Anda di halaman 1dari 19

TUGAS Compounding and Dispensing

Resep Antidiabetes
Disusun Oleh :
REVI NURISMAYUNI 2!"!2!!
TEGU# IMAN SA$UTRA 2!"!22!
MAYA TANOYO 2!"!2"!
SITI %INDA $ERMATASARI 2!"!2&'
(IDYA A$RI%ANI 2!"!2)'
$ROGRAM STUDI $RO*ESI A$OTE+ER
UNIVERSITAS $AN,ASI%A
-A+ARTA
2!.
/A/ I
$ENDA#U%UAN
Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit degeneratif , yang menduduki
peringkat keenam sebagai penyebab kematian pada kategori penyakit tidak menular.
Berdasarkan penelitian kualitatif dalam laporan yang berjudul Blueprint for
Change disebutkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus di Indoneisa menapai
!," juta orang.
#asil studi dari International Diabetes $ederation %ID$& pada tahun '()'
menyatakan bahwa penderita diabetes melitus di seluruh dunia menapai *!) juta
orang. . +dapun Indonesia masuk dalam urutan ketujuh negara dengan penderita
diabetes terbanyak. ,osisi pertama adalah Cina dengan -',* juta penderita, India
sebanyak "* juta jiwa, +merika .erikat '/,) juta jiwa, Brasil )*,/ juta jiwa, 0usia
)',! juta jiwa, Meksiko )(," juta jiwa, dan Indonesia dengan jumlah penderita
diabetes sebanyak !," juta orang.
+poteker, terutama bagi yang bekerja disektor kefarmasiankomunitas
memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Mendapingi, memberikan konseling dab bekerja sama erat dengan penderita dalam
penatalaksanaan diabetes sehari1hari khususnya dalm terapi bat merupakan salah satu
tugas profesi kefarmasian. 2alaupun Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik
yang tidak menyebabkan kematian seara langsung, tetapi dapat berakibat fatal bila
pengelolaannya tidak tepat. ,engelolaan Diabetes Mellitus %DM&memerlukan
penanganan seara multidisiplin yang menakup terapi nn obat dan terapi obat.
/A/ II
TIN-AUAN $USTA+A
A0 DE*INISI
Diabetes Melitus %DM& didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lipid dan protein sebagai akibat insufiensi fungsi insulin. Insufiensi fungsi insulin
dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel1sel beta
3angerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel1sel
tubuh terhadap insulin %2#4, )---&.
/0 +%ASI*I+ASI
!0 Insulin Dependent Diabetes Melitus 1IDDM2 atau DM tipe I
Defisiensi insulin karena kerusakan sel1sel 3angerhans yang berhubungan
dengan tipe #3+ %#uman 3euoyte +ntigen& spesifik, predisposisi pada
insulin fenomena autoimun %enderung ketosis dan terjadi pada semua usia
muda&.
5elainan ini terjadi karena kerusakan sistem imunitas %kekebalan tubuh&
yang kemudian merusak pulau 3angerhans di pankreas. 5elainan berdampak
pada penurunan fungsi insulin.
20 N3n Independent Dependent Diabetes Melitus 1NIDDM2 DM tipe 2
Diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi juga dapat terjadi pada
semua umur. 5ebanyakan penderita kelebihan berat badan, ada
keenderungan familiar, mungkin perlu insulin pada saat hiperglikemia
selama stress.
"0 Diabetes 4elitus tipe lain
DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu hiperglikemik
terjadi karena penyakit lain 6 penyakit pankreas, hormonal, endokrinopati,
kelainan reseptor insulin, sindrom genetik tertentu.
.0 I4pai5ed 6lu73sa t3le5an8e 16an66uan t3le5ansi 6lu73s3sa2
5adar glukosa antara normal dan diabetes.
90 Gestati3nal diabetes 4elitus
Merupakan intoleran glukosa yang terjadi selama kehamilan. Dalam
kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemanasan makanan bagi janin serta persiapan menyusui.
Menjelang aterm, kebutuhan insulin meningkat hingga menapai * kali lipat
dari kedaan normal. Bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi
insulin sehingga relatif hipoinsulin maka mengakibatkan hiperglikemia.
