Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA PENELUSURAN PUSTAKA I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pembuatan Sediaan I.1.

1 Prevalensi Penyakit untuk Obat yang Bersangkutan Cefepime Hcl biasa digunakan u mengobati penyakit infeksi saluran kemih. Hal ini diketahui bahwa prevalensi ISK bervariasi menurut usia dan jenis kelamin. ISK dapat terjadi pada semua usia, bahkan pada byi premature. Pada bayi premature memiliki kemungkinan bahkan pada bayi premature. Pada bayi premature memiliki kemungkinan lebih besar dari pada bayi normal, dan anak laki2 neonatal 5-8 kali lebih mungkin terkena ISk dibandingkan dengan anak perempuan neonatal. Pada anak-anak usia 1-5 tahun, bakteri urea signifikan terhadap anak perempuan dibandingkan dengan ank laki2 sekitar 4,5 %. Wanita tdk hamil (1-3%), namun pria ms lbh rendah sekitar 0,1 %. Gejala isk mempengaruhi 30 % wanita antara usia 20 dan 40 thn yg mrpkn prevalensi 30 x lbh bsr drpd laki2 pd usia yg sm. Dt pd setiap taunnys meningkat, sktrny 40-50% dr populasi wanita mengalami gejala ISK (dipiro 1151-1152) I.1.2 Sediaan yang Beredar di Pasaran (MIMS) AC TACEF (pabrik aktavis,,,h,184), INTERPIM (pabrik kalbe farma, h. 196), RAPIME (pabrik Fahrenheit, h. 200), SOPIME (pabrik soho, h. 202) I.1.3 Aspek Farmakoekonomi Sediaan 24.000, 520.000,430.000, 230.000 Teh ni harganya sesuai dengan nama dagangnya urutannya I.2 Uraian Umum Sediaan I.2.1 Nama Zat Aktif Cefepime HCL injesi I.2.2 Rencana Bentuk Sediaan yang Akan Dibuat Injeksi suspensi kering I.2.3 Definisi Sediaan
Injeksi volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam wadah 100 ml atau kurang (FI IV, hal 10)

I.2.4 Penggolongan Obat Berdasarkan /Regulasi Farmasi Berdasarkan Sediaan injeksi cefepime HCl merupakan sediaan yang digunakan secara parenteral, maka sediaan digolongkan ke dalam obat keras. Hal ini sesuai dengan SK Menkes RI No. 633/Ph/62/6 tentang daftar obat keras keras nomor 1, dan kepadanya berlaku peraturan tentang obat keras dan juga ketentuan penandaan pada kemasan serta nomor registrasi. Penandaan pada wadah, leaflet atau brosur pada sediaan injeksi bupivacaine HCl berlaku penandaan sebagai berikut: Warna

Tebal garis tepi 1 mm Berwarna hitam Warna m\erah Ukuran diameter lingkaran terlar minimal 1 cm Disertai denga kalimat HARUS DENGAN RESEP DOKTER I.2.5 Nomor Registrasi No registrasi sediaan injeksi cefepime HCl adalah missal DKL 0921401743A1, dengan keterangan sebagai berikut : D = obat dengan nama dagang K = golongan obat keras L = produksi local 09 = tahun penandaan obat jadi 214 = no urut pabrik di Indonesia 017 = no urut obat jadi yang disetujui oleh pabrik 43 = nomor urut sediaan (injeksi) A = ` kekuatan obat jadi pertama disetujui 1 = kemesan untuk nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat jadi Sediaan injeksi cefepime HCI dibuat oleh pabrik atau industry yang memenuhi persyaratan cara pembuatan obat yang baik (CPOB) No bets sediaan No bets sediaan Injeksi cefepime HCl adalah missal: 03090406 0309 = bulan dan tahun produksi 04 = kode bentuk sediaan 06 = nomor urut pembuatan I.2.6 Rencana Nama/Merk Sediaan dan Nama Pabrik Simulasinya Teh ngarang = contohnya merk = SAYME Pabrik = saidah farma I.3 Tujuan Pembuatan Sediaan I.3.1 Aspek Farmaseutik
Keuntungan (Ansel, edisi 4 thn 2005 hal.405) Dapat dicapai efek fisiolgis segera, untuk kondisi penyakit tertentu (Jantung berhenti) Dapat diberikan untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral (tidak tahan asam lambung) Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral (Sakit jiwa atau tidak sadar)

Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk mengontrol obat, karena
pasien harus kembali melakukan pengobatan

Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada kedokteran gigi/anastesiologi Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi ganggun serius cairan
dan keseimbangn elektrolit

I.3.2 Aspek Klinik dan Komunitas Injeksi memiliki efek yg cepat sehingga dapat digunakan untuk pasien yg dlm keadaan darurat, sehingga segera dpt ditangani. Namun injeksi dlm penggunaannya harus memiliki keahlian khusus dan harus menggunakan alat tambahan sehingga lebih sulit. Selain itu injtksi memiliki harga yg relative mahal dan jika pd sediaan tersebut pirogen, dpt menyebabkan demam, muntah,dsb. II. Tinjauan Farmaseutika II.1 Studi Preformulasi II.1.1 Monografi Zat Aktif Struktur Molekul, Bobot Molekul, Rumus Molekul Struktur kimia (martindel 36 th edition 223)

BM = 571.5 Nama kimia {6R-[6,7(Z)]}-1-[(7-{[(2-Amino-4-thiazolyl)-(methoxyimino),acetyl]amino}-2carboxy-8-oxo-5-thia-1-azabicyclo[4.2.0]oct-2-en-3-yl)methyl]-1-methylpyrrolidinium chloride monohydrochloride monohydrate; 7-{(2-Amino-1,3-thiazol-4-yl)-2-[(Z)ethoxyimino]acetamido}-3-(1-methylpyrrolidiniomethyl)-3-cephem-4-carboxylate hydrochloride. (martindel 36 th edition 223) Rumus molekul C19H25ClN6O5S2,HCl,H2O. ((martindel 36 th edition 223) Pemerian

Putih, hidroskopik, serbuk Kristal, (martindel 36 th edition 223) Kelarutan Larut dalam air dan metil alcohol. Praktis tdk larut dalam diklorometan. (martindel 36 th edition 223) Stabilitas Vial = simpan pada suhu 20-25oC (68-77oF). terlindung dari cahaya. setelah rekonstruksi stabil dlm larutan garam, dan macam2 larutan lainnya selama 24 jam pada suhu ruangan dan 7 hari dalam kulkas. Larutan sebelum dicampurkan = simpan dalam suhu beku -20oC (-4oF) larutan cair stabil selama 24 jam pada suhu ruangan atau 7 hari didalam kulkas; jangan pada freezer. (DIH, 20 th edition 2011-2012 h.309) Inkompatibilitas ----------------------------------------- Titik Leleh/Titik Didih (CAS (cas chemNet.com) http://www.chemnet.com/cas/id/107648-80-6/cefepime hydrochloride.html diakses 6 desember) 150oC Metode Identifikasi: Spektofotometeri UV-VIS, Spektrofotometri IR, dan sprktroskopi NMR (Japanese Pharmacopoaie h. 441). Metode Penetapan Kadar Spektrofometri UV Penyimpanan Dalam wadah kedap udara dan terlindung dari cahaya dan disimpan dlm kulkas atau suhu kmr. Serbuk yg telah dilarutkan disimpan dlm kulkas tdk boleh lbh 7 hr (usp 28 thn 2005). II.1.2 Analisis Sediaan Metode Identifikasi (Japanese Pharmacopoeia 15th edition. 439-440) a) Larutkan 40 mg cefepime dalam 2 ml air, tambahkan 1 ml larutan hidroksil ammonium klorida (1 dalam 10) dan 2 ml sodium hidroksida, didiamkan selama 5 menit lalu tambahkan 5 ml asam hidroklorida 1 mol/L dan 3 tetes Fe (III) klorida : : larutan menjadi berwarna merah kecoklatan. b) Ukur serapan spektrum larutan cefepime Hcl injeksi (1 dalam 12.500) langsung dibawah spektrofotometri UV : menunjukkan serapan maksimum, antara 233 nm dan 237 nm serta antara 255 nm dan 259 nm. Kesimpulan Metode Identifikasi Dgn menggunakan UV-visibel maka diketahui jumlah serapan dr larutan cefepime tersebut. Metode Penetapan Kadar Spektrofometri UV Kesimpulan Metode Penetapan Kadar

