Anda di halaman 1dari 17

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.

com

Mengaku Islam di KTP Namun Meninggalkan


Shalat  aktu
Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ala Rosulillah wa ala alihi wa shohbihi ajmain.
Inilah keadaan kaum muslimin saat ini, sungguh memprihatinkan. Kita semua pasti tahu bahwa shalat
adalah perkara yang amat penting. Bahkan shalat merupakan rukun Islam, salah satu penegak bangunan
bangu
Islam. Tanpa shalat bagaimana mungkin bangunan Islam bisa tegak. Namun, itulah realita yang tidak bisa
dipungkuri dalam umat ini. Kalau kita melirik sekeliling kita, ada saja orang-orang
orang bahkan kerabat kita
sendiri yang meninggalkan salah satu rukun Islam ini. Mungkin di antara mereka, ada yang hanya shalat
sekali sehari, hanya shalat maghrib saja. Ada pula mungkin yang shalat hanya sehari seminggu yaitu
melaksanakan shalat Jumat saja,, selain hari itu tidak pernah melaksanakan shalat. Ada pula yang lebih
parah lagi dalam setahun hanya dua kali baru melaksanakan shalat yaitu shalat Idul Fithri dan Idul Adha.
Bahkan di beberapa tempat, memang mereka mengaku beragama Islam karena di KTP-nya
KTP
saja ditulis
beragama Islam dan begitu juga dalam akad nikah juga mengaku beragama Islam. Namun, kesehariannya
jika kita tilik ternyata tidak ada satu shalat pun dikerjakan. Lebih parah lagi di suatu desa banyak yang tidak
menghadiri shalat Jumat. Bahkan di desa tersebut tidak dilaksanakan shalat Jumat sama sekali, padahal
mereka yang berada di sana mengaku beragama Islam.
Juga dapat kita saksikan lagi di rumah-rumah
rumah rumah sakit, betapa banyak orang yang dalam keadaan sakit
padahal dia masih mampu melaksanakan shalat dengan duduk, berbaring, atau dengan isyaratmeninggalkan rukun Islam yang mulia ini. Begitu pula kita dapat menyaksikan di kendaraan umum
semacam di bus atau kereta, ketika kita melakukan safar (perjalanan jauh), betapa banyak orang di
kendaraan tersebut hanya tidur dan guyon saja,, sudah masuk waktu shalat, namun tidak ada satu pun yang
y
beranjak mengambil air wudhu atau bertayamum.
bertayamum aktu shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya, dia
memang masih di kendaraan
an tadi, tetapi tidak ada satu pun shalat dilaksanakan. Terakhir, begitu pula kita
sering saksikan sebagian orang sering meninggalkan shalat shubuh karena selalu bangun kesiangan. Sudah

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

termasuk kebiasaannya bangun jam 3 pagi, lalu bergegas mandi dan berangkat kuliah atau ke tempat kerja,
sedangkan shalat shubuh, dia tinggalkan begitu saja.
Memang sungguh prihatin dengan keadaan umat saat ini. Kebanyakan orang mengaku beragama Islam di
KTP, namun seringsekali meninggalkan shalat. Mereka semangat dengan hal-hal duniawi, dengan mengais
rizki siang dan malam. Namun mereka tidak pernah bersyukur dengan nikmat yang Allah berikan dengan
melaksanakan shalat. Padahal yang namanya syukur adalah seseorang memanfaatkan nikmat Allah untuk
melakukan ketaatan kepada-Nya.
Oleh karena itu, pada tulisan yang singkat kali ini kami akan mengangkat pembahasan mengenai hukum
meninggalkan shalat. Semoga Allah memudahkannya dan memberi taufik kepada setiap orang yang
membaca tulisan ini.

Shalat adalah Perkara yang Pertama Kali akan Dihisab

Shalat merupakan perkara yang pertama kali akan dihisab dari seorang hamba sebelum amal yang lainnya.
Dari Abu Hurairah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,







"

:




" : . "



."



Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila
shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan
menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Taala
mengatakan,Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah? Maka shalat sunnah
tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

Dalam riwayat lainnya,Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan
dihisab seperti itu pula. (HR. Abu Daud. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul
Masyobih no. 0::;)

Para Ulama Sepakat Bahwa Meninggalkan Shalat Termasuk Dosa Besar yang Lebih
Besar dari Dosa Besar Lainnya

Seorang ulama besar, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, dalam kitabnya Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. =,
mengatakan, Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat (artinya mereka sepakat) bahwa meninggalkan
shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih
besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras.
Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan
kehinaan di dunia dan akhirat.
Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kabair (pembahasan dosa-dosa besar), hal. 2, Ibnu Hazm berkata,
Tidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat hingga keluar
waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan.
Adz Dzahabi dalam Al Kabair, hal. 23-2=, juga mengatakan, Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar
waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat secara keseluruhan -yaitu satu
shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput
darinya termasuk dosa besar. Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk
pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang
yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa).

Apakah Orang yang Meninggalkan Shalat Kafir alias Bukan Muslim?

Asy Syaukani rahimahullah mengatakan bahwa tidak ada beda pendapat di antara kaum muslimin tentang
kafirnya orang yang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya. Namun apabila meninggalkan
shalat karena malas dan tetap meyakini shalat lima waktu itu wajib -sebagaimana kondisi sebagian besar
kaum muslimin saat ini-, maka dalam hal ini ada perbedaan pendapat (Lihat Nailul Author, 0/:3>).

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

Maka dari perkataan Asy Syaukani di atas kita dapat simpulkan bahwa hukum meninggalkan shalat ada dua
macam :
0) Meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya. Kasus pertama ini tidak ada perselisihan
pendapat di kalangan para ulama, artinya mereka sepakat tentang kafirnya.
2) Meninggalkan shalat karena malas dan tetap meyakini shalat lima waktu itu wajib. Untuk kasus kedua
ini, ada perselisihan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama mengatakan kafir dan sebagian lagi
mengatakan tidak kafir.
Mayoritas ulama salaf (terdahulu) dan khalaf (belakangan), di antaranya Imam Malik dan Imam Syafii,
berpendapat bahwa meninggalkan shalat dengan malas-malasan tidaklah kafir, namun fasik. Jika tidak
bertaubat, dia akan dibunuh sebagaimana hukuman had pada pezina (bukan hukuman murtad, pen),
namun hadnya adalah tebasan pedang.
Sekelompok ulama salaf (terdahulu) berpendapat bahwa dia kafir. Pendapat ini diriwayatkan dari Ali bin Abi
Tholib, juga terdapat dua riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal. Pendapat ini juga dikatakan oleh Abdullah
bin Al Mubarok, Ishaq bin Rohuwyah, dan juga merupakan pendapat sebagian Syafiiyyah.
Sedangkan Abu Hanifah, sekelompok ulama Kufah, dan Al Muzaniy (sahabat Imam Syafii) berpendapat
bahwa orang yang meninggalkan shalat karena malas-malasan tidak kafir dan tidak dibunuh, namun
diperingatkan dan dipenjarakan hingga dia mau shalat. (Nailul Author, 2/2=)
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa mayoritas pakar fiqih berpendapat tidak kafirnya orang yang
meninggalkan shalat karena malas-malasan. Sedangkan Imam Ahmad berpendapat kafirnya orang seperti
ini.
Sekarang marilah kita melihat pembicaraan orang yang meninggalkan shalat dalam Al Quran, hadits,
perkataan sahabat dan perkataan ulama tabiin. Mayoritas pembahasan yang ada kami ambil dari kitab
Ibnul Qoyyim Ash Sholah wa Hukmu Taarikiha.

