Anda di halaman 1dari 6

RUPTUR URETRA ANTERIOR

ETIOLOGI
Uretra anterior adalah bagian distal dari diafragma urogenitalia. Straddle
injury dapat menyebabkan laserasi atau contusion dari uretra. Instrumentasi atau
iatrogenik dapat menyebabkan disrupsi parsial 10
Cedera uretra anterior secara khas disebabkan oleh cedera langsung pada
pelvis dan uretra. Secara klasik, cedera uretra anterior disebabkan oleh straddle injury
atau tendangan atau pukulan pada daerah perineum, dimana uretra pars bulbosa
terjepit diantara tulang pubis dan benda tumpul. Cedera tembus uretra (luka tembak
atau luka tusuk) dapat juga menyebabkan cedera uretra anterior. Penyebab lain dari
cedera uretra anterior adalah trauma penis yang berat, trauma iatrogenic dari
kateterisasi, atau masuk benda asing. 9

Gambar 9. Cedera pada uretra pars bulbosa. Kiri : Mekanisme : Biasanya jatuh mengangkang, uretra
terjepit diantara tulang pelvis dan benda tumpul. Kanan: ekstravasasi darah dan urin terbatas dalam
fascia Colles.Dikutip dari kepustakaan 3

MEKANISME TRAUMA
Trauma tumpul atau tembus dapat menyebabkan cedera uretra anterior.
Trauma tumpul adalah diagnosis yang sering dan cedera pada segmen uretra pars
bulbosa paling sering (85%), karena fiksasi uretra pars bulbosa dibawah dari tulang
pubis, tidak seperti uretra pars pendulosa yang mobile. Trauma tumpul pada uretra
pars bulbosa biasanya disebabkan oleh straddle injury atau trauma pada daerah
perineum. Uretra pars bulbosa terjepit diantara ramus inferior pubis dan benda
tumpul, menyebabkan memar atau laserasi pada uretra. 4
Tidak seperti cedera pada uretra pars prostatomembranous, Trauma tumpul
uretra anterior jarang berhubungan dengan trauma organ lainnya. Kenyataannya,
straddle injury menimbulkan cedera cukup ringan, membuat pasien tidak mencari
penanganan pada saat kejadian. Pasien biasanya datang dengan striktur uretra setelah
kejadian yang intervalnya bulan atau tahun. 4
Cedera uretra anterior dapat juga berhubungan dengan trauma penis (10%
sampai 20% dari kasus). Mekanisme cedera adalah trauma langsung atau cedera pada
saat berhubungan intim, dimana penis yang sementara ereksi menghantam ramus
pubis wanita, menyebabkan robeknya tunika albuginea. 4
KLASIFIKASI
Klasifikasi rupture uretra anterior dideskripsikan oleh McAninch dan
Armenakas berdasarkan atas gambaran radiologi

Kontusio : Gambaran klinis memberi kesan cedera uretra, tetapi uretrografi


retrograde normal

Incomplete disruption : Uretrografi menunjukkan ekstravasasi, tetapi masih


ada kontinuitas uretra sebagian. Kontras terlihat mengisi uretra proksimal atau
vesika urinaria.

Complete disruption : Uretrografi menunjukkan ekstravasasi dengan tidak ada


kontras mengisi uretra proksimal atau vesika urinaria. Kontinuitas uretra
seluruhnya terganggu. 4

GAMBARAN KLINIS
Pada rupture uretra anterior terdapat memar atau hematom pada penis dan
skrotum. Beberapa tetes darah segar di meatus uretra merupakan tanda klasik cedera
uretra. Bila terjadi rupture uretra total, penderita mengeluh tidak bisa buang air kecil
sejak terjadi trauma dan nyeri perut bagian bawah dan daerah suprapubik. Pada
perabaan mungkin ditemukan kandung kemih yang penuh. 10
Cedera uretra karena kateterisasi dapat menyebabkan obstuksi karena udem
atau bekuan darah. Abses periuretral atau sepsis mengakibatkan demam. Ekstravasasi
urin dengan atau tanpa darah dapat meluas jauh, tergantung fascia yang turut rusak.
Pada ekstravasasi ini mudah timbul infiltrate yang disebut infiltrate urin yang
mengakibatkan selulitis dan septisemia, bila terjadi infeksi. 10
Kecurigaan ruptur uretra anterior timbul bila ada riwayat cedera kangkang
atau instrumentasi dan darah yang menetes dari uretra. 10
Jika terjadi rupture uretra beserta korpus spongiosum, darah dan urin keluar
dari uretra tetapi masih terbatas pada fasia Buck, dan secara klinis terlihat hematoma
yang terbatas pada penis. Namun jika fasia Buck ikut robek, ekstravasai urin dan
darah hanya dibatasi oleh fasia Colles sehingga darah dapat menjalar hingga skrotum
atau dinding abdomen. Oleh karena itu robekan ini memberikan gambaran seperti
kupu-kupu sehingga disebut butterfly hematoma atau hematoma kupu-kupu. 2
GAMBARAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan radiologik dengan uretrogram retrograde dapat memberi
keterangan letak dan tipe ruptur uretra. Uretrogram retrograde akan menunjukkan
gambaran ekstravasasi, bila terdapat laserasi uretra, sedangkan kontusio uretra tidak
tampak adanya ekstravasasi. Bila tidak tampak adanya ekstravasasi maka kateter
uretra boleh dipasang. 10,11

Gambar 10. Ruptur uretra pars bulbosa akibat straddle injury. Ekstravasasi (tanda panah) pada
uretrogram. Dikutip dari kepustakaan 3

