritik. Dia menjadikannya sebagai
sarana untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kinerja. Tidak pernah
yang dihadapi peserta didik selama pembelajaran? Bagi seorang guru reflektif,
6http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/ppm-ptk-anyar.pdf
7https://www.inirumahpintar.com/2016/10/pengertian-tujuan-manfaat-refleksi-dalam-
pembelajaran.html
25
kendala yang dihadapi tidak membuat semangatnya menjadi menurun, tapi justru
Guru reflektif tidak selalu merasa puas terhadap pembelajaran yang telah
dilakukannya, tidak merasa apa yang dilakukannya sudah sempurna sehingga dia
bersifat statis dalam mengajar. Guru reflektif berani jujur terhadap kekurangan
perubahan, mau belajar dan menerima nilai-nilai baru. Mau bergabung organisasi
critically examine them and replace those parts which, we suspect or, better still,
“Jika kita ingin menjadi guru yang efektif, kita perlu menjadi guru yang reflektif.
Untuk menjadi guru yang reflektif, kita perlu mencurahkan, mengkritisi dan akhirnya
merubah hal-hal yang menurut kita tidak membuahkan hasil dalam pembelajarn”.
Untuk menjadi seorang guru yang professional reflektif maka guru dalam
26
pengalaman tersebut. Pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk berfikir
Hinett,(1996).
semua pihak yang terkait dalam proses belajar mengajar yaitu guru dan siswa untuk
hidup sehari-hari yang relevan dengan topic/tema mata pelajaran kepada siswa.
dengan proses tersebut diharapkan baik guru maupun siswa dapat menjadi pribadi
1. Reporting
27
Mendiskripsikan situasi, insiden atau hal-hal yang terjadi selama
pembelajaran
2. Responding
Merespon secara pribadi (perasaan) dari situasi, insiden atau hal-hal yang
marah yang membuat saya semakin menguras tenaga dan pikiran saya
3. Reasoning
kurangnya motivasi siswa pada jam akhir pelajaran telah menjadi prioritas
saya
4. Reconstructing
Saya akan mencoba merubah strategi mengajar. Apabila hal ini tidak
membuahkan hasil, saya perlu berdiskusi dengan rekan guru lainnya. (Bain,J.D,
dikembangkan pada penelitian ini. didasarkan pada konsep reflektif dari John
28
1. recognize or felt difficulty/problem, merasakan dan mengidentifikasikan
masalah;
masalah;
membuat kesimpulan.
Sikap reflektif yang tidak dapat dilepaskan dari kemampuan berfikir reflektif,
dikembangkan berdasarkan konsep awal dari Dewey yang telah diperluas dan
diketahui, dalam pembelajaran ada tiga pola dasar yaitu pola berfokus pada
29
Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan reflektif dikembangkan
is the only basis for knowledge and wisdom), yang kemudian direorganisasi dan
direkonstruksikan.
belajar (learning how to learn) dalam bentuk studi kasus atau masalah yang perlu
dan bermanfaat untuk dicari jalan ke luarnya (problem solving learning) melalui
Proses pembelajaran berpusat pada siswa dan keaktifan siswa, guru berperan
dan akhir proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa. membangun
terlepas dari peranan berbagai pihak, salah satunya adalah peran tenaga
8 http://bambangnursuwahjo.blogspot.com/2010/05/guru-efektif-dan-reflektif.html
30
menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
adalah kualitas guru. Hal ini disebabkan guru merupakan titik sentral dalam
pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan, dengan kata lain salah satu
diandalkan keprofesionalannya.
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
Dosen No. 14 Tahun 2005 menjelaskan bahwa profesional adalah pekerjaan atau
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan
31
para guru untuk meningkatkan profesionalismenya melalui pelatihan, penulisan
behavior or a drive that is aimed at a goal or incentive”. Guru yang memiliki motivasi
Dengan adanya perhatian yang baik terhadap guru, akan dapat menimbulkan
motivasi para guru untuk berbuat yang terbaik dalam melakukan tugas sehingga
profesionalisme) di kalangan para guru, maka ada tiga hal yang harus dipikirkan
Yang pertama ialah terjaganya segenap keahlian mendidik para guru dan
Yang kedua ialah tetap terjaga dan terawatnya tekad dan dedikasi para guru
pendapatan.
9 http://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/ekonomi/article/download/148/119
32
mengembangkan kode etiknya sendiri, tidak hanya untuk menegaskan rules
untuk para siswa, akan tetapi yang harus juga menjaga kesejawatannya
(experties) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarangan
orang yang tidak dilatih dan tidak siapkan secara khusus untuk melakukan
pekerjaan itu. Keahlian itu diperoleh melalui apa yang disebut profesonalisasi, yang
maupun setelah menjalani suatu profesi in-service training (Sa’ud, 2009: 6).
4) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan
cara kerja.
10 https://soetandyo.wordpress.com/2010/08/02/guru-profesionalisme-guru-dan-upaya-
untuk-meningkatkan-kwalitasnya/
33
5) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
8) Memandang profesi suatu karier hidup (alive carier) dan menjadi seorang
(1973) menjelaskan bahwa ilmuan tidak mempunyai klien, oleh karena itu mereka
tidak bisa disebut profesional, karena para profesional mempunyai klien berkenaan
dipandang dari titik pusat profesional, yaitu danya alur dasar pengetahuan dan
komitmen para anggota terhadap profesinya bahwa hal ini semua juga dimiliki oleh
profesi itu merupakan fenomena sosial yang kompleks, karena berkaitan dengan
bagaimana dia melihat dirinya sendiri dan dilihat oleh orang lain sehingga
memperoleh pengakuan. Demikian pula halnya guru yang dalam bentuk suatu
profesi harus dilihat dari sudut filosofi apa sebenarnya tugas dan tanggung jawab
34
Oleh karena itu perlu ditelusuri lebih jauh apakah pengajaran itu suatu profesi,
2 Tidak ada jawaban yang jelas yang dapat diharapkan dengan sekelompok
dokter.
3 Komplesitas fakta yang relevan sepertinya sangat kompleks dan sulit untuk
dan sebagainya.
kriteria sebagai suatu profesi, namun demikian tentu dapat dilihat dari kriteria
lainnya, bahwa tugas mengajar sebelumnya harus melalui pendidikan tinggi atau
antropologi, komunikasi dan sebagainya, maka guru termasuk suatu jabatan profesi
2. Profesi Keguruan
35
Menurut (Sagala, 2008: 202-203), berhubung profesi keguruan sebagai
profesi yang sedang tumbuh, maka ada beberapa permasalahan dalam profesi
yang berkerja di institusi pendidikan tugas mengajar jika diukur dari guru
bantuan sampai tuntas (advocation) kepada anak didik, jadi guru yang
kebijakan yang diikuti oleh kliennya tanpa suatu tekanan eksternal yaitu dari
orang lain yang bukan anggota profesi atau organisasi kerjanya. Akademic
dalam suatu forum dalam lingkup kebenaran dan dalam kasus ini secara
positif memiliki tanggung jawab keilmuan. Guru bekerja bukan atas tekanan
36
kebutuhan belajar meridnya, makanya demontrasi pemboikoitan untuk
melakukan tindakan yang tidak tepat sesuai dengan profesinya maka itu
dan guru pada dasarnya baru memperoleh pengakuan sebagai jenis profesinya
yang sedang tumbuh, dilihat dari persyaratan pendidikan guru termasuk profesi,
37
mendudukan secara benar sehingga memenuhi persyaratan otoritas profesi.
profesi dokter atau pengacara mereka mendapat bayaran oleh masyarakat sesuai
Menurut (Sagala, 2008: 204), Saingan dan tantangan ketat yang dihadapi
pendidikan, tetapi bagaimana menjadi guru yang baik dan bagaimana pula
kepala sub dinas, dan semacamnya tetapi tidak punya korps yag solid dan
38
dan pembelajaran disekolah masih terpojokkan, sehingga otonomi guru
memadai.
waktu dan jatah kerjayang diesdiakan yang bersifat rutin belaka. Tantangan dan
sistem sebagai keijakan nasional harus memaksa profesi kependikan dan guru
4. Kompetensi Guru
satu faktor penting bagi guru oleh karena itu kualitas dan produktifitas kerja guru
Pada tahun 70-an, Menurut (Suparlan, 2005) Direktorat Tenaga Teknis dan
39
3. menguasai bahan pelajaran,
7. melaksanakan bimbingan,
9. menjalin kerja sama dan interaksi dengan guru sejawat dan masyarakat,
telah mengeluarkan Standar Kompetensi Guru (SKG), yang terdiri atas tiga
1. pengelolaan pembelajaran,
sebagai guru.
dsasar, yaitu:
e. Pengembangan profesi.
40
g. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang
terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian ini dijadikan dasar untuk
menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi masalah
masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan
tindakan.
Menurut Kemmis dan Taggart (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk
penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi
11 http://nhingz-anwar.blogspot.com/2012/05/mengajar-sebagai-profesi.html
41
Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan
keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga
area yaitu;
dilaksanakan.
dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
memecahkan suatu masalah. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
kegiatan. Sedangkan Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang
belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat
42
juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau
yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah siswa, guru, materi pelajaran, peralatan
sebagai praktisi dan sekaligus peneliti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
PTK adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya
dengan permasalahan diperoleh dari kegiatan refleksi diri dan disertai suatu
menerus memikirkan secara reflektif apa yang telah, sedang, dan akan
12 http://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/02/Penelitian-Tindakan-Kelas-
PTK-legiman.pdf
43
dikerjakannya di dalam kelas (Raka Joni, 1992). Inilah yang kemudian lazim dikenal
John Dewey (dalam Henke, 2001: 1) yang mendefinisikan refleksi sebagai; that
which involves active, persistent, and careful conside ration of any belief or practice
in light of the reasons that support it and the further consequences to which it leads
yang mendefinisikan pengajaran reflektif sebagai pemikiran guru tentang apa yang
untuk berubah ke arah yang lebih baik. Hal ini pada gilirannya melahirkan sikap-
sikap lain yang sangat penting. Sikap yang dimaksud adalah keterbukaan (open-
44
Keterbukaan mengacu pada kesediaan mempertimbangkan masalah dari
segala akibat dari apa yang telah dipikirkan, dipilih, dan dialami di lapangan. Dalam
terdiriatas beberapa langkah yang terkait satu sama lain. Bartlett (1990)
a. mapping,
b. informing,
c. contesting,
d. appraisal, dan
e. acting.
Mapping berkaitan dengan pertanyaan ; Apa yang kita lakukan sebagai guru
Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan peranti audio visual atau
45
kita, tentang diri kita sendiri, tentang materi pelajaran,dan tentang orang-orang yang
lakukansecara rutin dan yang kita lakukan secara sadar. Ini dapat dilakukan dengan
berkenaan dengan pertanyaan; Bagaimana kita dapat mengajar dengan cara ini?;
Pada langkah ini kita mempertanyakan gagasan kita berikut landasan berpikirnya.
mengajar. 13
I. Kesimpulan
adalah kualitas guru. Hal ini disebabkan guru merupakan titik sentral dalam
pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan, dengan kata lain salah satu
diandalkan keprofesionalannya.
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan
13 https://www.slideshare.net/vividiana/peningkatan-profesionalisme-guru-melalui-reflektif-
teaching
46
guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan
47
BAB 3
Berikut ini akan dijelaskan tentang berbagai pengertian Penelitian Tindakan Kelas
1. Hopkins
prakstis yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan
ilmu sosial dan ilmu pendidikan dengan kerjasama dalam kerangka etika yang
Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan
dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-
praktik tersebut.
3. John Elliot
48
4. Mills
5. Suharsimi Arikunto
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. PTK yang merupakan suatu
bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
49
6. Sulipan
yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat dari tindakan yang
7. Kunandar
8. Suhardjono
9. Suyanto
Menjelaskan PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
10. Wina
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
50
merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
sesuatu.
13. Harjodipuro
Definisi Penelitian Tindakan Kelas penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
51
Dari pengertian atau pendapat para ahli mengenai Penelitian Tindakan Kelas
diatas, dapatlah dikatakan bahwa ada sejumlah ide pokok mengenai penelitian ini.
Peneliian tindakan adalah sutu bentuk inkuri atau penyelidikan yang dilakukan
Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang
pendidikan.
dasar perbaikan atas praktik yang dilakukan oleh si peneliti, agar upaya
Tujuan dari bab ini adalah untuk meninjau model teoritis dari proses penelitian
tindakan. Model-model tersebut dibagi menjadi tiga kubu atau tipe: Teori tipe 1 disebut
sebagai penelitian tindakan ilmiah; Tipe 2 disebut sebagai penelitian tindakan praktis-
Akhirnya, bab ini menyajikan model penelitian tindakan yang baru dan praktis sebagai
model penelitian tindakan. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah 'Apa yang
utama di sini adalah dengan cara, atau melakukan, daripada masalah, atau konten,
52
dari penelitian. Kategori-kategori ini mungkin dapat diperebutkan dan diukir kasar,
namun mereka melakukan demarkasi dengan cara kasar pada adegan penelitian
Pendukung awal (Lippitt dan Radke, 1946; Lewin, 1947b; Corey, 1953; Taba dan
sebagian oleh fakta bahwa 'peneliti' sedang belajar sementara mereka melanjutkan,
dan sebagian karena pada dasarnya prosedur induktif diindikasikan. (Taba dan Noel,
1957: 12; lihat juga Gregory, 1988.) Teori implisit penyelidikan dan tindakan reflektif
yang dikembangkan oleh Dewey (1910) akan diterapkan oleh sejumlah pemecah
masalah sosial. Kita harus ingat bahwa kegemaran untuk berteori dan membangun
diragukan lagi berutang banyak pada asal-usul ilmiahnya. Lewin dan kelompok
perisetnya berkontribusi besar pada model penelitian tindakan khusus yang dia
siapkan untuk publikasi (Lewin, 1947a; 1947b) tak lama sebelum kematiannya. Jelas
pada tahap ini bahwa berbagai peneliti behavioris telah menggunakan pendekatan
Delapan Tahun yang progresif dan Studi Selatan. Namun tidak ada yang
menggambarkan proses ini secara grafis sampai Lewin pada tahun 1947. Harus
diingat bahwa Lewin telah memulai berbagai proyek eksperimental dan kegiatan yang
kebiasaan makan dan kerusuhan industri (Marrow, 1969). Harus juga diingat bahwa
53
faktor utama yang berperan dalam sebagian besar pengujian teori Lewin dalam
tindakan adalah masuknya Amerika ke dalam Perang Dunia Kedua. Mesin militer
menuntut keahlian penelitian dari banyak ilmuwan perilaku dan Lewin direkrut. Yang
yang akan melemahkan keinginan musuh untuk melawan? Bagaimana para pemimpin
dapat ditemukan dan dilatih? Bagaimana keadaan moral di garis depan rumah dan di
wilayah musuh? Selama periode ini Lewin berkontribusi pada program-program Office
of Naval Research (ONR), bersama dengan tokoh-tokoh seperti Margaret Mead, Paul
Lazarsfeld, Rensis Likert dan lainnya. Di Inggris, teknik pemilihan dan pelatihan
(Brown, 1967). Yang menjadi perhatian utama bagi Lewin adalah masalah
diambil yang tidak akan memungkinkan praktik melayang kembali ke kebiasaan dan
tindakan tingkat lama. Karena itu, Lewin, dengan tepat, berfokus pada keputusan
dan evaluasi mengenai efektivitas tindakan. Gagasan kunci untuk Lewin adalah bahwa
secara ilmiah efek dari perubahan ini terhadapnya. Prosedur ini mungkin telah
menyebabkan Michael Scriven membuat kalimat 'evaluasi formatif' yang terdiri dari
memeriksa seberapa baik fungsi praktik dan refreezing praktik pada tingkat efektivitas
yang lebih tinggi. Idenya adalah bahwa evaluasi bersifat berkelanjutan dan selalu
54
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tindakan. Lewin dapat benar-
benar disebut 'ahli teori praktis' karena keyakinannya bahwa menumpuk fakta dan data
saja tidak cukup - ini dia yakini berlawanan dengan konstruksi teori. Ia berpendapat
bahwa sains tanpa teori itu buta, karena tidak akan memberikan jawaban atas
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki situasi ini? Untuk menjawab masalah-
masalah praktis seperti itu, Lewin lebih memilih bukti empiris daripada spekulasi dalam
membangun teori. Artinya, harus ada interaksi antara teori dan fakta. Penelitian
tindakan untuk Lewin (194 7b) disusun dari serangkaian langkah tindakan termasuk
perencanaan, pencarian fakta, pelaksanaan dan analisis. Lewin percaya bahwa ilmu
hukum tidak cukup untuk bertindak; hanya melalui eksperimen lapangan, individu
sosial. Perencanaan, berdasarkan akun Lewin, dimulai dengan gagasan umum atau
masalah sulit yang membutuhkan penyelesaian. Ini diikuti oleh pencarian fakta lebih
menyelesaikan masalah (lihat Gambar 1.1). Tindakan terencana ini dilaksanakan, dan
mencapai di atas atau di bawah ekspektasi sambil memungkinkan para peneliti untuk
55
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu cara yang strategis bagi
keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan dengan meningkatkan tujuan Penelitian Tindakan
Kelas. Tujuan ini dapat dicapai dengan cara melakukan berbagai tindakan untuk
mungkin tidak disadari. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Para Ahli
dialami langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang
proses pembelajaran.
