Anda di halaman 1dari 3

Stenosis pilorus adalah terjadinya hipertrofi dua lapisan otot pilorus (otot longitudinal dan

sirkuler yang menyebabkan penyempitan antrum gaster sehingga menyebabkan obstruksi


fungsional gaster. Keadaan ini merupakan penyebab yang paling umum dari obstruksi usus pada
bayi. Hal ini menyebabkan penyempitan kanal pilorus oleh karena hipertrofi otot.
Keadaan ini biasanya terjadi antara 3 sampai 6 minggu setelah lahir dengan
kecenderungan pria : wanita
1 : 900 kelahiran hidup , Laki : perempuan = 4 : 1
- Ibu menderita H.P.S menurunkan pada anak 4 x lebih besar
Penyebab stenosis pilorus belum diketahui secara pasti tetapi berbagai macam
faktor telah dicurigai terlibat :
Pemberian prostaglandin E eksogen untuk mempertahankan patensi duktus
arteriosus telah dihubungkan dengan stenosis pylorus namun belum ada teori yang
jelas yang bisa menjelaskan dan juga dengan gastroenteritis eosinofilia dan trisomi
18, sindrom Turner, sindrom Smith-lemli Opitz dan sindrom Cornelia de Lange.
innervasi abnormal dari plexus myenterikus, hipergastrinemia infantile, dan
paparan dari penggunaan antibiotik seperti obat golongan makrolid
Nitrit Oksida Sintase (NOS) diduga menyebabkan stenosis pilorus hipertrofi karena
memediasi relaksasi otot polos usus melaluli mekanisme neuorotransmiter non
kolinergik non adrenergik sepanjang usus yang menyebabkan lapisan otot sirkuler
dan longitudinal dari lambung dan pilorus menjadi hipertrofi sehingga
menyebabkan disfungsi lambung
V.

PATOFISIOLOGI

Stenosis pilorus terjadi karena adanya hipertrofi dua lapisan otot


pilorus (otot longitudinal dan sirkuler yang menyebabkan penyempitan
antrum gaster. Pada stenosis pylorus Kanalis pilorus menjadi panjang, dan dinding
otot pilorus mengalami penebalan, diikuti dengan penebalan dan edema dari
mukosa sehingga lambung dapat menjadi dilatasi dan menyebabkan obstruksi hal
ini menyebabkan gangguan pengosongan isi gaster ke duodenum. Semua
makanan yang dicerna dan disekresi oleh gaster akan dimuntahkan
kembali. Makanan yang dimuntahkan tidak mengandung cairan empedu
karena makanan hanya tertampung dalam gaster saja dan tidak sampai ke
duodenum. Hal ini menyebabkan hilangnya asam lambung dan akhirnya
menyebabkan terjadinya hipokloremia yang mengganggu kemampuan kerja
lambung untuk mensekresikan bikarbonat.
Gejala pokok yang penting :
1. Muntah tanpa empedu ( karena ga sampai empedu )

Muntah biasanya mulai setelah umur 3 minggu, tetapi dapat muncul


paling awal paling awal pada umur 1 minggu dan paling lambat pada
umur 5 bulan.
Setelah muntah, bayi akan merasa lapar dan ingin makan lagi.
Karena muntah terus menerus terjadilah kehilangan cairan, ion
hydrogen dan klorida ( asam lambung ) secara progresif, sehingga
menyebabkan alkalosis metabolik, hipokloremia.
Muntah darah akibah pecahnya Pd kapiler akibat dilatasi lamung
2. Kegagalan pertumbuhan dan kehilangan berat badan, hal ini
disebabkan karena masukan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
dan karena banyak muntah

Penegakan diagnosis :
Dua tanda yang ditemukan pada pemeriksaan fisik:
1.peristalsis lambung terlihat di abdomen bagian atas (Maagen Steifung)
2.Teraba tumor di daerah epigastrium atau hipokondrium kanan
Massa ini kenyal, bisa digerakkan, panjangnya sekitar 2 cm, berbentuk seperti buah
zaitun, keras, paling baik diraba dari sisi kiri.
Pemeriksaan Penunjang
1. Histopatologi
Gambaran histopatologi pada beberapa bayi dengan IHPS (Infantile
Hypertrophic Pyloric Stenosis) akan terlihat jika tedapat penebalan yang sangat
berlebih pada mukosa.
2. Barium Meal ( barium Kontras )

- pylorus. [18]
-String sign. Terdapat sebuah garis tunggal dan panjang dari kontras barium yang
melapisi kanalis pylorus.- menandakan penyempitan pilorus
- Mushroom sign. Dasar dari mukosa duodenum cembung mengikuti otot pylorus yang
menebal
3. ultrasonografi
Ultrasonografi abdomen telah menggantikan pemeriksaan barium dalam
menegakkan diagnosis pada kasus yang sulit.

Ketika seseorang di suspect dengan HPS (Hypertrophic Pyloric


Stenosis) tetapi tidak tampak massa berbentuk olive pada daerah
hipokondrium kanan, maka ultrasound digunakan untuk melihat
penebalan dari otot pilorus, dan mempunyai predictive value sampai 90%.
Ultrasonografi dilakukan dengan transduser 7,5 - 13,5 MHz-linear dengan posisi
supine pada anak. Ketika massa berbentuk olive telah teridentifikasi dan
ditemukan panjang canalis pyloricum lebih besar dari 17 mm dan tebal
dinding otot lebih besar dari 4 mm maka dapat dipastikan bahwa diagnostiknya
adalah HPS

Anda mungkin juga menyukai