Dengan menggunakan spektrofotometri UV, praktis, jumlah sample yg dibutuhkan sedikit muda dilaksanakan dan sensitivitas metode baik. Dan jga dpt digantikan u menstabilkan kadar senyawa berbobot mg. II.2 Pendekatan Formulasi - Dasar Analisis yang digunakan untuk membuat Formula II.2.1 Formula Umum
Formula Umum Sediaan Injeksi R/ Zat aktif Pembawa Zat tambahan

Zat tambahan ini dapat berupa : Pengatur tonisitas Pengatur pH ( dapar ) Pengawet Antioksidan Anestetik lokal Zat pengompleks Suspending agent

II.2.2 Formula Pustaka (Handbook of Pharm Manufacturing Formulations-Sterile Products,2004 part 3)

II.2.3 Pengembangan Formula (uraian tentang berbagai pertimbangan berdasarkan data analisis untuk optimalisasi formula sediaan yang akan dibuat)
-

II.3 Kesimpulan Formula II.3.1 Formula Utama

II.3.2 Formula Alternatif -

II.4 Pemeriksaan Bahan Baku Zat/Eksipien II.4.1 Pemeriksaan Zat Aktif (1) Dilarutkan 0.02 g cefepime HCL dengan 2 mL air, tambahkan 1 mL larutan hidroksilamonium klorida dan 2 mL sodium hidroksida, biarkan selama 5 menit, kemudian tambahkan 3 mL asam hidroklorida 1 mol/L dan 3 tetes Fe(III) klorida: larutan menjadi berwarna merah kecoklatan. (2) Mengukur penyerapan spectrum larutan cefepime HCl (1 dalam 20.000) dan larutan standar cefepime HCl langsung dibawah spektofotometer UVVisible dan bandingkan spectrum; antara kedua spectrum yang terlihat mirip intensitas serapannya pada panjang gelombang yang sama. (3) Ukur serapan spectrum IR cefepime HCl dan larutan standar cefepime HCl secara langsung pada potassium bromide dibawah spektofotometer IR. Dan bandingkan spectra; kedua spekta menunjukkan kemiripan intensitas penyerapan pada bilangan gelombang yang sama. (4) Ukur spectrum larutan Cefepime HCl dalam dalam air keras untuk spektroskopi NMR langsung dibawah spektoskopi NMR, menggunakan sodium 3-trimetilsylilpropionat-d4 untuk spektroskopi NMR sebegai komponen reference internal: ditunjukkan signal tunggal, A dan B, disekitar 3.1 ppm dan disekitar 7.2 ppm, berturut-turut, dan perbandingan intensitas dari setiap signal, A:B, adalah 3:1. (5) Larutkan 15 mg cefepime HCl dalam 5 mL air dan tambahkan 2 tetes perak nitrat: menghasilkan putih keruh (Japanese Pharmacopoeia 15th edition. 439-440) - Kemurnian Kemurnian dan warna dari larutan, dilarutan sejumlah cefepime Hcl injeksi sampai dengan 0,5 g (potensi) berdasarkan sejumlah label cefepime Hcl,dalam 5 ml air : larutan adalah bersih dan berwarna kuning menyala. Warna tdk gelap dr cairan yg sesuai. (Japanese Pharmacopoeia 15th edition. 441) - Penetapan Kadar Spektrofometri UV II.4.2 Pemeriksaan Eksipien - L-Arginine (pengontrol pH)
Pemerian: Kristal putih atau serbuk Kristal yang memiliki karakteristik dan higroskopis Identifikasi dengan menggunakan spektrofotometer IR

II.5 Metode dan Prosedur Pembuatan II.5.1 Pendahuluan Sediaan cefepime adalah serbuk injeksi yang dalam 1 ampul memiliki kekuatan 1 gram cefepime. Sterilisasi yang digunakan adalah autoklaf karena zat aktif tahan terhadap panas

II.5.2 Perhitungan dan Penimbangan Sediaan yang akan sebanyak 500 vial jadi perhitungannya - Cefepim - L-Arginise Penimbangan: Cefepim L-Arginise

