Badan-badan hukum politik dapat mengikatkan diri dalam suatu perjanjian dalam kapasitasnya
sebagai subyek hukum privat.
Tindakan pemerintah untuk mengikatkan dari dalam suatu perjanjian seringkali dibatasi oleh
peraturan perundang-undangan (HAN).
VAN WIJK
-
INDROHARTO
-
Penggunaan instrumen hukum perdata oleh pemerintah yang dilakukan melalui perjanjian,
sifatnya mengikat baik pemerintah maupun orang atau badan hukum perdata, sebagai lawan
kontraknya.
FAM STROINK
-
Badan hukum publik ikut serta dalam hubungan hukum keperdataan maka dia tidak bertindak
sebagai penguasa/sebagai organisasi kekuasaan, tetapi pemerintah menggunakan hak-hak pada
kedudukan yang sama dengan rakyat di dalam hukum privat.
Badan-badan tersebut pada dasarnya tunduk pada peradilan biasa seperti halnya rakyat biasa.
PAUL SCHOLTEN
-
Dalam perjanjian antara badan pemerintah dengan pihak swasta, sepanjang hukum publik tidak
mengadakan aturan-aturan lain untuk suatu perbuatan hukum, maka hukum perdata berlaku
sebagai hukum umum (lex generalis), sedangkan hukum administrasi negara berlaku sebagai
hukum khusus (lex specialis).
Negara dan badan hukum publik dapat menggunakan peraturan-peraturan hukum perdata,
seperti tentang perjanjian jual bei, sewa menyewa, tukar menukar dll.
2.
Dalam hal penguasa/pemerintah mengikatkan diri dalam perbuatan perdata maka kedudukan
pemerintah adalah sama dengan rakyat (orang/badan hukum).
3.
Dapat
diterapkan
asas
lex
specialis
derogat
lex
generalis,
yakni
hukum
khusus
mengesampingkan hukum umum. Sehingga apabila suatu peristiwa itu diselesaikan berdasarkan
aturan yang ada pada khusus administrasi negara (hukum khusus).
Efektifitas pengawasan preventif dan represif maupun jalur banding administrasif adakalanya
tidak dapat ditempuh.
Keberatan --> diajukan pada pihak yang bersangkutan/institusi yang mengeluarkan.
Banding administrasi --> diajukan pada atasan pihak yang bersangkutan/institusi di atasnya.
2.
Dengan menempuh jalur perdata kemungkinan dapat menyimpang dari jaminan prosedural
atau jaminan perlindungan hukum yang diberikan oleh hukum publik.
3.
Pemerintah juga dapat menyalahgunakan posisinya sebagai penguasan yang berkuasa maupun
sebagai pemegang monopoli.
4.
Dengan membuat perjanjian yang juga berlaku untuk waktu yang lama. Berarti pemerintah
mengikat para penerusnya, tetapi ada kalanya pemerintah yang baru, mungkin tidak sependapat
dengan perjanjian tersebut, lalu kemungkinan dapat berakibat dibatalkannya secara sepihak
perjanjian yang telah dibuat.
Baik HAN maupun HTN sama-sama mempelajari negara, akan tetapi untuk HAN secara khusus
mempelajari negara dalam keadaan bergerak, sedangkan HTN mempelajari negara dalam
keadaan diam.
ROMEYN
HTN menyinggung dasar-dasar dari negara (konstitusi) sedangkan HAN mengenai pelaksanaan
teknisnya (UU dan peraturan pelaksanaan).
VAN VOLLENHOVEN
Badan pemerintahan tanpa aturan hukum (HTN), negara akan lumpuh karena badan itu tidak
mempunyai wewenang apapun atau wewenangnya tidak berketentuan, sebaiknya badan
pemerintah tanpa HAN negara akan bebas sepenuhnya, karena badan itu dapat menjalankan
wewenangnya menurut kehendaknya sendiri.
Untuk melaksanakan traktat, konvensi dan agreement maka harus diratifikasi dulu dengan UU
sebagaimana diamanahkan pasal 11 UUD NKRI 1945 Presiden dengan persetujuan DPR
menyatakan perang dengan negara lain dan membuat perjanjian dengan negara lain.
