Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS SWOT COCA COLA COMPANY

Coca-cola merupakan perusahaan minuman terbesar di dunia. Coca cola menjual empat dari
lima top minuman non alkohol sedunia, diantaranya: Cocacola, Diet coke, Sprite, dan Fanta. Coca cola
mempekerjakan 71.000 orang dilebih dari 200 negara. Coca cola kurang lebih memproduksi 400 merk
yang terdiri lebih dari 2600 produk minuman. Produk-produk coca cola didistribusikan melalui restoran
dan toko makanan, serta pemasok.
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton,
seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup
karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John,
menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk
periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah
logo paling terkenal di dunia.
Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan
mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu
minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun
1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan
perusahaan Coca-Cola pada 1892.
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai
macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda benda tersebut kemudian dibagi-bagi di
lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain
warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas,
tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata
Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah
Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk
dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941,
perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan
periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang
terdaftar.

VISI DAN MISI

Visi

Visi kami menyediakan kerangka Roadmap kami dan pedoman setiap aspek dari bisnis kami
dengan menggambarkan apa yang kami butuhkan untuk menyempurnakan untuk melanjutkan menuju
keberhasilan yang mendukung, kualitas pertumbuhan.

People

Portfolio
: Bring to the world a portfolio of quality beverage brands that anticipate and
satisfy people's desires and needs.

Partners
: Nurture a winning network of customers and suppliers, together we create
mutual, enduring value.

Plant
: Be a responsible citizen that makes a difference by helping build and support
sustainable communities.

Profit
: Maximize long-term return to shareowners while being mindful of our overall
responsibilities.

Productivity

: Be a great place to work where people are inspired to be the best they can be.

: Be a highly effective, lean and fast-moving organization.

Misi

Our Roadmap starts with our mission, which is enduring. It declares our purpose as a company and
serves as the standard against which we weigh our actions and decisions.
1.

To refresh the world...

2.

To inspire moments of optimism and happiness...

3.

To create value and make a difference.

Menurut saya, visi dan misi perusahaan Coca-cola sesuai dengan realita apabila dibandingkan
dengan kemajuan perusahaan coca-cola saat ini sehingga tidak diperlukan adanya revisi dari kelompok
kami. Dalam penjabaran visi dan misinya perusahaan tersebut memperhatikan berbagai aspek,
diantaranya corporate social responsibilities, lingkungan, dan berbagai kepentingan perusahaan untuk
menuju keberhasilan.

Tujuan Perusahaan : Menjadikan perusahaan minuman bersoda no satu di dunia.


Pesaing utama dari Coca-cola Company (industri softdrink) adalah perusahaan PepsiCo

ANALISIS SWOT

STRENGTH (Kekuatan)

Weakness (kelemahan)

Oppurtinity (Peluang)

Threat (Ancaman)

Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal pada tabel seperti dituliskan di
atas, hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut :
Skor Total Kekuatan

: 4,56

Skor Total Kelemahan

: -2,78

Skor Total Peluang

: 1,98

Skor Total Ancaman

: -2,80

Selain itu, penentuan koordinat dari gambar tsb adalah sebagai berikut :

Koordinat Analisis Internal

(Skor total Kekuatan Skor total kelemahan) : 2 = (4,56 2,78) : 2 = 0,89

Koordinat Analisis Eksternal

(Skor total Peluang Skor total Ancaman) : 2 = ( 2,25 2,80) : 2 = -0,27

Berdasarkan skor total di atas, maka penentuan posisi perusahaan dapat digambar sebagai Matrik SWOT
yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka diketahui posisi unit usaha terletak pada kuadran IV namun
perlu diadakan penyempurnaan analisis dengan menghitung luasan wilayah pada tiap-tiap kuadran.
Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran dapat digambarkan pada tabel berikut di bawah ini :

Berdasar tabel tersebut di atas, maka diperoleh ranking luas matrik kuadran sebagai berikut :
Ranking ke 1

: pada kuadran IV dengan luas matrik -12,76

Ranking ke 2

: pada kuadran I dengan luas matrik 10,26

Ranking ke 3

: pada kuadran II dengan luas matrik 7,78

Ranking ke 4

: pada kuadran III dengan luas matrik -6,25

Pada kuadran I ( S O Strategi ) strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah
menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada.
Pada kuadran II ( W O Strategi ) perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagi
acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan.
Pada kuadran III ( W T Strategi ) Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.
Pada kuadran IV ( S T Strategi ) Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan
menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang

PENJELASAN :

KUADRAN I (SO)

Pengembangan Pasar
distribusi.

