Askeb KPSW PDF
Askeb KPSW PDF
S G1P0A0
DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD
Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Disusun oleh:
DELTRIANA TUANGER
NIM. B10.009
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. S
DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD
Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Diajukan oleh:
DELTRIANA TUANGER
NIM. B10.009
PENGUJI I
PENGUJI II
NIK. 200985034
NIK. 200884029
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal penelitian
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Format askeb
Lampiran 7.
Lembar observasi
Lampiran 8.
Lembar partograf
Lampiran 9.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010,
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih cukup tinggi yaitu
mencapai 200 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian maternatal telah lama
digunakan sebagai indikator penting yang memberikan petunjuk mengenai
tingkat kesehatan wanita yang berhubungan dengan perilaku reproduksi.
Diperkirakan setiap tahunnya terjadi 500.000 kematian maternal 99%
diantaranya terjadi di negara sedang berkembang (Hakimi, 2010). Di negara
maju hanya terjadi 5-30 kematian maternal setiap 100.000 kelahiran hidup, di
negara berkembang angkanya berkaisar antara 50 sampai 800 atau lebih
(Hakimi, 2010).
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu
dilakukan secara teratur. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal
mungkin fisik dan mental ibu dan anak yang sehat. Selain itu juga biasanya
dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah ataupun diobati.
Dengan demikian maka angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat
berkurang (Sujono, 2011).
Salah satu faktor yang penting dalam tingginya tingkat kematian
maternal negara berkembang adalah faktor-faktor pelayanan kesehatan.
Penanganan yang kurang tepat atau memadai terutama dalam kasus patologi
ibu bersalin dengan ketuban pecah dini, seperti terkenanya virus atau infeksi
air ketuban. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan cara penanganan
dan peningkatan kinerja yang memadai (Hakimi, 2010).
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktu
melahirkan atau sebelum inpartu pada pembukaan < 4 cm (Fase laten). Hal ini
dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktu melahirkan
(Joseph, 2010).
KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan
kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian
perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan
kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan
kemungkinan terjadinya prematuritas dan Respiration Dystress Syndrome
(RDS) (Nugroho, 2010).
Ketuban pecah dini termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi.
Kesalahan dalam mengelolah ketuban pecah dini akan membawa akibat
meningkatnya
angka
morbilditas
dan
mortalitas
ibu
maupun
bayi.
Penatalaksanaan ketuban pecah dini masih dilema bagi sebagian besar ahli
kebidanan. Kalau segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan insidensi
bedah cesar dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikan insidensi
chorioamnionitis (Nugroho, 2010).
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta,
dapat diketahui bahwa jumlah persalinan selama 1 tahun yaitu dari bulan
Januari 2011 Desember 2011 ada 960 persalinan, terdapat 505 (52,7%)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah yaitu
Bagaimana penerapan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. S G1P0A0
dengan ketuban pecah dini di RSUD Dr. Moewardi Surakarta?.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu:
1) Mengkaji masalah yang dialami pada ibu bersalin Ny. S G1P0A0
dengan ketuban pecah dini.
2) Menginterprestasikan data yang terdapat diagnosa kebidanan,
masalah, kebutuhan yang dialami pada ibu bersalin Ny. S G1P0A0
dengan ketuban pecah dini.
3) Merumuskan diagnosa potensial yang dialami oleh ibu bersalin
Ny. S G1P0A0 dengan ketuban pecah dini.
4) Melaksanakan antisipasi atau tindakan segera pada ibu bersalin
Ny. S G1P0A0 dengan ketuban pecah dini.
5) Merencanakan asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin
Ny. S G1P0A0 dengan ketuban pecah dini.
6) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai yang telah direncanakan
pada ibu bersalin Ny. S G1P0A0 dengan ketuban pecah dini.
7) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu
bersalin Ny. S G1P0A0 dengan ketuban pecah dini.
b. Penulis mampu menganalisa adanya perbedaan antara teori dan kasus
nyata di lapangan praktek.
c. Penulis mampu memberikan solusi dalam memecahkan suatu
permasalahan jika terdapat perbedaan pada asuhan kebidanan ibu
bersalin dengan ketuban pecah dini.