Pembicaraan Orang yang Meninggalkan Shalat dalam Al Quran

Dalil pertama,

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

Firman Allah Taala,

('()





Maka apakah patut Kami menjadikan orng-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa
(orang kafir) ? (Q.S. Al Qalam C3DE : :)
hingga ayat,

)*)(




()')
Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak kuasa, (dalam
keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka
dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera. (Q.S. Al Qalam C3DE : ?:)
Dari ayat di atas, Allah Taala mengabarkan bahwa Dia tidak menjadikan orang muslim seperti orang
mujrim (orang yang berbuat dosa). Tidaklah pantas menyamakan orang muslim dan orang mujrim dilihat
dari hikmah Allah dan hukum-Nya.
Kemudian Allah menyebutkan keadaan orang-orang mujrim yang merupakan lawan dari orang muslim.
Allah Taala berfirman (yang artinya),Pada hari betis disingkapkan. Yaitu mereka (orang-orang mujrim)
diajak untuk bersujud kepada Rabb mereka, namun antara mereka dan Allah terdapat penghalang. Mereka
tidak mampu bersujud sebagaimana orang-orang muslim sebagai hukuman karena mereka tidak mau
bersujud kepada-Nya bersama orang-orang yang shalat di dunia.
Maka hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang meninggalkan shalat akan bersama dengan orang kafir
dan munafik. Seandainya mereka adalah muslim, tentu mereka akan diizinkan untuk sujud sebagaimana
kaum muslimin diizinkan untuk sujud.
Dalil kedua,
Firman Allah Taala,

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ta'atlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. (QS. An
Nur C2?E : 3)
Pada ayat di atas, Allah Taala mengaitkan adanya rahmat bagi mereka dengan mengerjakan perkaraperkara pada ayat tersebut. Seandainya orang yang meninggalkan shalat tidak dikatakan kafir dan tidak
kekal dalam neraka, tentu mereka akan mendapatkan rahmat tanpa mengerjakan shalat. Namun, dalam
ayat ini Allah menjadikan mereka bisa mendapatkan rahmat jika mereka mengerjakan shalat.
Dalil ketiga,
Firman Allah Azza wa Jalla,


(( +)





Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang
bertaubat, beriman dan beramal saleh. (QS. Maryam : >)
Ibnu Masud radhiyallahu anhuma mengatakan bahwa ghoyya dalam ayat tersebut adalah sungai di
Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam.
Dalam ayat ini, Allah menjadikan tempat ini yaitu bagian neraka yang paling dasar- sebagai tempat bagi
orang yang menyiakan shalat dan mengikuti syahwat (hawa nafsu). Seandainya orang yang meninggalkan
shalat adalah orang yang hanya bermaksiat biasa, tentu dia akan berada di neraka paling atas, sebagaimana
tempat orang muslim yang berdosa. Tempat ini (ghoyya) yang merupakan bagian neraka paling bawah,
bukanlah tempat orang muslim, namun tempat orang-orang kafir.
Pada ayat selanjutnya juga, Allah telah mengatakan,kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal
saleh. Maka seandainya orang yang menyiakan shalat adalah mumin, tentu dia tidak dimintai taubat
untuk beriman.
Dan masih banyak dalil lainnya yang membicarakan hukum orang yang meninggalkan shalat.

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

Pembicaraan Orang yang Meninggalkan Shalat dalam Hadits

Hadits Pertama,
Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat. (HR.
Muslim no. 2=)
Hadits Kedua,
Dari Tsauban radhiyallahu anhu -bekas budak Nabi shallallahu alaihi wa sallam-, beliau mendengar
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


Pemisah Antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat. Apabila dia
meninggalkannya, maka dia melakukan kesyirikan. (HR. Ath Thobariy dengan sanad shohih. Syaikh Al
Albani mengatakan hadits ini shohih. Lihat Shohih At Targib wa At Tarhib no. 33)
Hadits Ketiga,
Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,





Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat. (HR. Tirmidzi no.
2D2. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dhoif Sunan At Tirmidzi)
Dalam hadits ini, dikatakan bahwa shalat dalam agama Islam ini adalah seperti penopang (tiang) yang
menegakkan kemah. Kemah tersebut bisa roboh (ambruk) dengan patahnya tiangnya. Begitu juga dengan
islam, bisa ambruk dengan hilangnya shalat.

