Anda di halaman 1dari 23

Laporan

Metode
Numerik
Kelompok 3
Ana Triana M0509006
Azis Rahmanto M0509014
Diah Sarasti M0509022
Karina Rachma M0509038
Lynda R M0509044
Neno S M0509048
Nur Anisah M0509050
Tisna Dedi M0509070

2
A.Dasar Teori
1.Integrasi Numerik
Integral suatu fungsi adalah operator matematik yang dipresentasikan dalam bentuk:
dx x f I
}
=
b
a
) ( (7.1)
dan merupakan integral suatu fungsi f (x) terhadap variabel x dengan batas-batas integrasi adalah
dari x = a sampai x = b. Seperti pada Gambar 7.1 dan persamaan (7.1), yang dimaksud dengan
integral adalah nilai total atau luasan yang dibatasi oleh fungsi f (x) dan sumbu-x, serta antara batas
x = a dan x = b. Dalam integral analitis, persamaan (7.1) dapat diselesaikan menjadi:

| | ) ( ) ( ) ( ) (
b
a
b
a
a F b F x F dx x f = =
}

dengan F (x) adalah integral dari f (x) sedemikian sehingga F ' (x) = f (x).
Sebagai contoh:
. 9 ) 0 (
3
1
) 3 (
3
1
3
1
3 3
3
0
3
3
0
2
=
(

=
(

=
}
x dx x
Integral numerik dilakukan apabila:
1) Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analisis.
2) Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi secara numerik dalam
bentuk angka (tabel).

Metode integral numerik merupakan integral tertentu yang didasarkan pada hitungan perkiraan.
Hitungan perkiraan tersebut dilakukan dengan fungsi polinomial yang diperoleh berdasar data

3
tersedia. Bentuk paling sederhana adalah apabila tersedia dua titik data yang dapat dibentuk fungsi
polinomial order satu yang merupakan garis lurus (linier). Seperti pada Gambar 7.2a, akan dihitung:

dx x f I
}
=
b
a
) (
yang merupakan luasan antara kurve f (x) dan sumbu-x serta antara x = a dan x = b, bila nilai f (a) dan
f (b) diketahui maka dapat dibentuk fungsi polinomial order satu f
1
(x).
Dalam gambar tersebut fungsi f (x) didekati oleh f
1
(x), sehingga integralnya dalam luasan antara garis
f
1
(x) dan sumbu-x serta antara x = a dan x = b. Bidang tersebut merupakan bentuk trapesium yang
luasannya dapat dihitung dengan rumus geometri, yaitu:


2
) ( ) (
) (
b f a f
a b I
+
=
Dalam integral numerik, pendekatan tersebut dikenal dengan metode trapesium. Dengan
pendekatan ini integral suatu fungsi adalah sama dengan luasan bidang yang diarsir (Gambar 7.2),
sedang kesalahannya adalah sama dengan luas bidang yang tidak diarsir.
Apabila hanya terdapat dua data f (a) dan f (b), maka hanya bisa dibentuk satu trapesium dan cara
ini dikenal dengan metode trapesium satu pias. Jika tersedia lebih dari dua data, maka dapat
dilakukan pendekatan dengan lebih dari satu trapesium, dan luas total adalah jumlah dari trapesium-
trapesium yang terbentuk. Cara ini dikenal dengan metode trapesium banyak pias. Seperti pada
Gambar 7.2b, dengan tiga data dapat dibentuk dua trapesium, dan luas kedua trapesium (bidang
yang diarsir) adalah pendekatan dari integral fungsi. Hasil pendekatan ini lebih baik dari pada
pendekatan dengan satu pias. Apabila digunakan lebih banyak trapesium hasilnya akan lebih baik.

Fungsi yang diintegralkan dapat pula didekati oleh fungsi polinomial dengan order lebih tinggi,
sehingga kurve yang terbentuk tidak lagi linier, seperti dalam metode trapesium, tetapi kurve
lengkung. Seperti pada Gambar 7.2c, tiga data yang ada dapat digunakan untuk membentuk
polinomial order tiga. Metode Simpson merupakan metode integral numerik yang menggunakan

4
fungsi polinomial dengan order lebih tinggi. Metode Simpson 1/3 menggunakan tiga titik data
(polinomial order dua) dan Simpson 3/8 menggunakan empat titik data (polinomial order tiga). Jarak
antara titik data tersebut adalah sama.
Gambar 7.2. Metode integral numerik
Zero Order (Metode Rectangular)
Untuk merumuskan metode ini, diperlukan hampiran jumlah kiri dan hampiran
jumlahkanan. Perhatikan gambar dibawah ini, dimana
0
x a = dan
1
x b = , ) (x f y =








Gambar 12.2 a adalah hampiran jumlah kiri dan gambar 12.2 b adalah hampiran
jumlah sebelah kanan.