PENATALAKSANAAN
Penanganan Awal
Kehilangan darah yang banyak biasanya tidak ditemukan pada straddle injury.
Jika terdapat pendarahan yang berat dilakukan bebat tekan dan resusitasi. Armenakas
dan McAninch (1996) merencanakan skema klasifikasi praktis yang sederhana yang
membagi cedera uretra anterior berdasarkan penemuan radiografi menjadi kontusio,
ruptur inkomplit, dan ruptur komplit. Kontusio dan cedera inkomplit dapat
ditatalaksana hanya dengan diversi kateter uretra. Tindakan awal sistotomi suprapubik
adalah pilihan penanganan pada cedera staddle mayor yang melibatkan uretra.
Pilihan utama berupa surgical repair direkomendasikan pada luka tembak
dengan kecepatan rendah, Ukuran kateter disesuaikan dengan berat dari striktur
uretra. Debridement dari korpus spongiosum setelah trauma seharusnya dibatasi
karena aliran darah korpus dapat terganggu sehingga menghambat penyembuhan
spontan dari area yang mengalami kontusi. Diversi urin dengan suprapubik
direkomendasikan setelah luka tembak uretra dengan kecepatan tinggi, diikuti dengan
rekonstruksi lambat. 3,15
Penanganan Spesifik

Kontusio Uretra

Pasien dengan kontusio uretra tidak ditemukan bukti adanya ekstravasasi dan uretra
tetap utuh. Setelah uretrografi, pasien dibolehkan untuk buang air kecil; dan jika
buang air kecil normal, tanpa nyeri dan pendarahan, tidak dibutuhkan penanganan
tambahan. Jika pendarahan menetap, drainase uretra dapat dilakukan. 3

Laserasi Uretra

Instrumentasi uretra setelah uretrografi harus dihindari. Insisi midline pada


suprapubik dapat membuka kubah dari buli-buli supaya pipa sistotomi suprapubik
dapat disisipkan dan dibolehkan pengalihan urin sampai laserasi uretra sembuh. Jika
pada uretrogram terlihat sedikit ekstravasasi, berkemih dapat dilakukan 7 hari setelah
drainase kateter suprapubik untuk menyelidiki ekstravasasi. Pada kerusakan yang
lebih parah, drainase kateter suprapubik harus menunggu 2 sampai 3 minggu sebelum
mencoba berkemih. Penyembuhan pada tempat yang rusak dapat menyebabkan
striktur. Kebanyakan striktur tidak berat dan tidak memerlukan rekonstuksi bedah.
Kateter suprapubik dapat dilepas jika tidak ada ekstravasasi. Tindakan lanjut dengan
melihat laju aliran urin akan memperlihatkan apakah terdapat obstuksi uretra oleh
striktur. 3

Laserasi Uretra dengan Ekstravasasi Urin yang Luas

Setelah laserasi yang luas, ekstravasasi urin dapat menyebar ke perineum, skrotum,
dan abdomen bagian bawah. Drainase pada area tersebut diindikasikan. Sistotomi
suprapubik untuk pengalihan urin diperlukan. Infeksi dan abses biasa terjadi dan
memerlukan terapi antibiotik. 3

Rekonstruksi segera

Perbaikan segera laserasi uretra dapat dilakukan, tetapi prosedurnya sulit dan
tingginya resiko timbulnya striktur. 3

Rekonstruksi lambat

Sebelum semua rencana dilakukan, retrograde uretrogram dan sistouretrogram harus


dilakukan untuk mengetahui tempat dan panjang dari uretra yang mengalami cedera.
Pemeriksaan ultrasound uretra dapat membantu menggambarkan panjang dan derajat

keparahan dari striktur. Injeksi retrograde saline kombinasi dengan antegrade bladder
filling akan mengisi uretra bagian proksimal dan distal, dan sonogram 10-MHz akan
mengambarkan dengan jelas bagian yang tidak bisa terdistensi untuk di eksisi.
Jaringan fibrosa padat yang terbentuk karena trauma sering menjadi significant
shadow.
Uretroplasty anastomosis adalah prosedur pilihan pada ruptur total uretra pars bulbosa
setelah straddle injury. Skar tipikal berukuran 1,5 sampai 2 cm dan harus dieksisi
komplit. Uretra proksimal dan distal dapat dimobilisasi untuk anastomosis end-to-end.
Tingkat keberhasilan dari prosedur ini lebih dari 95% dari kasus
Insisi endoskopik melalui jaringan skar dari uretra yang ruptur tidak disarankan dan
sering kali gagal. Penyempitan parsial uretra dapat diterapi awal dengan insisi
endoskopi dengan tingkat keberhasilan tinggi. Saat ini uretrotomi dan dilatasi
berulang telah terbukti tidak efektif baik secara klinis maupun biaya. Lebih lanjut,
pasien dengan prosedur endoskopik berulang juga sering diharuskan untuk dilakukan
tindakan rekonstruksi kompleks seperti graft. Open repair seharusnya ditunda paling
tidak beberapa minggu setelah instrumentasi untuk membiarkan uretra stabil. 3,15
KOMPLIKASI
Komplikasi dini setelah rekontruksi uretra adalah infeksi, hematoma, abses
periuretral, fistel uretrokutan, dan epididimitis. Komplikasi lanjut yang paling sering
terjadi adalah striktur uretra. 10
PROGNOSIS
Striktur uretra adalah komplikasi utama tetapi pada banyak kasus tidak
memerlukan rekonstruksi bedah. Jika, striktur ditetapkan, laju aliran urin kurang baik
dan infeksi urinaria dan terdapat fistel uretra, rekonstruksi dibutuhkan. 3
.

Anda mungkin juga menyukai