II.5.3 Prosedur Pembuatan - Semua bahan ditimbang - Kemudian dicampur secara homogen - Masukan kedalam vial sesuai dengan volume - Tutup dengan tutup karet - Lapisi dengan almunium foil - Autoklaf selama 15 menit dengan suhu 115-116oC II.6 Evaluasi/Uji Mutu Sediaan Akhir II.6.1 Monografi Sediaan Aku lupa lg coz ngisinya g pake karbon Hehehe Cory II.6.2 Metode Uji/Evaluasi sesuai bentuk sediaan (standar Farmakope/standar resmi)
Evaluasi Sediaan Akhir Evaluasi Fisik

1. Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah (FI IV, 1044) Tujuan : menetapkan volume injeksi yang dimasukkan dalam wadah agar volume injeksi yang digunakan
tepat/sesuai dengan yang tertera pada penandaan (Kelebihan volume yang dianjurkan dipersyaratkan dalam FI IV) Prinsip : penentuan volume dilakukan dengan cara mengambil samperl dengan alat suntik hipodermik dan memasukkannya ke dalam gelas ukur yang sesuai. Hasil : volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu persatu. 2. Pemeriksaan Bahan Partikulat(FI IV <751> hal 981-985) Tujuan Prinsip : memastikan larutan injeksi, termasuk larutan yang dikonstitusi dari zat padat steril untuk : Sejumlah tertentu sediaan uji difiltrasi menggunakan membran, lalu membran tersebut diamati penggunaan parenteral, bebas dari partikel yang dapat diamati pada pemeriksaan secara visual. di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Jumlah partikel dengan dimensi linier efektif 10 m atau lebih dan sama atau lebih besar dari 25 m dihitung Hasil : Injeksi volume kecil memenuhi syarat uji jika jumlah rata- rata partikel yang dikandung tidak lebih dari 10.000 tiap wadah yang setara atau lebih besar dari 10 m diameter sferik efektif dan tidak lebih dari 1000 tiap wadah sama atau lebih besar dari 25 m dalam dimensi linier efektif.

3. Pemeriksaan pH (FI IV hal 1039-1040)


Alat : pH meter Tujuan Prinsip : mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan : pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi

Penafsiran hasil : pH sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan yaitu ...... (Sesuaikan!!)

4. Keseragaman Kandungan (untuk larutan/suspensi rekonstitusi)(FI IV hal. 999-1001)


Tujuan : Menjamin keseragaman kandungan zat aktif Prinsip : Menetapkan kadar 10 satuan sediaan satu per satu sesuai penetapan kadar Penafsiran hasil : Keseragaman dosis terpenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaanadalah 85115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif 6%. Jika 1 satuan berada di luar rentang tersebut dan tidak ada satuan berada dalam rentang 75,0-125,0% dari kadar yang tertera pada etiket atau SBR > 6% atau jika kedua kondisi tidak terpenuhi dilakukan uji 20 satuan tambahan Persyaratan: Terpenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 sampel terletak di luar rentang 85,0115% dari kadar tablet yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75,0-125,0% dari kadar tablet yang tertera pada etiket dan SBR 30 satuan tidak lebih dari 7,8%.

5. Evaluasi kejernihan (FI ed IV <881> hal 998)


Tujuan : memastikan larutan terbebas dari pengotor Prinsip : membandingkan kejernihan larutan uji dengan Suspensi Padanan, dilakukan di bawah cahaya yang terdifusi tegak lurus ke arah bawah tabung dengan latar belakang hitam Penafsiran Hasil : sesuatu cairan dikatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan bila diamati di bawah kondisi seperti tersebut di atas atau jika opalesensinya tidak lebih nyata dari suspensi padanan I. Persyaratan untuk derajat oplesensi dinyatakan dalan suspensi padanan I, II, dan III.

6. Uji Kebocoran (Goeswin Agoes, Larutan Parenteral, 191) Tujuan : memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan volume serta kestabilan sediaan.
Prinsip : untuk cairan bening tidak berwarna(a) wadah takaran tunggal yang masih panas setelah selesai disterilkan, dimasukkan ke dalam larutan metilen biru 0,1%. Jika ada wadah yang bocor maka larutan metilen biru akan masuk ke dalam karena perubahan tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut sehingga larutan dalam wadah akan berwarna biru. Untuk cairan yang berwarna (b) lakukan dengan posisi terbalik, wadah takaran tunggal ditempatkan diatas kertas saring atau kapas. Jika terjjadi kebocoran, maka kertasa saring atau kapas akan basah. Hasil : sediaan memenuhi syarat jika larutan dalam wadah tidak menjadi biru (prosedur a) dan kertas saringa atau kapas tidak basah (prosedur b)