F. Sistematika Penulisam
Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB, yaitu antara lain sebagai
berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang berisi tentang tinjauan
teori medis tentang ibu bersalin, teori ketuban pecah dini meliputi
pengertian, etiologi, tanda dan gejala, diagnosa, pemeriksaan
penunjang,
komplikasi
dan
penatalaksanaan,
teori
asuhan
METODOLOGI
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek
studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik
pengumpulan data, alat-alat yang digunakan penulis untuk
pelaksanaan studi kasus.
BAB IV
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan
dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti
dari pembahasan. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah
dan anggapan kesimpulan yang berupa kesenjangan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Persalinan
a. Pengertian
1) Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil
lewat pembuahan (janin yang viabel, plasenta dalam ketuban) dari
dalam uterus lewat vagina ke dunia luar (Farrer, 2003).
2) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau jalan lain (Manuaba, 2007).
3) Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir (Wiknjosastro, 2008).
b. Tanda Persalinan
Menurut Depkes (2004), ada beberapa tanda persalinan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Penipisan dan pembukaan serviks
2) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
3) Keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina.
Menurut Manuaba (2007), ada beberapa faktor yang penting
harus diperhatikan dalam proses persalinan, yaitu:
10
a) Power
(1) His (kontraksi otot rahim)
(2) Kontraksi otot dinding rahim
(3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
(4) Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
b) Pasanger terdiri dari janin dan plasenta
c) Passage terdiri dari jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang
c. Tahap persalinan
Menurut Oxorn & Forte (2010), dalam proses persalinan, ibu
akan melewati empat tahapan. Mulai dari kontraksi dan leher rahim
yang terbuka bertahap, hingga proses pengeluaran plasenta atau ari-ari
setelah bayi keluar. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses
atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat
mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini.
Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu:
1) Tahap pertama (kala I)
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk
kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada
tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena
adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke
jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin
terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan
lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan
11
panggul
yang
secara
reflektoris
menimbulkan
rasa
mengedan. Anda merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda
anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai kelihatan,
vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara
anus-vagina) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan
lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
12
perineum
bersifat
elastis,
tapi
bila
dokter/bidan
13
menghilangkan
14
b. Etiologi
Menurut Nugroho (2010), penyebab ketuban pecah dini masih
belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa
laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan
ketuban pecah dini, namun faktor mana yang lebih berperan sulit
diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor predisposisinya adalah:
1) Infeksi yang terjadi secara berlangsung pada selaput ketuban
maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban
bisa menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini.
2) Serviks yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka
oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan, curetage).
3) Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara
berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion,
gamelli.
4) Trauma yang didapat, misalnya hubungan seksual, pemeriksaan
dalam, maupun amniosintesis menyebabkan terjadinya ketuban
pecah dini karena biasanya disertai infeksi.
5) Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian
terendah yang menutupi Pintu Atas Panggul (PAP) yang dapat
menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
15
16
17
18
19
kehamilan
cukup
bulan,
infeksi
janin
langsung
20
21
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada klien (Varney, 2004).
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi,
langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga
dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah
tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien
(Varney, 2004).
2. Manajemen Kebidanan Tujuh Langkah Menurut Hellen Varney
a. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi
keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif
serta data penunjang (Varney, 2004).
1) Data Subyektif
Data subyektif menurut Nursalam (2003), adalah data yang
didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan
kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga
kesehatan secara independent tetapi melalui suatu sistem interaksi
atau komunikasi, data yang diperoleh yaitu sebagai berikut:.
a) Biodata
1) Nama
22
3) Agama
4) Suku
7) Pekerjaan
23
dan
hasil
pemeriksaan
kehamilan
(Winkjosastro, 2007).
(2) Persalinan : Spontan atau buatan lahir
aterm
atau
lahir
hidup,
kesehatan
yang
baik)
apakah
apakah
dalam
terdapat
24
dan
apakah
ibu
tersebut
mengetahui
untuk
mengetahui
umur
kehamilan
(Winkjosastro, 2007).
(2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Untuk mengetahui perkiraan lahir (Winkjosastro, 2007).
(3) Keluhan-keluhan
Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada
trimester I, II, dan III (Winkjosastro, 2007).