kesadaran dirinya.
56
f. f.Peningkatan hasil mutu pendidikan melalui perbaikan praktik pembeljaran
57
masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan,
tiga hal penting, (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri,
bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, (2) proses latihan terjadi
secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, (3) produknyas
oleh lingkungan.
Guru.
haruslah dilakukan dengan jelas, baik dan terencana. Harus jelas untuk apa
dan siapa penelitian ini ditujukan. Tujuan dari PTK disini berbeda dengan tujuan
formal yang artinya, tujuan dari PTK ini bukan dari apa yang tampak untuk diteliti
melainkan proses dan hasil yang ingin kita capai dalam penelitian tersebut,
pengembangan PBM tersebut bukanlah rumusan dari tujuan PTK tetapi hasil
yang akan dicapai yaitu meningkatnya hasil belajar peserta didik lah yang
58
5. Arikunto, Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk
proses belajar di dalam kelas. Tujuan itu dapat dicapai dengan melaukakan
penelitian ini terdapat pada tindakan yang direncanakan oleh guru, yang
di lapangan. Hal ini mungkin disebabkan oleh dua hal, pertama, penelitian
untuk mencapai hasil yang lebih optimal. Seorang professional tidak akan
cepat puas dengan hasil yang diperolehnya ia akan selalu mencari dan
mencoba sesuatu yang baru hingga hasil yang diperoleh akan semakin
59
sempurna. Seorang professional akan selalu tanggap terhadap setiap
dalam pembelajaran agar menjadi lebih berkualitas dalam prosesnya agar hasil
belajar pun dapat meningkat, secara lebih luas PTK bertujuan untuk
kualitas proses belajar dan kualitas hasil belajar, Dimana peningkatan itu
9. Tahir, Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah perbaikan dan
peningkatan keprofesionalan guru dalam PBM. Sedang tujuan sertaan dari PTK
pembelajaran disekolah.
60
b. Membantu guru dan tenaga kekependidikan lainnya mengatasai masalah
yang harus dilakukan oleh guru. PTK merupakan cara yang strategis bagi
contoh dari tujuan antara sebagai hasil jangka pendek dari peningkatan
mutu pendidikan.
61
b. Untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan professional pendidik dalam
di kelasnya.
akurat.
Kelas (PTK) adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini terkait dengan
memiliki konteks dengan proses pembelajaran. Tujuan itu dapat dicapai dengan
persoalan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli, adapun Tujuan Penelitian Tindakan Kelas dapat
62
4. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan
dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
6. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran
seterusnya.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan umum dari penelitian
tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses
kualitas pembelajaran.
dapat diharapkan dapat menghasilkan perbaikan dan peningkatan mutu proses dan
63
2. Perbaikan dan peningkatan terhadap prestasi belajar peserta didik di kelas atau
ruang kuliah.
pembelajara di kelas.
Mengacu pada tujuan Penelitian Tindakan Kelas diatas maka Output atau hasil
yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan
3. Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan
banyak manfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ada banyak hal yang menjadi
yang bersangkutan.
pengetahuan yang shahih dan relevan bagi kelas mereka yang memperbaiki
64
2. Manfaat praktis antara lain :
mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang di lakukan guru secara rutin
sebagai berikut :
(PTK) dapat dikaji dari beberapa pembelajaran dikelas. Manfaat yang terkait
a. Inovasi pembelajaran.
65
a. Inovasi, dalam hal ini guru perlu selalu mencoba, mengubah,
sekolah.
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk
memahami apa yang terjadi di kelas dan cara pemecahannya yang dapat
dilakukan.
keterampilannya.
4. Cole dan Knowles, manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dapat
satu dengan yang lain dengan tujuan tidak hanya tentang program dan metode
66
mengajar, tetapi juga membantu para guru mengembangkan hubungan-
hubungan personal.
5. Noffke, manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dapat mendorong para
akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang sangat
besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Selain itu PTK yang
dilakukan oleh guru dapat menjadi model bagi siswa dalam meningkatkan prestasinya.
Guru yang selalu melakukan PTK yang inovatif dan kreatif akan memiliki sikap kritis
dan reflektif terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Sikap kristis inilah yang akan
dijadikan model bagi siswa untuk terus merefleksi diri sebagaimana yang dilakukan
oleh gurunya. Adapun Manfaat PTK bagi siswa secara terperinci yaitu :
67
1. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah
pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat
dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena Ia telah
secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi
hanya sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang
dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu
menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri
68
berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga
4. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi
kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan tantangan
Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat.
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Sekolah, Sekolah yang para
secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan
guru. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki
keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh
kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Adapun Manfaat PTK bagi sekolah secara
terperinci yaitu :
pembelajaran di sekolah.
69
4. Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah, untuk proaktif
berkelanjutan.
6. Menjadi alat evaluator dari program dan kebijakan pengelolaan sekolah yang
sudah berjalan.
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Teori Pendidikan, manfaat bagi teori
pendidikan yaitu dapat menjadi jembatan teori dan praktik, dengan artian seorang
Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas
dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai
kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal
ilmiah.
menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung
3. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam
70
4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau
program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan
kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkatkan.
metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian
Prinsip menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu asas (kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya); dasar. Prinsip adalah suatu
pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh
seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak, sebuah
merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah objek atau
Agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik tanpa menganggu tugas utama
dari seorang guru, dibutuhkan prinsip yaitu apa yang harus ada tanpa menganggu apa
yang menjadi tugas utama dari guru. Bahkan prinsip ini diharapkan agar PTK dapat
71
tetap mempunyai pedoman-pedoman dasar yang tidak boleh untuk dilanggar oleh
guru.
profesionalitas guru.
6. Meskipun yang dilakukan adalah di kelas, tetapi harus dilihat dalam konteks
Hopkins yaitu:
1. Autentik
akademik atau kajian literatur semata, maka penelitian tersebut dipandang sudah
72
kancah pembelajaran yang sesungguhnya bukan sesuatu yang dibayangkan akan
2. Integral
alur pikir dan kaidah ilmiah. Alur pikir yang digunakan dimulai dari pendiagnosisan
masalah dan faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai
pengumpulan data, dan analisis data. Objektivitas, reliabilitas, dan validitas proses,
data, dan hasil teta dipertahankan selama penelitian berlangsung. Prinsip kedua ini
3. Sitematis
evaluasi proses dan hasil pembelajaran, dan refleksi dari proses dan hasil
kaidah ilmiah.
4. Siklis
dan berkualitas. Untuk itu, guru memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan
73
dan peningkatan kualitas pembelajaran secara terus-menerus. Dalam menerapkan
tindakan yang dipilih guru kurang berhasil, maka harus tetap berusaha mencari
keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Prinsip pertama ini
5. Konsisten
kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting karena upaya peningkatan
Oleh karena itu, motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam,
6. Komprehensif
pembelajaran di ruang kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar ruangan,
pendidikan.
penelitian harus dalam situasi yang wajar, sehingga hasil penelitian dapat
74
dipertanggungjawabkan. Hal ini berkaitan erat dengan profesi guru yaitu
pada dirinya atau pada kinerja yang dilakukannya dan guru ingin melakukan
perbaikan. Guru harus berkeinginan untuk melakukan peningkatan diri untuk hal
yanglebih baik dan dilakukan secara terus menerus sampai tujuannya tercapai
Penelitian tindakan dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang terdiri atas
unsur-unsur, yaitu :
a. Strength : Kekuatan
b. Weaknesses : Kelemahan
c. Opportunity : Kesempatan
d. Threat : Ancaman
Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa
yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal-hal tersebut penelitian tindakan
dapat dilaksanakan hanya bila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru
dan juga siswa. Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri peneliti dan subjek
Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan
penelitian tindakan, berarti guru sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan
75
keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Pembelajaran
kait mengkait. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga
pelajarandan semua yang terkait dengan hal-hal yang baru diusulkan tersebut.
Ketika guru menyusun rencana tindakan, hendaknya mengingat hal -hal yang
c. Acceptable : dapat diterima, dalam konteks ini dapat diterima oleh subjek
terganggu.
tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi diri guru dan
siswa.
ini penting agar guru mengetahui betuk hasil yang diberikan kepada
siswanya.
76
a. Khusus specific, masalah yang diteliti tidak terlalu luas, ambil satu aspek
b. Mudah dilakukan, tidak sulit atau berbelit, misalnya kesulitan dalam mencari
c. Dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak
terganggu karenanya.
d. Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi dirinya dan
Menurut para ahli, penelitian tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik khusus
yang membedakan dengan jenis penelitian lainnya, seperti yang di uraikan oleh
Richard Winter ada enam karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu :
1. Kritik Refleksi.
penelitian tindakan kelas ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi
mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam(PTK) yang dimaksud
dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penelitian, dan refleksi ini perlu
perubahan. Adapun menurut Schmuck (1997), yang dimaksud refleksi disini adalah
kembali apa saja tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa dampak dari
77
2. Kritik Dialektis.
suatu unit walaupun dapat dipisahkan secarta jelas. b. Struktur kontradiksi internal,
mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di balik unit tersebut bersifat
stabil.
3. Kritik Kolaboratif.
dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan
sebagainya.
4. Kritik Resiko.
Dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agr peneliti berani
ditentukan oleh suara tunggal, penelitiannya. Akan tetapi, PTK memiliki struktur
jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasitif dan
kolaboratif.
78
merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung dan keduanya
diantaranya :
1. Masalah yang diteliti dalam PTK adalah masalah “mikro” yang dibatasi oleh
pengayaan kurikulum merupakan salah satu sasaran PTK. Objek PTK lebih
berorientasi pada masalah yang dihadapi guru dan siswa di dalam kelas.
2. PTK bersifat “evaluasi diri” terhadap kualitas pengajaran guru itu sendiri.
yang dihadapi guru dan siswa. Tujuan akhir dari PTK adalah untuk
5. PTK berorientasi pada daya serap dan taraf serap materi pengajaran. Objek
PTK dalam hal ini adalah keterukuran kemampuan siswa dalam menyerap
Menurut Ibnu (dalam Aqib, 2009 :16) memaparkan bahwa PTK memiliki
79
5. Dalam pelaksanaannya terbagi beberapa siklus atau periode.
sebagai berikut :
1. On the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah rill atau
nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan
dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi
oleh guru dalam PBM di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu
dalam rangka untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu PBM yang dilakukan
4. Cyclic (siklus). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan
yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical). Siklus dalam PTK
5. Action oriented. Dalam PTK selalu didasari pada adanya tindakan (treatment)
harus dilakukan harus dikaji apakah sesuai dengan tujuan, apakah memberi
dihadapi oleh guru dalam PBM di kelas. permasalahan dalam PTK adalah
80
permasalahan yang sifatnya spesifik kontekstual dan situasional sesuai dengan
10. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana dalam
Menurut Drs. Tatang Sunendar, M.Si. dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Menurut Sulipan, agar memperoleh informasi atau kejelasan tetapi tidak menyalahi
kaidah yang ditentukan, peneliti perlu memahami dan memenuhi tujuh prinsip berikut
1. PTK dilakukan tanpa mengubah situasi yang biasa terjadi. Jika penelitian
dilakukan dalam situasi yang berbeda dari biasanya, maka hasilnya mungkin
berbeda jika dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya. Oleh karena itu penelitian
tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus untuk diamati, jadi harus
81
dibiarkan apa adanya namun yang berbeda adalah adanya tindakan untuk
2. PTK yang dilakukan berkaitan dengan tugas peneliti sebagai guru atau kepala
lapangan.
3. PTK merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan mutu sesuatu yang sudah
ada dan biasa menjadi lebih baik; atau merupakan sebuah upaya untuk
4. PTK dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak lain,
tetapi atas dasar sukarela, karena mengharapkan hasil yang lebih baik.
ajarnya, sarana pendukung dan hal-hal yang terkait dengan cara baru tersebut.
Jika kepala sekolah akan melakukan upaya manajemen yang baru maka harus
implementasinya.
6. PTK harus dapat menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan kepada siswa
memang berbeda dari apa yang sudah biasa dilakukan. karena yang biasa
sudah jelas menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Oleh karena itu guru
melakukan tindakan yang diperkirakan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
7. PTK berpusat pada proses, bukan hanya pada hasil. PTK merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan
82
hasil dengan mengubah cara, metode, pendekatan atau strategi yang berbeda
dari biasanya.
Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan PTK, yaitu:
1. PTK harus dilakukan dengan tekad dan komitmen untuk meningkatkan kualitas
2. Peneliti dituntut untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai.
teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan
perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan
seluruh kerumitannya.
