39 - 192CME-2 - Uji Fungsi Paru PDF
39 - 192CME-2 - Uji Fungsi Paru PDF
BERITA TERKINI
PENDAHULUAN
Uji fungsi paru dapat membantu diagnosis
dan penatalaksanaan pasien penyakit paru
atau jantung, penentuan toleransi tindakan
pembedahan, evaluasi kesehatan untuk kepentingan asuransi, penelitian epidemiologi
terhadap bahaya suatu substansi serta prevalensi penyakit dalam komunitas. Analisis
gangguan ventilasi paru mencakup derajat
hambatan terutama mekanisme yang bertanggung jawab pada insufisiensi pernapasan.
Analisis gangguan mekanik paru merupakan
langkah penting pertama prosedur diagnosis
penyakit paru.1
Hal yang harus dihindari sebelum pemeriksaan fungsi paru adalah merokok minimal 1
jam sebelum pemeriksaan, minum alkohol
minimal 4 jam sebelum pemeriksaan, aktivitas
olahraga berat 4 jam sebelum pemeriksaan,
menggunakan pakaian ketat sehingga membatasi pergerakan rongga dada dan abdomen
serta makan dalam jumlah besar 2 jam sebelum pemeriksaan.2
DEFINISI
Uji fungsi paru adalah alat untuk mengevaluasi sistem pernapasan, kelainan yang terkait
riwayat penyakit pasien, penelitian berbagai
pencitraan paru dan uji invasif seperti bronkoskopi dan biopsi terbuka paru. Perbandingan
antara nilai yang diukur pada pasien dengan nilai normal yang berasal dari penelitian
populasi dapat digunakan untuk mengetahui
patofisiologi penyakit yang mendasari. Persentase nilai prediksi normal dapat digunakan
untuk menilai keparahan penyakit. Dokter
harus terbiasa dengan uji fungsi paru karena
sering digunakan dalam pengobatan dan
evaluasi gejala pernapasan seperti sesak napas dan batuk, untuk menilai praoperasi dan
diagnosis penyakit seperti asma dan penyakit
paru obstruktif kronis (PPOK).
Uji fungsi paru adalah istilah umum manuver yang menggunakan peralatan sederhana
untuk mengukur fungsi paru. Uji fungsi paru
meliputi spirometri sederhana, pengukuran
volume paru formal, kapasitas difusi karbon
monoksida (CO) dan gas darah arteri. Uji
fungsi paru digunakan untuk mengukur dan
merekam 4 komponen paru yaitu saluran napas (besar dan kecil), parenkim paru (alveoli,
interstitial), pembuluh darah paru dan mekanisme pemompaan. Berbagai penyakit dapat
berdampak pada komponen tersebut.3
SPIROMETRI
Spirometri paling sering digunakan untuk menilai fungsi paru. Sebagian besar pasien dapat
dengan mudah melakukan spirometri setelah
dilatih oleh pelatih atau tenaga kesehatan
lain yang tepat. Uji ini dapat dilaksanakan di
berbagai tempat baik ruang praktek dokter,
ruang gawat darurat atau ruang perawatan.
Spirometri dapat digunakan untuk diagnosis
dan memantau gejala pernapasan dan penyakit, persiapan operasi, penelitian epidemiologi
serta penelitian lain.3 Indikasi spirometri dapat
dilihat pada tabel 1.
Volume paru:
1. Volume tidal, yaitu jumlah udara
yang masuk ke dalam dan ke luar
dari paru pada pernapasan biasa.
2. Volume cadangan inspirasi, yaitu
jumlah udara yang masih dapat
masuk ke dalam paru pada inspirasi
maksimal setelah inspirasi biasa.
3. Volume cadangan ekspirasi, yaitu
jumlah udara yang dikeluarkan secara aktif dari dalam paru setelah
ekspirasi biasa.
4. Volume residu yaitu jumlah udara
yang tersisa dalam paru setelah ekspirasi maksimal.
b.
Kapasitas paru:
1. Kapasitas paru total, yaitu jumlah
total udara dalam paru setelah inspirasi maksimal.
2. Kapasitas vital, yaitu jumlah udara
yang dapat diekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal.
305
4/10/2012 3:02:25 PM
4.
Batasan volume dan kapasitas paru dapat dilihat pada gambar 1. Nilai normal untuk setiap volume dan kapasitas paru bervariasi dan
dipengaruhi oleh usia, tinggi badan, jenis kelamin, suku, berat badan dan bentuk tubuh.