Evaluasi Biologi

1. Uji Sterilitas (FI IV, 855-863) Tujuan : menetapkan apakah sediaan yang harus steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti tertera pada masing-masing monografi. Prinsip : Menguji sterilitas suatu bahan dengan melihat ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada inkubasi bahan uji menggunakan cara inokulasi langsung atau filtrasi dalam medium Tioglikonat cairdan Soybean Casein Digestprosedur uji dapat menggunakan teknik inokulasi langsung ke dalam media pada 30-35oC selama tidak kurang dari 7 hari. Hasil : Tahap Pertama: Memenuhi syarat uji jika pada interval waktu tertentu dan pada akhir periode inkubasi, diamati tidak terdapat kekeruhan atau pertumbuhan mikroba pada permukaan, kecuali teknik pengujian dinyatakan tidak absah. Jika ternyata uji tidak absah, maka dilakukan pengujian Tahap Kedua. Tahap Kedua: Memenuhi syarat uji jika tidak ditemukan pertumbuhan mikroba pada pengujian terhadap minimal 2 kali jumlah sampel uji tahap

2. Uji Endotoksin Bakteri(Jika dipersyaratkan oleh monografi) (FI IV, 905-907) Tujuan : memperkirakan kadar endotoksin bakteri yang mungkin ada dalam atau pada bahan uji. Prinsip : pengujian dilakukan menggunakan Limulus Amebocyte Lysate (LAL), meliputi inkubasi selama waktu yang telah ditetapkan dari endotoksin yang bereaksi dan larutan kontrol dengan pereaksi LAL dan pembacaan serapan cahaya pada panjang gelombang yang sesuai. Hasil : bahan memenuhi syarat uji jika kadar endotoksin tidak lebih dari yang ditetapkan pada masingmasing monografi.

1. Uji Pirogen (untuk volume sekali penyuntikan > 10 mL) (FI IV, 908-909)
Tujuan : untuk membatasi resiko reaksi demam pada tingkat yang dapat diterima oleh pasien pada pemberian sediaan injeksi. Prinsip : pengukuran kenaikan suhu kelinci setelah penyuntikan larutan uji secara IV dan ditujukan untuk sediaan yang dapat ditoleransi dengan uji kelinci dengan dosis penyuntikan tidak lebih dari 10 mL/kg bb dalam jangka waktu tidak lebih dari 10 menit. Hasil : setiap penurunan suhu dianggap nol. Sediaan memenuhi syarat bila tak seekor kelinci pun menunjukkan kenaikan suhu 0,5 atau lebih. Jika ada kelinci yang menunjukkan kenaikan suhu 0,5 atau lebih lanjutkan pengujian dengan menggunakan 5 ekor kelinci. Jika tidak lebih dari 3 ekor dari 8 ekor kelinci masing-masing menunjukkan kenaikan suhu 0,5 atau lebih dan jumlah kenaikan suhu maksimum 8 ekor kelinci tidak lebih dari 3,3 sediaan dinyatakan memenuhi syarat bebas pirogen.

4 . Kandungan zat antimikroba(khusus untuk formula yang menggunakan pengawet )(FI IV<441> hal 939-942) Khusus Pengawet : Metode I Kromatografi gas (Benzil alkohol, Klorbutanol, Fenol, Nipagin-Nipasol) Metode II Polarigrafi (Fenil Raksa (II) Nitrat, Timerosal)

Tujuan: Menentukan kadar pengawet terendah yang masih efektif dan ditujukan untuk zat-zat yang paling umum digunakan untuk menunjukkan bahwa zat yang tertera memang ada, tetapi tidak lebih dari 20% dari jumlah yang tertera di etiket. Prinsip: Penentuan kandungan zat antimikroba menggunakan kromatografi gas atau polarografi (sesuaikan dengan pengawet yang digunakan) Persyaratan : Produk harus mengandung sejumlah zat antimikroba seperti yang tertera pada etiket 20%. Penafsiran Hasil : kandungan zat antimikroba dinyatakan dalam satuan b/v atau v/v

