Anda di halaman 1dari 24

PATOLOGIS LETAK LINTANG

A. Latar Belakang
Letak lintang merupakan salah satu malpresentasi janin yang dapat
menyebabkan kelambatan atau kesulitan dalam persalinan. Letak lintang
merupakan keadaan yang berbahaya karena besarnya kemungkinan risiko
kegawatdaruratan pada proses persalinan baik pada ibu maupun janin.
Pada penelitian yang dilakukan di RSUP Dr.Pirngadi, Medan dilaporkan
angka kejadian letak lintang sebesar 0,6 %; RS Hasan Sadikin bandung 1,9 %;
RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1 % dari 12.827 persalinan;
sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3 % dan Holland 0,5-0,6 %. Bila
persalinan letak lintang dibiarkan tanpa pertolongan akan dapat menyebabkan
kematian baik pada ibu maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan infeksi
berakibat fatal bagi ibu sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus umbilikus,
asfiksia hingga berlanjut pada kematian janin.
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam
uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi
yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Kelainan letak pada
janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan
(distosia). Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat
disebabkan kelainan tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta
kelainan jalan lahir. Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300
persalinan. Hal ini dapat terjadi karena menegakkan diagnosis letak lintang
dapat dilihat pada kehamilan muda dengan menggunakan ultrasonografi 3.
Letak lintang terjadi pada 1 dari 322 kelahiran tunggal (0,3%) baik di Mayo
Clinic maupun di University of Iowa Hospital, USA. Di Parklannd Hospital,
dijumpai letak lintang pada 1 dari 335 janin tunggal yang lahir selama lebih
dari 4 tahun 2.
Sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan
versi luar. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek baik
terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian
janin pada letak lintang di samping kemungkinan terjadinya letak lintang

kasep dan ruptur uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta
trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin, Berdasarkan uraian di
atas maka kami perlu menguraikan permasalahan dan penatalaksanaan pada
kehamilan dengan janin letak lintang.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.
Untuk menyelesaikan tugas makalah ASKEB II PATOLOGIS
b.
Untuk menambah wawasan terhadap letak lintang janin di dalam rahim
c.
Untuk mengurangi resiko kegawadaruratan pada ibu dan janin
RANCANGAN PEMBELAJARAN (RP) / SILABUS
RANCANGAN PEMBELAJARAN ( RP )

Mata kuliah

Kode Mata Kuliah

Semester

Nama dosen/Tim

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan kelainan atau komplikasi
dengan pendekatan manajemen kebidanan dengan pokok bahasan : patologi
abstetrik, penyakit-penyakit penyerta kehamilan, persalianan dan nifas dan
gangguan sistem reproduksi, deteksi dini kelainan pada ibu hamil, bersalin dan
nifas,

prinsip-prinsip

pendokumentasiannya.

asuhan

dalam

penanganannya,

rujukan

dan

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat :
Menjelaskan deteksi dini ibu dengan kelainan, komplikasi dan penyakit

yang lazim terjadi dalam kehamilan, persalinan dan nifas.


Menjelaskan penyakit penyerta pada ibu dalam masa kehamilan,

persalinan dan nifas.


Melaksanakan deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyulit kehamilan,

persalinan dan nifas.


Melaksanakan asuhan pada wanita / ibu dengan kelainan, komplikasi dan
penyulit dalam kehamilan, persalinan dan nifas dan gangguan siste

reproduksi.
Melaksanakan pendokumentasian sesuai dengan format yang tersedia di

institusi pelayanan.
Melaksanakan rujukan berdasarkan standart praktek kebidanan dan protap.

C. PROSES PEMBELAJARAN
T : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi,
P

seminar dan penugasan


: Dilaksanakan di kelas, laboratorium (baik di kampus maupun dilahan
praktek) dengan menggunakan metoda simulasi, demonstras, role play
dan bed side teaching

D. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan cara :
Teori
v UTS

10 %

v UAS

20 %

v Seminar

10 %

Praktik
v Praktikum :

60 %

E. REFERENSI
Buku Wajib (BW)
1. Syaifudin, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta, YBPSP
2. Buku Panduan Praktis maternal dan Neonatal, 2001\
3. Mthai. Matthews, dkk, 2000, Impac Managing Complication inn
Pregnancy and Childbirth, departemen of Reproductive Health and
Research
Buku Anjuran (BA)
1.
2.
3.
4.
5.

