Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I


1ARINGAN EPITEL




OLEH :

NAMA : DARWIN AZIS
NIM : 08101004060
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : DINA OKTAVIA



LABORATORIUM ZOOLOGI
1URUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWI1AYA
INDRALAYA
2011
ABSTRAK
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 04 Oktober 2011, pada pukul
08.30 sampai pukul 10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Alat
yang digunakan adalah mikroskop. Sedangkan bahan yang diperlukan adalah berbagai jenis
preparat jaringan epitel. Adapun Hasil yang didapat yaitu dapat mengetahui bentuk dan
struktur dari sel yang menyusun jaringan epitel dengan bantuan mikroskop. Kesimpulan
yang didapat bahwa jaringan epitel dibagi atas dua kelompok besar, yaitu jaringan epitel
selapis dan jaringan epitel berlapis. Selapis silindris terdapat pada testis Mus musculus,
kubus berlapis banyak terdapat pada Cavia cobaya. Selapis pipih pada endotelium ginjal.
Transisional pada ureter Mus musculus. Fungsi dari jaringan epitel adalah sebagai proteksi,
absorbsi, lumbrikasi, dan skretori.





















BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Istilah 05ith0lium berasal dari kata 05i yang artinya berarti u5on atau diatas dan
th0l0 yang berarti ni55l0 atau putting. Istilah tersebut untuk pertama kali digunakan
terhadap suatu lapisan pada permukaan bibir yang tembus cahaya. Di bawah lapisan
tersebut terdapat punting-punting atau 5a5illa0 jaringan pengikat yang banyak
mengandung kapiler darah. Punting jaringan pengikat tadi menonjol-nonjol ke dalam
lapisan penutup permukaan yang bersiIat tembus cahaya, dan lapisan inilah yang
sebenarnya berbentuk sebagai epitel. Selanjutnya penggunaan istilah epitel meluas
untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (c0llular m0mbran0)
baik yang bersiIat tembus cahaya ataupun yang tidak.Lembaran sel tersebut terdapat
m0nutu5i dan m0mbatasi di luar ataupun di luar tubuh (Subowo 1992: 5).
Epitel (ephitelium) atau lengkapnya jaringan epitel, terdiri dari sel-sel sejenis yang
membalut permukaan luar dan dalam organ tubuh yang berbentuk saluran atau rongga.
Disamping membalut permukaan tubuh, sel-sel epitel mampu berproliIerasi
menumbuhkan kelenjar polikel rambut (Brown 1992: 20).
Epitel adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sangat rapat tanpa adanya zat
antar sel. Epitel adalah avaskular (tidak punya pembuluh darah), tapi semua epitel
tumbuh pada jaringIan ikat dibawahnya yang punya pembuluh darah. Epitel
dipisahkan dari jaringan ikat yang dibawahnya oleh membran basalis. Antara epitel
dan jarinmgan ikat dibawahnya sering diadapat bentuk kantung-kantung kecil yang
dibatasi oleh epitel berisi jaringan ikat dengan pembulkuh darah (Geneser 1994: 115).
Perlu diketahui bahwa sel-sel epitel dalam keadaan hidup dapat berubah
bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang ditutupinya. Kalau
permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya
kalalu permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan lebih rendah. Pada umumnya
dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu, s0l g050ng, s0l kuboid dan s0l
silindris. Untuk melihat bentuk sel epitel tersebut tidak cukup melihat dari arah
permukaan epitel, namun yang penting bentuk pada tegak lurus permukaannya. Bentuk
sel epitel dari permukaannya kebanyakan polygonal (Subowo 1992: 8).
Epitel membungkus dan membatasi semua permukaan tubuh, baik permukaan luar
maupun permukaan dalam. Pada permukaan tubuh, epitel membentuk lapisan luar kulit
yaitu epidermis, yang berhubungan langsung denga epitel pembatas semua saluran
yang bermuara ke permukaan tubuh yaitu salran cerna saluran napas dan saluran
sistem urogenital. Epitel juga membatasi rongga-rongga besar dalam yaitu rongga
pleura, rongga pericardium dan rongga peritoneum yang disebut mesotelium. Lebih
lanjut, permukaan dalam yang terdapat pada pembuluh darah dan pembuluh limpa
dibatasi oleh epitel yang disebut endotel (Geneser 1994: 115).
Berdasarkan susunan sel-sel yang membentuk epitel dibedakan menjadi tiga yaitu,
05it0l s0la5is (epithelium simplex, simple epithelium), 05it0l b0rla5is (epithelium
complex, stratiIied epithelium) dan 05it0l s0mu b0rla5is atau 05it0l b0rtingkat
(epithelium pseudocomplex, pseudostratiIied epithelium). Atas dasar bentuk sel dan
susunan sel yang membentuk epitelnya maka penamaannya yang terdapat dalam tubuh
menentukan jenis epitel (Subowo 1992: 8).
Secara embriologi, ketiga daun kecambah (embrionik germ layers) berperan
dalam menumbuhkan berbagai bentuk epitel, misalnya ektoderm menumbuhkan epitel
permukaan tubuh dan derivatnya, entoderm menumbuhkan epitel slauran pencernaan
dan pernapasan, dan mesoderm menumbuhkan epitel saluran kardiovaskular, saluran
urogenital dan rongga tubuh yang tidak berhubungan dengan dunia luar, misalnya
rongga dada dan rongga peru. Epitel dipisahkan dari jaringan ikat dibawahnya oleh
selaput tipis, oleh membran basal (basement membrane), lamina basalis dan lamina
retikularis. Lamina basalis yang terdapat pada epitel umumnya bersiIat amorI,
mengandung kolagen tipe 4, yang tidak membentuk Iibri kolagen, proteoglikan,
laminin dan Iibronekitn (Brown 1992: 20).

