Anda di halaman 1dari 38

AR.

5151

SOSTEK PERANCANGAN
LINGKUNGAN BINAAN

Efektifitas Ruang Publik di Rumah Susun


Susun::
Kajian Perilaku Penghuni Rusun
Case Study : Rusun Industri Dalam

Program Magister Arsitektur


Alur Perumahan & Permukiman

Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005
Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

MATERI PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fenomena Perilaku Penyesuaian Penghuni Rusun Terhadap Lingkungan
Penekanan Aspek Perilaku Penghuni Rusun Pada R.Publik

KERANGKA PEMIKIRAN
KAJIAN TEORITIS
Teori & Tujuan Tentang Rusun
Teori Relevan Attitude di Rusun
Territorialitas
Teori Relevansi Perilaku Terhadap R.Publik

KAJIAN STUDI KASUS: RUMAH SUSUN INDUSTRI DALAM


Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Pendahuluan

Latar Belakang
Pembangunan rumah susun merupakan respon terhadap kebutuhan
rumah bagi masyarakat. Rumah susun menjadi alternatif pilihan untuk
penyediaan hunian karena merupakan pilihan yang ideal bagi negaranegara berkembang.
Daerah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
memiliki permasalahan pada kurangnya ketersediaan hunian, ketidak
layakan hunian dan keterbatasan lahan. Hal ini membutuhkan suatu
konsep perencanaan dan pembangunan yang tepat agar
permasalahan hunian dapat terselesaikan.

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Latar Belakang

Pendahuluan

Program Pembangunan Rumah Susun dewasa ini,khususnya bagi


masyarakat golongan menengah kebawah di kota-kota besar,dinilai
ada yang berhasil maupun ada yang kurang berhasil.
Pelaksanaannya melalui program terpadu Tribina (Bina Manusia,Bina
Lingkungan dan Bina Usaha) dengan maksud untuk memadukan

antara Pembangunan Rumah Susun (Fisik/Lingkungan) dengan


Penyediaan Fasilitas tempat usaha(Sosial/Ekonomi), maka dari itu di
perlukan suatu Kajian Penelitian untuk mendapatkan suatu Penemuan
Konsep baru yang dapat di aplikasikan untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada.
Penelitian yang lebih mendalam mengenai Hubungan yang saling

mempengaruhi antara Fisik Rumah Susun dengan Penghuninya yang


tercermin dari pelakunya,karena di dalam Merancang sebuah Rumah
Susun harus peka terhadap Kondisi Sosial Budaya Penghuninya ,dalam
rangka adaptasi dari perilaku kehidupan pola perumahan horizontal
menuju pola perumahan vertikal juga mempengaruhi kondisi sosial
psikologis dan perilaku penghuninya.
Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Pendahuluan

Fenomena Perilku Penyesuaian Penghuni


Terhadap Lingkungan
Penghuni cenderung lebih menyenangi bergerak secara Horizontal.
Keberadaan fasilitas ruang publik pada setiap lantai seperti
tangga,selasar,tempat jemur,teras dan ruang komunal ,cukup berperan
dalam mengarahkan penghuni lebih banyak bergerak dan berhubungan
sosial
Fasilitas Ruang Publik pada setiap lantai mendorong penghuni untuk
memanfaatkan kepemilikan pribadi (Intervensi dan Territori pada Ruang
Publik)
Fasilitas Ruang publik pada lantai dasar (ruang komunal) kurang optimal
,menjadikan daerah ini lebih sepi dan mendorong penghuni untuk
berperilaku kurang baik.

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Pendahuluan

Penekanan Aspek Perilaku Penghuni RUSUN


Pada Ruang Publik
Bagaimana gambaran karakteristik dari pola pemanfaatan fasilitas
ruang publik di rumah susun?
Faktor-faktor apa saja (baik secara fisik/non fisik) yang mempengaruhi
terbentuknya pola perilaku pemanfaatan ruang publik?
Kendala secara psikologis dari penghuni yang berhubungan dengan
perilaku penyesuaian hidup di rumah susun.?
Penyediaan dan pemanfaatan ruang publik yang masih kurang optimal
menyebabkan adanya tendensi kepada penghuni untuk berbuat tidak
baik
Ruang Publik seperti apa yang optimal dalam menunjang aktivitas
bersama? Apakah melalui uji beda?

