Anda di halaman 1dari 42

Dalam mempelajari ilmu Hubungan nternasional, pertanyaan yang pertama kali terlontar adalah

apakah yang dimaksud dengani hubungan internasional? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita
dapat membagi H menjadi dua definisi yaitu H sebagai sebuah fenomena dan H sebagai sebuah
disiplin ilmu.
Sebagai sebuah fenomena, H dipahami sebagai interaksi yang terjadi antar aktor-aktor tertentu,
dimana interaksi tersebut telah melampaui batas yurisdiksi nasional sebuah negara. Sementara, sebagai
sebuah disiplin ilmu, H dipahami sebagai kajian akademis yang berusaha memahami interaksi antar
aktor-aktor tertentu yang telah melampaui batas yurisdiksi nasional negara.
Ruang Lingkup dan Aktor-Aktor HI
Setelah kita memahami definisi H, maka pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah interaksi-
interaksi internasional apa sajakah yang dipelajari di dalam ilmu HI? Dengan kata lain kita mulai
mempertanyakan sejauh mana ruang lingkup ilmu H.
Sejalan dengan perkembangan waktu dan ilmu pengetahuan, ruang lingkup H pun berkembang.
Pada awalnya, para pemikir yang tertarik pada masalah-masalah internasional, memfokuskan kajiannya
hanya pada interaksi antar negara dan fenomena-fenomena militer (keamanan). Sebagai contoh adalah
Thucydides yang mempelajari Perang Peloponnesia antara Sparta dan Athena. Di dalam kajiannya
tersebut, Thucydides berusaha untuk memahami sebab-sebab terjadinya Perang Peloponnesia.
Namun saat ini, H tidak lagi hanya membatasi diri pada kajian interaksi antar negara dan
fenomena militer lagi. H telah berkembang jauh dengan memasukan beragam isu dan aktor-aktor selain
negara, ke dalam kajiannya.. Karl Deutsch membagi 12 ruang lingkup H, yaitu:
1. Bangsa dan dunia
2. Proses transnasional dan interdependensi internasional
3. Perang dan damai
. Kekuatan dan kelemahan
5. Politik nternasional dan masyarakat internasional
6. Kependudukan versus pangan, sumber daya alam dan lingkungan
7. Kemakmuran dan kemiskinan
8. Kebebasan dan penindasan
9. Persepsi dan ilusi
10. Aktivitas dan apati
11. Revolusi dan stabilitas
12. dentitas dan transformasi.
Dengan ruang lingkup yang demikian beragam, isu-isu di dalam H pun ikut berkembang. Secara
garis besar isu di dalam H terbagi dua: pertama, high politics issues, yaitu isu-isu yang berkaitan dengan
keberlangsungan hidup negara (state's survival). Di dalam kategori ini terdapat isu politik, keamanan dan
ekonomi. Kedua, low politics issues. Di dalam kategori ini terdapat isu-isu seperti: perdagangan obat-
obatan terlarang (drugs trafficking), peredaran senjata gelap (arms trafficking), penyelundupan manusia
(human trafficking), pemanasan global, kejahatan terorganisir lintas-batas negara (transnational
organized crime) dan lain-lain.
Selain itu, aktor-aktor internasional di dalam kajian H pun ikut bertambah banyak. Secara garis
besar terdapat dua tipe aktor di dalam H yaitu aktor negara (state actors) dan aktor non-negara (non-
state actors). Aktor-aktor non negara ini terdiri dari: 1) aktor individual, seperti Bono (U2), Al Gore,
Vandana Shiva dan lain-lain; 2) Aktor organisasional (organizational actors), yaitu ASEAN, UE, PBB yang
dikategorikan sebagai Inter-Govermental Organization atau GO.
alu Greenpeace, Al-Qaeda, yang dikategorikan sebagai on-Governmental Organization atau
NGO dan Toyota Corporation, Ford Motor Corporation, Microsoft Corporation yang dikategorikan sebagai
Multinational Corporations atau MNC.
esimpuIan
Hingga hari ini ilmu H telah mengalami sejumlah perkembangan signifikan. Setidaknya in dapat
dilihat dari perkembangan ruang lingkup kajian dan aktor-aktor di dalam H, yang pada awalnya hanya
terbatas pada kajian keamanan dan negara menjadi sangat variatif dengan melibatkan aktor-aktor non
negara dan isu-isu yang beragam, seperti ekonomi, sosial, lingkungan dan sebagainya.


1) lakLor geografl
lacLor geografl merupakan facLor yang fundamenLal karena akan meneLukan benLuk geopollLlk serLa
geosLraLeglc yang nanLl akan mendukung pada keLahan serLa kemanan negara Mlsalkan negara yang
Lldak mempunyal lauLan Lldak akan memllkl LenLara lauL aLau sedlklL mengurangl angkaLan lauLnya
2) Sumber pendapaLan alam
SedlklL LerkalL dengan facLor perLama karena facLor geografls Lldak hanya menyangkuL aspek flslk sa[a
akan LeLapl aspek soslal pun dlperLlmbangkan lacLor geografl lnl akan menenLukan sumber daya alam
yang ada balk lLu sumber daya hayaLl maupun nonhayaLl akan LeLapl sumber pendapaLan alam lnl
LerganLung pada pengelolaan yang dllakukan oleh sumber daya manusla

3) kemampuan lndusLry
SuaLu negara akan dlpandang oleh negara laln blla mampun menun[ukan kemampuannya dl maLa dunla
melalul dua ekonoml SecLor lndusLry meupkan secLor lan[uLan yang mana secLor lnl menyerap semua
secLor baslc yang ada Mlsalkan suaLu negara mempunyal akLlvLas ekonoml dl sekoLor lndusLry yang
berbasls kan secLor perLanlan maka akan LerllhaL bahwa suaLu negara lLu sudah blsa berdlrl sendlrl
4) kekuaLan mlllLer
kekuaLan mlllLer akan menyebabkan negara memlllkl suaLu perangkaL kemanan yang dapaL membela
negara blla ada negara yang lngln menglnvasl blla [alan dlplomasl Lldak dlLemukan
3) !umlah penduduk
!umlah penduduk akan menerukan kuanLlLas pebduduk serLa keLersedlannya Lenaga ker[a yang
mendukung penekonomla negara
6) kuallLas penduduk
kuallLas penduduk LerkalL pada ka[lan soslal ekonoml serLa budaya suaLu negara Mlsalkan sysLem
pendldlkan yang Llnggl akan mendukung pada sumber daya manusla yang berkuallLas dan dapaL
dlandalkan
7) karakLerlsLlk naslonal dan moral bangsa
ualam hal lnl dlperlukan komlLmen serLa kesadaran dalam berbangsa dan bernegara
8) kuallLas dlplomasl pollLlk
ulplomasl merupakan urusan aLau penyelenggraan perhubungan anaLara dua negara aLau leblh yang
berslfaL resml pengeLahuan serLa kecapakan dalam hal berkalLan dengan hubungan anLara dua negara
secara resml Se[auh mana kuallLas dlplomasl LersebuL mendapaLl kesepakaLan yang mengunLungkan
bagl kedua belah plhak
9) uaya salng produk barang /[asa
uaya salng lnl merupakan lndlcaLor bahwa Lelah suksesnya pengelolaan sumber daya yang ada balk SuM
maupun SuA
10) kuallLas pemerlnLahan
kuallLas pemerlnLahan [uga harus dlperhaLlkan karena akan menenLukan clLra suaLu negara blla
dlpandang darl negara laln

2Ie|askan bahwa |su produk ramah ||ngkungan (eko|ebe|) dapat d|[as|kan |nstrument po||t|k pasar
bebas yang anda ketahu|!
!awab
maraknya lsu llngkungan men[adl facLor yang mendasar dlgalakkannya pembuaLan produkproduk
ramah llngkungan ada prlnslpnya Lkolabel dapaL dlmanfaaLkan unLuk mendorong konsumen agar
memlllh produkproduk yang memberlkan dampak llngkungan yang leblh kecll dlbandlngkan produk laln
yang se[enls enerapan ekolabel oleh para pelaku usaha dapaL mendorong lnovasl lndusLrl yang
berwawasan llngkungan Selaln lLu ekolabel dapaL memberlkan clLra yang poslLlf bagl 'brand' produk
maupun perusahaan yang memproduksl dan/aLau mengedarkannya dl pasar yang sekallgus men[adl
lnvesLasl bagl penlngkaLan daya salng dl pasar uengan menlngkaLnya daya salng produk dl pasar
lnLernaslonal maka hal lLu blas dl[adlkan sebagal kekuaLan pollLlk suaLu negara uan seballknya apablla
daya salngnya menurun karena lsu produk nonekolabel maka akan berdampak pada melemahnya
kekuaLan pollLlk dl kancah perdagangan dan perpollLlkan lnLernaslonal

3Apakah |abe| ha|a| suatu produk dapat d|manfaatkan da|am perdagangan bebas dun|a?
!awab
Label halal LenLu sa[a dapaL dlmanfaaLkan dalam perdagangan pasar bebas dunla kerena lLu blsa
dl[adlkan sLraLegl oleh negaranegara LerLenLu unLuk men[adlkan komodlLl negara laln Lldak laku dl
pasaran global karena negara negara LerLenLu LeruLama negara lslam sangaL memperhaLlkan komodlLl
yg dl[ual dl negaranyadan komodlLl yang dl[ual harus berlabel halal

4Ie|askan geostrateg| pertahan keamanan Negara yang dapat d||akuakan o|eh bangsa Indones|a?
!awab

Ada be CeosLraLegl lndonesla dlrumuskan dalam wu[ud keLahanan naslonal
CeosLraLegl lndonesla Llada laln adalah keLahan naslonal keLahanan naslonal merupakan kondlsl
dlnamlk suaLu bangsa yang berlsl keuleLan dan keLangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuaLan naslonal dl dalam menghadapl dan mengaLasl segala A1PC balk yang daLang
darl luar maupun darl dalam yang langsungg maupun Lldak langsug membahayakan lnLegrlLas ldenLlLas
kelangsungan hldup bangsa dan negara serLa per[uangan menge[ar Lu[uan naslonal 1annas dlperlukan
bukan hanya konsepsl pollLlk sa[a melalnkan sebagal kebuLuhan dalam menun[ang keberhasllan Lugas
pokok pemerlnLah seperLl Law and order Welfare and prosperlLy uefence and securlLy !urldlcal [usLlce
and soclal [usLlce freedom of Lhe people
berapa hal yang perlu dl ka[l mengenal kekuaLan geosLraLegl perLahanan keamanan bangsa lndonesla
anLara laln
- keslapan paLroll lauL maupun paLroll udara marlLlm dlseklLar Alur LauL kepulauan lndonesla (ALkl)
ulperlukan [umlah kapal paLroll dalam [umlah yang memadal balk yang operaslonal maupun kekuaLan
cadangannya serLa pesawaL udara paLroll marlLlm uldukung dengan sarana komando kendall
komunlkasl dan lnLell[en yang modern
- erkuaLan kepada kekuaLan 1nlAL 1eruLama pada SlsLem Sen[aLa Armada 1erpadu (SSA1) 8alk
berupa penambahan AluL SlsLa darl luar dan dalam negerl keslapan personel dan dukungan perlaLan
pembanLu lalnnya 1ermasuk dldalamnya kekuaLan pasukan korps Marlnlr 1nlAL
- kemampuan dukungan lndusLrl 8aharl Sebagal sebuah negara kepulauan yang sangaL luas dewasa lnl
hanya memlllkl saLu lndusLrl sLraLegls perkapalan yang memadal yalLu 1 AL lndonesla yang secara
speslflk memproduksl kapal versl mlllLer
- ?ang Lldak kalah penLlngnya dalah kehadlran kemampuan lnLell[en sLraLegls dalam pengawasan
LerlLorlal peralran dalam hal lnl pesawaLpesawaL penglnLal marlLlm (MarlLlme aLrol AlrcrafL/MA)
- Mana[emen pengadaan AluL SlsLa yang memadal serLa slsLem LoglsLlk yang mampu menghasllkan
prlorlLaslsasl kebuLuhan secara cermaL dan eflslen sesual llma asas loglsLlk darl Lahap perencanaan
sampal Lahap penghapusan berlkuL sLandarlsasl 8ekal okok (8) LoglsLlk yang seharusnya unLuk
mampu mendukung SSA1 yang dloperaslkan Pal lnl men[adl penLlng menglngaL [umlah alokasl yang
dapaL dlberlkan oleh negara unLuk belan[a perLahanan adalah sangaL LerbaLas
- koordlnasl anLar lembaga dalam pengamanan dan pemellharaan kedaulaLan peralran LerrlLorlal nk8l
balk ker[asama anLar angkaLan maupun dengan lnsLansl samplng seperLl paLroll kepollslan eralran 8ea
dan Cukal ueparLemen kelauLan dan erlkanan maupun paLroll AngkaLan udara dalam hal aLroll
MarlLlm Sesungguhnya emerlnLah lndonesla Lelah memlllkl suaLu organlsasl unLuk keamanan dl LauL
yalLu 8adan koordslnasl keamanan LauL (8akorkamla) namun saaL lnl maslh belum Lerdengar gaung
presLaslnya
- enlngkaLan kemampuan lndusLrl slsLem persen[aLaan dl dalam negerl unLuk dapaL mengurangl
keLerganLungan pasokan darl luar negerl

Iaktor apakah yang mempengaruh| Ma|ays|a |eb|h ma[u dar|pada Indones|a?
!awab
?ang membuaL Malaysla leblh ma[u darlpada lndonesla sebenarnya dlpengaruhl oleh banyak facLor
seperLl pola plklr bangsa lndonesla yang maslh lambaL unLuk blsa menerlma perubahan aLau kema[uan
selaln lLu [uga facLor prndldlkan dan banyak lagl facLor lalnnya
