Luas daerah yg dibatasi oleh kurva ) (x f y = , garis a x = ,garis b x = dan sumbu x
menurut jumlah hampiran sebelah kiri ( gbr 12.2 a ) adalah sebagai berikut:
0
1
0
0
) ( f h dx x f L
x
x
~
}
= (12.6 a).
Sedangkan Luas daerah yg dibatasi oleh kurva ) (x f y = , garis a x = ,garis b x = dan
sumbu x menurut jumlah hampiran sebelah kanan ( gbr 12.2 b) adalah sebagai
berikut:
1
1
0
1
) ( f h dx x f L
x
x
~
}
= .(12.6 b).
} } }
+ = + = = + = +
1
0
1 0 1 0
1
0
1
0
1 0
) ( ) ( 2 ) ( ) (
x
x
x
x
x
x
f f h f h f h dx x f dx x f dx x f L L , maka luas daerah
yg dibatasi oleh kurva ) (x f y = , garis a x = ,garis b x = dan sumbu x adalah
1
f
0
f

x
1
x b =

y=f(x)
0
x a =

y

h
1
f
0
f

x
1
x b =

y=f(x)
0
x a =

y

h
Gbr 12.2 a Gbr 12.2 b

5
}
+ = ~
1
0
1 0
) (
2
) (
x
x
f f
h
dx x f L ..(12.7)
Persamaan (12.7) adalah rumusan perhitungan luas daerah untuk satu segmen,.
sedangkan rumusan luas daerah yang dibagi menjadi n segmen adalah merupakan
jumlahan dari luas masing-masing segmen, sebagai berikut:
) (
2
) (
2
... ) (
2
) (
2
) (
1 1 2 2 1 1 0
0
n n n n
n
f f
h
f f
h
f f
h
f f
h
dx x f L
x b
x a
+ + + + + + + + = =

}
=
=

) ... (
2
1 1 2 2 1 1 0 n n n
f f f f f f f f
h
+ + + + + + + =


) ... (
2
1 1 2 2 1 1 0 n n n
f f f f f f f f
h
+ + + + + + + =

+ + = + + + + =
1
0
0 1 2 1 0
) (
2
) 2 ... 2 2 (
2
n
i
i n n n
f h f f
h
f f f f f
h
(12.8)

First Order(Metode Trapesium)
Metode trapesium merupakan metode pendekatan integral numerik dengan persamaan
polinomial order satu. Dalam metode ini kurve lengkung dari fungsi f (x) digantikan oleh garis
lurus. Seperti pada Gambar 7.2, luasan bidang di bawah fungsi f (x) antara nilai x = a dan nilai x =
b didekati oleh luas satu trapesium yang terbentuk oleh garis lurus yang menghubungkan f (a)
dan f (b) dan sumbu-x serta antara x = a dan x = b. Pendekatan dilakukan dengan satu pias
(trapesium). Menurut rumus geometri, luas trapesium adalah lebar kali tinggi rerata, yang
berbentuk:


2
) ( ) (
) (
b f a f
a b I
+
~ (7.2)
Pada Gambar 7.3, penggunaan garis lurus untuk mendekati garis lengkung menyebabkan
terjadinya kesalahan sebesar luasan yang tidak diarsir.
Besarnya kesalahan yang terjadi dapat diperkirakan dari persamaan berikut:
) )( ( ' '
12
1
a b f E = (7.3)
dengan adalah titik yang terletak di dalam interval a dan b.


6
Persamaan (7.3) menunjukkan bahwa apabila fungsi yang diintegralkan adalah linier, maka
metode trapesium akan memberikan nilai eksak karena turunan kedua dari fungsi linier adalah
nol. Sebaliknya untuk fungsi dengan derajat dua atau lebih, penggunaan metode trapesium akan
memberikan kesalahan.
Gambar 7.3. Metode trapesium
Bangun trapesium yg dibentuk dari kurva ) (x f y = , lebar trapesium sama dgn h ,sisi-
sisi yang sejajar adalah
0
f dan
1
f , maka luas trapesium
2
) (
1 0
h
f f L
T
+ = . Luas
daerah yang dibatasi oleh kurva ) (x f y = , garis a x = ,garis b x = dan sumbu x
adalah sama dengan luas trapesium ( daerah yang di arsir ), sehingga


}
+ = ~
1
0
1 0
) (
2
) (
x
x
f f
h
dx x f L ..(12.9)