0esistensi insulin juga disebabkan oleh adanya hormon estrogen,
progesterone, prolaktin dan plasenta laktogen. #ormon tersebut
mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi akti7itas
insulin.
,0 $ATO*ISIO%OGI
,ada diabetes terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. 8ormalnya insulin
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. .ebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
metabolisme glukosa didalam sel.
0esistensi insulin pada diabetes melitus tipe ' disertai dengan penurunan reaksi
intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
pengambilan glukosa oleh jaringan. 9ntuk mengatasi resistensi insulin dan
menegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah
insulin yang disekresikan.
,ada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat
sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada
tingkat yang normal:sedikit meningkat. 8amun demikian, jka sel1sel beta tidak
mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan isulin, maka kadar glukosa
akan meningkat dan terjadi diabetes melitus tipe '. Meskipun demikian terjadi
gangguan sekresi insulin yang merupakan iri khas DM tipe ', namun masih
terdapat insulin dengan jumlah yang ukup untuk menegah pemeahan lemak
dan produksi badan keton yang menyertainya. 5arena itu, ketasidosis tidak
terjadi pada DM tipe '.
D0 MANI*ESTASI +%INI+
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada pasien DM yaitu 6
a. ,oliuria %peningkatan pengeluaran urin&
b. ,olidipsia %peningkatan rasa haus&
. ,olifagia %peningkatan rasa lapar&
d. 0asa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
diabetes lama, katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan sebagian
besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
e. 5esemutan
f. 5elemahan tubuh
g. 3uka:bisul yang tidak sembuh1sembuh
h. ;angguan penglihatan
E0 TERA$I
Didalam penatalaksanaan pengobatan Diabetes Melitus sudah tentu
diperlukan suatu pelayanan kesehatan yang terpadu.
Dalam hal ini apoteker sebagai salah satu profesi kesehatan sudah
seharusnya berperan dari aspek pelayanan kefarmasiannya dalam rangka
menerapkan Pharmaceutical Care sebagaimana mestinya.
,enatalaksanaan terapi diabetes mempunyai tujuan akhir untuk
menurunkan morbiditas dan mortalitas DM yang seara spesifik ditujukan untuk
menapai ' target utama yaitu 6
). Menjaga agar kadar glukosa plasma dalam kisaran normal
'. Menegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes
Te5api N3n *a54a73l36i7
+. ,engaturan diet
Diet yang baik merupkaan kuni keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang
dalam hal karbohidrat, protein dan lemak sesuai dengan keakupan gi<i baik
sebagai berikut 6
- 5arbohidrat 6 "(1!(=
- ,rotein 6 )(1)>=
- 3emak 6 '(1'>=
jumlah kalori yang disesuaikan dengan pertunbuhan, status gi<i, umur, stres
akut dan kegiatan fisik pada dasarnya ditujukan untuk menapai dan
mempertahankan berat badan ideal.
B. 4lahraga
Berolahraga seara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah
tetap normal. .aat ini ada dokter yang dapat dimintakan nasihatnya untuk
mengatur jenis dan porsi olahraga yang sesuai untuk penderita diabetes.
,rinsipnya, tidak perlu olahraga berat, olahraga ringan asal dilakukan seara
teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
Te5api *a54a73l36i7
+pabila penatalaksanaan terapi tanpa obat belum berhasil mengendalikan kadar
glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah berikutnya berupa
penatalaksanaan terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral,
terapi insulin atau kombinasi keduanya.
/A/ III
$EM/A#ASAN
A0 RESE$
ANA%ISA RESE$
/0 S+RINING RESE$
). ,ersyaratan +dministratif 6
)& 8ama Dokter 6 dr. Dante .aksono #. .p,D
'& .I, Dokter 6 8o. ).'.() *)!) ('*->!/'((":('.)'.'