PENGERTIAN & RUANG LINGKUP STUDI H.I.
A. Pengertian-Pengertian
1. Bary Buzan, International Relations, Is the relationships between Individuals & Individuals,
between Individuals & groups, between groups & groups, between groups & states, & states &
states.
2. Quincy Wright, International Relations, is the relations between groups oI mayor importance
in the liIe oI the world at any period oI history, & particularly relations among territotially
organized nation states which today are oI such importance.
3. John Houston, Hubungan Internasional merupakan sebuah studi yang membahas tentang
interaksi diantara anggota-anggota dalam komunitas internasional, atau mengenai tingkah laku
aktor-aktor yg beroperasi dlm system politik internasional.
. Robert Strausz-Hupe & SteIan T. Possony, studi H.I. mempelajari hub timbal-balik antar
Negara, serta mengkaji tindakan anggota suatu masyarakat yang berhubungan dgn, atau
ditujukan kpd masyarakat Negara lain.
5. J.C. Johari, H.I. merupakan sebuah studi tentang interaksi yang berlangsung diantara Negara-
negara berdaulat. Di samping itu, studi H.I., juga studi tentang pelaku-pelaku non-negara (non-
state actors) yang perilakunya memiliki impak terhadap tugas-tugas negara-bangsa.
6. Charles McClelland, H.I. sebagai sebuah studi mengenai semua bentuk pertukaran, transaksi, arus inIormasi, serta
sbg respon perilaku yg muncul di antara & antar masyarakat yg terorganisir secara terpisah, termasuk komponen-
komponennya.
7 SprouL SprouL sLudl Pl membahas mengenal akLorakLor (negara/pemerlnLah dlplomaL
masyarakaL) yg berLu[uan mencapal maksudmaksud LerLenLu dgn menggunakan saranasarana
(dlplomasl/persuasl pemaksaan) yg dlkalLkan dgn power aLau kapablllLasnya
B. Ruang Lingkup Studi H.I.
Untuk memahami Ruang Lingkup Studi H.I., dapat didekati dari dua aspek: 1) sbg Fenomena
Sosial & sbg Disiplin Ilmu.
1. Sbg Fenomena Sosial, Hubungan Internasional menyangkut semua aspek kehidupan sosial
umat manusia yg bersiIat Internasional & Konpleks:
Jhon Houston; mengatakan, Ienomena H.I. meliputi konIrensi-konIrensi Internasional,
kedatangan dan kepergian para diplomat, penandatanganan perjanjian-perjanjian, pengembangan
kekuatan militer, dan arus perdagangan internasional.
Coulumbis dan WolIe; mengatakan bahwa Ienomena-Ienomena yg merupakan ruang lingkup
Hubungan Internasional diantaranya: perang, konperensi internasional, diplomasi, spionase,
olimpiade, perdagangan, bantuan luar negeri, imigrasi, pariwisata, pembajakan, penyakit
menular, revolusi kekerasan.
Bahkan pada era modern ini ruang lingkup H.I. berkembang pula menyangkut masalah-masalah
lingkungan hidup, hak azasi manusia, alih teknologi, kebudayaan, kerjasama keamanan,
kejahatan internasional, dan sbgnya.
Disiplin ilmu atau bidang studi ruang lingkup H.I. diantaranya akan mencakup berbagai
spesialisasi seperti politik internasional, politik luar negeri, ekonomi internasional, ekonomi
politik internasional, organisasi internasional, hukum internasional, komunikasi internasional,
administrasi internasional, kriminologi internasional, sejarah diplomasi, studi wilayah, military
science, manajemen internasional, kebudayaan antar bangsa, dan masih banyak lagi.
C. Kedudukan Studi H.I. antara Bagian dari Ilmu Politik dan Bidang Studi Terpisah
1. Bagian dari Ilmu Politik
Paham yang menempatkan studi Hubungan Internasional di bawah otonomi atau bagian dari
Ilmu Politik, masih dianut banyak pakar, di dalam maupun di luar negeri. Mereka yang
menganut paham ini tentu memiliki landasan yang cukup kuat. Misalnya Cecil V. Crabb, Jr.
(1968) berasumsi bahwa masyarakat-masyarakat manusia itu terorganisasi secara politik.
Organisasi politik masyarakat itu disebut Negara. Sedangkan alat Negara (yaitu pemerintah)
adalah yg merencanakan dan melaksanakan hubungan-hubungan internasional dari
masyarakatnya.
Frederick Dunn (198) juga mengatakan bahwa Negara sebagai aktor hubungan internasional
adalah Negara selaku pengatur aneka hubungan antar bangsa. Tidak ada aktivitas hubungan
internasional di luar jangkauan Negara. Secara demikian, berdasarkan asumsi Crabb dan Dunn,
tidak ada hubungan internasional yg terjadi atau dilakukan tidak atas nama Negara. Dan studi
mengenai Negara dgn sgl macam aksi dan interaksinya adalah bagian dari studi Ilmu Politik.
unLuk memperkuaL pendapaL bahwa sLudl Pubungan lnLernaslonal Lldak dapaL dlplsahkan darl
llmu ollLlk k! PolsLl (1981) menambahkan bahwa Pl merupakan suaLu sLudl mengenal
sistem internasional-suatu kumpulan satuan-satuan politik yg merdeka (seperti suku-suku
bangsa, Negara-negara kota, bangsa-bangsa atau imperium-imperium) yg berinteraksi dgn
Irekuensi yg teratur. Dari deIinisi ini jelas bahwa dalam memandang hubungan internasional
Holsti lebih menekankan pada hubungan antara satuan-stuan politik, sehingga studi H.I. tdk dpt
dilepaskan dari Ilmu Politik.
Selain itu byk ahli yg secara sadar ataupun tdk sadar mempersamakan H.I. dgn Politik
Internasional. berbagai kajian H.J. Morgenthau, misalnya, jelas-jelas lebih mengacu pada aspek-
aspek politik internasional, namun byk sarjana yg menobatkannya sbg seorang ahli H.I.
Akibatnya, studi H.I. dianggap identik dgn studi Politik Internasional yg ditekuni Morgenthau.
Atau seorang sarjana dari India J.C. Johari (1985) yg secara sadar menyatakan bahwa perbedaan H.I. dan Politik
Internasional hanya bersiIat semantik dan IilosoIis saja. Dlm prakteknya kedua istilah itu mengandung ruang lingkup
yg tdk berbeda atau keduanya sering interchangeable. Disamping itu, kata Johari, kendati aktor-aktor yg terlibat dlm
H.I. tdk selalu Negara-negara yg diwakili pemerintahnya, namun tindakan mereka pasti memiliki dampak terhdp tugas
Negara- bangsa sbg entitas politik. Secara demikian, studi H.I. pada hakekatnya tdk dpt dilepaskan dari Ilmu Politik.
Pendapat para ahli yg menempatkan studi H.I. di bawah otoritas Ilmu Politik tersebut diperkuat
oleh klasiIikasi Ilmu Politik yg dibuat UNESCO. Badan PBB yg membidangi mslh pendidikan
ini membagi Ilmu Politik dlm empat bdg, yakni: (1) Teori Politik; (2) Lembaga-lembaga Politik;
(3) Partai-partai, Golongan-golongan, dan Pendapat Umum; () H.I. gambar di bawah ini
memperjelas bagaimana posisi/kedudukan studi H.I. dlm struktur ilmu pengetahuan, dimana
studi tersebut oleh UNESCO ditempatkan di bawah otoritas Ilmu Politik.



22222222222222222222222222222222222
lnLruksl aksl naslonal Lolak hegemonl lmperlalls AS
no 09/lnsLr/resCmnl/xl/2006 !akarLa november 2006
Pal lnLruksl aksl naslonal Lolak hegemonl lmperlalls AS
Lamp

kepada ?Lh
uC CMnl se lndonesla
ul LempaL

ML8uLkA!!!
CMnl!A?A!!!
MA8PALn MLnAnC!!!


1LCAkAn CA8lS CLl1lk LuA8 nLCL8l ?AnC MLnCA8ul AuA kLLn1lnCAn nASlCnAL

8erkalLan dengan rencana kedaLangan plmplnan negara lmperlalls Amerlka Ceorge W 8ush ke lndonesla
pada Langgal 20 november 2006 maka resldlum CMnl menllal momenLum pollLlk lnl sebagal berlkuL

Agenda pokok negara lmperlalls AS Lldak berubah! MomenLum dlplomaLlk" lnl baglan darl langkah
sLraLegl pollLlk hegemonl global yang dllakukan Amerlka dalam rangka melanggengkan penguasaan aLas
aseLaseL perLambangan sLraLegls lndonesla serLa propaganda wacana perang melawan Lerorls" yang
se[aLlnya baglan darl upaya unLuk meleglLlmasl pendekaLan mlllLerlsLlk dalam mengamankan kawasan
kawasan sLraLegls

ola pengamanan yang berleblhan hlngga mengorbankan kepenLlngan masyarakaL umun pembangunan
sarana dan prasarana pendukung penyambuLan yang menelan blaya mlllaran ruplah mencermlnkan
pola hubungan yang Lldak seLara anLar negara yang berdaulaL uengan kaLa laln dlplomasl pollLlk luar
negerl rezlm S8?!k berwaLak lnferlor dlplomasl dalam poslsl Lawar yang lemah Lldak mungkln dapaL
menghasllkan kesepakaLan pollLlk yang mengabdl kepada kepenLlngan naslonal Langkah lnl melukal haLl
segenap rakyaL lndonesla

8erangkaL darl penllalan slLuasl LersebuL dlaLas maka dengan lnl kaml menglnsLrukslkan kepada seluruh
uC CMnl bersama segenap elemen progreslf anLl lmperlalls lalnnya unLuk melakukan aksl penolakan
pada Langgal 20 november 2006 dl LlLlk sLraLegls wllayah maslngmaslng dan menyaLakan slkap

1CLAk uA?A PLCLMCnl nLCA8A lML8lALlS AS!
1CLAk kLuA1AnCAn 8uSP kL lnuCnLSlA!
MLnCLCAM uLnCAn kL8AS CA8lS ulLCMASl CLl1lk LuA8 nLCL8l 8LZlM S8?!k ?AnC 8L8WA1Ak
lnlL8lC8 uAn 1luAk MLnCA8ul AuA kLLn1lnCAn nASlCnAL!

uemlklan lnsLruksl lnl kaml sampalkanharap men[adl perhaLlan dan semoga1uhan merldhol per[uangan
klLa


ML8uLkA!!!
CMnl!A?A!!!
MA8PALn MLnAnC!!!

LLd LLd
uedy 8achmadl 8endra lalenLlno
keLua resldlum sek[en
Memlkul 1anggung !awab ualam Memenangkan ancasllaAMAnA1 !M 8LSluLn SukA8nC AuA
kCnlL8LnSl 8LSA8 CMnlul !AkA81A 1AnCCAL 20 !uLl 1963

1erleblh dahulu saya menyaLakan kegemblraan saya dengan konferensl 8esar darl CMnl dengan
harapan semoga CMnl Lerus ma[u dalam per[uangannya unLuk memenangkan seluruh clLaclLa 8evolusl
naslonal klLa
CMnl memlkul suaLu Langgung [awab yang besar sekall dalam memenangkan ancaslla dan
Manlpol/uSuLk
SeperLl sudah berkallkall saya Legaskan maka dalam alam Manlpol/usdek lnl dasardasar pokok
ldeologl klLa harus Leguh klLa pegang Leguh uan Lldak hanya klLa pegang Leguh LeLapl harus klLa
perluas perdalam dan perkembangkan dl dalam prakLlk medan per[uangan
Medan er[uangan klLa dewasa lnl adalah Lerus menyempurnakan negara kesaLuan klLa Lerus
membanLlng Lulang unuLk membangun Soslallsme lndonesla dan Lerus memupuk solldarlLas dengan
Lhe new emerglng forces
karena lLu CMnl harus mempeloporl pemblnaan kesaLuan negara dan 8angsa dan mengklkls habls neo
provlnslallsme Selaln lLu CMnl harus Lerus berkonfronLasl dengan slsaslsa kolonlallsme dan neo
kolonlallsme LeruLama yang sedang mengepung klLa seperLl Malaysla sekarang lnl
ercayalah bahwa kepungan lnl akan paLah dan beranLakan karena zaman sekarang adalah zaman
kemenangannya pergerakan kemerdekaan naslonal dan zaman runLuhnya kolonlallsme dalam benLuk
apapun [uga
kesemua lnl masuk dalam medan per[uangannya CMnl dan ldeologl klLa akan Lerus berslnar dl Lengah
Lengah medan per[uangan klLa lLu
Saudarasaudara sekallan selaku mahaslswa harus menyadarl hal lnl dengan sungguhsungguh dan saya
percaya bahwa selaku mahaslswa saudarasaudara dl samplng menunLuL berbagal llmu pengeLahuan
akan Lerus mengorganlsasl rakyaL agar supaya benarbenar segala clLaclLa unLuk kemerdekaan
kemakmuran dan keadllan dapaL Lerlaksana
1eLapl saudarasaudara selaku mahaslswa Lldak boleh ber[uang secara ngawur klLa harus ber[uang
dengan LeraLur 1eraLur dalam ldeologlnya dan LeraLur dalam organlsaslnya! 8arlsan klLa harus kokoh
dan kuaL 8ukan hanya ldeologlnya yang kokoh kuaL LeLapl [uga keorganlsaslnya
Saya mlnLa supaya CMnl yang ldeologlnya adalah sudah Legas sekarang lnl memperLegas kedudukan
organlsaslnya agar supaya dengan demlklan per[uangan klLa dapaL berhasll
Sekall lagl SelamaL 8erkonferensl
!akarLa 20 !ull 1963
































































33333
1) lakLor geografl
lacLor geografl merupakan facLor yang fundamenLal karena akan meneLukan benLuk geopollLlk
serLa geosLraLeglc yang nanLl akan mendukung pada keLahan serLa kemanan negara Mlsalkan
negara yang Lldak mempunyal lauLan Lldak akan memllkl LenLara lauL aLau sedlklL mengurangl
angkaLan lauLnya
2) Sumber pendapaLan alam
SedlklL LerkalL dengan facLor perLama karena facLor geografls Lldak hanya menyangkuL aspek
flslk sa[a akan LeLapl aspek soslal pun dlperLlmbangkan lacLor geografl lnl akan menenLukan
sumber daya alam yang ada balk lLu sumber daya hayaLl maupun nonhayaLl akan LeLapl
sumber pendapaLan alam lnl LerganLung pada pengelolaan yang dllakukan oleh sumber daya
manusla

