DISUSUN OLEH:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KELAS
KELOMPOK
JURUSAN
INSTRUKTUR
:
:
:
:
(061330401053)
(061330401056)
(061330401059)
(061330401062)
(061330401068)
(061330401071)
(061330401074)
3 KF
II (DUA)
TEKNIK KIMIA
Ir. M. Taufik, M.Si
SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS - 1
1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menggunakan alat sektrometer sinar tampak (VIS) dan ultraviolet
b. Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri.
3. TEORI SINGKAT
Cahaya yang dapat dilihat oleh manusia cahaya terlihat/tampak.
Biasanya cahaya yang terlihat merupakan campuran dari cahaya yang
mempunyai berbagai panjang gelombang, mulai dari 400 nm hingga
700 nm, seperti pelangi dilangit.
Hubungan
antara
warna
sinar
tampak
dengan
panjang
Warna
(nm)
Warna
komplementer
400 435
Ungu
Hijau kekuningan
435 480
Biru
Kuning
480 490
Biru kehijauan
Jingga
490 500
Hijau kebiruan
Merah
500 560
Hijau
Ungu kemerahan
560 580
Hijau kekuningan
Ungu
595 610
Jingga
Biru kehijauan
610 680
Merah
Hijau kebiruan
680 700
Ungu kemerahan
hijau
....
(2)
Dengan,
a= =Koefesienterapan(serapanmolar)
A= log I0/I= absorben
K= ketetapan perbandingan
I0/I= Transmitansi(T)
Persamaan dua dikenal sebagai hukum lambert-Beer, yamg digunakan
sebagai dasar analisa kuantitatif dalam spektrofotometri sinar tampak.
Dari
persamaan
tersebut
diatas
menunjukan
bahwa
absorbansi
Dengan,
Ab = absorbansi larutan baku
A0 = adsorbansi larutan blanko
As = adsorbansi larutan cuplikan
Cb = konsentrasi larutan baku
Cs = konsentrasi larutan cuplikan
2. Metode
kurva
kalibrasi,
yaitu
dengan
membuat
kurva
antara
Cs (Konsentrasi cuplikan)
matrik
yang
mengganggu
pengukuran
absorbsi
atau
Dengan,
Cs= konsentrasi unsur dalam cuplikan
Ao= absorbansi larutan cuplikan tanpa penambahan larutan standar
Aadd= absorbansi larutan cuplikan dengan penambahan larutan
standar
X= konsentrasi unsur standar yang ditambahkan
TEORI TAMBAHAN
1. Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan
spektrofotometer.
Spektriofotometer
adalah
alat
yang
terdiri
dari
2. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik
yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang
cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis
lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektroskopi UV/VIS merupakan metode penting yang mapan, andal
dan akurat. Dengan menggunakan spektroskopi UV/VIS, substansi tak
dikenal dapat diidentifikasi dan konsentrasi substansi yang dikenal dapat
ditentukan. Pelarut untuk spektroskopi UV harus memiliki sifat pelarut yang
baik dan memancarkan sinar UV dalam rentang UV yang luas.
Spektrofotometer Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur
transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan
alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan
sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi cahaya
secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun
dari sumber spektrum sinar tampak yang sinambung dan monokromatis. Sel
3. Absorbsi
Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu
promosi electron-electron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah
ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap
kemudian terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia.
Absorbsi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi
elektronik sebuah molekul, artinya energi yang disumbangkan oleh fotonfoton memungkinkan electron-electron itu mengatasi kekangan inti dan
pindah ke luar ke orbital baru yag lebih tinggi energinya. Semua molekul
dapat
menyerap
radiasi
dalam
daerah
UV-tampak
karena
mereka
satuan c dalam
molar
(M)
maka
absorptivitas
disebut
dengan
-1
cm-1 atau
5. Keuntungan Spektrofotometer
Keuntungan
dari
spektrofotometer
adalah
yang
pertama
dan
kinerjanya
cepat
dengan
instrumen
modern,
daerah
Interval
Interval
Red
625 to 740 nm
Orange
590 to 625 nm
Yellow
565 to 590 nm
Green
520 to 565 nm
Cyan
500 to 520 nm
Blue
430 to 500 nm
Violet
380 to 430 nm
Panjang gelombang
Warna
Warna
(nm)
Komplementer
400 435
Lembayung (violet)
Kuning-hijau
435 480
Biru
Kuning
480 490
Hijau-biru
Jingga
490 500
Biru-hijau
Merah
500 560
Hijau
Ungu (purple)
560 580
Kuning-hijau
Lembayung (violet)
580 595
Kuning
Biru
595 610
Jingga
Hijau-biru
610 750
Merah
Biru-hijau
lah
kemudian
kita
bisa
memilih
panjang
gelombang
yang
perbandingan
yang
ditetapkan
secara
elektronik
dan
4. LANGKAH KERJA
a. Pembuatan larutan standar (larutan kalibrasi)
1. Melarutkan 3,927 gram CuSO 4. 5H2O dalam labu takar 500 ml,
menambahkan 5 ml H 2SO4 pekat
larutan
diatas
sejumlah
masing-masing
dan
untuk
berganti subjek).