KUADRAN II (WO)

Pengembangan Pasar
pasar.

: Melakukan inovasi produk baru di daerah baru untuk melakukan pelebaran

: Mengatasi persaingan produk dengan produk lain untuk memenuhi keinginan

KUADRAN III (WT)

Pengurangan
: Untuk memenuhi efisiensi biaya menempatkan stock barang di daerah yang
terbatas SDAnya, tanpa menunggu stocknya kosong .

KUADRAN IV (ST)

Divers.Konsentrik
: coca cola menambah produk baru untuk pasar yang telah ada disebabkan
oleh pelarangan di berbagai negara.

Startegi Bisnis Unit :


Prioritas Pertama
Membuat produk baru yaitu coca cola Zero
Faktor Penentu Keberhasilan
- SDM yang memiliki kompetensi dibidangnya
Output
Semakin banyak pilihan produk baru
Outcame
Makin meningkatnya jumlah penjualan
Impact
Citra perusahaan semakin baik

Prioritas Kedua
Penambahan jumlah pangsa pasar yang baru
Faktor penentu keberhasilan
Pendistribusian daerah baru yang mudah

Output
Bertambahnya pelanggan
Outcame
Meningkatnya penjualan
Impact
Image perusahaan lebih baik

PENJELASAN:

-PRODUK:
Coca-Cola produknya unggul terhadap Pepsi co, karena rasa soda nya digemari oleh konsumen dan
mempertahankan melalui inocvasi produk

-PRICE:
Coca-Cola lebih mengutamakan efisiensi biaya sehingga harga produk lebih murah dan pastinya ini
menjadi kekuatan dalam persaingan.

- PLACE:
Coca-Cola lebih banyak bekerjasama dengan distributor contohnya di MCD

-PROMOTION:

Coca- Cola lebih terkenal di bandingkan Pepsi co

PENJELASAN:

-PRODUK:
Dengan adanya Teh dan Pocari konsumen sekarang mulai memperhatikan kesehatan, dengan demikian
Coca-Cola mulai menciptakan inovasi produk sejenis atau produk pengganti contohnya Coca Cola Zero

-PRICE:
Harga dari kedua produk pengganti lebih murah jadi Coca-Cola perlu melakukan dari efisien biaya,
dikasih discount, beli 2 gratis 1, kemasan yang ekonomis serta penganekaragaman produk, walau tidak
terasa dalam beberapa tahun ini, mungkin saja kedua produk ini merajai pasaran kedepannya.

-PLACE:
Untuk wilayah pasar kedua produk pengganti sangatlah berkompenten karena sangat kurang
pesaingnya sehingga kesempatan dan keuntungan menjadi lebih baik, selain itu memang sangat
dibutuhkan dari kedua produk pengganti tersebut. Coca-Cola untuk menghadapi kedua produk
pengganti harus meningkatkankerjasama dengan ritel penempatan display yang efektif

-PROMOTION:
Walau jarang terdengar namun untuk skala nya mungkin berimbang karena memang sangat diminati
dan kompetisi kedua produk pengganti sangat gencar jadi Coca-Cola mempertahankan efektifitas iklan

UKURAN KEBERHASILAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DARI COCA-COLA

Produk menurut J. Stanton diartikan sebagai Is a set of tangible and tangible attributes, including
packaging, color, price, manufacturers prestige and manufacturers and retailer which the buyer may
accept as offering want-satisfaction (W.J.Stanton, 1981:192).
(Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud termasuk didalamnya
masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual dan pelayanan pabrik serta
pelayanan pengecer yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginannya).
Philip Kotler menjelaskan A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or
need, product that are marketed include physical goods, services, experiences, events, persons, places,
properties, organizations, informations and ideas (Kotler : 200:234)

Beberapa tingkatan produk.


