Anda di halaman 1dari 2

Nama NIM Kelompok

: Rizky Amalia Wakano : C11109315 : B7

REVIEW : LAPORAN VISUM ET REPERTUM

Tiap manusia sejak lahir memperoleh hak untuk mendapatkan pelayanan yang sama dengan prinsip dasar yaitu Autonomy, Beneficience, Non-Maleficence, Justice dan Honesty. Semua tindakan kesehatan yang digunakan untuk mencegah, mengobati ataupun untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang harus dilakukan dengan menggunakan 5 prinsip tersebut. Suatu penyakit yang mengakibatkan kematian ataupun damage tidak semuanya dikarenakan oleh perjalanan penyakit itu sendiri tetapi terkadang juga terjadi secara patologis atau dikarenakan hal lain seperti tindakan kriminal, kecelakaan dan lain-lain. Untuk itu, aparatur penegak hukum Negara membuat suatu undang-undang agar masyarakat merasa aman serta untuk menegakkan kebenaran. Karena itulah, biasanya dokter-dokter yang bertugas di rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya diminta untuk membuat surat keterangan Visum Et Repertum oleh penyidik. Berkaitan dengan hal tersebut, ada sejumlah peraturan dan perundangundangan yang mengatur mengenai permasalahan tersebut , antara lain Pasal 133 KUHP, Pasal 134 KUHP, Pasal 135 KUHP, serta dalam peraturan pemerintah RI No. 18 tahun 1981.

Proximus Mortis Approach (PMA) Pembuatan Surat Keterangan Visum et Repertum korban hidup maupun korban mati pada hakekatnya adalah sama, yaitu bertujuan untuk mengungkapkan penyebab terjadinya jejas pada korban hidup dan penyebab kematian pada korban mati dengan menggunakan pendekatan ilmu kedokteran oleh dokter. Salah satu pendekatan yang komprehensif dan natural yang dapat dijadikan acuan adalah konsep Translating Pendulum Hypothesis (dikemukakan oleh Gatot S. Lawrence) yang pada intinya mengemukakan bahwa terkadang beberapa hal yang menjadi damage berasal dari akar yang sama. Namun hasil akhirnya bergantung pada arah kehidupan ini. Dalam menuliskan diagnosis damage pada korban hidup ataupun sebab kematian pada korban mati, maka digunakan pendekatan Proximus Morbus untuk kasus korban hidup dan

Proximus Mortis untuk korban mati. Kedua pendekatan ini memiliki dasar pendekatan yang sama yaitu patomekanisme perjalanan jejas/penyakit hingga terjadinya kematian. Konsep Proximus Mortis Approach (PMA) digunakan dengan cara menyebutkan alur patomekanisme keadaan yang menyebabkan suatu damage/kematian sehingga didapatkan suatu rangkaian yang melatarbelakangi terjadinya suatu insidens dan dapat ditunjukkan buktinya. Maka, dalam menyebutkan rangkaiannya, perlu disebutkan terlebih dahulu keadaan morbid yang paling dekat dengan kematian (proximate to the death) dan selanjutnya disusul oleh keadaan morbid lain yang juga mempengaruhi secara berurutan. Cara penulisan kesimpulan dari sebab kematian digunakan cara Multiple Cause of Death (COD), sebagaimana yang telah dianjurkan oleh WHO. Sehingga dituliskan keadaan morbid yang berhubungan langsung dengan kematian (I-a), dan keadaan morbid yang mendahuluinya (I-b,I-c), serta penyebab yang mendasari

terjadinya kematian (I-d). Selain itu dituliskan pula semua keadaan morbid lain yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan penyebab langsung kematian tersebut, namun berkontribusi terhadap kematian dari korban (II-a, II-b, II-c, II-d). Selain itu, penulisan kesimpulan sebab perlukaan/ jejas/ damage menggunakan cara Multiple Cause of Damage (MCOD). Sehingga dituliskan terlebih dahulu keadaan morbid yang berhubungan lansung dengan damage (A-1), dan keadaan morbid yang mendahulinya/ penyebab sebelumnya (A-2,A-3), serta penyebab yang mendasari terjadinya kematian (A-4). Selain itu dituliskan pula semua keadaan morbid lain yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan penyebab langsung damage tersebut, namun memberikan berkontribusi terhadap damage dari korban (B-1, B-2, B-3, B-4 dan seterusnya).

N.B : ada beberapa hal yang masih sulit saya lakukan, yaitu cara menentukan Multiple cause of death ataupun multiple cause of damage yang bisa disebabkan oleh hal lain selain penyakit, contohnya kecelakaan dan lain-lain. Tetapi itu mungkin dikarenakan saya masih kurang latihan dalam mengerjakan soal. Kedepannya saya akan lebih sering berlatih.

Anda mungkin juga menyukai