Anda di halaman 1dari 3

Manipulasi GIC

Untuk menapat restorasi yang tahan lama, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi.
Termasuk diantaranya adalah preparasi permukaan kavitas yang benar untuk mendapatkan
ikatan yang baik, pengadukan yang benar untuk mendapatkan adukan yang bisa dimanipulasi,
dan penyelesaian serta perlindungan permukaan selama pengerasan semen.
A. Preparasi Permukaan
Permukaan yang bersih adalah syarat yang penting untuk menghasilkan
adhesi. Salah satu metode untuk pembersihan permukaan yang cukup berhasil adalah
mengoleskan larutan asam poliakrilat 10% ke permukaan selama 10-15 detik, diikuti
dengan pembilasan air selama 30 detik.
Hasil dari pengolesan 10 detik dengan larutan 10% membuat permukaan
dentine terbuka. Walaupun lapisan olesan telah dihilangkan tetapi batang-batang
kolagen masih tetap tersumbat. Prosedur penghilangan lapisan ini disebut
conditioning.
Setelah conditioning dan pembilasan preparasi, permukaan harus dikeringkan
tetapi tidak boleh terlalu kering. Permukaan harus tetap bersih karena kontaminasi
lebih lanjut oleh saliva atau darah akan mengganggu ikatan dari semen.

B. Persiapan Bahan
Rasio P:L yang dianjurkan pabrik haruslah ditaati. Penurunan rasio akan
berakibat buruk pada sifat semen yang sudah mengeras dan kerentannya terhadap
degradasi di dalam rongga mulut.
Untuk Produk yang diaduk secara manual, penggunaan alas kertas harus sudah
memadai. Kaca pengaduk yang dingin dan kering dapat digunakan untuk
memperlambat reaksi dan menambah waktu kerja. Tetapi alas kaca sebaiknya tidak
digunakan jika temperaturnya di bawah titik embun, yaitu temperatur yang
meningkatkan kondensasi cairan pada alas kaca, yang dapat mengubah keseimbangan
asam-air yang diperlukan untuk terjadinya reaksi yang benar.
Bubuk dan cairan tidak boleh dikeluarkan ke permukaan alas aduk sampai
prosedur pengadukan siap untuk dilakukan. Kontak yang terlalu lama dengan suhu
ruangan akan mengubah rasio yang tepat dari asam-air dalam cairan. Bubuk harus
diaduk dengan cepat ke cairan dengan menggunakan spatula kaku. Waktu pengadukan
tidak boleh lebih dari 45-60 detik.
Adonan diharapkan mempunyai permunyai permukaan yang mengkilap.
Permukaan yang berkilap menunjukkan adanya poliasam yang belum berpartisipasi di
dalam reaksi pengerasan. Sisa asam ini menjamin ikatan adhesi ke gigi. Jika proses
pengadukan terlalu lama, terbentuk permukaan yang kusam dan adhesi tidak akan
diperoleh.
Semen ionomer kaca tipe II juga diproduksi dalam kapsul yang mengandung
bubuk dan cairan dalam perbandingan yang sudah ditentukan oleh pabriknya.
Pengadukannya dilakukan di dalam amalgamator setelah pembatas yang memisahkan
bubuk dan cairan dipatahkan. Perhatikan bahwa kapsul ini memiliki ujung tuang,
sehingga adukan dapat disuntikkan langsung ke dalam kavitas tanpa tertunda.
Kecepatan pengadukan dari amalgamator perlu diperhatikan maka dari itu ikuti
petunjuk dari pabriknya.
Kelebihan utama dari kapsul adalah mudah digunakan, rasio P:L dapat
dikontrol secara konsisten, dan tidak terjadi variasi seperti bila dilakukan pengadukan
manual. Namun, sistem pengadukan dengan tangan memberkan kendali yang lebih
besar terhadap jumlah semen yang diperlukan untuk situasi tertentu dan menjamin
adanya kesempatan untuk pemilihan warna yang lebih baik dengan cara
menyesuaikan warna bubuk untuk mencapai hasil estetika yang diinginkan.