(4) Ante Natal Care (ANC)
Mengetahui riwayat ANC, teratur/ tidak, tempat ANC, dan
saat kehamilan berapa (Sujiyatini, 2009).
g) Riwayat keluarga berencana
Ibu pernah atau belum pernah menjadi akseptor KB, bila
pernah disebutkan alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai dan
lamanya
penggunaan,
sehingga
dapat
diketahui
jarak
25
h) Riwayat penyakit
(1) Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui penyakit
(Sujiyatini, 2009).
(2) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah pasien menderita penyakit
seperti jantung, ginjal, asma, hipatitis, DM, hipertensi dan
epilepsi atau penyakit lainnya (Sujiyatini, 2009).
(3) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang
menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis,
menurun seperti jantung dan DM (Sujiyatini, 2009).
(4) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam
keluarga (Sujiyatini, 2009).
(5) Riwayat operasi
Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani
(Sujiyatini, 2009).
i) Data kebiasaan sehari-hari
(1) Nutrisi
Dikaji untuk menanyakan ibu hamil apakah menjalani diet
khusus, bagaimana nafsu makannya, jumlah makanan,
minuman, atau cairan yang masuk (Alimul, 2006).
26
27
psikologis
selama
masa
bersalin,
sementara
ia
baik,
sedang,
jelek
28
pecah
dini
kesadarannya
: Untuk
mengetahui
hipertensi
dan
normalnya
faktor
resiko
hipotensi.
Batas
120/
80
mmHg
(Saifuddin, 2006).
(4) Suhu
(5) Nadi
: Untuk
yang
mengetahui
dihitung
nadi
pasien
dalam
menit
: Untuk
mengetahui
frekuensi
12
(Perry, 2005).
22x/
menit
29
(9) LILA
b) Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat klien
dari ujung rambut sampai ujung kaki meliputi:
(1) Kepala
(a) Rambut
: Meliputi
atau
warna
tidak
mudah
dan
rontok
kebersihannya
(Nursalam, 2003).
(b) Muka
(c) Mata
: Untuk
mengetahui
konjungtiva warna
dan sklera
warna
apakah
merah
muda
putih.
Pada
30
(e) Telinga
: Bagaimana
kebersihannya,
serumen
atau
ada
tidak
(Nursalam, 2003).
(f) Mulut/ gigi/ gusi : Ada stomatitis atau tidak, keadaan
gigi,
gusi
berdarah
atau
tidak
(Nursalam, 2003).
(2) Leher
: Adalah
pembesaran
kelenjar
: Untuk
mengetahui
keadaan
31
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
ada
Leopold I
32
sedikit
melengkung,
mungkin
menentukan
bagian
terendah
33
TBJ
Janin)
dapat
ditentukan
34
35
Luka
Kemerahan
Nyeri
pengeluaran
pervaginam
atau
tidak.
cairan
ketuban
: Ada
bekas
luka
di
(c) Anus
Haemorhoid
Lain-lain
36
(d) Inspekulo
Vagina
Portio
: Untuk
mengetahui
presentasi
janin
adalah
memanjang
atau
melintang.
Kesan panggul
d) Pemeriksaan Penunjang
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa,
apabila diperlukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium, seperti
pemeriksaan Hb dan Papsmear. Dalam kasus ini pemeriksaan
penunjang dilakukan, yaitu dengan melakukan pemeriksaan
laboratorium meliputi tes lakmus, tes pakis dan pemeriksaan
USG (Nugroho, 2010).
37
b. Interpretasi Data
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan
diagnosa
tujuannya
digunakan
karena
masalah
tidak
dapat
ibu
composmentis
bersalin
dengan
ketuban
pecah
dini
38
: 120/ 80 mmHg
Nadi
: 69-100 x/ menit
Respirasi
: 12 22x/ menit
Suhu
: > 380 C
Muka
: Tampak pucat
Konjungtiva
: Merah muda
d) PPV
2) Masalah
Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa
sesuai dengan keadaan pasien. Masalah yang sering muncul pada
ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yaitu ibu tampak gelisah
dan cemas menghadapi persalinan (Nursalam, 2003).
3) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan
dengan analisa data (Varney, 2004).