Tingkatan produk bisa dilihat dari jenis dan nilai tambah produknya. Bisa juga dilihat dari siklus
kehidupan produk (product life cyle). Nilai tambah bisa meningkatkan kualitas produk dalam persaingan.
Persaingan produsen bukan sekedar dalam proses saja, tapi juga dalam hal aspek tambahan yaitu
pembungkus, service, iklan, pemberian kredit, pengiriman dan faktor bisa meningkatkan kepuasan
konsumen. Tingkatan produk sesuai dengan nilai tambahnya Kotler membagi kedalam beberapa
tingkatan :

1. Core benefit.
Keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh konsumen.seperti orang menginap di hotel
agar bisa tidur dan istirahat secara memuaskan, orang masuk restoran agar bisa makan enak, dsb.

2. Basic product.

Produk dasar yang harus dipenuhi dan harus dilengkapi dari keuntungan dasar. Dalam hal ini core
benefit berubah menjadi basic product. Agar tercapai kepuasan maka hotel harus melengkapi
menyediakan kamar, tempat tidur, toilet, Ac dan kebutuhan lainnya secara lengkap.

3. Expected product
Konsumne memiliki harapan terhadap barang dan jasa yang telah dibelinya. Sehingga barang yang dibeli
harus yang terbaik, hotel yang bisa memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik sehingga memberikan
kepuasan maksimal.

4. Augmented product.
Suatu nilai tambah yang diluar apa yang dibayangkan oleh benak konsumen. Misalnya dikamar ada TV
kabel dengan chanell, SPA dan karaoke gratis, dll. Augmented produk ini punya kelemahan yang bias
digunakan sebgai alat persaingan. Bisa jadi augmented product suatu waktu bisa menjadi expected
product, karena konusmen telah terbiasa dengan perlengkapan tambahan tersebut yang biayanya
menjadi biaya tambahan sehingga harga jadi mahal. Namun bisa juga dengan adanya augmented
product biaya tidak terlalu mahal dengan tujuan untuk memenangkan persiangan.

5. Potential product
Mencari nilai tambah produk yang lain untuk dimasa depan setelah konsumen menggunakan produk
dan jasa kita. Seperti pelayanan after sales, menawarkan discount member, dll.
Dilihat dari siklus kehidupan produk maka sebuah produk akan mengalami tahapan-tahapan yang
niscaya akan dilalui kedalam lima tingkatan antara lain :

Tahap pengenalan produk (introduction)

Tahap pengembangan (Growth)

Tahap kematangan (Maturity)

Tahap menurun (Decline)

Tahap ditingalkan (Abandonment)

Merek (brand) dan kemasan (Packaging)

Pemberian merek sangat penting untuk membantu kelancaran penjualan dan besar kecilnya merek
harus dipikirkan dengan matang jangan sampai menyimpang dari keadaan dan kualitas serta
kemampuan perusahaan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pemberian merek adalah jaminan dari para pengusaha terhadap
konsumen bahwa barang yang dibeli benar-benar dari perusahaannya. Selain sebagai pembuktian akan
kualitas barang, mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya dan bisa
meningkatkan ekuitas merek yang memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi, memberi
kemudahan dalam mempertahnkan kesetiaan konsumen. Serta memberi motivasi pada saluran
distribusi, karena barang dengan merek terkenal akan cepat laku dan mudah disalurkan dan
penangananya.

Dalam Pengembangan produk tentu masalah merek dan kemasan sangat penting sekali sehingga kita
mengenal beberapa istilah yang berhubungan dengan merek :

1. Brand.
Philip kotler dan Garry Amstrong mendefinisikan : Brand is name, term, sign, symbol or design or a
combination of these, intended to identify the goods or service of one seller or group of sellers and to
differentiate them from those of competitor(Kotler & Garry, 1991:260). Aaker mendefisikan : Brand is
distinguishing nam or symbol such as a logo, trademark or package design, intended to identify the
goods or services of either one sellers and to differentiate those goods or services from those
competitor.Begitu juga American Marketing association (AMA) A Brand is name, term, sign, symbol or
design or combination of them, intended to identify the goods or services of one seller or groups of
seller and to differentiate them from those of competitor (2000:404)
Intinya Brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, symbol atau desain atau kombinasinya yang bertujuan
untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang membedakan suatu produk dengan produk saingan.

