Osteoartritis Genu
DOKTER PEMBIMBING
dr. David, Sp.OT
DISUSUN OLEH
Muhamad Alfi Auliya Rachman
030.10.184
LEMBAR PENGESAHAN
Case Report yang berjudul Osteoatritis Genu telah diterima dan disetujui pada tanggal
16 Februari 2015 sebagai salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Bedah periode 5 Januari 2014 14 Maret 2015 di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi
Asih
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Case
Report dengan judul Osteoartritis Genu. Case report ini diajukan dalam rangka
melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Daerah
Budhi Asih periode 5 Januari 2014 14 Maret 2015 dan juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi penulis serta pembaca mengenai Osteoartritis Genu. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan kerja
sama yang telah diberikan selama penyusunan case report ini, kepada dr. David, Sp.OT,
selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Darerah
Budhi Asih.
Penulis menyadari case report ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dari semua pihak agar case
report ini dapat menjadi lebih baik dan berguna bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila masih banyak kesalahan maupun
kekurangan dalam case report ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif pada kartilago sendi yang
banyak ditemukan. OA lutut lebih sering menyebabkan disabilitas dibandingkan OA
pada sendi lain. Penderita mengeluh nyeri pada waktu melakukan aktivitas atau jika ada
pembebanan pada sendi yang terkena. (1)
Prevalensi osteoarthritis meningkat seiring dengan usia. Penambahan usia
berhubungan langsung dengan proses degeneratif dalam sendi, mengingat kemampuan
kartilago artikuler untuk bertahan terhadap mikrofraktur dengan beban muatan rendah
yang berulang-ulang mengalami penurunan. Osteoarthritis sering dimulai pada dekade
usia ketiga, dan mencapai puncaknya di antara dekade kelima dan keenam. Lebih dari
75% orang dengan usia di atas 70 tahun menunjukan bukti radiografi adanya
osrteoarthritis.(2)
Osteoarthritis lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Sebelum usia
50 tahun pria memiliki prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan wanita, namun
setelah usia 50 tahun wanita memiliki prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan pria.
Hal ini disebabkan karena defisiensi hormon esterogen post-menopause yang berperan
dalam peningkatan risiko terjadinya osteoarthritis pada wanita (1). WHO memperkirakan
9,6% pria dan 18% wanita di seluruh dunia dengan usia lebih dari 60 tahun memiliki
gejala osteoarthritis (3)
Dengan merangkum perubahan klinis, patofisiologi, histologis, biomekanik, dan
biokimia yang merupakan karakteristik dari osteoarthritis. Secara klinis, penyakit ini
ditandai dengan nyeri sendi, tenderness, keterbatasan gerak, krepitasi dan derajat yang
bervariasi dari inflamasi lokal, namun tanpa efek sistemik. (2)
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Tn Yoewono Soehartono
Usia
: 67 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Pernikahan
: Menikah
Alamat
Agama
: Islam
: 769856
ANAMNESIS
Diperoleh dengan cara autoanamnesis tanggal 20 Januari 2015 (kepada pasien sendiri)
Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kaki sebelah kanan sejak 1
bulan yang lalu
Keluhan Tambahan : terdengar suara krek saat berjalan, sesak, bengkak dan linu
pada kaki kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki usia 67 tahun datang ke poli bedah orthopedi RSUD Budhi Asih pada
tanggal 20 Januari 2015 dengan keluhan nyeri dan bengkak pada kaki sebelah kanan.
Dan didiagnosis sebagai osteoartritis genu bilateral
Ia mengaku nyeri kaki tersebut dirasakan sejak 2 tahun yang lalu dan bertambah berat.
Pasien mengatakan nyeri kaki bertambah berat sejak beberapa bulan yang lalu,
ditambah dengan bengkak pada awalnya namun kini bengkak sudah berangsur
menghilang. Ia juga mengaku merasakan linu pada kaki kanan dan terdengar bunyi
krek saat berjalan. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma pada kaki dan kaku
5
pada pagi hari. Pasien juga mengeluhkan sesak dan memiliki riwayat PPOK dan sedang
menjalani pengobatan di poli paru RSUD Budhi Asih. Tidak ada mual dan muntah,
BAK dan BAB lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien datang ke UGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan bengkak pada kaki kanan
dan didiagnosis Gout Athritis dan di intruksikan untuk kontrol ke poli orthopedi RSUD
Budhi Asih . Lalu pasien datang ke RSUD Budhi Asih pada tanggal 14 Oktober 2014
dengan keluhan yang sama dan diagnosis sebagai Osteoartritis Genu Bilateral grade III
dan IV dan direncanakan untuk operasi.