*& +lamat Dokter 6 0umah .akit MMC ?akarta
/& @anggal penulisan 0: 6 1
>& @@D : paraf dokter 6 1
"& 8ama ,asien 6 @n. Mihael @risno 3ilistyo
RS MMC
Dokter : dr. Dante Saksono H. SpPD
Spesialis Penyakit Dalam
No. 1.2.01 3171 0239574200!02.12.2
"an##al : -
$! %maryl 4 m# No. &&&'
S1dd1 a( pa#i
$! )e*emir +l. '
S1dd40,i p( malam
$! -P. No. &&&'
S1dd1
$! )ipitor 10 m# No. &&&'
S1dd1
$! /rda0alk No. )&&
S2dd1
Pro : "N. 12-H%3)
/m,r : -
No. 1ed. $e( : 0 00
!& +lamat ,asien 6 1
A& 9mur ,asien 6 1
-& ?enis 5elamin 6 3aki 1 3aki
)(& Berat Badan ,asien 6 1
20 +esesuaian *a54aseti7
N30 +ete5an6an A4a5:l
. 46
%e;e4i5 ,$G %ipit35 U5da<la7
!0 Bentuk .ediaan @ablet 3arutan
Injeksi
%fleBpen&
@ablet @ablet 5apsul
20 Dosis .esuai D3 .esuai D3 .esuai D3 .esuai D3 .esuai D3
"0 $rekuensi )B .ehari )B.ehari )B.ehari 'B.ehari
.0 5ekuatan / mg
;limepiride
Insulin
Determine
)((9:ml B *
ml fleBpen
Clopidogrel
!> mg
+tor7astati
n )( mg
4rsodeoBy
holi +id
'>( mg
90 .tabilitas 1 1 1 1 1
&0 Inkompabilitas 1 1 1 1 1
)0 Cara dan lama
,enggunaan
4ral
*> hari
Injeksi
.esuai
kebutuhan
4ral
*> hari
4ral
*> hari
4ral
*> ari
"0 Aspe7 +linis
)& +lergi 6 @idak ada riwayat alergi karena tidak tertulis
'& Cfek samping 6 +da dispesialite 4bat
*& Interaksi 4bat 6 1
/& 5esesuaian Dosis 6 %pada tabel&
N3 Na4a Obat +esesuaian D3sis
! A4a5:l D3sis %a=i4 1/N* 9) #al "))2
Dosisi +wal ) mg:hari %disesuaikan dengan respon pd
@ahap pemberian inter7al ) mg pada minggu )1'&
Dosis Maksimum / mg:hari %5ejadian 3uar biasa
"mg:hari& D Diminum .eepatnya.
D3sis Resep
) hr E / mg
F?adi .esuai dengan Dosis 3a<im
2 %e;e4i5 D3sis %a=i4 1/N* 9) #al ")22
Dengan injeksi subkutan, DC2+.+ dan +8+5 lebih dari "
tahun, sesuai den6an 7ebutuhan
D3sisi Resep
) hr /( I9:ml
" ,$G D3sis %a=i4 1/N* 9) #al !""2
)B :hari E !> mg
D3sis Resep
)B: hr E !> mg
F?adi dosis resep sesuai dengan Dosisi 3a<im
. %ipit35 D3sis %a=i4 1/N* 9) #al !.!2
)B :hari E )( mg % Dosis Maksimal A( mg Dinter7al / minggu&
D3sis Resep
)B:hari )( mg
F?adi Dosis 0esep sesuai dengan dosisi 3a<im
9 U5da<al7 D3sis %a=i4 1/N* 9) #al &'2
A1)( mg:kg BB:hari. Biasanya )B E '>( mg. ) hari E '1*B:hari
D3sis Resep
)B E '>( mg 6 ) hari E ' B '>(mg E >((mg
F?adi dosis sesuai dengan dosis la<im
,0 S$ESIA%ITE O/AT
!0 A4a5:l . M6
+34p3sisi 6 ;limepiride / mg
Indi7asi 6 Diabetes melitus tipe II yang tidak dapat dikontrol dengan diet,
latihan fisik, dan pengurangan BB. Dapat digunakan dengan kombinasi
metformin atau insulin.
D3sis 6 ) 1 A mg perhari. Dosis per hari dapat ditingkatkan dengan inter7al ) 1
' minggu, bertahap ) mg 1 ' mg 1 *mg 1 / mg 1 " mg dan pada kasus
perkeualian A mg.