Mayes Midwifery, 12 th edition, 2000


Varneys H., 1997, Midwifery, UK, Jones and Bartlett publisher
Mochtar R., 1998, Sinopsis Obstetri jilid I, Jakarta
Hanifa, dkk, 1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta, YBPSP
Arias. Fernando, 1992, Practical guide to high risk Pregnancy and

Delivery, Second Edition, Boston, Mosby Year Book


6. Benette VR., Brown LK., 1993, myles Text book for Midwives, Great
britain Bath Press Colour Book Glasgow
7. Mc Call, Pauline, 1993, Midwifery vol. 2, Cape Town : Creda Press Sola
Road
8. Pusdiknakes JHPIEGO, modul 2, Pedoman Mengajar Dosen AKBID,
1999
9. Pusdiknakes JHPIEGO, modul 3, Pedoman Mengajar Dosen AKBID,
1999
10. Pusdiknakes JHPIEGO, modul 4, Pedoman Mengajar Dosen AKBID,
1999
11. Linda V., Walsh, Midwifery, 2001
12. Debora Bick, 2002, Portuatal care, Evidonce and Guide Lines for
Managemen Livingstone
RINCIAN KEGIATAN

MINGGU

OPS

POKOK BAHASAN / SUB

WAKTU REFERENSI

POKOK BAHASAN

P
BW 1, 2BA

Setelah mengikuti

1.1.

Prinsip deteksi dini

perkuliahan ini

terhadap kelainan, komplikasi

mahasiswa mampu :

dan penyakit yang lazim terjadi

Jam Jam
BW 1, 2

pada ibu masa kehamilan,


v Menjelaskan

persalinan dan masa nifas

BA 8

prinsip deteksi dini


ibu dengan kelaianan, 1.1.1.

Pemeriksaan

komplikasi, penyakit

kehamilan dini (early ANC

yang lazim terjadi

detection)

dalam kehamilan,
persalinan dan masa
nifas

1.1.2.

Kontak dini kehamilan

trimester I
1.1.3.

Pelayanan ANC

berdasarkan kebutuhan individu


1.1.4.

Screening untuk

deteksi dini
1.2.

Deteksi dini penyulit

persalinan
1.2.1.

Pemanfaatan patografi

pada setiap persalinan kala I


aktif
1.3.

Deteksi dini komplikasi

masa nifas
1.3.1.

2 jam masa nifas

BW 1, 2
BA 9

1.3.2.

6 jam masa nifas

1.3.3.

6 hari masa nifas

1.3.4.

6 minggu masa nifas

Setelah mengikuti

2.1.

Penyakit yang menyertai 2

perkuliahan ini

kehamilan dan persalinan

mahasiswa mampu :
2.1.1.

TB paru

2.1.2.

Ginjal

2.1.3.

Jantung

v Menjelaskan
penyakit yang
menyertai pada ibu
dalam masa
kehamilan, persalinan 2.1.4.

DM

dan nifas
2.1.5.
2.2.

Asma
Infeksi yang menyertai

kehamilan dan persalinan


2.2.1.

Sypilis

2.2.2.

CMV (Cytomegalo

Virus)
2.2.3.

Rubella

2.2.4.

Herpes

2.2.5.

Varicella

2.2.6.

Toxoplasmosis

Jam Jam

2.2.7.

Infeksi Traktus

Urinarius
2.2.8.

Hepatitis

2.2.9.

HIV / AIDS

2.2.10. Typus Abdominalis


Setelah mengikuti

3.1.

Deteksi sini kehamilan,

perkuliahan ini

komplikasi dan penyakit masa

mahasiswa mampu :

kehamilan, persalinan dan masa


nifas

v Melaksanakan
deteksi dini kelainan, 3.1.1.

Masa Kehamilan

komplikasi dan
penyulit masa
kehamilan, persalinan

Trimester I
Trimester II

dan nifas
Trimester III
3.1.2.

Masa persalinan

Kala I
Kala II
Kala III
3.1.3.

Masa nifas

Kala IV

Jam Jam

6 Jam
6 hari
6 minggu
BW 1BW 2
Setelah mengikuti

4.1.

Komplikasi dan penyulit

perkuliahan ini

kehamilan trimester I dan II

Jam Jam BA 4

mahasiswa mampu :
4.1.1.

Anemia kehamilan

BA 5

4.1.2.

Hyperemisis

BA 6

v Melaksanakan
Asuhan Kebidanan
pada ibu dengan
komplikasi, kelainan,

gravidarum
4.1.3.

Abortus

4.1.4.

KET

4.1.5.

Molahidatidosa

penyakit dalam masa


kehamilan

BW 1BW 2
4.2.

