Anda di halaman 1dari 15

ANOREKSIA NERVOSA 1.

Pengertian Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal ynag minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah. Anoreksia Nervosa merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut. Banyak penelitian yang beranggapan bahwa masalah yang mendasari lebih bersifat psikologis daripada biologis, sebagian pakar mencurigai bahwa pengidap anoreksia nervosa mungkin kecanduan opiate endongen yaitu bahan mirip morpin yang diproduksi sendiri oleh tubuh yang diperkirakan dikeluarkan selama kelaparan jangka panjang . 2. Epidemologi Terjadinya anoreksia nervosa (AN) meningkat sejak 2 dekade terakhir. Diperkirakan ada satu setiap 100 wanita usia 16 18 tahun, menderita anoreksia nervosa. Distribusinya merupakan distribusi bimodal, puncak pertama pada 14,5 tahun dan puncak yang lain pada 18 tahun; 25 % lebih muda dari 13 tahun . Peningkatan telah dilaporkan disemua Negara barat, sedangkan Negara lain ada beberapa laporan yang sporadic. Perbandingan penderita wanita dengan pria adalha 10 : 1. Pada mulanya dilaporkan hanya ada pada kelompok sosioekonomi menengah keatas, namun sekarang AN juga ada pada golongan sosioekonomi

yang lebih rendah. AN telah didiagnosis pada berbagai etnik dan ras. Bulimia lebih umum terjadi daripada AN. Meningkatnya insidens gangguan makan yang berhubungan dengan AN dan bulimia berkaitan dengan latar belakang keluarga. 3. Etiologi / penyebab Etiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang jelas,dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan prilaku .Namun demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada

kemungkinan faktor-faktor organic pada etiologi. Faktor predisposisi

Biologis Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan

pertama wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi daripada populasi umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan kepada pusat pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang. Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun model biologis ini masih dalam tahap perkembangan. Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetic mungkin muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanan genetic ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan umum terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic mungkin secara langsung mencakup disfungsi hipotalamus.

Perkembangan Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini

bahwa penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap kehidupan ini. Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan indentitas yang unik adalah 2 tugas yang penting. Keterlibatan faktor kepribadian dinyatakan oleh fakta bahwa penderita anoreksia cenderung wanita tertentu, muda, berkulit putih dan dari keluarga yang bergerak ke atas yang menekankan pada pencapaian. Jenis latar belakang ini menyebabkan tuntutan dan harapan keluarga yang menimbulkan stres, dan dalam konteks ini, penolakan wanita untuk makan mungkin tanpaknya (tanpa disadari) sebagai cara menunjukan kendali. Kemungkinan lain yang lebih jarang disebutkan adalah penderita anoreksia mewakili kenakalan seksualitas. Selain tidak mengalami menstruasi, wanita mengalami underweight parah tidak memilki karakteristik seksual lain, seperti feminin yang sesunguhnya.

Lingkungan

Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan makan sering dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan lingkungan keluarga dengan konflik.

Psikologis

Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati hatian , perfectsionisme serta control infuse yang buruk. Aspek psikologis anoreksia

nervosa yang mendominansi adalah keinginan yang kuat untuk menguruskan berat badan dan takut gemuk, biasanya didahului oleh periode 1 atau 2 tahun gangguan mood dan perubahan perilaku. Penurunan berat badan biasanya dipicu oleh krisis yang khas pada remaja seperti awitan menstruasi atau kecelakaan interpersonal traumatic yang memicu perilaku diet yang serius dan berlanjut sampai tidak terkontrol. Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap penyimpanan lemak normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal , atau komentar orang lain bahwa remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat badan mungkin merupakan respon terhadap sindiran atau pergantian sekolah atau akan masuk kuliah. Remaja memasuki fase pertumbuhan pubertas ketika akumulasi lemak biologis yang normal, terutama rentan untuk muncul. Tuntutan dewasa ini untuk memiliki tubuh ramping merupakan faktor yang sangat penting. Standar kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan, kerampingan, payudara yang kecil seperti model model yang ditampilkan oleh semua bentuk media. Pada beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti perpisahan atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja mengalami kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan menjadi sebuah area yang dapat melatih kontrol individu.