Persamaan (12.9) adalah rumusan perhitungan luas daerah untuk satu segmen,.
trapesium sedangkan rumusan luas daerah yang dibagi menjadi n segmen trapesium
adalah merupakan jumlahan dari luas masing-masing segmen, sebagai berikut:

) (
2
) (
2
... ) (
2
) (
2
) (
1 1 2 2 1 1 0
0
n n n n
n
f f
h
f f
h
f f
h
f f
h
dx x f L
x b
x a
+ + + + + + + + = =

}
=
=

) ... (
2
1 1 2 2 1 1 0 n n n
f f f f f f f f
h
+ + + + + + + =


) ... (
2
1 1 2 2 1 1 0 n n n
f f f f f f f f
h
+ + + + + + + =

+ + = + + + + =
1
0
0 1 2 1 0
) (
2
) 2 ... 2 2 (
2
n
i
i n n n
f h f f
h
f f f f f
h
..(12.10)


7
Persamaan (12.10 ) sama persis dengan persamaan (12.8). Jadi metode segiempat sama
persis dengan metode trapesium.

Contoh soal:
Gunakan metode trapesium satu pias untuk menghitung, . dx e I
}
=
4
0
x

Penyelesaian:
Bentuk integral diatas dapat diselesaikan secara analitis:
| | | | . 598150 , 53
0 4
4
0
x
4
0
x
= = =
}
= e e e dx e I
Hitungan integral numerik dilakukan dengan menggunakan persamaan (7.2):
. 1963 , 111
2
) 0 4 (
2
) ( ) (
) (
4 0
=
+
=
+
~
e e b f a f
a b I
Untuk mengetahui tingkat ketelitian dari integral numerik, hasil hitungan numerik dibandingkan
dengan hitungan analitis.
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak adalah:
%. 46 , 107 % 100
598150 , 53
1963 , 111 598150 , 53
t
=

= c
Terlihat bahwa penggunaan metode trapesium satu pias memberikan kesalahan sangat besar
(lebih dari 100 %).

Metode Trapesium Dengan Banyak Bias
Dari contoh soal diatas terlihat bahwa pendekatan dengan menggunakan satu pias (trapesium)
menimbulkan kesalahan sangat besar. Untuk mengurangi kesalahan yang terjadi maka kurve
lengkung didekati oleh sejumlah garis lurus, sehingga terbentuk banyak pias (Gambar 7.4). Luas
bidang adalah jumlah dari luas beberapa pias tersebut. Semakin kecil pias yang digunakan, hasil
yang didapat menjadi semakin teliti.
Dalam Gambar 7.4, panjang tiap pias adalah sama yaitu Ax. Apabila terdapat n pias, berarti
panjang masing-masing pias adalah:


8

n
a b
x

= A
Batas-batas pias diberi notasi:
x
o
= a, x
1
, x
2
, , x
n
= b
Integral total dapat ditulis dalam bentuk:

}
+ +
}
+
}
=

n
1 n
2
1
1
0
x
x
x
x
x
x
) ( ) ( ) ( dx x f dx x f dx x f I (7.4)

Gambar 7.4. Metode trapesium dengan banyak pias

Substitusi persamaan (7.2) ke dalam persamaan (7.4) akan didapat:

2
) ( ) (
...
2
) ( ) (

2
) ( ) (

1 n n
1 2 0 1

+
+ +
+
+
+
=
x f x f
x
x f x f
x
x f x f
x I
atau

(

+ + =

=
) ( ) ( 2 ) (
2

n
1 n
1 i
i 0
x f x f x f
x
I (7.5)
atau

(

+ + =

=
1 n
1 i
i
) ( 2 ) ( ) (
2

x f b f a f
x
I (7.6)
Besarnya kesalahan yang terjadi pada penggunaan banyak pias adalah:
) ( ' ' ) (
12

i
2
t
x f a b
x
= c (7.7)

9
yang merupakan kesalahan order dua. Apabila kesalahan tersebut diperhitungkan dalam
hitungan integral, maka akan didapat hasil yang lebih teliti.
Bentuk persamaan trapesium dengan memperhitungkan koreksi adalah:
) ( ) ( ' ' ) (
12

) ( 2 ) ( ) (
2

4
2
1 n
1 i
i
x O f a b
x
x f b f a f
x
I
(

+ + =

=
(7.8)
Untuk kebanyakan fungsi, bentuk f ''( ) dapat didekati oleh:

a b
a f b f
f

=
) ( ' ) ( '
) ( ' ' (7.9)
Substitusi persamaan (7.9) ke dalam persamaan (7.8) didapat:
| | ) ( ' ) ( '
12

) ( 2 ) ( ) (
2

2
1 n
1 i
i
a f b f
x
x f b f a f
x
I
(

+ + =

=
(7.10)
Bentuk persamaan (7.10) disebut dengan persamaan trapesium dengan koreksi ujung, karena
memperhitungkan koreksi pada ujung interval a dan b.
Metode trapesium dapat digunakan untuk integral suatu fungsi yang diberikan dalam bentuk
numerik pada interval diskret. Koreksi pada ujung-ujungnya dapat didekati dengan mengganti
diferensial f '(a) dan f '(b) dengan diferensial beda hingga.