Menurut Manuaba (2007), kebutuhan pada ibu bersalin
dengan ketuban pecah dini adalah:
a) Informasi tentang keadaan ibu
b) Informasi tentang makanan bergizi dan cukup kalori
c) Support mental dari keluarga dan tenaga kesehatan.
39
c. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiapsiap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi
(Varney, 2004).
Diagnosa potensial yang terjadi pada kasus ketuban pecah dini
adalah terjadinya resiko infeksi dan komplikasi yang mengancam
kehidupan ibu dan bayinya serta pengeluaran cairan dalam berlebihan
dalam jumlah besar yang terus menerus (Varney, 2009).
d. Antisipasi/ Intervensi
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus
sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya.
Setelah
bidan
merumuskan
tindakan
yang
dilakukan
untuk
persalinan
spontan
akan
menaikkan
insidensi
40
e. Rencana Tindakan
Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan
kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan berdasarkan keputusan
yang dibuat pada langkah sebelumnya. Rencana tindakan yang dapat
dilakukan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini adalah sebagai
berikut:
1) Memantau suhu, nadi dan DJJ setiap 4 jam (Varney, 2009).
2) Evaluasi nyeri tekan uterus setiap hari (Varney, 2009).
3) Hitung sel darah putih dengan hitung jenis setiap hari atau setiap
dua hari (Varney, 2009).
4) Apabila
muncul
tanda
atau
gejala
koriamnionitis
segera
41
f. Pelaksanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien
dan aman. Yang bidan dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2004).
Pelaksanaan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah
dibuat.
g. Evaluasi
Pada langkah ini keefektifan dari asuhan yang telah diberikan,
meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi
sesuai
dengan
kebutuhan
sebagaimana
telah
42
43
C. Landasan Hukum
Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan
aturan atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan terhadap hukum
(mal praktik) dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan
ketuban pecah dini, landasan hukum yang digunakan di antaranya:
1.
2.
44
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan laporan studi kasus dengan metode
deskriptif. Menurut Notoatmodjo (2005), metode deskriptif yaitu suatu metode
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat
gambaran tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus adalah studi yang
dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang
terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2005).
45
46
primer
adalah
materi
atau
kumpulan
fakta
yang
47
penciuman sebagai
suatu
alat untuk
mengumpulkan data
48
49
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat
penting dan menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian
(Notoatmodjo, 2005). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan
dari buku, laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal dan sumber
terbaru yang berhubungan dengan ketuban pecah dini terbitan tahun
2003 2012.
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2005). Dalam studi
kasus ini informasi yang diperoleh didapatkan dari buku catatan rekam
medik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
50
c. Tensimeter
d. Stetoskop
e. Leanec
f. Partus set
g. Jangka panggul
h. Sarung tangan
i. Termometer
j. Jam tangan
3. Alat untuk pendokumentasian yang berupa buku catatan rekam medik di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
51
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
Tanggal : 15 Maret 2013
Tempat
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas Suami
Nama
: Ny. S
Nama
: Tn. K
Umur
: 23 Tahun
Umur
: 25 Tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMK
Pendidikan
: STM
Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
51
52
2) Tanda-tanda persalinan
Kenceng-kenceng sejak tanggal 15 Maret 2013 pada jam 05.00
WIB. Banyaknya 2x setiap 10 menit, lamanya 20 detik, kekuatan
lemah. Lokasi nyeri di sekitar punggung bawah.
3) Riwayat menstruasi
a) Menarche
b) Siklus
c) Lama
d) Banyaknya
g) Dismenorhoe
4) Riwayat perkawinan
a) Status perkawinan: syah, kawin: 1 kali
b) Kawin 1 kali: umur 23 tahun, dengan suami umur 25 tahun,
lamanya: 1 tahun
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
1
Tgl/th
Tmp
Umur
Jenis
partus
partus
hamil
partus
Penolong
Anak
Jenis
BB
Hamil sekarang
: 17 Juli 2012
b) HPL
: 24 April 2013
Nifas
PB
Keadaan
Laktasi
Keadaan
anak skr
53
d) Keluhan-keluhan pada
Trimester I
Trimester II
Trimester I
: 2 kali
Trimester II
: 2 kali
54
(1) Jantung
(2) Ginjal
(5) DM
(6) Hipertensi
(7) Epilepsi
(8) Lain-lain
: Tidak ada
55
potong
tempe
dan
telur).