Sosio kultural

Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang terjadi gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di Amerika Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian

terhadap tubuh seseorang menjadi indicator untuk evaluasi diri. Di Amerika serikat kelebihan berat badan dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan tubuh yang sempurna disamakan dengan cantik. Orang yang mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih dari 500 700 kalori dalam sehari dan mungkin mencerna sebanyak 200 kalori, namun mereka merasa yang dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka . Beberapa indivu yang mengalami anoreksia mungkin tidak makan selama seharian. Walaupun melakukan pembatasan, banyak penderita anoreksia mengalami preokupasi atau terobsesi oleh makanan dan sering masak untuk keluarga. Individu yang mengalami gangguan makan dapat melakukan berbagai perilaku pengurasan termasuk latihan olahraga yang berlebihan. Menggunakan diuretic yang diresepkan dan di jual bebas, pil diet, laksatif dan steroid. Banyak pasien yang mencari bantuan untuk menangani gangguan makan juga mengalami gangguan jiwa seperti depresi , gangguan obsesifkonflusif dan gangguan kepribadian. 4. Gambaran Klinis Ada 2 tipe anoreksia nervosa;

Tipe terbatas; individu dengan tipe ini mengindari makan berlebihan, mereka biasanya menyediakan makan sendiri

Tipe binge; individu ini dapat makan dimana saja, akan tetapi selesai makan ia akan segera memuntahkan makanannya di kamar mandi, menggunakan pencuci perut atau memperlancar buangan kotoran.

Gejala klinis/symptom :

1. Gejala yang predominan adalah ketakutan yang sangat akan kenaikan berat badan, sampai terjadi phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap makanan disertai dengan penyalahartian dari body image; banyak pasien merasa diri mereka sangat gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat kurus. 2. Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyai obsessive compulsive behavior, misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, pasien cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis gangguan kepribadian, seperti narcissisme, atau riwayat gangguan kepribadian. 3. Penderita anoreksia nervosa biasanya menunjukan perilaku yang aneh tentang makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan dalam kantong, saat makan mereka membuang makanan, memotong makanan menjadi potongan kecil-kecil. 4. Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya. 5. Muntah yang dipaksakan. 6. Biasanya aktifitas dan program olah raga yang berlebihan.

Tanda Anoreksia nervosa : 1. Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up. 2. Kulit kering dan kering, rambut halus, dan alopesia ringan.

3. Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung, ketika penderita muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari yang dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah. 4. Hypokalemi dan kelainan EKG 5. Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan anemia yang berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan. Kenyataanya semua sistem organ terganggu dalam anoreksia nervosa. Pasien seringkali terjadi bradikardi, hipertensi, dehidrasi, amenore, lekopenia, dan mungkin anemia. Pasien juga mengalami gangguan elektrolit, khususnya ekskresi. Osteopeni, osteoporosis, tambahan aritmia jantung (meliputi interval Q-T yang panjang), motilitas lambung yang lambat, meningkatnya tingkat aminotransferase hepar, insufisiensi renal, rambut rontok, dan adanya lanugo (rambut halus di muka, leher dan punggung) dihubungkan dengan anoreksia nervosa yang berat. Hilangnya jaringan lemak sebagai akibat dari pembatasan gizi dikaitkan dengan hypoleptinemia dan sekresi peptida abnormal terlibat dalam kontrol makanan (neuropeptide Y, melanocortins dan corticotropin-releasing factor, antara lainnya). Suatu penelaahan terhadap kelainan endokrin, gangguan di neurotransmitters, serta rinci analisis tanda-tanda kepadatan tulang dan mineral tulang pada pasien dengan anoreksia nervosa.

5. Diagnosis Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :

Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita. Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini, yaitu: a. Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelets body mass index adalah 17,5% atau kurang. b. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan yang mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini : Merangsang muntah oleh dirinya sendiri Menggunakan pencahar Olah raga berlebihan Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika. Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang rendah. Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamicpiyuitary-gonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme peripheral dari hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal. Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas tertunda atau dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali normal, tetapi menarche terlambat.

6. Pemeriksaa Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk penderita gangguan makan meliputi pemeriksaan tanda vital, mengukur tinggi dan berat badan penderita dan pemeriksaan status pubertas. Kelainan yang didapat pada pemeriksaan fisik berupa kehilangan berat badan yang nyata, bradikardi, hipotensi postural, hipotermi, penipisan email akibat tumpahan asam lambung, luka pada anus akibat penggunaan pencahar yang berlebihan, kulit dan bibir kering akibat dehidrasi. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain darah rutin, kadar elektrolit, kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid. Pemeriksaan elektrokardiografi dilakukan bila ada gangguan fungsi jantung atau mendapat pengobatan antidepresan. Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi.