Contoh soal:
Gunakan metode trapesium empat pias dengan lebar pias adalah Ax = 1 untuk menghitung:
dx e I
}
=
4
0
x

Penyelesaian:
Metode trapesium dengan 4 pias, sehingga panjang pias adalah:
. 1
4
0 4
=

=
n
a b
x
Luas bidang dihitung dengan persamaan (7.6):

(

+ + =

=
1 n
1 i
i
) ( 2 ) ( ) (
2

x f b f a f
x
I

10
| | . 991950 , 57 ) ( 2
2
1
3 2 1 4 0
= + + + + = e e e e e
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak:
%. 2 , 8 % 100
598150 , 53
991950 , 57 598150 , 53
t
=

= c
Apabila digunakan metode trapesium dengan koreksi ujung, maka integral dihitung dengan
persamaan (7.10). Dalam persamaan tersebut koreksi ujung mengandung turunan pertama dari
fungsi.
Apabila f (x) = e
x
, turunan pertamanya adalah f ' = e
x
; sehingga:
| | ) ( ' ) ( '
12

) ( 2 ) ( ) (
2

2
1 n
1 i
i
a f b f
x
x f b f a f
x
I
(

+ + =

=

| | ) (
12
1
) ( 2
2
1
0 4 3 2 1 4 0
e e e e e e e + + + + =
. 525437 , 53 466513 , 4 991950 , 57 = =
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak:
%. 14 , 0 % 100
598150 , 53
525437 , 53 598150 , 53
t
=

= c
Contoh soal:
Diberikan tabel data berikut:
x 0 1 2 3 4
f (x) 1 3 9 19 33

Hitung luasan di bawah fungsi f (x) dan di antara x = 0 dan x = 4, dengan menggunakan metode
trapesium dan trapesium dengan koreksi ujung.

Penyelesaian:
Integral numerik dihitung dengan persamaan (7.6):

11
| | . 48 ) 19 9 3 ( 2 33 1
2
1
) ( 2 ) ( ) (
2

1 n
1 i
i
= + + + + =
(

+ + =

=
x f b f a f
x
I
Apabila digunakan metode trapesium dengan koreksi ujung, integral dihitung dengan persamaan
(7.10):

| | ) ( ' ) ( '
12

) ( 2 ) ( ) (
2

2
1 n
1 i
i
a f b f
x
x f b f a f
x
I
(

+ + =

=

Turunan pertama pada ujung-ujung dihitung dengan diferensial beda hingga:
. 2
1
1 3
0 1
) 0 ( ) 1 ( ) ( ) (
) 0 ( '
1 2
1 2
1
=

= = =
f f
x x
x f x f
a x f
. 14
1
19 33
3 4
) 3 ( ) 4 (
) ( ) (
) 4 ( '
1 n n
1 n n
n
=

= = =

f f
x x
x f x f
b x f
| | . 47 1 48 ) 2 14 (
12
1
) 19 9 3 ( 2 33 1
2
1
= = + + + + = I
Second Order (Metode Simpson)
Metode Simpson
Di samping menggunakan rumus trapesium dengan interval yang lebih kecil, cara lain untuk
mendapatkan perkiraan yang lebih teliti adalah menggunakan polinomial order lebih tinggi
untuk menghubungkan titik-titik data. Misalnya, apabila terdapat satu titik tambahan di antara f
(a) dan f (b), maka ketiga titik dapat dihubungkan dengan fungsi parabola (Gambar 7.5a). Apabila
terdapat dua titik tambahan dengan jarak yang sama antara f (a) dan f (b), maka keempat titik
tersebut dapat dihubungkan dengan polinomial order tiga (Gambar 7.5b). Rumus yang dihasilkan
oleh integral di bawah polinomial tersebut dikenal dengan metode (aturan) Simpson.