3) kemampuan lndusLry
SuaLu negara akan dlpandang oleh negara laln blla mampun menun[ukan kemampuannya dl
maLa dunla melalul dua ekonoml SecLor lndusLry meupkan secLor lan[uLan yang mana secLor lnl
menyerap semua secLor baslc yang ada Mlsalkan suaLu negara mempunyal akLlvLas ekonoml dl
sekoLor lndusLry yang berbasls kan secLor perLanlan maka akan LerllhaL bahwa suaLu negara lLu
sudah blsa berdlrl sendlrl
4) kekuaLan mlllLer
kekuaLan mlllLer akan menyebabkan negara memlllkl suaLu perangkaL kemanan yang dapaL
membela negara blla ada negara yang lngln menglnvasl blla [alan dlplomasl Lldak dlLemukan
3) !umlah penduduk
!umlah penduduk akan menerukan kuanLlLas pebduduk serLa keLersedlannya Lenaga ker[a yang
mendukung penekonomla negara
6) kuallLas penduduk
kuallLas penduduk LerkalL pada ka[lan soslal ekonoml serLa budaya suaLu negara Mlsalkan
sysLem pendldlkan yang Llnggl akan mendukung pada sumber daya manusla yang berkuallLas
dan dapaL dlandalkan
7) karakLerlsLlk naslonal dan moral bangsa
ualam hal lnl dlperlukan komlLmen serLa kesadaran dalam berbangsa dan bernegara
8) kuallLas dlplomasl pollLlk
ulplomasl merupakan urusan aLau penyelenggraan perhubungan anaLara dua negara aLau leblh
yang berslfaL resml pengeLahuan serLa kecapakan dalam hal berkalLan dengan hubungan anLara
dua negara secara resml Se[auh mana kuallLas dlplomasl LersebuL mendapaLl kesepakaLan yang
mengunLungkan bagl kedua belah plhak
9) uaya salng produk barang /[asa
uaya salng lnl merupakan lndlcaLor bahwa Lelah suksesnya pengelolaan sumber daya yang ada
balk SuM maupun SuA
10) kuallLas pemerlnLahan
kuallLas pemerlnLahan [uga harus dlperhaLlkan karena akan menenLukan clLra suaLu negara blla
dlpandang darl negara laln

2Ie|askan bahwa |su produk ramah ||ngkungan (eko|ebe|) dapat d|[as|kan |nstrument po||t|k
pasar bebas yang anda ketahu|!
!awab
maraknya lsu llngkungan men[adl facLor yang mendasar dlgalakkannya pembuaLan produk
produk ramah llngkungan ada prlnslpnya Lkolabel dapaL dlmanfaaLkan unLuk mendorong
konsumen agar memlllh produkproduk yang memberlkan dampak llngkungan yang leblh kecll
dlbandlngkan produk laln yang se[enls enerapan ekolabel oleh para pelaku usaha dapaL
mendorong lnovasl lndusLrl yang berwawasan llngkungan Selaln lLu ekolabel dapaL
memberlkan clLra yang poslLlf bagl 'brand' produk maupun perusahaan yang memproduksl
dan/aLau mengedarkannya dl pasar yang sekallgus men[adl lnvesLasl bagl penlngkaLan daya
salng dl pasar uengan menlngkaLnya daya salng produk dl pasar lnLernaslonal maka hal lLu blas
dl[adlkan sebagal kekuaLan pollLlk suaLu negara uan seballknya apablla daya salngnya menurun
karena lsu produk nonekolabel maka akan berdampak pada melemahnya kekuaLan pollLlk dl
kancah perdagangan dan perpollLlkan lnLernaslonal

3Apakah |abe| ha|a| suatu produk dapat d|manfaatkan da|am perdagangan bebas dun|a?
!awab
Label halal LenLu sa[a dapaL dlmanfaaLkan dalam perdagangan pasar bebas dunla kerena lLu blsa
dl[adlkan sLraLegl oleh negaranegara LerLenLu unLuk men[adlkan komodlLl negara laln Lldak laku
dl pasaran global karena negara negara LerLenLu LeruLama negara lslam sangaL
memperhaLlkan komodlLl yg dl[ual dl negaranyadan komodlLl yang dl[ual harus berlabel halal

4Ie|askan geostrateg| pertahan keamanan Negara yang dapat d||akuakan o|eh bangsa
Indones|a?
!awab

Ada be CeosLraLegl lndonesla dlrumuskan dalam wu[ud keLahanan naslonal
CeosLraLegl lndonesla Llada laln adalah keLahan naslonal keLahanan naslonal merupakan
kondlsl dlnamlk suaLu bangsa yang berlsl keuleLan dan keLangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuaLan naslonal dl dalam menghadapl dan mengaLasl segala
A1PC balk yang daLang darl luar maupun darl dalam yang langsungg maupun Lldak langsug
membahayakan lnLegrlLas ldenLlLas kelangsungan hldup bangsa dan negara serLa per[uangan
menge[ar Lu[uan naslonal 1annas dlperlukan bukan hanya konsepsl pollLlk sa[a melalnkan
sebagal kebuLuhan dalam menun[ang keberhasllan Lugas pokok pemerlnLah seperLl Law and
order Welfare and prosperlLy uefence and securlLy !urldlcal [usLlce and soclal [usLlce freedom
of Lhe people
berapa hal yang perlu dl ka[l mengenal kekuaLan geosLraLegl perLahanan keamanan bangsa
lndonesla anLara laln
- keslapan paLroll lauL maupun paLroll udara marlLlm dlseklLar Alur LauL kepulauan lndonesla
(ALkl) ulperlukan [umlah kapal paLroll dalam [umlah yang memadal balk yang operaslonal
maupun kekuaLan cadangannya serLa pesawaL udara paLroll marlLlm uldukung dengan sarana
komando kendall komunlkasl dan lnLell[en yang modern
- erkuaLan kepada kekuaLan 1nlAL 1eruLama pada SlsLem Sen[aLa Armada 1erpadu (SSA1)
8alk berupa penambahan AluL SlsLa darl luar dan dalam negerl keslapan personel dan
dukungan perlaLan pembanLu lalnnya 1ermasuk dldalamnya kekuaLan pasukan korps Marlnlr
1nlAL
- kemampuan dukungan lndusLrl 8aharl Sebagal sebuah negara kepulauan yang sangaL luas
dewasa lnl hanya memlllkl saLu lndusLrl sLraLegls perkapalan yang memadal yalLu 1 AL
lndonesla yang secara speslflk memproduksl kapal versl mlllLer
- ?ang Lldak kalah penLlngnya dalah kehadlran kemampuan lnLell[en sLraLegls dalam
pengawasan LerlLorlal peralran dalam hal lnl pesawaLpesawaL penglnLal marlLlm (MarlLlme
aLrol AlrcrafL/MA)
- Mana[emen pengadaan AluL SlsLa yang memadal serLa slsLem LoglsLlk yang mampu
menghasllkan prlorlLaslsasl kebuLuhan secara cermaL dan eflslen sesual llma asas loglsLlk darl
Lahap perencanaan sampal Lahap penghapusan berlkuL sLandarlsasl 8ekal okok (8) LoglsLlk
yang seharusnya unLuk mampu mendukung SSA1 yang dloperaslkan Pal lnl men[adl penLlng
menglngaL [umlah alokasl yang dapaL dlberlkan oleh negara unLuk belan[a perLahanan adalah
sangaL LerbaLas
- koordlnasl anLar lembaga dalam pengamanan dan pemellharaan kedaulaLan peralran
LerrlLorlal nk8l balk ker[asama anLar angkaLan maupun dengan lnsLansl samplng seperLl paLroll
kepollslan eralran 8ea dan Cukal ueparLemen kelauLan dan erlkanan maupun paLroll
AngkaLan udara dalam hal aLroll MarlLlm Sesungguhnya emerlnLah lndonesla Lelah memlllkl
suaLu organlsasl unLuk keamanan dl LauL yalLu 8adan koordslnasl keamanan LauL (8akorkamla)
namun saaL lnl maslh belum Lerdengar gaung presLaslnya
- enlngkaLan kemampuan lndusLrl slsLem persen[aLaan dl dalam negerl unLuk dapaL
mengurangl keLerganLungan pasokan darl luar negerl

Iaktor apakah yang mempengaruh| Ma|ays|a |eb|h ma[u dar|pada Indones|a?
!awab
?ang membuaL Malaysla leblh ma[u darlpada lndonesla sebenarnya dlpengaruhl oleh banyak
facLor seperLl pola plker bangsa lndonesla yang maslh lambaL unLuk blsa menerlma perubahan
aLau kema[uan selaln lLu [uga facLor prndldlkan dan banyak lagl facLor lalnnya




111111111111111111111111111111111111111111111

A.Latar Belakang

Berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 195, tidak berarti berakhir pula situasi
permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata
di beberapa pelosok dunia, terutama di belahan bumi Asia AIrika, masih ada masalah dan
muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung, bahkan pada
tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo Cina, Palestina, AIrika Selatan, AIrika
Utara.

Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang
bertentangan secara ideologi maupun kepentingan, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat
dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Sovyet. Tiap-tiap blok
berusaha menarik negara-negara di Asia dan AIrika agar menjadi pendukung mereka. Hal ini
mengakibatkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana permusuhan yang terselubung di
antara kedua blok itu dan pendukungnya. Suasana permusuhan tersebut dikenal dengan sebutan
perang dingin.

Timbulnya pergolakan dunia disebabkan pula oleh masih adanya penjajahan di bumi kita ini,
terutama di belahan Asia dan AIrika. Memang sebelum tahun 195, pada umumnya benua Asia
dan AIrika merupakan daerah jajahan bangsa Barat dalam aneka bentuk. Tetapi sej ak tahun
195, banyak daerah di Asia AIrika menjadi negara merdeka dan banyak pula yang masih
berjuang bagi kemerdekaan negara dan bangsa mereka seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko di
wilayah AIrika Utara; Vietnam di Indo Cina; dan di ujung selatan AIrika. Beberapa negara Asia
AIrika yeng telah merdeka pun masih banyak yang menghadapi masalah-masalah sisa
penjajahan seperti Indonesia tentang Irian Barat, India dan Pakistan tentang Kashmir, negara-
negara Arab tentang Palestina. Sebagian bangsa Arab-Palestina terpaksa mengungsi, karena
tanah air mereka diduduki secara paksa oleh pasukan Israel yang dibantu oleh Amerika Serikat.
Sementara itu bangsa-bangsa di dunia, terutama bangsa-bangsa Asia AIrika, sedang dilanda
kekhawatiran akibat makin dikembangkannya pembuatan senjata nuklir yang bisa memusnahkan
umat manusia. Situasi dalam negeri dibeberapa negara Asia AIrika yang telah merdeka pun
masih terjadi konIlik antar kelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan (politik devide
et impera) dan perang dingin antar blok dunia tersebut.

Walaupun pada masa itu telah ada badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
yang berIungsi menangani masalahmasalah dunia, namun nyatanya badan ini belum berhasil
menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangkan kenyataannya, akibat yang ditimbulkan oleh
masalah-masalah ini, sebagaian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia AIrika. Keadaan itulah
yang melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk mengadakan KonIerensi Asia AIrika.
B. Lahirnya Ide KonIerensi
Keterangan Pemerintah Indonesia tentang politik luar negeri yang disampaikan oleh Perdana
Menteri Mr. Ali Sastroamidjojo, di depan parlemen pada tanggal 25 Agustus 1953, menyatakan
Kerja sama dalam golongan negara-negara Asia Arab (AIrika) kami pandang penting benar,
karena kami yakin, bahwa kerja sama erat antara negara-negara tersebut tentulah akan
memperkuat usaha ke arah tercapainya perdamaian dunia yang kekal. Kerja sama antara negara-
negara Asia AIrika tersebut adalah sesuai benar dengan aturan-aturan dalam PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa) yang menyenangi kerja sama kedaerahan (regional arrangements). Lain dari itu
negaranegara itu pada umumnya memang mempunyai pendirian-pendirian yang sama dalam
beberapa soal di lapangan internasional, jadi mempunyai dasar sama (commonground) untuk
mengadakan golongan yang khusus. Dari sebab itu kerja sama tersebut akan kami lanjutkan dan
pererat. Bunyi pernyataan tersebut mencerminkan ide dan kehendak Pemerintah Indonesia
untuk mempererat kerja sama di antara negaranegara Asia AIrika.

Pada awal tahun 195, Perdana Menteri Ceylon (Srilanka) Sir John Kotelawala mengundang
para Perdana Menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali
Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali) dengan maksud mengadakan suatu pertemuan
inIormal di negaranya. Undangan tersebut diterima baik oleh semua pimpinan pemerintah
negara yang diundang. Pertemuan yang kemudian disebut KonIerensi Kolombo itu dilaksanakan
pada tanggal 28 April sampai dengan 2 Mei 195. KonIerensi ini membicarakan masalah-
masalah yang menjadi kepentingan bersama.

Yang menarik perhatian para peserta konIerensi, diantaranya pertanyaan yang diajukan oleh
Perdana Menteri Indonesia
Where do we stand now, we the peoples oIAsia, in this world oI ours to day? (Dimana
sekarang kita berdiri, bangsa Asia sedang berada di tengah-tengah persaingan dunia?),

kemudian pertanyaan itu dijawab sendiri dengan menyatakan
We have now indeed arrived at the cross-roads oI the history oI mankind. It is thereIore that we
Prime Ministers oI Iive Asian countries are meeting here to discuss those crucial problems oI the
peoples we represent. There are the very problems which urge Indonesia to propose that another
conIerence be convened wider in scope, between the AIrican andAsian nations. Iam convinced
that the problems are not only convened to the Asian countries represented here but also are oI
equal importance to the AIrican and other Asian countries.
(Kita sekarang berada dipersimpangan jalan sejarah umat manusia. Oleh karena itu kita lima
Perdana Menteri negara-negara Asia bertemu di sini untuk membicarakan masalah-masalah yang
krusial yang sedang dihadapi oleh masyarakat yang kita wakili. Ada beberapa hal yang
mendorong Indonesia mengajukan usulan untuk mengadakan pertemuan lain yang lebih luas,
antara negara-negara AIrika dan Asia. Saya percaya bahwa masalah-masalah itu tidak hanya
terjadi di negara-negara Asia yang terwakili di sini, tetapi juga sama pentingnya bagi negara-
negara di AIrika dan Asia lainnya).

Pernyataan tersebut memberi arah kepada lahirnya KonIerensi Asia AIrika.


Selanjutnya, soal perlunya KonIerensi Asia AIrika diadakan, diajukan pula oleh Indonesia dalam
sidang berikutnya. Usul itu akhirnya diterima oleh semua peserta konIerensi, walaupun masih
dalam suasana keraguan.
Perdana Menteri Indonesia pergi ke Kolombo untuk memenuhi urndangan Perdana Menterl
Srilanka dengan membawa bahan-bahan hasil perumusan Pemerintah Indonesia. Bahan-bahan
tersebut merupakan hasil rapat dinas Kepala-kepala Perwakilan Indonesia di negara-negara Asia
dan AIrika yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Mr. Sunario. Rapat dinas tersebut diadakan
di Tugu (Bogor) pada tanggal 9 sampai dengan 22 Maret 195.
Akhirnya, dalam pernyataan bersama pada akhir KonIerensi Kolombo, dinyatakan bahwa para
Perdana Menteri peserta konIerensi membicarakan kehendak untuk mengadakan konIerensi
negara-negara Asia AIrika dan menyetujui usul agar Perdana Menteri Indonesia dapat menjejaki
sampai dimana kemungkinannya mengadakan konIerensi semacam itu.