5. Secara sistematik perhatikan arah dan jenis perbaikan yang diperlukan dalam
pelaksanaan PTK
perekaman video and audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku harian dan
7. Laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: (1) tulisan tentang hasil
refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan dengan
dirinya sendiri; (2) percakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas
83
tentang proses percakapan tersebut; (3) narasi dan cerita; dan (4) bentuk visual
dalam suatu seminar (validasi publik). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi
penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang
Ciri khas penting pada PTK adalah adanya siklus-siklus dan pada setiap siklus ini
terdapat 4 tahapan yang mesti dilalui, yaitu tahap perencanaan (Palnning), tahap
tahapan-tahapan di atas akan menunjang sebuah siklus PTK. Model apapun yang
1. Perencanaan Tindakan.
Pada sebuah penelitian tindakan kelas, peneliti yang merupakan seorang guru
sebuah kegiatan penelitian. Ini tentu sangat bagus untuk guru yang bersangkutan
karena dengan melakukan penelitian tindakan kelas atau PTK ia akan memperoleh
84
berbagai keuntungan, seperti angka kredit untuk kenaikan pangkat dan
perencanaan. Hal ini dilakukannya dalam tahapan pertama pada siklus pertama
dibutuhkan, hingga kelengkapan alat dan bahan mengajar yang berkaitan dengan
pelaksanaan tahapan selanjutnya yang disebut act (tindakan). Hal penting yang
perlu diingat ketika melakukan perencanaan adalah sifat fleksibel dari perencanaan
itu sendiri. Jadi perencanaan juga perlu memperhatikan hal-hal yang bersifat
dilaksanakan.
2. Pelaksanaan Tindakan.
Sebagai seorang peneliti, tentu saja guru yang melaksanakan PTK haruslah
benar-benar berada “on the track”. Segala kegiatannya terpantau dengan baik
karena ini akan menjadi bagian dari data yang dikumpulkan. Pada saat
3. Pengamatan Tindakan.
85
dengan seksama untuk melihat bagaimana hasil implementasi tindakan-tindakan
tersebut. Pada proses ini nantinya akan dibutuhkan beragam instrumen pengumpul
data. Guru peneliti dapat menjadi guru sekaligus pengamat dalam penelitiannya.
Akan tetapi untuk menjaga objektifitas data yang diperoleh dan dikumpulkan,
memakai pengamatan orang lain (teman sejawat) akan dapat dilihat dan ditemukan
hal-hal baru yang mungkin tidak disadari oleh si guru peneliti. Berkenaan dengan
mungkin tidak dengan begitu baik terekam dalam instrumen data yang telah
tindakan dan proses observasi yang dilakukan sebelumnya. Melalui proses berpikir
reflektif inilah akan muncul gagasan-gasan baru untuk memulai siklus berikutnya
dengan observer (pengamat teman sejawat). Pada tahapan ini secara kolaboratif
penerapan tindakan yang telah dilakukan, mengapa hal tertentu bisa terjadi,
langkah apa yang nanti akan dilakukan? Dan seterusya. Hal ini penting karena
86
setiap siklus baru dalam penelitian tindakan kelas (PTK) memang harus didasarkan
pada kajian logis terhadap suatu situasi yang muncul dalam sebuah pembelajaran.
pada siklus sebelumnya. Ini adalah tonggak awal untuk memulai siklus PTK yang
87
BAB 4
A. Data Naratif
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan
yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal tengah
dan akhir. sebuah paragraf yang dibuat dengan tujuan memberikan sebuah hiburan
atau pengalaman estetis kepada para pembaca. Narasi dapat berupa fiksi dan dapat
pula non fiksi. Narasi dapat dijumpai pada karya seperti cerpen, biografi, novel dan
lain sebagainya. Tujuan dasar dari narasi adalah untuk menghibur dan menarik minat
pembaca dengan menyajikan cerita atau peristiwa yang memiliki masalah yang
menimbulkan konflik dan pada akhir cerita ada resolusinya atau akhir yang bahagia
atau bahkan menyedihkan. Sebenarnya teks narrative tidak hanya terbatas pada
cerita yang berbau mistis, fiksi, legenda, dongeng ataupun fabel saja, tapi cerita lain
yang berbentuk petualangan, misteri dan semua bentuk cerita. Intinya, narrative text
adalah tentang cerita. Tapi dalam pelajaran di sekolah, teks yang bergenre naratif
biasanya hanya digunakan untuk menunjukkan cerita fiksi seperti dongeng ataupun
legenda saja.1
Dilihat dari Fungsi utama narasi adalah menata sesuatu yang tidak tertata. Ketika
yang tak beraturan dan memberinya makna. Hal demikian bukanlah sesuatu
pekerjaan yang sederhana. Senada dengan pendapat Ricoeur (dalam Smith, 2008 :
1 https://inggrisonline.com/pengertian-tujuan-ciri-narrative-text-dan-contohnya/
88
Narasi adalah suatu sintesis dari berbagai keanekaragaman. Namun
keharmonisan tidak dapat terjadi tanpa perselisihan. Tragedi memiliki pola demikian:
tidak ada tragedi tanpa komplikasi, tanpa ketidakmenentuan nasib, tanpa peristiwa
buruk dan menyedihkan, tanpa kesalahan fatal yang tak dapat diperbaiki yang
merupakan akibat dari kebodohan atau kekeliruan, bukannya akibat dari pikiran jahat.
Tekanan pun berlanjut ketika kita berusaha memberi makna pada beragam
Data naratif bisa dikatakan sebagai data objektif dari rangkaian peristiwa yang
dialami objek peneliti secara berurut mulai dari Orientasi dan perkenalan para peserta,
krisis, konflik, atau masalah yang muncul, Resolusi krisis atau masalah tersebut
B. Pengamatan Peserta
2 http://fitriahartina011.blogspot.com/2015/11/analisis-rancangan-penelitian-naratif.html
89
Pengamatan peserta merupakan hal paling pokok dalam penelitian tindakan
kelas karena dalam hal ini kita melakukan seuah observasi langsung terhadap sikap
dan tingkah laku objek atau peserta yang diamati. Pengamatan yang dilakukan
Pengamatan peserta didik mempunyai dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan
permasalahan yang dialami peserta didik akhir dalam perkembangannya yang dilihat
dari berbagai segi sehingga dapat dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
3 http://diahphie.blogspot.com/2014/05/laporan-pengamatan-peserta-didik.html
90
Slavin mengidentifikasi tiga tingkatan tiga tingkatan penelitian tindakan dalam
pendidikan, yaitu tindakan penelitian individual yang dilakukan oleh guru, penelitian
tindakan yang dilakukan oleh kelompok kecil guru di sbuah satuan pendidikan, dan
yang dialamai satuan pendidikan. Misalnya guru, kepala satuan pendidikan dan
kooperatif.5
perjanjian atau negosiasi yang tersebar secara tak resmi di kalangan delegasi untuk
Teks ini tidak memiliki sumber, judul, atau pelengkap dan tidak melibatkan sikap
dalam hubungan antarnegara. Istilah ini juga memiliki makna yang lebih umum
sebagai kata benda bahasa Inggris dengan pengaruh Prancis, yaitu "pembantu
ingatan; pengingat atau memorandum, khususnya buku atau dokumen yang ditujukan
sebagai pengingat.6 Pengamatan sekolah dan kelas memiliki andil yang sama seperti
pengamatan peserta.
fungsinya sedikit berbeda karena pengamatan sekolah dan kelas hanya dijadikan
peserta. Pengamatan sekolah dapat dijadikan memo atau referensi atau catatan untuk
4 Menggagas penelitian tindakan kelas bagi guru/ Drs.Asip Suryadi, M.Ed Dra. Ika Berdiati,
M.Pd. / pt remaja rosdakarya bandung/ hal.85 th. 2018
5 Menggagas penelitian tindakan kelas bagi guru/ Drs.Asip Suryadi, M.Ed Dra. Ika Berdiati,
91
masalah lingkungan pendukung peserta didik. Dimana yang kita catat adalah situasi
secara keseluruhan sekolah, baik jumlah kelas, luas halaman sekolah, jumlah
sekolah, kantin, lapangan olahraga, sampai dengan tempat biasa peserta didik
ngobrol dan berdiskusi di area sekolah. Dengan pengamatan yang menyeluruh seperti
di dalam kelas. Pengamatan ini untuk mengidentifikasi masalah pribadi, religius, dan
kebutuhan dasar pesereta didik. Pengamatan peskolah dan kelas akan menjadi
penting sekali bagi peneliti saat menemukan keganjilan dalam penelitiannya karena
ini menjadi catatan diluar penelitian yang substansial pada peserta didik. Sekolah
selain menjadi tempat interaksi dan naungan peserta didik selama menempuh
pembelajaran baik secara material ilmu dan sosial juga menjadi acuan baik atau buruk
D. Catatan Anekdotal
yang dikatakan atau yang dilakukan perseorangan dalam kelas dalam suatu jangka
yang layak untuk keperluan penjelasan dan penafsiran. Deskripsi tersebut mencakup
konteks dan peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah peristiwa tindakan dengan
92
perseoalan yang diteliti. Metode ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun
secara individual.7
tentang sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba (peristiwa yang terjadi
secara insidental).
perilaku yang ditampilkan oleh anak dalam situasi khusus. Catatan anekdot ditulis
dengan singkat. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang terjadi secara faktual
(sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar), dengan cara yang obyektif (tidak
terjadi peristiwa itu, serta apa yang dikatakan dan dikerjakan anak.
tentang apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya satu macam perilaku
khusus.
b. Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat kejadian,
7 Desain dan implementasi penelitian tindakan kelas (ptk)/ Prof. Dr. Hamid darmadi,
93
Secara ideal, komponen yang diases meliputi seluruh aspek perkembangan
anak yaitu:
a. Fisik
1) Motorik halus
Makan
Berpakaian
Mandi
Menyisir rambut
2) Motorik Kasar
Memanjat
Berlari
b. Kognitif
94
Aspek perkembangan kognitif meliputi :
1) Sains
tertentu
2) Matematika
Mengenal konsep bilangan sama dan tidak sama, lebih dan kurang,
c. Bahasa
d. Sosial-Emosional
95
Tenggang rasa terhadap orang lain
e. Seni
sebagainya
Meronce
96
Mengenal sopan santun dengan berterima kasih
seperti: kartu kecil yang berukuran setengah halaman jenis kertas folio
berisi satu peristiwa dan lazim di sebut kartu/catatan asli. Catatan asli
kertas folio berisi beberapa peristiwa siswa yang sama, dan bentuk catatan
anekdor berkala.
c. Tahap Pelaksanaan
97
Pada tahap pelasanaan observer menyiapkan format catatan asli,
Hal-hal dan cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut:
kegiatan harian (RKH). Ada tiga kelompok anak yang perlu dicatat, yaitu:
2. Simbol yang digunakan untuk mencatat tingkat pencapaian anak untuk setiap
tugas sesuai indikator seperti yang diharapkan dalam RKH, maka pada
kolom penilaian dituliskan tanda lingkaran kosong (O) pada nama anak
bersangkutan.
98
b. Anak yang sudah atau mampu melakukan/menyelesaikan tugas tanpa
bantuan guru secara tepat, cepat, dan benar sesuai dengan indicator
seperti yang diharapkan dalam RKH, maka pada kolom tersebut dituliskan
nama anak dan tanda lingkaran berisi penuh .Anak yang menunjukkan
abstrak, kata pengantar dan daftar isi. daftar tabel dan daftar gambar 8
a. Halaman Judul Halaman judul memuat judul penelitian, nama peneliti lokasi,
biasanya terdiri atas cover luar dan cover dalam. Judul dirumuskan dengan
8http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/196108141986031
BABANG_ROBANDI/Makalah_Laporan_PTK_Babang.pd
99
c) tanda tangan atasan ( Kepala sekolah, penilik atau kepala dinas), dekan
fakultas, ketua lembaga penelitian dan ain berikut stempel lembaganya lihat
contoh :
temuan dan rekomendasi. Melalui abstrak para pembaca dalam waktu yang
penelitian yang dilaporkan. Abstrak yang baik tidak lebih dari satu halaman,
d. Kata Pengantar Yang penting dalam kata pengantar adalah uraian yang
pengantar dapat pula disampaikan ucapan dan terima kasih pada pihak-pihak
e. Daftar Isi Menyajikan sistematika isi laporan secara lebih rinci disertai halaman
untuk setiap bagian, judul bab dan sub-sub bab, sehingga memudahkan para
tabel yang dimuat maka perlu dicantumkan pula daftar tabel dan daftar
gambar.
2. Bagian Inti /Isi Laporan Penelitian Tindakan Kelas Bagian inti memuat
100
garis besar metode penelitian dan teknik pengumpulan serta pengolahan
dilakukan. Ungkapkan pula kerugian apa yang akan timbul apabila masalah
tersebut dibiarkan tidak diteliti dan dipecahkan, dan keuntungan apa yang
masalah yang akan diteliti. Pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai
setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh karena itu tujuan penelitian harus
101
penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian biasanya terdiri atas tujuan
umum yang menggambarkan secara singkat tentang apa yang ingin dicapai
penelitian.
d) Kegunaan Penelitian Pada bagian ini cantum nilai kegunaan hasil penelitian
hanya garis besarnya yang mencakup juga garis besar teknik pengumpulan
102
siklus kegiatan penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dilakukan dengan hati yang jernih, hati-hati dan cermat sebab keberhasilan
tindakan yaitu suatu perubahan yang diduga bakan terjadi jika suatu tindakan
dilakukan.
3. Subyek yang Diteliti, Dalam hal menjelaskan subyek penelitian atau sumber
siapa-siapa yang merupakan sumber data, tergantung pada isi teori atau
balik. Sedangkan dalam melakukan observasi ada tiga fase kegiatan, yaitu
103
pertemuan perencanaan, observasi kelas dan pembahasan umpan balik.
mengatasi masalah atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau belum
7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data, teknik pengolahan dan analisis data
Uraian dalam bagian ini sebaiknya dilengkapi dengn bagan alur sehingga
Pada tahap ini yang disajikan adalah cerita tentang apa yang terjadi dalam
pelaksanaan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan refeleksi, berapa lama
kegiatan itu dilakukan siapa yang membantu pelaksanaan penelitian, instruimen apa
yang digunakan, teknik apa yang dgunakan untuk pengumpulan dan pengolahan dtta
dan sebagainya.