5. Uji efektivitas pengawet antimikroba(khusus untuk formula yang menggunakan pengawet )(FI IV <61>, hal 854-855) Tujuan: Menunjukkan efektifitas pengawet antimikroba yang ditambahkan pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair seperti produk parenteral yang dicantumkan pada Prinsip: Pengurangan jumlah mikroba yang dimasukkan ke dalam sediaan yang mengandung pengawet dalam selang waktu tertentu dapat digunakan sebagai parameter efektifitas pengawet dalam sediaan. Inokulasi mikroba pada sediaan dengan cara menginkubasi tabung bakteri biologik ( Candida Albicans, Aspergillus Niger, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus ) yang berisi sampel dari inokula pada suhu 20-25C dalam media Soybean-Casein Digest Agar. Syarat/penafsiran hasil: Suatu pengawet dinyatakan efektif di dalam contoh yang diuji, jika:

a. Jumlah bakteri viabel pada hari ke-14 berkurang hingga tidak lebih dari 0,1% dari jumlah awal. b. Jumlah kapang & khamir viabel selama 14 hari pertama adalah tetap atau kurang dari jumlah awal. c. Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa dari 28 hari pengujian adalah tetap atau kurang dari bilangan yang disebut pada a dan b.
6. Penetapan Potensi Antibiotik (khusus jika zat aktif antibiotik) (FI IV, 891-899) Tujuan : untuk memastikan aktivitas antibiotik tidak berubah selama proses pembuatan laruta dan menunjukkan daya hambat antibiotik terhadap mikroba. Prinsip : Pengukuran hambatan pertumbuhan biakan mikroba oleh antibiotik dalam sediaan yang ditambahkan ke dalam media padat atau cair yang mengandung biakan mikroba berdasarkan metode lempeng atau metode turbidimetri. Penafsiran hasil :Potensi antibiotik ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus transformasi log dengan prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linieritas (FI IV,hal 898). Harga KHM yang makin rendah, makin kuat potensinya. Pada Umumnya antibiotik yang berpotensi tinggi mempunyai KHM yang rendah dan diameter hambat yang besar

III. Tinjauan Informasi Obat III.1 Deskripsi (nama dan struktur kimia, sifat fisikokimia) Struktur Molekul, Bobot Molekul, Rumus Molekul

Struktur kimia (martindel 36 th edition 223)

BM = 571.5 Nama kimia {6R-[6,7(Z)]}-1-[(7-{[(2-Amino-4-thiazolyl)-(methoxyimino),acetyl]amino}-2carboxy-8-oxo-5-thia-1-azabicyclo[4.2.0]oct-2-en-3-yl)methyl]-1-methylpyrrolidinium chloride monohydrochloride monohydrate; 7-{(2-Amino-1,3-thiazol-4-yl)-2-[(Z)ethoxyimino]acetamido}-3-(1-methylpyrrolidiniomethyl)-3-cephem-4-carboxylate hydrochloride. (martindel 36 th edition 223) Rumus molekul C19H25ClN6O5S2,HCl,H2O. ((martindel 36 th edition 223) Pemerian Putih, hidroskopik, serbuk Kristal, (martindel 36 th edition 223) Kelarutan Larut dalam air dan metil alcohol. Praktis tdk larut dalam diklorometan. (martindel 36 th edition 223) III.2 Golongan/Kelas Terapi Antibiotik/cephalosporin generasi 4 Nama Dagang (AC TACEF for Injection) Bikin sendiri Indikasi (A to Z drugs fact) Pengobatan pneumonia dan infeksi kulit dan struktur kulit dan saluran kemih akibat strain rentan mikroorganisme tertentu. Pengobatan empiris terapi untuk pasien demam neutropenia sebagai monoterapi. Pengobatan untuk rumit infeksi intraabdomen dalam kombinasi dengan metronidazole.