Gambar 7.5. Aturan Simpson

12
1) Aturan Simpson 1/3
Di dalam aturan Simpson 1/3 digunakan polinomial order dua (persamaan parabola) yang
melalui titik f (x
i 1
), f (x
i
) dan f (x
i + 1
) untuk mendekati fungsi. Rumus Simpson dapat
diturunkan berdasarkan deret Taylor. Untuk itu, dipandang bentuk integral berikut ini.
dx x f x I
}
=
x
a
) ( ) ( (7.11)
Apabila bentuk tersebut didiferensialkan terhadap x, akan menjadi:
) (
) (
) ( ' x f
dx
x dI
x I = = (7.12)
Dengan memperhatikan Gambar 7.6. dan persamaan (7.12) maka persamaan deret Taylor
adalah:
) ( ' '
! 3

) ( '
! 2

) ( ) ( ) ( ) (
i
3
i
2
i i i 1 i
x f
x
x f
x
x f x x I x x I x I + + + = + =
+

) ( ) ( ' ' '
! 4

5
i
4
x O x f
x
+ + (7.13)
) ( ' '
! 3

) ( '
! 2

) ( ) ( ) ( ) (
i
3
i
2
i i i 1 i
x f
x
x f
x
x f x x I x x I x I + = =


) ( ) ( ' ' '
! 4

5
i
4
x O x f
x
+ (7.14)
Pada Gambar 7.6, nilai I (x
i + 1
) adalah luasan dibawah fungsi f (x) antara batas a dan x
i + 1
.
Sedangkan nilai I (x
i 1
) adalah luasan antara batas a dan I (x
i 1
). Dengan demikian luasan di
bawah fungsi antara batas x
i 1
dan x
i + 1
yaitu (A
i
), adalah luasan I (x
i + 1
) dikurangi I (x
i 1
) atau
persamaan (7.13) dikurangi persamaan (7.14).

A
i
= I (x
i + 1
) I (x
i 1
)
atau

13
) ( ) ( ' '
3

) ( 2
5
i
3
i i
x O x f
x
x f x A + + = (7.15)

Gambar 7.6 Penurunan metode Simpson

Nilai f ''(x
i
) ditulis dalam bentuk diferensial terpusat:
) (

) ( ) ( 2 ) (
) ( ' '
2
2
1 i i 1 i
i
x O
x
x f x f x f
x f +
+
=
+

Kemudian bentuk diatas disubstitusikan ke dalam persamaan (7.15). Untuk memudahkan
penulisan, selanjutnya notasi f (x
i
) ditulis dalam bentuk f
i
, sehingga persamaan (7.15)
menjadi:
) ( ) (
3

) 2 (
3

2
5 2
3
1 i i 1 i i i
x O x O
x
f f f
x
f x A + + + + =
+

atau
) ( ) 4 (
3

5
1 i i 1 i i
x O f f f
x
A + + + =
+
(7.16)
Persamaan (7.16) dikenal dengan metode Simpson 1/3. Diberi tambahan nama 1/3 karena
Ax dibagi dengan 3. Pada pemakaian satu pias,
2
a b
x

= A
, sehingga persamaan (7.16)
dapat ditulis dalam bentuk:

| | ) ( ) ( 4 ) (
6
i
b f c f a f
a b
A + +

= (7.17)
dengan titik c adalah titik tengah antara a dan b.
Kesalahan pemotongan yang terjadi dari metode Simpson 1/3 untuk satu pias adalah:

) ( ' ' ' '
90
1
5
t
c f x =
Oleh karena
2
a b
x

= A
, maka:

14
) ( ' ' ' '
2880
) (
5
t
c f
a b
=
Contoh soal:
Hitung , dx e I
}
=
4
0
x
dengan aturan Simpson 1/3.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (7.17) maka luas bidang adalah:
| | . 7696 , 56 ) 4 (
6
0 4
) ( ) ( 4 ) (
6
4 2 0
i
= + +

= + +

= e e e b f c f a f
a b
A
Kesalahan terhadap nilai eksak:
%. 917 , 5 % 100
598150 , 53
7696 , 56 598150 , 53
t
=

= c
Terlihat bahwa pada pemakaian satu pias, metode Simpson 1/3 memberikan hasil lebih baik
dari rumus trapesium.

2) Aturan Simpson 1/3 dengan banyak pias
Seperti dalam metode trapesium, metode Simpson dapat diperbaiki dengan membagi luasan
dalam sejumlah pias dengan panjang interval yang sama (Gambar 7.6):

n
a b
x

= A
dengan n adalah jumlah pias.

Gambar 7.7. Metode Simpson dengan banyak pias

15

Luas total diperoleh dengan menjumlahkan semua pias, seperti pada Gambar 7.7.