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

Hadits Keempat,
Dalam dua kitab shohih, berbagai kitab sunan dan musnad, dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma.
Beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,









Islam dibangun atas lima perkara, yaitu 4 (5) bersaksi bahwa 6dak ada sesembahan yang benar untuk
diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (7) mendirikan shalat, (8)
menunaikan zakat, (9) naik haji ke Baitullah (bagi yang mampu, pen), (:) berpuasa di bulan Ramadhan.
(Lafadz ini adalah lafadz Muslim no. 022)
Cara pendalilan dari hadits ini adalah :
0) Dikatakan dalam hadits ini bahwa islam adalah seperti kemah yang dibangun atas lima tiang. Apabila
tiang kemah yang terbesar tersebut masih ada, maka tegaklah kemah Islam.
2) Dalam hadits ini juga disebutkan bahwa rukun-rukun Islam dijadikan sebagai tiang-tiang suatu kemah.
Dua kalimat syahadat adalah tiang, shalat juga tiang, zakat juga tiang. Lalu bagaimana mungkin kemah
Islam tetap berdiri jika salah satu dari tiang kemah sudah tidak ada, walaupun rukun yang lain masih
ada?!
Hadits Kelima,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



Barangsiapa mengerjakan shalat kami, menghadap kiblat kami, dan memakan sembelihan kami; maka dia
adalah muslim. Dia memiliki hak sebagaimana hak umumnya kaum muslimin. Demikian juga memiliki
kewajiban sebagaimana kewajiban kaum muslimin. (Lihat Syarhul Aqidah Ath Thohawiyyah Al Albani,
:0. Beliau mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Cara pendalilan dari hadits ini adalah :

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

0) Seseorang dikatakan muslim jika memenuhi tiga syarat seperti yang disebutkan dalam hadits di atas.
Maka tidak disebut muslim jika tidak memenuhi syarat tersebut.
2) Jika seseorang shalat menghadap ke arah timur, tidak disebut muslim hingga dia shalat dengan
menghadap kiblat muslimin. Maka bagaimana jika seseorang yang tidak pernah menghadap kiblat
karena meninggalkan shalat secara total?!

Pembicaraan Orang yang Meninggalkan Shalat dalam Perkataan Sahabat

Ibnu Zanjawaih mengatakan, Amr bin Ar Robi telah menceritakan pada kami, (dia berkata) Yahya bin
Ayyub telah menceritakan kepada kami, (dia berkata) dari Yusuf, (dia berkata) dari Ibnu Syihab, beliau
berkata, Ubaid bin Abdillah bin Utbah (berkata) bahwa Abdullah bin Abbas mengabarkannya,Dia
mendatangi Umar bin Al Khoththob ketika beliau ditikam (dibunuh) di masjid. Lalu Ibnu Abbas berkata,Aku
dan beberapa orang di masjid membawanya (Umar) ke rumahnya.
Lalu Ibnu Abbas berkata, Lalu Abdurrahman bin Auf diperintahkan untuk mengimami orang-orang.
Kemudian beliau berkata lagi, Tatkala kami menemui Umar di rumahnya, maut hampir menghapirinya.
Beliau tetap dalam keadaan tidak sadar hingga semakin parah. Lalu (tiba-tiba) beliau sadar dan
mengatakan,Apakah orang-orang sudah melaksanakan shalat?
Ibnu Abbas berkata, Kami mengatakan,Ya.
Lalu Umar mengatakan,




Tidaklah disebut Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.
Dari jalan yang lain, Umar berkata,