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Kerangka Pemikiran

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Teori Tentang Rumah Susun

Kajian Teoritis

PENGERTIAN
No.16 UU tahun 1985 tentang rumah
susun, pasal 1 ayat 1,

Satuan rumah susun, bagian bersama, benda


bersama dan tanah bersama

Rumah Susun adalah bangunan gedung


bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian
yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah
horisontal
maupun
vertikal
dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing
dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah
terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
dengan bagian bersama, benda bersama dan
tanah bersama
Jadi rumah susun merupakan suatu pengertian
yuridis arti bangunan gedung bertingkat yang
senantiasa mengandung sistem kepemilikan
perseorangan dan hak bersama, yang
penggunaannya bersifat hunian atau bukan
hunian. Secara mandiri ataupun terpadu
sebagai satu kesatuan sistem pembangunan

1. Satuan rumah susun adalah rumah susun


yang tujuan digunakan sebagai tempat
hunian.
2. Bagian bersama adalah bagian rumah
susun yang dimiliki secara tidak terpisah
untuk pemakaian bersama.
3.

Benda bersama adalah benda yang


bukan merupakan bagian rumah susun
tetapi yang dimiliki secara tidak terpisah
untuk pemakaian bersama.

4. Tanah bersama adalah sebidang tanah


yang digunakan atas dasar hak bersama
secara tidak terpisah
Yang diatasnya berdiri rumah susun dan
ditetapkan batasnya dalam persyaratan
ijin bangunan.

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Tujuan Pembangunan Rumah Susun

Kajian Teoritis

Tujuan Khusus Pembangunan Rumah Susun :


untuk mengendalikan lajunya pembangunan rumah-rumah biasa yang banyak
memakan lahan.

UU No. 16 tahun 1985 Tentang Rumah Susun, Tujuan Pembangunan Rumah


Susun adalah:

Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama bagi


golongan masyarakat yang berpenghasilan menengan kebawah, yang
menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.
Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah didaerah perkotaan dengan
memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan
permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang.

Sasaran Penghuni Rumah Susun:

Masyarakat yang terkena langsung proyek peremajaan dan pembangunan


Masyarakat sekitar yang berada dalam lingkup kumuh yang segera akan
dibebaskan
Target jual ditujukan pada masyarakat berpenghasilan menengah kebawah,
dengan penghasilan antara Rp. 600.000 sampai Rp. 1.500.000

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Tujuan Pembangunan Rumah Susun


Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun

Kajian Teoritis

1. Ruang; memenuhi fungsi utamanya sebagai tempat tinggal seharihari, tempat usaha atau fungsi ganda.
2. Struktur, komponen dan bahan bangunan; memperhatikan prinsip
koordinasi modular dan syarat konstruksi
3. Kelengkapan rumah susun; dilengkapi dengan alat transportasi
bangunan, pintu dan tangga darurat kebakaran, alat dan sistem
alarm kebakaran, penangkal petir, jaringan air bersih, , saluran
pembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, tempat
sampah tempat jemuran, kelengkapan pemeliharaan bangunan,
jaringan listrik, generator listrik, gas.
4. Kepadatan dan tata letak bangunan; memperhitungkan (KDB), (KLB),
ketinggian dan kedalaman bangunan serta penggunaan tanah untuk
mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah..

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Kajian Teoritis

Tujuan Pembangunan Rumah Susun


5. Satuan rumah susun
Mempunyai ukuran yang standar minimum 18 m2 dengan lebar muka minimal 3 m
- Dapat terdiri dari satu ruang utama (ruang tidur)dan ruang lain (ruang
penunjang)didalam dan/atau diluar ruang utama.
- Dilengkapi dengan sistem penghawaan dan pencahayaan buatan yang cukup,
sistem evakuasi penghuni yang menjamin kelancaran dan kemudahan, sistem
penyediaan daya listrik yang cukup dan menerus, serta sistem pemompaan air
secara otomatis.
- Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang tertutup dan/atau
sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka.
6. Benda bersama
Benda bersama dapat berupa prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan.
7. Bagian Bersama
Bagian bersama dapat berupa ruang untuk umum, struktur dan kelengkapan rumah
susun, prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan yang menyatu dengan
bangunan rumah susun.
8. Prasarana lingkungan
Prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan sebagai penghubung
antar bangunan rumah susun atau keluar lingkungan rumah susun, tempat parkir
dan/atau tempat penyimpanan barang, utilitas umum yang terdiri dari jaringan air
limbah, jaringan sampah, jaringan pemadam kebakaran, jaringan listrik, jaringan
gas, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya.