}
+ + + =

b
a
1 n 3 1
... ) ( A A A dx x f (7.18)
Dalam metode Simpson ini jumlah interval adalah genap. Apabila persamaan (7.16)
disubstitusikan ke dalam persamaan (7.18) akan diperoleh:
) 4 (
3

... ) 4 (
3

) 4 (
3

) (
n 1 n 2 n
b
a
3 2 1 2 1 0
f f f
x
f f f
x
f f f
x
dx x f + + +
}
+ + + + + + =


atau


}
(

+ + + =

=

=
b
a
2 n
2 i
i
1 n
1 i
i
) ( 2 ) ( 4 ) ( ) (
3

) ( x f x f b f a f
x
dx x f (7.19)
Seperti pada Gambar (7.7), dalam penggunaan metode Simpson dengan banyak pias ini
jumlah interval adalah genap. Perkiraan kesalahan yang terjadi pada aturan Simpson untuk
banyak pias adalah:

' ' ' '
180
) (
4
5
a
f
n
a b
= c
dengan ' ' ' ' f adalah rerata dari turunan keempat untuk setiap interval.

Contoh soal:
Hitung , dx e I
}
=
4
0
x
dengan metode Simpson dengan Ax = 1.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (7.19) maka luas bidang adalah:
. 863846 , 53 ] 2 ) ( 4 [
3
1
2 3 1 4 0
= + + + + = e e e e e I
Kesalahan terhadap nilai eksak:

16
. % 5 , 0 % 100
598150 , 53
863846 , 53 598150 , 53
t
=

= c
3) Metode Simpson 3/8
Metode Simpson 3/8 diturunkan dengan menggunakan persamaan polinomial order tiga
yang melalui empat titik.

dx x f dx x f I
}
~
}
=
b
a
3
b
a
) ( ) (
Dengan cara yang sama pada penurunan aturan Simpson 1/3, akhirnya diperoleh:
| | ) ( ) ( 3 ) ( 3 ) (
8
3
3 2 1 0
x f x f x f x f
x
I + + + = (7.20)
dengan:

3
a b
x

= A
Persamaan (7.20) disebut dengan metode Simpson 3/8 karena Ax dikalikan dengan 3/8. Metode
Simpson 3/8 dapat juga ditulis dalam bentuk:

| |
8
) ( ) ( 3 ) ( 3 ) (
) (
3 2 1 0
x f x f x f x f
a b I
+ + +
= (7.21)
Metode Simpson 3/8 mempunyai kesalahan pemotongan sebesar:
) ( ' ' ' '
80
3
3
t
c f x = (7.22a)
Mengingat
3
a b
x

= A , maka:
) ( ' ' ' '
6480
) (
5
t
c f
a b
= (7.22b)

Metode Simpson 1/3 biasanya lebih disukai karena mencapai ketelitian order tiga dan hanya
memerlukan tiga titik, dibandingkan metode Simpson 3/8 yang membutuhkan empat titik.
Dalam pemakaian banyak pias, metode Simpson 1/3 hanya berlaku untuk jumlah pias genap.
Apabila dikehendaki jumlah pias ganjil, maka dapat digunakan metode trapesium. Tetapi
metode ini tidak begitu baik karena adanya kesalahan yang cukup besar. Untuk itu kedua

17
metode dapat digabung, yaitu sejumlah genap pias digunakan metode Simpson 1/3 sedang 3
pias sisanya digunakan metode Simpson 3/8.

Contoh soal:
Dengan aturan Simpson 3/8 hitung dx e I
}
=
4
0
x
. Hitung pula integral tersebut dengan
menggunakan gabungan dari metode Simpson 1/3 dan 3/8, apabila digunakan 5 pias dengan
Ax = 0,8.

Penyelesaian:
a) Metode Simpson 3/8 dengan satu pias
Integral dihitung dengan menggunakan persamaan (7.21):

| |
8
) ( ) ( 3 ) ( 3 ) (
) (
3 2 1 0
x f x f x f x f
a b I
+ + +
=
. 07798 , 55
8
) 3 3 (
) 0 4 (
4 6667 , 2 3333 , 1 0
=
+ + +
=
e e e e
I
Besar kesalahan adalah:
. % 761 , 2 % 100
59815 , 53
07798 , 55 598150 , 53
t
=

= c
b) Apabila digunakan 5 pias, maka data untuk kelima pias tersebut adalah:
f (0) = e
0
= 1 f (2,4) = e
2,4
= 11,02318.
f (0,8) = e
0,8
= 2,22554 f (3,2) = e
3,2
= 24,53253.
f (1,6) = e
1,6
= 4,9530 f (4) = e
4
= 54,59815.
Integral untuk 2 pias pertama dihitung dengan metode Simpson 1/3 (persamaan 7.17):
| | ) ( ) ( 4 ) (
6
i
b f c f a f
a b
A + +