e. Menganalisa sampel
1. Menekan F4 (sampel)
2. Memasukkan kuvet1 (larutan blanko), tekan F8 (blank)
3. Mengganti kuvet2 (larutan sampel1) ,tekan F7 (sampel).
4. Mengulangi langkah ke 2 dan ke 3 untuk keseluruhan sampel
5. Menekan F6 (done)
6. Menekan F3 (file/print) untuk mencetak data.
5. DATA PENGAMATAN
Panjang gelombang
Absorbansi
450
0,0046
460
0,0072
470
0,0112
480
0,0168
490
0,0240
500
0,0330
510
0,0435
520
0,0552
530
0,0673
10
540
0,0793
11
550
0,0905
12
560
0,1001
13
570
0,1079
14
580
0,1137
15
590
0,1172
16
600
0,1188
17
610
0,1186
18
620
0,1163
19
630
0,1136
20
640
0,1094
21
650
0,1046
b. Standarisasi
No.
Volume (mL)
Panjang
Gelombang
Absorbansi
Konsentrasi
(nm)
1
600
0,0085
600
0,0269
40
600
0,0518
80
600
0,0801
120
600
0,1052
160
10
600
0,1244
200
12
600
0,3596
240
c. Pengukuran Sampel
Panjang
No.
Sampel
Gelombang
Absorbansi
Konsentrasi
600
0,0874
118,4
(nm)
1
Air Selokan
Graha Polsri
Air kran
600
0,0979
128,9
600
0,1599
190,9
Aquadest
600
0,0673
98,3
Air Selokan
600
0,1475
178,5
Masjid Polsri
Absorbansi
y = 0.001x - 0.031
R = 0.720
Series 1
Linear (Series 1)
10
Konsentrasi Cu (ppm)
15
0,0085
40
0,0269
1600
1,076
80
0,0518
6400
4,144
120
0,0801
14400
9,612
160
0,1052
25600
16,832
200
0,1244
40000
24,88
240
0,3596
57600
86,304
X = 840
Y = 0,7565
X = 145600
Y = 142,846
)
(
( )( )
)( )
)
(
)
)(
(
)
)
( )( ) ( )(
( ) ( )
)(
)
)(
(
Y = mx + c
Y = 0,001 x 0,031
) (
) (
250
y = 0,001x + 0,0301
R = 1
200
150
Konsentrasi
100
Linear (Konsentrasi)
50
0
0
0.05
0.1
0.15
Konsentrasi (ppm)
0.2
XY
118,4
0,0874
14018,56
10,34816
128,9
0,0979
16615,21
12,61931
190,9
0,1599
36442,81
30,52491
98,3
0,0673
9962,89
6,61559
178,5
0,1475
31862,25
26,32875
X = 715
Y = 0,56
X = 108601,7
XY = 86,43672
( ) ( )( )
( ) ( )
(
)
(
(
)
)(
(
)
)
( )( ) ( )(
( ) ( )
(
)(
)
(
Y = mx + c
Y = 0,001 x 0,0301
(
)
)(
(
)
)
5. PERHITUNGAN
1. Menghitung konsentrasi larutan induk CuSO 4.5H2O
1 mL aquadest = 2 Mg Cu 2+
(
2. Membuat larutan standar dan menghitung konsentrasi masingmasing larutan pada (0,2,4,6,8,10,12)Ml
a. Pada O mL
M Cu2+ = 0
b. Pada 2 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
2000 . 2 = M2 . 100
M2 = 40 ppm
c. Pada 4 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
2000 . 4 = M2 . 100
M2 = 80 ppm
d. Pada 6 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
2000 . 6 = M2 . 100
M2 = 120 ppm
e. Pada 8 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
2000 . 8 = M2 . 100
M2 = 160 ppm
f. Pada 10 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
= 200 ppm
g. Pada 12 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
2000 . 12 = M 2 . 100
M2
= 240 ppm
Konsentrasi Sampel
a. Air Selokan Graha Polsri
Y
= 0,001 x 0,031
= 118,4 ppm
b. Air Kran
Y
= 0,001 x 0,031
= 128,9 ppm
= 0,001 x 0,031
= 190,9 ppm
d. Aquadest
Y
= 0,001 x 0,031
= 98,3 ppm
= 0,001 x 0,031
= 178,5 ppm
6. ANALISA PERCOBAAN
Dari Percobaan yang telah dilakukan yaitu Percobaan Mengukur
Kadar/Konsentrasi Cu dalam Sampel dengan alat Spektrofotometri