III.3

III.4

III.5

Dosis, Cara dan Lama Pemberian (A to Z drugs fact) Dosis 1. Ringan sampai sedang tanpa komplikasi atau Single Infeksi Saluran Kemih DEWASA: IV / IM 0,5 sampai 1 setiap 12 jam sekali selama 7 sampai 10 hari. 2. Berat tanpa komplikasi atau Single Infeksi Saluran Kemih DEWASA: 2 g IV setiap 12 jam sekali selama 10 hari. 3. Sedang sampai parah Pneumonia DEWASA: IV 1 sampai 2 g setiap 12 jam sekali selama 10 hari 4. Sedang sampai berat tanpa komplikasi Infeksi Kulit dan Struktur Kulit DEWASA: IV 2 setiap 12 jam sekali selama 10 hari ANAK <40 KG: 50 mg / kg / dosis setiap jam 12 (setiap jam 8 untuk pasien demam neutropenia) selama 7 sampai 10 hari. Jangan melebihi dosis dewasa yang dianjurkan. Farmakokinetika (Lexi comp) (absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi/eliminasi) Absorpsi: IM: cepat dan lengkap Distribusi: V d: Dewasa: 16-20 L; menembus ke dalam cairan peradangan pada konsentrasi ~ 80% dari tingkat serum dan mukosa bronkus ke pada tingkat ~ 60% dari mereka mencapai dalam plasma; melintasi penghalang darah-otak plasma: ~20% protein plasma: ~ 20% Metabolisme: Minimal hati Paruh eliminasi: 2 jam Waktu untuk puncak: IM: 1-2 jam; IV: 0,5 jam Ekskresi: Urin (85% sebagai obat tidak berubah) Stabilitas dan Penyimpanan (Lexi comp) Botol: Simpan pada 20 C sampai 25 C (68 F hingga 77 F). Melindungi dari cahaya.. Setelah rekonstitusi, stabil dalam larutan garam normal, D 5 W, dan berbagai solusi lainnya selama 24 jam pada suhu kamar dan 7 hari didinginkan. Dicampur solusi: Simpan beku pada -20 C (-4 F). Solusi dicairkan stabil selama 24 jam pada suhu kamar atau 7 hari dalam lemari pendingin, jangan membekukan ulang. Kontraindikasi (Lexi comp) Hipersensitivitas terhadap cefepime, lain sefalosporin, penisilin, beta-laktam lainnya antibiotik, atau komponen formulasi Interaksi Pengobatan harus dilakukan pada pasien yang menerima antikoagulan dan cefixime karena kemungkinan bahwa cefixime dapat meningkatkan waktu prothrombin. (Martindale, edisi 36, hal. 224) Aminoglikosida: Peningkatan risiko nefrotoksisitas dan ototoxicity. (A to Z drugs fact) BCG: Antibiotik dapat mengurangi efek terapi BCG Risiko X:. Hindari kombinasi

III.6

III.7

III.8

III.9

Probenesid:. Dapat meningkatkan konsentrasi serum Risiko Cephalosporin C: Memantau terapi (Lexi comp) III.10 Efek Samping (Lexi comp) (GI=gastrointestinal, GU=gastrourinari, HEMA=hematologi, HEPA=hepatotoksik)> 10%: Hematologi: Coombs positif 'tes tanpa hemolisis (16%) 1% to 10%: 1% sampai 10% : Sistem saraf pusat: Demam (1%), sakit kepala (1%) Dermatologi: Ruam (1% sampai 4%), pruritus (1%) Endokrin & metabolik: Hypophosphatemia (3%) Gastrointestinal: Diare ( 3%), mual ( 2%), muntah ( 1%) Hematologi: Eosinofil (2%) Hepatik: ALT meningkat (3%), peningkatan AST (2%), PTT yang abnormal (2%), PT yang abnormal (1%) Lokal: Peradangan, flebitis, dan nyeri (1%) <Laporan 1%, pascapemasaran, dan / atau kasus: agranulositosis, alkali fosfatase meningkat, syok anafilaktik, anafilaksis, bilirubin meningkat, BUN meningkat, kolitis, koma, kebingungan, kreatinin meningkat, ensefalopati, halusinasi, hematokrit menurun, hiperkalsemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia , hipokalsemia, leukopenia, mioklonus, neutropenia, moniliasis oral, kolitis pseudomembran, kejang, pingsan, trombositopenia, urtikaria, vaginitis Reaksi dilaporkan dengan sefalosporin lainnya: Anemia aplastik, eritema multiforme, anemia hemolitik, perdarahan, pansitopenia, disfungsi ginjal, sindrom StevensJohnson, superinfeksi, nekrolisis epidermal toksik, nefropati toksik III.11 Pengaruh (terhadap kehamilan, ibu menyusui, anak-anak, dan hasil laboratorium) (Lexi comp) Faktor Risiko Kehamilan kategori B Pertimbangan Kehamilan Efek teratogenik tidak diamati dalam studi hewan, karena itu, cefepime diklasifikasikan sebagai kehamilan kategori B. Hal ini tidak diketahui apakah cefepime melintasi plasenta manusia. Laktasi Memasuki ASI / menggunakan hati-hati ASI Pertimbangan Sejumlah kecil cefepime yang diekskresikan dalam ASI. Pabrikan merekomendasikan bahwa hati-hati dilakukan ketika pemberian cefepime untuk wanita menyusui. Nondose-terkait efek dapat mencakup modifikasi dari flora usus. (Lexi comp) III.12 Parameter Monitoring (Lexi comp) Mendapatkan spesimen untuk kultur dan kerentanan sebelum dosis pertama. Memantau tanda-tanda anafilaksis selama dosis pertama. III.13 Bentuk Sediaan (parenteral, serbuk steril untuk injeksi)