Setelah berbentuk UU maka kewajiban pemerintah untuk melaksanakan isi traktat, konvensi
dan agreement.
3. Hukum Kepolisian
4. Hukum Proses Perundang-undangan / Regelaarsrecht.
Hukum yang berkaitan dengan pengaturan elemen-elemen dalam
organisasi khususnya organisasi kenegaraan yaitu hukum tata negara dan
hukum administrasi negara.
Hukum tata negara merupakan hukum yang mengatur tentang tatanan,
struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara struktur kenegaraan,
serta mekanisme hubungan antara struktur negara dengan warga negara.
Jadi, obyek dari hukum tata negara adalah negara. Dimana negara
dipandang dari sifat, bentuk, atau pengertiannya yang konkrit. Van
Vallenhoven menyatakan bahwa Hukum Tata Negara sebagai gabungan
peraturan-peraturan hukum yang mengadakan badan-badan kenegaraan,
yang memberi wewenang kepada badan-badan itu, yang membagi
pekerjaan pemerintah, serta memberi bagian-bagian itu pada masingmasing badan tersebut, baik badan yang tinggi maupun yang rendah.
Sedangkan menurut pakar Indonesia, Kusumadi Pudjosewojo
mengemukakan bahwa Hukum Tata Negara adalah hukum yang
mengatur bentuk negara (kesatuan atau federal), dan bentuk
pemerintahan (kerajaan atau republik), yang menunjukan masyarakat
Hukum yang atasan maupun yang bawahan, beserta tingkatantingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya mengesahkan wilayah dan
lingkungan rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya
menunjukan alat-alat perlengkapan (yang memegang kekuasaan
penguasa) dari masyarakat hukum itu,beserta susunan (terdiri dari
seorang atau sejumlah orang), wewenang, tingkatan imbang dari dan
antara alat perlengkapan itu.
Berdasarkan dari definisi tersebut, maka secara implisit dapat diketahui
fungsi dari Hukum Tata Negara yaitu: 1) mengadakan badan-badan
kenegaraan, 2) memberi wewenang pada badan-badan itu, 3) membagi
pekerjaan pemerintah, 4) memberikan bagian-bagian itu kepada masingmasing badan tersebut.
Ruang lingkup Hukum Tata Negara adalah struktur umum dari negara
sebagai organisasi, yaitu: 1) Bentuk Negara (Kesatuan atau Federasi), 2)
Bentuk Pemerintahan (Kerajaan atau Republik), 3) Sistem Pemerintahan
(Presidentil, Parlementer, Monarki absolute), 4) Corak Pemerintahan
(Diktator Praktis, Nasionalis, Liberal, Demokrasi), 5) Sistem Pendelegasian
Kekuasaan Negara (Desentralisasi, meliputi jumlah, dasar, cara dan
2.
a.
b.
hukum yang membatasinya, maka bisa saja negara itu jua akan terbang
bebas, semaunya. Diperlukan hukum administrasi negara untuk membatasi
kebebasan negara itu dalam bertindak. Keberadaan hukum administrasi
negara dianggap dapat membatasi kewenangan dari lembaga yang
menjalankan ketatanegaraan ini, agar tak sewenang-wenang dalam
bertindak di lapangan pemerintahan.
Perbedaan penamaan terhadap hukum administrasi negara. Ada yang
menyebutnya dengan nama HAN, Hukum Tata pemerintahan, Hukum Tata
Usaha Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Administrasi
Negara Indonesia, dan Hukum administrasi. Menarik, apa yang
dikemukakan Hadjon (1995: 6) dan memang tampak logis, bahwa dalam
kata administrasi telah mengandung konotasi negara/ pemerintahan.
Maka tidak perlu menggunakan lagi term negara dalam hukum
admnistrasi negara
Akan tetapi, mengapa tetap banyak digunakan term Hukum Administrasi
Negara. Hal itu didasarkan pada konsorsium di Cibulan (26-28 Maret
1973), dengan alasan bahwa hukum administrasi negara adalah istilah
yang luas pengertiannya, sebagai salah satu cabang dari ilmu hukum
dalam perkembangan dan kemajuaanya di masa mendatang.