C. Usaha-Usaha Persiapan KonIerensi
Di atas telah diungkapkan bahwa KonIerensi Kolombo menugaskan Indonesia agar menjejaki
kemungkinan untuk diadakannya KonIerensi Asia AIrika. Dalam rangka menunaikan tugas itu
Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan melalui saluran diplomatik kepada 18 negara Asia
AIrika. Maksudnya, untuk mengetahui sejauh mana pendapat negara-negara tersebut terhadap
ide mengadakan KonIerensi Asia AIrika. Dalam pendekatan tersebut dijelaskan bahwa tujuan
utama konIerensi itu ialah untuk membicarakan kepentingan bersama bangsa-bangsa Asia AIrika
pada saat itu, mendorong terciptanya perdamaian dunia, dan mempromosikan Indonesia sebagai
tempat konIerensi. Ternyata pada umumnya negara-negara yang dihubungi menyambut baik ide
tersebut dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya, walaupun dalam hal waktu dan
peserta konIerensi terdapat berbagai pendapat yang berbeda.

Pada tanggal 18 Agustus 195, Perdana Menteri Jawaharlal Nehru dari India, melalui suratnya,
mengingatkan Perdana Menteri Indonesia tentang perkembangan situasi dunia dewasa itu yang
semakin gawat, sehubungan dengan adanya usul untuk mengadakan KonIerensi Asia AIrika.
Memang Perdana Menteri India dalam menerima usul itu masih disertai keraguan akan berhasil-
tidaknya usul tersebut dilaksanakan. Barulah setelah kunjungan Perdana Menteri Indonesia pada
tanggal 25 September 195, beliau yakin benar akan pentingnya diadakan konIerensi semacam
itu, seperti tercermin dalam pernyataan bersama pada akhir kunjungan Perdana Menteri
Indonesia
The prime Ministers discussed also the proposal to have a conIerence oI representatives oI
Asian and AIrican countries and were agreed that a conIerence oI this kind was desirable and
world be helpIul in promoting the cause oI peace and a common approach to these problems. It
should be held at an early date.
(Para Perdana Menteri telah membicarakan usulan untuk mengadakan sebuah konIerensi yang
mewakili negara-negara Asia dan AIrika serta menyetujui konIerensi seperti ini sangat
diperlukan dan akan membantu terciptanya perdamaian sekaligus pendekatan bersama ke arah
masalah (yang dihadapi). Hendaknya konIerensi ini diadakan selekas mungkin).

Keyakinan serupa dinyatakan pula oleh Perdana Menteri Birma U Nu pada tanggal 28 September
195.
Dengan demikian, maka usaha-usaha penyelidikan atas kemungkinan diselenggarakannya
KonIerensi Asia AIrika dianggap selesai dan berhasil serta usaha selanjutnya ialah
mempersiapkan pelaksanaan konIerensi itu.
Atas undangan Perdana Menteri Indonesia, para Perdana Menteri peserta KonIerensi Kolombo
(Birma, Srilanka, India, Indonesia, dan Pakistan) mengadakan konIerensi di Bogor pada tanggal
28 dan 29 Desember 195, yang dikenal dengan sebutan KonIerensi Panca Negara. KonIerensi
ini membicarakan persiapan pelaksanaan KonIerensi Asia AIrika.
KonIerensi Bogor berhasil merumuskan kesepakatan bahwa KonIerensi Asia AIrika diadakan
atas penyelenggaraan bersama dan kelima negara peserta konIerensi tersebut menjadi negara
sponsornya.Undangan kepada negara-negara peserta disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
atas nama lima negara.

D. Tujuan KonIerensi
KonIerensi Bogor menghasilkan (empat) tujuan pokok KonIerensi Asia AIrika, yaitu
1. Untuk memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia
dan AIrika, untuk menjelajah serta memaj ukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang silih
ganti maupun yang bersama, serta untuk menciptakan dan memajukan persahabatan serta
perhubungan sebagai tetangga baik;
2. Untuk mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi,
dan kebudayaan negara yang diwakili;
3. Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan
AIrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah
rasialisme dan kolonialisme;
. Untuk meninjau kedudukan Asia dan AIrika, serta rakyatrakyatnya di dalam dunia dewasa
ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerja sama di
dunia.


E. Peserta dan Waktu KonIerensi
Negara-negara yang diundang disetujui berjumlah 25 negara, yaitu : AIganistan, Kamboja,
Federasi AIrika Tengah, Republik Rakyat Tiongkok (China), Mesir, Ethiopia, Pantai Emas (Gold
Coast), Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Lebanon, Liberia, Libya, Nepal, Filipina, Saudi
Arabia, Sudan, Syria, Thailand (Muang Thai), Turki, Republik Demokrasi Viet-nam (Viet-nam
Utara), Viet-nam Selatan, dan Yaman. Waktu konIerensi ditetapkan pada minggu terakhir April
1955.

Mengingat negara-negara yang akan di undang mempunyai politik luar negeri serta sistem politik
dan sosial yang berbeda-beda, KonIerensi Bogor menentukan bahwa menerima undangan untuk
turut dalam KonIerensi Asia AIrika tidak berarti bahwa negara peserta tersebut akan berubah
atau dianggap berubah pendiriannya mengenai status dari negara-negara lain. KonIerensi
menjunjung tinggi pula azas bahwa bentuk pemerintahan atau cara hidup sesuatu negara
sekalisekali tidak akan dapat dicampuri oleh negara lain. Maksud utama konIerensi ialah
supaya negara-negara peserta menjadi lebih saling mengetahui pendirian mereka masing-masing.

Struktur Organisasi Panitia Pelaksana
Dalam persiapan pelaksanaan KonIerensi Asia AIrika, Indonesia membentuk sekretariat
konIerensi yang diwakili oleh negara-negara penyelenggara.

Guna mewujudkan keputusan-keputusan KonIerensi Bogor, segera dibentuk Sekretariat Bersama
(Joint Secretariat) oleh lima negara penyelenggara. Indonesia diwakili oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Luar Negeri Roeslan Abdul Gani yang juga menjadi ketua badan itu, dan (empat)
negara lainnya diwakili oleh Kepalakepala Perwakilan mereka masing-masing di Jakarta, yaitu
U Mya Sein dari Birma, M. Saravanamuttu dari Srilanka, B.F.H.B. Tyobji dari India, dan
Choudhri Khaliquzzaman dari Pakistan. Di dalam Sekretariat Bersama itu terdapat 10 (sepuluh)
orang staI yang melaksanakan pekerjaan sehari-hari, terdiri atas 2 (dua) orang dari Birma,
seorang dari Srilanka, 2 (dua) orang dari India, (empat) orang dari Indonesia, dan seorang dari
Pakistan. Selain itu terdapat pula (empat) komite terdiri atas Komite Politik, Komite Ekonomi,
Komite Sosial, Komite Kebudayaan. Selain itu, ada pula panitia yang menangani bidangbidang
: keuangan, perlengkapan, dan pers.
Pemerintah Indonesia sendiri pada tanggal 11 Januari 1955 membentuk Panitia
Interdepartemental (Interdepartemental Committee) yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal
SekretariatBersama dengan anggota-anggota dan penasehatnya berasal dari berbagai departemen
guna membantu persiapan-persiapan konIerensi itu. Di Bandung, tempat diadakannya
konIerensi, dibentuk Panitia Setempat (Local Committee) pada tanggal 3 Januari 1955 dengan
ketuanya Sanusi Hardjadinata, Gubernur Jawa Barat. Panitia Setempat bertugas mempersiapkan
dan melayani soal-soal yang bertalian dengan akomodasi, logistik, transport, kesehatan,
komunikasi, keamanan, hiburan, protokol, penerangan, dan lain-lain.

DIAGRAM ORGANISASI KONPERENSI ASIA AFRIKA
Pemerintah I 25 Negara Peserta I
Republik Indonesia
I Sekretaris Bersama I
I Protokol I
Panitia
Interdepartmental Panitia Lokal di
di Jakarta Bandung

Gedung Concordia dan Gedung Dana Pensiun dipersiapkan sebagai tempat sidang-sidang
konIerensi. Hotel Homann, Hotel Preanger, dan 12 (dua belas) hotel lainnya serta perumahan
perorangan dan pemerintah dipersiapkan pula sebagai tempat menginap para tamu yang
berjumlah 1300 orang. Keperluan transport dilayani oleh 13 mobil, 30 taksi, 20 bus, dengan
jumlah 230 orang sopir dan 350 ton bensin tiap hari serta cadangan 175 ton bensin.

Dalam kesempatan memeriksa persiapan-persiapan terakhir di Bandung pada tanggal 17 April
1955, Presiden RI Soekarno meresmikan penggantian nama Gedung Concordia menjadi Gedung
Merdeka, Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna, dan sebagian Jalan Raya Timur
menjadi Jalan Asia AIrika. Penggantian nama tersebut dimaksudkan untuk lebih menyemarakkan
konIerensi dan menciptakan suasana konIerensi yang sesuai dengan tujuan konIerensi.

Pada tanggal 15 Januari 1955, surat undangan KonIerensi Asia AIrika dikirimkan kepada kepala
pemerintahan 25 (dua puluh lima) negara Asia dan AIrika. Dari seluruh negara yang diundang
hanya satu negara yang menolak undangan itu, yaitu Federasi AIrika Tengah (Central AIrican
Federation), karena memang negara itu masih dikuasai oleh orang-orang bekas penjajahnya.
Sedangkan 2 (dua puluh empat) negara lainnya menerima baik undangan itu, meskipun pada
mulanya ada negara yang masih ragu-ragu. Sebagian besar delegasi peserta konIerensi tiba di
Bandung lewat Jakarta pada tanggal 16 April 1955.


F. Pelaksanaan KonIerensi
Pada hari Senin 18 April 1955, sejak Iajar menyingsing telah tampak kesibukan di Kota Bandung
untuk menyambut pembukaan KonIerensi Asia AIrika. Sejak pukul 07.00 WIB kedua tepi
sepanjang Jalan Asia AIrika dari mulai depan Hotel Preanger sampai dengan kantor pos, penuh
sesak oleh rakyat yang ingin menyambut dan menyaksikan para tamu dari berbagai negara.
Sementara para petugas keamanan yang terdiri dari tentara dan polisi telah siap di tempat tugas
mereka untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Sekitar pukul 08.30 WIB, para delegasi dari berbagai negara berjalan meninggalkan Hotel
Homann dan Hotel Preanger menuju Gedung Merdeka secara berkelompok untuk menghadiri
pembukaan KonIerensi Asia AIrika. Banyak di antara mereka memakai pakaian nasional
masing-masing yang beraneka corak dan wama. Mereka disambut hangat oleh rakyat yang
berderet disepanjang Jalan Asia AIrika dengan tepuk tangan dan sorak sorai riang gembira.
Perjalanan para delegasi dari Hotel Homann dan Hotel Preanger ini kemudian dikenal dengan
nama Langkah Bersejarah (The Bandung Walks). Kira-kira pukul 09.00 WIB, semua delegasi
masuk ke dalam Gedung Merdeka.

Tak lama kemudian rombongan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno
dan Drs. Mohammad Hatta, tiba di depan Gedung Merdeka dan disambut oleh rakyat dengan
sorak-sorai dan pekik merdeka. Di depan pintu gerbang Gedung Merdeka kedua pucuk
pimpinan pemerintah Indonesia itu disambut oleh lima Perdana Menteri negara sponsor. Setelah
diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia : Indonesia Raya, maka Presiden RI Ir. Soekarno
mengucapkan pidato pembukaan yang berjudul LET A NEW ASIA AND NEW AFRICA BE
BORN (Lahirlah Asia Baru dan AIrika Baru) pada pukul 10.20 WIB.

Dalam kesempatan tersebut Presiden RI Ir. Soekarno menyatakan bahwa kita, peserta konIerensi,
berasal dari kebangsaan yang berlainan, begitu pula latar belakang sosial dan budaya, agama,
sistem politik, bahkan warna kulit pun berbeda-beda. Meskipun demikian, kita dapat bersatu,
dipersatukan oleh pengalaman pahit yang sama akibat kolonialisme, oleh ketetapan hati yang
sama dalam usaha mempertahankan dan memperkokoh perdamaian dunia. Pada bagian akhir
pidatonya beliau mengatakan
I hope that it will give evidence oI the Iact that we, Asian and AIrican leaders, understand that
Asia and AIrica can prosper only when they are united, and that even the saIety oI the world at
large can not be saIeguarded without a united Asia-AIrica. I hope that it conIerence will give
guidance to mankind, will point out to mankind the way which it must take to attain saIety and
peace. I hope that it will give evidence that Asia and AIrica have been reborn, that a New Asia
and New AIrica have been born !
(Saya berharap konIerensi ini akan menegaskan kenyataan, bahwa kita, pemimpin pemimpin
Asia dan AIrika, mengerti bahwa Asia dan AIrika hanya dapat menjadi sejahtera, apabila mereka
bersatu, dan bahkan keamanan seluruh dunia tanpa persatuan Asia-AIrika tidak akan terjamin.
Saya harap konIerensi ini akan memberikan pedoman kepada umat manusia, akan menunjukkan
kepada umat manusia jalan yang harus ditempuhnya untuk mencapai keselamatan dan
perdamaian. Saya berharap, bahwa akan menjadi kenyataan, bahwa Asia dan AIrika telah lahir
kembali. Ya, lebih dari itu, bahwa Asia Baru dan AIrika Baru telah lahir!)

Pidato Presiden RI Ir. Soekarno berhasil menarik perhatian, mempesona, dan mempengaruhi
hadirin, terbukti dengan adanya usul Perdana Menteri India yang didukung oleh semua peserta
konIerensi untuk mengirimkan pesan ucapan terimakasih kepada Presiden atas pidato
pembukaannya.

