Anda di halaman 1dari 4

Cubital Tunnel Syndrome

Sejarah singkat : Istilah Cubital Tunnel syndrome pertama kali digunakan oleh Feindel dan Stratfod pada tahun 1958. Mereka menemukan N. Ulnaris terjepit di daerah siku karena berbagai hal. Definisi : Cubital tunnel syndrome adalah efek dari tekanan pada N.Ulnaris, N.Ulnaris adalah salah satu nervus utama pada tangan. Gejala dari cubital tunnel syndrome adalah nyeri (rasanya nyerinya seperti kesetrum), bengkak, lemah otot, kesemutan atau mati rasa di jari manis dan kelingking, dan sering merasakan nyeri di nagian bahu. Anatomi : A. Tipe : Campuran dan Motoris B. Origo : Dari serabut medial pleksus brachialis C. Perjalanan dan percabangan : berjalan pada musculus coracobrachialis menuju pertengahan lengan dimana nervus ini menembus septum intermuscularis medialis bersama dengan arteri colateralis ulnaris superior dan memasuki kompartemen posterior. kemudian berbelok dibawah epicondylus medialis dan lewat diantara dua kaput musculus flexor carpi ulnaris memasuki lengan bawah dan mempersyarafi musculus flexor karpi ulnaris dan setengah musculus flexor digitorum profunda. Di lengan bagian bawah arteri berada disisi lateral nervus ulnaris dan tendon musculus flexor carpi ulnaris. Disini terjadi percabangan menjadi cabang cutaneus dorsalis dan palmaris nervus ulnaris lewat di sebelah superfisial retinaculum musculorum flexorum manus dan akhirnya terbagi menjadi cabang - cabang terminal yaitu cabang terminalis superfisialis dimana berakhir sebagai musculus digitalis terminalis yang mempersyarafi kelingking dan jari manis dan cabang terminalis profunda dimana mempersyarafi otot - otot hipotenar dan dua musculus lumbricalis, musculus interosei dan musculus adductor policis.

Etiologi : Penyebab cubital tunnel syndrome sendiri dapat disebabkan karena konstriksi dari pengikat jaringan, subluksasi dari nervus ulnaris di daerah medial epycondilus, cubitus valgus, penulangan ( bony spurs ), hipertrofi synovium, tumor, trauma (Cubital tunnel syndrome didapatkan nervus ulnaris dimana melewati terowongan

cubital ( terowongan dari otot, ligamen, dan tulang ) didalam siku, terjadi karena iritasi dari luka atau karena tekanan. Kondisi ini sering didapatkan pada orang yang biasa mendapatkan tekanan pada daerah sikunya, seperti gerakan menarik, mengangkat, dan melempar), dan invasi bakteri.

Patogenesis :

Pergerakan siku dari ekstensi menjadi fleksi, jarak antara epicondylus medialis dengan olecranon bertambah sekitar 5 mm setiap siku fleksi sebesar 450. Fleksi dari siku mendapatkan tekanan di ligamen kolateral medial dan di retinakulum. Bentuk dari terowongannya itu sendiri berubah dari bulat menjadi oval, dengan berkurangnya sebesar 2,5 mm, dikarenakan terowongan cubiti berkembang selama siku fleksi dan alur retrocondylar di daerah inferior di epicondylus medialis tidak sedalam alur di daerah posterior . Di daerah kanal, volume terowongan cubiti berkurang sebesar 55 % di saat fleksi , dimana hasilnya menyebabkan meningkatnya tekanan dari 7 mmHg sampai 14 mmHg. Kombinasi dari kesemua ini seperti abduksi dari bahu, fleksi dari siku dan ekstensi pergelangan tangan menyebabkan tekanan yang berlebih sebesar 6 kali dari normalnya. Subluksasi dari nervus ulnaris juga sering ditemukan. Disebabkan karena subluksasi dari nervus ulnaris mengikuti fleksi yang lebih dari 900. Kompresi pada bagian proksimal dari nervus ulnaris seperti didapatkan pada servikal radikulopati, menunjukkan meningkatnya gangguan pada nervus. Kondisi ini mengganggu transport normal dari axon nervus. Ulnar neuropati secara histologi di dapatkan demielinisasi dari nervus. Demeilinisasi ini terletak di daerah bulbus dan bengkak pada bagian proksimal di jalur masuknya nervus di terowongannya. McGowan menetapkan klasifikasinya antara lain : Grade I Lesi ringan dengan distribusi parestesi di nervus ulnaris dan lemas di daerah yang terkena. Tidak ada lemah otot instrinsik. Grade II Lesi sedang dengan lemah otot pada musculus interossei. Grade III Lesi berat dengan paralisis pada musculus interossei . Invasi bakteri berupa invasi dari bakteri Mycobacterium leprae, yang di dapatkan pada penderita lepra ( Morbus Hansen ). Bakteri ini tarpajan melalui kontak kulit penderita yang infeksius. Ketidakseimbangan antara derajat

infeksi dengan derajat penyakit tidak lain disebabkan karena respon imun yang berbeda, yang menggugah reaksi timbulnya granuloma setempat atau progresif. Kusta tipe neural ini menyebabkan kerusakan syaraf yang ireversibel yang ditandai dengan pembesaran syaraf, anestesia pada syaraf, paralisis, claw hand deformity hingga atrofi otot pada daerah yang di persyarafinya.

Anda mungkin juga menyukai