Anda di halaman 1dari 2

Siwa Ratri (Siwa Latri)

Siwa Ratri(disebut juga malam penebusan dosa/ hari suci pajagran) adalah adalah hari suci untuk memohon pengampunan dosa ke hadapan Hyang Widhi Wasa. Hari raya Siwaratri merupakan hari raya berdasarkan atas pranata masa yang dirayakan setiap setahun sekali(tepatnya jatuh pada Purwaning Tilem Kepitu).

Definisi Siwaratri Menurut Ketut Sukartha Kata Siwaratri berasal Siwa dan Ratri. Siwa artinya Puncak dan Ratri artinya malam. Siwaratri berarti puncak malam. Menurut Tjok Rai Sudharta Siwaratri artinya malam Siwa. Siwa berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya baik hati, suka memaafkan, memberi harapan, dan membahagiakan. Dalam hal ini kata Siwa adalah sebuah gelar terhadap menifestasi Ida Sang Hyang Widi Wasa yang diberi nama gelar kehormatan Dewa Siwa yang berfungsi sebagai pemralina atau pelebur. Ratri artinya malam. Malam disini maksudnya kegelapan. Jadi Siwaratri artinya malam untuk melebur kegelapan hati menuju jalan yang terang.

Hari Siwaratri mempunyai makna khusus bagi umat manusia, karena pada hari itu merupakan hari dimana Sang Hyang Siwa beryoga. Sehubungan dengan itu umat Hindu melaksanakan kegiatan yang berpusat pada usaha penyucian diri, pembuatan pikiran ke hadapan Sang Hyang Siwa, dalam usaha menimbulkan kesadaran diri (atutur ikang atma ri jatinya). Hal itu diwujudkan dengan pelaksanaan brata berupa upawasa, monabrata dan jagra . Hari raya Siwa Ratri sangat identik dengan begadang semalam suntuk dan cerita Lubdhaka yang

dikarang oleh Empu Tanakung. Hakikatnya hari raya Siwaratri adalah sebagai media introsfeksi diri untuk senantiasa mawas diri serta menyadari akan Sang Diri Sejati. Siwaratri bukanlah malam penebusan dosa, tetapi malam yang disediakan secara khusus untuk senantiasa mencapai kesadaran akan Sang Diri. Siwaratri merupakan perenungan diri sehingga dapat meminimalkan perbuatan dosa dalam kehidupan sehari-hari

Brata Siwartri. Brata Siwartri terdiri dari: 1. Utama, melaksanakan: 1. Monabrata (berdiam diri dan tidak berbicara, paling sulit untuk dilakukan, dilakukan selama 12 jam). 2. Upawasa (tidak makan dan tidak minum, dilakukan selama 24 jam). 3. Jagra (berjaga, tidak tidur; paling mudah untuk dilakukan, dilakukan selama 36 jam). 2. Madhya, melaksanakan: 1. Upawasa. 2. Jagra. 3. Nista, hanya melaksanakan: Jagra.

Anda mungkin juga menyukai