OLEH:
4211100020
4211100026
421110004O
4211100047
4211100049
Dalam proses perbaikan kapal, terdapat istilah docking. Docking adalah segala jenis
perbaikan yang dilakukan di atas dok. Mengingat kapal adalah suatu produk yang sangat padat
teknologi, maka dibutuhkan persiapan yang sangat matang sebelum dilakukannya docking. Hal ini
bertujuan untuk menekan biaya (cost) dan mempercepat waktu docking agar kapal dapat segera
digunakan kembali sesuai fungsinya. Berikut ini beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum
kapal naik dok :
3. PERSIAPAN
Bila SOW telah selesai, SOW tersebut dapat ditawarkan pada galangan-galangan yang
bersedia mengerjakan atau dengan kata lain ditenderkan. Namun bila ada kerusakan atau
permasalahan operasional yang bersifat darurat maka prosedur ini bisa ditiadakan dengan cara
langsung menunjuk galangan yang langsung bisa menangani kerusakan dan permasalahan
tersebut.
Dari proses sebelumnya telah ditentukan SOW dari kapal yang akan melakukan docking. Dari
SOW tersebut, owner akan membuka proses tender kepada pihak pihak dock yang dipilih.
Setiap dock akan mengajukan penawaran, dan owner akan memilih dock yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan, serta berdasarkan rekomendasi dari owner surveyor. Proses ini
memerlukan waktu yang cukup panjang. Jika kapal mengalamo masalah operasional yang cukup
berat atau darurat, proses di atas dapat diringkas.
Sebelum dilakukan docking, surveyor dari kelas (BKI, NK, GL dsb) akan menginspeksi kapal.
Dari hasil inspeksi, surveyor kelas akan membuat rekomendasi perbaikan yang kemudian
diserahkan kepada pihak kapal. Rekomendasi tersebut juga harus dimasukkan ke dalam SOW
dan nantinya juga turut diserahkan kepada pihak dock
5. DOKUMENTASI
SOW dikirimkan kepada pihak dock sebelum kapal datang. SOW yang dikirimkan juga
disertai informasi informasi lain yang relevan untuk keperluan proses docking. Informasi
teresebut mencakup
Informasi Kapal
Ukuran utama kapal
Gambar lines plan
Gambar general arrangement
Gambar tangki tangki
Gambar shell expansion
Sertifikat
Informasi pekerjaan swakelola
Merupakan informasi pekerjaan / perbaikan yang dilakukan oleh pihak kapal sendiri.
Segala perbaikan di dek didokumentasikan oleh Mualim I dan perbaikan di kamar mesin
oleh KKM. Informasi ini nantinya akan membantu pihak dock agar lebih efisien saat
proses docking.
Prosedur Keselamatan
Gas freeing pada tangki dan kompartemen kosong yang tertutup dan jarang dibuka
Docking plan
Dengan disertakannya prosedur keselamatn akan meningkatkan faktor safety para pekerja
yang akan melakukan docking. Jika prosedur keselamatan tidak dapat dilakukan daat kapal
masih dalam keadaan berlayar, pihak dock akan memeberikan bantuan saat kapal tiba di dock.
6. PENENTUAN GALANGAN
Pemilihan galangan perbaikan, berikut kriterianya :
a) Material :
Membutuhkan material yang lebih sedikit karena memperbaiki dan memelihara sesuatu
yang sudah ada. Volume material berimbas kepada sistem dan manajemen pembelian, arus
keluar masuk material, termasuk penyimpanannya.
b) Pemakaian Lahan :
Waktu pemakaian lahan galangan untuk peletakan kapal boat lebih singkat untuk tiap kapal
karena pekerjaan reparasi memakan waktu lebih pendek. Tergantung ukuran kapal boat
yang diproduksi dan volume pekerjaan reparasi. Perlu diingat, pekerjaan di atas garis air bisa
dilakukan terapung, pekerjaan di bawah garis air harus dikerjakan di dok (apapun jenis
doknya).
c) Volume Pekerjaan :
Volume pekerjaan dan waktu pengerjaan reparasi per kapal boat bisa relatif sedikit namun
galangan bisa menangani jumlah kapal boat yang banyak dalam satu kurun waktu.
Tergantung ukuran kapal boat, dan ukuran lahan galangan.
d) Lingkungan
Dampak terhadap lingkungan lebih perlu diantisipasi karena galangan akan menangani
kapal boat yang sudah jadi dan beroperasi dengan kondisi awal yang diluar kontrol galangan.
Pekerjaan reparasi bisa datang mendadak karena permasalahan teknis pada kapal boat
(kerusakan teknis atau kerusakan akibat kecelakaan). Waktu yang diperlukan untuk
perencanaan pekerjaan bisa sangat pendek kalau kapal tersebut diharapkan bisa beroperasi
kembali dalam waktu yang singkat.
e) Metodologi
Reparasi kapal mempunyai metode yang berbeda dengan produksi. Reparasi biasanya
berkaitan dengan pekerjaan bongkar dan pasang. Bongkar mempunyai teknik tersendiri
karena proses bongkar tidak boleh menyebabkan masalah baru. Urutan pekerjaan harus
menyesuaikan dengan kondisi kapal boat yang akan dikerjakan. Metodologi pengerjaan
produksi belum tentu bisa diterapkan di pengerjaan reparasi dan sebaliknya.
f) Sumber Daya Manusia
Keahlian dan pengetahuan harus sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan reparasi. Biasanya
orang yang sudah biasa dan berpengalaman dalam pekerjaan produksi belum tentu bisa
mengerjakan pekerjaan reparasi dan sebaliknya.