9. Fasilitas lingkungan
Lingkungan rumah susun harus dilengkapi fasilitas perniagaan dan perbelanjaan,
lapangan terbuka, pendidikan, kesehatan, peribadatan, fasilitas pemerintah dan
pelayanan umum serta pemakaman dan pertamanan.
Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Teori Relevan Attitude di Rumah Susun

Kajian Teoritis

TEORI PERILAKU DAN LINGKUNGAN


C. Heimsath memberikan pengertian perilaku :
Perilaku manusia didalam lingkungan merupakan proses interaksi antara manusia dan
lingkungan yang melibatkan motivasi dan kebutuhan-kebutuhan individual maupun sosial.
Rapoport dan O H.Summers memberikan pengertian perilaku sebagai :
Kemungkinan sikap yang diambil dalam menganalisis pengaruh lingkungan fisik pada
perilaku adalah:

Environment Determinism, yaitu pandangan yang beranggapan lingkungan fisik


menentukan perilaku. Pada pandangan ini manusia dituntut mempunyai kemampuan
adaptasi yang besar.
Possibilism, yaitu pandangan bahwa lingkungan fisik memungkinkan dan
membatasi manusia melakukan kegiatan yang terutama didasarkan pada kriteria
Cognition(Pengenalan):merupakan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan
kegiatan persepsi , imajinasi, berpikir, nalar (reasoning),pengambilan keputusan
yang di pengaruhi oleh lingkungan fisik, lingkungan social, kebudayaan,stratifikasi,
pengalaman dan pendidikan individu.
Perception merupakan hasil pengalaman (stimulus) lingkungan yang langsung
dikaitkan dengan suatu arti/makna.
Motivation(alasan),yaitu sesuatu yang erat kaitannya dengan kondisi fisik psikologis
individu yang bersifat energetic, keterangsangan, keterarahan.
Attitude, yaitu sikap atau pendirian hasil kognisi individu yang mempengaruhi
motivasi dan tindakan perilakunya terhadap lingkungan.
Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Kajian Teoritis

Teori Relevan Attitude di Rumah Susun


Altman
meliputi tiga kom ponen
uta ma:
A.Gejala perilaku lingkungan
Anthopometri.
Proxemics
Personal Space
Informa
Teritoriality
si
Privacy
Crowding
Persepsi dan Kognisi
B. Kelom pok Pe makai
Kelompok
pe makai
yang
beranekaragam akan menimbulkan
pola-pola kebutuhan yang berbeda
Perseption
pula yang juga di pengaruhi oleh
kualitas lingkungan.
C. Tatanan (Setting)
Setting me miliki ciri-ciri batasan yang
jelas,dalam
waktu tertentu serta
struktur dimana elemen social dan
fisik bergabung dengan konteks social
(sosialisasi kultur).

Orientasi, nilai
budaya,
pengalaman
Selek
si

Interpreta
si
Pengukuhan
pembulatan
subyektif

Perse
psi

Affordances of the environment

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Cognition and
affect
Emotional respons

Skemata

Motivation needs

Spatial Behaviour

Teritorialitas Attitude di Rumah Susun

Kajian Teoritis

TERITORIALITAS
Menurut Victor Hugo, (Sommmer, Robert, Personal Space : The Behavioral Basisof
Design, Pretince Hall Inc, New Jersey, 1969)
Every man a property owner, no one master, Yang dapat diartikan bahwa
setiap orang memiliki daerah pribadi.
Menurut Edwart T. Hall dalam buku The Hidden Dimension, 1966 . Behaviour by

which an organisn characteristically lays claim to an area and defend it against


member of its species. , teritorialitas adalah perilaku pengakuan suatu daerah
oleh individu yang akan dilindungi dari gangguan dari individu lain
Gary T. Moore, Environment Behaviour Studies dalam buku Introduction to
Architecture(1979) menyatakan 5 yang berkenaan dengan objek-objek, tempattempat, wilayah geografis yang ukuran luasnya tidak tertentu dan karateristik
teritori sebagai berikut:
1. Teritori mempunyai bentuk misalnya benda, mainan, kursi, kamar, rumah
sampai Negara.
2. Teritori menyangkut masalah kepemilikan/ kendali terhadap penggunaan suatu
tempat/ objek.
3. Pemilik teritori akan memberikan identitas dirinya dengan menggunakan
simbol-simbol ataupun benda-benda sebagai tanda.
4. Teritori dapat dikuasai, dimiliki atau dikendalikan oleh seorang individu ataupun
kelompok-kelompok.
5. Teritori berhubungan dengan kepuasan terhadap kebutuhan/ dorongan atas
status.
Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Kajian Teoritis

