Case Ulkus Kornea Jamur
Case Ulkus Kornea Jamur
ULKUS KORNEA
Oleh :
Bobby Rojas
07120145
Yuanico Lirauka
07923069
0810314156
Preseptor :
Dr. Hj. Getry Sukmawati, Sp.M (K)
ULKUS KORNEA
I. Definisi
Ulkus kornea adalah kehilangan epitel sampai ke stromal kornea, yang
mempunyai batas, dinding, dan dasar.1,2
II. Faktor Resiko
Faktor resiko terjadinya ulkus kornea dapat dibedakan atas dua, yaitu :3
1.
Faktor Okular
a. Trauma
Trauma akibat tumbuh-tumbuhan, trauma kimiadanpanas, Iatrogenic
trauma ocular, seperti Keratoplasty dan Keratorefractive surgery.
b. Abnormalitas pada permukaan mata
Misdirection of lashes, Incomplete lid closure
c. Infeksi pada adneksa
Blepharitis, Meibomitis, Dry Eye, Dacryocystitis
d. Nutrisi
Defisiensi vitamin A
e. Lensa kontak
Kebersihan lensa kontak, penggunaan solusi yang terkontaminasi
f. Compromised cornea
Viral keratitis, bullous keratoplasty, recurrent erosion syndrome,
Neurotrophic keratitis
2.
Faktor Sistemik
Diabetes mellitus, Stevens-Johnson Syndrome, Blepharoconjunctivitis, Infeksi
Gonococcal dengan konjungtivitis, Immunocompromised status.
III. Patogenesis
Karena kornea terletak paling luar maka kornea dapat dengan mudah
terpapar mikroorganisme dan faktor lingkungan lainnya. Sebenarnya lapisan epitel
kornea merupakan barier utama terhadap paparan mikroorganisme namun jika
epitel ini rusak maka stroma yang avaskuler dan membran bowman akan mudah
terjadi infeksi oleh berbagai macam organisme seperti bakteri, amuba dan jamur.
Apabila infeksi ini dibiarkan atau tidak mendapat pengobatan yang tidak adekuat
maka akan terjadi kematian jaringan kornea atau ulkus kornea.4
Lokasi ulkus kornea it sendiri ada 4, sentral, parasentral, perifer, dan marginal :1
IV. Diagnosis
Diagnosis
dari
ulkus
kornea ditegakkan
berdasarkan anamnesis,
2. Non infeksi
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
A. INFEKSI
1. Ulkus Kornea Bakteri
Ulkus kornea bakteri adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh
infiltrate supuratif disertai defek epitel kornea yang bergaung. Ulkus kornea
bakteri memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah perluasan ulkus dan
timbulnya komplikasi seperti desemetokel, perforasi, endolftalmitis dan
kebutaan.4
Gambaran ulkus bakteri dapat membantu menentukan kausa penyebab
ulkus kornea, secara umum, gambaran ulkus kornea karena bakteri adalah :
1. Ulkusnya kotor, sekret banyak sesuai kuman penyebab2
2. Hipopion di COA, dengan permukaan rata dan reaksi radang hebat, sel dan
flare positif2
3. Onset nyeri cepat diikuti injeksi konjungtiva, fotofobia, penurunan visus1
Penatalaksanaan ulkus kornea bakteri pasien harus dirawat dan beri
antibiotik. Keputusan pemberian antibiotik awal harus didasarkan pada:6
tunggal
spesifik
berpedoman
pada
hasil
pemeriksaan
mikrobiologi. Cara ini diindikasikan untuk ulkus kornea bakteri ringan dan
pemeriksaan pulasan gram hanya ditemukan satu jenis bakteri.
Pengobatan awal dinilai setelah 24-48 jam.
Tabel 1. Evaluasi klinis pengobatan ulkus kornea bakteri
Tanda
Ukuran defek epitel
Perbaikan
Tidak berubah/mengecil
Perburukan
Meluas
dalam
Menurun
Meningkat
ukuran
Lebih jelas
Kurang jelas
Infiltrasi stroma
batas
Lebih dalam
stroma
Lebih luas
Reaksi
Tidak berubah/mengecil
pada
bilik
depan
mata Menurun/terlokalisasi
Menurun
Meningkat
Meningkat
reepitelisasi
2.
3.
4.
5.
6.
3. Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering, tepi yang irregular dan
tonjolan seperti hifa di bawah endotel utuh.
4. Plak endotel
5. Hipopion, kadang-kadang rekuren
6. Formasi cincin sekeliling ulkus
7. Lesi kornea yang indolen
Reaksi di atas timbul akibat investasi jamur pada kornea yang
memproduksi mikotoksin, enzim-enzim serta antigen jamur sehingga terjadi
nekrosis kornea dan reaksi radang yang cukup berat.
Diagnosis Laboratorium
Sangat membantu diagnosis pasti
1. Melakukan pemeriksaan kerokan kornea
pemeriksaan kerokan kornea sebaiknya dengan menggunakan spatula
kimura yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop. Dapat
dilakukan pewarnaan KOH, Gram, Giemsa atau KOH + Tinta India,
dengan angka keberhasilan masing-masing 20-30%,50-60%,60-75% dan
80%.