Di abad pertengahan, hukum administrasi diartikan sebagai aturan hukum
yang harus diperhatikan oleh perlengkapan negara di dalam menjalankan
pekerjaan (tugasnya). Semakin kompleksnya fungsi pemerintahan
kemudian berkembang, hukum administrasi diartika juga sebagai,
bagaimana negara menjalankan fungsinya. Sehingga tepatlah defenisi
yang diberikan oleh de La Basseccour Caan (Muchsan, 1981: 10) hukum
administrasi negara adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu yang
menjadi sebab negara berfungsi (beraksi). Maka peraturan-peraturan itu
mengatur hubungan antara tiap-tiap warga negara dengan pemerintahnya.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga negara
untuk turut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaanyang
dilakukan oleh pemerintah.
g. Adanya system perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata
sumberdaya yang diperlukan bagi kemakmuran warga negara.
terdapat dalil laissez faire, laissez aller dalam bidang ekonomi yang melarang
negara dan pemerintah mencamputi kehidupan ekonomi masyarakat.
Akibat pembatasan ini pemerintah atau administrasi negara menjadi pasif,
dan oleh karenanya sering disebut negara penjaga malam (nachtwakerstaat).
Kegagalan negara penjaga malam tersebut kemudian muncul gagasan yang
menempatkan pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyatnya, yaitu welvaarstaat. Ciri utama negara ini adalah munculnya
kewajiban pemerintah untuk mewujudkan kesjahteraan umum bagi rakyatnya.
Menurut E. Utrecht, sejak negara turut serta secara aktif dalam pergaulan
masyarakat, maka lapangan perkerjaan pemerintah makin lama makin luas.
Adminstrasi negara diserahi kewajiban untuk menyelenggarakan kesejahteraan
umum (beztuurszorg). Diberinya tugas bestuurszorg itu membawa bagi adminstrasi
negara suatu konsekuensi yang khusus, agar dapat menjalankan kesjahteraan
rakyat, menyelenggarakan pengajaran bagi semua warga negara, dan sebagainya
secara baik, maka administrasi negara memerlukan kemerdekaan untuk dapat
bertindak atas inisiatif sendiri , terutama dalam penyelsaian soal-soal genting yang
timbul dengan sekonyong-konyong dan yang peraturan penyelenggaraanya belum
ada, yaitu belum dibuat oleh badan kenegaraan yang di serahi fungsi legislative.
Pemberian kewenangan adminstrasi negara untuk bertindak atas inisiatif
sendiri itu lazim dikenal dengan freies ermessen atau diresticionary power.
Pemeberian freises ermessen kepada pemerintah atau adminstrasi negara
mempunyai konsekuensi tertentu dalam bidang legislasi. Dengan bersandar pada
freies ermessen, administrasi negara memiliki kewenangan yang luas untuk
melakukan berbagai untuk melakukan berbagai tindakan hukum dalam rangka
melayani kepentingan masyarakat atau mewujudkan kesejahteraan umum, dan
untuk melakukan berbagai tindakan itu diperlukan instrumen hukum. Artinya
bersamaan dengan pemeberian wewenang yang luas untuk bertindak diberikan pula
kewenangan untuk membuat instrumen hukum.
Dalam negara yang berbentuk kesatuan, ada dua kemungkinan
penyelenggaraan tugas- tugas pemerintah yaitu sentralisasi atau desentralisasi.
Penyelenggaraan pemerintahan secara sentralisasi berarti seluruh bidang-bidang
pemerintahan diselenggarakan oleh pemerintah pusat, sedangkan desentralisasi
berate penyelenggaran tugas-tugas pemerintahan tidak hanya dijalankan oleh
pemerintah pusat tapi juga dilakukan oleh pemerintah daerah, yang umum nya
bertumpu pada otonomi.