Teritorialitas Attitude di Rumah Susun


Teritori umum terbagi dalam 3 tipe:
a. Yang dapat disewa. Kendalinya terjadi pada waktu
penggunaannya, jika waktunya sudah habis, maka
pemakaiannya harus berhenti.
b. Secara bergantian, dalam hal ini menyangkut aturan
pakainya, yaitu merupakan akses terhadap tujuan misalnya
bergantian menggunakan lapangan olah raga dan
sebagainya.
c. Ruang terpakai, menyangkut daerah sekeliling, yang secara
sementara dianggap di bawah kendalinya (seperti pada
rumah susun)

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Perilaku Terhadap Teori Relevansi


Ruang Publik

Kajian Teoriotis

Rancangan desain dan struktur bangunan dapat menciptakan


perubahan besar secara psikologis (Myers, 1983).
PEMANFAATAN HUNIAN
Rumah Susun sebagai rumah, dapat diartikan suatu bangunan dimana
manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah
juga merupakan tempat dimana berlangsung proses sosialisasi pada saat
seorang individu diperkenalkan pada norma dan adat kebiasaan yang
berlaku di dalam suatu masyarakat.

(Sarlito W, dalam Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, 1984 : 145).

Tingkatan kebutuhan manusia akan rumah dari tingkat terbawah ke atas,


yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, kebutuhan sosial, harga diri atau
kehormatan, dan aktualisasi diri merupakan jenis kebutuhan yang perlu
disediakan oleh suatu rumah.

(Maslow dan Kurt Goldstein, 1986)

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Pemanfaatan (Efektifitas) Ruang Publik

Kajian Teoritis

Weilman
(1979)

&

Leighton Ruang publik merupakan kebutuhan ruang


yang
berfungsi sebagai ruang sosial, yaitu sebagai salah satu
kebutuhan pokok pemukim untuk mengembangkan
kehidupan bermasyarakat.

Newman, (1990)

Ruang publik dapat membangkitkan hasrat penghuni


menjadi satu komunitas, sehingga dapat dikondisikan
sifat pemakaian, pemeliharaan dan pengawasan
secara bersama.

Herlianto, (1986 : 86)

Ruang publik dapat digunakan sebagai sarana


penambah penghasilan serta aktivitas sosial rumah
lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan sosial tersebut, btk
rancangan ruang publik dapat berfungsi untuk kegiatan
ekonomi penghuninya.

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Kajian Teoritis

Pemanfaatan (Efektifitas) Ruang Publik

Fasilitas lingkungan sebagai pengikat antar kelompok akan


lebih efisien fungsinya,jika berada di batas antar kelompok
,artinya ruang publik dapat berfungsi sebagai pengikat antar
kelompok unit hunian,yang pada akhirnya berfungsi juga
sebagai interaksi sosial.(Christopher Alexander,1977)

Ruang publik dilingkungan perumahan menjadi sarana


penghuni rumah untuk lebih banyak beraktivitas di luar
rumah,karena sebagian dari mereka tinggal dirumah-rumah
sempit kota dan pada masyarakat golongan menengah
kebawah ruang publik juga dijadikan sarana menambah
penghasilan.(Herlianto,1986)

Jadi pada dasarnya perilaku pemanfaatan ruang bersama di rumah susun


harus dapat membentuk penghuninya menjadi satu komunitas yang
dinamis.Seperti di katakan Newman(1990) untuk membentuk satu
komunitas perlu rancangan ruang publik yang memberi keleluasaan
penghuni unuk saling berkomunikasi.

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

EFEKTIFITAS RUANG PUBLIK DI


RUSUN:
KAJIAN PERILAKU PENGHUNI RUSUN

CASE STUDY:

RUMAH SUSUN INDUSTRI DALAM


,BANDUNG

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Kajian Studi Kasus

Image Rumah Susun Industri Dalam

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Lokasi dan Historis


Sejarah Penataan Rumah Susun Industri Dalam
Tahun 1980; Sertifikasi tanah di RT 07, 08 dan

Kajians Studi Kasus

09 Walikota Bandung, mengusulkan


pembangunan rumah susun sebagai langkah
peremajaan dan penertiban permukiman
Industri Dalam
Tahun 1986; Dilakukan proses persiapan
pembangunan rumah susun oleh
Puslitbangkim dan Bappeda.
Dana pembangunan Rumah Susun berasal
dari bantuan OECF sebesar 4,2 Milyar.
Rencana pembangunan yang diajukan
kepada warga adalah pembangunan
Rusunawa secara kemitraan, Komplek
Maisonette tumpuk dan rumah toko (ruko)
untuk fungsi komersial.
1986 Dibangun 3 blok bangunan Rumah
Susun, yang masing-masing bangunan terdiri
dari 4 lantai.