104
Pada bagian ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan tujuan penelitian
dan perbaikan. Setiap sajian hasil dapat langsung disertai dengan pembahasan yang
Pembahasan hasil harus dikaitkan dan mengacu pada teori, pengalaman praktis
atau hasil penelitian terdahulu yang terdapat dalam kajian pustaka. Pada umumnya
pembahasan ini merupakan hasil refleksi mengenai rencana dan tindakan yang
tentang hasil penelitian yang diperoleh. Saran mesti disusun merujuk pada
kesimpulan, yang merujuk pada tujuan penelitian. Saran dapat ditujukan pada
pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian bersangkutan dan kepada para peneliti
Bagian akhir suatu laporan penelitian memuat daftar pusta dan lampiran.
a. Daftar pustaka, memuat semua sumber tertulis (buku, artikel, jurnal, dokumen
resmi atau sumber lain dari internet) dapat pula dalam bentuk tercetak seperti
CD, Video, film atau kaset yang pernah dikutif atau digunakan dalam
menulis daftar pustaka Pola UPI (2006) berurutan secara alfabetis, tanpa
nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memakan tempat lebih dari satu
baris, ditulis dengan jarak antar baris satu spasi. Sedanghkan jarak antara
105
sumber-sumber tertulisyang saling berurutan adalah dua spasi. Cara
penulisan daftar pustaka dapat dilihat pada contoh khusus cara penulisan.
F. Analitik Memo
Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai,
tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya. Ada juga yang
suatu informasi atau materi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga
lebih mudah dimengerti dan mudah dijelaskan.9 Sedangkan memo seperti diuraikan
pada sub sebelumnya adalah referensi atau catatan untuk mengetahui masalah
pendukung peserta didik. Analisis memo ini pada dasarnya adalah upaya untuk
tema serta sejauh mana dukungan catatan tersebut terhadap observasi penelitian
Strategi pembelajaran memo analisis ini adalah sebuah simulasi analisis dalam
dua atau tiga halaman tentang isu atau masalah tertentu. Strategi ini mengasesmen
9 https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-analisis.html
106
kemampuan siswa menganalisis secara jelas satu persoalan dengan menggunakan
Berdasarkan pengertian di atas, ada dua hal yang patut kita cermati.
2. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
pencapaian tujuan.
Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang
jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Lebih lanjut dikatakan, jika dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi
bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan
Memo adalah surat yang bersifat singkat dan hanya memuat pokok-pokok
menguraikan suatu keadaan atau masalah kedalam beberapa bagian atau elemen
107
Jadi, yang dimaksud dengan memo analisis adalah surat yang memuat pokok-
pokok permasalahan untuk dipecahkan dan diuraikan dengan baik dan benar. Strategi
pembelajaran memo analisis ini adalah sebuah simulasi analisis dalam dua atau tiga
Mel Silberman strategi pembelajaran memo analisis sama dengan strategi tinjauan
topik yang berbentuk lemah lembut menantang peserta didik untuk mengingat kembali
apa yang dipelajari dalam setiap topik atau unit pelajaran. Ia adalah cara yang sangat
baik untuk membantu peserta didik mengunjungi kembali isi yang telah dilipat.
cakap.
berikut :
1. Carilah masalah yang tepat atau masalah fokus untuk dianalisis siswa.
108
3. Tentukan siapa yang menulis memo, untuk siapa tulisan itu dan apa subjek
berkelompok.
Kelebihan dan Kelemahan Strategi Memo Analisis Kelebihan dari strategi memo
G. Studi Kasus
menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh. 10 penelitian tindakan kelas
10 http://kamusbahasaindonesia.org/studi%20kasus/mirip KamusBahasaIndonesia.org
109
adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di
kelas. Penelitian ini meupakan salahsatu upaya guru atau praktisi dalam membentuk
berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualtas mutu
pembelajaran di kelas.11
ripada hasil karena menilai sebuah masalah sebagai hal yang harus diteliti.
Permasalahan yang biasa timbul dan dihadapi seorang guru dalam melaksanakan
suatu permasalahan karena sudah terbiasa dengan permasalahan itu. Maka disinilah
Isu topik yang sering diteliti misalnya : Siswa kurang aktif di kelas, cenderung tidak
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tetapi hampir tidak ada siswa yang
bertanya.
Masalah : Siswa perlu digalakkan untuk aktif dalam kelas, aktif secara utuh.
Teknik ini sejenis dengan catatan anekdot, tetapi mencakup kesan dan
materi pembelajaran yang menarik siswa, tindakan guru yang kurang terkontrol,
kecerobohan guru, tindakan siswa yang kurang diperhatikan guru, pemakaian media
yang kurang semestinya, perilaku siswa tertentu yang mengganggu situasi kelas, dan
sebagainya. Seperti halnya catatan anekdot perhatian diarahkan pada persoalan yang
11 Desain dan implementasi penelitian tindakan kelas (ptk)/ Prof. Dr. Hamid darmadi,
110
dianggap menarik. 12 Catatan kasus sendiri biasanya dimiliki oleh seorang guru
konseling di tiap sekolah. Dengan menggunakan catatan kasus yang ada peneliti
2. Diary/Jurnal
Harian (bahasa Inggris: diary) adalah catatan kejadian yang kita alami sehari-hari. Kita
menulis kejadian yang mengesankan pada hari ini pada buku diary. Fungsi diary
adalah sebagai kenangan masa-masa yang pernah kita alami. Bisa juga sebagai
momento/sejarah kehidupan kita. Seiring dengan perubahan zaman yang terlalu cepat
kariernya atau keluarganya, Diary atau buku harian pun berubah fungsi dari sekadar
seseorang atas masalah yang dihadapinya. Menurut Alice D. Domar, menulis buku
harian adalah sebuah langkah untuk mengungkapkan emosi dan perasaan kita dan
membantu kita untuk merawat pikiran kita. Juga dengan berkembangnya teknologi,
buku harian sekarang tidak hanya ditulis pada secarik kertas namun juga bisa berupa
data di komputer ataunotebook bahkan ada yang berupa fasilitas daring untuk
dalam kehidupan mereka sendiri dan topik menarik lainnya khusus di jurnal pribadi.
Jurnal ini adalah jenis yang paling pribadi, kadang-kadang siswa menyampaikan apa
yang mereka tulis, kadang tidak. Jika guru membaca jurnal-jurnal ini, mereka tidak
111
bermaksud mengoreksi ejaan yang benar atau kesalahan lainnya. Sebaliknya mereka
merespon sebagai pembaca yang tertarik, sering bertanya dan menawarkan komentar
Berikut daftar topik yang bisa digunakan untuk siswa sekolah dasar:
2. Teman
4. Music
5. Mobil
8. Kartun
9. Tempat tinggal
12. Puisi
14. Sepakbola
15. Astronot
16. Presiden
17. Humor
18. Motor
20. Guruku
112
22. Liburan favoritku
25. Dinosaurus
26. Ayahku/ibuku
29. Hobiku
Jika aku mempunyai uang banyak Siswa dapat memilih topik mereka sendiri,
namun beberapa siswa mungkin kesulitan untuk menentukan apa yang akan mereka
tulis. Jadi adanya daftar topik yang disediakan guru akan menjadi pembuka ide untuk
Dengan kata lain, siswa dapat memilih tema yang belum disediakan guru. Privasi
menjadi isu penting ketika siswa mulai tumbuh dewasa. Kebanyakan anak-anak
bersedia untuk berbagi atau menyampaikan apa yang mereka tulis. Namun, seiring
dengan peningkatan usia dan kelas, kesediaan siswa untuk menyampaikan jurnal
Mereka hanya mau berbagi dengan guru yang mereka percaya. Guru harus tahu
menghormati privasi siswa. Guru tidak boleh memaksakan siswa harus berbagi tulisan
mereka ketika mereka tidak mau melakukannya. Hal itu juga penting untuk dijelaskan
kepada setiap siswa untuk menghargai privasi, termasuk tidak membaca jurnal teman-
temannya tanpa izin. Untuk melindungi privasi siswa, banyak guru yang menyimpan
jurnal pribadi pada rak luar (tertentu) saat sedang tidak digunakan.
Ketika siswa berbagi informasi pribadi dengan guru melalui jurnal mereka,
113
masalah siswa dan kehidupan keluarga yang mereka tidak tahu bagaimana
menangani. Isi tentang kekerasan terhadap anak, bunuh diri, atau penggunaan obat
mungkin cara anak untuk meminta bantuan. Meskipun guru bukan seorang konselor,
mereka memiliki kewajiban hukum untuk melindungi siswa mereka dan melaporkan
masalah yang bisa mengganggu kegiatan sekolah mereka. Kadang siswa sengaja
menulis masalah pribadi ke dalam sebuah catatan sebagai taktik menarik perhatian.
Jika terjadi hal itu mintalah kepada siswa untuk membicarakannya kepada seorang
3. Jurnal Dialog
Pendekatan lain untuk menulis jurnal adalah jurnal dialog. Sebuah pendekatan
di mana siswa dan guru berkomunikasi dengan satu sama lain melalui tulisan (Bode,
Gambrell dan Staton, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995). Jurnal ini bersifat
kepada setiap siswa dan guru untuk berkomunikasi. Kesempatan yang sulit
didapatkan ketika sedang pembelajaran berlangsung. Setiap hari siswa menulis hal
yang tidak resmi kepada guru tentang sesuatu yang menarik atau masalah yang
dihadapi dan guru memberikan respon. Siswa memilih topik mereka sendiri dan
(1995), menyarankan beberapa hal untuk menanggapi tulisan siswa dan melanjutkan
a. Mengakui ide siswa dan mendorong mereka untuk terus menulis tentang
ketertarikannya.
b. Dukung siswa dengan memuji mereka tentang perilaku dan tugas sekolah.
14 http://sulistiyaingwarni.blogspot.com/2015/03/menulis-jurnal.html
114
c. Memberikan informasi baru tentang topik, sehingga siswa akan ingin
e. Hindari komentar tidak spesifik seperti "ide yang bagus" atau "sangat
menarik."
Tanggapan guru tidak perlu panjang, satu atau dua kalimat sudah cukup.
Meskipun begitu, hal itu sudah membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk
menanggapi 25, 30 jurnal atau lebih setiap harinya.. Sebagai alternatif, banyak guru
membaca dan menanggapi atau memberi masukan dalam jurnal siswa secara
bergiliran. Guru bisa menanggapi satu kelompok siswa satu minggu dan kelompok
lain minggu depan. Jurnal ini bukan serangkaian tanya jawab guru dan siswa, sebagai
gantinya, siswa dan guru mengalami dialog, atau percakapan, dan pertukaran ini
dibangun di atas saling percaya dan menghormati. Jurnal dialog bisa efektif dalam
menangani siswa yang memiliki masalah perilaku atau jenis masalah lain di sekolah
(Staton dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995). Guru dan siswa menulis tentang
masalah dan mengidentifikasi cara untuk mengatasinya. Di kemudian hari saat isinya
pujian.
Kreeft dalam Tompkins dan Hoskisson (1995) berpendapat bahwa nilai terbesar
dari jurnal dialog adalah bahwa mereka menjembatani kesenjangan antara berbicara
dan menulis. Jurnal tersebut adalah adalah percakapan tertulis. Jurnal dialog sangat
Inggris sebagai bahasa kedua. Para peneliti telah menemukan bahwa siswa yang
115
memiliki keterbatasan dalam bahsa Inggris lebih berhasil ketika mereka memilih topik
mereka sendiri untuk dituliskan dan guru mereka berkontribusi pada dialog dengan
Reyes dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995). Tidak mengherankan, guru akan
menemukan bahwa siswa menulis lebih banyak ketika guru meminta jawaban
daripada ketika guru membuat komentar yang tidak membutuhkan jawaban. Reyes
dalam Tompkins dan Hoskisson (1995) juga menemukan bahwa siswa bilingual jauh
lebih berhasil dalam menulis isi jurnal dialog daripada menuliskan tanggapan buku
4. Catatan Lapangan
pelajaran yang lebih baik, perilaku kurang perhatian, pertengkaran picik, kecerobohan,
yang tidak disadari oleh guru atau pimpinan. Seperti halnya catatan anekdot, perhatian
5. Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu
dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses
atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam
pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat
paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada
15 http://sulistiyaingwarni.blogspot.com/2015/03/menulis-jurnal.html
16 Desain dan implementasi penelitian tindakan kelas (ptk)/ Prof. Dr. Hamid darmadi,
m.pd/alfabeta bandung hal.122
17 https://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi
116
Fotografi dalam kaitan dengan dengan penelitian tindakan kelas adalah sebagai
alat bantu saat melakukan kegiatan observasi. Jika menggunakan kamera untuk
mengambil gambar kegiatan belajar (guru/peserta didik) lampu kilat (flas) hendaknya
Rekaman kaset vidio dapat dilakukan untuk merekam suatu kegiatan atau
lebih baik jika satuan rekamannya pendek karena pemutaran ulang akan memakan
waktu. Bila ada asisten yang membantu, lebih banyak perhatian dapat diberikan pada
reaksi dan perilaku subyek secara perorangan (guru dan siswa), yang aspek-
Audio rekaman slide – slide mungkin berguna untuk merekam peristiwa penting,
misalnya aspek kegiatan keas, atau untuk mendukung bentuk rekaman lain. Peneliti
dan pengamat boleh menggunakan rekaman fotografik, karena daya tarik bagi subyek
penelitian, poto dapat diacu dalam wawancara berikutnya dan diskusi tentang data.20
8. Daftar periksa
18 Menggagas penelitian tindakan kelas bagi guru/ Drs.Asip Suryadi, M.Ed Dra. Ika Berdiati,
M.Pd. / pt remaja rosdakarya bandung/ hal.93 th. 2018
19 Desain dan implementasi penelitian tindakan kelas (ptk)/ Prof. Dr. Hamid darmadi,
117
Daftar periksa atau biasa disebut check list merupakan daftar periksa yang
berbentuk kolom yang jawabannya tinggal memberi tanda cek (centang) pada kolom
Daftar periksa atau check list adalah salah satu instrumen digunakan dalam
memuat kolom yang didalamnya adalah segala aspek yang akan kita amati. Cara
megisi daftar periksa hanya mencentang aspek penelitian yang dilakukan atau tidak.
menjelaskan jenis pesan yang manusia tukar dalam kelompok dari yang semua
membentuk peran dan kepribadian anggota kelompok dan oleh karena itu cara
mereka mempengaruhi semua karakter secara umum pada sebuah kelompok. Jadi,
teori analisis interaksi adalah teori yang membahas tentang seseorang yang akan
dapat mempengaruhi karakter, membentuk peran, dan kepribadian dari kelompok dari
anggota kelompok tersebut dengan mengetahui jenis pesan atau bagaimana cara
informasi secara cukup, maka mereka akan memiliki masalah “permasalahan dalam
komunikasi “. Jika mereka tidak berbagi opini, maka mereka akan mengalami
“permasalahan dalam evaluasi “. Jika mereka tidak meminta atau member saran,
maka kelompok akan menderita “permasalahan dalam kendali “. Jika kelompok tidak
Dan jika kelompok tidak ramah, maka akan memiliki “permasalahan dalam reintegrasi
“.22
21 Penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/instrumen-penilaian-psikomotor.html?m=1
22 http://candysssheila.blogspot.com/2013/03/teori-analisis-interaksi-bales_2302.html
118
Dalam penelitian tindakan kelas protokol analisis interaksi dapat berguna dalam
pemecahan permasalahan interaksi komunikasi yang tidak selaras antara guru dan
peserta didik.