7. Komplikasi Medis dan Gangguan Makan Berhubungan dengan penurunan berat badan : Kaheksia : hilangnya lemak, massa otot, penurunan metabolisme tiroid (sindrom T3 rendah), intoleransi dingin, dan sulit mempertahankan temperatur inti tubuh. Jantung : hilangnya otot jantung, jantung kecil, aritmia jantung, termasuk kontraksi premature atrium dan ventrikel, perpanjangan transmisi berkas HIS

(perpanjangan interval QT, bradikardia, takikardia ventricular, kematian mendadak. Pencernaan-gastrointestinal: perlambatan pengosongan lambung, kembunng, konstiopasi, nyeri abdomen. Reproduktif : Amenore, kadar leutenizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) yang rendah. Dermatologis: lanugo (rambut halus tumbuh di seluruh tubuh), edema. Hematologys : leucopenia. Neuropsikiatri : sensasi kecap yng abnormal ( mungkin karena defesiensi dari seng ), depresi apatetik, gangguan kognitif ringan. Rangka osteoporosis. Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan penyalahgunaan laksatif). Metabolisme : kelainan elektrolit, terutama alkalosis hipokalemik,

hipokloremik, dan hipomagnesimia. Pencernaan-gastrointestinal : peradangan dan pembesaran kelenjar liur dan pancreas, dengan peningkatan amylase serum, erosi esophagus dan lambung, usus disfungsional dengan dilatasi haustra. Gigi: erosi enamel gigi, terutama bagian depan, dengan dengan kerusakan gigi yang bersangkutan. Neuropsikiatrik : kejang (berhubungan dengan pergeseran cairan yang besar dan gangguan elektrolit), neuropati ringan, kelelahan, dan kelemahan, gangguan kognitif lainnya.

8. Diagnosa Banding Diagnosis banding anoreksia nervosa adalah dipersulit oleh penyangkalan pasien tentang gejalanya, kerahasiaan di sekitar ritual makan pasien yang aneh dan penolakan pasien untuk mencari pengobatan. dibawah ini adalah diagnosis banding untuk anoreksia nervosa. 1. Anoreksia nervosa harus dibedakan dengan dengan kekurusan pada umumnya, terlalu kurus, tetapi penurunan berat badannya kurang dari 15% berat badan normal. Pemikiran sekarang diperkirakan, bahwa anoreksia nervosa adalah gangguan yang khusus, dan tidak mencerminkan penurunan berat badan yang berlanjut. 2. Gangguan organic, seperti tumor otak yang melibatkan jaras hypothalamuspituitary, penyakit Addison, Diabetes Mellitus, dan gangguan gastrointestinal. 3. Gangguan psikologi, pada umumnya pasien depresi mengalami suatu penurunan nafsu makan, sedangkan pada anoreksia nervosa mengaku memiliki nafsu makan yang normal dan merasa lapar. Pada agitasi depresif, hiperaktifitas yang ditemukan pada anoreksia nervosa adalah direncanakan dan merupakan ritual. Preokupasi dengan makanan yang mengandung kalori, resep makanan dan persiapan pesta pencicipan makanan adalah tipikal pada pasien anoreksia nervosa dan tidak ditemukan pada penderita gangguan depresif. Dan pada pasien dengan gangguan depresif tidak memiliki ketakutan yang kuat akan kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti yang dimiliki oleh pasien anoreksia nervosa.

4. Sekitar 50% penderita anoreksia nervosa ditemui ktiteria untuk diagnosis tersangka bulimia, dinamakan bullimarexia atau bulimia nervosa sebagai variasi dari penyakit.