UV/VIS dapat dianalisis bahwa spektrofotometri adalah alat yang
digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca
atau kaca yang dikenal dengan kuvet. Bagian komponen-komponen
dari spektrofotometer UV/VIS yaitu:
1. Sumber Cahaya
Sumber
cahaya
pada
spektrofotometer
harus
memiliki
5. Amplifier
Alat penguat arus, sinyal listrik yang dihasilkan pada detector
sangat lemah sehingga adanya amplifier sinyal listirk dapat diukur.
6. Recorder
Alat pencatat sinyal listrik yang dapat diukur pada jarum
penunjuk skala.
absorbansi
maka
semakin
tinggi
konsentrasi
suatu
: 118,4 ppm
2. Air Krann
: 128,9 ppm
: 190,9 ppm
4. Aquadest
: 98,3 ppm
: 178,5 ppm
7. KESIMPULAN
Dari percobaab yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:
Prinsip kerja dari spektrofotometri UV/VIS yaitu sinar dating
sinar diserap (monokromotor)
sel sampel
detector
sampel
jenis
air
yang
terdapat
di
Lingkungan
Polsri,
8. DAFTAR PUSTAKA
Andriyanto507.blogspot.com/2013.12/makalah-spektrofotometriuv-visoinfra.html
SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS - 2
1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menggunakan alat sektrometer sinar tampak (VIS) dan ultraviolet
b. Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri.
3. TEORI SINGKAT
Cahaya yang dapat dilihat oleh manusia cahaya terlihat/tampak.
Biasanya cahaya yang terlihat merupakan campuran dari cahaya yang
mempunyai berbagai panjang gelombang, mulai dari 400 nm hingga
700 nm, seperti pelangi dilangit.
Hubungan
antara
warna
sinar
tampak
dengan
panjang
Warna
(nm)
Warna
komplementer
400 435
Ungu
Hijau kekuningan
435 480
Biru
Kuning
480 490
Biru kehijauan
Jingga
490 500
Hijau kebiruan
Merah
500 560
Hijau
Ungu kemerahan
560 580
Hijau kekuningan
Ungu
595 610
Jingga
Biru kehijauan
610 680
Merah
Hijau kebiruan
680 700
Ungu kemerahan
hijau
....
(2)
Dengan,
a= =Koefesienterapan(serapanmolar)
A= log I0/I= absorben
K= ketetapan perbandingan
I0/I= Transmitansi(T)
Persamaan dua dikenal sebagai hukum lambert-Beer, yamg digunakan
sebagai dasar analisa kuantitatif dalam spektrofotometri sinar tampak.
Dari
persamaan
tersebut
diatas
menunjukan
bahwa
absorbansi
Dengan,
Ab = absorbansi larutan baku
A0 = adsorbansi larutan blanko
As = adsorbansi larutan cuplikan
Cb = konsentrasi larutan baku
Cs = konsentrasi larutan cuplikan
6. Metode
kurva
kalibrasi,
yaitu
dengan
membuat
kurva
antara
Cs (Konsentrasi cuplikan)
matrik
yang
mengganggu
pengukuran
absorbsi
atau
Dengan,
Cs= konsentrasi unsur dalam cuplikan
Ao= absorbansi larutan cuplikan tanpa penambahan larutan standar
Aadd= absorbansi larutan cuplikan dengan penambahan larutan
standar
X= konsentrasi unsur standar yang ditambahkan
TEORI TAMBAHAN
1. Spektrofotometri UV-VIS
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV
dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber
cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih
canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber
UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.
Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling
populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik
untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna. Spektroskopi
ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau UV /
Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini
berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat
ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah (NIR)) kisaran. Penyerapan
dalam rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi warna bahan
kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum elektromagnetik, molekul
mengalami
transisi
elektronik.
Teknik
ini
melengkapi
fluoresensi
Spektofotometer UV-VIS
Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :
a.
b.
c.
Terikatnya
gugus
auksokrom
pada
gugus
kromofor
akan
Lampu Wolfram
keluaran lampu wolfram ini memadai dari sekitar 235 atau 350 nm ke sekitar
3 m. energi yang dipancarkan olah kawat yang dipanaskan itu beraneka
ragam menurut panjang gelombangnya. Panas dari lampu wolfram dapat
merepotkan, seringkali rumah lampu itu diselubungi air atau didinginkan
dengan suatu penghembus angin untuk mencegah agar sampel ataupun
komponen lain dari instrument itu menjadi hangat.
2. Wadah sampel
Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan
kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam
berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energy
cahaya dalam daerah spektral yang diminati, jadi sel kaca melayani
daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah
ultraviolet. Dalam instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang
digunakan sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung
semacam itu diletakkan secara reprodusibel dengan membubuhkan tanda
pada salah satu sisi tabung dan tanda itu selalu tetap arahnya tiap kali
ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik bila permukaan optisnya datar.
Sel-sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya menembus
larutan, dengan meniscus terletak seluruhnya diatas berkas. Umumnya
sel-sel ditahan pada posisinya dengan desain kinematik dari
pemegangnya atau dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa
posisi tabung dalam ruang sel (dari) instrument itu reprodusibel.
3. Monokromator
Monokromator ini adalah piranti optis untuk memencilkan suatu berkas
radiasi dari sumber berkesinambungan, berkas mana mempunyai kemurnian
spectral yang tinggi dengan panjang gelombang yang diinginkan. Radiasi dari
sumber difokuskan ke celah masuk, kemudian disejajarkan oleh sebuah
lensa atau cermin sehingga suatu berkas sejajar jatuh ke unsur pendispersi,
yang berupa prisma atau suatu kisi difraksi. Dengan memutar prisma atau kisi
itu secara mekanis, aneka porsi spectrum yang dihasilkan oleh unsur
disperse dipusatkan pada celah keluar, dari situ, lewat jalan optis lebih jauh,
porsi-porsi itu menjumpai sampel.
Proses Dispersi
4. Detektor
Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai
panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang
telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan
yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-senyawa organik
menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda
menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah
detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan
langsung berapa besar sinar yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan
bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas
pada waktu itu. Tetapi berbeda dengan senyawa-senyawa akan menyerap
dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV.
Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan
air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran
metanol-air sebagai pelarut, sebaiknya menggunakan panjang gelombang
yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari
pelarut.
5. Rekorder
Dan di dalam rekorder signal tersebut direkam sebagai spektrum yang
berbentuk puncak-puncak. Spektrum absorpsi merupakan plot antara
absorbans sebagai ordinat dan panjang gelombang sebagai absis.
4. LANGKAH KERJA
a. Pembuatan larutan standar (larutan kalibrasi)
1. Melarutkan 3,927 gram CuSO 4. 5H2O dalam labu takar 500 ml,
menambahkan 5 ml H 2SO4 pekat
larutan
diatas
sejumlah
masing-masing
F3
(file/print)
untuk
mencetak
data.
dan
untuk
berganti subjek).
e. Menganalisa sampel
1. Menekan F4 (sampel)
2. Memasukkan kuvet1 (larutan blanko), tekan F8 (blank)
3. Mengganti kuvet2 (larutan sampel1) ,tekan F7 (sampel).
4. Mengulangi langkah ke 2 dan ke 3 untuk keseluruhan sampel
5. Menekan F6 (done)
6. Menekan F3 (file/print) untuk mencetak data.
5. DATA PENGAMATAN
Panjang gelombang
Absorbansi
450
0,0343
460
0,0400
470
0,0467
480
0,0559
490
0,0661
500
0,0793
510
0,0945
520
0,1107
530
0,1276
10
540
0,1438
11
550
0,1591
12
560
0,1726
13
570
0,1828
14
580
0,1898
15
590
0,1951
16
600
0,1976
17
610
0,1973
18
620
0,1971
19
630
0,1904
20
640
0,1843
21
650
0,1770
b. Standarisasi
No.