56
b) Personal hygiene
Selama hamil
gigi
tiap
kali
mandi,
: Ibu
mengatakan
mengerjakan
57
58
: Baik
b) Kesadaran
: Composmentis
c) TTV
: TD : 110/ 70 mmHg
N
d) TB
: 80 x/ menit
S : 36,50 C
R : 20 x/ menit
: 156 cm
e) BB sebelum hamil : 45 kg
f) BB sekarang
: 56 kg
g) LILA
: 26 cm
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
(1) Rambut
(2) Muka
59
(3) Mata
(a) Oedema
: Putih
(4) Hidung
(5) Telinga
: Tidak
ada
pembesaran
kelenjar gondok.
(2) Tumor
: Tidak ada
: Normal, simetris
(2) Mammae
(a) Membesar
: Normal
(b) Tumor
: Tidak ada
(c) Simetris
(d) Areola
: Hiperpigmentasi
: Menonjol
(f) Kolostrum
: Sudah keluar
60
(3) Axilla
(a) Benjolan
(b) Nyeri
: Memanjang
: Tidak ada
: Ada
(2) Palpasi
(a) Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir: Ada
(b) Kontraksi
(c) Leopold I
(d) Leopold II
: Kiri
Kanan : Teraba
bagian-bagian
kecil
janin (ekstremitas)
(e) Leopold III
61
(f) Leopold IV
: Tidak dilakukan
(h) TBJ
(3) Auskultasi
DJJ : Punctum maximum : Kuadran kiri bawah pusat
Frekuensi
: 142 x/ menit
Teratur/ tidak
: Teratur
b) Pemeriksaan panggul
(1) Kesan panggul
: Normal (gynekoid)
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
c) Anogenital
(1) Vulva vagina
(a) Varices
(b) Luka
(c) Kemerahan
(d) Nyeri
62
(2) Perineum
(a) Bekas luka
(b) Lain-lain
: Tidak ada
(3) Anus
(a) Haemorhoid
(b) Lain-lain
: Tidak ada
(4) Inspekulo
(a) Vagina
: Tidak dilakukan
(b) Portio
: Tidak dilakukan
(b) Pembukaan
: 5 cm
(c) Ketuban
(d) Presentasi
: Teraba kepala
(e) Posisi
: 1/5 bagian
4) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
(1) Hb
63
3. Interpretasi Data
Tanggal: 15 Maret 2013
Pukul:15.20 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. S G1 P0 A0 umur 23 tahun, hamil 35 minggu 4 hari, janin tunggal,
hidup, intrauterine, letak memanjang, fleksi, presentasi kepala,
punggung kiri inpartu kala I, fase Aktif dengan ketuban pecah dini.
Data Dasar
Data Subyektif
1) Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah
keguguran
2) Ibu mengatakan menstruasi terakhir tanggal 17 Juli 2012.
3) Ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir yang
berwarna jernih, berbau amis dan pembukaan 2 cm sejak tanggal
15 Maret 2013 jam 08.00 WIB, ibu merasa pegel-pegel di
punggung bawah dan merasa kenceng-kenceng.
Data Obyektif
1) Keadaan umum
: Baik
2) Kesadaran
: Composmentis
S : 36,50 C
R : 20 x/ menit
4) Palpasi
a) Leopold I
b) Leopold II
: Kiri:
Teraba
tahanan
memanjang
64
d) Leopold IV
e) Mc Donald
: 30 cm
f) TBJ
5) Auskultasi
6) Inspeksi
: Cairan
ketuban
merembes,
warna
b. Masalah
Cemas
Dasar : Ibu mengatakan merasa cemas dengan persalinannya karena
dari jalan lahir ibu merembes cairan yang berwarna jernih dan
berbau amis.
c. Kebutuhan
Beri informasi pada ibu mengenai keadaan persalinannya dengan
ketuban pecah dini.
65
4. Diagnosa Potensial
Potensial terjadi infeksi pada ibu dan bayi.
5. Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi. Infuse RL +
oxytosin 5 IU drip 8 tpm, Injeksi amoxan 1 gr / IV / ekstra
6. Rencana Tindakan
Tanggal: 15 Maret 2013
66
motivasi
pada
ibu
dengan
memberikan
kata-kata
67
68
DATA PERKEMBANGAN I
KALA II
Tanggal
: 15 Maret 2013
Pukul
: 17.00 WIB
Tempat
: Subyektif
1. Ibu mengatakan perutnya sakit dan mules
2. Ibu mengatakan telah bersedia dengan persalinan ini
: Obyektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis.
2. Tanda-tanda persalinam
3. a). Hasil VT : pembukaan 10 cm, penurunan Hodge III,portio lunak.
b). kekuatan sedang, frekuensi 3x dalam 10 menit durasi 45 detik.
c). Keluarnya lendir bercampur darah melalui vagina
d). DJJ (+), frekuensi 142 x/menit, teratur, punctum maximum di
: Assessment
Ny. S G1 P0 A0 umur 23 tahun dalam inpartu kala II dengan riwayat
ketuban pecah dini.
69
: Planning
Tanggal 15 Maret 2013
70
Evaluasi
Tanggal 15 Maret 2013
a. Bayi telah lahir pada puku 17.15 WIB dengan berat badan 2790 gr, jenis
kelamin laki-laki, menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan
b. Ibu dan keluarga telah mengetahu keadaan ibu dan bayi Baik
c. Janin tunggal, Plasenta belum lahir
71
DATA PERKEMBANGAN II
KALA III
Tanggal
: 15 Maret 2013
Pukul
: 17.15 WIB
Tempat
: Subyektif
1. Ibu mengatakan lega dan senang dengan kelahiran bayinya
2. Ibu mengatakan perutnya sakit mules
: Obyektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis
2. Bayi baru lahir spontan, hidup, menangis kuat pada jam 17.15 WIB,
BB 2790 gram dan jenis kelamin laki-laki
3. TFU setinggi pusat, tali pusat memanjang uterus berbentuk globuler,
semburan darah tiba-tiba dan singkat, kontraksi keras.
4. Janin tunggal, Plasenta belum lahir
: Assessment
Ny. S P1 A0 umur 23 tahun inpartu kala III
: Planning
Tanggal 15 Maret 2013
72
73
Evaluasi
Tanggal 15 Maret 2013
1. Plasenta lahir spontan jam 17.35 WIB, kesan lengkap, entuk cakram, insersi
sentrlis, berat + 500 gram, panjang tali pusat + 50 cm.
2. Perinium ruture heating 3/5 dengan benang catgut perdarahan + 50 cc.
74
Tanggal
: 15 Maret 2013
Pukul
: 17.35 WIB
Tempat
: Subyektif
1. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
: Obyektif
1. Keadaan umum :Baik,
2. Kesadaran
: Composmetis
3.
4.
: Assesment
Ny. S P1 A0 umur 23 tahun inpartu kala III
: Planning
Tanggal 15 Maret 2013
75
Evaluasi
Tanggal 15 Maret 2013
1.
Perdarahan +150 cc, kala I 20 cc, kala II 40 cc, kala III 50 cc, kala IV 40cc
2.
Semua peralatan bekas pakai telah dicuci, ibu telah disibin dan diganti
pakaiannya serta lingkungan sekitar ibu telah bersih
3.
4.
3x1
3x1
Vitamin A 10 tab
1x1
5.
6.
7.
Selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama sejam
kedua pasca persalinan, dengan hasil
Jam
Ke
I
Waktu
19.45
TD
Nadi
Suhu
0
Tinggi Fundus
Kontraksi
Kandung
Perdarahan
mmHg
x/menit
( C)
Uteri
Uterus
Kemih
130/90
80
36,5
2 jari !pusat
Keras
Kosong
100 cc
19.55
82
2!jari! !pusat
Keras
Kosong
90 cc
20.05
82
2!jari! !pusat
Keras
Kosong
80 cc
20.15
82
2!jari! !pusat
Keras
Kosong
50 cc
76
II
20.45
120/80
21.15
8.