Pada pukul 10.5 WIB., Presiden RI Ir. Soekarno mengakhiri pidatonya, dan selanjutnya
bersama rombongan meninggalkan ruangan. Perdana Menteri Indonesia, sebagai pimpinan
sidang sementara, membuka sidang kembali. Atas usul Ketua Delegasi Mesir (Perdana Menteri
Gamal Abdel Nasser) yang kemudian disetujui oleh pimpinan delegasi-delegasi : Republik
Rakyat Cina, Yordania, dan Filipina, serta karena tidak ada calon lain yang diusulkan, maka
secara aklamasi Perdana Menteri Indonesia terpilih sebagai ketua konIerensi. Selain itu, Ketua
Sekretariat Bersama KonIerensi, Roeslan Abdulgani dipilih sebagai Sekretaris Jenderal
KonIerensi.

Kelancaran pemilihan pimpinan konIerensi dan acara-acara sidang selanjutnya dimungkinkan
oleh adanya pertemuan inIormal terlebih dahulu di antara para pimpinan delegasi negara sponsor
dan negara peserta sebelum konIerensi dimulai (16 dan 17 April 1955). Pertemuan tersebut
menghasilkan beberapa kesepakatan yang bertalian dengan prosedur acara, pimpinan konIerensi,
dan lain-lain yang dipandang perlu. Beberapa kesepakatan itu antara lain bahwa prosedur dan
acara konIerensi ditempuh dengan sesederhana mungkin.

Dalam memutuskan sesuatu akan ditempuh sistem musyawarah dan muIakat (sistem konsensus)
dan untuk menghemat waktu tidak diadakan pidato sambutan delegasi. Perdana Menteri
Indonesia akan dipilih sebagai ketua konIerensi. Sidang konIerensi terdiri atas sidang terbuka
untuk umum dan sidang tertutup hanya bagi peserta konIerensi. Dibentuk tiga komite, yaitu
Komite Politik, Komite Ekonomi, dan Komite Kebudayaan. Semua kesepakatan tersebut
selanjutnya disetujui oleh sidang dan susunan pimpinan konIerensi adalah sebagai berikut :
Ketua KonIerensi : Mr. Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia
Ketua Komite Politik Mr. Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia
Ketua Komite Ekonomi : ProI. Ir. Roosseno,
Menteri Perekonomian Indonesia
Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin,
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia

Dalam sidang-sidang selanjutnya muncul beberapa kesulitan yang bisa diduga sebelumnya.
Kesulitan-kesulitan itu terutama terjadi dalam sidang-sidang Komite Politik. Perbedaan-
perbedaan pandangan politik dan masalah-masalah yang dihadapi antara negara-negara Asia
AIrika muncul ke permukaan, bahkan sampai pada tahap yang agak panas.
Namun berkat sikap yang bijaksana dari pimpinan sidang serta hidupnya rasa toleransi dan
kekeluargaan di antara peserta konIerensi, maka jalan buntu selalu dapat dihindari dan
pertemuan yang berlarutlarut dapat diakhiri.

Setelah melalui sidang-sidang yang menegangkan dan melelahkan selama satu minggu, maka
pada pukul 19.00 WIB. (terlambat dari yang direncanakan) tanggal 2 April 1955 Sidang Umum
terakhir KonIerensi Asia AIrika dibuka. Dalam Sidang Umum itu dibacakan oleh Sekretaris
Jenderal KonIerensi rumusan pemyataan dari tiap-tiap panitia sebagai hasil konIerensi. Sidang
Umum menyetujui seluruh pemyataan tersebut. Kemudian sidang dilanjutkan dengan pidato
sambutan para ketua delegasi. Setelah itu, Ketua KonIerensi menyampaikan pidato penutupan
dan menyatakan bahwa KonIerensi Asia AIrika ditutup.

Dalam komunike terakhir itu diantaranya dinyatakan bahwa KonIerensi Asia AIrika telah
meninjau soal-soal mengenai kepentingan bersama negara-negara Asia dan AIrika dan telah
merundingkan cara-cara bagaimana rakyat negara-negara ini dapat bekerja sama dengan lebih
erat di bidang ekonomi, kebudayaan, dan politik. Yang paling mashur dari hasil konIerensi ini
ialah apa yang kemudian dinamakan Dasa Sila Bandung, yaitu suatu pernyataan politik berisi
prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Kesepuluh
prinsip itu ialah :
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta azas-azas yang termuat dalam
piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa-bangsa.
3. Mengakui persamaan semua suku-suku bangsa dan persamaan
semua bangsa-bangsa besar maupun kecil.
. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal
soal dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian atau
secara kolektiI, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6. a. Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertaha
nan kolektiI untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu dari negara-negara besar.
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan
terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik sesuatu negara.
8. Menyelesaikan segala perselisihan-perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti
perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hakim atau pun lain-lain cara damai lagi
menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasio-nal.


3.8 Penutup
Dalam penutup komunike terakhir dinyatakan bahwa KonIerensi Asia AIrika menganjurkan
supaya kelima negara penyelenggara mempertimbangkan untuk diadakan pertemuan berikutnya
dari konIerensi ini, dengan meminta pendapat negara-negara peserta lainnya. Tetapi usaha untuk
mengadakan KonIerensi Asia AIrika kedua selalu mengalami hambatan yang sulit diatasi.
Tatkala usaha itu hampir terwujud (196), tiba-tiba di negara tuan rumah (Aljazair) terjadi
pergantian pemerintahan, sehingga konIerensi itu tidak jadi.
KonIerensi Asia AIrika di Bandung, telah berhasil menggalang persatuan dan kerja sama di
antara negara-negara Asia dan AIrika, baik dalam menghadapi masalah internasional maupun
masalah regional. KonIerensi serupa bagi kalangan tertentu di Asia dan AIrika beberapa kali
diadakan pula, seperti KonIerensi Wartawan Asia AIrika, KonIerensi Islam Asia AIrika,
KonIerensi Pengarang Asia AIrika, dan KonIerensi Mahasiswa Asia AIrika.

KonIerensi Asia AIrika telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang
bangsa-bangsa Asia dan AIrika yang pada masa itu tengah memperjuangkan kemerdekaan tanah
air mereka, sehingga kemudian lahirlah sejumlah negara merdeka di benua Asia dan AIrika.
Semua itu menandakan bahwa cita-cita dan semangat Dasa Sila Bandung semakin merasuk ke
dalam tubuh bangsa-bangsa Asia dan AIrika.

Jiwa Bandung dengan Dasa Silanya telah mengubah pandangan dunia tentang hubungan
internasional. Bandung telah melahirkan Iaham Dunia Ketiga atau Non-Aligned' terhadap Dunia
Pertamanya Washington dan Dunia Keduanya Moscow. Jiwa Bandung telah mengubah juga
struktur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Forum PBB bukan lagi Iorum eksklusiI Barat atau
Timur.

Sebagai penutup uraian singkat ini, dikutip bagian terakhir pidato penutupan Ketua KonIerensi
Asia AIrika sebagai berikut
May we continue on the way we have taken together and may the Bandung ConIerence stay as a
beacon guiding the Iuture progress oI Asia and AIrica.
(Semoga kita dapat meneruskan perjalanan kita di atas jalan yang telah kita pilih bersama-sama
dan semoga KonIerensi Bandung ini tetap tegak sebagai sebuah mercusuar yang membimbing
kemajuan di masa depan dari Asia dan AIrika).













22222222222222222222
C uAMAk L8AnC ulnCln
uampak perebuLan pengaruh anLara Amerlka SerlkaL dengan unl SovleL Lampak pada
a 8ldang ollLlk
Amerlka SerlkaL berusaha men[adlkan negaranegara yang sedang berkembang men[adl negara
demokrasl agar hak asasl manusla dapaL dl[amln 8agl negaranegara yang sebelumnya kalah
seperLl !erman dan !epang berkembang pula kaplLallsme selaln demokrasl negaranegara
LersebuL dapaL sehaluan dengan AS dan merupakan negara pengaruhnya
unl SovleL dengan paham soslallskomlnunls mendengungkan pembangunan negara dengan
8encana Llma 1ahun Cara LersebuL dllakukan dengan dlLakLor bukan llberal 8agl negara saLellL
(dlbawah pengaruh) unl SovleL yang melakukan penylmpangan akan dlLlndak keras oleh uS
seperLl conLohnya olandla dan Pongarla ueml kepenLlngan pollLlk ekonoml dan mlllLer kedua
negara adlkuasa LersebuL men[alankan pollLlk pecah belah sehlngga beberapa negara men[adl
Lerpecah seperLl korea vleLnam dan !erman
b 8ldang Lkonoml
AS sebagal negara kredlLor Lerbesar memberlkan pln[aman aLau banLuan ekonoml kepada negara
negara yang sedang berkembang berupa Marshall lan AS [uga memberlkan banLuan CranLs ln
Ald yalLu banLuan ekonoml dengan kewa[lban mengemballkan berupa dollar aLau dengan
membell barangbarang Amerlka SerlkaL 8agl negaranegara dl Asla reslden 1ruman
mengeluarkan 1he lour olnLs rogram for Lhe Lconomlc uevelopmenL ln Asla berupa Leknlk
dalam wu[ud perlengkapanperlengkapan ekonomls aLau banLuan kredlL yang berasal darl sekLor
swasLa dl Amerlka SerlkaL yang dlsalurkan oleh pemerlnLah kepada negaranegara yang sedang
berkembang uengan adanya perang dlngln lnl maka berbagal benLuk ker[asama yang sallng
mengunLungkan
anLara Lropa 1lmur dan Lropa 8araL Lldak dapaL Ler[alln keglaLan LersebuL LerhambaL karena
negaranegara Lropa merasa kawaLlr [lka suaLu saaL wllayahnya akan dl[adlkan sasaran adu
kekuaLan oleh kedua negara adlkuasa LersebuL uampaknya perekonomlan anLara blok baraL
(negaranegara Lropa 8araL) dan blok Llmur (negaranegara Lropa 1lmur) Lldak selmbang
dlmana negaranegara blok baraL [auh leblh ma[u darlpada blok Llmur
c 8ldang MlllLer
erebuLan pengaruh anLara AS dan uS dalam pakLa perLahanan negaranegara baraL membenLuk
norLh ALlanLlc 1reaLy CrganlzaLlon (nA1C) Lahun 1949 sebagal suaLu organlsasl perLahanan
8lla salah saLu anggoLanya dlserang maka dlanggap sebagal serangan Lerhadap nA1C Awalnya
bermarkas dl arls LeLapl kemudlan erancls keluar karena mengganggap nA1C dldomlnasl oleh
AS dan markasnya berplndah dl 8russel Pubungan erancls dengan unl SovleL dan 88C [auh
leblh balk [lka dlbandlngkan hubungan dengan negara 8araL lalnnya mesklpun erancls Lldak
men[adl anggoLa 8lok 1lmur
ul Asla 1enggara dlbenLuk SouLh LasL Asla 1reaLy CrganlzaLlon (SLA1C) aLhun 1934 aLas dasar
SouLh LasL Asla CollecLlve uefence 1reaLy AnggoLa uLamanya adalah negaranegara baraL
semenLara negaranegara dl Asla 1enggara seperLl lndonesla [usLru Lldak lkuL serLa akLa
perLahanan LersebuL dlLu[ukan Lerhadap komunls dl Asla 1enggara khususnya dl vleLnam
SLA1C bubar pada Lahun 1973
SemenLara unl SovleL dengan negaranegara blok 1lmur membenLuk akLa Warsawa (1933) aLas
dasar acL of MuLuaal AsslsLance and unlfled Command ul Asla 1enggara unl SovleL
memberlkan banLuan peralaLan mlllLer dan Leknlsl kepada vleLnam yang akhlrnya dapaL
mendesak Amerlka SerlkaL keluar darl negara LersebuL(1973)
d 8ldang 8uang Angkasa
erang ulngln anLara Amerlka SerlkaL dan unl SovleL membawa pengaruh Lerhadap pen[ela[ahan
ruang angkasa Amerlka SerlkaL dan unl SovleL sallng berebuL menguasal ruang angkasa karena
dunla dlrasa Lerlalu semplL unLuk dlperebuLkan
8erawal darl upaya unl SovleL meluncurkan pesawaL SpuLnlk l dan SpuLnlk ll yang dlLandlngl
AS dengan meluncurkan pesawaL Lxplorer l dan Lxplorer ll ulscovere dan vanguard
ullkuLl dengan usaha unl SovleL unLuk mendaraLkan Lunlk dl bulan serLa asLronoL perLamanya
?url Cagarln dengan pesawaL vosLok l yang berhasll menglLarl buml selama 108 menlL
SemenLara Amerlka SerlkaL menglrlm asLronoL perLamanya yalLu Alan 8arLleLL Shepard yang
berada dl luar angkasa selama 13 menlL
unl SovleL menun[ukkan keleblhannya dengan meluncurkan Cherman SLepanovlch 1lLov yang
menglLarl buml selama 23 [am dengan vosLok ll ulsusul Amerlka SerlkaL meluncurkan WS!ohn
P Clenn dengan pesawaL lrlendshlp vll yang berhasll menglLarl buml sebanyak 3 kall
uampak erang ulngln bagl lndonesla
y
SlsLem pollLlkekonoml lndonesla Lelah dlbawa pada arus komunlsmesoslallsme pada