1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui jaringan epitel sebagai jaringan
yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan tubuh hewan.
BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA

Pada umumnya jaringan epitel tidak memiliki pembuluh darah sehingga nutrisi
untuk sel-sel didapatkan dengan cara tidak langsung. Untuk mencapai sel-sel epitel,
zat-zat makanan dan O
2
yang berasal dari kapiler yang terdapat dalam jaringan
pengikat di bawah epitel harus lebih dahulu menembus apa yang dinamakan
m0mbran0 Barulah nutrisi selanjutnya akan menyebar ke seluruh bagian epitel dengan
cara diIusi melalui substansi interseluler. Sel-sel pada permukaan epitel yang
membatasi ruang mulut dapat hidup lama walaupun merupakan epitel berlapis, karena
selalu basah oleh air ludah. Sebaliknya epitel berlapis yang terdapat menutupi
permukaan luar tubuh tidak dapat hidup lama akibat proses dehidrasi sehingga berubah
kering menjadi zat keratin (Subowo 1992: 7).
Epitel mempunyai Iungsi bermacam-macam yaitu pada permukaan luar tubuh,
epitel member perlindungan terhadap kerusakan mekanis, perlindungan terhadap
masuknya mikroorganisme dan mencegah penguapan air. Lebih lanjut, epitel penting
sebagai reseptor sensoris, karena di epitel terdapat ujung-ujung saraI penghantar rasa
sakit. Pada permukaan dalam Iungsi epitel yaitu absorpsi atau sekresi. Epitel
mempunyai struktur berbeda-beda tergantung pada Iungsinya yang berbeda-beda. Sel
epitel bervariasi bentuknya, bervariasi dalam jumlah susunan lapisan sel epitel dan
dalam siIat-siIat sitologisnya (Geneser 1994: 115).
Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas
pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan
untuk k0l0nfar Hal tersebut berkaitan dengan hasil penelitian embriologis yang
menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan
pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar. Dari perkembangan tersebut
maka epitel dalam arti luas dikelompokkan menjadi dua yaitu, jaringan epitel yang
menutupi dan membatasi permukaan luar dan dalam tubuh yang dinamakan 05it0l
50rmukaan dan jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi 05it0l
k0l0nfar (Subowo 1992: 6).
Lamina retikularis komposisinya kurang jelas, tetapi tampak dengan mikroskop
cahaya. Bila diwarnai dengan reagen PAS atau pewarna perak. Disamping pada epitel,
lamina basalis diketahui dapat mengitari sel otot dan neuroleumosit. Tampak pula pada
epitel, korpuskulus venalis ginjal yang diduga ikyut berperan dalam proses ultra Iiltrasi
plasma darah dalam menghasilkan urine primer. Materi lamina basalis diduga berasal
dari sel-sel epitel dan jaringan ikat dibawahnya (Brown 1992: 21).
Epitel diklasiIikasikan berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuk sel-sel pada
permukaan lapisan. Jika epitel hanya selapis sel disebut epitel selapis (simple). Jika
ada dua lapisan atau lebih, epitel disebut epitel berlapis (stratifi0d). Sel-sel permukaan
dinyatakan menurut aturannya, berdasarkan tingginya sel disebut gepeng (squamos),
kubis (cuboidal) atau torak/silindris (columnar). Permukaan lateral sel sering
mempunyai morIologi yang kompleks dengan tonjolan-tonjolan sel dari sel
sampingnya yang saling bertautan satu sama lain. Suatu bentuk khusus epitel silindris
terdiri atas selapis sel-sel, dimana semua sel-sel melekat pada membran basalis, tetapi
hanya beberapa sel mencapai permukaan, karena tingginya sel bervariasi. Letak inti
bervariasi tingginya di atas membran basalis dan karenanya epitel tampak bertingkat
sehingga disebut epitel bertingkat (pseudostratiIied) (Geneser 1994: 117).