84
84
36,7
2!jari! !pusat
Keras
Kosong
20 cc
2!jari! !pusat
Keras
Kosong
10 cc
B. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai proses asuhan pada
ibu bersalin Ny. S atas indikasi ketuban pecah dini dengan tindakan induksi
menggunakan pendekatan managemen kebidanan menurut Varney yang terdiri
dari 7 langkah, mulai dari pengkajian sampai evaluasi dengan ada tidaknya
kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis alami di lapangan.
1. Pengkajian
Dalam langkah ini tahap pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Untuk data penunjang
dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Pada data subyektif Ny. S mengetahui kehamilan ini yang
pertama,umur kehamilan 35 minggu 4 hari . Keluhan pada waktu masuk
RS ibu di rujuk dari bidan karena mengeluarkan air ketuban sejak tanggal
15 Maret 2013 pukul 20.00 WIB. Pada pemeriksaan dalam pembukaan
serviks 2 cm, air ketuban merembes, warna jernih, kepala turun 2/5 bagian.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan mulai dan ditunggu satu jam sebelum terjadi in partu. Sebagian
besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan
di bawah 36 minggu tidak terlalu banyak (Nugroho, 2010).
77
78
b. Pada ibu: partus lama, infeksi, atonia uteri, perdarahan post partum dan
infeksi masa nifas.
Pada kasus ini penulis tidak menemukan tanda-tanda infeksi,
komplikasi dari ketuban pecah dini dan gawat janin karena penanganan
ibu bersalin atas indikasi ketuban pecah dini dengan tindakan induksi
sudah sesuai dengan teori dan metode Varney, jadi tidak ada diagnosa
potensial terjadi dan tidak tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
4. Antisipasi
Pada langkah antisipasi ini dilakukan pengindetifikasian tindakan
segera dari bidan untuk dikonsultasikan kepada dokter SPOG. Antisipasi
yang pertama yang perlu dilakukan pasien dengan induksi atas indikasi
ketuban pecah dini adalah kolaborasi dengan SpOG dalam pemberian
terapi maupun dilakukannya induksi untuk mempercepat proses persalinan
pada umur kehamilan lebih dari 37 minggu (Wiknjosastro, 2008).
Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek
karena dalam kasus Ny. S penulis melakukan kolaborasi dengan dokter
SPOG untuk pemberian terapi.
5. Rencana Tindakan
Dalam langkah perencanaan asuhan pada ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini menurut Menurut Wiknjosastro (2008), Rencana
asuhan kebidanan pada pasien dengan ketuban pecah dini adalah :
a. Observasi keadaan umum, vital sign, pengeluaran pervaginam dan
pemerikasaan dalam tiap 4 jam
79
80
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pembahasan
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Ny. S G1P0A0 dengan Ketuban Pecah Dini
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang menggunakan 7 langkah Varney
mulai dari dari pengumpilan data sampi dengan evaluasi, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan.
1.
Data
objektif
yaitu
keadaan
umum
baik,
kesadaran
80
81
ketuban pecah dini, masalah yang terjadi adalah ibu mengatakan merasa
cemas dengan persalinan karena dari jalan lahir ibu merembes cairan
yang berwarna jernih dan berbau amis dan kebutuhan yang dilakukan
adalah beri informasi pada ibu mengenai keadaan persalinannya dengan
ketuban pecah dini. Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dengan praktek.
3.
4.
5.
yang
menyeluruh
di
temukan
dengan
langkah-langkah
82
7.
8.
Pada kasus ibu bersalin dengan Ny. S G1 P0 A0 dengan ketuban pecah dini
tidak ada kesenjangan antra teori dan kasus.
83
B. Saran
1. Bagi Bidan
Bidan dapat lebih mengindentifikasi tanda-tanda ketuban pecah dini
sehingga dapat melakukan antisipasi atau tindakan segera, merencanakan
asuhan kebidanan pada ibu nifas degan ketuban pecah dini.
2. Bagi RSUD
Disarankan agar Rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini secara optimal melalui penanganan yang cepat dan tepat
3.
Pendidikan
Diharapkan dengan mengetahui permasalahan yang timbul pada ibu
bersalin dengan ketuban pecah dini ini ,dapat lebih meningkatkan ilmu
pengetahuan, dalam menangani khususnya Ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini
4.
Bagi Pasien
DAFTAR PUSTAKA