Rating scale atau skala penilaian adalah daftar cek yang hampir sama dengan
check list, namun aspek yang diobservasi dijabarkan kedalam bentuk skala atau
23 http://rishelcha.blogspot.com/2012/10/penyusunan-instrumen-penelitian.html
24 Penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/instrumen-penilaian-psikomotor.html?m=1
119
BAB 5
A. Skala Sikap
untuk mengukur suka atau tidaknya responden terhadap objek tertentu. Tujuan
pengukuran ini tentu saja untuk mengukur sikap para responden atas ide,
produk atau pelayanan yang menjadi fokus penelitian skala yang digunakan
pendapat dan sikap yang mendasari perilaku tersebut. Terdapat berbagai jenis
skala dan teknik pembuatan skala. Kita harus memilih skala dan teknik skala
sedemikian rupa agar mudah diubah menjadi nilai angka. Tiga skala yang
sering digunakan adalah skala nominal, skala ordinal serta skala interval. Anda
120
dapat memperhatikan pula metode statistik yang digunakan juga bergantung
respons dalam bentuk angka. Tidak ada hubungan antara dia kategori
yang terlibat, sehingga tidak ada sistem peringkat pada skala In.
informasi yang berkaitan dengan kelas sosial, “suka” dan “tidak suka”,
“ya” atau “tidak” serta pada jenis kelamin. Penghitungan statistik yang
diminta untuk memilih tiga merek susu terbaik. Pada contoh ini,
yang dapat diterapkan pada skala ini adalah penghitungan median dan
modus data.
sebelumnya diselesaikan oleh skala interval. Skala ini memiliki titik nol
121
perkalian dan penghitungan rata-rata dapat dilakukan terhadap data
ordinal. Namun, beberapa peneliti cenderung mengubah data dari kedua skala
penghitungan statistik yang sesuai. Meskipun demikian, asumsi ini perlu dikaji
mandiri, yang mengungkap apa yang disukai atau tidak disukai oleh subjek.
Skala pengukuran sikap terbagi menjadi skala yang hanya memiliki satu
dimensi dan skala multidimensi. Skala satu dimensi meliputi skala grafik dan
lain sebagainya.
Pada model sumatif, tiap butir diasumsikan memiliki atribut tertentu, serta
skor yang diberikan pada butir tersebut merupakan cerminan dari atribut. Skor
1 https://www.scribd.com/doc/288827961/Skala-Pengukuran-Sikap/hal_6&7
122
item pada model ini adalah penjumlahan seluruh skor tiap butir pernyataan.
Bagi butir pernyataan negatif, skor yang diberikan bersifat negatif. Skor yang
Pada sekali ini, sikap dinyatakan dengan “Sangat Setuju” hingga “Sangat
2 https://www.scribd.com/doc/288827961/Skala-Pengukuran-Sikap/hal _12
123
1, 0, -1, -2. Butir pernyataan negatif diberi skor kebalikan dari butir
pernyataan positif.
memiliki distribusi yang setara antara yang memberikan skor tinggi dan
7) Skala akhir kemudian diuji pada populasi target. Jenis skala ini
124
Model Pengukuran Sikap Deterministik : Skala Guttman
adalah bahwa setiap pernyataan memiliki hubungan yang sempurna, dari satu
jenis ke jenis yang lain, atau dengan dimensi tertentu sikap sedang diselidiki.
Ya Tidak
sehat………….
berencana…………3
dengan S k a l a G u t t m a n .
3 https://www.scribd.com/doc/288827961/Skala-Pengukuran-Sikap/hal _12&8
125
Analisis Skala Guttman biasanya diterapkan pada data dikotomi, yaitu
data yang hanya memiliki dua pilihan, misalnya “Ya” dan “Tidak”, 0 atau 1,
serta “setuju” dan “tidak setuju”. Namun, ada beberapa alasan yang
menjadikan skala ini tidak tepat digunakan pada pengukuran sikap. Alasan
pertama adalah pembuatan skala ini memerlukan waktu dan biaya yang besar.
Kemudian, hanya ada beberapa butir-butir yang sesuai dengan model ini. Jenis
skala ini jarang memiliki lebih dari delapan butir pernyataan, sehingga hanya
Pada skala ini, yang menjadi objek pengukuran skala adalah responden,
merepresentasikan hal yang paling disukai dan yang paling tidak disukai oleh
126
Butir-butir pernyataan yang dianggap ambigu disisihkan. Yang dipilih
adalah (a) butir-butir yang memiliki standar deviasi yang kecil dan (b)
atau sebagai nilai rata-rata bagi skala yang dibuat. Misalnya, anggaplah
seorang responden memberi nilai butir-butir pernyataan 9, 10, dan 11. Hal ini
Skala ini memiliki beberapa kelemahan pula, seperti memerlukan waktu yang
nilai skala dan tidak dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai
Skala diferensial semantis adalah skala yang terdiri dari dua kata sifat
bipolar. Skala ini sangat fleksibel digunakan dalam pengukuran sikap. Objek
4 https://www.scribd.com/doc/288827961/Skala-Pengukuran-Sikap/hal_9
127
dan hampir semua hal dapat diukur menggunakan skala ini, mulai dari keluarga
signifikan, sedangkan posisi tengah adalah posisi yang dianggap netral. Hanya
dua posisi yang dukung tersebut yang diberikan nama berupa kata sifat yang
B. Kuesioner
1. Pengertian Kuesioner
Kuesioner menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat riset atau
5https://www.scribd.com/doc/288827961/Skala-Pengukuran-Sikap/hal_1O
6https://kbbi.web.id/kuesioner
128
dengan tidak perlu/wajib memerlukan kedatangan langsung dari sumber
data.
responden.8
2. Tujuan Kuesioner
mungkin.
3. Fungsi Kuesioner
7 http://www.sumberpengertian.co/pengertian-kuesioner
8https://www.academia.edu/8546096/KUESIONER
129
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kuesioner
a. Kelebihan
4) Dapat dibuat anonim atau tanpa nama sehingga responden tidak malu
terlewatkan.
3) Kuesioner sering tidak kembali apabila dikirim lewat pos atau jasa
pengiriman Iainnya.
mengisi kuesioner.
adalah :
130
1) Pertanyaan dibuat dengan bahasa yang jelas dan tidak ambgu atau
multitafsir.
dipahami.
pihak responden.
kuesioner.
a. Nominal
131
Skala nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah.
b. Ordinal
susunan posisi. Skala jenis ini sangat berguna karena satu kelas lebih
c. Interval
d. Rasio
Skala rasio hampir sama dengan skala interval dalam arti interval-
132
interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio mempunyai
karir.
133
Beberapa diantara peluang-peluang diatas juga dimungkinkan dalam
kaya dan luas. Hal ini tentu memerlukan waktu lama bagi responden
perlu untuk mengisinya saja. Bisa dengan pertanyaan ‘Ya atau Tidak’,
9 https://alfside.wordpress.com/2008/10/28/pengertian-kuisoner/
134
pilihan ganda atau pendapat ‘Setuju sampai dengan Tidak Setuju’.
10https://kinibisa.com/artikel/detail/research/subdetail/kuesioner/read/macam-macam-
pertanyaan-dalam-kuesioner-penelitian
135
4. Judul Kuesioner dibuat dengan huruf tebal
Simple)11
C. WAWANCARA
mengungkapkan perasaan.
11 https://www.academia.edu/8546096/KUESIONER
136
pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan
informal.12
jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data
sebelumnya.
12 https://media.neliti.com/media/publications/105145-ID-pengumpulan-data-dalam-
penelitian-kualit.pdf/hal_1
137
Jenis wawancara
1. Jenis Wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur. Pada wawancara terstruktur, hal-hal yang akan
secara rinci.
dan mengemukakan secara jelas dan lugas tujuan wawancara yang akan
dilakukannya.
138
Hal itu dilakukan dengan sikap rendah hati dan bahwa yang
juga harus menciptakan suasana yang santai dan bebas serta tidak formal
keadaan itu.
139
ingin memberikan keterangan tentang suatu hal, maka peneliti dapat pindah
Karena itu, si peneliti harus dapat mencari jalan supaya pengamatan terhadap
kecurigaan.
diinginkan.
Yang paling penting dalam hal hubungan antara pengamat dengan yang
diamati adalah si pengamat harus dapat meyakinkan objek atau harus dapat
140
partisipasi langsung untuk pengamatan kejadian atau fenomena maka adalah
sangat penting bagi si peneliti untuk membuat dirinya dapat diterima dalam
3. Pelatihan Wawancara
tidak ada ukuran standar untuk survey ataupun pewawancara, maka tidak ada
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu, cara untuk melakukan
pencatatan jawaban subjek juga perlu dilatih, terutama mengenai hal-hal apa
saja yang perlu dicatat dan tidak. Hal lain yang perlu ditekankan pada pelatihan
dan meminta maaf apabila ada hal-hal yang tidak berkenan selama wawancara
141
Pada pelatihan juga perlu ditekankan agar pewawancara memeriksa
yang akan diteliti. Informan kunci, yaitu orang-orang yang sangat memahami
wawancara mendalam, hal ini bertujuan untuk menggali informasi lebih jauh
sikap, dan perasaan subjek terhadap satu topik. Wawancara ini biasanya
yang tersembunyi, yang sulit untuk diungkap dengan metode atau teknik
13 http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/wawancara.html
14 http://milmanyusdi.blogspot.com/2009/11/metodologi-penelitian-bab-iii.html
142
yang tinggi untuk mengungkapnya. Wawancara ini biasanya digunakan pada
muncul dalam proses wawancara. (Robert Kahn dan Charles Channel, 2003)
sehingga tujuan wawancara tercapai. Hal ini berarti bahwa tidak semua
143
hubungan tersebut bisa menentukan apakah informasi tertentu telah
E. Teknik Proyektif
merupakan satu di antara mekanisme pertahanan diri yang banyak terjadi pada
kepribadian melalui penggunaan stimulus, tugas, atau situasi yang relatif tidak
yang lengkap, namun sebagian besarteknik ini kurang diminati, serta tidak
psikometri. Tes proyektif mendapat dukungan yang luas dari para pendukung
teori psikoanalisis karena teknik ini berusaha untuk menangkap motivasi tidak
15 http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/wawancara.html
16 http://goresannhanie.blogspot.com/2014/01/tehnik-proyektif.html
144
1. Sifat Teknik–Teknik Proyektif
a. Ciri utama dari teknik proyektif adalah penilaiannya atas tugas yang
yaitu suatu keputusan atau judgement. Pendekatan dalam tes proyeksi adalah
cara individu untuk mendekati suatu situasi. Pemeriksa harus percaya bahwa
cara pendekatan yang dilakukan individu adalah yang dinilai oleh individu
bukan sesuatu yang mutlak, tapi lebih merupakan suatu pandangan dari sudut
pandang tertentu. Jadi dapat berbeda-beda, tapi tetap untuk satu pribadi. Yang
yang sekaligus meliputi dimensi waktu lampau, kini, dan yang akan datang.
17
http://maria_c.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42273/proyektif+5+%28Teknik-
teknik+Proyektif%29.pdf.
145
3. Dasar Penggunaan Teknik Proyeksi
reliabilitas pada penggunaan suatu tes yang sudah terstandar dan meragukan
bukan membandingkan.
metode proyektif sebagai alat ilmu nomotetik; Basic Rorschach Scores (Exner,
untuk sampai pada kriteria yang dapat diterapkan pada kelompok orang atau
ahli teknik. 18
18
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-
HERLINA/tes%20proyeksi-PENGGUNAAN%20%26%20PENDEKATAN.pdf/hal_2
146
pendorong utama bagi penelitian lebih lanjut dan pengkonseptualisasian yang
lebih baik. Masalah yang sering dibahas adalah kesulitan dalam membuat
kesimpulan dari data yang bersifat laten (data hasil tes) menjadi tingkat
sesuai untuk masa itu, maka pada masa berikutnya istilah tersebut jadi
dirumuskan dalam psikologi Amerika (Bellak & Chassan, 1964) sebagai suatu
sebagai hal yang tidak dapat diterima, dengan cara menganggap bahwa
fenomena subjektif yang tidak diinginkan tersebut berasal dari dunia objektif
(luar dirinya). Pengertian proyeksi ini terutama diambil dari diskusi Freud
Freud sendiri (1938) melihat proyeksi secara lebih luas sebagai proses
persepsi umum, dimana seluruh persepsi pada masa kini yang bermakna
persepsi sebelumnya. Konsep yang lebih luas ini, yang dirumuskan oleh Bellak
147
sebagai ”penyimpangan aperseptif” (Apperceptive distortion), mungkin
menjadi kerangka acuan yang lebih berguna bagi beberapa metode proyektif.19
Tes proyeksi terbagi dalam 5 kategori studi (Bellak & Brower, 1951) yaitu:
Contoh terbaik kategori ini adalah TAT dan MAPS (Make A Picture
kategori ini.
3. Fungsi Gestalt.
TAT, fungsi ini hanya tampak pada beberapa hal, misalnya apakah
19
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-
HERLINA/tes%20proyeksi-PENGGUNAAN%20%26%20PENDEKATAN.pdf/hal_3
148
Yang dianalisa oleh metode dengan kategori ini adalah ”BAGAIMANA
subjek melihat dirinya”. Contoh paling utama dari kategori ini adalah
mana gambar yang baik dan mana yang buruk. Termasuk dalam
kategori ini adalah pilihan warna pada finger painting, atau pilihan
Kelima kategori ini ada dalam tiap metode proyeksi, hanya derajatnya
Teknik sejarah hidup atau penelitian riwayat hidup individu (individual life
history( sering disebut juga studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian
kualitatif yang sering digunakan untuk menyelesaikan salah satu tugas akhir
20
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-
HERLINA/tes%20proyeksi-PENGGUNAAN%20%26%20PENDEKATAN.pdf/hal_4
149
tentang seorang tokoh secara sistematik guna untuk meningkatkan atau
Studi tokoh yang ada selama ini dilakukan dalam dua bentuk.
bersangkutan. Kedua, studi ini sering kali dikelompokkan pada bidang yang
sebab suatu studi tokoh memerlukan suatu analisis tersendiri yang tidak
pandangan warga dalam komunitas yang bersangkutan. Tujuan lain dari studi
tertentu di mana tokoh-tokoh atau individu itu hidup. Yang lebih penting lagi,
malalui pengakuan yang berupa riwayat hidup ini, seorang individu akan
masyarakatnya.
riwayat hidupnya adalah metode yang paling mudah diperoleh. Hal ini karena
150
sendiri. Sudah barang tentu, ada juga individu yang menolak untuk
Adanya gejala kejiwaan tersebut membuat tujuan studi tokoh bukan lagi
informan atau tokoh itu hidup, melainkan sudah bertambah dengan masalah
21 https://www.academia.edu/8753718/Studi_Tokoh_dalam_Penelitian_Kualitatif/hal_4
22 https://www.academia.edu/8753718/Studi_Tokoh_dalam_Penelitian_Kualitatif/hal_5
151
Sehubungan dengan kedekatan studi tokoh dengan studi kasus, dengan
a. Pendekatan Tematis
pemikiran sang tokoh dari pemikiran tokoh lain dalam suatu bidang
keilmuan tertentu.23
b. Pendekatan Otobiografi
tokoh terhadap sang tokoh yang menjadi fokus studi dapat membantu
kesahihan dan keandalan data yang diperoleh dari teknik ini. Misalnya
23 https://www.academia.edu/8753718/Studi_Tokoh_dalam_Penelitian_Kualitatif/hal_8
152
dalam pendidikan Islam, studi tokoh terhadap Prof. Zakiyah Daradjat.