3333333333333333333333
Perang Dingin (Cold War) ditandai dengan pembagian blok yang kentara antara Blok Timur pimpinan Uni Soviet yang berhaluan
komunis dengan blok Barat pimpinan Amerika Serikat yang menganut kapitalisme. Hubungan internasional pada kurun waktu
sejak berakhirnya Perang Dunia II tak lepas dari kerangka Perang Dingin.
Dominasi Uni Soviet dan Amerika Serikat terhadap para sekutunya menyebabkan hubungan internasional sangat dipengaruhi
kepentingan kedua negara adidaya. Tidak mengherankan muncullah blok-blok aliansi yang lebih didasarkan pada persamaan
ideologis.Hampir semua langkah diplomatik dipengaruhi oleh tema-tema ideologis yang kemudian dilengkapi dengan perangkat
militer. Pertentangan sistem hidup komunis dan liberal ini sedemikian intensiInya sehingga pada akhirnya perlombaan senjata
tak dapat dihindarkan lagi karena dengan jalan menumpuk kekuatan nuklir itulah jalan terakhir menyelamatkan ideologinya.
Menurut Juwono Sudarsono (1996), secara resmi apa yang dikenal sebagai Perang Dingin berakhir pada kurun waktu 1989-1990
dengan runtuhnya Tembok Berlin pada 9 November 1989 serta menyatunya Jerman Barat dan Timur pada 3 Oktober 990.
Perkembangan itu disusul dengan bubarnya Uni Soviet pada 25 Desember 1991 bersamaan dengan mundurnya Mikhail
Gorbachev sebagai kepala negara. Setelah berakhirnya Perang Dingin yang ditandai antara lain runtuhnya Tembok Berlin dan
bubarnya Uni Soviet, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara adidaya. Artikel ini berusaha mengeksplorasi tema-tema yang
muncul dalam hubungan internasional setelah Perang Dingin . Munculnya tema-tema baru atau berlanjutnya tema-tema lama
dalam kerangka hubungan antar bangsa tak hanya mengubah cara pandang negara besar terhadap negara kecil tetapi juga dalam
tingkat tertentu bisa menggeser pola diplomasi antar negara.
II. Pola Perang Dingin
Paradigma Perang Dingin 199-1989 seperti Juwono jelaskan terbagi pada beberapa tahap perkembangan sesuai dengan realitas
hubungan antar bangsa. Juwono menilai secara politis Perang Dingin terbagi atas tahap 197-1963 dengan beberapa puncak
persitiwa seperti Blokade Berlin 199, Perang Korea 1950-1953, Krisis Kuba 1962 dan Perjanjian ProliIerasi Nuklir
1963.Selanjutnya selama Perang Vietnam 1965-1975, paradigma Perang Dingin terbatas pada persaingan berkelanjutan antara
AS dan Uni Soviet di beberapa kawasan strategis dunia.
Salah satu yang terpenting, kata Juwono, terjadi dalam Perang Arab-Israel 1967-1973. Perundingan senjata strategis yang mulai
dirintis dan dikukuhkan melalui Perjanjian SALT I juga menjadi salah satu ciri periode ini.Selama kurun waktu yang panjang
itulah isu-isu seperti pertentangan ideologis, perebutan wilayah pengaruh, pembentukan blok militer, politik bantuan ekonomi
yang dilatarbelakangi kepentingan ideologis, spionasi militer dan pembangunan kekuatan nuklir menjadi tema-tema penting.
Oleh karena itu di tengah pertentangan Blok Timur dan Barat itulah muncul apa yang disebut Negara Non Blok. Indonesia
menjadi salah satu pelopor berdiringa Gerakan Non Blok yang banyak menarik perhatian negara-negara yang baru merdeka
sesudah 195. Cina meskipun tergolong negara besar dan memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB, namun menjadi salah
satu anggota GNB hingga kini.
III. Isu-isu baru
Berakhirnya salah satu episode dalam hubungan antar bangsa berupa Perang Dingin, melahirkan realitas baru dalam perhatian
negara besar dan negara yang bekas komunis. Isu-isu utama yang menjadi pilar hubungan internasionalpun mengalami
pergeseran. Meskipun isu lama yang menyangkut keamanan nasional dan pertentangan masih tetap berlanjut namun tak
dipungkiri adanya perhatian baru dalam tata hubungan antar negara dan antar bangsa.
Menurut Juwono, sedikitnya ada empat isu yang jadi sorotan baru. Pertama, pada era pasca Perang Dingin, perhatian lebih
diIokuskan pada usaha memelihara persatuan dan kesatuan bangsa menghadapi lingkungan internasional yang belum jelas.
Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia ini menyebutkan, lingkungan internasional sekarang lebih kabur, lebih
tidak menentu dan lebih mengandung kompetisi meraih akses pada ilmu, modal dan pasar di negara-negara kaya.
Kedua, sorotan ini tidak terlalu baru tapi sekarang muncul ke permukaan yakni soal keamanan regional. Fenomena di Asia
Tenggara dengan prakarsa ASEAN mengukuhkan zona bebas nuklir termasuk salah satu ciri dimana keamanan regional penting
bagi kawasan ini.Ketiga, sorotan dunia jatuh kepada masalah ekonomi-politik internasional.
Isu ini sebenarnya telah bangkit sekitar 1971-1972 ketika sistem Bretton Woods runtuh pada saat kebangkitan ekonomi Jerman
dan Jepang mulai menganggu pasar AS. Jika disorot lebih dalam, pembentukan blok-blok ekonomi bisa dikatakan sebagai akibat
dari menguatnya isu ini.Menurut Juwono, perhatian keempat terpusat pada apa yang dinamana sebagai '3 in 1 yakni lingkungan
hidup, hak asasi manusia dan demokratisasi.
Dibandingkan dengan tiga tema di atas, isu ini sangat dominan dalam pemberitaan pers internasional. Bahkan dalam setiap
konIerensi dan pertemuan puncak, masalah ini tidak jarang disinggung terutama ketika negara-negara industri menyoroti negara-
negara yang sedang berkembang.Bilhari Kausikan (1993), Direktur Biro Asia Timur dan PasiIik di Kemlu Singapura sudah
meramalkan bahwa isu HAM telah menjadi isu yang legitimate dalam hubungan antar negara. Ia menyatakan, bagaimana sebuah
negara memperlakukan warga negaranya tak lagi masalah eksklusiI sebuah negara.
Pihak lain dapat dan memiliki legitimasi mengklaim keprihatinan terhadapnya.'Kini sedang muncul budaya global HAM dan
tubuh hukum internasional mengenai HAM perlahan berkembang terkodiIikasi melalui Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM
dan instrumen lainnya, tulis Kausikan seraya menegaskan bahwa isu HAM tetap tidak akan menjadi isu utama dalam hubungan
internasional.
Namun demikian, penekanan Barat terhadap HAM akan mempengaruhi nada dan tekstur hubungan internasional pasca Perang
Dingin.Menurut Kausikan, isu-isu HAM menyangkut soal upah, kondisi bekerja, serikat buruh, standar hidup, hak-hak wanita
dan anak-anak, hiburan dan waktu cuti, keamanan dan tunjangan sosial serta lingkungan. Ia melihat telah terjadi pemaksaan dari
Barat untuk menentukan standar HAM yang seharusnya dilaksanakan negara-negara di Asia misalnya.
Sedangkan Aryeh Neier, Direktur Human Rights Watch, menyebutkan lebih spesiIik nilai-nilai HAM yang disebarkan di seluruh
dunia. Ia antara lain menyinggung soal hak setiap orang bebas dari hukuman tak adil dan arbitrari, persamaan ras, etnik , agama
atau gender. Hal-hal ini ikut menentukan pola hubungan antar negara.
Hasjim Djalal dalam tulisannya Indonesian Foreign Policy at the AIvent oI 21
st
Century menyebutkan, The Problem of
democrati:ation and human rights will also become more prominent and their impact on foreign policy cannot be ignored.
Analisa Djalal itu menunjukkan bahwa masalah yang menyangkut hak asasi manusia, dari sudut manapun ditinjaunya, akan
memberikan dampak terhadap politik luar negeri suatu negara. Hal itu juga berarti bahwa kontak satu entitas politik dengan
entitas lainnya akan mendapat bobot soal HAM ini.
Dalam kasus HAM dan juga demokratisasi sebagai contoh dapat dilihat bagaimana Uni Eropa dan Amerika Serikat bersikap
terhadap Myanmar. Negeri yang pernah melakukan pemilu tahun 1990 yang dimenangkan Liga untuk Demokrasi pimpinan Aung
San Suu Kyi ini terpaksa harus hidup dalam situasi darurat terus menerus.Untuk menjaga keadaan darurat itu, militer Myanmar
membentuk apa yang dinamakan Dewan Pemulihan Hukum Negara dan Ketertiban (State Law and Order Restoration Council).
Sampai tahun 1997, SLORC masih bertahan atas nama ketertiban negara. Melalui Konvensi Nasional sedang disusun konstitusi
yang kemudian akan melahirkan pemilihan umum.
IV. Kesimpulan
Perubahan lingkungan mempengaruhi hubungan antar bangsa. Jika pada masa Perang Dingin isu-isu ideologis dan militer sangat
dominan. Hampir semua hubungan antar bangsa diterjemahkan kedalam konteks perang ideologi.Pada era pasca Perang Dingin,
tema-tema ideologis menyurut. Sebagai gantinya muncul isu-isu seperti hak asasi manusia, politik-ekonomi dan demokratisasi
sebagai salah satu indikator yang menentukan hubungan internasional

A LA1A8 8LLAkAnC
LaLar 8elakang Ler[adlnya perang dlngln adalah sebagal berlkuL
1 Munculnya Amerlka SerlkaL sebagal negara pemenang perang dl plhak SekuLu (lnggrls
erancls dan AS) AS berperan besar dalam membanLu negaranegara Lropa 8araL unLuk
memperbalkl kehldupan perekonomlannya
2 Munculnya 8usla (unl SovleL) sebagal negara besar dan berperan membebaskan Lropa baglan
1lmur darl Langan !erman dan membangun perekonomlan negaranegara dl Lropa 1lmur unl
SovleL meluaskan pengaruhnya dengan mensponsorl Ler[adlnya perebuLan kekuasaan dl berbagal
negara Lropa 1lmur seperLl 8ulgarla Albanla Pongarla 8umanla olandla dan Cekoslowakla
sehlngga negaranegara LersebuL masuk dalam pemerlnLahan komunls unl SovleL
3 Munculnya negaranegara yang baru merdeka seLelah erang uunla ll dl luar wllayah Lropa
uampaknya muncul 2 kelompok negara dl dunla yalLu negaranegara ma[u dengan negaranegara
berkembang yang memberlkan pengaruh bagl perkembangan pollLlk dan ekonoml dunla
lakLorfakLor uLama yang menyebabkan erang ulngln
1 erbedaan aham
Amerlka SerlkaL dan unl SovleL sebagal pemenang erang uunla ll memlllkl paham/ldeologl
yang berbeda Amerlka SerlkaL memlllkl ldeologl llberalkaplLalls sedangkan unl SovleL
berldeologl komunls aham LlberalkaplLalls (AS) yang mengagungkan kebebasan lndlvldu
yang memungklnkan kaplLallsme berkembang dengan subur berLenLangan dengan paham
Soslallskomunls (uS) yang berkeyaklnan bahwa paham lLu dapaL leblh mempercepaL
kese[ahLeraan buruh maupun rakyaLnya karena negaranegara yang mengendallkan perusahaan
akan memanfaaLkan keunLungannya unLuk rakyaL
2 kelnglnan unLuk 8erkuasa
AS dan uS mempunyal kelnglnan unLuk men[adl penguasa dl dunla dengan caracara yang baru
AS sebagal negara kredlLor besar membanLu negaranegara yang sedang berkembang berupa
pln[aman modal unLuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyaL yang makmur hldupnya
dapaL men[adl LempaL pemasaran hasll lndusLrlnya dan dapaL men[auhkan pengaruh soslalls
komunls
MasyarakaL mlskln merupakan lahan subur bagl paham soslalls komunls unl SovleL yang mulal
kuaL ekonomlnya [uga Lldak mau kalah membanLu per[uangan naslonal berupa banLuan sen[aLa
aLau Lenaga ahll Pal lnl dllakukan unLuk mempengaruhl negaranegara LersebuL
3 8erdlrlnya akLa erLahanan
Cuna mengaLasl berbagal perbedaan yang ada dan kepenLlngan unLuk dapaL berkuasa maka
negaranegara Lropa 8araL dan Amerlka SerlkaL mendlrlkan pakLa perLahanan yang dlkenal
dengan nama nA1C (norLh ALlanLlc 1reaLy CrganlzaLlon) aLau Crganlsasl erLahanan ALlanLlk
uLara SemenLara unLuk menglmbangl kekuaLan nA1C pada Lahun 1933 unl SovleL mendlrlkan
pakLa perLahanan yalLu Ak1A WA8SAWA AnggoLa akLa Warsawa yalLu unl SovleL
Albanla 8ulgarla Cekoslowakla !erman 1lmur Pongarla olandla dan 8umanla


8erdlrlnya kedua pakLa LersebuL menyebabkan muncul rasa sallng curlga keLldakpercayaan dan
kesalahpahaman anLara kedua blok balk blok baraL maupun blok Llmur Amerlka dlLuduh
men[alankan pollLlk lmperlalls unLuk mempengaruhl dunla semenLara unl SovleL dlanggap
melakukan perluasan hegemonl aLas negaranegara demokrasl melalul ldeologl komunlsme
keadaan LersebuL memlcu keLegangan klan memuncak sehlngga muncullah persalngan sen[aLa dl
anLara kedua belah plhak Maslngmaslng plhak sallng dlllpuLl oleh suasana erang ulngln yang
bahkan mengarah pada Ler[adlnya erang uunla lll
8 8L8LAnCSunCn?A L8AnC ulnCln
erang ulngln (Cold War) adalah keLegangan yang secara pollLls Lampak sallng bermusuhan
karena adanya persalngan kepenLlngan erang ulngln dlmulal seLelah berakhlrnya erang uunla
ll se[ak pembaglan !erman men[adl 2 wllayah yalLu !erman 8araL dan !erman 1lmur embaglan
!erman men[adl 2 dllkuLl dengan pembaglan koLa 8erlln men[adl 8erlln 8araL yang dlkuasal oleh
Amerlka SerlkaL lnggrls dan erancls sedangkan 8erlln 1lmur dlkusal oleh unl SovleL LepaLnya
saaL Ler[adl konfrensl ?alLa (lebruarl 1943)
ualam wakLu slngkaL (19431948) unl SovleL berhasll membenLuk pemerlnLahan komunls dl
8ulgarla 8umanla Pongarla olandla dan Chekoslowakla karena perkembangan pengaruh
unl SovleL sangaL cepaL dan perLumbuhannya pesaL maka Amerlka merasa perlu membendung
berkembangnya gerakan komunls Plngga akhlrnya Amerlka menyusun sLraLegl pollLlk
ConLalnmenL ollcy yang berLu[uan mencegah berkembangnya pengaruh suaLu negara aLau suaLu
slsLem pollLlk darl plhak lawan SLraLegl pollLlk LersebuL dlkembangkan melalul pemberlan
banLuan ekonoml dan mlllLer seperLl Marshall lan dan uocLrlne 1ruman yalLu banLuan berupa
keuangan mlllLer dan penasehaL mlllLer kepada ?unanl dan 1urkl guna menghadapl gerllyawan
komunls 1u[uannya unLuk memperLahankan ?unanl dan 1urkl darl peneLerasl komunls dan
menghambaL [alur unl SovleL menu[u ke selaLan yang akan mengancam negaranegara 8araL
Sebab [lka salah saLu negara [aLuh maka negara LeLangga lalnnya [uga akan [aLuh sehlngga semua
negara akan [aLuh ke dalam pengaruh komunls unl SovleL berusaha menyalngl dengan membuaL
MoloLov lan dengan Lu[uan unLuk menaLa kemball perekonomlan negaranegara Lropa 1lmur
dan badan ker[a sama ekonoml Comlcon (ComlnLern Lconomlc)
konfllk ldeologl LersebuL berkembang sampal dl Asla
Selama berlangsungnya erang ulngln slLuasl dan kondlsl dunla dlwarnal oleh keglaLan sebagal
berlkuL
1) erebuLan Pegemonl/kekuasaan
kalahnya !epang darl SekuLu menyebabkan seluruh wllayah Manchurla dan korea dldudukl
unl SovleL hlngga berdampak semakln kuaLnya unl SovleL dl daraLan Clna serLa wllayah korea
8erdasarkan konferensl ?alLa maka semenan[ung korea dlbagl 2 yalLu uLara dlbawah
kekuasaan unl SovleL sehlngga klm ll Sung men[alankan pemerlnLahan aLas dasar pemlklran
komunls SemenLara dl sebelah selaLan Amerlka memlllh 8hee Syngman sebagal orang yang
men[alankan pemerlnLahan berdasarkan dasardasar demokrasl karena perbedaan ldeologl lnl
maka menyebabkan munculnya perang saudara dl Semenan[ung korea pada 23 !unl 1930 dan
lnllah LlLlk ballk darl erang ulngln
oslsl komunlsme dl Clna semakln kuaL karena banLuan sen[aLa darl unl SovleL yang berasal
darl !epang kuaLnya komunlsme dl Clna menyebabkan berkembangnya komunlsme dl Asla
1enggara Clna berusaha menghalangl propaganda lmperlallsme yang dllakukan oleh Amerlka
SerlkaL dan lnggrls Clna semakln mengembangkan komunlsmenya adapun alasannya adalah
karena adanya kelnglnan unLuk mengemballkan daerah kekuasaan Clna dl zaman kuno mellpuLl
korea lunan 8lrma lndla bahkan leblh [auh Lermasuk daerah dl Asla 1enggara Selaln alasan