2. Biopsi Jaringan kornea
Diwarnai dengan Periodic acid schiff atau Methenamine Silver.
3. Nomarski differential interference contrast microscope
Untuk melihat morfologi jamur dari kerokan kornea ( metode Nomarski )
yang dilaporkan cukup memuaskan.
Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan jamur pada kornea pengobatan didasarkan pada jenis dari
jamur.
1.Belum diidentifikasi jenis jamur penyebabnya
berikan topikal amphotericin B 0,25 mg/ml, Thimerosal 10 mg/ml, Natamycin
> 10 mg / ml, golongan imidazole.
I.
Jamur berflamen
topikal Amphotericin B, Thiomerosal, Natamycin, imidazole.
II.
Ragi (yeast)
Amphotericin B, Natamycin, imidazole
III.
okuler
primer
jarang
dilihat
tapi
dimanifestasi
sebagai
dendritic ulcer
keratitis
Geographical ulceration
disciform
ghost
dendrit
b. Varicella Zoster Viral Keratitis
Infeksi primer (varicella) dan rekuren (herpes zoster). Manifestasi okuler oleh
varicella adalah jarang tapi sering disebabkan oleh herpes zoster. Pada varicella
penyakitnya pada palpebra mata dan jarang menyebabkan keratitis.
Oftalmik herpes zoster sering menyebabkan lesi di kornea yang diikuti dengan
keratouveitis yang bergantung kepada status imun penderita. VZV keratitis sering
menginfeksi bagian stroma dan anterior uvea.
Lesi di epithelial berbintik dan amorf dan ditemukan pseudodendrite yang hampir
menyerupai dendrite pada HSV keratitis. Terdapat edema stroma dan boleh
menyebabkan nekrosis pada lesi yang dalam. Disciform keratitis yang menyerupai
HSV keratitis boleh terbentuk
Tatalaksana IV dan oral antiviral acyclovir 800mg 5x/hari selama 10-14 hari,
valacyclovir 1g 3x/hari 7-10 hari. Terapi dimulakan dalam masa 72 jam selepas
penemuan lesi di kulit.
c. Adenovirus keratitis
Kebanyakan infeksi Adenovirus pada mata terdiri 1 dari 3 sindrom dibawah:
1. simple follicular conjuctivitis (multiple serotype)
2. pharyngoconjunctival fever ( serotype 3 or 7)
3. epidemic keratoconjunctivitis (EKC; serotype 8, 19, or 37, subgroup D)
Sindrom ini susah dibedakan pada awal infeksi dan boleh bermanifestasi
unilateral atau bilateral
Follicular conjunctivitis adalah self limited dan tidak terkait penyakit sistemik.
Keratitis pada epitel kornea adalah ringan
Pharyngoconjuctivitis fever berkarakteristik dengan demam, nyeri kepala,
pharyngitis, follicular conjunctivitis, dan perauricular adenopathy. Keratitis epitel
juga ringan
Epidermic keratoconjuctivitis adalah infeksi Adenovirus yang melibatkan kornea
secara signifikan dan majoritas penderita mendapat infeksi bilateral. Sering
dikaitkan dengan infeksi saluran pernafasan atas. Terjadi follicular konjucktivits710 hari setelah inokulasi di ikuti bintik bintik kecil pada epitel kornea
Terdapat pesudomembran atau true membrane pada konjuktiva tarsal dan
petechial subconjuktival hemorrhage
Symptom- lakrimasi, sensitivitas cahaya dan sensasi benda asing di mata
Diagnosa- dengan ditemukan pseudomembran di konjuktiva dan pada slit lamp
kelihatan infiltrasi di subepitel kornea
Tatalaksana1. suportif- kompres dingin dan air mata buatan
2. Topical corticosteroid- mengurang fotofobia dan mengelak scar
3. Mengangkat pseudomembran secara manual dengan forsep atau swab
setiap 2-3 hari
Defisiensi vitamin A ringan harus diterapi pada orang dewasa dengan dosis 30.000
unit/hari selama 1 minggu. Kasus lanjut memerlukan dosis awal yang jauh lebih
tinggi( 20.000 unit/ kg/ hari ). Salep sulfanamida atau antibiotic dapat digunakan
secara local pada mata untuk mencegah infeksi bakteri sekunder.5
3. Keratitis Marginal pada Penyakit Autoimun
Bagian perifer kornea mendapat nutrisi dari aqueous humor, kapiler
limbus, dan tear film. Bagian ini berhubungan dengan jaringan limfoid
subkonjungtival dan pembuluh-pembuluh limfe di limbus. Konjungtiva
perilimbus berperan penting dalam patogenesis lesi-lesi kornea yang berasal dari
penyakit
mata
lokal
atau
kelainan
sistemik,
terutama
yang
asalnya
5. Ulkus Mooren
Tata Laksana :