>

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat. Lalu Umar meminta air wudhu,
kemudian beliau berwudhu dan shalat. (Dikeluarkan oleh Malik. Begitu juga diriwayatkan oleh Saad di Ath
Thobaqot, Ibnu Abi Syaibah dalam Al Iman. Diriwayatkan pula oleh Ad Daruquthniy dalam sunannya, juga
Ibnu Asakir. Hadits ini shohih, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwaul Gholil no. 2;>)
Juga dikatakan yang demikian itu oleh semua sahabat yang hadir. Mereka semua tidak mengingkari apa
yang dikatakan oleh Umar.
Perkataan semacam ini juga dapat dilihat dari perkataan Muadz bin Jabal, Abdurrahman bin Auf, Abu
Hurairah, dan tidak diketahui sahabat yang menyelisihinya.
Al Hafidz Abdul Haq Al Isybiliy rahimahullah dalam kitabnya mengenai shalat, beliau mengatakan,
Sejumlah sahabat dan orang-orang setelahnya berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat
dengan sengaja itu kafir karena sebab meninggalkan shalat tersebut hingga keluar waktunya. Di antara
yang berpendapat demikian adalah Umar bin Al Khaththab, Muadz bin Jabbal, Abdullah bin Masud, Ibnu
Abbas, Jabir, Abud Darda, begitu juga diriwayatkan dari Ali dan beberapa sahabat.
Mayoritas sahabat Nabi menganggap bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja adalah kafir
sebagaimana dikatakan oleh seorang tabiin, Abdullah bin Syaqiq,


- -



Dulu para shahabat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal
yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.
Perkataan ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Abdullah bin Syaqiq Al Aqliy seorang tabiin dan Hakim
mengatakan bahwa hadits ini bersambung dengan menyebut Abu Hurairah di dalamnya. Dan sanad
(periwayat) hadits ini adalah shohih. (Lihat Ats Tsamar Al Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitab, hal. 2)

Pembicaraan Orang yang Meninggalkan Shalat dalam Perkataan Tabiin dan Ulama
Sesudahnya

0;

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

Mereka yang berpendapat demikian adalah Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rohuwyah, Abdullah bin Al
Mubarok, Ibrohim An Nakhoiy, Al Hakam bin Utaibah, Ayyub As Sikhtiyaniy, Abu Daud Ath Thoyalisiy, Abu
Bakr bin Abi Syaibah, dan Abu Khoitsamah Zuhair bin Harb. Berikut adalah sebagian perkataan mereka yang
masih kami nukil dari kitab yang sama.
Muhammad bin Nashr berkata bahwa Muhammad bin Yahya telah menceritakan kepada kami, (dia
berkata) bahwa Abu Numan telah menceritakan kepada kami, (dia berkata bahwa) Hammad bin Zaid
(berkata) dari Ayyub As Sikhtiyaniy berkata, Meninggalkan shalat adalah suatu kekafiran dan hal ini
tidaklah dipersilisihkan.
Muhammad menceritakan dari Ibnul Mubarok, dia berkata,Barangsiapa mengakhirkan shalat hingga luput
waktunya dengan sengaja tanpa ada udzur (alasan), maka dia telah kafir.
Yahya bin Main mengatakan, Dikatakan kepada Abdullah bin Al Mubarok,Orang-orang mengatakan :
Barangsiapa tidak berpuasa (Ramadhan, pen) dan tidak menunaikan shalat setelah mengakui
(kewajibannya, pen), maka dia adalah mumin yang sempurna imannya. Lalu Abdullah bin Al Mubarok
mengatakan,Kami tidaklah mengatakan seperti yang mereka katakan. Barangsiapa meninggalkan shalat
dengan sengaja tanpa alasan sampai dia memasukkan satu waktu ke waktu lainnya, maka dia kafir.
Abu Abdillah Muhammad bin Nashr mengatakan,Aku mendengar Ishaq bin Rohuwyah berkata, Telah
shohih dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa meninggalkan shalat adalah kafir.

