Anda di halaman 1dari 37

By Ns.

Fikri Mubarok

An estimated 8000-10000 new cases of spinal cord injury (SCI) occur in the USA each year Motor vehicle crashes are the leading cause of SCI, responsible for 40% of cases Other causes include act of violence, falls, recreational sport Alcohol, substance abuse, and risk taking behavior combine to make the incidence of SCI highest among males between the ages of 15 and 30 years.

tony/enB 2007

1. 2. 3. 4.

Kecelakaan lalu lintas Injury atau jatuh dari ketinggian Kecelakaan sebab olah raga Luka jejas, tajam, tembak pada daerah vertebra

tony/enB 2007

Gambaran klinik tergantung pada lokasi dan besarnya kerusakan yang terjadi.kerusakan Secara umum:

Kesadaran Menurun paralisis sensorik motorik kehilangan kontrol kandung

kemih (refensi urine, distensi kandung kemih) penurunan fungsi pernafasan gagal nafas

Adalah ganguan fungsi motorik sensorik dan otonom segera setelah lesi medula spinalis secara mendadak

Frenkel A (Komplit, tidak ada fungsi motorik, sensorik di bawah level neurologis, lumpuh total ) Frenkel B (inkomplit, funsi motorik di bawah level neurologis tidak ada sama sekali namun ada sedikit fungsi sensoris) Frenkel C (inkomplit, ada fungsi motoris di bawah level neurologis namun tak berfungsi dan ada fungsi sensoris) Frenkel D (inkomplit, kekuatan otot di bawah level neurologis 3 Frenkel E (fungsi sensoris dan motorik normal)

Paralisis flaksid di bawah tingkat cedera Tak adanya sensasi kutan. dan proprioseptif Hipotensi dan bradikardI Tak adanya aktivitas refleks di bawah tingkat cedera; ini dapat menyebabkan retensi urine, paralisis usus dan ileus Kehilangan kontrol suhu hipertermi Penampakan ulang refleks yang telah ditekan setelah cedera adalah tanda bahwa syok spinal membaik

1.
2. 3. 4.

5.

Pasien tidak sadar Multiple injury Ada jejas di atas clavicula Gangguan motorik dan sensori Hasil anamnese mekanisme keceakaan

1.

Radiologis
A. Rongten, untuk

menilai:
1. Bentuk dan kesejajaran vertebra 2. Pergerakan fragmen tulang 3. Ketinggian ruangan diskus intervertebralis

B. CT-Scan untuk

melihat pergeseran fraktur dalam kanal spinal C. MRI untuk melihat jaringa n lunak (diskus, ligamentum, dll)
2.

Pemeriksaan Lab lab klinik rutin

- Neurogenik shock. - Hipoksia. - Instabilitas spinal - Orthostatic Hipotensi - Ileus Paralitik - Infeksi saluran kemih - Kontraktur - Dekubitus - Inkontinensia blader - Konstipasi

Di tempat kejadian : Menyelamatkan nyawa korban dan mencegah kecacatan dengan cara memindahkan korban dengan cara yang benar

1.

2.

3.

4.

Memastikan korban masih bernafas, dan menjaga kelancaran nafas. Menghentikan perdarahan (bila ada). Pemindahan dan mempertahankan posisi tubuh korban dengan benar. Transportasi menuju rumah sakit

1. 2. 3. 4.

5. 6.
7.

Dilakukan dengan hati-hati Minimal tiga orang penolong Yakin kita mampu, bila tdk jgn memaksa. Kedua kaki berjarak sebahu, satu kaki sedikit ke depan Berjongkok, tdk mbungkuk saat mangkat Tubuh sedekat mungkin dgn beban yg akan diangkat Korban diangkat secara bersamaan dengan komando dari pengangkat bagian kepala

1.

2. 3.

4.

Dilakukan scr bersamaan, dilakukan minimal 4 orang Satu org memegang kepala & sbg komando. Tiga penolong yg lain masing-2 memegang bag. atas, tengah dan bawah badan pasien dgn tangan penolong menyilang diantara tangan penolong yang lain. Pasien dimiringkan scr bersama-2 dgn dikomando

Stabilkan / luruskan posisi servikal. Torakal dan lumbal Pastikan jumlah penolong cukup ketika pasien akan dirubah posisi Hari hati ketika akan merubah posisi pasien

KALAU ADA menggunakan ambulan dgn peralatan trauma lengkap Kalau tidak ada boleh pakai mobil yang bisa membawa pasien dgn posisi tidur terlentang

1. ingat perawatan ABC 2. apakah ada spinal shock 3. adakah trauma ditempat lain

Resusitasi klien Pertehankan cairan dan nutrisi Perawatan kandung kemih dan usus Cegah dekubitus Cegah kontraktur , dengan rehabilitasi

1.

