Anda di halaman 1dari 2

ASAL USUL SENDANG MADE

Ketika Prabu Darma Wangsa mengadakan upacara besar-besaran, yaitu putranya yang dinamakan Air Langga dan Dewi Sumbodro, putri dari keraton Sriwijaya. Bersamaan dengan bertemunya pengantin perayaan besar-besaran tiba-tiba kerajaan Darma Wangsa diserang oleh segerombolan saudara dari kerajaan Wora-Wari, dengan cara mendadak. Kerajaan Darma Wangsa dibakar sampai habis. Untungnya pengantin dan dayang-dayang pengasih yang dinamakan Pandan Sari, Pandan Sili, dan Siti Sendari bisa diselamatkan oleh Narutomo, Patih dari kerajaan Darma Wangsa. Larinya Narutomo, pengantin, serta dayang-dayang sampai di lereng-lereng Gunung Lawu. Di situ mereka berhenti sebentar, tetapi Narutomo dan Air Langga tidak enak hati, kemudian memutuskan untuk meneruskan perjalanannya ke timur sampai dibantu dengan mengamen, menjajahi Desa Wilangkori. Yang jadi pimpinannya yaitu Raden Air Langga yang mengganti namanya dengan Tombak Joyo. Narutomo yang menjadi Panjak kendang mengganti namanya menjadi Mbah Gombloh, pimpinan sinden atau ledek atau waranggona. Dewi Sumbodro mengganti namanya menjadi Siti Silindri atau Dewi Suprobowati. Dan dayang-dayang menjadi waranggonanya.

Mereka berjalan sampai melewati lerengan Gunung Wilis, Gunung Klotok, Gunung Emas Kumambang, Gunung Tunggorono, sampai dengan Sendang Madukoro atau Sendang Made. Sebelum jadi sendang, dulu dinamakan Dempo Madukoro. Waktu mereka berada di Madukoro, mereka merasa senang, kemudian membuat perumahan, dan menjadi desa kecil yang dinamakan Desa Madekoro. Di desa itu Mbah Gombloh dan Mbah Joyo berprofesi sebagai pengrajin emas atau ngamasan. Sampai terkenal di desa-desa lain, sebab dapat membuat kerajinan kalung, gelang, anting, hiasan untuk rambut, sisir yang sangat bagus. Mbah Joyo mendapat julukan Pengrajin Emas Sumbang ke-1. Mbah Joyo juga Mempunyai patih yang ikut dan pintar merangkai gamelan, mengatur lagu-lagu jawa, serta pintar menciptakan model perhiasan emas, patih itu dinamakan Raden Laras Tungkul atau Joko Tunggul dan Laras Tungkul. Walaupun sendang itu akan menjadi terlihat keemasan, Mbah Joyo membuat areng, tetapi yang dipakai untuk membuat areng adalah kayu alang-alang. Mula-mula Mbah Joyo membuat gayung atau bilik untuk mengambil air yang disebut condong, yang sekarang disebut Sendang Condong, tembatnya berada di sebelah utara barat. Tidak lama Mbah Joyo membuat gayung lagi untuk minum, tempatnya di selatan barat yang dinamakan Sendang Pomben. Kemudian membuat gayung lagi untuk bercermin para sinden yang disebut Sendang Pangilon, tempatnya di sebelah Sendang Putih. Ada juga sumber air yang aneh, airnya berbusa putih serta harum baunya, yang disebut Sendang Drajat. Air sendang atau gayung-gayungan tadi berkumpul, kemudian Mbah Joyo membuat gayung yang ukurannya besar, yang disebut Sendang Gede, tempatnya ada di tengah-tengah. jadi jumlah sendang-sendang atau gayung tadi banyaknya tujuh sendang, yang semua itu dinamakan Sendang Made.

Nama Nomor Kelas Narasumber Tanggal

: Elisa Putri Utami : 16 : X-8 : Mbah Supono : 13 Maret 2012

Anda mungkin juga menyukai