4. Negara hukum Indonesia
Berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat (3) UUD Republik Indonesia tahun 1945,
Negara Indonesia adalah negara hukum, yang menganut desentralisasi dalam
penyelenggarahan pemerintahan, sebagaimana di isyaratkan dalam pasal 18 ayat
(1) UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah provinsi-provinsi, kabupaten-kabupaten dan kota, yang
tiap provinsi, kabupaten dan kota mempunyai pemerintah daerah yang diatur dengan
undang-undang. Sebagai negara hukum, setiap penyelenggaraan urusan
pemerintah harus lah berdasarkan hukum yang berlaku (wetmatigheid van bestuur).
Sebagai negara yang menganut desntralisasi mengandung arti bahwa urusan
pemerintahan itu terdiri atas urusan pemerintah pusat dan urusan pemerintah dalam
hal otonomi daerah.
Dengan merujuk pada preambule (pembukaan) UUD dalam alinea ke-4
khususnya pada redaksi memajukan kesejahteraan umum ada yang berpendapat
bahwa negara Indonesia menganut asas welfare state (negara kesajehteraan) seoeri
azharry dan hammid. Namun prinsip negara kesejahteraan barat itu baru dikenal
pada tahun 1960 maka bangsa Indonesia sudah merumuskan nya terlebih dahulu.
Salah satu karakteristik konsep negara kesejahteraan adalah
kewajibanpemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum.
Dengan merujuk kepada negara hukum yang telah disebutkan diatas ,
ditemukan bebrapa ketentuan dalam undang-undang dasar 1945 yang menunjukan
bahwa negara Indonesia merupakan negara hukum indinesia yang menganut asas
desentralisasi dan berorientasi kesejahteraan. Pertamapengakuan dan perlindungan
hak asasi manusia sebagaimana yang tercantum dalam pasal 28 A sampai 28 J
UUD 1945; kedua pemencaran kekuasaan negara, yang berbebtuk kpemencaran
kuasaan dalam bidang horizontal dan vertical. Pemencaran dan pembagian
kekuasaan secara horizontal tampak pada pembentukan dan pemberian kekuasaan
kepada DPR (pasal 19,20,21,22 UUD 1945), kekuasaan presiden (pasal 4 sampai
15 UUD 1945), kekuasaan kehakiman (pasal 24 UUD 1945), dan berupa
suprastruktur plitik lainya.
Dengan merujuk pada konsep negara hukum yamg diselengarakan melalui
mekanisme demokrasi, Indonesia tergolong juga mefara demokratis. Hukum yang
dijadikan aturan main (spregel) dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan
serta untuk mengatur hubungan hukum(rechtbetreking) antara penuelenggara
negara dan pemerintahan di Indonesia adalah negara hukumtata negara dan hukum
administrasi negara.
5. Negara Hukum dan hukum administrasi negara
Negara hukum menut F.R. Bothlingk adalah de staat waarin de wilsvrijheid
van gezagdragers is bepeert door grezen recht (negara dimana kebebasan
pemegang kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum). Lebih lanjut dijelaskan dalam
rangka merealisasi pemegang kekuasaan tersebut, maka diwujudkan dengan cara
disatu sisi keterikatan hakim dan pemerintah dalam undang-undang dan disisi lain
dibatasi olej kewenangan pembuat undang-undang).
Dalam negara hukum, segala sesuatu harus dilakukan menurut hukum
(everything must be done according to law) negara hukum menentukan bahwa
pemerintah tunduk pada hukum, bukan hukum yang tunduk kepada pemerintah.
Disusun Oleh
B.
yang
baik
adalah
adalah
2.
Pembagian kekuasaan;
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pendidikan kewarganegaraan.
Prinsip-prinsip yang dianggap ciri penting Negara Hukum menurut The
International Commission of Jurists itu adalah:
1. Negara harus tunduk pada hukum.
2. Pemerintah menghormati hak-hak individu.
3. Peradilan yang bebas dan tidak memihak.
Muhammad Tahir Azhary, dengan mengambil inspirasi dari sistem hukum
Islam, mengajukan pandangan bahwa ciri-ciri nomokrasi atau Negara Hukum
yang baik itu mengandung 9 (sembilan) prinsip, yaitu:
1. Prinsip kekuasaan sebagai amanah;
2. Prinsip musyawarah;
3. Prinsip keadilan;
4. Prinsip persamaan;
5. Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia;
6. Prinsip peradilan yang bebas;
7. Prinsip perdamaian;
8. Prinsip kesejahteraan;
9. Prinsip ketaatan rakyat.
Jimly Ashshiddiqie menuliskan kembali prinsip-prinsip negara hukum
dengan menggabungkan pendapat dari sarjana-sarjana Anglo-Saxon dengan
sarjana-sarjana Eropa Kontinental. Menurutnya dalam negara hukum pada arti
yang sebenarnya, harus memuat dua belas prinsip, yakni:
1.