Pasien mengaku memiliki riwayat DM, penyakit paru yakni PPOK dan riwayat alergi
obat sedangkan riwayat asma, riwayat hipertensi, riwayat koleterol tinggi, riwayat asam
urat tinggi, riwayat penyakit jantung dan tumor disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit darah tinggi, DM, penyakit
jantung, keganasan, maupun alergi.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengkonsumsi obat-obatan yang didapatkan dari Poli Paru RSUD Budhi Asih
Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok
(+)
(-)
Riwayat pekerjaan yang sering menggunakan kedua kaki secara terus menerus (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 20 Januari 2015 di ruang poli orthopedi RSUD Budhi Asih.
I.
Keadaan Umum
a. Kesan Sakit : Tampak Sakit Sedang, kooperatif
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. Status Gizi
: Gizi cukup
Tanda Vital dan Antropometri
II.
PEMERIKSAA
NILAI
HASIL PASIEN
NORMAL
Suhu
36,5o - 37,2o C
36,7oC
Nadi
60-100 x/mnt
Tekanan darah
120/80 mmHg
140/80 mmHg
Nafas
14-18 x/mnt
20x/mnt
A. Status Generalis
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
: Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-/-), nafas cuping hidung (/-)
Mulut
Leher
Paru-paru:
Inspeksi
Palpasi
: tidak dilakukan
7
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi
Jantung :
Inspeksi
: tidak dilakukan
Palpasi
: tidak dilakukan
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi
Abdomen:
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Genitalia/ Anorektal
: tidak dinilai
Ekstremitas:
Ekstremitas
Deformitas
Akral dingin
Akral sianosis
Ikterik
CRT
Tonus
Superior
-/-/-/-/< 2 detik
Baik
Inferior
-/-/-/-/< 2 detik
Baik
Kulit
tidak ikterik ataupun sianotik
STATUS LOKALIS
Regio genu dextra
Look
Feel
Move
Feel
, nyeri (-)
Move
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 14 Desember 2014
Hematologi
Leukosit
: 16,1 ribu/ L
Eritrosit
: 5,1 juta / L
Hemoglobin : 14,9 g/Dl
Hematokrit : 46%
Trombosit
: 313.000 / L
LED
: 82 mm / jam*
MCV
: 89,2 fL
MCH
: 29.2 pg
MCHC
: 32,7 g/Dl
RDW
: 15,9 %
Hitung Jenis (%)
Basofil
0
Eosinofil
2
Netrofil Batang 0
Netrofil Segmen 73
9
Limfosit
Monosit
SGOT
SGPT
GDS
Ureum
Kreatinin
15
10
: 22
: 16
: 110
: 23
: 0,97
mengeluhkan sesak dan memiliki riwayat PPOK dan sedang menjalani pengobatan di
poli paru RSUD Budhi Asih. Pasien mengaku memiliki riwayat DM, penyakit paru
yakni PPOK dan riwayat alergi obat.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan krepitasi positif, nyeri pada ekstrimitas kanan bawah.
Sedangkan pada pemeriksaan fisik lainnya didapatkan dalam batas normal.
DIAGNOSIS KERJA
Osteoartritis Genu Bilateral grade III-grade IV
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Sirdalud 2x2 mg
Meloxicam 2x15 mg
Osteor C 60 g cream
Non medikamentosa
o Edukasi :
a. Menjelaskan mengenai penyakit yang diderita
b. Sementara untuk tidak menaiki ataupun menuruni anak tangga
c. Menjaga berat badan ideal
d. Makan makanan yang bergizi
e. Perubahan gaya hidup
f. Menggunakan alat bantu jika diperlukan
o Tindakan operasi : Total Knee Replacement (TKR)
PROGNOSIS
Ad Vitam
: dubia ad bonam
Ad Fungtionam
: dubia ad bonam
Ad Sanationam
: dubia ad bonam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
a.
