Anda di halaman 1dari 16

WAHYU DAN IMAN

Wahyu dalam Kitab suci


Dalam PL, wahyu dipahami sebagai pernyataan diri Allah melalui Taurat (Yer 31,33; Ul 30,16) dan warta para nabi (Yer 1,9; Ibr 1,1) serta tanda-tanda alam (Panggilan Musa, Kel 3) Dalam PB, wahyu dipahami sebagai pernyataan diri Allah dalam Yesus Kristus (Yoh 14, 8-14; Mat 11, 25-27; Luk 10, 21-21-24).

Dalam Kis : kabar gembira mengenai Yesus Kristus (Kis 3, 17-26). Paulus : pewartaan kabar gembira tentang rencana keselamatan Allah yang tidak dari perkataan manusia, namun dari Allah (1Tes 2,13), misteri rahasia Allah yang terlaksana dalam Kristus Yesus (Ef 3, 8-12), dalam Yesus berdiam secara jasmaniah kepenuhan keAllah-an (Kol 2,9).

Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi

Pewahyuan Allah tak dapat ditangkap bila tidak ada iman Kesempurnaan dan kepenuhan wahyu datang dalam Yesus Kristus yang tidak hanya menyampaikan firman Allah (Yoh 3:34) tetapi yang adalah firman Allah sendiri (Yoh 1:1, Why 19:13) Permenungan: Bagaimana membaca wahyu Allah pada zaman sekarang?

Iman
Kata iman merupakan terjemahan dari kata pistis (Yunani), fides (Latin), dan faith (Inggris) yang berarti kepercayaan, keyakinan dan penerimaan wahyu Allah. Dalam konteks teologi iman dan percaya dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan manusia dengan Allah, utamanya dengan menerima wahyu.

Iman dalam bahasa Ibrani mn berarti mengandung pemahaman tentang sesuatu yang dapat diandalkan dan dipercaya

Iman dalam Kitab Suci


Isi iman PL adalah kepercayaan kepada janji dan tuntunan Allah bagi umat Israel. Atas wahyu Allah manusia menjawab dengan kesiapsediaan dan ketaatan.

Injil Sinoptik, iman dipahami sebagai sikap mendengar (Mat 4,9 : Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar), percaya dan mempercayakan diri kepada Yesus (Mat 9, 27-31; Luk 7,6-9). Percaya itu tidak cukup mendengar namun mengerti (bdk. Mat 13,19). Mengerti berarti : menerima sabda Allah dan hidup setia sesuai dengan sabda Allah. Beriman juga berarti bertobat dan berbalik kepada Allah (Mrk 1,15).

Yohanes : beriman itu berarti percaya kepada Yesus sebab Yesus mengerjakan yang diperintahkan Bapa. Dengan demikian beriman berarti percaya kepada Bapa yang mengutus Yesus (Yoh 14). Beriman atau tidak beriman merupakan sikap ya atau tidak kepada Yesus. Beriman berarti pilihan untuk memihak Yesus dan menerima Sabda-Nya. Tidak beriman berarti menolak Yesus (Yoh 15).

Paulus : beriman berarti semakin mengenal misteri Allah dalam Yesus Kristus. (Bdk. 1Kor 1,17; 2, 1-4; Kol 2, 2-3). Iman merupakan perbuatan yang dengannya manusia menyerahkan diri kepada Allah sebagai sumber satu-satunya keselamatan. Bagi Paulus beriman berarti mempersatukan diri dengan Kristus. Hanya imanlah yang menyelamatkan (Rm 3, 21-31).

Yakobus : Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati (Yak 2, 26). Bagi Yakobus, beriman itu tidak hanya berhenti pada mendengarkan dan percaya kepada Allah, melainkan juga melaksanakannya.

Dalam kutipan tersebut, tampak iman dipahami sebagai : Penyerahan seluruhnya dengan bebas kepada Allah (menyangkut segi pengetahuan, keyakinan, pengertian dan pemahaman). Kepatuhan akal budi dan kehendak (berhubungan dengan kebebasan iman) Dengan pengakuan bebas ( menyangkut kerelaan hati, keterbukaan untuk menerima kebenaran wahyu). DV 5

Unsur Iman
rahmat akal budi kehendak bebas manusia

Contoh
Pengalaman Bangsa Israel: pembebasan dari perbudakan, pengembaraan digurun dan memasuki tanah kanaan. Kisah abraham, dsb Ibr 11

Referensi
Dei Verbum Iman Katolik Kompendium KGK Kirchberger, Georg. 2007. Allah Menggugat: Sebuah Dogmatik Kristiani Mardiatmadja, B.S. 1985. Beriman dengan Bertanggungjawab. Yogyakarta:Kanisius

Anda mungkin juga menyukai