Sebagian besar epitel tumbuh dari lapisan ectoderm dan entoderm embrio,
walaupun ada sejumlah epitel yang berasal dari mesoderm seperti misalnya yang
terdapat pada sistem urogenital dan cortex glandula suprarenalis. Pada umunya
mesoderm yang terdapat di antara ektoderm dan entoderm embrio akan menjadi
jaringan pengikat atau otot. Sedang epitel yang berbentuk membran dan berasal dari
mesoderm ada dua yaitu, endothelium atau endotil merupakan susunan sel-sel yang
membatasi permukaan dalam pembuluh darah, jantung dan pembuluh limIa. Satu lagi
adalah mesothelium atau mesotil merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga
tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu seperti misalnya yang
melapisi 50riton0um, 5l0ura, dan 50ricardium (Subowo 1992: 6).
Karena pembuluh darah tidak pernah menembus membran basal, maka nutrisi
untuk epitel dikirim melalui proses diIusi dan ekskresi, reseptor rangsangan, dan
membentuk barier untuk proses permiabilitas selektiI. KlasiIikasi jaringan epitel
berdasrkan pada bentuk sel-sel dan jumlah lapisannya, misalnya epitel selapis terdiri
dari satu lapis sel diatas membran basal, dan epitel banyak lapis terdiri dari dua atau
lebih lapis sel diatas membran basal. Penamaan epitel banyak lapis lazimnya
didasarkan pada bentuk sel-sel permukaan tanpa memandang bentuk sel yang terdapat
dibawahnya (Brown 1992: 21).
Pembagian epitel menurut ontogeninya (kejadiannya) dapat membingungkan
karena dari satu jenis lamina germinativa dapat berkembang menjadi bermacam-
macam jenis epitel. Sebaliknya satu jenis epitel yang bentuknya sama dapat berasal
dari lamina germinativa yang berbeda. Oleh karena itu epitel diklasiIikasi berdasarkan
bentuk sel-sel yang menyusunnya dan jumlah susunanan sel-sel dalam epitel tersebut
(Subowo 1992: 7).
$0l g050ng berbentuk sebagai sisik$ ikan makan disebut squamous c0ll dalam
bahasa Inggris. Dengan demikian ukuran tinggi/tebal kurang dari ukuran panjang dan
lebar selnya. Pada potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang
memanjang dengan bagain tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Sedang apabila
diihat dari permukaan epitel tampak sel-selnya berbentuk poligonal. $0l kuboid
mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga nampak sebagai bujur
sangkar. Dari permukaan epitel bentuk selnya pun tampak poligonal. $0l silindris
mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitelnya
nampak selnya berbentuk polygonal. Biasanya inti yang berbentuk oval terletak agak
ke arah basal (Subowo 1992: 8).
Pada saluran keluar urine, terdapat jenis khusus epitel berlapis dimana jumlah
lapisan sel-sel dan bentuk sel-sel bervariasi sesuai dengan tingkat peregangan organ.
Epitel jenis ini disebut epitel transisional. Ciri-ciri utama sel-sel epitel ialah mampu
untuk membentuk selubung atau membran yang melekat. Karena itu, pengkhususan
dinding se; terdapat pada dinding lateral sel, yang Iungsinya untuk mempertahankan
perlekatan dengan sel-sel yang berdekatan. Bentuk permukaan bebas sel, hal ini
berbeda dengan bagian proksimal yaitu bagian basal, katena itu sel dikatakan
mengalami polarisasi. Polaritas juga berkaitan dengan letak organel dalam sel
(Geneser 1994: 120).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 04 Oktober 2011, pada
pukul 08.30 sampai pukul 10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya,
Inderalaya.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, buku gambar dan
mikroskop cahaya sedangkan bahan yang digunakan yaitu berbagai macam preparat
awetan jaringan epitel.