2. Brand name
Sedang istilah brand name adalah ..Is that part of a brand which can be vocalized-the unterable. Nama
cap adalah bagian dari cap yang dapat diucapkan, biasanya menunjukan nama perusahaan atau institusi
organisasinya. Seperti Honda, Panasonic, Telkom, dll.

3. Brand mark
Brand mark adalah bagian dari merek/cap yang dapat dikenal atau diketahui, tetapi tidak dapat
diucapkan, karena berupa simbol, lambang, logo, desain atau bentuk spesifik huruf atau warna. (A
brand mark is that part of brand which can be recognized but is not unterabel, such a symbol, design or
distinctive coloring or lettering) Contoh : Gambar singa-MGM, gambar stir-MercedezBenz.

4. Trademark

Begitu juga dengan Trademark bisa diartikan sebagai : Is a brand or part of a brand that is given legal
protection, it protects the sellers exclusive rights to use brand name or brand mark. (Cap dagang ialah
merek atau bagian dari merek yang memberikan perlindungan hokum, melindungi hak-hak pemilik
merek atau cap).

5. Brand image
David A. Aaker (1997:7) mengartikan image sebagai : is the total impression of what person or group
people think and know about and object Engel mendefinisikan Imaginary is a process by which sensory
information and experiences are refresented in working memory. Kotler (1997:607) mengartikan
sebagai Image is the set of beliefs, ideas and impressions that are person holds regarding an object.
Peoples attitude and actions towards an object are highly conditioned by that objects image.
Citra terbentuk dalam jangka waktu tertentu sebab merupakan sebuah akumulasi persepsi terhadap
suatu objek apa yang terpikirkan, diketahui dialami yang masuk kedalam memori manusia berdasarkan
masukan-masukan dari berbagai sumber sepanjang waktu.
6. Brand Equity.
Kotler & Amstrong (1999:glossary) Brand equity the value of a brand, based on the ectent to which it
has high brand loyalty, name awareness, perceived quality strong brand associations and other asses suc
as patents, trademarks an channel relationships.

Lynn B. Upshaw memberikan batasan bahwa :Brand equiy is the total accumulated value or worth of
brand the tangible assets that the brand contributes to its corporate parent, both financially and interest
of selling leverage
Artinya brand equity ialah nilai dari suatu merek didasarkan atas tingginya brand loyalty, kesdaran,
kualitas, kekuatan, adanya paen yang memberi kekuatan pada suatu merek, bisa juga merupakan
kumpulan dari adanya persepsi merek pada benak konsumen, mulai dari adanya brand awarenesskesadaran merek, brand acceptability-penerimaan merek, brand preference-pembeda merek yang
melaihirkan brand priority-prioritas barang yang akan dibeli dan akhirnya tumbuh brand loyalty-tidak
mau berganti merek.
Kalau brand equity merupakan nilai konsumen terhadap merek kita, sedang brand identity lebih
merupakan seperangkat asosiasi merek yang digunakan oleh ahli strategi merek dan janji kepada
konsumen yang harus dipenuhi. Brand identity sebagai bagian dari brand equity.

Brand equity memberikan nilai melalui empat fase yaitu :

1.Dimensi kesadaran merek (brand awareness)

adalah kesanggupan konsumen untuk mengenali suatu produk atau seberapa kuat merek tertanam
dalam ingatan konsumen. Kesadaran merek ini tertanam dalam benak konsumen.menurut Aaker
bergerak mulai dari recognition=pengenalan, to recall = pengingatan, top of mind = puncak pikiran,
unware of brand = tidak menyadari merek.

2. Dimensi kesan kualitas (perceived quality).


Kesan konsumen terhadap kualitas bias memberikan penilaian positif dan negative yang menghasilkan
nilai. Barnes, (2001:104) ada 4 kesan seorang pelanggan terhadap produk yaitu Value is low price, the
quality I get for price I pay or everyting I want in service and is all that I get for all that I give selain
perusahaan bisa memberikan experiential dan emotional brand sesuai dengan gaya hidupnya.

3. Dimensi asosiasi (brand association)


Untuk menanmkan sebuah asosiasi brand membutuhkan waku yang sangat lama melalui periklanan dan
promosi yang gencar sampai mencapai tahap kematangan produk salah satunya produk menjadi
marketing leader. Coba apa yang anda pikirkan tentang produk Sanyo, odol, orson, aspirin, cellopane,
nylon, Xerox,dll. Sanyo identik dengan pompa, padahal sanyo bukan hanya memproduksi pompa saja
tapi alat elektronik yang lainnya. Atau aqua sudah menjadikan produk untuk brand asosiciation untuk air
galonan.

