Anda di halaman 1dari 25

Pembimbing : dr. Roby Hilman Maulana, Sp.

Oleh: Y. Dwinanda Rooseno P. 17120060076

Pendahuluan
Meskipun endoftalmitis bukan 5 besar penyebab kebutaan, tetapi endoftalmitis termasuk dalam kegawadarutan dibidang oftalmologi Secara garis besar endoftalmitis dibagi menjadi endogenous (2-18%) dan eksogenous (72%)

Definisi
Merupakan peradangan hebat intraokular yang disebabkan oleh jamur atau bakteri atau keduanya

Gejala
Sever ocular pain Mata merah Lakrimasi / epiphora Penurunan visus Photophobia

Tanda
Kelopak mata tampak bengkak dan merah Konjungtiva terlihat chemosis dan circumcorneal congestion Kornea tampak oedem, keruh, terlihat infiltrasi COA tampak hypopyon pus Iris (apabila terlihat) tampak oedem dan keruh Pupil terlihat yellow reflex Vitreous tampak adanya eksudat amaurotic cat s-eye reflex TIO

Patofisiologi
Kerusakan Ocular Barrier Bakteri masuk ke dalam bola mata
Eksogenous Endogenous

Proliferasi bakteri

Patofisiologi (lanjutan)
Bakteri / Benda Asing Memicu Sel Sel Inflamasi Rusaknya B-O-B Masuknya Sel Sel Inflamasi Pengeluaran Hasil Metabolisme + Toxin Bakteri Kerusakan Jaringan

Etiologi
Endogenous Jamur (Candida albicans) Bakteri (S. Aureus, E.coli, Stafilokokus, Bacillus spp.) Eksogenous Bakteri (S. aureus, S. epidermidis, Pseudomonas auruginosa, Propionibacterium acnes) Traumatika Bakteri (Stafilokokus, Streptokokus, Bacillus spp.)

Jenis jenis endoftalmitis


1. Endoftalmitis akut pasca bedah katarak 2. Endoftalmitis pseudofaki kronik 3. Endoftalmitis pasca operasi filtrasi antiglaukoma 4. Endoftalmitis pasca trauma 5. Endoftalmitis endogen 6. Endoftalmitis jamur

Endoftalmitis akut pasca bedah katarak


Timbul minggu pertama sampai 6 minggu pasca operasi Injeksi silier, hilangnya reflek fundus, hypopyon, pembengkakan kelopak mata, fotofobia, penurunan visus, kekeruhan vitreus Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus dan Streptococcus merupakan organisme yang paling sering dijumpai

Endoftalmitis pseudofaki kronik


Timbul 6 minggu pasca operasi Fotopobia, nyeri pada bola mata, hiperemi konjungtiva, dan kekeruhan vitreus < endoftalmitis akut, Plak kapsular putih Propionibacterium acnes dan Corynebacterium species merupakan penyebab tersering

Endoftalmitis pasca operasi filtrasi antiglaukoma


Terjadi pada 10% operasi Trabekulektomi dan Trepanotrabeculektomi Tanda tanda endoftalmitis terjadi 4 minggu pasca operasi atau lebih Tanda dan gejala mirip dengan endoftalmitis akut + kerusakan nekrotik pada sklera Bakteri yang sering menyebabkan ialah Haemophilus influenza disamping stafilokokus dan streptokokus

Endoftalmitis pasca trauma


Terjadi pada 20% trauma tembus okuli Tanda tanda mirip glaukoma akut, benda asing (+/-) Perlu ditanyakan riwayat tempat kejadian trauma (daerah sedikit penduduk > daerah banyak penduduk) Viterectomi harus segera dilakukan apabila terdapat benda asing dalam bola mata Bakteri dari golongan bacillus dan stafilokokus paling sering menyebabkan endoftalmitis pasca trauma.

Endoftalmitis endogen
Paling sering disebabkan oleh jamur (Candida albicans) = 62% kasus; bakteri (Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan spesies streptokokus) Adanya penyakit penyerta (septikemia), pemakaian nasal kanula / kateter dalam waktu lama, pengguna obat obatan intravena (intravenous drug abuse)

Endoftalmitis jamur
Bisa didapatkan pasca pembedahan atau trauma tembus Tanda - tanda sama seperti endoftalmitis akut Penyebab paling sering endoftalmitis jamur jenis aspergilus, fusarium, dan kandida

Penunjang diagnostik
Kultur cairan vitreus Laboratorium untuk suspek endoftalmitis endogen Pemeriksaan CSF, throat swab, cardiac ultrasound, pemeriksaan feses juga untuk deteksi asal infeksi pada endoftalmitis endogenous

Prosedur diagnosa
Evaluasi oftalmologi

Cek visus Slit lamp TIO Dilated funduscopy Ultrasound

Tatalaksana
Intravitreal antibiotik
Pilihan pertama : Vancomicin 1 mg dalam 0.1 ml + ceftazidine 2.25 mg dalam 0.1ml Pilihan kedua : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + amikacin 0.4 mg dalam 0.1 ml Pilihan ketiga : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + gentamicin 0.2 mg dalam 0.1 ml

Injeksi Subkonjungtiva
Pilihan pertama : Vancomicin 25 mg dalam 0.5 ml + ceftazidim 100 mg dalam 0.5 ml Pilihan kedua : Vancomicin 2 5mg dalam 0.5 ml + cefuroxime 125 mg dalam 0.5ml

Follow up setelah intravitreal antibiotik


Injeksi intraviteal

24 36 jam pertama setelah injeksi

Bertambah buruk

Bertambah buruk (-)

Konsul spesialis

Lanjutkan terapi oral / topikal Membaik Tidak ada perubahan signifikan Reflek fundus (+) Reaksi COA Ulangi intravitreal injeksi Lanjutkan terapi

PPV

Tatalaksana (lanjutan)
Antibiotik topikal Vancomicin (50 mg/ml) atau cefazolin (50 mg/ml), dan Amikacin (20 mg/ml) atau tobramycin (15mg%) Antibiotik sistemik (jarang) Ciprofloxacin intravena 200mg BD selama 2-3hari, diikuti 500mg oral BD selama 6-7 hari, atau Vancomicin 1gm IV BD dan ceftazidim 2g IV setiap 8 jam

Tatalaksana (lanjutan)
Terapi steroid Dexamethasone intravitreal 0.4 mg dalam 0.1 ml Dexamethasone 4 mg (1 ml) OD selama 5 7 hari Steroid sistemik. Terapi harian dengan prednisolone 60 mg diikuti dengan 50 mg, 40 mg, 30 mg, 20 mg, dan 10 mg selama 2 hari.

Terapi suportif Siklopegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga hematropine 2% 2 3 hari sekali. Obat obat antiglaucoma disarankan untuk pasien dengan peningkatan tekanan intraokular. Acetazolamide (3 x 250 mg) atau Timolol (0.5 %) 2 kali sehari.

Viterectomy

Prognosis
Prognosis endoftalmitis bergantung pada : Durasi dari endoftalmitis Jangka waktu infeksi sampai penatalaksanaan Virulensi bakteri Keparahan dari trauma

Prevensi
Identifikasi keadaan pasien yang punya faktor resiko sebelum operasi (blepharitis, kelainan drainase lakrimal, adanya infeksi yg aktif) Persiapan operasi, termasuk : Pov. Iodine 5-10% Sarung tangan steril Profilaksis topikal / perikoular antibiotik Profilaksis intravitreal (pada kasus kasus trauma)

Anda mungkin juga menyukai