2.
4.
Pembatasan kekuasaan.
Adanya pembatasan kekuasaan negara dan organ-organ negara dengan
cara menerapkan prinsip pembagian secara vertikal atau pemisahan kekuasaan
secara horizontal. Kekuasaan harus selalu dibatasi dengan cara memisahkan
kekuasaan ke cabang-cabang yang bersifat checks and balances dalam
kedudukan yang sederajat dan saling mengimbangi serta mengendalikan satu
sama lain.
5.
6.
7.
penjamin bagi rakyat agar tidak di zalimi oleh negara melalui keputusan pejabat
administrasi negara.
8.
9.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
Perlindungan HAM
2.
3.
1.
2.
Asas legalitas yaitu setiap tindakan Negara harus berdasarkan hukum yang
telah diadakan terlebih dahulu
3.
E.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga negara
untuk turut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang
dilakukan oleh pemerintah
7.
F.
1.
2.
3.
4.
Keserasian
kerukunan
hubungan
antara
pemerintah
dan
rakyat
berdasarkan
asas
Norma hukum bersumber pada pancasila sebagai hukum dasar nasional dan
adanya hierarkhi jenjang norma hukum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bab I Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 Negara Indonesia adalah
negara hukum;
2.
3.
4.
5.
Sumpah/janji Presiden/Wakil Presiden ada kata-kata memegang teguh UndangUndang Dasar dan segala undang-undang dan peraturannya dengan seluruslurusnya;
6.
Bab XA Hak Asasi Manusia Pasal 28i ayat (5), disebutkan bahwa Untuk
penegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur
dan dituangkan dalam Peraturan Perundang Undangan;
7.
8.
Hukum dasar yang tertulis (konstitusi), hukum dasar tak tertulis (konvensi);
9.
Tap MPR No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-Undangan; UU No.10 tahun 2004
Pada bab XIV tentang perekonomian Negara dan kesejahteraan social, pasal 33
dan 34 UUD 1945 yang menegaskan bahwa Negara turut aktif dan bertanggung
jawab atas perekonomian Negara dan kesejahteraan rakyat.
2.
I.
1.
2.
3.
Ketiga jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (Pasal 27, 28, 29, 31)
4.
5.
6.
7.
J.
1.
2.
Ketetapan MPR RI
Merupakan keputusan MPR sebagai pengemban kedaulatan
ditetapkan dalam sidang MPR.
3.
rakyat yang
Undang undang
Dibuat oleh DPR bersama presiden untuk melaksanakan UUD 145 dan ketetapan
MPR RI.
4.
Perpu
5.
Peraturan pemeriintah
Dibuat oleh pemerintah untuk melaksanakan perintah undang-undang.
Selanjutnya, jenis dan hierarkhi perundang-undangan dinyatakan dalam
undang-undang No.10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundangundangan yaitu sebagai berikut:
1.
UUD 1945
2.
UU dan Perpu
3.
PP
4.
Perpres
5.
Perda
2.
3.
kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang digunakan oleh suatu negara dalam
hal pengaturan kebijakan pemerintah,untuk hukum administrasi negara dimana
negara dalam "keadaan yang bergerak". Hukum tata usaha negara juga sering
disebut HTN dalam arti sempit.
4.
5.
a.
Asas perintah tertulis, yaitu segala tindakan hukum hanya dapat dilakukan
berdasarkan perintah tertulis dari pejabat yang berwenang sesuai dengan UU.
b.
Asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, jujur, dan tidak memihak, yaitu
serangkaian proses peradilan pidana (dari penyidikan sampai dengan putusan
hakim) dilakukan cepat, ringkas, jujur, dan adil (pasal 50 KUHAP).
c.
d.