Volume (mL)
Panjang
Gelombang
Absorbansi
Konsentrasi
(nm)
1
600
0,0343
600
0,0701
40
600
0,0991
80
600
0,1323
120
600
0,1677
160
10
600
0,1991
200
12
600
0,2334
240
c. Pengukuran Sampel
Panjang
No.
Sampel
Gelombang
Absorbansi
Konsentrasi
(nm)
1
600
0,0917
3,6
Air VIT
600
0,0184
-0,97
Coca-cola
600
0,3950
22,56
Pocari Sweat
600
0,0896
3,47
600
0,0164
-1,1
absorbansi
0.2
0.15
Series 1
0.1
Linear (Series 1)
0.05
0
0
10
Konsentrasi
15
XY
0,0343
0,0701
0,1402
0,0991
16
0,3964
0,1323
36
0,7938
0,1677
64
1,3416
10
0,1991
100
1,991
12
0,2334
144
2,8008
X = 42
Y = 0,936
X = 364
XY = 7,4638
)
(
( )( )
)( )
)
(
)
)(
( )
( )( ) ( )(
( ) ( )
(
)(
(
Y = mx + c
Y = 0,016 x + 0,034
) ( )(
) ( )
)
)
25
y = 0,016x +0,034
R = 1
20
15
Series1
10
Linear (Series1)
5
0
0
0.1
0.2
0.3
-5
Absorbansi
0.4
0.5
XY
3,6
0,0917
12,96
0,33012
-0,97
0,0184
0,9409
-0,01785
22,56
0,3950
508,9536
8,9112
3,47
0,0896
12,0409
0,310912
-1,1
0,0164
1,21
-0,01804
X = 27,56
Y = 0,6111
X = 536,1054
XY = 9,516344
)
(
( )( )
)( )
)
(
)
)(
(
)
)
( )( ) ( )(
( ) ( )
(
)(
)
(
Y = mx + c
Y = 0,016 x + 0,034
(
)
)(
)
6. PERHITUNGAN
1. Menghitung konsentrasi larutan induk CuSO 4.5H2O
1 mL aquadest = 2 Mg Cu 2+
(
2. Membuat larutan standar dan menghitung konsentrasi masingmasing larutan pada (0,2,4,6,8,10,12)ml
a. Pada O mL
M Cu2+ = 0
b. Pada 2 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
2000 . 2 = M2 . 100
M2 = 40 ppm
c. Pada 4 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
2000 . 4 = M2 . 100
M2 = 80 ppm
d. Pada 6 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
2000 . 6 = M2 . 100
M2 = 120 ppm
e. Pada 8 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
2000 . 8 = M2 . 100
M2 = 160 ppm
f. Pada 10 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
= 200 ppm
g. Pada 12 mL
M1 . V 1
= M2 . V2
2000 . 12 = M 2 . 100
M2
= 240 ppm
Konsentrasi Sampel
a. Air Sungai Musi
Y
= 0,016 x + 0,034
= 3,6 ppm
b. Air VIT
Y
= 0,016 x + 0,034
= - 0,97 ppm
c. Coca-cola
Y
= 0,016 x + 0,034
= 22,56 ppm
d. Pocari Sweat
Y
= 0,016 x + 0,034
= 3,47 ppm
= 0,016 x + 0,034
= - 1,1 ppm
7. ANALISA PERCOBAAN
Dari Percobaan yang telah dilakukan yaitu Percobaan Mengukur
Kadar/Konsentrasi Cu dalam Sampel dengan alat Spektrofotometri
UV/VIS -2
: 3,6 ppm
2. Air VIT
: -0,97 ppm
3. Coca-cola
: 22,56 ppm
4. Pocari Sweat
: 3,47 ppm
: -1,1 ppm
9. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:
Prinsip kerja dari spektrofotometri UV/VIS yaitu sinar dating
sinar diserap (monokromotor)
sel sampel
detector