2.

Pasang kolar servikal 6 minggu, diikuti barce servika atau plester minerva Pembedahan

Traksi

plester minerva

kolar servikal

barce servika

Konservatif Operatif pemasangan fiksasi internal Pantau pemasangan fiksasi pada tulang belakang

Penatalaksanaan kandung kemih pemberian cairan yang cukup, kateterisasi Antibiotik Pemberian laksativ setiap 2 hari sekali Monitor cairan masuk dan keluar Nutrisi TKTP Cegah dekubitus

Fisioterapi Rehabilitasi sosial Menjadi anggota asosiasi parapl;egi Psikoterapi

Data subyektif 1. Pengetahuan pasien tentang penyakit (cedera dan akibat dari gangguan neurologis) 2. Inforasi tentang kejadian cidera, bagaimana sampai terjadi 3. Adanya dyspnea 4. Sensasi yang tidak biasannya (parasthesia) 5. Riwayat hilangnya kesadaran 6. Tidak adanya sensasi - gangguan sensorik Data Obyektif 1. Tingkat Kesadaran (Sadar/tidak sadar), GCS, pupil 2. Status respirasi (Bervariasi) 3. Orientasi tempat, waktu dan orang 4. Sikap tubuh pasien, kekuatan motorik 5. TTV (TD, Temp, Nadi), Integritas kuli 6. Distensi bowel dan bladder

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Bersihan jalan napas inefektif b.d paralisis otot, edema medspin Gangguan pola nafas B.d paralisis otot, edema medspin, gangguan funsgi diafragma Gangguan perfusi jaringan b.d paralisis otot, edema medspin, penekanan massa Resiko Injury b.d tidak stabilnya columna vertebralis Gangguan eliminasi bowel/bladder b.d paralisis otot bowel/bladder, immobilisasi, menurunnya kontrol sphinter Gangguan mobilisasi fisik b.d kelemahan/kelumpuhan, defisit neurologis

1.

Bersihan jalan napas inefektif b.d paralisis otot, edema medspin Tujuan: Bersihan jalan napas efektif Kriteria : auskultasi paru suara normal, tidak ada ronkhi, tidak ada skret Intervensi: - Kaji kemampuan pasien untuk mempertahankan patensi jalan nafas - Pertahankan jalan nafas dengan mengatur posisi, penghisapan skret (suction) - Monitor kecepatan, irama, kedalaman nafas - Lakukan auskultasi pasru untuk menetapkan adekuatnya udara yang masuk dan bunyi ventilasi - Anjurkan pasien latihan nafas efektif dan batuk dalam - Monitor analisa gas darah - Bila perlu berikan obat-obat mukolitik sesuai program

Resiko Injury b.d tidak stabilnya columna vertebralis Tujuan: Tidak terjadi injury dan tidak ada gangguan neurologi Kriteria: Tidak mengalami peningkatan defisit neurologi, terlindung bila perlu menggunakan alat bantu Intervensi keperawatan: - Pertahankan leher dalam keadaan ekstensi untuk mencegah cidera medula spinalis - Pertahankan hiperekstensi dengan menggunakan penyangga leher - Laporkan dengan segera pada tim medis adanya tanda hilangnya sensori dan motorik - Pasang penghalang tempat tidur - Pend-kes kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien sehingga pasien dan keluarga dapat beradaptasi dengan kondisi penyakitnya - Kolaborasi: Pemeriksaan lab darah, endoskopi untuk melihat adanya perdarahan gastik

Perubahan pola eliminasi urin b.d tidak ada kemampuan untuk mengontrol sphinter/sensasi untuk berkemih Tujuan: pasien terpenuhi kebutuhan eliminasi urine dan bebas dari infeksi - Monitor intake output - Kaji bau, profil, jumlah urine yang keluar - Anjurkan pasien intake cairan 2 3l/mnt jika tidak ada kontra indikasi - Palpasi bladder secara hati-hati - Observasi adanya tanda-tanda infeksi pada saluran kemih - Kolaborasi: pasang Dower kateter- obs aliran urine - Lakukan pemeriksaan urin analisa, kultur bila perlu

Anda mungkin juga menyukai