Anda di halaman 1dari 4

Nielsen Newsletter

EDISI 15 31 MARET 2011 Data Highlights

Memahami Kebiasaan Konsumsi Media Perempuan


Sebagai segmen yang potensial baik di bidang sosial. politik, maupun ekonomi, perempuan dianggap sebagai kekuatan ekonomi terbesar dalam pasar bisnis global. Oleh karenanya, penting untuk memahami potensi segmen ini, salah satunya dengan memahami kebiasaan konsumsi media mereka.

Lebih banyak perempuan yang menonton di bioskop dan membaca majalah daripada laki-laki.
Dibandingkan laki-laki, lebih banyak perempuan yang menonton di bioskop (54%) dan membaca majalah (52%). Sementara laki-laki cenderung mengkonsumsi Internet (58%) dan surat kabar (67%). Di segmen perempuan, konsumsi media bervariasi di antara berbagai usia. Bioskop dan internet kebanyakan diakses oleh remaja perempuan, televisi cenderung dikonsumsi oleh ibu rumah tangga, sedangkan radio dan media cetak dikonsumsi oleh para perempuan pekerja.
Penetrasi Media Target pemirsa: Perempuan dan Laki-laki Periode: Wave 4 2010 Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar
100%

80%

60%

40%

20%

0% TELEVISION RADIO INTERNET CINEMA NEWSPAPER TABLOID MAGAZINE

WOMEN

MEN

Dari sisi konten, siaran radio yang paling diminati perempuan adalah lagu-lagu pop Indonesia, sedangkan media cetak yang paling banyak dibaca oleh rata-rata perempuan adalah tabloid, khususnya tabloid tentang gaya hidup. Sementara untuk siaran televisi, mayoritas perempuan masih memilih serial drama (sinetron), meski stasiun TV sempat kehilangan

Copyright 2007 The Nielsen Company. All rights reserved Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C.

www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 1

Nielsen Newsletter Edisi 15 | 31 Maret 2011


penonton di segmen ini pada program sinetronnya tahun lalu (perolehan ratingnya berkurang dari rata-rata 2,9% menjadi 2,4%). Dari sisi konsumsi televisi, perempuan yang menonton televisi lebih banyak daripada laki-laki, namun sedikit berkurang dibandingkan tahun 2009 dari rata-rata 13.7% (dari populasi TV) menjadi 13,3%. Meskipun ibu rumahtangga mendominasi kepenontonan televisi (rata-rata 13.7 15,8%), ternyata televisi berhasil menarik perhatian lebih banyak perempuan bekerja 13.3 (yang naik dari 11,6% di awal tahun menjadi 12,7% di akhir tahun).

Rata-rata Rating Period: 2009 vs. 2010 Target pemirsa: Perempuan (Populasi TV: 24.041.343 individu) dan laki-laki (Populasi TV: 24.080.946 individu) Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin

11.9

11.9

FEMALE 2009

MALE 2010

Secara umum, para perempuan menonton televisi selama rata-rata 3 jam per hari. Setengah dari populasi perempuan menghabiskan rata-rata 3 sampai 6 jam per hari untuk menonton televisi di hari kerja dan hampir 30% menonton televisi lebih lama, yaitu lebih dari 6 jam per hari di hari Minggu. Sebagai penonton TV terbanyak, ibu rumah tangga menonton TV paling lama (rata-rata 3 jam 47 menit per hari), disusul kemudian oleh perempuan bekerja dan remaja (hampir 3 jam per hari). Sementara itu, dalam hal penggunaan piranti elektronik, persentase penggunaan komputer/laptop (14%) oleh perempuan masih jauh lebih rendah daripada telepon seluler (50%). Meski demikian, perempuan (51%) sama meleknya dengan laki-laki (49%) dalam hal penggunaan komputer/laptop. Terkait dengan komputer dan ponsel, kebanyakan perempuan menggunakan internet untuk mengirim surat elektronik. Sedikit perbedaan tampak di segmen remaja perempuan, yang menggunakan internet terutama untuk bermain games, layanan pendidikan dan mendengarkan musik. Sementara ibu rumah tangga dan perempuan pekerja menggunakan internet untuk mengakses berita lokal, berselancar (browsing), dan mencari informasi produk. Dikatakan bahwa perempuan perlu dipahami. Oleh karena itu, memahami dan mengkomunikasikan pesan yang tepat untuk perempuan sangat penting untuk memenangkan peluang pasar terbesar ini.*

Data Highlights

Apa yang Dilakukan Kaum Muda?


Radio adalah salah satu media yang sampai saat ini masih dikonsumsi oleh 30% dari populasi di 9 kota besar di Indonesia. Mayoritas pendengar radio adalah kaum muda (20-39 tahun), yaitu sebesar 46%. Meski demikian, jam mendengarkan radio di segmen ini cenderung berkurang seiring dengan meningkatnya aktivitas harian mereka, mulai dari bekerja, berbelanja, berekreasi, menghabiskan waktu bersama keluarga hingga mengkonsumsi media selain radio. Lalu bagaimana menangkap segmen produktif ini? Apa kebiasaan mereka yang perlu kita pahami? Faktanya adalah 43% dari segmen ini masih mendengarkan radio. Namun segmen ini lebih akrab dengan Internet dengan 75% di antaranya mengakses Internet secara teratur. Meski usia 20-39 tahun ini tinggi dalam mengkonsumsi Internet, kernyataannya jumlah mereka pun berkurang dalam lima tahun terakhir dari 61% menjadi 45%. Sebaliknya pengguna Internet yang berusia 10-19 tahun bertambah banyak dari 34% menjadi 50%.