Komplikasi dan

penyakit kehamilan trimester III


4.2.1.

Kehamilan dengan

hipertensi

4
Jam BA 4
6 BA 5
Jam
BA 6

Hipertensi essensial

4
Jam

BW 1

Hipertensi karena kehamilan


(PIH)

2
Jam

Pre eklampsia
4

BW 2
BA 4
BA 5

Eklampsia
4.2.2.

Perdarahan

antepartum

Jam BA 6
4 BW 1
Jam
BW 2

Solusio plasenta

4
Jam

BA 4

Plasenta previa
BA 5
Insertio velamentosa
BA 6
Ruptura sinus marginalis
Idem atas
Plasenta sirkumvalata
BW 1, 2
4.2.3.

Kelainan dalam

lamanya kehamilan
Prematur
Postmatur
Intra Uterine Fetal Death
(IUFD)

BA 5
BA 6
Idem atas
Idem atas

4.2.4.

Kehamilan ganda

4.2.5.

Kelainan air ketuban

KPSW
Polihidramnion
4.2.6.

BA 4

Kelainan letak

Letak sungsang
Letak lintang
4.2.7.

Kehamilan disertai

penyakit
Diabetes mellitus
Jantung
Sistem pernafasan
Sistem pencernaan
Sistem hematology
Sistem perkemihan
Idem
4.2.8.

Kehamilan dengan

infeksi

2
Jam

Rubella

3
Jam

Hepatitis
2
4.2.9.

Kehamilan dengan

PMS
Gonore / Syphilis
HIV / AIDS
4.2.10. Kehamilan dengan

Jam

AtasIdem
Atas
Idem Atas

penyakit gangguan jiwa


Depresi
Psikosa
Setelah mengikuti

5.1.

Konsep dasar penyulit

perkuliahan ini

Kala I dan Kala II

mahasiswa mampu :
5.1.1.
v Melaksanakan

Konsep dasar kelainan

presentasi dan posisi

asuhan kebidanan
pada ibu dengan
komplikasi kelainan,

Puncak kepala
Dahi

penyakit dalam
persalinan

Muka
Persistent oksipito posterior
5.1.2.

Konsep dasar distosia

Distosia Tenaga
His hipotonik
His hipertonik
His yang tidak terkoordinasi
5.1.3.

Distosia kelainan alat

kandungan
Vulva

6 6 jam
Jam

Vagina
Uterus / serviks
5.1.4.

Distosia kelainan janin

Bayi besar
Hydrocephalus
Anencephalus
Kembar siam
Gawat janin
5.1.5.

Distosia kelainan jalan

lahir
Keseimbangan PAP
Kesempitan bidang tengah
pelvis
Kesempitan PBP
5.2.

Persalinan dengan

penyulit kala III dan IV


5.2.1.

Penyulit kala III

persalinan
5.2.2.

Antonia Uteri

Jam Jam

5.2.3.

Retensio plasenta

5.2.4.

Emboli air ketuban

5.2.5.

Robekan jalan lahir

Perineum
Vagina
Serviks
5.2.6.

Inversio uteri

5.2.7.

Perdarahan kala IV

(primer)
5.2.8.

Syok Obstetrik

Setelah mengikuti

6.1.

Komplikasi dan

perkuliahan ini

penyakit dalam masa nifas serta Jam

mahasiswa mampu :

penanganannya

v Melaksanakan

6.1.1.

Infeksi nifas

asuhan kebidanan
pada ibu dengan
komplikasi, kelainan,

Endometritis
Peritonitis

penyakit dalam masa


nifas

Bendungan ASI
Infeksi payudara
Thrombophlebitis

4 8 jam

Luka perineum
6.1.2.

Perdarahan post

partum dan penanganannya


Tahapan : primer dan
sekunder
Penyebab : atonia uteri,
retensio plasenta, robekan jalan
lahir
6.1.3.

Gangguan psikologis

masa nifas
Depresi post partum
Post partum blues
Post partum psikosa
Setelah mengikuti

7.1.

Pengertian

7.2.

Tujuan

7.3.

Jenis, penyebab,

perkuliahan ini
mahasiswa mampu :
v Melaksanakan
asuhan kebidanan
pada ibu dengan
gangguan sistem

Jam Jam

patofisiologis dan gambaran


klinis pada ibu
7.3.1.

Mastitis

7.3.2.

Fibrio adenoma

reproduksi

7.3.3.

Kista sarcoma filodes

7.3.4.

Sarcoma

7.3.5.

Kanker payudara

7.3.6.