+3nt5a Indi7asi 6 Diabetes tipe ), diabetik ketoasidosis, prekoma diabetik,
kerusakan ginjal parah, disfungsi hati, hipersensiti7itas terhadap sulfonilurea
lain dan sulfonamid, kehamilan, laktasi.
E<e7 Sa4pin6 6 #ipoglikemia, gangguan penglihatan sementara, gangguan
;I, kerusakan hati. ?arang 6 trombopenia, leukopenia, anemia hemolitik,
gatal1gatal, ruam.
Inte5a7si Obat 6 5 erjanya diperkuat dengan pemberian insulin atau obat
antidiabetika oral lainnya, penghambat +CC, allopurinol, steroid anabolik dan
hormon seks pria, kloramfenikol, deri7at oumarin, ylophosphamid,
disopiramid, fenfluramin, feniramidol, fibrat, fluoBetin, guanetidin,
menghambat M+4, kuinolon, salisilat, sulfonamid, sulfinpira<on, tetrasiklin,
fenilbuta<on. Cfek kerjanya diperlemah dengan aeta<olamid, barbiturat,
kortikosteroid, dia<oBid, diuretika, epinefrin, simpatomimetika lain,
glukagon, laBati7, asam nikotinat, esterogen dan progesteron, fenotia<in,
fenitoin, rifampisin, hormon tiroid, obat1obat penyekat beta menurunkan efek
glukosa.
$e5hatian 6 Monitoring kadar gula dalam darah dan urin. ;ejala
hipoglikemia ringan atau tidak adanya gejala hipoglikemia pada pasien
dengan neuropatia otonomik atau pasien1pasien yang mendapat obat1obat
penyekat beta, lonidin, reserpin, guanetidin atau simpatolitika lainnya.
20 %e;e4i5 !U>4l ? " 4l <le?pen
+34p3sisi 6 Insulin Determin
Indi7asi 6 Diabetes Mellitus
D3sis 6 (,'1) u:kgBB:hari, diberikan seara .5 )1' B:hari. Diberikan sebelum
atau sesudah makan. 9ntuk pasien yang diterapi denga rejimen ) B:hari,
berikan bersama dengan makan malam atau menjelang tidur. 9ntuk pasien
yang memerlukan pemberian dosis ' B:hari, dosis malam dapat diberikan
bersama makan malam atau menjelang tidur atau )' jam sesudah pemberian
dosis pagi. Indi7idualis berdasarkan respons klinisnya, dosisnya juga harus di
adjust berdasarkan pengukuran kadar glukosa darah. Dosis awal 3e7emir
yang direkomendasikan untuk pasien dengan DM tipe I adalah satu sampai
tiga kali dari total insulin harian yang diharuskan. Dosis awal yang
direkomendasikan untuk pasien dengan DM tipe II yang tidak terkontrol
dengan obat antidiabetes oral adalah )( 9nit %atau (,)1(,' 9nit:kg& satu kali
sehari di sore hari atau dibagi menjadi dua kali sehari.
+3nt5a Indi7asi 6 4bat antidiabetik oral, M+4I, penyekat G non selektif,
+CC inhibitor, salisilat, alkohol, tia<id, glukokortoid, hormon tiroid,
simpatomimetik G, hormon pertumbuhan, dana<ol, oktreotid:lanreotid dapat
meningkatkan atau menurunkan efeknya.
E<e7 Sa4pin6 6 #ipoglikemia, reaksi pada tempat injeksi
"0 ,$G
+34p3sisi 6 5lopidogrel !> M;
Indi7asi 6 Menurunkan kejadian atero sklerotik %infark miokardia, stroke, dan
kematian 7askuler& pada pasien dengan riwayat aterosklerosis yang ditandai
dengan serangan stroke yang baru terjadi, infark miokardia yang baru terjadi
atau penyakit arteri perifer yang menetap.
D3sis 6
!> mg )B:hari dengan atau tanpa makanan. @idak diperlukan penyesuaian
dosis pada pasien lanjut usia atau dengan kelainan fungsi ginjal.
9ntuk angina tak stabil *((mg lalu dilanjutkan dengan dosis !> mg
)B:hari.