6. Ulkus Neurotropik
Khas pada kasus ini sensasi pada kornea telah hilang, jadi pasien tidak
merasakan gangguan keseharian meski pada kasus berat sekalipun
Tata Laksana
Menjaga kornea agar tetap basah dg air mata buatan dan salep pelumas
Dan yg paling penting kasus2 infeksi sekuder pada kornea harus ditangani
sebaik2nya
VI. Komplikasi
Pengobatan ulkus yang tidak adekuat dan terlambat dapat menimbulkan
komplikasi yaitu :3
1. Terbentuknya jaringan parut kornea sehingga dapat menurunan visus mata.
2. Perforasi kornea
3. Iritis dan iridosiklitis
4. Descematokel
5. Glaukoma sekunder
6. Endoftalmitis atau panoftalmitis
7. Katarak
VII. Prognosis
Dengan penanganan sedini mungkin, infeksi pada kornea dapat
sembuh,mungkin tanpa harus terjadi ulkus. Bila ulkus kornea tidak diterapi, dapat
merusak kornea secara permanen. Dan juga dapat mengakibatkan perforasi dari
interior mata, sehingga menimbulkan penyebaran infeksi dan meningkatkan
resiko kehilangan penglihatan yang permanen. Semakin telat pengobatan ulkus
kornea, akan menimbulkan kerusakan yang banyak dan timbul jaringan parut
yang luas.3
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang kepoliklinik Mata RS.Dr. M.
Djamil Padang tanggal 3 Maret 2012 dengan:
Keluhan Utama:
Mata kiri merah, perih, dan kabur sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
Mata kiri merah, perih, dan kabur sejak 1 minggu yang lalu
Awalnya 2 minggu yang lalu, mata pasien gatal karena terkena debu,
karena keluhan gatal tidak berkurang lalu pasien menggosok2 matanya dan
mencucinya dg air sirih dan air seni.
Pada hari ke-4 setelah dicuci dengan air sirih setiap harinya, pasien
merasakan matanya merah perih kabur dan tampak bercak putih keabu2an.
Dua hari yang lalu pasien berobat ke rumah sakit swasta dan diberi
solnazole dan ciprofloxacin
OD
5/7
+
Trikiasis (-),madarosis (-)
Udem -, hiperemis -
OS
1/PS
Trikiasis (-),madarosis (-)
Udem+, hiperemis -
Aparat lakrimalis
Konjungtiva tarsalis
Lakrimasi normal
Hiperemis-, injeksi silier-
Konjungtiva fornik
Konjungtiva bulbi
Sclera
Kornea
Lakrimasi normal
Hiperemis +, injeksi silier
+
Putih
Bening
Putih
Ulkus + sentral, ukuran
10x8mm, kedalaman 2/3
stroma, seidel test (-)
Cukup dalam
Bulat, rugae (+)
Bulat, reflex (+/+)
Bening
papil
pembuluh darah
aa:vv= 2:3
retina
- macula
Tekanan bulbus okuli
Posisi bulbus okuli
Gerakan bulbus okuli
Pemeriksaan lainnya
Gambar
fovea (+)
N(Palpasi)
Orto
Bebas
Tidak tembus
Dari anamnesis didapatkan mata kiri merah, perih, dan kabur sejak 1
minggu sebelum masuk RS. Awalnya 2 minggu yang lalu, mata pasien gatal
karena terkena debu, karena keluhan gatal tidak berkurang lalu pasien
menggosok2 matanya dan mencucinya dengan air sirih dan air seni. Padahari ke-4
setelah dicuci dengan air sirih setiap harinya, pasien merasakan matanya merah
perih kabur dan tampak bercak putih keabu2an. Dua hari yang lalu pasien berobat
ke rumah sakit swasta dan diberi solnazole dan ciprofloxacin
Dari pemeriksaan fisik pada mata kiri ditemukan visus 1/ PS, injeksi
siliar (+), pada kornea terdapat ulkus (+) sentral dengan ukuran 10x8 mm,
kedalaman 2/3 anterior stoma, tepi irregular dan hipopion (+) pada COA dengan
permukaan agak mencembung.
Berdasarkan literatur, ulkus kornea adalah
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis pasien adalah ulkus
kornea sentralis e.c suspek jamur dikarenakan gejala tadi timbul setelah mata
pasien di cuci dengan air tumbuh-tumbuhan, yaitu air sirih selama 4 hari berturutturut. Untuk memastikan diagnosis pasien ini dianjurkan untuk dilakukan
pemeriksaan pewarnaan KOH dan gram dari kerokan dasar dan tepi ulkus
kornea.Adapun pemeriksaan lain yang dianjurkan untuk pasien ini adalah kultur
dan sensitivity test.
Untuk saat ini diberikan pengobatan anti jamur untuk mengobati dan
mencegah terjadinya infeksi yang meluas.Pemberian antibiotic spectrum luas juga
di lakukan karena mungkin saja infeksi di sebabkan oleh bakteri dan mencegah
infeksi sekunder
Terapi yang telahdiberikan
Solnazole ed/jam OS
Ciprofloxacin 2x 500mg
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Ophtalmology . External Disease and Cornea.
Basic and Clinical Science Course, Section 11. The Foundation of AAO.
San Fransisco. 2008-2009.