hlsLorls [uga adanya alasan geografls dan kekayaan alam dl Asla 1enggara guna memperkuaL
poslsl ekonomlnya dalam dunla lnLernaslonal karena alasan LersebuLlah maka Clna semakln
mellbaLkan dlrl dl Asla 1enggara
Apa yang dllakukan Clna dan unl SovleL semakln mengancam kehldupan dl Asla 1enggara
Pal lnl men[adl masalah yang cukup serlus bagl Amerlka SerlkaL sehlngga membuaL Amerlka
merasa perlu membanLu negaranegara Asla 1enggara Amerlka akhlrnya memuLuskan
membanLu erancls yang saaL lLu sedang berperang melawan vleLnam (dlbanLu unl SovleL dan
88C) dengan harapan vleLnam Lldak [aLuh ke Langan komunls 1eLapl LernyaLa vleLnam menang
dan secara oLomaLls vleLnam berada dl bawah kekuasaan komunls
!aLuhnya vleLnam ke dalam kekuasaan komunls memungklnkan negaranegara dl Asla
1enggara [aLuh ke kuasaan komunls er[an[lan !enewa merupakan upaya unLuk mengakhlrl
konfllk anLara kaum komunls dan non komunls yang membagl vleLnam men[adl 2 yalLu vleLnam
uLara dan SelaLan 1eLapl upaya lnl Lldak membuahkan hasll dan Lldak mendaLangkan kepuasan
unLuk mengakhlrl konfllk yang sallng berLenLangan dl vleLnam erLenLangan LersebuL
menyebabkan keLerllbaLan campur Langan plhak aslng vleLnam uLara sebagal negara komunls
mendapaL banLuan dan pengaruh darl Clna dan unl SovleL semenLara vleLnam SelaLan sebagal
negara demokrasl mendapaL banLuan darl Amerlka SerlkaL
SeLelah berLahunLahun dlper[uangkan akhlrnya Lahun 1976 vleLnam dapaL dlpersaLukan dl
bawah kekuasaan kaum komunls vleLnam membenLuk persaLuan lndoclna yang dlberl nama
lederasl lndoclna dlbawah kekuasaan komunls yang men[adl ancaman mlllLer dan ldeologl bagl
negaranegara Asla 1enggara
ul Asla 1enggara Ler[adl rlvallLas anLarkomunlsme Lampak dengan adanya konfllk anLara
vleLnam dan kambo[a mengenal masalah perbaLasan ualam masalah lnl kambo[a(ol oL)
menolak usul penyelesalan konfllk perbaLasan melalul forum 88 ul ballk masalah kambo[a
unl SovleL Lldak lepas darl masalah pollLlk yalLu konfllk SlnoSovleL ul belakang kambo[a
berdlrl Clna dan dl plhak vleLnam LerdapaL unl SovleL konfllk vleLnam dan kambo[a adalah
perLandlngan darl [auh anLara Clna dan unl SovleL dl Asla 1enggara semenLara vleLnam dan
kambo[a men[adl plonplon yang berLempur dl medan perang
erLenLangan ldeologl anLara negara Amerlka SerlkaL dan unl SovleL Ler[adl [uga dl Amerlka
dlmana reslden kuba lldel CasLro mendlrlkan negara komunls dl kuba 1lndakan lnl LenLu sa[a
mendapaL reaksl keras darl Amerlka SerlkaL dengan upaya mensponsorl lnvasl gerakan anLl
komunls kuba namun mengalaml kegagalan 1lLlk keLegangan perang dlngln lnl Ler[adl dl 1eluk
8abl pada Lahun 1961
negara dl kawasan Amerlka 1engah lalnnya seperLl nlkaragua [uga dlkuasal oleh kaum
komunls ulmana nlkaragua se[ak 1970 sampal 1990 dlkuasal oleh kelompok Cerllyawan
komunls SandlnlsLa (lronL embebasan naslonal SandlnlsLa)
ul Afrlka sayap klrl mlllLer Lelah menguasal pemerlnLahan dl LLhlopla anLara Lahun 19741991
SlsLem pemerlnLahan soslalls membuaL negara LersebuL bersekuLu dengan unl SovleL ul Angola
dan Mozamblk se[ak 19731990 kelompok gerllya MarxlsLenlnls menguasal pemerlnLahan
ul AfganlsLan (1978) pemerlnLahan berhaluan komunls plmplnan noor Mohammad 1arlkl
berhasll membangun uaoud khan melalul kudeLa berdarah unLuk menyelamaLkan rezlm
komunls dl AfganlsLan yang saaL lLu mendapaL perlawanan darl kelompok plmplnan Paflzullah
Amln maka unl SovleL pada uesember 1979 melakukan lnvasl mlllLer ke AfganlsLan Selaln lLu
guna menglmbangl kekuaLan bersen[aLa Amerlka SerlkaL dl Asla 8araL uaya dan pengaruh
llberallsmenya 1eLapl lnvasl lnl Mohammad na[lbullah yang akhlrnya berhasll memukul mundur
pasukan unl SovleL dan pada
1989 pasukan SovleL dlLarlk mundur darl AfganlsLan
Selama erang ulngln berlangsung kedua negara adlkuasa Lldak pernah LerllbaL secara langsung
dalam suaLu konfllk (peperangan) secara Lerbuka Mereka selalu berada dl belakang negara
negara yang sedang bersengkeLa Mereka memberlkan banLuan persen[aLaan dan memenuhl
kebuLuhan hldup masyarakaL negaranegara yang sedang bersengkeLa
2) SlsLem Allansl
keLlka perang dlngln memuncak maka seLlap negara yang berLenLangan berusaha memperkuaL
dlrlnya dengan bergabung dalam saLu allansl 8enLuk slsLem allansl balk yang dllakukan blok
1lmur maupun blok 8araL adalah sebagal berlkuL
embenLukan Comlnform (1he CommunlsL lnformaLlon 8ureau) pada Lahun 1947 Comlnform
adalah wadah ker[a sama parLalparLal komunls Lropa yang berpusaL dl 8eograd ?ugoslavla
embenLukan nA1C (norLh ALhlanLlc 1raLy CrganlzaLlon) 4 Aprll 1949 negara yang men[adl
anggoLanya yalLu lnggrls lrlandla lslandla norwegla uenmark 8elgla 8elanda Luxemburg
erancls orLugal kanada dan Amerlka SerlkaL 1u[uannya unLuk membendung komunls mulal
darl Lropa uLara sampal 1urkl dan ?unanl
embenLukan akLa Warsawa pada 1933 dengan negara !erman 1lmur Cekoslovakla Pongarla
8ulgarla olandla 8umanla dan Albanla akLa Warsawa merupakan ker[asama perLahanan dan
keamanan negaranegara komunls
er[an[lan anLara 88C dan unl SovleL Lahun 1930 mengenal ker[a sama dlanaLara kedua negara
guna menghadapl kemungklnan agresl !epang
embenLukan akLa AnZuS (AusLralla new Zealand and unlLed SLaLe) yalLu pakLa perLahanan
negaranegara Amerlka SerlkaL AusLralladan Selandla 8aru pada Lahun 1931
embenLukan SLA1C (SouLh LasL Asla 1reaLy CrganlzaLlon) pada Lahun 1934 SLA1C
merupakan ker[asama perLahanan anLara negaranegara Asla 1enggara dengan plhak 8araL
uengan anggoLanya anLara laln Amerlka SerlkaL lnggrls erancls llllplna Slngapura dan
Selandla 8aru
3) keglaLan Splonase
erebuLan hegemonl selama perang dlngln anLara unl SovleL dan Amerlka SerlkaL Lerhadap
berbagal kawasan balk dl Lropa Asla Amerlka dan Afrlka selalu dldukung oleh keglaLan agen
lnLell[en yang mereka mlllkl
keglaLan Splonase (maLamaLa) Lercermln darl Llndakan yang dllakukan oleh agen splonase
kedua belah plhak yalLu anLara kC8 dan ClA kC8 (komlLeL CusudarsLvennoy 8ezopasnosLl)
merupakan dlnas lnLelegen slpll aLau dlnas rahasla unl SovleL sedangkan ClA (CenLral
lnLelllgence Agency) yang merupakan dlnas rahasla Amerlka SerlkaL yang berLugas unLuk
mencarl keLerangan LenLang negaranegara aslng LerLenLu
kC8 dan ClA selalu berusaha unLuk memperoleh lnformasl rahasla mengenal segala hal yang
menyangkuL kedua belah plhak aLau negaranegara yang berada dl bawah pengaruh kedua belah
plhak Mereka [uga membanLu LerclpLanya berbagal keLegangan dl dunla Mlsalnya ClA LuruL
membanLu orangorang kuba dl peranLauan unLuk melakukan serangan ke kuba Lahun 1961 yang
dlsebuL lnslden 1eluk 8abl ul plhak laln unl SovleL memberlkan dukungan kepada lldel
CasLro (reslden kuba) dalam menghadapl lnvasl LersebuL
4) erlombaan 1eknologl ersen[aLaan dan 8uang Angkasa
erang dlngln anLara dua negara adldaya dlLandal oleh perlmbangan persen[aLaan nukllr dan
personll mlllLer Sehlngga keglaLan lnl dlsebuL sebagal pollLlk 8alance of ower un[uk kekuaLan
mendapaL perlawanan darl kelompok Mu[ahldln yang dlplmpln