Asas terbuka, yaitu pemeriksaan tindak pidana dilakukan secara terbuka untuk
umum (pasal 64 KUHAP).
e.
6.
dibebani
kewajiban
7.
8.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa Negara Indonesia telah memenuhi syarat sebaga negara
hukum. Bisa dilihat pada unsur-unsur, karakteristik, dan ciri-ciri negara hukum
secara umum sebagian besar telah dimuat juga dalam konsep negara hukum
Indonesia. Selain itu, konsep negara hukum yang menerapkan prinsip
menghargai Hak Asasi Manusi (HAM) itu sama dengan prinsip yang diterapkan
pada konsep negara hukum Indonesia.
Selain prinsip-prinsip yang diterapkan oleh Indonesia, landasan bahwa
Indonesia negara hukum juga jelas terwujud dalam undang-undang atau aturan
lain seperti janji Presiden. Bahkan dalam implementasi pelaksanaan hukum telah
terwujud juga, seperti adanya aturan-aturan yang jelas yang telah dibuat melalui
kesepakatan bersama, seperti halnya adanya asas-asas yang melandasi hukum
pidana atau hukum-hukum lainnya. Jadi, Indonesia telah benar-benar
menerapkan konsep negara hukum dengan jelas dan terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
http://notcupz.blogspot.com/2011/06/negara-hukum.html diakses pada tanggal 21 Maret
2013 pukul 22.06 WIB.
http://jimly.com/makalah/namafile/21/Konsep_Negara_Hukum_2.doc
tanggal 21 Maret 2013 pukul 21.59 WIB.
diakses
pada
http://ebookbrowse.com/gdoc.php?
id=36028816&url=e29f1b78141fe8caa7208ceecd2cadb1 diakses pada tanggal
21 Maret 2013 pukul 21.59 WIB.
http://ebookbrowse.com/konsep-negara-hukum-2-doc-d36028816 diakses pada tanggal
21 Maret 2013 pukul 21.58 WIB.
http://www.storebox1.info/v826/?product_name=Konsep%20Negara%20Hukum
%20Indonesia%20pdf&installer_file_name=Konsep%20Negara%20Hukum
%20Indonesia%20pdf&reffer=http%3A%2F%2Fjimly.com%2Fmakalah
%2Fnamafile%2F57%2FKonsep_Negara_Hukum_Indonesia.pdf
diakses
tanggal 21 Maret 2013 pukul 21.57 WIB.
pada
Latar Belakang
Dalam mempelajari Negara hukum maka perlu dibedakan antara Negara dan
Bangsa. Bangsa adalah kumpulan manusia yang terikat karena kesatuan bahasa dan
wilayah tertentu di muka bumi. Dengan demikian bangsa Indonesia adalah sekelompok
manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai suatu
bangsa serta berproses dalam suatu wilayah (Indonesia).. Sedangkan Negara adalah suatu
persekutuan yang melaksanakan suatu pemerintahan melalui hukum yang mengikat
masyarakat dengan kekuasaan untuk ketertiban sosial. Dalam suatu Negara diperlukan
suatu aturan untuk membatasi kekuasaan para pemimpin agar tidak bertindak sewenangwenang terhadap rakyatnya. Aturan tersebut disebut hukum. Konsep mengenai Negara
hukum ada dua yaitu konsep Eropa Kontinental ( Rechtstaat ) dan Konsep Anglo Saxon
( Rule of Law ). Di Indonesia menganut konsep Eropa Kontinental ( Rechtstaat ) yang
merupakan warisan dari kolonial Belanda. Istilah hukum di Indonesia sering diterjemahkan
Rechtstaat atau Rule Of Law. Ide Rechtstaat mulai populer abad ke tujuh belas sebagai
akibat situai sosial politik Eropa yang didominir oleh absolutisme.Paham Rechtstaat
dikembangkan oleh Immanuel Kant ( 1724-1804) dan Friedrich Julius Stahl. Sedangkan
paham Rule Of Law mulai dikenal setelah Albert Venn Dicey pada tahun 1885. Dan
menerbitkan buku Introduction to Study Of the Law Of the Constitusion. Paham the Rule Of
Law bertumpu pada system Hukum Anglo Saxon. Atau Common Law System. Dalam
sebuah Negara konsep mendasar menentukkan pondasi dasar Negara itu sendiri. Indonesia
sebagai suatu negar hukum ( Rechtstaat atau Rule Of Law ). Hal ini tercermin dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen ke empat Pasal 1 ayat(3) yang mangatakan
Negara Indonesia adalah Negara Hukum . Selain itu Indonesia juga disebut negara
Demokrasi yang tercermin dalam Undang-Undang Dsara 1945 Amandemen ke empat Pasal
1 ayat(2), bahwa Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UndangUndang Dasar . Konsekuesi bahwa Indonesia adalah negara hukum bahwa kekuasaan
tertinggi dalam negara adalah hukum.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
Ide negara hukum telah lama dikembangkan oleh filsuf dari zaman Yunani Kuno.