Volume udara tersebut dapat dinilai dengan
alat spirometri. Spirometri dapat pula mengukur aliran ekspirasi yaitu volume ekspirasi
paksa detik pertama (VEP1/FEV1) dan kapasitas
vital paksa (KVP/FVC).1
Gambar 1 Spirometri1
5,000
4,000
Inspiratory
capacity
Inspiratory
reserve volume
Vital capacity
Tidal
volume
3,000
Total lung capacity
2,000
1,000
Expiratory
reserve volume
Maximum
voluntary
expiration
Residual
volume
Functional residual
capacity
0
Gambar 2 Volume dan kapasitas paru
(Dikutip dari: http://images.tutorvista.com/content/feed/tvcs/lung20volumes1.JPG)
306
CDK-192_vol39_no4_th2012 ok.indd 306
4/10/2012 3:02:26 PM
KAPASITAS DIFUSI
Penilaian kapasitas difusi dapat menggunakan pemeriksaan DLCO (diffusing capacity of the lung for carbon monoxide). DLCO
diukur untuk menilai interaksi permukaan
alveolar, perfusi kapiler alveolar, bagian dari
celah antara alveolar-kapiler, volume kapiler,
konsentrasi Hb, reaksi Hb dengan CO. DLCO
merupakan rasio antara ambilan CO dalam
mililiter per menit dibagi rata-rata tekanan
alveolar CO dalam mmHg. Cara yang paling banyak digunakan adalah single-breath
breath-holding technique yaitu subjek diminta menghirup sejumlah volume udara
FEV1/VC LLN
Yes
No
VC LLN
Yes
VC LLN
No
Yes
No
TLC LLN
TLC LLN
No
Yes
Normal
Yes
Restriction
No
Obstruction
Mixed defect
DLCO LLN
Yes
Normal
DLCO LLN
No
PV disorders
DLCO LLN
Yes
No
Yes
No
CW and NM
disorders
ILD
Pneumonitis
Asthma CB
Emphysema
Gambar 4 Algoritma yang dapat digunakan untuk menilai fungsi paru pada praktek klinik9
Keterangan: VC: vital capacity; LLN: lower limits of normal; TLC: total lung capacity; DL,CO: diffusing capacity for carbon monoxide;
PV: pulmonary vascular; CW and NM: chest wall and neuromuscular; ILD: interstitial lung disease; CB: chronic bronchitis.
DAFTAR PUSTAKA
1.
West JB. Test of pulmonary function. In: Remsberg C ed. Pulmonary physiology the essentials. 2 nd ed. Baltimore:Williams & Wilk in ;1979.p.153-60.
2.
Miller MR, Hankinson J, Brusasco V, et al. American Thoracic Society/European Respiratory Society Task Force: Standardization of spirometry. Eur Resp J. 2005;26: 319-38.
3.
Lung function test [Internet]. 2011 [cited 2011 Jun 20]. Available from: http://www.webmd.com/lung/lung-function-tests?page=2. Accessed on June 20th 2011.
4.
Yunus F. Pemeriksaan spirometri. In: Workshop on Respiratory Physiology and Clinical Application. Jakarta; 1997. p. 1-34.
5.
Pierce R. Spirometry: the measurement and interpretation of ventilator function in clinical practice. In: Rob P, ed. Spirometry. 1st ed. Tasmania: PJ David; 2004. p. 1-24.
6.
Crapo RO, Casaburi R, Coates AL, et al. Guidelines for methacholine and exercise challenge testing, 1999. Official statement of the American Thoracic Society adopted by the ATS Board of
Directors, July 1999. Am J Respir Crit Care Med. 2000;161: 309-29.
7.
Gold MW. Pulmonary Function Testing. In : Mason RJ, Broaddus C, Murray JF, Nadel JA eds. Textbook of Respiratory Medicine. 4th ed. Elsevier Saunders; 2005.p.681-8.
8.
American Thoracic Society. Single-breath carbon monoxide diffusing capacity (transfer factor). Recommendations for a standard technique1995 update. Am J Respir Crit Care Med.
9.
Brusasco V, Viegi G. The ATS/ERS consensus on clinical pulmonary function testing. Breathe 2005;2:9-10.
307
4/10/2012 3:02:28 PM