9. Terapi Pengobatan/Treatment Treatment untuk anoreksia nervosa dilakukan dengan 3 tahap;

1) Mengembalikan berat badan kembali normal. Dilakukan program diet ulang yang sehat untuk mengembalikan berat badan kembali normal, pada pasien tertentu kadang diperlukan perawatan di rumah sakit. Check kesehatan akan dilakukan untuk melihat pelbagai kemungkinan komplikasi yang muncul. 2) Terapi psikologi Terapi ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, menghilangkan cara pandang yang salah terhadap citra tubuh, meningkatkan penghargaan diri dan mengatasi konflik interpersonal. Terapi yang dilakukan biasanya dipilih CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dianggap paling efektif dalam mengembalikan kepercayaan diri, dan mencegah timbulnya pikiran dan perilaku gangguan makan kembali. Terapi dilakukan dapat berlangsung lama, oleh karenanya CBT juga kadang disertai dengan terapi keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien dalam menjalani penyembuhan 3) Penyembuhan total Beberapa upaya yang dilakukan agar pasien kembali stabil, menghilangkan kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan makan kembali

4) Mengurangi atau menghapuskan perilaku atau pemikiran yang awalnya mengarah ke makan tidak teratur. Untuk menyembuhkan anoreksia nervosa diperlukan kesabaran. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah konseling bersama dengan anggota keluarga, serta edukasi tentang nutrisi, psikoterapi, dan kesehatan. Si penderita sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Jika ada salah satu anggota keluarga anda yang menderita kelainan ini, jangan berhenti mendukungnya untuk sembuh.

5) Psikofarmakologi Beberapa kelas obat-obatan telah diteliti, tetapi sedikit yang menunjukkan keberhasilan secara klinis. Amitriptilin (Elavil) dan siproheptadin antihistamin dalam dosis tinggi ( sampai 28mg/ hari ). Dapat meningkatkan penambahan berat badan pasien rawat inap dengan anoreksia nervosa. 6) Psikoterapi Terapi keluarga dapat bermanfaat bagi keluarga dari klien yang berusia kurang dari 18 tahun. Keluarga yang menunjukkan enmeshment, terapi keluarga juga berguna untuk membantu anggota keluarga menjadi partisipan yang efektif dalam terapi klien.

10. Prognosis Anoreksia diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua gangguan jiwa, dengan mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan

gangguan akhirnya mati karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orangorang dengan anoreksia juga lebih tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam sebuah studi longitudinal wanita didiagnosis dengan DSM-IV baik anorexia nervosa (n = 136) atau bulimia nervosa (n = 110) masing-masing yang dinilai setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun berada di cukup risiko bunuh diri. Dokter diperingatkan risiko sebagai 15% subyek melaporkan setidaknya satu usaha bunuh diri. Telah dicatat bahwa secara signifikan lebih aneroxia (22,1%) dibandingkan bulimia (10,9%) subyek membuat usaha bunuh diri. Pada pasien dengan anoreksia nervosa setiap sistem organ utama yang terlibat, dan substansial risiko kematian. Daerah khusus perhatian yang disorot dalam artikel dan termasuk perubahan Dermatologic (beberapa di antaranya terbukti membutuhkan intervensi akut, misalnya, purpura), endokrin abnormalitas (termasuk kesalahan manajemen diabetes), masalah gastrointestinal (termasuk risiko dilatasi lambung) masalah jantung/paru (termasuk aritmia dan

pneumomediastinum), kelainan elektrolit yang berat, dan demineralisasi tulang. Dokter yang merawat pasien ini harus agresif dalam mengejar, dan ketika mereka ditemukan dalam mengobati, ini berpotensi membahayakan hidup.

DAFTAR PUSTAKA Chandrasoma,Parakrama.2005.Ringkasan Patologi Anatomi edisi 2. Jakarta: EGC Nelson.1999.Ilmu Kesehatan Anak edisi 1. Jakarta: EGC Videbeck, Sheila L. 2008.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:EGC. Wong,Dona,L.2008.Masalah remaja.Jakarta:EGC Kesehatan Anak usia sekolah dan

Sherwood, lauralee.2001.Fisiologi Manusia.Jakarta :EGC PPGDJ III www.medicastore.com Kaplan, Harold I. dkk. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri klinis Ed. Ketujuh. Jakarta : EGC pp. 178-87. Munoz M T., Argente J., 2002. Anorexia Nervosa in Female Adolescent: Endrocine and Bone Mineral Density Disturbance. European Journal of Endocrinology (2002) 147 275286. www.eje.org. Attia E., Walsh B T. 2005. Behavioral Managemant of Anorexia Nervosa. National England Medical Journal 360;5 (29 Januari 2009). www.nejm.org. Mittche J., Crow S. 2006. Medical Complicaion of Anorexa Nervosa and Bulimia Nervosa. Current Opinion in Psychiatry 2006. pp. 438-443.

Anda mungkin juga menyukai