=
. 96138 , 3 ) 95303 , 4 ) 22554 , 2 4 ( 1 (
6
6 , 1
= + + = I
Tiga pias terakhir digunakan aturan Simpson 3/8:

18

| |
8
) ( ) ( 3 ) ( 3 ) (
) (
3 2 1 0
x f x f x f x f
a b I
+ + +
=
. 86549 , 49
8
) 59815 , 54 ) 53253 , 24 3 ( ) 02318 , 11 3 ( 95303 , 4 (
4 , 2 =
+ + +
= I
Integral total adalah jumlah dari kedua hasil diatas:
. 826873 , 53 86549 , 49 96138 , 3 = + = I
Kesalahan terhadap nilai eksak:
%. 427 , 0 % 100
59815 , 53
826873 , 53 598150 , 53
t
=

= c
1. Algoritma Error pada masing masing metode
1. Metode Rectangular

2. Metode Trapezoid


3. Metode Simpson


B.Penggunaan Aplikasi
Colea dan Matlab
Colea adalah salah satu alat yang digunakan untuk merekam dan menganalisis suara yang
dijalankan pada matlab.

Pada program kami ini, rumus yang digunakan antara lain:
- Metode rectangular (order 0)

19
}
+ = ~
1
0
1 0
) (
2
) (
x
x
f f
h
dx x f L
- Metode trapezoid (order 1)
}
+ = ~
1
0
1 0
) (
2
) (
x
x
f f
h
dx x f L
- Metode simpson (order 2)
| | ) ( ) ( 4 ) (
6
i
b f c f a f
a b
A + +

=

Fitur Colea :
- Dual time-waveform and spectrogram displays
- Records speech directly into MATLAB
NEW

- Displays time-aligned phonetic transcriptions (e.g., TIMIT's .phn files) - see
example Figure above
- Manual segmentation of speech waveforms - creates label files which can be used
to train speech recognition systems
- Waveform editing - cutting, copying or pasting speech segments
- Formant analysis - displays formant tracks of F1, F2 and F3
- Pitch analysis
- Filter tool - filters speech signal at cutoff frequencies specified by the user
- Comparison tool - compares two waveforms using several spectral distance
measures
- Speech degradation - adds noise to the speech signal at an SNR specified by the
user

Dalam menggunakan colea, ada beberapa penambahan fungsi untuk mencari Luasan dan
error dengan metode (zero, first, second) order. Penambahannya yaitu pada file
COLEA.M di bagian

Et=1000*n_samples/Srate;
xax=0:1000/Srate:(Et-1000/Srate);

plot(xax,x,'y')


20
Ditambahkan beberapa algoritma menjadi

Et=1000*n_samples/Srate;
xax=0:1000/Srate:(Et-1000/Srate);


data=[];
for i = 1:(length(xax))
data = [data,0];
end

plot(xax,data,'',xax,x)




%luas daerah order 0
%pada perhitungan luas daerah dengan metode rectangular ini kami
mengunakan rumus L = h/2(fo+f1)
Luas1=0;
for i=3:2:n_samples
%pada program ini kami menggunakan nilai awal i=3 dengan kenaikan
tiap iterasi 2 dan batas i tertinggi n_samples
%n_samples sudah didefinisikan sebelumnya (n_samples=length(x))
q=x(i-2);
%q menunjukan f0 yaitu nilai f pada saat i-2
r=x(i);
%r menunjukan f1 yaitu nilai f pada saat i
Luas1=Luas1+abs((i-(i-2))/2*(q+r));
%luas merupakan hasil pertambahan dari hasil perhitungan
%((i-(i-2))/2*(q+r)) yang di absolutkan.
end
fprintf('Luas daerah menggunakan metode rectangle(order 0) dengan
interval waktu dari %d(msec) sampai %d(msec): %d
\n',xax(1),xax(n_samples),Luas1);



%luas daerah order 1
%pada perhitungan luas daerah dengan metode trapezoid ini kami
menggunakan rumus L = h/2(fo+f1)
Luas2 = 0;
for i=3:2:n_samples
%pada program ini kami menggunakan nilai awal i=3 dengan kenaikan
tiap iterasi 2 dan batas i tertinggi n_samples
%n_samples sudah didefinisikan sebelumnya (n_samples=length(x))
w=abs(((i-(i-2))/2)*(x(i)+x(i-2)));
%luas dihitung dengan rumus ((i-(i-2))/2)*(x(i)+x(i-2))
Luas2=abs(Luas2+w);
%luas akhir dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan di tiap
iterasi
end
fprintf('Luas daerah menggunakan metode trapezoid(order 1) dengan
interval waktu dari %d(msec) sampai %d(msec): %d
\n',xax(1),xax(n_samples),Luas2);