C. Penempatan Bahan
Adukan semen segera ditempatkan dengan alat plastik atau disuntikkan ke
dalam kavitas gigi. Setiap penundaan akan menghasilkan permukaan yang kusam,
yang berarti bahwa reaksi pengerasan telah berkembang sedemikian sehingga gugus
karboksil bebas tidak cukup untuk membentuk adhesi dengan struktur gigi.
Segera setelah penempatan, dipasang sebuah matriks yang sudah dibentuk
terlebih dahulu. Ada 2 sebab dari penggunaan matriks. Pertama, matriks memberikan
kontur yang maksimal, sehingga kebutuhan akan penyelesaian akhir menjadi
berkurang. Selain itu, matriks menjamin keutuhan permukaan. Kedua, matriks
melindungi semen yang sedang mengeras dari hilangnya atau bertambahnya air
selama pengerasan awal. Matriks dibiarkan selama sedikitnya 5 menit, meskipun
masa waktu ini berbeda tiap produk dan tergantung pada kecepatan pengerasannya.
Pada saat pelepasan matriks, permukaan harus segera dilindungi sementara
kelebihan bahan dirapikan ddari pinggirannya. Untuk beberapa produk, dapat
digunakan vernis khusus yang disediakan pabriknya. Jika digunakan vernis, harus
dikeringkan pada temperatur kamar, bukan dengan semprotan udara. Semprotan udara
dapat menggeser vernis dan membuat permukaan yang terbuka dari semen mengering
sehingga menimbulkan retakan. Pilihan yang lebih baik adalah menggunakan bahan
bonding resin berkomponen tunggal, dikeraskan dengan sinar dan tanpa bahan
pengisi, yang akan membentuk lapisan yang lebih tidak bisa ditembus. Pemakaian
instrumen manual lebih disukai daripada instrumen putar untuk merapikan tepi
tambalan guna mencegah terbentuknya cekungan yang dalam karena semen masih
agak lunak.

D. Penyelesaian Pemukaan dari Semen yang Telah Mengeras
Jika diperlukan, prosedur penyelesaian lanjutan harus ditunda selama paling
sedikit 24 jam. Untuk beberapa semen dengan pengerasan yang lebih cepat,
dianjurkan waktu penyelesaian sesudah 10 menit. Bagaimanapun juga, semakin lama
ditunggu, semen akan semakin matang sehingga resiko rusaknya permukaan atau
kecenderungan restorasi menjadi kusam akan berkurang.

E. Prosedur Pasca-restorasi
Sebelum pasien dipulangkan, tambalan harus dilapisi lagi dengan bahan
pelindung karena tepi semen yang terbuka akibat baru dirapikan masih peka terhadap
lingkungan, sampai semen mencapai kematangan penuh. Jika proses perlindungan
untuk semen yang sedang mengeras ini tidak diikuti, pada akhirnya akan terjadi
permukaan yang mengapur atau kasar. Permukaan seperti ini biasanya berhubungan
dengan kurangnya perlindungan dari matriks, vernis, bahan bonding resin atau
pengerjaan yang tidak benar (misalnya rasio P:L yang rendah)
Restorasi ionomer kaca juga dapat rentan terhadap dehidrasi. Karena itu, lebih
baik bila restorasi ionomer kaca dilindungi dengan lapisan vernis atau resin sewaktu
dilakukan prosedur gigi lainnya.

F. Ringkasan
Pada intinya ada 3 parameter yang harus dikendalikan untuk keberhasilan
penggunaan GIC sebagai bahan restorasi: (1) conditioning permukaan gigi, (2)
manipulasi yang benar, (3) perlindungan terhadap semen selama pengerasan dan pada
situasi-situasi dimana mungkin terjadi pengeringan yang berlebihan. Jika parameter
ini dikendalikan dengan benar, maka hasil tambalan akan benar juga.

Anda mungkin juga menyukai