KESIMPULAN
Jadi, dari pembahasan terakhir ini terlihat bahwasanya Al Quran, hadits dan perkataan sahabat bahkan ini
adalah ijma (kesepakatan) mereka serta perkataan beberapa ulama tabiin dan sesudahnya menyatakan
bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja adalah kafir (keluar dari Islam).
Ibnul Qayyim dalam Ash Sholah, hal. 3, mengatakan,
Tidakkah seseorang itu malu dengan mengingkari pendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat
adalah kafir, padahal hal ini telah dipersaksikan oleh Al Kitab (Al Quran), As Sunnah dan kesepakatan
sahabat. Wallahul Muwaffiq (Hanya Allah-lah yang dapat memberi taufik).

00

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

Berbagai Kasus Orang Yang Meninggalkan Shalat

Pada pembahasan ini, kami akan membagi beberapa kasus orang yang meninggalkan shalat. Sumber
rujukan pembahasan ini adalah dari kitab Manhajus Salaf inda Syaikh Nashiruddin Al Albani, Amru Abdul
Munim Salim.
CKasus PertamaE
Kasus ini adalah meninggalkan shalat dengan mengingkari kewajibannya sebagaimana mungkin perkataan
sebagian orang, Sholat oleh, ora sholat oleh. CKalau mau shalat boleh-boleh saja, tidak shalat juga tidak
apa-apaE. Jika hal ini dilakukan dalam rangka mengingkari hukum wajibnya shalat, orang semacam ini
dihukumi kafir tanpa ada perselisihan di antara para ulama.
CKasus KeduaE
Kasus kali ini adalah meninggalkan shalat dengan menganggap gampang dan tidak pernah
melaksanakannya. Bahkan ketika diajak untuk melaksanakannya, malah enggan. Maka orang semacam ini
berlaku hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang menunjukkan kafirnya orang yang
meninggalkan shalat. Inilah pendapat Imam Ahmad, Ishaq, mayoritas ulama salaf dari shahabat dan tabiin
sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan di atas.
CKasus KetigaE
Kasus ini yang sering dilakukan kaum muslimin yaitu tidak rutin dalam melaksanakan shalat yaitu kadang
shalat dan kadang tidak. Maka dia masih dihukumi muslim secara zhohir (yang nampak pada dirinya) dan
tidak kafir. Inilah pendapat Ishaq bin Rohuwyah yaitu hendaklah bersikap lemah lembut terhadap orang
semacam ini hingga dia kembali ke jalan yang benar. Wal ibroh bilkhotimah CHukuman baginya dilihat dari
keadaan akhir hidupnyaE.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan dalam Majmu Al Fatawa,
Jika seorang hamba melakukan sebagian perintah dan meninggalkan sebagian, maka baginya keimanan
sesuai dengan perintah yang dilakukannya. Iman itu bertambah dan berkurang. Dan bisa jadi pada seorang
hamba ada iman dan nifak sekaligus. Sesungguhnya sebagian besar manusia bahkan mayoritasnya di
banyak negeri, tidaklah selalu menjaga shalat yang lima waktu. Dan mereka tidak meninggalkan secara
total. Mereka terkadang shalat dan terkadang meninggalkannya. Orang-orang semacam ini ada pada diri

02

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

mereka iman dan nifak sekaligus. Berlaku bagi mereka hukum Islam secara zhohir seperti pada masalah
warisan dan semacamnya. Hukum ini (warisan) bisa berlaku bagi orang munafik tulen. Maka lebih pantas
lagi berlaku bagi orang yang kadang shalat dan kadang tidak.
CKasus KeempatE
Kasus ini adalah bagi orang yang meninggalkan shalat dan tidak mengetahui bahwa meninggalkan shalat
membuat orang kafir. Maka hukum bagi orang semacam ini adalah sebagaimana orang jahil (bodoh). Orang
ini tidaklah dikafirkan disebabkan adanya kejahilan pada dirinya yang dinilai sebagai faktor penghalang
untuk mendapatkan hukuman. Untuk kasus ini berlaku hadits Hudzaifah sebagaimana disebutkan dalam
sanggahan keenam di atas.
CKasus KelimaE
Kasus ini adalah untuk orang yang mengerjakan shalat hingga keluar waktunya. Dia selalu rutin dalam
melaksanakannya, namun sering mengerjakan di luar waktunya. Maka orang semacam ini tidaklah kafir,
namun dia berdosa dan perbuatan ini sangat tercela sebagaimana Allah berfirman,