3.3. Cara Kerja

Preparat awetan diletakkan di meja mikroskop. Diamati awetan dimulai dari
resolusi yang paling rendah (kecil). Selanjutnya digambar dan diberi keterangan.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapat hasil sebagai berikut:
a. Usus besar Cavia cobaya

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Clasiss : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Caviidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia cobaya
Nama Umum : Marmut
Keterangan
1. Membran Sel







b. Kelenjar Adrenalin Mus musculus

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Clasiss : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
Nama Umum : Mencit
Keterangan
1. Membran sel
2. Fibrosa
3. Nukleolus












c. Penampang Melintang Calon Usus Besar

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Clasiss : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Caviidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia cobaya
Nama Umum : Marmut

Keterangan
1. Membran Sel











d. Penampang memanjang usus halus Mencit

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Clasiss : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
Nama Umum : Mencit
Keterangan
1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Membran basalis












e. Ovarium Mencit

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Clasiss : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
Nm Umum : Mencit

Keterangan
1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Membran basalis











4.2. Pembahasan
Jaringan epitel pada Gaster Cavia cobaya merupakan jenis jaringan epitel
selapis silindris. Hal ini sesuai dengan pendapat Subowo (1999: 8) bahwa jenis epitel
selapis silindris terdiri atas selapis sel tinggi yang saling berhimpitan berpola
heksagonal. Fungsi utama dari epitel selapis silindris biasa adalah untuk melindungi
permukaan badan yang basah, menghasilkan sekret cair. Dan pada epitel selapis
sekretori, sel-sel silindris semuanya khusus sekresi mucus, selain berIungsi protektiI.
Selain melindungi organ yang dilapisinya, beberapa macam jaringan epitel juga
berIungsi mensekresikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2004) bahwa
pengemasan secara ketat pada epitelium memungkinkan epitelium berIungsi sebagai
suatu rintangan yang melindungi sel dari kerusakanmekanis, serangan dan penyusupan
mikroorganisme yang masuk serta kehilangan cairan. Selain Iungsi tersebut jaringan
epitelium juga memiliki peranan dalam menyerap atau mensekresikan larutan kimia.
Mesekresikan enzim-enzim pencernaan dan menyerap nutrient. Permukaan epitelium
yang bebas pada beberapa membrane mukosa memiliki silia berdenyut yang
menggerakkan lapisan tipis mukosa disepanjang permukaan.
Pada jaringan epitel calon usus besar Cavia cobaya merupakan jaringan epitel
silindris, yang selnya mencapai ke permukaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Geneser
(1999: 120) bahwa jenis epitel silindris ini terdiri atas selapis sel yang tinggi yang
saling berhimpitan perpola heksagonal. Dalam bentuk yang biasanya, sel ini semuanya
tampak serupa di bawah mikroskop. Fungsi utama epitel selapis silindris biasa ialah
untuk melindungi permukaan badan yanh basah. Epitel selapis silindris biasa ini
menghasilkan sekret cair.
Sebagian besar epitel tumbuh dari lapisan ectoderm dan entoderm embrio,
walaupun ada sejumlah epitel yang berasal dari mesoderm seperti misalnya yang
terdapat pada sistem urogenital dan cortex glandula suprarenalis. Menurut
(Anonim 2011: 1) bahwa padaada umunya mesoderm yang terdapat di antara ektoderm
dan entoderm embrio akan menjadi jaringan pengikat atau otot. Sedang epitel yang
berbentuk membran dan berasal dari mesoderm ada dua yaitu, endothelium atau
