Anda di halaman 1dari 2

Paradigma Lama dan Paradigma Baru Sistem Drainase Dalam paradigma lama, sistem drainase diarahkan untuk secepatnya

membuang air permukaan ke badan air. Salah satu caranya adalah dengan membangun saluran drainase. Dampaknya, cadangan air tanah akan berkurang dan kekeringan di musim kemarau akan terjadi. Sedangkan dalam paradigma baru, sistem drainase diarahkan untuk seoptimal mungkin memasukkan kembali air permukaan ke dalam tanah dengan maksud selain untuk mencegah/meniadakan banjir juga untuk meningkatkan kandungan air tanah sebagai cadangan di musim kemarau, mengatasi pencemaran air tanah dengan memanfaatkan air hujan untuk melarutkan/mengencerkan limbah, dan mendesak air laut agar tidak merambah ke daratan (mencegah intrusi air laut). Metodenya antara lain dengan recharge system (recharge well/sumur resapan/biopori, recharge trench/parit resapan, dan recharge yard/rain garden/taman resapan air hujan), kolam konservasi, river side polder, ground water protection area, dan lain sebagainya. Sistem Polder Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan kelengkapan bangunan sarana fisik, yang meliputi saluran drainase, kolam retensi, pompa air, yang dikendalikan sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dengan sistem polder, maka lokasi rawan banjir akan dibatasi dengan jelas, sehingga elevasi muka air, debit dan volume air yang harus dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan. Oleh karena itu, sistem polder disebut juga sebagai sistem drainase yang terkendali. Sistem polder terdiri dari jaringan drainase, tanggul, kolam retensi dan badan pompa. Keempat elemen sistem polder harus direncanakan secara integral, sehingga dapat bekerja secara optimal. Sistem ini dipakai untuk daerah-daerah rendah dan daerah yang berupa cekungan, ketika air tidak dapat mengalir secara gravitasi. Agar daerah ini tidak tergenang, maka dibuat saluran yang mengelilingi cekungan. Air yang tertangkap dalam daerah cekungan itu sendiri ditampung di dalam suatu waduk, dan selanjutnya dipompa ke kolam tampungan. Polder adalah suatu kawasan yang didesain sedemikian rupa dan dibatasi dengan tanggul sehingga limpasan air yang berasal dari luar kawasan tidak dapat masuk. Dengan demikian hanya aliran permukaan atau kelebihan air yang berasal dari kawasan itu sendiri yang akan dikelola oleh sistem polder. Di dalam polder tidak ada aliran permukaan bebas seperti pada daerah tangkapan air alamiah, akan tetapi dilengkapi dengan bangunan pengendali pada pembuangannya dengan penguras atau pompa yang berfungsi mengendalikan kelebihan air. Muka air di dalam sistem polder tidak bergantung pada permukaan air di daerah sekitarnya karena polder mempergunakan tanggul dalam operasionalnya sehingga air dari luar kawasan tidak dapat masuk ke dalam sistem polder. Polder juga dapat didefinisikan sebagai daerah yang dibatasi dengan baik, dimana air yang berasal dari luar kawasan tidak boleh masuk, hanya air hujan (dan kadang-kadang air rembesan) pada kawasan itu sendiri yang dikumpulkan. Dalam polder tidak ada aliran permukaan bebas seperti pada daerah tangkapan air alamiah, tetapi dilengkapi dengan bangunan pengendali pada buangannya (dengan penguras atau pompa) untuk mengendalikan aliran di luar. Muka air di dalam polder (air permukaan maupun air bawah permukaan) tidak bergantung pada permukaan air di daerah sekitarnya dan dinilai berdasarkan elevasi lahan, sifat-sifat tanah, iklim dan tanaman.

MAWARDI99

Pada awalnya polder dibuat untuk kepentingan pertanian. Tetapi beberapa dekade belakangan ini sistem polder juga diterapkan untuk kepentingan pengembangan industri, permukiman, fasilitas umum serta untuk kepentingan lainnya dengan alasan keamanan. Fungsi utama polder adalah sebagai pengendali muka air di dalam sistem polder tersebut. Untuk kepentingan permukiman, muka air di dalam Sistem dikendalikan supaya tidak terjadi banjir/genangan. Air di dalam sistem dikendalikan sedemikian rupa sehingga jika terdapat kelebihan air yang dapat menyebabkan banjir, maka kelebihan air itu dipompa keluar sistem polder. Tipe-tipe polder, antara lain: a. Polder yang diperoleh dengan cara reklamasi suatu daerah rawa, daerah air payau dan tanahtanah basah. Contoh: Beemster polder dan Haarlemmermeer polder, dengan cara reklamasi danau di North Holland, Netherlands. Beemster polder termasuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO, sedangkan pada Haarlemmermeer polder terdapat bandara Schiphol di dalamnya. Polder yang dilindungi tanggul memanjang searah sungai. Contoh: Overdiepse polder sepanjang sungai Bergsche Maas (Meuse), Noord-Brabant, bagian Selatan Netherlands.

b.

Sumber: http://www.brabantsedelta.nl/overdiep/publicaties

c.

d.

e.

Polder akibat pembendungan/penanggulan di daerah muara sungai. Contoh: Saemangeum polder di mulut Sungai Dongjin dan Mangyeong, Korea Selatan. Panjangnya mematahkan rekor Zuiderzee Works, Netherlands . Polder yang diperoleh dengan cara reklamasi yaitu mengendapkan sedimen, misalnya pada suatu daerah pantai. Contoh: Polder-polder di Bangladesh yang memanfaatkan 2.4 billion tons unused sediment dari tiga sungai besar di Bangladesh (Ganges, Brahmaputra, dan Meghna). Cukup untuk menciptakan daratan baru seluas 200 Km 2 (77 mil2)/tahun. Polder yang terbentuk akibat proses subsidence perlahan-lahan dari muka tanah semula menjadi tanah rendah di bawah muka air laut rata-rata. Contoh: Polder Alabio, Kalimantan Selatan, Indonesia.

MAWARDI99

Anda mungkin juga menyukai