III.14 Peringatan (Lexi comp) Terkait dengan efek samping Kekhawatiran: USD Peningkatan: Mungkin berhubungan dengan USD meningkat, terutama pada pasien kekurangan gizi-, penyakit pengobatan jangka panjang, hati atau ginjal. Penisilin alergi: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat alergi penisilin, terutama dimediasi IgE reaksi (misalnya, anafilaksis, angioedema, urtikaria). Superinfeksi: menggunakan berkepanjangan dapat menyebabkan superinfeksi jamur atau bakteri, termasuk C difficile terkait diare (CDAD) dan kolitis pseudomembran; CDAD telah diamati> 2 bulan pengobatan postantibiotic. Penyakit yang berhubungan dengan masalah: Penyakit Gastrointestinal: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit pencernaan, terutama kolitis. kerusakan ginjal: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal (Cl cr 60 ml / menit); penyesuaian dosis yang dianjurkan. May increase risk of encephalopathy, myoclonus, and seizures. Dapat meningkatkan risiko ensefalopati, mioklonus, dan kejang. : Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat gangguan kejang; tingkat tinggi, terutama di hadapan gangguan ginjal, dapat meningkatkan risiko kejang. III.15 Informasi Pasien (Lexi comp) Obat ini diberikan dengan infus atau injeksi. Melaporkan segera setiap kemerahan, bengkak, terbakar, atau nyeri pada injeksi / situs infus; gatal-gatal atau gatal-gatal, nyeri dada, atau kesulitan menelan atau bernapas. Mempertahankan hidrasi yang adekuat, kecuali diinstruksikan untuk membatasi asupan cairan. Dapat menyebabkan diare, mual, atau muntah. Laporan ruam; bernapas atau menelan kesulitan; diare, gigih mual, muntah, atau nyeri perut, perubahan dalam pola kemih atau nyeri saat buang air kecil, infeksi oportunistik (misalnya, gatal vagina atau drainase, luka di mulut, darah dalam tinja atau urin, demam yang tidak biasa atau kedinginan); atau perubahan SSP (misalnya, iritabilitas, agitasi, kegelisahan, insomnia, halusinasi). III.16 Mekanisme Kerja (Lexi comp) Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih dari penisilin-mengikat protein (PBPs) yang pada gilirannya menghambat langkah transpeptidation akhir sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akhirnya melisiskan akibat aktivitas yang sedang berlangsung enzim dinding sel autolytic (autolisis dan hidrolisis murein) sedangkan perakitan dinding sel ditangkap. III.17 Monitoring Penggunaan Obat -----------------------------------------------------------------------------------------------III.18 Cara Pemberian - Rute IM, (DIH 20 thn edition h.309)

- Pencampuran Intravena (Handbook on Injectable drug h. 387) Pemberian IM (cefepime HCl) ditambahkan/direkontruksi dengan satu dari beberapa pelarut seperti air u injeksi steril, 0,9 % NaCl, 0,5 % injeksi dextrose, 0,5-1% lidokain HCl.Air untuk injeksi steril bakteriostatik. - Waktu pemberian (DIH 20 thn edition h.309) Setiap 8-12 jam untuk 1 hari

Anda mungkin juga menyukai