+3nt5a Indi7asi 6 #ipersensiti7itas, perdarahan aktif seperti ulkus peptikum
atau perdarahan intrakranial, menyusui %)&.
E<e7 Sa4pin6 6 Dyspepsia, nyeri perut, diareH perdarahan %termasuk
perdarahan saluran erna dan intrakranial& menurunkan jumlah trombositH
lebih jarang mual muntah gastritis, perut kembung, konstipasi, tukak lambung
dan usus besar, sakit kepala, pusing.
Inte5a7si Obat 6
+nalgesik6 meningkatkan resiko pendarahan jika klopidogrel diberikan
bersama +I8. atau asetosal.
+ntikoagulan6 disarankan untuk menghindari penggunaan klopidogrel dan
warfarin seara bersamaanH efek antiplatelet klopidogrel meningkatkan
efek antikoagulan kumarin dan fenindoinH meningkatkan resiko
pendarahan jika klopidogrel diberikan bersama heparin.
Dipiridamol6 meningkatkan resiko pendarahan. Iloprost6 meningkatkan
resiko pendarahan %)&.
.0 %I$ITOR ! MG
+34p3sisi 6 +tor7astatin
Indi7asi 6 .ebagai terapi tambahan pada diet untuk mengurangi peningkatan
kolesterol total, 13D3, apolipoprotein B dan trigliserida pada pasien dengan
hiperkolestrolemia primer, kombinasi hiperlipidemia, hiperkolesterolemia
hetero<igous dan homo<igous famial ketika respon terhadap diet dan
pengukuran non farmakologi lainnya tidak menukupi.
D3sis 6 #iperkolesterolemia primer dan ampuran )( mg sekali sehari, bila
perlu dapat ditingkatkan dengan inter7al / minggu hingga maksimal A( mg
sekali sehari. +nak )(1)! tahun, dosis awal )( mg sekali sehari.
#iperkolesterolemia turunan, dosis awalnya )( mg sehari, tingkatkan dengan
inter7al / minggu sampai /( mg sekali sehari, bila perlu tingkatkan lebih
lanjut sampai maksimal A( mg sekali sehari. +nak )(1)! tahun hingga '( mg
sekali sehari.
+3nt5a Indi7asi 6 ,asien dengan penyakit hati yang aktif dan pada
kehamilan %karena itu diperlukan kontrasepsi yang memadai selama
pengobatan dan selama ) bulan setelahnya& dan menyusui.
E<e7 Sa4pin6 6 Insomnia, angio udema, anoreksia, asthenia, neuropati
perifer, alopesia, pruritus, ruam, impoten, sakit dada, hipoglikemik, dan
hiperglikemik.
Inte5a7si Obat 6 +ntasid, antipirin, kolestipol, digoksin,
eritromisin:klaritromisin, kontrasepsi oral, inhibitor protease.
$e5in6atan6 #indari penggunaan pada penyakit hati yang aktif.
#ipotirodisme harus diatasi seara memadai sebelum memulai pengobatan
dengan statin. $ungsi hati harus terus diukur sebelum dan selang )1* bulan
sejak dimulainya pengobatan dan setelah pengobatan dengan selang " bulan
sampai ) tahun keuali jika diindikasikan segera karena adanya gejala
hepatotoksisitas. 4bat harus dihentikan bila kadar transaminase serum
meningkat hingga dan bertahan pada * kali batas nilai normal. .tatin harus
digunakan hati1hati pada pasien dengan faktor resiko miopati atau
rabdomiolisis. ,asien harus dinasehati untuk melaporkan nyeri otot yang
tidak dapat diketahui penyebabnya.
90 URDA*A%+
+34p3sisi 6 9rsodeoByholi aid '>( mg
Indi7asi 6 Batu empedu kolesterol radiolusen yang diameternya tidak lebih
dari '( mm. #epatitis kolestatis, hepatitis aktif kronik %sirosis bilier
primer:,BC, kolangitis sklerosing primer&.
D3sis 6 A1)( mg:5gBB:hari terbagi dalam ' atau * dosis. Diberikan
bersamaan dengan makanan atau susu
+3nt5a Indi7asi 6 Batu kolesterol yang mengalami kalsifikasi, batu radio1
opak atau batu radiolusen, pigmen empedu.
