Anda di halaman 1dari 3

OUTLINE IKLAN POSTER

Tugas Mata Kuliah Psikologi Periklanan diampu oleh Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si.

Disusun oleh

Yenny Rianto Candra Kurniawan Paulina Wijayanti S Paulus Fajar Pradipta Christy P

G0108023 G0108048 G0108080 G0108081 G0108082

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 A. TEMA Children see, children do B. LATAR BELAKANG Keprihatinan yang mendalam melihat kondisi realita yang terjadi pada anak-anak saat ini. Seorang anak balita yang menjadi pecandu rokok, berawal dari sekedar melihat kakeknya merokok. Lainnya, anak yang gemar melihat tayangan smackdown di televisi sehingga terinspirasi mencoba dan melakukan gaya smackdown yang terkesan secara eksplisit mengandung kekerasan sehingga akibatnya anak tersebut melukai teman sebayanya. Anak yang besar di lingkungan orang dewasa yang gemar berkata kotor atau kasar, meniru hal serupa meskipun anak itu sendiri tidak tahu maksud perkataannya. Mendidik dan menanamkan nilai-nilai kehidupan pada anak dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Orangtua adalah role model yang paling efektif. Anak melihat, memperhatikan dan melakukan apa yang dilakukan orangtuanya. Yang dilakukan anak dalam meniru perilaku orang lain biasa disebut sebagai imitasi. Data tentang imitasi menunjukkan kecenderungan pola perilaku yang sudah terbentuk dari hasil perilaku belajar observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Sama tidaknya, kuat lemahnya karakter perilaku yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh kekuatan proses belajar observasi dan dukungan dan lingkungan sekitar. Imitasi yang permanen akan menghasilkan pola perilaku yang mengarah ke pembentukan model. Modeling akan terjadi dengan baik apabila selama imitasi terjadi upaya memperhatikan dengan benar perilaku model ( attention process).

Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain. Imitasi harus dibedakan dengan peniruan gerakan yang sama saja (mimikri) maupun peniruan tujuan (emulasi), namun pada proses imitasi manusia melakukan prinsip peniruan suatu aksi dengan memahami tujuan aksi dan diarahkan oleh pencapaian target tujuan (goal). Imitasi sering dikaitkan pula dengan teori belajar sosial dari Albert Bandura. Albert Bandura mengungkapkan ada empat faktor yang dilakukan seseorang dalam belajar melalui, sebelum seseorang melakukan peniruan, antara lain 1) perhatian, 2) mengingat-ingat apa yang akan ditiru, 3) mempunyai kemampuan melakukan hal yang sama, 4) motivasi. C. PESAN Iklan melalui media poster yang kami buat mengandung pesan bahwa diharapkan orang tua (orang dewasa) memberi teladan yang baik dan benar pada anak-anak sebagai upaya membentuk tindakan dan moral anak yang sehat dan berbudi pekerti luhur.

Anda mungkin juga menyukai