Copyright 2007 The Nielsen Company. All rights reserved Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C.

www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 2

Nielsen Newsletter Edisi 15 | 31 Maret 2011


Selain mereka secara rutin mengunjungi restoran cepat saji (32%), kelompok usia ini juga senang berbelanja (41%) dan mengunjungi pusat perbelanjaan secara rutin (37%). Selain itu, mayoritas segmen ini juga memiliki anak-anak usia 0-9 tahun (69%) dan kebanyakan anak-anak mereka menggunakan produk perawatan bayi (59%). Segmen ini juga termasuk kelompok yang senang menghabiskan pendapatan mereka (58%). Konsumsi Internet: Alih Kebiasaan Seiring dengan meningkatnya konsumsi Internet secara umum dari 8% menjadi 21% dalam lima tahun terakhir, frekuensi penggunaannya pun meningkat. Mayoritas pengguna Internet mengakses Internet beberapa kali dalam seminggu; persentasenya meningkat terutama dalam tiga tahun terakhir dari 24% menjadi 38%. Namun persentase orang yang menggunakan Internet setiap hari meningkat paling signifikan, yaitu dari hanya 3% menjadi 25%. Hal ini terutama disebabkan oleh semakin mudahnya mengakses Internet melalui ponsel. Meski mayoritas pengguna Internet (50%) masih mengakses internet melalui warung internet (warnet), persentase pengakses Internet melalui warnet ini telah turun dari 65% dalam lima tahun terakhir. Bahkan persentase pengguna Internet di kantor pun turun dari 27% menjadi 13%. Sebaliknya, pengguna Internet yang mengakses Internet secara bergerak (mobile), antara lain melalui ponsel pintar, naik menjadi 21% pada 5 tahun terakhir.*

Events

Nielsen Media Executive Circle: Tren Digital dan Konsumen


Dalam semangat memberikan wawasan yang komprehensif dan menyeluruh tentang konsumen, media dan iklan, Nielsen Media Executive Circle dibuka oleh Ibu Irawati Pratignyo, Managing Director Nielsen Audience Measurement, pada 30 Maret 2011. Acara ini bertujuan untuk mempertemukan para profesional media dari berbagai latar belakang dan untuk memfasilitasi pertukaran informasi di antara para peserta dengan menghadirkan pembicara dari Nielsen dan pelaku industri. Tahun ini, Nielsen Media Executive Circle akan diadakan sebanyak lima kali. Nielsen Media Executive Circle mengenai tren digital dan konsumen dibuka dengan presentasi dari Bapak Matt Bruce, Managing Director Nielsen Media Audience Measurement APMEA. Matt menekankan pada perubahan konsumen dalam era kebangkitan digital di mana internet memudahkan konsumen untuk mengakses informasi pilihan mereka. Pada saat yang sama, perkembangan media baru pun menyulitkan pemasar untuk memilih media yang paling efisien. Dalam lingkungan dengan pilihan yang banyak bagi konsumen, Matt menyatakan beberapa tren kunci dalam konsumsi media di Asia Tenggara: - Kehausan akan media yang terbukti dengan konsumsi media secara bersamaan, misalnya browsing (berselancar) di Internet sambil menonton TV. - Peningkatan terus menerus jumlah pengguna media online. - Pertumbuhan teknologi, di mana 50% orang Indonesia memiliki ponsel dan akses online telah naik tiga kali lipat sejak lima tahun lalu, menjadi 22%. Sebagai pembicara berikutnya, Bapak Yudi Suryanata, Executive Director Nielsen Consumer Research, menguraikan tren utama konsumen, yang mencakup kekuatan ritel, kekuatan pembeli dan fragmentasi media. Di seluruh dunia dan termasuk Asia, ritel menjadi semakin modern, berkonsolidasi dan semakin kuat dalam daya beli mereka dan dalam hubungan mereka dengan pembelanja. Kunci tren kedua adalah bahwa konsumen semakin memiliki pengetahuan, serta lebih banyak akses untuk mendapatkan informasi dan menginginkan penawaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dari sisi nilai, konsumen bersedia membayar lebih untuk bahan berkualitas tinggi. Yudi memastikan bahwa kecenderungan tersebut akan terus berlanjut; konsumen akan terus menuntut seiring meningkatnya kelas menengah dan daya beli mereka, seiring dengan semakin sibuknya orang sebagai bagian dari keluarga dan bergerak dan menjadi bagian dari meningkatnya populasi urban. Menutup presentasi, Yudi menyampaikan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah fragmentasi media. Hal lain lagi yang juga harus diperhatikan di Indonesia adalah pertumbuhan online. Hanya 2 tahun lalu, 3% responden survei reguler online kami telah melakukan pembelian secara online dalam 6 bulan terakhir. Sekarang, 80% memprediksi bahwa mereka akan membeli sesuatu secara online dalam 6 bulan mendatang. Menurut Yudi, Indonesia memiliki kecenderungan yang sangat tinggi terhadap pembelian online jika dibandingkan dengan kawasan lain.*

Copyright 2007 The Nielsen Company. All rights reserved Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C.

www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 3

Nielsen Newsletter Edisi 15 | 31 Maret 2011 IKLAN PRODUK PALING DITONTON DI MARET 2011
PRODUK GRP JUMLAH SPOT

MOLTO ULTRA - FABRIC SOFTENER EXCELCOMINDO XL - GSM CARD SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) SEDAAP - INSTANT NOODLE WALL'S PADDLE POP - ICE CREAM

3,769 3,464 3,122 3,066 2,930

2,595 1,969 2,682 1,781 1,983

1-28 Maret 2011, Usia 5+, TV Komersial, GRP (Gross Rating Points) dalam %, hanya produk komersial

Copyright 2007 The Nielsen Company. All rights reserved Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C.

www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 4

Anda mungkin juga menyukai