4. Dimensi loyalitas (brand & customer loyalty)


Setelah melali proses diatas kesan yang kuat mealu pengalaman dan penanaman emotional brand akan
melahirkan brand loyalty yang berlanjut pada customer loyalty. Jill Griffin (2002:5) mengartikan a
customer has a specific bias about what to buy and from whom. Two important conditions associated
with loyalty are customer retention and total share of customer. Many companies operate under the
false impression that a retained customer is automatically a loyal customer. Lebih lanjut Griffin
mengartikan loyalty is defined as non-random purchase expressed over time by some decision-making
unit.
Ciri-ciri konsumen yang loyal terhadap produk kita dapat dilihat konsumen melakukan pembelian ulang
secara teratur, juga membeli produk lain yang ditawarkan penjual, merkomendasikan teman-temannya
untuk membeli produk yang sama ketempat sama dan mereka tidak mudah beralih ke produk lain.
Hermawan karta jaya mengkelompokan para konsmen dilihat tingkat loyalitasnya kedalam lima
kelompok :

Terorist customer yaitu mereka yang seperti bermusuhan dengan perusahaan karena suka
mengungkapkan cerita tidak bai tentang perusahaan.

Trasactional customer yaitu mereka berhubungan hanya sebatas transaki saja.

Relationship customer yaitu mereka yang telah melakukan repeat buying.


Loyal customer yaitu konsumen yang selalu setia dengan perusahaan walaupun orang lain
mneceritakan keburukan perusahaan tersebut.

Advocator customer, inilah pelanggan istimewa dan excellent.

Jill Griffin (2002:219) dalam bukunya customer loyalty menyatakan ada 12 hukum loyalty yaitu :

1. Build staff loyalty, konsumen akan senang dengan staf yang dekat dengannya yang penuh pengertian.
2. Practice the 80/20 rule artinya 80 % pendapatan lembaga bisa datang dari 20% konsumen.
3. Know your loyalty stages and ensure your customer are moving through them, lembaga harus selalu
memperbaiki tingkat loyalitsnya sehingga konsumen bias dibentuk makin lama loyal.
4. Serve first, sell second, utamakan pelayanan, penjualan belakangan karena penjualan adalah sebagai
hasil dari layanan yang baik.
5. Aggresivelly seek out customer complaints, cari dan teliti secara aktif apa sebenarnya yang dikeluhkan
oleh langganan.
6. Get responsive and stay that way, harus responsif dan pertahankan sikap tersebut.
7. Know your customers definitions of value, pahami danc ari nilai-nilai apa yang diharapkan oleh
konsumen.
8. Win back lost customers, dekati dan wawancara konsumen yang lari, kenapa mereka berpindah,
shingga mereka bias ditark kembali.
9. Use multiple channels to serve the same customer well, Konsumen biasanya memperoleh pelayaan
dari berbagai personil.
10. Give your front line the skills to perform, karyawan berdiri digaris depan dan memayani konsumen
harus trampil dan professional.
11. Collaborate with your channel patners, gunakan chanel yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga
penjualan.
12. Store your data in one centralized database. Kepuasan konsumen kunci utama biar konsumen loyal
pada produk kita.

KPI (Key Performance Indicator)

Penjelasan :

Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin
besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Melalui riset
dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk,
kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta
mempunyai ciri khas tersendiri
Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam Indonesia,
Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang menjadikan produk minuman cepat
saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen
secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang
diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola
Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada
tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta
Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, CocaCola Indonesia meluncurkan Sunfill - produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah. Dengan
inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan
pasar di Indonesia.
Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain
kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan
botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge
yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam
kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru
yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan
produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai
program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik,
pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV. Pada tahun 2004 ini, iklan
Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi
survey TV Ad Monitor MRI. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya:

Demam Piala EURO 2004. Dengan memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional, CocaCola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat.
Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga
dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan
jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan CocaCola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa baru, serta keinginan untuk
menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat saji yang lengkap.

Anda mungkin juga menyukai