Definisi
Osteoarthritis
adalah
suatu
penyakit
sendi
degeneratif
(1)
kelainan
ditemukan
sendi
yang
paling
sering
tangan dan
. Osteoarthritis merupakan
dan
seringkali
berkembang
dengan
perlahan,
namun
12
namun lebih sering terjadi pada pangkal paha, lutut, sendi pada
tangan, kaki, dan tulang belakang
(3)
dan
biokimia
yang
merupakan
karakteristik
dari
Epidemiologi
Prevalensi osteoarthritis meningkat seiring dengan usia
(3)
sendi,
mengingat
kemampuan
kartilago
artikuler
untuk
(2)
(3)
(1)
Diagnosis
(3)
(5)
pemeriksaan
reumatologi
ringkas
berdasarkan
prinsip
kemungkinan
arthritis
karena
sebab
lainnya.
yang
dicurigai
OA,
direkomendasikan
melakukan
1. Anamnesis
14
- Krepitus
- Deformitas/bentuk sendi berubah
- Gangguan fungsi/keterbatasan gerak sendi
- Nyeri tekan pada sendi dan periartikular
- Penonjolan tulang (Nodul Bouchards dan Heberdens)
- Pembengkakan jaringan lunak
- Instabilitas sendi
3. Pendekatan untuk menyingkirkan diagnosis lain
- Adanya infeksi
- Adanya fraktur
- Kemungkinan keganasan
- Kemungkian Artritis Reumatoid
Diagnosis banding yang menyerupai penyakit OA
- Inflammatory arthropaties
- Artritis Kristal (gout atau pseudogout)
- Bursitis
- Sindroma nyeri pada soft tissue
- Tumor Genu
4. Pemeriksaan Penunjang
- Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk mendiagnosis OA.
Pemeriksaan darah membantu menyingkirkan diagnosis lain dan
monitor terapi.
- Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk klasifikasi diagnosis atau
untuk merujuk ke ortopedi.
- Pemeriksaan penunjang rutin yang dilakukan untuk evaluasi OA
lutut adalah pemeriksaan rontgen konvensional. Gambaran khas pada
OA ltut adalah adanya osteofit dan oenyempitan celah sendi.
Berdasarkan pemeriksaan radiologi, Kellgren dan Lawrence menyusun
gradasi OA lutut menjadi :
o Grade 0
: tidak ada OA
16
o Grade 1
sendi
dalam
batas
normal
dengan
osteofit
meragukan
o Grade 2
: terdapat osteofit yang khas tetapi celah sendi baik
dan tampak deformitas tulang
o Grade 3
: terdapat osteofit dan deformitas ujung tulang dan
penyempitan celah sendi
o Grade 4
: terdapat osteofit dan deformitas tulang dan
disertai hilangnya celah sendi
d. Klasifikasi diagnosis Osteoartritis berdasarkan kriteria
American College of Rheumatology (ACR)
Berdasarkan kriteria klinis:
- Nyeri sendi lutut dan paling sedikit 3 dari 6 kriteria di bawah ini:
1. krepitus saat gerakan aktif
2. kaku sendi < 30 menit
3. umur > 50 tahun
4. pembesaran tulang sendi lutut
5. nyeri tekan tepi tulang
6. tidak teraba hangat pada sinovium sendi lutut.
Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%.
Berdasarkan kriteria klinis dan radiologis:
Nyeri sendi lutut dan adanya osteofit dan paling sedikit 1 dari 3
kriteria di bawah ini:
1. kaku sendi <30 menit
2. umur > 50 tahun
3. krepitus pada gerakan sendi aktif
Sensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.
Berdasarkan kriteria klinis dan laboratoris:
Nyeri sendi lutut dan paling sedikit 5 dari 9 kriteria berikut ini:
1. Usia >50 tahun
2. kaku sendi <30 menit
3. Krepitus pada gerakan aktif
4. Nyeri tekan tepi tulang
17
5. Pembesaran tulang
6. Tidak teraba hangat pada sinovium sendi terkena
7. LED<40 mm/jam
8. RF <1:40
9. Analisis cairan sinovium sesuai OA
Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%.
Pemeriksaan Radiografi pada panggul, lutut dan pergelangan kaki
dibuat dengan film yang panjang, dengan pasien berdiri pada posisi
tegak dapat menilai adanya perubahan bentuk/ deformitas OA.
Pasien harus dapat berdiri dengan seluruh berat badannya menumpu
pada seluruh tungkainya, untuk mendapatkan ketepatan deformitas
tungkai.
Pemeriksaan
radiografi
harus
dilakukan
bilateral
dan
18
Penggunaan
misoprostol
atau
proton
pump
inhibitor
tindakan
aspirasi
dan
tindakan
injeksi
glukokortikoid
19
diberikan
Tramadol
(200-300
mg
dalam
dosis
terbagi).