Daradjat.
kehidupan sang tokoh. Misalnya, studi tokoh terhadap Gus Dur dalam
cerita mengenai apa yang dialami sang tokoh pada hari kemarin tetapi
yang biasa saja tanpa kejadian luar biasa. Namun dapat juga dipilih
suatu hari yang berbeda dari hari-hari biasa, seperti 100 hari pelantika
sang tokoh dalam jabatan tertentu, atau 100 hari pertama dari
153
mengalami masa sulit dalam perjalan hidupnya, atau hari-hari di saat
yang mempunyai nilai historis bagi sang tokoh selama karirnya atau
selama hidupnya.24
a. Observasi
maupun kuisioner.
meliputi :
24 https://www.academia.edu/8753718/Studi_Tokoh_dalam_Penelitian_Kualitatif/hal_9
154
Apa yang akan diobservasi.
b. Wawancara
pendekatan, yakni :
25
https://www.academia.edu/8753718/Studi_Tokoh_dalam_Penelitian_Kualitatif/hal_15
155
1) Dalam bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur
sebelumnya.
c. Dokumentasi
1) Dokumen
Dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat- surat
dan dokumen resmi. Keuntungan bahan tulisan ini antara lain ialah
bahwa bahan itu telah ada, telah tersedia dan siap pakai.
26
https://www.academia.edu/8753718/Studi_Tokoh_dalam_Penelitian_Kualitatif/hal_16
156
pengetahuan dari bahan itu, bila dianalisis dengan cermat
pribadi, hal- hal yang terkandung dalam pikiran, dan hati sanubari
untuk dibaca, akan tetapi ada pula yang bersifat intern bahkan ada
historis.27
27https://www.academia.edu/8753718/Studi_Tokoh_dalam_Penelitian_Kualitatif/hal-
_18
157
2) Foto
Foto bukan sekedar gambar. Banyak hal yang dapat dikorek dari
ditulis seperti karangan singkat, diawali oleh judul dan ditutup oleh
pribadi.29
28
https://www.academia.edu/8753718/Studi_Tokoh_dalam_Penelitian_Kualitatif/hal_19
29
https://www.academia.edu/8753718/Studi_Tokoh_dalam_Penelitian_Kualitatif/hal_19
158
G. JEJAK FISIK
meninggalkan jejak pada setiap aktifitasnya, seperti tapak kaki di tanah atau
(Zeisel, 1980).
yang berupa ruang. Berbagai kegiatan manusia saling berkaitan dalam satu
ruang yang merupakan bagian dari bentuk arsitektur. Secara tidak langsung
terdapat hubungan antara perilaku dan ruang dalam dua sudut pandang.
159
dalam suatu ruang dikarenakan ruang merupakan perwujudan fisik dari
jalannya kehidupan.
(Rapoport, 1969).
sebagai suatu interaksi antara suatu kegiatan dengan tempat yang spesifik.
suatu kegiatan, aktifitas atau perilaku dari sekelompok orang tersebut, tempat
manusia yang bertujuan untuk mengetahui jejak yang dapat menjadi acuan
sudah berfungsi secara efektif (Utami, 2003). Dalam hal ini jejak fisik atau
kelas.
160
BAB 6
pandangan, yaitu wacana sebagai tata atur kalimat, bahasa, dan pengertian
kekuatan yang terjadi pada proses pemaknaan. Dari aspek praksis, wacana
tidak lain adalah percakapan dua orang atau lebih, bertujuan mencurahkan
pikiran kepada orang lain untuk mendapatkan unppan balik dari orang yang
dan terkendali.
162
mengasosiasikan antara bentuk interaksi dan hubungan seseorang dengan
orang lain.
tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan latar, peristiwa dan
suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan
informasi atau data untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori atau
(Hamalik,1999:152).
1
Metodologi penelitian pendidikan tindakan kelas implementasi dan Pengembangannya.
Oleh: Prof. H.M. Sukardi, M.Ed., M.S., Ph.D. Hal 192-193
163
Metode pemecahan masalah banyak digunakan guru bersama
yang tidak hanya memerlukan ingatan yang baik saja. Karena disamping
Analisis dilema
hambatan untuk mencapai tujuan yang dia inginkan, karena faktor yang
ada pada dia sendiri ataupun faktor-faktor yang berasal dari pihak lain
(Putro, dkk 1994) Tujuan dari tiap pihak tersebut direfleksikan dalam
bentuk posisi (yaitu, suatu skenario masa depan yang ditawarkan oleh
pihak tersebut secara terbuka oleh pihak lain), dan dia berusaha untuk
164
meyakinkan pihak lain untuk menerima posisi tersebut, kalau perlu dengan
pada ”happy ending”. Dengan drama theory, setiap pihak akan dapat
(Bryan, 2003). Ada dua kelompok dilema yang terjadi dalam proses konflik.
1. Dilema konfrontasi
mempunyai posisi yang sama (atau minimal ada satu pihak yang
a. Threat dilemma
bahwa ada future (skenario masa depan lain) selain posisi pihak
2 Analisis Dilema Dengan Drama Theory Sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan
dalam Sebuah Konflik Oleh: Dini Turipanam Alamanda1, Abdullah Ramdani2, Yudi Agung
Firmansyah. Hal: 2
165
2 yang lebih disukai oleh pihak 1 daripada posisi ancaman.
kebencian.
b. Rejection dilemma
c. Positioning dilemma
d. Persuasion dilemma
166
Pihak 1 akan menghadapi persuasion dilemma terhadap pihak
2. Dilema kolaborasi
a. Trust dilemma
tersebut, dalam hal ini pihak 1 bisa juga berpindah ke posisi lain,
b. Cooperation dilemma
167
posisi lain, ataupun pihak 1 bisa meyakinkan pihak 2 bahwa dia
Analisis konten
beberapa ahli:
(Weber).
3
Analisis Dilema Dengan Drama Theory Sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan dalam Sebuah
Konflik Oleh: Dini Turipanam Alamanda, Abdullah Ramdani, Yudi Agung Firmansyah. Hal 3
4
Desain Penelitian Analisis Isi (Content Analysis) Oleh: Jumal Ahmad Sekolah
Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah. Hal 2.
168
4. Analisis isi adalah pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi
Dari pengertian di atas, betapa pentingnya analisis isi atau konten ini
semisal bahasa inggris, indonesia atau jawa yang pada prinsipnya saling
naskah atau teks. Yang termasuk isi sebuah teks atau naskah dalam hal
5
Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas (Implementasi dan Pengembangannya) Oleh:
Prof. H.M. Sukardi, M.Ed., M.S., Ph.D. Hal 185-186
169
ini, semua bentuk kata-kata, makna, gambar, simbol, ide tema, atau bentuk
sesuatu terhadap diri sendiri atau dengan orang lain, misalnya materi
tahun 1965.
Analisis Dokumen
170
dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya sebagai alat guna mendukung
latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen ini
menurut Louis Gottschalk (1986; 38) seringkali digunakan para ahli dalam
dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah
lainnya.
yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan,
pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber,
baik sumber tertulis maupun sumber lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu
yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu
hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat
171
Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007;216-217) menjelaskan istilah
dokumen yang dibedakan dengan record. Definisi dari record adalah setiap
Sedang dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record,
(2005; 82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu, bisa
Analisis sosiometrik
pindah ke Amerika Serikat pada 1925, dan bekerja di bagian utara negara
bagian New York pada 1930-an. Moreno mengembangkan metode ini untuk
6
https://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitian-kualitatif//
172
improvisational theater, dan aplikasi dari bermain peran dalam bisnis,
lebih berguna. Kata sosiometri berasal dari bahasa Latin " socius", yang
adalah salah satu cara untuk mengukur tingkat hubungan sosial antar
kelompok yang lebih efektif dalam mencapai tujuan mereka dan lebih
7
E-sosiometri : Program Analisis Sosiometri Untuk Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Eko Susanto, M.Pd., Kons. Hal. 5-6
173
dalam ungkapan perasaan terhadap anggota-anggota kelompok untuk
Dalam hal ini sering terjadi bahwa dalam kegiatan yang berbeda
individu memilih teman yang berbeda pula (Susilo Raharjo, 2005). Moreno
guru dapa tmenggunakan teknik ini untuk mengetahui struktur sosial kelas,
pemilihan bintang kelas, teman belajar kelompok dan sebagainya (A. Muri
Yusuf, 2005a).
8
E-sosiometri : Program Analisis Sosiometri Untuk Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Eko
Susanto, M.Pd., Kons. Hal. 07
174
kelompok, yang hasilnya dapat dijelaskan secara kuantitatif. Ukuran
dinamika sendiri.
individu atau dengan kata lain, nilai sosial individu atau nilai pribadi individu
digunakan.
setting sosial tidak kongruen. Kennedy (1971, dalam Shertzer and Stone,
175
untuk tujuan asesmen sekolah berkenaan dengan penyesuaian diri siswa
di sekolah.
pilihan dalam hubungan antar pribadi. Kapan pun orang berkumpul, hampir
pilihan tentang siapa yang dianggap ramah, siapa yang menjadi idola dalam
kelompok, siapa yang dipercaya untuk menjaga rahasia, siapa yang dapat
sesuatu. Terlepas dari motivasi itu diketahui atau tidak oleh pemilih, apakah
(Hoffman, 2001).
Analisis episode
176
kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya secara berjenjang
diri. Rasa percaya diri sebagai salah satu dimensi dari kesadaran akan
penghormatan, cinta kasih) dan hal-hal yang berasal dari diri sendiri
dengan ini.
yang terbesar berupa berhenti sejenak (44,29%). Hal ini menujukkan bahwa
kata, seperti tersebut di atas. Kalau kebiasaan ini juga dilakukan pada
wakhr membaca dalam hati, ketika mereka berada di kelas-kelas yang rebih
177
memhaca ataumenghambat kecepatan membaca. Oleh karena itu perlu
melakukan koreksi diri dalam belajar apa pun, termasuk belajar membaca,
sama. Secara ekstemal dia bersikap terbuka dan mau menerirna kritik dari
orang lain. Selanjutnya dia pun akan mampu mengkritik kesalahan orang
lain sebagai refleksi bahwa dia memiliki kemauan dan kemampuan untuk
dengan hasil penelitian Schommer dan Wilkinson (1993), yakni bahwa guru
9
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/Analisis Episode Kesalahan Membaca Nyaring di
Sekolah Dasar Oleh Darmiyati Zuchdi. Hal: 7-8
178
Seminar penyelidikan tindakan merupakan salah satu cara
refleksi secara kisaran dan lingkaran dalam suatu lembaga seperti seminar,
dukungan dan pengiktirafan oleh pihak lain. dengan demikian, satu model
Model ini mengambil kira kekangan tersebut dan berasaskan pada teori
179
perkembangan guru yang menekankan kepada proses perkembangan
yang beransur-maju.10
keguruan agar siap menjadi guru yang mampu mengemban tugas sesuai
dengan bidangnya serta dapat mencapai frestasi kerja yang efektik dan
efisien, dan dapat melaksanakan tugas belajar mengajar yang lebih baik.
Brainstorming
10
https://www.coursehero.com/file/95-Seminar-Penyelidikan-Tindakan-Tahun-2010-IPG-
KBL-7-8-Oktober-2010
180
ide orang lain untuk memunculkan ide baru atau pun menggunakan ide
brainstorming adalah:
1. Tidak ada kritik terhadap ide apapun, kecuali jika sesi brainstorming
diterima.
2. mendiagnosa permasalahan-permasalahan;
181
Brainstorming mendiskusikan pertanyaan atau permasalahan yang
3. Pemanasan (Warm-Up)
dapat berupa apa saja yang bisa dipertanyakan dan tidak harus
ada kritik ataupun evaluasi, menuliskan apa pun ide atau gagasan
182
dilakukan dengan gembira dan santai, serta terkadang waktu jeda
solusi dengan cara memberi tanda silang (X) atau menghapus ide
6. Pelaksanaan (Implementation)
Diskusi kelompok
183
memecahkan permasalahan seorang individu. Moh. Surya (1957:107)
masalah bersama, dalam diskusi ini tertanam pula tanggung jawab dan
harga diri.11
dalam interaksi tatap muka yang informal dalam berbagai pengalaman atau
kesimpulan bahwa diskusi kelompok yaitu suatu cara atau teknik bimbingan
1. Beberapa kelebihan
mengajar
11
https://idtesis.com//Metode-pembelajaran-diskusi-kelompok//
184
b. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan bahan
pelajarannya masing-masing.
sikap ilmiah.
2. Beberapa kelemahan
partisipasi anggotanya.
menonjol.
baik, yaitu:
185
a. Pendidik menguasai masalah yang didiskusikan secara utuh.
awal.
pokoknya.12
Survei Masalah
Masalah yang perlu dijawab melalui penelitian cukup banyak dan bervariasi
12
https://idtesis.com//Metode-pembelajaran-diskusi-kelompok//
186
Perlu disadari bahwa masalah penelitian tindakan mempunyai ciri atau
luar apa yang di teliti, tetapi berada di dalamnya (as an inquiry on practice
memilih masalah yang tepat, guru sebagai peneliti selain dapat melakukan
lebih baik, berdampak pula terhadap diri guru, yaitu menumbuhkan sikap
classroom). 13
Dalam survei masalah tidak setiap atau semua masalah baik untuk
13
https://ardhana12’s weblog/perumusan-masalah-penelitian-tindakan//
187
3. Masalah tersebut memungkinkan dicari dan diidentifikasi hal-hal
kajian.
188
e. Sistem penilaian yang tidak sesuai, dan aspek lain yang mungkin
dinilai kurang.
Pada umumnya guru kurang atau belum menyadari bahwa apa yang
sesuatu baru dianggap sebagai masalah jika guru telah merasa kewalahan,
tidak berdaya dan tidak mampu menghadapi sendiri. Maka cara yang
dilakukan guru:
189
7. Pilihlah fokus permasalahan yang terbatas, yang berukuran kecil,
sehari-hari dikelas.
guru.
1. Aspek substansi;
3. Aspek teknis
Dari sisi aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari
190
mengoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Sedang dari sisi orisinalitas,
apakah pemecahan dengan model tindakan itu merupakan suatu hal baru
dipermasalahkan.
191
mengingatkan intensitas partisipasi warga masyarakat dalam proses
deliberasi lewat diskusi publik itu merupakan jalan agar dampak kebijakan
yang dibuat memiliki hasil yang optimal, yaitu berguna untuk meningkatkan
Ketua netral
pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh pendidik dan peserta didik
(practice driven) dan (action drive). Tujuan penelitian tindakan adalah untuk
192
berkolaborasi dengan pendidik lain.Dan suatu penelitian PTK harus
berprinsip:
193
BAB 7
A. Triangulasi
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila
secara serempak.