9.2. Menguras dan melakukan gas-freeing pada tangki minyak yang akan dilaksanakan
perbaikan.
Adalah proses menghilangkan gas-gas yang berbahaya yang terkandung pada tangki-tangki
seperti H2S sebelum dilakukan proses perbaikan kapal. Proses ini bertujuan supaya pada saat
pengecekan pertama (first man entry) tidak terjadi kecelakaan kerja, meski demikian personel
yang ditugaskan wajib memakai perlengkapan keselamatan lengkap seperti
Chemical resistant coverall,
Breathing apparatus,
Safety shoes dan Helm safety.
Sedangkan untuk meninimalisir kecelakaan kerja pada manusia
maka perlu diterapkan peraturan yang sesuai, yaitu:
a) Prosedur alat keselamatan (ISM CODE 16)
Selalu diperlihara dalam keadaan minimal sesuai standar untuk
lulus dalam safety equipment survey.
Dipelihara dan pemeliharaannya perlu dilakukan dengan jarak
waktu yang ditentukan perusahaan
Penambahan volume pekerjaan yang besar dapat terjadi apabila ada pekerjaan diluar
repair list awal yang apabila tidak diperbaiki akan mempengaruhi system yang lainnya
ataupun tidak sesuai dengan ketentuan. Maka akan menimbulkan biaya tambahan,
waktu docking tambahan. Semua itu berdasarkan dari keputusan owner apabila dari
awal memang hanya berdasarkan dana.
Akan terjadi perubahan schedule penambahan alokasi dana
9.7. Dokumen serah terima kapal dari owner ke pihak galangan.
Dokumen diserahkan kepada galangan dengan semua ketentuan yang telah disepakati mulai
dari repair list,sertifikat kapal (yang dibutuhkan), ukuran utama kapal, gambar docking plan,
gambar rencana garis, gambar rencana umum, gambar tangki-tangki, gambar bukaan kulit,
sertifikat-sertifikat kapal, yang selanjutnya akan dilakukan proses masuk docking.
10. PENGAWASAN, TES FUNGSIONAL DAN PENGUJIAN OWNER SURVEYOR
Selama kapal menjalani proses repair, maka owner serveyor menjadi pihak yang berfungsi
mengawasi repairing. Dari pemilik kapal sendiri pastinya ingin semua pekerjaan yang dikerjakan
sesuai dengan yang ada di docking list. Sehingga perlu diadakan pengawasan. Maka apabila
pada waktu repair ada yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka owner surveyor segera
memberitahu bahwa hal ini belum sesuai. Sebab apabila proses repair yang seharusnya misal
satu hari selesai , karena salah, maka bisa menjadi dua hari atau lebih. Dan hal ini berdampak
pada biaya sewa lahan dari galangan yang cenderung mahal. Owner surveyor dalam melakukan
tugasnya harus menyesuaikan dengan regulasi dari yang disyaratkan oleh BKI
11. PENGONTROLAN
Owner Surveyor dibantu oleh tim harus selalu melakukan pengawasan pada semua
pekerjaan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan selama berlangsungnya docking.
Pengawasan harus meliputi kualitas sesuai dengan spesifikasi dan jadwal penyelesaiannya.
Segera setelah pekerjaan selesai, hasil pekerjaan harus diinspeksi untuk disetujui atau
ditolak. Owner Surveyor, dibantu oleh tim, harus mengkonfirmasikan semua pekerjaan
termasuk pekerjaan tambahan yang telah dikerjakan dan diselesaikan sesuai dengan:
Spesifikasi perbaikan
Persetujuan pekerjaan tambahan
Spesifikasi atas kebutuhan kualitas yang telah disetujui.
Jadwal dan rencana kemajuan kerja yang telah disetujui
12. PENGETESAN AKHIR
Ketika semua pekerjaan dan perbaikan dan juga pengawasan telah dijalankan, maka sebagai
finalisasi atau tahap akhir yaitu pengujian akhir. Semua sistem ataupun komponen yang telah
direpair atau dibangun baru akan ditest ulang apakah sudah berjalan dengan baik atau belum.
Owner surveyor akan bekerja sama dengan nahkoda dan juga galangan untuk pengujian akhir
ini. Nahkoda akan mengoperasikan semua sistem dan juga komponen yang direpair, atau lebih
mudahnya mengoperasikan kapal. Kemudian nahkoda akan mengetes dan apabila dalam kapal
masih terdapat kesalahan atau pun missing repair , maka nahkoda akan melaporkan ke owner
surveyor bahwa pada bagian ini masih terdapat kesalahan. Maka owner surveyor akan langsung
menkoordinir ke pihak galangan bahwa pada bagian ini masih terdapat kegagalan sistem. Maka
pihak galangan akan memperbaiki ulang sistem yang gagal ataupun komponen tersebut, karena
masih menjadi tanggungan atau garansi dari galangan.