Pemikiran negara hukum merupakan gagasan moderen yang multi-perspektif dan selalu
aktual. Pada masa Yunani Kuno pemikiran tentang negara hukum dikembangkan oleh Plato
(429-374 SM) dan Aristoteles (384-322 SM0. Konsep negara hukum menurut Aristoteles
adalah negara yang berdiri diatas hukum yang menjamin keadilan bagi warga
negaranya. Pada abad pertengahan pemikiran tentang negara hukum lahir sebagai
perjuangan melawan kekuasaan absolut para raja. Istilah negara hukum itu berasal darai
abad sembilan belas, tetapi gagasan negara hukum itu tumbuh dalam abad tujuh belas.
Gagasan itu tumbuh di Inggris dan merupakan latar belakang dari Glorius Revolution 1688
M. Gagasan itu timbal sebagai reaksi terhadap kerajaan yang absolut., dan dirumuskan
dalam piagam yang terkenal Hill Of Right 1689 (Great Britain) yang berisi hak dan
kebebasan dari warga negara serta peraturan pengganti raja di Inggris.Pada jaman
moderen konsep negara hukum di dominasi dengan sitem Eropa Continental dan Anglo
Saxon . Konsep negara hukum di Eropa kontinental digunakan dengan menggunakan istilah
Jerman yaitu Rechtstaat antara lain Immanuel Kant, Paul Labane, Julios Stahl, Fichte,
dsb. Sedangkan tradisi Anglo Amerika konsep negara hukum dikembangkan dengan konsep
Rule Of Law yang dipelopori oleh A.V. Dicey. Selain itu konsep negara hukum juga terkait
dengan istilah nomokrasi ( Nomocratie) berarti dalam penyelenggaraan kekuasaan negara
dalah hukum. Immanuel Kant memberikan gambaran tentang negara hukum sebagai
penjaga malam artinya tugas negara hanya menjaga saja, hak-hak rakyat jangan diganggu
atau di langgar, mengenai kamakmuran rakyat negara tidak boleh ikut campur.
Menurut Immanuel Kant ada dua pokok yang senantiasa menjadi inspirasi perkembangan
prinsip-prinsip negara hukum adalah masalah pembatasan kekuasaan oleh para penguasa
dan perlindungan hak asasi manusia Sedangkan menurut Friedrich Julius Stahl bahwa
unsur negara hukum yang perlu dilindungi yaitu perlindungan hak asasi manusia.
2.
Pembagian kekuasaan.
3.
4.
Supremacy Of Law artinya bahwa yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara
adalah hukum.
2.
Equality Before The Law artinya persamaan dalam kedudukan bagi semua warga Negara baik
selakupribadi maupun dalam kualifikasi sebagai pejabat Negara.
3.
Dive Process Of Law artinya bahwa segala tindakan pemerintah harus didasarkan atas
peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis.
DAFTAR PUSTAKA
Ashiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Mahkamah Konstitusi, RI,
Jakarta,2006
Ashiddiqie,Jimly, Safaat Ali, Teori Hans Kelsen tentang Hukum, Mahkamah RI, Jakarta,
2006