21
%luas daerah order 2
%pada perhitungan luas daerah dengan metode simpson ini kami
menggunakan rumus L=((b-a)/6)*(f(a)+4.f(c)+f(b))
Luas3 = 0;
for i=3:2:n_samples
%pada program ini kami menggunakan nilai awal i=3 dengan kenaikan
tiap iterasi 2 dan batas i tertinggi n_samples
%n_samples sudah didefinisikan sebelumnya (n_samples=length(x))
v=(i-(i-2))/6;
%v ini digunakan untuk menghitung (b-a)/6
z=abs(v*(x(i-2)+4*x(i-1)+x(i)));
%luas dihitung dengan menggunakan rumus diatas dengan a=i-
2,b=i,c=i-1. c =i-1 karena nilai antara a dan b = 2 sehingga nilai
tengahnya i-1
Luas3=abs(Luas3+z);
end
fprintf('Luas daerah menggunakan metode simpson(order 2) dengan
interval waktu dari %d(msec) sampai %d(msec): %d
\n',xax(1),xax(n_samples),Luas3);





% error untuk order 1
Error0=0;
for i=3:2:n_samples
Error0=((3-2)/24000)*abs(x(i));
end
Error0=mean(Error0);
fprintf('Error dengan menggunakan metode order 0 adalah %d \n',Error0);


% error untuk order 1
Error1=0;
for i=1:2:n_samples
Error1=abs((((2)^3)/(12*(n_samples^2)))*abs(x(i)));
end
Error1=mean(Error1);
fprintf('Error dengan menggunakan metode order 1 adalah %d \n',Error1);


% error untuk order 2
Error2=0;
for i=1:2:n_samples
Error2=(1/90)*((2/2000)^5)*abs(x(i)^4);
end
Error2=mean(Error2);
fprintf('Error dengan menggunakan metode order 2 adalah %d \n',Error2);


Kemudian simpan dengan nama yang sama COLEA.M

A. Langkah Penggunaan :
1. Mengcopy semua file yang ada di colea.zip ke dalam work matlab

22
2. Mengetik kata colea pada work space
>> colea
3. Akan muncul window

Kita memakai coba.wav. File yang bisa dibaca oleh colea matlab adalah file yang
berekstensi mav atau ils.
Sebelumnya sudah dibuat file coba.wav dengan matlab.

4. Pada workspace akan muncul
Samp.Freq: 16000 Hz, num.samples: 31991 (2.00 secs)
Luas daerah menggunakan metode rectangle(order 0) dengan interval
waktu dari 0(msec) sampai 1.999375e+003(msec): 4.488700e+006
Luas daerah menggunakan metode trapezoid(order 1) dengan interval
waktu dari 0(msec) sampai 1.999375e+003(msec): 4.488700e+006
Luas daerah menggunakan metode simpson(order 2) dengan interval waktu
dari 0(msec) sampai 1.999375e+003(msec): 4.736952e+006
Error dengan menggunakan metode order 0 adalah 3.227819e-003
Error dengan menggunakan metode order 1 adalah 5.046306e-008
Error dengan menggunakan metode order 2 adalah 4.001652e-010
>> Dan window baru yang menampilkan grafik suara

23

Window baru ini memuat suara/file suara yang inputkan menjadi grafik. Sumbu Y
adalah panjang amplitudo dan sumbu X adalah waktu file suara itu, dalam
miliseconds.

B. Pembahasan
Dari percobaan diatas kami memperoleh perbandingan dengan file coba.wav yang sama,
nilai awal yang sama dan peningkatan tiap iterasi yang sama diperoleh hasil perhitungan
luas :
- Dengan metode rectangular(order 0) : 4.488700e+006
- Dengan metode trapezoid(order 1) : 4.488700e+006
- Dengan metode simpson(order 2) : 4.736952e+006
Luas yang diperoleh dengan ketiga metode diatas order 1 dan order 2 sama,
sedangkan order 3 berbeda.
Sedangkan perbandingan error nya :
- Dengan metode rectangular(order 0) : 3.227819e-003
- Dengan metode trapezoid(order 1) : 5.046306e-008
- Dengan metode simpson(order 2) : 4.001652e-010
Error paling rendah pada metode simpson dan error paling tinggi pada metode
rectangular.

Anda mungkin juga menyukai