Terapi
intraartikular
seperti
pemberian
hyaluronan
atau
(triamsinolone
hexacetonide
dan
methyl
prednisolone)
Dapat diberikan pada OA lutut, jika mengenai satu atau dua sendi
dengan keluhan nyeri sedang hingga berat yang kurang responsif
terhadap pemberian OAINS, atau tidak dapat mentolerir OAINS atau
terdapat penyakit komorbid yang merupakan kontra indikasi terhadap
pemberian OAINS. Diberikan juga pada OA lutut dengan efusi sendi
atau secara pemeriksaan fisik terdapat tanda-tanda inflamasi lainnya.
Teknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar untuk menghindari
penyulit yang timbul. Sebagian besar literatur tidak menganjurkan
dilakukan penyuntikan lebih dari sekali dalam kurun 3 bulan atau
setahun 3 kali terutama untuk sendi besar penyangga tubuh. Dosis
untuk sendi besar seperti lutut 40-50 mg/injeksi, sedangkan untuk
20
sendi-sendi
kecil
biasanya
digunakan
dosis
10
mg.
Injeksi
terapi
tambahan terhadap terapi utama untuk mengendalikan nyeri sedangberat pada penderita OA
Tahap Ketiga
Indikasi untuk tindakan lebih lanjut:
1. Adanya kecurigaan atau terdapat bukti adanya artritis inflamasi:
bursitis, efusi sendi: memerlukan pungsi atau aspirasi diagnostik dan
teurapeutik (rujuk ke dokter ahli reumatologi/bedah ortopedi.
2. Adanya kecurigaan atau terdapat bukti artritis infeksi (merupakan
kasus gawat darurat, resiko sepsis tinggi: pasien harus dirawat di
Rumah Sakit)
Segera rujuk ke dokter bedah ortopedi pada:
a. Pasien dengan gejala klinis OA yang berat, gejala nyeri menetap
atau bertambah berat setelah mendapat pengobatan yang standar
sesuai dengan rekomendasi baik secara non-farmakologik dan
farmakologik (gagal terapi konvensional).
b. Pasien yang mengalami keluhan progresif dan mengganggu
aktivitas fisik sehari-hari.
c. Keluhan nyeri mengganggu kualitas hidup pasien: menyebabkan
gangguan
tidur
(sleeplessness),
kehilangan
kemampuan
hidup
artroskopi
atau
tindakan
unicompartmental
knee
patellofemoral
and
rarely
lateral
(5,6)
Grade 0
Tidak ada treatment yang diperlukan untuk grade 0
Grade 1
Tidak ada treatment khusus yang diperlukan pada OA grade ini,
namun jika terdapat resiko untuk terjadinya resiko OA lanjut
maka
disarankan
glucosamine
dan
untuk
mengkonsumsi
chondroitin,
atau
suplemen
latihan
rutin
seperti
untuk
kelebihan
berat
badan
pun
bisa
mendapatkan
Grade 3
Jika terapi nonfarmaka tidak lagi menghilangkan rasa nyeri,
maka disarankan untuk dilakukannya penyuntikan steroid pada
daerah sendi yang sakit. Fungsi steroid itu sendiri adalah
mengurang rasa sakit yang disebabkan oleh peradangan yang
terjadi pada OA.
Selain itu penggunaan asam hyaluronat secara injeksi pada
sendi yang sakit juga dapat digunakan pada grade ini.
Pemberian obat anti nyeri lainnya
dengan
efek
samping
lainnya
seperti
minggu
serta
membutuhkan
pemulihan.
23
terapi
fisik
untuk
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Chronic diseases and health promotion.
2015. Available in www.who.int/chp/topica/rheumatic/en. Accesed
on 26 Januari 2015.
2. Smeltzer, S.C., Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah Brunner & Suddarth. 8th Ed. Jakarta: EGC.
3. Pearson, D., Miller, C.G. 2008. Clinical Trial in Rheumatoid Arthritis
and Osteoarthritis. Newtown: Springer
4. Brandt, K.D., Doherty, M., Lohmander, L.S. 2003. Osteoarthritis,
Second edition. New York : Oxford University Press Inc.
5. George Krucik, MD, MBA . Stages of Osteoarthritis of the knee.
2013. Available in www.healthline.com/health/osteoarthritis-stagesof-oa-of-the-knee. Accesed on : 26 February 2015
6. Viscosupplementation : Managed Care Issues for Osteoarthritis of
the Knee. Journal of Managed Care Pharmacy. 2007
24