()
))(


Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. Al
Maaun C0;=E : ?-)

Hukuman Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat

Jika dihukumi bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir (sebagaimana dalam kasus kedua di
atas), maka berlaku baginya hukum bagi orang kafir di antaranya sebagai berikut :
[Pertama] Gugurnya status kewalian ketika mau menikahkan orang yang berada di bawah kewaliannya.
Karena tidak boleh ada kewalian orang kafir bagi seorang wanita muslimah.
CKeduaE Gugurnya hak waris dari kerabat karena orang kafir tidak boleh mewariskan hartanya pada seorang
muslim ataupun sebaliknya. Dari Usamah bin Zaid, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

0:

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com





Orang muslim tidak boleh mewarisi orang kafir. Begitu pula orang kafir tidak boleh mewarisi seorang
muslim. (HR. Muslim no. ?22)
CKetigaE Dilarang masuk Makkah. Sebagaimana Allah Taala berfirman,





Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis , maka janganlah
mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini . (QS. At Taubah C>E : 2D)
CKeempatE Diharamkan untuk mendoakannya setelah kematiannya. Juga diharamkan untuk mendoakan
ampunan dan rahmat kepadanya. Allah Taala berfirman,






(44')

(44))
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi
orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi
mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. Dan permintaan ampun
dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya
kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka
Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi
penyantun. (QS. At Taubah C>E : 00:-00?)
CKelimaE Haram menikahkan wanita muslimah kepada orang yang meninggalkan shalat seperti ini karena
dia adalah orang kafir. Dan orang kafir tidaklah halal bagi wanita muslimah dengan nash dan ijma
(kesepakatan kaum muslimin).

0?

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com








Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang
beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan
mereka;maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu
kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang
kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. (QS. Al Mumtahanah : 0;)
Pembahasan di atas, kami sarikan dari penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam risalah
Hukmu Tarikish Sholah.

Pintu Taubat Masih Terbuka

Kami telah menyaksikan sendiri di tengah-tengah umat Islam sering melalaikan kewajiban yang satu ini
yaitu shalat lima waktu. Bahkan ada yang menyatakan dirinya muslim (dalam KTP-nya) tetapi tidak pernah
mau shalat. Mungkin di daerah perkotaan, kita sering melihat orang berbondong-bondong ke masjid ketika
shalat lima waktu, apalagi daerah kampus yang masyarakat dan mahasiswa sangat perhatian pada agama.
Namun, cobalah kita melihat di daerah pedesaan. Kita akan melihat mereka sangat melalaikan hal ini.
Hanya segelintir orang yang terlihat rajin ke masjid untuk mengerjakan shalat lima waktu. Bahkan jika
kondisi masyarakatnya tidak peduli agama, kita akan melihat masjidnya akan terlihat kosong pada waktuwaktu shalat, mungkin hanya ketika jumatan saja baru terisi atau ketika Ramadhan. Bahkan yang lebih
parah lagi, ada suatu desa yang tidak melaksanakan shalat jumat sama sekali. Jika ada yang hendak
mengerjakan shalat jumat, dia akan menunaikannya di desa tetangga sedangkan masjidnya tetap kosong.
Itulah yang terjadi di tengah umat Islam saat ini. Kami tidak mengetahui apa sebabnya. Mungkin karena
kekurangan dai yang bisa mengajak mereka kepada Islam yang benar. Atau mungkin ada dai tetapi tidak
mau peduli dengan masalah shalat. Seharusnya seorang dai tidak lupa untuk mengajarkan masalah ini
setelah perkara yang utama yang mesti disampaikan yaitu perkara tauhid atau aqidah. Namun, sangat
disayangkan dai-dai saat ini lebih memilih materi dakwah yang menyenangkan hati masyarakat dengan
mengiringi dakwahnya dengan dagelan dan musik. Jarang sekali kami melihat dai yang masuk ke desa-desa
memperingatkan masalah shalat sembari mengatakan bahwa meninggalkan shalat termasuk dosa besar