Tumor jinak dan ganas

pada vulva, vagina, tuba, uterus,


duarium

Setelah mengikuti

7.4.

Prosedur pemeriksaan

7.5.

Deteksi dini

8.1.

Pengertian infertilitas

8.2.

Pemeriksaan infertilitas

8.3.

Faktor-faktor yang

perkuliahan ini
mahasiswa mampu :
v Melaksanakan
asuhan kebidanan
pada infertilitas

Jam Jam

mempengaruhi infertilitas
8.4.

Masalah yang timbul

pada infertilitas
8.5.

Manajemen kebidanan

pada infertilitas

Setelah mengikuti

9.1.

Pengertian klimaterium

perkuliahan ini

9.2.

Pengertian Menopause

9.3.

Tanda-tanda awal dari

Jam Jam

mahasiswa mampu :
v Melaksanakan

klimaterium dan menopause

asuhan kebidanan
pada masa
klimakterium /
menopause

9.4.

Gangguan klimaterium

dan menopause
9.5.

Manajemen kebidanan

klimaterium dan menopause

Setelah mengikuti

10.1. Pengertian

perkuliahan ini
mahasiswa mampu :
v Melaksanakan
pada perdarahan di

Jam Jam
10.2. Tanda, Gejala dan
penanganan

asuhan kebidanan

10.2.1. Polip
10.2.2. Ero, portio

luar haid
10.2.3. Ulcus portio
10.2.4. Trauma
10.2.5. Polips endometrium

Setelah mengikuti

11.1. Tanda gejala dan

perkuliahan ini

penanganan

Jam Jam

mahasiswa mampu :
11.1.1. Cerviksitis
v Melaksanakan
asuhan kebidanan
pada radang genetalia

11.1.2. Endomentritis
11.1.3. Endometriosis

interna
11.1.4. Myometritis
11.1.5. Parametritis
11.1.6. Adnexitis
11.1.7. Peritonitis
11.1.8. Pelviksistis
11.1.9. Kelainan pada ovarium
11.1.10. Salpingitis
Setelah mengikuti

12.1. Praktik dokumentasi

perkuliahan ini

kasus kebidanan patologi

mahasiswa mampu :
12.1.1. Pengkajian data
v Melaksanakan
pendokumentasian
sesuai dengan format

12.1.2. Rumusan diagnosa /


masalah

Jam Jam

yang tersedia di

12.1.3. Perencanaan asuhan

institusi pelayanan
12.1.4. Pelaksanaan asuhan
12.1.5. Evaluasi asuhan
Setelah mengikuti

perkuliahan ini

Jam Jam

mahasiswa mampu :
v Standart praktik
kebidanan dan protap

Jumlah

32

96

Jam jam

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Topik

: Kelainan Letak

Nama Mahasiswa :
I.

TUJUAN
A. UMUM
Ibu-ibu dapat mengetahui macam-macam kelainan letak,
sehingga setiap ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya.
B. KHUSUS
1.
Ibu dapat mengetahui definisi kelainan letak.
2.
Ibu dapat mengetahui dan menyebutkan macam-macam kelainan
3.
4.

letak.
Ibu dapat mengetahui dan menyebutkan penyebab kelainan letak
Ibu dapat mengetahui penanganan kelainan letak

II.

MATERI
1.
Pengertian dari setiap kelainan letak
2.
Macam-macam kelainan letak
3.
Penyebab kelainan letak
4.
Penanganan kelainan letak

III.

SASARAN

IV.

V.

Audience

: Ibu Hamil

Jumlah

: 24 orang

Pendidikan

: SD, SMP & SMA

TEMPAT DAN WAKTU


Tempat

: RSUD Benteng

Waktu

: 10.00 WIB- Selesai

Hari / tanggal

: Kamis/04 Agustus 2016

METODE DAN LANGKAH


a. Metode
1. Ceramah atau tanya jawab
2. Diskusi
b. Langkah-langkah
1. Persiapan
a.
Undangan
b.
Fasilitas
Brosur
Gambar macam-macam kelainan letak (lembar balik)
2. Pelaksanaan
a. Pembukaan (5 menit)
o Mengucapkan salam pembukaan
o Memperkenalkan diri
o Menyampaikan tujuan penyuluhan

b. Pengembangan (20 menit)


o Penyampaianmateri, yaitu:
o Definisi kelainan letak
o Macam-macam kelainan letak
o Memberi kesempatan bertanya dan melakukan pengulangan
materi.
c. Penutup (15 menit)
o Memberi kesempatan diskusi
o Melakukan tanya jawab
o Menyimpulkan hasil penyuluhan
o Menyampaikan terima kasih dan salam penutup.
VI.
1.