444444444444444444444444444444444444444444444444
Nuklir Sebagai Strategi Penangkalan
Walaupun senjata nuklir telah pernah digunakan untuk memenangkan perang, sejarah
memperlihatkan bahwa sebagai sebuah persenjataan, nuklir lebih banyak digunakan sebagai
instrumen penangkalan (deterrence) daripada instrumen untuk memenangkan perang. Hal ini
kemungkinan terjadi karena kedua Blok yang saling bertikai, pada masa Perang Dingin, memiliki
kemampuan nuklir yang relatiI berimbang, sehingga kedua belah pihak sama-sama merasa akan
terkena dampak besar jika terjadi perang nuklir.
Di dalam strategi penangkalan (nuclear deterrence), nuklir digunakan untuk mencegah negara
musuh melakukan serangan, dengan memberikan jaminan bahwa serangan tersebut akan dibalas
menggunakan senjata nulir yang akan menimbulkan kerugian lebih besar dari tujuan yang
hendak dicapai negara lawan. Dalam menjalankan strategi penangkalan nuklir ada beberapa
asumsi pokok yang harus dimiliki:
1. Watak deIensiI, interaksi strategis baru berlangsung pada saat atau setelah serangan
pertama dari pihak lawan.
2. Serangan balasan dilakukan dengan mengandalkan persenjataan yang dapat diselamatkan
dari serangan pertama lawan.
3. Rasionalitas dan mirror-image, pihak lawan berpikir dengan logika yang sama seperti
yang dilakukannya.
Dalam menjalankan strategi penangkalan ada dua mekanisme yang dapat digunakan. Mekanisme
pertama adalah punishment yang menitikberatkan pada penggunaan senjata oIensiI dan
mengandalkan serangan balik terhadap sasaran non-militer (countervalue). KeeIektiIan dari
mekanisme ini terletak pada kemampuan menyelamatkan jumlah senjata oIensiI yang dimiliki
dari serangan pertama (first strike) lawan. Mekanisme kedua adalah denial yang melibatkan
penggunaan kekuatan militer secara langsung untuk mencegah negara lawan melakukan
serangan pada kawasan yang dikuasai. Mekanisme ini menitikberatkan pada penggunaan senjata
deIensiI dan mengandalkan serangan terhadap obyek-obyek militer (counterforce).
Strategi Nuklir Pada Masa Perang Dingin
Sebagaimana telah disinggung di atas, pada masa perang dingin penggunaan strategi nuklir
didominasi oleh Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh
Uni Soviet. Pada awalnya monopoli senjata nuklir berada di tangan Amerika Serikat, yaitu sejak
tahun 195 hingga 199. Uni Soviet baru menguasai teknologi nuklir pada tahun 199, namun
belum memiliki minat untuk mengembangkan persenjataan nuklir. Hal ini disebabkan oleh
dominasi pemikiran Joseph Stalin di dalam perumusan strategi militer Uni Soviet. Stalin
merupakan penaIsir ortodoks pemikiran Marx dan Engels. Kedua tokoh tersebut menyatakan
bahwa kemenangan di dalam setiap pertempuran hanya ditentukan oleh disiplin moral pasukan.
Oleh Stalin, premis tersebut kemudian dirumuskan dan dibakukan sebagai unsur utama untuk
memenangkan perang. Selain itu, Stalin juga sangat percaya pada kekuatan konvensional dan
tidak percaya pada serangan-pendadakan (surprise attack).|1j
Namun seiring makin berkembangnya kemampuan dan kekuatan nuklir Amerika Serikat, Uni
Soviet mulai merasakan arti penting keberadaan senjata nuklir. Sejak pertengahan tahun 1950-
an di Uni Soviet muncul perdebatan antara kelompok Tradisionalis dan Modernis mengenai
penggunaan senjata nuklir. Perdebatan ini menyebabkan Uni Soviet mengambil jalan tengah
dengan tetap mempertahankan tingkat kepemilikan senjata konvensional dan secara bersamaan
juga mengembangkan kemampuan nuklir.
Pada masa pemerintahan Kruschev strategi nuklir makin diterima sebagai kebutuhan strategis
oleh Uni Soviet dan pada tahun 1960 Kruschev dan Menteri Pertahanan, Malinovsky berhasil
merinci tujuan penggunaan senjata nuklir, kapan digunakan dan bagaimana senjata tersebut
digunakan. Doktrin nuklir tersebut intinya menyatakan bahwa senjata nuklir akan digunakan
pada serangan pendadakan di setiap perang lokal yang melibatkan Amerika Serikat atau
perang antara kubu sosialis dan kapitalis yang pasti` meningkat menfadi perang nuklir habis-
habisan`|2j. Isi doktrin ini sering juga disebut strategi opsi tunggal. Namun karena pada saat itu
kekuatan nuklir Uni Soviet masih rendah doktrin tersebut hanya dipandang sebagai pernyataan
penangkal terhadap doktrin perang terbatas AS.|3j
Selanjutnya pada masa pemerintahan Breznev-Kosygin tahun 196 hingga 1970 strategi nuklir
Uni Soviet tidak mengalami perubahan kecuali tidak mengikuti doktrin Krushev yang
menyatakan bahwa 'perang antara kubu sosialis dan kapitalis pasti akan meningkat menjadi
perang nuklir total melainkan menggantinya dengan 'Uni Soviet akan menjawab tantangan
Amerika Serikat pada setiap konIlik, lokal & global dengan senjata konvensional ataupun
nuklir.|4j
Di dalam perkembangan selanjutnya Uni Soviet makin menegaskan doktrin strategi nuklir
mereka dengan merinci unsur-unsur untuk memenangkan perang yaitu:
1. Penangkalan yang lebih berdaya guna adalah persiapan perang.
2. Kemenangan akan dicapai melalui serangan pre-emtiI, dan;
3. Bahwa eksistensi sosial, ekonomi, politik dan militer Uni Soviet dapat dipertahankan.|5j
Selain itu, Uni Soviet juga diyakini telah mampu menyusun ukuran kemenangan di dalam perang
nuklir. Ukuran-ukuran tersebut adalah:
1. Meskipun tidak terhindar dari kehancuran, Uni Soviet tetap dapat bertahan.
2. Melanjutkan perang sampai musuh tidak berdaya.
3. Mampu menduduki Eropa.
. Memegang kendali untuk mengembangkan sosialisme ke seluruh dunia.|6j
Uni Soviet memandang Eropa memiliki nilai yang sangat strategis. Hal ini disebabkan oleh:
1. Pengalaman historis & geopolitik dimana Uni Soviet selalu mendapatkan ancaman dari
barat.
2. Eropa Barat merupakan sekutu Amerika Serikat sehingga Uni Soviet beranggapan akan
mendapatkan keuntungan jika mampu memecah kerjasama AS-Eropa.|7j
Nilai strategis atas Eropa ini menyebabkan Uni Soviet mengambil kebijakan differential detente
yaitu menjalankan strategi pengakhiran ketegangan (detente) terhadap Eropa dan anti-detente
terhadap Amerika Serikat.|8j
Dalam mengembangkan strategi nuklir Uni Soviet mengandalkan persenjataannya pada peluru-
peluru kendali landas darat karena:
1. Ketepatan dan kecepatannya melebihi rudal-rudal jelajah, pesawat pembom dan rudal-
rudal yang dipasang pada kapal selam.
2. Tidak perlu menghadapi sistem pertahanan udara dan sistem anti-kapal selam (anti-
submarine warfare, ASW).|9j
Strategi Nuklir Amerika Serikat
Untuk menghadapi Uni Soviet yang telah mampu menguasai teknologi nuklir, Amerika Serikat
pada pertengahan tahun 1950-an mengembangkan strategi massive retaliation. Strategi ini
menyatakan bahwa kekuatan nuklir strategis dan taktis Amerika Serikat digunakan tidak saja
untuk menangkal serangan nuklir terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya melainkan
juga untuk menangkal setiap serangan negara-negara komunis terhadap negara lain di seluruh
dunia. Untuk mendukung strategi tersebut Amerika Serikat mengembangkan bom hidrogen,
senjata nuklir taktis dan pesawat pembom jarak jauh (B-52). Pada tahun 1953 senjata-senjata
nuklir taktis tersebut mulai ditempatkan di Eropa dan pada tahun 1955 pesawat pembom strategis
B-52 mulai beroperasi.|1Oj
Namun, strategi ini banyak mengandung kelemamahan yaitu, pertama, Amerika Serikat
diragukan utk menggunakan senjata nuklir. Pandangan ini didasari pada Iakta bahwa di perang
konvensional sebelumnya (Perang Korea) Amerika Serikat tidak menggunakan senjata nuklir.
Kedua, Amerika Serikat tidak mampu menjamin dirinya terhindar dari serangan nuklir US.
Padahal eIek penagkalan eIektiI jika Amerika Serikat tidak berada dalam posisi rawan terhadap
serangan nuklir Uni Soviet. Ketiga, Serangan nuklir Amerika Serikat terhadap Uni Soviet
mengandalkan pangkalan udara di Inggris & Eropa Barat padahal kekuatan konvensional Barat
di Eropa lebih kecil dibandingkan kekuatan konvensional Uni Soviet dengan demikian Amerika
Serikat belum memiliki sarana memadai untuk membuat Uni Soviet bertekuk lutut. Untuk
mengatasi kelemahan tersebut Amerika Serikat lalu mengembangkan pemikiran Perang Nuklir
Terbatas untuk melengkapi strategi massive retaliation. Pemikiran ini mengakui bahwa tidak
semua agresi terhadap Barat dapat ditangkal dengan melakukan serangan langsung ke Uni
Soviet. Dengan demikian Amerika Serikat memperluas keberedaan senjata-senjata nuklir
taktisnya ke negara-negara sekutunya yang lain dan tempat-tempat lain yang berdekatan dengan
Uni Soviet.|11j
Sekali lagi strategi ini dpandang memiliki kelemahan karena dapat mendorong Uni Soviet
menyerang Amerika Serikat karena telah mengetahui kelemahan strategi massive retaliation
sehingga menyebabkan kemungkinan terjadinya konIlik lokal dan perang nuklir terbatas menjadi
makin besar. Dengan demikian yang terjadi adalah sebuah paradoks: menghindari perang nuklir
malah memicu perang nuklir global. |12j
Pada tahun 1960-an Amerika Serikat mengembangkan strategi flexible response. Strategi intinya
terletak pada keluwesan Amerika Serikat dalam menghadapi ancaman keamanan dengan cara
meningkatkan kemampuan menghadapi semua bentuk perang, baik besar-besaran maupun
terbatas, nuklir ataupun konvensional. Strategi ini menekankan pada prinsip counterforce dengan
alasan untuk mengurangi jumlah korban penduduk sipil jika terjadi perang nuklir. Dengan
menjalankan prinsip counterforce maka terbuka kesempatan bagi Amerika Serikat untuk
melakukan serangan pre-emtiI.|13j
Strategi ini juga memiliki kelemahan yaitu counterforce eIektiI apabila persenjataan strategis
Amerika Serikat digunakan sebelum senjata-senjata lawan digunakan. Artinya counterforce
dapat merangsang Amerika Serikat untuk melakukan first strike menjadi lebih besar. Ini
menyebabkan ancaman perang nuklir menjadi lebih besar karena Uni Soviet akan melihat
implikasi tersebut dan melakukan upaya untuk tidak diserang terlebih dahulu. Hal ini dibuktikan
dengan kebijakan Uni Soviet mengembangkan ICBM (Inter-continental Ballistic Missile) dan
SLBM (Sea Launch Ballistic Missile) pada pertengahan 1960-an. Kondisi ini dapat mengancam
terjadinya perlombaan senjata yang tidak terkendali.|14j
Kelemahan tersebut mendorong Amerika Serikat untuk mengembangkan strategi nuklir yang
baru. Strategi tersebut disebut sebagai MAD (Mutual Assured Destruction). Strategi ini
menekankan pada pemikiran siapapun yang memulai serangan pertama tidak akan
memenangkan perang atau menfadi pihak yang kalah karena kekuatan pukul (second strike)
kedua belah pihak akan melakukan pembalasan yang dahsyat`.|15j Pemikiran ini menyebabkan
Amerika Serikat berusaha untuk menyusun strategi agar sejumlah persenjataan strategisnya tidak
rawan dari serangan-dadakan lawan. Jawaban yang diberikan Amerika Serikat atas kebutuhan
tersebut adalah dengan menghentikan pengembangan jumlah ICBM yang dimilikinya sebanyak
105 namun memperbesar jumlah SLBM-nya sebagai sistem yang tidak rawan serangan-
dadakan.|16j Berbeda dengan flexible response yang menggunakan prinsip counterforce, MAD
menggunakan prinsip countervalue.|17j
Untuk menjaga agar eIek penangkalan dari strategi ini, yaitu kehancuran yang meyakinkan
(assured destruction), berjalan eIektiI Amerika Serikat berusaha memperkuat hubungan
keamanannya dengan Uni Soviet dengan melakukan pengawasan senjata. Hal ini dibutuhkan
karena jika jumlah senjata telah melebihi dari jumlah yang diperlukan maka nilai strategis dari
strategi ini akan hilang. Salah satu pengaruh positiI dari MAD adalah dicapainya kesepakatan
mengenai ABM (Anti-Ballistic Missile Treaty) dan SALT I (Strategic Arms Limited Talks I)
pada tahun 1972.
Namun, perkembangan persenjataan Uni Soviet di tahun 1970-an yang terus meningkat kembali
melahirkan kritik terhadap strategi nuklir Amerika Serikat. Strategi MAD dirasa tidak lagi
mampu untuk menghadapi persenjataan Uni Soviet yang kemampuannya telah meningkat.
Amerika Serikat juga dipandang tidak lagi cukup hanya mengandalkan serangan pada kota-kota
dan pusat-pusat industri Uni Soviet. Pemikiran ini berusaha mendorong Amerika Serikat untuk
juga menjalankan prinsip counterforce di dalam strategi nuklirnya. Selain itu, Amerika Serikat
dipandang perlu untuk meningkatkan kemampuan persenjataannya dan menentukan seperangkat
sasaran-sasaran yang akan dihancurkan jika terjadi perang. Kritik-kritik ini kemudian melahirkan
apa yang disebut sebagai Presidential Directive 59 (PD 59) pada tahun 1980. PD 59 memberikan
pedoman-pedoman mengenai apa yang hendaknya dilakukan Amerika Serikat dalam
menghadapi konIlik dengan Uni Soviet. PD 59 memuat puluhan ribu daItar sasaran yang akan
dihancurkan Amerika Serikat jika terjadi perang. Namun, walaupun memuat puluhan ribu daItar
target, target-taget tersebut dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok besar yaitu: 1)
kekuatan nuklir Uni Soviet; 2) Kekuatan konvensional; 3) Pimpinan-pimpinan militer dan politik
serta Iasilitas komunikasi, dan; ) Sasaran-sasaran ekonomi dan industri Uni Soviet.|18j
Strategi Nuklir Pasca Perang Dingin
Pembahasan mengenai strategi nuklir pasca Perang Dingin akan diIokuskan pada strategi nuklir
Amerika Serikat. Hal ini didasari oleh Iakta bahwa hingga kini Amerika Serikat merupakan satu-
satunya negara yang memiliki keunggulan nuklir.
Tumbangnya komunisme menyebabkan Amerika Serikat mengubah strategi nuklirnya. Pada
tahun 1991, George Bush mengurangi secara masiI jumlah persenjataan nuklirnya dengan
memusnahkan senjata-senjata nuklir yang terpasang di kapal-kapal perangnya dan ribuan senjata
nuklir landas daratnya, terutama yang terdapat di Jerman Barat. Tujuan dari pemusnahan ini
adalah, selain merasa kemungkinan Perang Dunia Ketiga tidak akan terjadi, juga untuk
mendorong para pemimpin di Uni Soviet melakukan hal yang serupa.|19j
Pada tahun 199 dilakukan peninjauan ulang atas siIat, peran dan jumlah senjata-senjata nuklir
Amerika Serikat. Hasil dari peninjauan ulang ini adalah uclear Posture Review (NPR) 199.
Namun, isi dari NPR 199 ini masih bersiIat konservatiI. Amerika Serikat masih mengambil
sikap wait and see menghadapi perubahan situasi interasional yang terjadi.|2Oj
Pasca perang dingin mendorong Amerika Serikat untuk mengembangkan pengaturan
pengontrolan senjata nuklir. Upaya Amerika Serikat ini berpusat pada perjanjian START
(Strategic Arms Reduction Treaty) II yang disepakati tahun 1993. START II berisikan
kesepakatan Amerika Serikat dan Rusia untuk mengurangi jumlah senjata nuklirnya: dari 12.000
hulu ledak nuklir pada tahun 1990 menjadi antara 3000 dan 3500 pada tahun 2003. Namun, pada
tahun 1997 masa pengurangannya diperpanjang hingga tahun 2007 karena persoalan politik dan
teknis. Selain itu, Amerika Serikat juga bekerjasama dengan negara-negara eks-Uni Soviet
lainnya untuk mencegah penyebaran senjata-senjata nuklir akibat 'kebocoran nuklir. |21j
Walaupun, Amerika Serikat telah melakukan sejumlah kebijakan terkait persenjataan nuklirnya,
Andrew ButIoy menyatakan bahwa saat ini strategi nuklir Amerika Serikat dalam kondisi tidak
menentu. Karena di satu sisi, Uni Soviet telah runtuh sehingga tidak lagi relevan bagi strategi
keamanan Amerika Serikat saat ini. Namun, di sisi yang lain Amerika Serikat masih enggan
untuk meninggalkan pendekatan-pendekatan dan konsep-konsep keamanan pada masa Perang
Dingin. |22j

Anda mungkin juga menyukai