5olesistitis akut yang tidak mengalami remisi, kolangitis, obstruksi bilier,
pankreatitis atau fistula ;I1biliaris. +lergi asam empedu.
E<e7 Sa4pin6 6 Diare, ruam kulit, pruritus, urtikaria, kulit kering, keringat
dingin, rambut rontok, mual, muntah, gangguan penernaan makanan, sakit
perut, perut kembung, pusing, letih, nyeri kandung empedu, konstipasi,
stomatitis, ansietas%emas&, gangguan tidur, nyeri punggung, depresi, batuk,
rinitis, artralgia, mialgia, rasa metal, kolesistitis.
Inte5a7si Obat 6 5olesteramin atau +l%4#&* menghambat penyerapan.
$e5hatian 6 #amil dan 3aktasi
D0 $e5hitun6an #a56a
,,8 E )(=
Mark up E '>=
Biaya pelayanan 0: non raik E 0p. )(((,1
?umlah 4bat 0: 6
+maryl / mg E *> @ablet
3e7emir E > Iial
C,; E *> @ablet
3ipitor )( mg E *> @ablet
9rdafalk E !( 5apsul
#-A 1Tiap Obat2
+maryl / mg
) BoB E * B )( @ablet E 0p. '*/,!>"1
#8+ %) tab& E 0p. !.A'>,'
#?+ %) tab& E 0p. !.A'>,' B ),) B ),'>
E 0p. )(.!"(
3e7emir
) $leBpen E )(( iu:ml B * ml B >Js E 0p A)A."((,1
#8+ %) $leBpen& E 0p. A)A."((,1
#?+ %) $leBpen& E 0p. A)A."((,1 B ),) B ),'>
E 0p. ).)'>.>!>,1
C,;
) BoB E * B )( tablet !>mg E 0p. *!>.(((,1&
#8+ % ) tab& E 0p )'.>((,1
#?+ % ) tab& E 0p )'.>((,1 B ),) B ),'>
E 0p )!.'((,1
3ipitor
) BoB E * B )o tablet E 0p. /*!.>*>,1
#8+ %) tab& E 0p )/.>A>,1
#?+ %) tab& E 0p )/.>A> B ).) B ).'>
E 0p '(.(>>
9rdafalk
) BoB E > B " tab E 0p. ')/.>((,1
#8+ %) tab& E 0p !.)>(,1
#?+ %) tab& E 0p !.)>(,1 B ).) B ).'>
E 0p -.A*'
#a56a Resep N3n Ra8i7
+maryl / mg E % 0p )(.!"(,1 B *> tablet & K 0p. )(((,1 E 0p. *!!."((,1
3e7emir E % 0p ).)'>.>!> & K 0p. )(((,1 E 0p. ).)'".>!>,1
C,; E % 0p )!.'((,1 B *> tablet & K 0p )(((,1 E 0p. "(*.(((,1
3ipitor )( mg E % 0p '(.(>>,1 B *> tablet & K 0p. )(((,1 E 0p. !('.-'>,1
9rdafalk E % 0p -.A*',1 B !( tablet & K 0p. )(((,1 E 0p. "A-.'/(,1
o @otal #arga 0esep 8on 0aik E 0p. *./--.*/(,1
o ?adi #arga 0esep yang harus dibayar adalah 0p. *./--./((,1
/A/ IV
+ESIM$U%AN
Diabetes Melitus 1DM2 adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat insufiensi fungsi insulin.
@erapi DM meliputi 6
@erapi 8on1$armakologi %diet dan olahraga&
@erapi $armakologi %4bat hipoglikemik oral, terapi insulin atau
kombinasi keduanya&
DA*TAR $USTA+A
MIM. Iol ). '((A. ,enerbit ,@ Medidata ?akarta. Indonesia
British 8ational $ormulary Cdisi >!.'((-
Direktorat Bina $armasi 5omunitas dan klinik. ,harmaeutial Care 9ntuk ,enyakit
Diabetes Militus. Departemen 5esehatan 0I, '((>

Anda mungkin juga menyukai