SUMBER
Lab/upt. Ilmu kebidanan dan penyakit kandungan, 1994. Pedoman
Diagnosis dan Terapi Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo,

2.

Surabaya.
Mauaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan, Jakarta:

3.

EGC.
Mochtar, Prof. Dr. Rustam, NPH.1998. Sinopsis Obstetri jilid 2.

4.

Jakarta: EGC.
PrawitoHarjo. Prof. Dr. Saswono, SPOG. 1976. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP-SD.

VII. EVALUASI
a.
Evaluasi Proses
Penyuluhan berjalan lancar
Ibu aktif bertanya dan bisa menjawab pertanyaan
b.
Evaluasi Formatif
Dengan tanya jawab :
1.
Ibu dapat menjelaskan tentang definisi kelainan letak
2.
Ibu dapat menjelaskan macam-macam kelainan letak
3.
Ibu dapat menyebutkan penyebab dari kelainan letak
4.
Ibu dapat menyebutkan penanganan dari kelainan letak

JOB SHEET
LETAK LINTANG
A. DEFINISI
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu
panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya
bila janin dalam posisi oblique).

Letak lintang kasep adalah letak lintang kepala janin tidak dapat
didorong ke atas tanpa merobekkan uterus.

B. ETIOLOGI
Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai
faktor, Faktor faktor tersebut adalah :
a)
Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus,
b)

anensefalus, plasenta previa, dan tumor tumor pelvis.


Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau

sudah mati.
c)
Gemelli (kehamilan ganda)
d)
Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum
e)
Lumbal skoliosis
f)
Bayi besar
g)
Pelvic kidney dan kandung kemih serta rektum yang penuh.
C. KLASIFIKASI
1. Letak lintang kepala sinistra dorso anterior
2. Letak lintang kepala sinistra dorso posterior

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Letak lintang kepala sinistra dorso superior


Letak lintang kepala sinistra dorso inferior
Letak lintang kepala dekstra dorso anterior
Letak lintang kepala dekstra dorso posterior
Letak lintang kepala dekstra dorso superior
Letak lintang kepala dekstra dorso inferior
Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas disertai

dinding uterus dan perut yang lembek.

D. DIAGNOSIS
(1) Inspeksi
Perut membuncit ke samping
(2) Palpasi
a.
Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan
b.
Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu
sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
c.
Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri
(3) Auskultasi
Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
(4) Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
a)
Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba
tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan
b)

cara bersalaman.
Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila

c)

kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.


Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada

d)

dengan klavikula
Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan
ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat
pecah

E. MEKANISME PERSALINAN
Anak normal yang cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan
dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur),
sudah mati dan menjadi lembek atau bila panggul luas.
Beberapa cara janin lahir spontan

a. Evolutio spontanea
(1) Menurut DENMAN
Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong, perut, dada, dan akhirnya
kepala.
(2) Menurut DOUGLASBahu diikuti oleh dada, perut, bokong dan
akhirnya kepala.
b. Conduplicatio corpore
Kepala dan perut berlipat bersama sama lahir memasuki panggul.
Kadang kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan
mengambil bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala
atau bokong, namun hal ini jarang terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan,
maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin lama makin dalam
sampai rongga panggul terisi sepenuhnya oleh badan janin. Bagian korpus
uteri mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut Letak Lintang
Kasep = Neglected Transverse Lie.
Adanya letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri
mengancam; bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara
janin dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap sulit merubah
letak janin.
Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri dan
janin sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam rongga perut.
Pada letak lintang biasanya :
-

ketuban cepat pecah


pembukaan lambat jalannya
partus jadi lebih lama
tangan menumbung (20-50%)
tali pusat menumbung (10%)

F. PROGNOSIS
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi
kelainan kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul
sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan

kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang


jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.
Bagi ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau
sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini, dengan

demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.


Bagi janin
Angka kematian tinggi (25 49 %), yang dapat disebabkan oleh :
(1) Prolasus funiculi
(2) Trauma partus
(3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
(4) Ketuban pecah dini

G. PENATALAKSANAAN
a. Pada kehamilan
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu
dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi
luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi
lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal
posisi lutut dada sampai persalinan.
b. Pada persalinan
Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan
kurang dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada
primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika janin mati,
tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada
multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi
ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC. Pada letak lintang
kasep janin hidup dilakukan SC, jika janin mati dilakukan embriotomi.

Anda mungkin juga menyukai