0

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

bahkan termasuk kekafiran. Dai yang ada hanya menyibukkan materi dakwahnya dengan masalah hati
atau akhlaq sedangkan masalah yang penting seperti ini tidak diperhatikan.
Jika memang risalah ini bisa sampai kepada orang yang sering meninggalkan shalat atau sampai kepada
para dai yang dapat menyampaikan kepada mereka, kami ingatkan bahwa pintu taubat masih terbuka.
Shalat yang sering ditinggalkan bisa diampuni oleh Allah jika memang kita betul-betul bertaubat dan ingin
kembali ke jalan yang benar. Allah Taala berfirman,






Katakanlah4 "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az Zumar C:>E : :)
Jika seseorang bertaubat dari berbagai macam dosa termasuk berbagai hal yang dapat mengeluarkannya
dari Islam dan dia melakukan hal ini dengan memenuhi syarat-syaratnya, maka taubatnya tersebut akan
diterima.
Adapun syarat taubat adalah :
0. Taubat dilakukan dengan ikhlas dan bukan riya atau sumah (ingin dipuji orang lain).
2. Menyesal dengan dosa yang telah dilakukan.
:. Tidak terus-menerus dalam dosa. Jika meninggalkan yang wajib, segeralah melaksanakannya dan jika
melakukan sesuatu yang haram, segeralah meninggalkannya. Jadi, jika seseorang meniggalkan shalat,
maka cara taubatnya adalah dengan kembali rutin melakukan shalat.
?. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut di waktu akan datang.
. Taubat tersebut dilakukan pada saat waktu diterimanya taubat yaitu sebelum kematian datang dan
sebelum matahari terbit dari sebelah barat. (Lihat pembahasan syarat Taubat di Syarh Riyadhus
Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin)

03

Hukum Meninggalkan Shalat http://rumaysho.wordpress.com

ahai saudaraku Segeralah bertaubat kepada Allah dengan ikhlas kepada-Nya. Sesalilah dosa yang telah
dilakukan di masa lalu. Bertekadlah untuk tidak kembali lagi pada dosa tersebut. Perbaikilah diri dengan
melakukan banyak ketaatan.

(56)




(54)


Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka
diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orangorang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah
dengan taubat yang sebenar-benarnya. (QS. Al Furqon C2E : =;-=0)
Ya Hayyu, Ya Qoyyum. ahai Zat yang Maha Hidup lagi Maha Kekal. Dengan rahmat-Mu, kami memohon
kepada-Mu. Perbaikilah segala urusan kami dan janganlah Engkau sandarkan urusan tersebut pada diri
kami, walaupun hanya sekejap mata. Amin Yaa Mujibbas Sailin.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Semoga Allah selalu memberikan ilmu yang
bermanfaat, rizki yang thoyib, dan menjadikan amalan kita diterima di sisi-Nya. Innahu samiun qoriibum
mujibud daawaat. Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ala nabiyyina
Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallam.

****
Selesai disusun di Gunung Kidul,
pada pagi hari, hari kedua bulan Rabiul Awwal tahun 0?2> H
bertepatan dengan hari Ahad, ;>-;:-;D

Semoga Allah menerima dan membalas amalan ini

Disusun oleh : Muhammad Abduh Tuasikal, S.T.


Dimurojaah oleh : Ustadz Aris Munandar, S.S.

0=

Anda mungkin juga menyukai