Observasi Partisipatif
Sumber Data
Wawancara Mendalam Sama
Dokumentasi
1 Https://Www.Konsistensi.Com/2013/04/Triangulasi-Sebagai-Teknik-Pengumpulan.Html
194
B. Ulasan Collegial
kelas. Oleh sebab itu PTK bersifat practice driven dan action driven,
sehari-hari.
educators.
195
pengumpulan dan analisis data serta reflektisi mengenai temuan di
guru. Hal ini pelecehan profesi dalam bentuk penyedia jasa borongan
2 Http://C-Masnawi.Blogspot.Com/2009/11/Karakteristik-Penelitian-Tindakan-Kelas.Html
196
1. Pengertian Umpan Balik
daya tarik tersendiri bagi para peneliti praktik pembelajaran sejak tahun
bahwa ketika guru mampu menggunakan prosedur umpan balik yang efektif
siswa. Dengan tanpa memandang kelas, status sosial ekonomi, ras, atau
keadaan sekolah, korelasi ini cenderung konsisten. Ketika umpan balik dan
sebuah dialog instruksional antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
maupun siswa dengan dirinya sendiri, dan bukanlah sebuah praktik yang
pelajaran pokok belum tentu berhasil megajar tanpa ditunjang oleh bahan
3 Http://Mdpurwa.Blogspot.Com/2013/12/Teknik-Umpan-Balik-Dalam-Pembelajaran.Html
197
penunjangnya. Karena pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik
Terkait dengan umpan balik yang efektif ini, Black dan Wiliam
Salah satu metode yang cukup efektif untuk memastikan bahwa siswa
kesimpulan yang diambil dari data, penyajian tabel atau grafik dan
sejenisnya.
198
belajarnya dan mereka akan lebih mampu untuk melaksanakan proses
pembelajarannnya
sebagai usaha untuk memberikan nilai atau makna. Umpan balik pada
dan tidak dilakukan siswa. Selain itu, bahwa umpan balik juga harus bersifat
obyektif, deskriptif dan disampaikan pada waktu yang tepat yakni pada saat
Salah satu cara pemberian umpan balik yang cukup bermakna yaitu
199
(plus) untuk menunjukkan tentang kriteria yang telah berhasil dipenuhi
tips tentang cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuan, serta
teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk
200
3. Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
siswa dari guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi daripada
dapat dimengerti oleh murid, karena dari sinilah tergantung apakah ia dapat
lagi penjelasannya. Pada umumnya murid juga tidak tahu sejauh mana
bahan yang diterangkan dapat mereka pahami. Hal ini kiranya dapat
pengetahuan yang baru saja mereka peroleh dari bahan yang diterangkan.
Bagaimana hal tersebut dapat dilakukan? Ada berbagai cara untuk itu. Cara
pada akhir jam pelajaran. Dengan cara itu pengajar akan menemukan apa
201
Segala hal yang ternyata belum dimengerti secara jelas oleh pihak
Cara lain yang lebih baik dan akan memberi keterangan lebih pasti adalah
mengadakan ujian singkat. Serupa dengan yang disebut kuis, di akhir jam
pelajaran. Dengan ujian singkat itu murid dipaksa menuliskan. Sejauh mana
bahan yang telah diterangkan dapat mereka mengerti. Sering kali cara
bahan yang telah dibahas. Selain itu murid atau mahasisiwa juga diberi
belum lengkap.
Dan dari sini kiranya telah mengetahui bahwa ada berbagai macam bentuk
umpan balik. Pilihan tentu saja paling tergantung pada pengajar yang
bersangkutan sendiri. Hal yang paling penting adalah sejauh mana uraian
yang diberikan dapat diterima secara jelas oleh murid. Pada umumnya
Terlihat pada waktu ujian bahwa murid belum mengerti secara baik bahan
202
yang diajarkan. Dan itu berarti suatu keterlambatan. Sebaliknya, bilamana
jam pelajaran
ujian singkat
dilakukan terhadap tiap jam pelajaran atau jam kuliah. Kita sebut hal itu
sebagai umpan balik pelajaran atau kuliah. Sedangakan hal yang keempat
berhubungan dengan evaluasi pada akhir kursus. Maka kita sebut penilaian
berikutnya, oleh karena itu jelas, bahwa umpan balik tidak hanya perlu bagi
Peserta didik adalah sang anak yang merupakan milik Sang Pencipta
203
dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci
Peserta didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi,
baik itu motivasi ekstrinsik maupun instrinsik. Beberapa hal yang dapat
merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik, antara
lain :
maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik.
akan tumbuh minat yang kuat pada diri para peserta didik yang
bersangkutan.
204
setiap awal kegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan
kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran
itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka
belajar.
Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri
205
para peserta didik, antara lain dengan mengumumkan hasil
penghargaan lainnya.
Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh
guru di dalam pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu
bagus! baik!, betul!, hebat! Namun semua itu tidak disajikan dengan
206
tangan, menepuk-nepuk bahu, menjabat tangan dan lain-lain. Ada
menantang
Agar peserta didik dapat tetap aktif dalam mengikuti kegiatan atau
207
semangat belajar. Karena itu, agar kegiatan penilaian ini dapat
Jika siswa belum biasa bekerja efektif dalam kelompok, maka guru
Kelompok itu kecil (dua sampai tiga siswa) dan guru menetapkan
anggota kelompok tugas itu dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat
bersifat informal dan guru perlu membahas dan mendiskusikan tugas itu
dengan siswa
Hal penting dari tugas ini adalah belajar bekerjasama. Untuk siswa-
siswa yang sudah lebih berpengalaman bekerja dengan cara ini, guru dapat
seperti :
208
b. Tugas dapat ditambahkan lebih banyak, tetapi dengan batas waktu
e. Beberapa sumber belajar dapat dipilih oleh siswa dan peran siswa
ini, siswa akan terdorong untuk melakukan kegiatan lebih mandiri yang
209
Ada bebarapa perilaku guru yang disarankan untuk
pembelajaran.
siswa.
210
l. Menghubungkan bahan yang diajarkan dengan aktifitas yang harus
dilakukan siswa.
lebih abstrak.
dan tinggi.
D. Profil Pelajaran
211
Profil Pendidikan Kewarganegaraan SD sebagai Pendidikan Nilai Dan
kehilangan kewarganegaraan
3. Tahun 1968
1945
212
1. Tahun 1994 Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan materi
berbasis kompetensi
1. Civic Intellegence
2. Civic Responbility
3. Civic Partisipation
1. Civic Knowledge
2. Civic Skills
3. Civic Ethic
adalah suatu proses mengukur dan menilai (Uno, 2006). Sedangkan Bloom
213
menetapkan apakah dalam keyataan terdapat perubahan dalam diri siswa
pembelajaran.
4Https://Pengetahuanolahraga.Wordpress.Com/2011/07/16/Evaluasi-Proses-
Pembelajaran/
214
kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan
dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses
khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta
dari:
1. perencanaan,
2. pengumpulan data,
3. verifikasi data,
5. interpretasi data.
(learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana
215
Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan
adalah:
216
menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan
macam, seperti kuesioner, tes, skala, format observasi, dan lain-lain. Dari
dua, yakni alat tes dan nontes. Khusus untuk evaluasi hasil pembelajaran
alat evaluasi yang paling banyak digunakan adalah tes. Oleh karena itu,
pemberian nilai terhadap skor hasil tes, juga secara khusus akan
1. Teknik Tes
kelompok.
217
pengetahuan dan kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan
orang.
Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat
tepat dan obyektif tentang obyek yang hendak diukur baik berupa
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara atau alat untuk
kelompoknya.
218
a. Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi
pembelajaran tertentu.
Fungsi
Dilihat dari segi tujuannya dalam bidang pendidikan, tes dapat dibagi
menjadi:
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal
219
misalnya tes intelegensi, dan tes ketrampilan bongkar pasang suatu
alat.
dalam suatu kegiatan. Tes Hasil Belajar (THB), baik itu tes harian
Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan adalah tes
awal testi digunakan pre-tes dan kondisi akhir testi digunakan post-
tes.
220
e. Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
belajar tersebut.
f. Tes Formatif
sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam
g. Tes Sumatif
Istilah sumatif berasal dari kata “sum” yang berarti jumlah. Dengan
Bentuk Tes
221
Penggunaan setiap jenis tes tersebut seyogyanya disesuaikan
dengan kawasan (domain) perilaku siswa yang hendak diukur. Misalnya tes
tertulis atau tes lisan dapat digunakan untuk mengukur kawasan kognitif,
tes tindakan, dan kawasan afektif biasanya diukur dengan skala perilaku,
meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dan bukan
melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria yang
222
berlangsung (Arifin, 2009).
Tujuan dari PAP adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau
pencapaiannya.
keputusan yang mengacu pada nilai baku yang telah ditentukan terlebih
dahulu sebelum ujian. Nilai baku ini merupakan kriteria kelulusan. Nilai
mahasiswa yang memiliki nilai 60 atau lebih dinyatakan lulus. Dapat juga
yang dapat menyamai atau melampaui nilai baku yang dapat lulus.
pengambilan keputusan.
223
tertinggi. Adapun norma ini tidak dapat ditentukan sebelum ujian tetapi
justru setelah ujian ini terselenggara. Akan didapatkan kurva dengan rata-
Dengan PAN ini maka jumlah kelulusan akan menjadi tinggi karena
hasil tidak terikat pada nilai baku yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Oleh sebab itu penggunaan PAN sulit untuk mengevaluasi standar mutu
F. Kritik kurikulum
kurangnya ada empat hal yang bisa diperbaiki guna meningkatkan kualitas
pendidikan Indonesia.5
yang dimaksud di sini tidak hanya mencakup sarana dan prasarana yang
dapat bersekolah dengan nyaman. Hal tersebut dapat terlihat pada kasus
5Https://Www.Kompasiana.Com/Hitchiker_12324/54f36db97455137d2b6c74ae/Kritik-
Atas-Kebijakan-Dan-Kurikulum-Pendidikan-Nasional
224
yang runtuh di atas arus Sungai Ciberang yang deras agar bisa sekolah,
tak boleh lagi terjadi. UUD 1945 menjamin hak setiap warga negara
mendapatkan pendidikan yang layak dan negara dalam hal ini berkewajiban
mencapai 100 persen, tetapi tidak dari segi kualitas. Badan Pusat Statistik
prestasi antara anak dari keluarga berkecukupan dan anak dari keluarga
tak mampu.Salah satu contoh dapat dilihat dari dominasi siswa/siswi dari
infrastruktur dan fasilitasnya. Sekolah swasta juga memiliki daya tarik lebih
kuat bagi calon guru dengan kompetensi yang tinggi. Selain gaji yang lebih
225
seluruh pelosok Indonesia sulit tercapai. Padahal, pendidikan seyogianya
Uraian dari Prof. Tilaar dan Tracey Yani di atas, cukup bisa
dalam rangka mencerdaskan bangsa ini agar mampu dan siap dalam
popularitas dan kosmetik politik untuk meraih suara pada setiap kontestasi
untuk setiap siswa, tanpa melihat latar belakang status sosial ekonomi
226
keluarga siswa, padahal biaya yang digunakan adalah anggaran Negara
yang sudah seharusnya digunakan secara tepat, yaitu subsidi hanya bagi
yang membutuhkan.
sendiri.
yang sudah dikenal memiliki kualitas pola pendidikan yang bagus. Dan
tingkat kompetensi yang tinggi serta bakat minat yang memadai untuk bisa
yaitu akan menjadi apa setelah sekolah, yang juga pada akhirnya
227
memperuncing ketidaksetaraan ekonomi-sosial yang ada. Meminjam
rumusan Pierre Bourdieu, anak dari keluarga kaya punya tendensi untuk
yang sejalan dengan budaya dominan, yaitu materi dan jaringan yang tidak
2006, bisa menjadi awal yang baik. Namun, tanpa arah yang jelas,
lebih fokus dan tajam dalam menghasilkan pendidikan bermutu bagi setiap
anak. Dan hal itu haruslah terimplementasi tanpa melihat latar belakang
228
kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan sehingga bisa menjadi solusi yang
G. Evaluasi Wacana
keberhasilan tindakan dapat dipahami dari dua sisi, yakni sisi proses
pengamatan, dan sisi hal yang diamati. Dari sisi proses – bagan alir,
(hasil). 6
kemampuan awal siswa dianggap kurang; dalam hal ini tes kemampuan
berlangsung berkaitan erat dengan tindakan yang dipilih. Dalam tahap ini
6Https://Www.Researchgate.Net/Publication/324029673_Penelitian_Tindakan_Kelas_Ap
a_Dan_Bagaimana_Melaksanakannya
229
pencapaian hasil yang sampai pada angka 75 perlu untuk dilakukan
Selain dari sisi proses, instrumen PTK dapat pula dipahami dari
sisi hal yang diamati. Menurut Reed dan Bergermann (1992), ditinjau
dari hal yang diamati, instrumen dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis,
yaitu:
a. pengelolaan kelas,
menutup pelajaran.
yang terjadi.
230
Catatan kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata
individu diamati dalam durasi waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan
231
BAB 8
pembelajaran merupakan salah satu tuntutan kompetensi guru, oleh karena itu
siapapun guru dan calon guru dituntut mampu melakukan penelitian tindakan kelas
berbagai metode atau cara, (2) menentukan cara pemecahan masalah dengan
pendekatan, strategi, media, atau kiat tertentu, (3) memilih dan merumuskan masalah
baik berupa pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan masalah dan cara
yang ditetapkan, (5) memilih dan menyusun persfektif, konsep, dan perbandingan
yang akan mendukung dan melandasi pelaksanaan PTK, (6) menyusun siklus yang
menyusun instrumen yang diperlukan untuk menjaring data, (8) menetapkan dan
Bagian pokok proposal terdiri dari 3 yaitu: (1) pendahuluan: latar belakang,
rumusan masalah dan pemecahannya, tujuan dan manfaat penelitian; (2) kajian
pustaka: kajian teori, kajian hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis,
dan (3) rencana penelitian: setting dan subyek penelitian, prosedur PTK, pengumpulan
232
1). Pendahuluan
manfaat penelitian.
permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkan fakta – fakta
yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari
Menuliskan kenyataan yang ada (kondisi awal). Kondisi awal sesuai dengan
matematika bagi peserta didik kelas V rendah” diuraikan berdasarkan fakta rendahnya
itu dibuktikan dari mana, berapa rata-rata nilai ulangan harian, berapa banyak peserta
didik yang belum tuntas, ’siapa” saja yang belum tuntas, dan sebagainya (sesuai data
riel dari SD tersebut). Kemudian menetapkan masalah pokok yaitu yang mengandung
kondisi awal dari subyek yang diteliti. Selain itu menuliskan masalah lain yaitu masalah
peneliti: misalnya selama ini belum memanfaatkan alat peraga tertentu dalam
Menuliskan harapan yang dituju (kondisi akhir), yaitu kondisi setelah dilakukan
penelitian. Harapan yang dituju (kondisi akhir) dapat berupa kondisi akhir yang diteliti
atau bagi subyek penelitian (peserta didik/guru/kepsek), maupun kondisi akhir peneliti.