endotil merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah,
jantung dan pembuluh limIa. Satu lagi adalah mesothelium atau mesotil merupakan
susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi
beberapa organ tertentu seperti misalnya yang melapisi 50riton0um, 5l0ura, dan
50ricardium.
Jaringan epitelium pada uterus mencit merupakan jaringan epitel silindris
bersilia. Hal ini sesuai dengan pendapat Geneser (1999: 121) bahwa kombinasi sel lain
pada epitel selapis silindris ialah sel yang bersilia yang tersebar tersebar diantara sel
goblet. Lecutan silia tersebut mendorong selapis mucus di atas permukaan bebas
membran. Epitel selapis silindris bersilia dan sel goblet ditemukan di beberapa tampat
pada saluran pernaIasan bagian atas, tetapi penyebarannya lebih terbatas bila
dibandingkan dengan epitel bertingkat dengan sel goblet.
Diketahui sel epitel terdapat bemacam-macam. Menurut (Anonim 2011: 2) bahwa
Berdasarkan susunan sel-sel yang membentuk epitel dibedakan menjadi tiga yaitu,
05it0l s0la5is (epithelium simplex, simple epithelium), 05it0l b0rla5is (epithelium
complex, stratiIied epithelium) dan 05it0l s0mu b0rla5is atau 05it0l b0rtingkat
(epithelium pseudocomplex, pseudostratiIied epithelium). Atas dasar bentuk sel dan
susunan sel yang membentuk epitelnya maka penamaannya yang terdapat dalam tubuh
menentukan jenis epitel. Bentuk permukaan bebas sel, hal ini berbeda dengan bagian
proksimal yaitu bagian basal, katena itu sel dikatakan mengalami polarisasi. Polaritas
juga berkaitan dengan letak organel dalam sel
Jaringan epitel mempunyai dua jenis penyusunan dan dua Iungsi. Jenis dan
Iungsi dari jaringan epitel juga memiliki peran dan Iungsi masing-masing adapun
menurut Menurut Geneser (1999: 120) bahwa Pertama, mereka dapat tersusun dalam
lembaran, setebal satu atau dua lapisan, menutupi permukaan atau melapisi rongga-
rongga tubuh untuk membentuk kulit pembungkus atau membran pembatas. Kedua,
mereka tersusun berkelompok dalam tali (cord) padat, tubula, atau Iolikula, yang
telah berkembang sebagai cabang dari lembaran epitel dan berIungsi untuk sekresi,
penyerapan atau pembuangan. Organisasi sel-sel ini disebut kelenjar. Akan tetapi
pemisahan Iungsinya tidak sempurna, karena banyak epitel pelapis mempunyai Iungsi
sekresi maupun pelindung.
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bentuk jaringan epitel terdiri dari epitel gepeng atau pipih, epitel kubus dan epitel
silindris.
2. Jaringan Epitel atau ephitalium terdiri dari sel-sel yang sejenis yang membalut
permukaan luar dan dalam dari organ tubuh yang berbentuk saluran atau rongga.
3. Epitel mampu melaksanakan beberapa Iungsi tertentu yaitu sebagai pelindung atau
proteks, penyerap, sekresi, reseptor rangsang dan membentuk barier untuk
permeabelitas selektiI.
4. Pada beberapa jaringan epitel, terdapat silia atau mikrovili pada permukaan bebas,
contohnya pada epitel selapis silindris.
5. Jaringan epitel merupakan jaringan yang membatasi dan menutupi bagian-bagian
organ dan saluran, baik permukaan luar maupun dalam tubuh.














DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2011. Artikel Jaringan. htt5idiki50diaorgikifaringan Diakses pada tanggal
2 Oktober 2011.

Anonim 2011. Artikel Jaringan Epitel. htt5idiki50diaorgikifaringan 05it0l Diakses
pada tanggal 2 Oktober 2011.

Campbell, N A. 2004. Biologi Edisi k0lima Jilid III Erlangga. Jakarta: ii 355 hlm.
Geneser, Iinn. 1999. oologi Dasar Tiga Serangkai. Surabaya: xv 266 hlm.
Subowo. 1999. Histologi Umum. Jakarta. Bumi Aksara : viii 196 hlm.





















LAMPIRAN













Usus halus mencit Ovarium mencit














Uterus mencit Ginjal mencit











Usus besar marmut

Anda mungkin juga menyukai