233
Kondisi akhir yang diteliti (peserta didik), misalnya meningkatnya hasil belajar
matematika pada operasi hitung bilangan pecahan. Berapa nilai rata-rata ulangan
harian yang diharapkan setelah penelitian, mengapa perlu ditingkatkan. Kondisi akhir
b. Permasalahan Penelitian
Kesenjangan yang dimaksud adalah (1) kesenjangan antara kondisi awal dan kondisi
akhir masalah pokok dari subyek penelitian. (2) kesenjangan antara kondisi awal dan
kondisi akhir masalah lain dari peneliti. Menulis masalah yang dihadapi yaitu adanya
Masalah yang diteliti, nilai ulangan kenyataan (kondisi awal)-nya masih rendah,
secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar-benar di angkat dari
masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui
yang secara teknis metodologi di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada
masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang
perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini
234
c. Cara Pemecahan Masalah
Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah
konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Di samping itu, juga
program sekolah lainnya. Selain itu harus dicermati artikulasi kemanfaatan PTK
pembatasan masalah dan perlu adanya solusi. Pada saat melakukan identifikasi
masalah, guru sudah harus mengkaji berbagai literatur yang relevan. Identifikasi
Masalah pada umumnya berupa pertanyaan, banyaknya pertanyaan selalu lebih dari
satu sehingga banyaknya pertanyaan lebih banyak dari banyaknya rumusan masalah.
Penggunaan kalimat tanya dimulai dari yang komplek (holistik) sampai yang spesifik
(atomistik). Kalimat tanya tersebut tidak harus dijawab, karena hanya sebagai
lebih terfokus; Langkah awal, membatasi banyaknya variabel yang diteliti, variabel apa
saja. Membatasi atau menjelaskan variabel terikat, misalnya untuk peserta didik mana,
kelas berapa, semester kapan, tahun kapan, materi apa dan sebagainya. Membatasi
atau menjelaskan variabel bebas (X), misalnya, alat peraganya apa, apa yang
235
d. Rumusan Masalah
umumnya berbentuk kalimat tanya. Kalimat tanya pada rumusan masalah lebih terinci
karena telah melalui identifikasi dan pembatasan masalah. kalimat tanya yang
diajukan mengacu ke variabel pada masalah pokok (Y) dan variabel pada masalah
lain yang diteliti (X). Kalimat tanya pada rumusan masalah kelak harus terjawab
jawaban bukan hanya banyaknya rumusan masalah. Rumusan masalah akan dipakai
sebagai dasar untuk penentuan teori yang akan digunakan; Selain itu juga sebagai
arah dalam menentukan judul penelitian, sebagai arah dalam menentukan metode
sendirinya, artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh dapat
dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi peserta didik
dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan
keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi peserta didik sebagai pewaris langsung
236
(direct beneficiaries) hasil PTK di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan-rekan
guru lainnya serta mungkin bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda
dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu, teknologi dan
Pada bagian ini berisi kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir
dan hipotesis tindakan. Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang
juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk
kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian
a. Kajian Teori
Pada kajian teori dipaparkan landasan substantive dalam arti teoritik atau
diimplementasikan. Tinjauan pustaka berisi falsafah dasar, teori, dan konsep yang
sangat erat kaitannya dengan scope penelitian yang akan didilakukan. Teori-teori yang
diambil harus relevan dengan: (1) permasalahan dilihat dari isinya, dan (2) variabel
yang diteliti dilihat dari judul/sub judul yang ditulis pada kajian teori terutama variabel
tindakan (X) harus dijelaskan bukan hanya teori tentang apa dan mengapa penting,
Tinjauan pustaka diambil dari teori-teori yang terbaru dan dari berbagai aliran. Untuk
237
keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelaku PTK
sendiri yang relevan maupun pelaku–pelaku PTK lain disamping terhadap teori–teori
yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Setelah itu dilanjutkan dengan
ulasan teoritik.
permasalahan dan variabel yang diteliti perlu dikaji untuk menghindari duplikasi.
Penelitian yang relevan yang perlu dikaji baik yang dilakukan oleh peneliti sendiri
maupun oleh orang lain. Kajian ini menjadi dasar ulasan penelitian-penelitian empiris
yang berkaitan dengan teori yang digunakan sebagai landasan. Argumentasi logis dan
teoretik diperlukan bukan hanya untuk membuat ulasan, tetapi juga untuk menyusun
kerangka teori/konseptual. Dari sini akan nampak celah atau kesempatan yang
c. Kerangka Pikir
Dalam kerangka teori atau pikir, peubah dicantumkan sebatas yang diteliti dan
dapat dikutip dari dua atau lebih karya tulis. Kerangka teori sebaiknya menggunakan
acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang
berupa hasil penelitian terdahulu. Semakin banyak sumber bacaan, semakin baik,
dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) sumber, baik dari teks book atau sumber lain
penelitian yang kita buat. Di sini terkandung teori dasar dan referensi penelitian
terdahulu. Kerangka pemikiran bisa juga dibantu dengan menampilkan bagan yang
238
akan membantu mempermudah pembaca mengetahui arah penelitian dan bagi
peneliti bisa sebagai petunjuk penguraian variabel dan indikator instrument penelitian.
Pada akhir kerangka teori penulis menyusun model teori dengan memberi
penelitian yang sedang dilakukan. Kerangka itu dapat berupa kerangka dari ahli yang
sudah ada, maupun kerangka yang berdasarkan teori-teori pendukung yang ada. Dari
kerangka teori yang sudah disajikan dalam sebuah skema, harus dijabarkan jika
dicantumkan.
d. Hipotesis Penelitian
penelitian, tinjauan pustaka, dan kerangka pemikiran, maka dapat diturunkan hipotesis
atau dugaan. Hipotesis berisi hipotesis tindakan, bukan hipotesis statistik maupun
pada kajian teori dan kerangka berpikir. Selain itu hipotesis menjawab rumusan
penelitian.
subjek penelitian, variabel yang akan diselidiki, rencana tindakan, data dan cara
Pada bagian setting penelitian dan karakteristik subjek ini disebutkan di mana
penelitian tersebut akan dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari
239
kelas tersebut seperti komposisi peserta didik pria dan wanita, latar belakang sosial
ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan, tingkat kemampuan dan lain
penelitian yang dijadikan titik-titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan peserta didik,
guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain
sebagainya; Namun dalam PTK, lazimnya variabel X yaitu tindakan guru merupakan
keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar peserta didik,
implementasi berbagai metode mengajar di kelas yang inovatif, dan sebagainya, dan
(3) varaibel output (Y) seperti rasa keingintahuan peserta didik, kemampuan peserta
didik mengaplikasikan pengetahuan, motivasi peserta didik, hasil belajar peserta didik,
sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan
sebagainya.
c. Rencana Tindakan
Pada bagian rencana tindakan ini digambarkan rencana tindakan yang akan
belajar peserta didik, analisis hasil penilaian, dan tindak lanjut yang dapat
240
rangka implementasi PTK, dan lain–lain yang terkait bdengan pelaksanaan
perbaikan masalah.
d) Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan
Pada bagian data dan cara pengumpulannya ini ditunjukkan dengan jelas jenis
data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik variabel X yaitu proses
tindakan guru dan respon siswa maupun dampak tindakan perbaikan (variabel Y) yang
di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau
dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di samping itu teknik
pengumpulan data setiap variabel yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas
di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan
hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan sebagainya. Selanjutnya dalam
241
prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK,
para guru juga harus aktif sebagai pengumpul data, bukan semata-mata sebagai
sumber data.
penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun
mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik, penggunaan
teknik perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang
ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data.Validasi diperlukan agar diperoleh
data yang valid. Validitas yang akan digunakan perlu disesuaikan dengan data yang
akan dikumpulkan. Untuk data kuantitatif (berbentuk angka) umumnya yang divalidasi
Untuk itu diperlukan kisi-kisi agar terpenuhinya validitas teoretik. Data kualitatif
sumber, data berasal dari beberapa sumber. Atau triangulasi metode, data berasal
e. Indikator Kinerja
Pada bagaian Indikator kinerja ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan
untuk tindak perbaikan melalui PTK jika bertujuan mengurangi kesalahan konsep
tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan
yang dimaksud.
242
f. Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan sesuai dengan metode dan jenis data yang
dikumpulkan. Pada PTK, data yang dikumpulkan dapat berbentuk kuantitatif maupun
kualitatif. Pada PTK tidak harus menggunakan uji statistik, tetapi bisa saja cukup
membandingkan misalnya nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes
analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
g. Bagian Akhir
Pada bagian akhir proposal berisi daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka
yang akan dipakai dalam penelitian disusun menurut urutan abjad pengarang
dalam penelitian. Pada proposal telah digunakan minimal 5 sumber untuk setiap
variabel dan untuk kaitan antar variabel minimal 3 sumber. Semua sumber diharapkan
yang terbit kurang dari 10 tahun. Bagian lampiran dapat berisi rancangan pelaksanaan
yang akan digunakan, dan lain-lain. Hal–hal lain yang dapat memperjelas karakteristik
kancah PTK yang diusulkan dapat disertakan dalam usulan penelitian ini.
243
Lampiran 1
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................
ABSTRAK ................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
244
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE
PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR KEBUN SEKOLAH
DI KELAS IV SDN MERUYA UTARA 03 PAGI JAKARTA BARAT
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris tentang hasil belajar IPA
yang diselenggarakan di SDN Meruya Utara 03 Pagi Jakarta Barat, pada materi
“Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan”. Penelitian ini menggunakan metode action
research yang menekankan kepada pembelajaran IPA dengan menggunakan
pemanfaatan lingkungan alam sekitar.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN
Meruya Utara 03 Pagi Jakarta Barat yang berjumlah 35 siswa. Partisipasi yang lain
adalah peneliti utama dan dua orang observer dari unsur teman sejawat disekolah
yang sama. Tehknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui tes (ulangan harian) dan hasil observasi.Penelitian ini memberikan hasil bahwa
pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada pembelajaran (mastery learning)
berlangsung pada siklus ke II sebesar 80,57%.Penelitian ini menyimpulkan: 1)
pemanfaatan lingkungan alam sekitar dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
kompetensi dasar “Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan” dan terdapat hubungan
antara keberhasilan pembelajaran langkah-langkah operasional pembelajaran, yang
dirancang dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti.
Kata kunci : Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar, hasil IPA, Struktur dan Fungsi
Bagian Tumbuhan.
245
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
246
S. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ................................ 66
247
DAFTAR TABEL
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Siklus I ........................ 109
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Siklus II........................ 115
248
TAR GAMBAR
249
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mujiono. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 1994.
Elliot, John., Action research for educational change (Developing Teachers &
Teaching). Penerbit : Open University Press. 1991.
Hutabarat, EP. Cara Belajar, Pedoman Praktis untuk Belajar Secara Efesien
dan Efektif , Jakarta : BPK gunung mulia. 1988.
250
251
Suryadi, Asip., Ika Berdiati. Menggagas Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru.
Jakarta : Rosda. 2018.
Sumber Internet:
http://www.multimedia.smktarunabhakti.net/blog/2015/06/22/4-kompetensi-
yang-harus-di-miliki-guru-profesional.
http://www.kompasiana.com/7khusfatun_khasanah-
./55003221a33311926f510563/ peran-ptk-dalam-meningkatkan-
profesionalisme-guru
http://media.neliti.com/media/publications/138125-ID-sekolah-unggulan-
pendekatan-pengembangan.pdf
http://education-mantap.blogspot.com/2013/06/pembelajaran-dengan-
inkuiri.html
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/risalah/article/viewFile/9534/918
3
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/ppm-ptk-anyar.pdf
http://www.inirumahpintar.com/2016/10/pengertian-tujuan-manfaat-refleksi-
dalam-pembelajaran.html
251
252
http://bambangnursuwahjo.blogspot.com/2010/05/guru-efektif-dan-
reflektif.html
http://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/ekonomi/article/download/148/119
http://soetandyo.wordpress.com/2010/08/02/guru-profesionalisme-guru-dan-
upaya-untuk-meningkatkan-kwalitasnya.
http://nhingz-anwar.blogspot.com/2012/05/mengajar-sebagai-profesi.html
http://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/02/Penelitian-
Tindakan-Kelas-PTK-legiman.pdf
http://www.slideshare.net/vividiana/peningkatan-profesionalisme-guru-
melalui-reflektif-teaching
http://inggrisonline.com/pengertian-tujuan-ciri-narrative-text-dan-contohnya/
http://fitriahartina011.blogspot.com/2015/11/analisis-rancangan-penelitian-
naratif.html
http://diahphie.blogspot.com/2014/05/laporan-pengamatan-peserta-didik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Aide-m%C3%A9moire
http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._pedagogik/196108141986031
babang_robandi/makalah_laporan_ptk_babang.pdf.
http://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-analisis.html.
http://kamusbahasaindonesia.org/studi%20kasus/mirip
KamusBahasaIndonesia.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Buku_harian.
http://sulistiyaingwarni.blogspot.com/2015/03/menulis-jurnal.html
http://goresannhanie.blogspot.com/2014/01/tehnik-proyektif.html
http://maria_c.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42273/proyektif+5+%28
Teknik-teknik+Proyektif%29.pdf.
http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._psikologi/196605162000122-
herlina/tes%20proyeksi-
penggunaan%20%26%20pendekatan.pdf/hal_2
http://www.academia.edu/8753718/Studi_Tokoh_dalam_Penelitian_Kualitatif/
hal_4
http://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitian-
kualitatif.
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/Analisis Episode Kesalahan Membaca
Nyaring di Sekolah Dasar Oleh Darmiyati Zuchdi. Hal: 7-8
http://www.coursehero.com/file/95-Seminar-Penyelidikan-Tindakan-Tahun-
2010-IPG-KBL-7-8-Oktober-2010.
http://idtesis.com//Metode-pembelajaran-diskusi-kelompok.
http://ardhana12’s weblog/perumusan-masalah-penelitian-tindakan.
http://www.konsistensi.com/2013/04/triangulasi-sebagai-teknik-
pengumpulan.html
http://c-masnawi.blogspot.com/2009/11/karakteristik-penelitian-tindakan-
kelas.html
http://mdpurwa.blogspot.com/2013/12/teknik-umpan-balik-dalam-
pembelajaran.html
http://pengetahuanolahraga.wordpress.com/2011/07/16/evaluasi-proses-
pembelajaran.
252
253
http://www.kompasiana.com/hitchiker_12324/54f36db97455137d2b6c74ae/kr
itik-atas-kebijakan-dan-kurikulum-pendidikan-nasional.
http://www.researchgate.net/publication/324029673_penelitian_tindakan_kela
s_apa_dan_bagaimana_melaksanakannya.
253
BIODATA PENULIS