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Lokasi dan Historis

Kajian Stuidi Kasus

LOKASI
Rumah Susun Industri Dalam berada pada wilayah Kelurahan Arjuna,
Kecamatan Cicendo Kota Bandung, Jawa Barat. Komplek Industri Dalam
merupakan wilayah Kampung Kota dengan luas wilayah 2,4 Hektar.
Dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:
Utara : Yayasan Bina Bhakti
Selatan
: Jl. Industri
Timur : Sungai Citepus
Barat : Pabrik profil kayu digang
Industri dalam
Industri Dalam merupakan area komersial yang didukung prasarana dan
sarana yang cukup lengkap. Disekitar kawasan Industri Dalam terletak
pasar induk dan terminal ciroyom, Pasar loak Jatayu, pasar Baru
pertokoan, Pasar Gang Soleh dan Stasiun Kereta Api.
Pencapaian kelokasi dapat dilakukan dari timur melalui Jalan pasir Kaliki,
Jalan Gedong Delapan dan Jalan Industri. Sedangkan daari arah barat
melalui Jalan Arjuna dan Jalan Industri. Selain itu pencapaian lainnya
dapat melaui Jalan Kebonkawung, jalan Gardujati, Jalan Kesatrian daan
Jalan Industri dalam
Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Strategi Peruntukan Lahan Kawasan

Konstilasi

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Mapping Sirkulasi Makro Kawasan

Kajian Studi Kasus

PETA SIRKULASI MODA TRANSPORTASI

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Mapping Intensitas Dalam Unit

Kajian Studi Kasus

PETA SEBARAN KELOMPOK AKTIVITAS PER UNIT

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Mapping Sirkulasi Dalam Lantai Dasar

Kajian Studi Kasus

PETA SIRKULASI DAN RUANG KOMUNAL

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

Kajian Studi Kasus

PETA SIRKULASI DAN RUANG KOMUNAL

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

Kajian Studi Kasus

PETA SIRKULASI DAN RUANG KOMUNAL

GAMBAR DESIGN
RUSUN INDAL

GAMBAR DESIGN
RUSUN INDAL
Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

GAMBAR DESIGN
RUSUN INDAL

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

Kajian Studi Kasus

DESIGN TAMPAK DAN POTONGAN BANGUNAN

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Rekayasa Teknologi

REKAYASA DESIGN

Rekayasa Teknologi dalam Design diusulkan :


Berupa Tatanan Modular dari Perancangan
Desain Terkait sebagai kebutuhan penghuni
Desain disesuaikan dengan pola perilakupenghuni
Merancang Rusun hrs peka terhadap kondisi sosial budaya
Desain sesuai dengan gambaran karakteristik penghuni

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Rekayasa Teknologi

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Rekayasa Teknologi

Penataan Secara Modular Bagi Hunian Per-Satuan Unit

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Rekayasa Teknologi

Penataan Secara Modulan


Rekayasa teknologi melalui
penataan ruang hunian
persatuan unit ,dilihat dari
aspek sosial behaviour adalah
sebagai rangka pemisah antara
hunian sehingga dapat sedikit
menjawab permasalahan
mengenai intervensi yang di
sebabkan karena
penyalahgunaan teritorialitas
dari penghuninya,sehingga
dengan pembagian satuan unit
yang jelas,diharapkan penghuni
dapat meminimasi perilaku
penyimpangan daerah
teritorialitas.

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Rrekayasa Teknologi

Penataan Secara Modulan

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Rrekayasa Teknologi

Penataan Secara Modular

Penataan secara modular


dengan pembagian
daerah teritorialitas yang
jelas dpt meminimasi
intervensi lahan

Teknologi yang
diwujudkan dlm bahan
bangunan
menyebabkan kesan
bahwa rusun tak
selamanya kumuh

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Rekayasa Teknologi

Penataan Secara Modular

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Rekayasa Teknologi

Penataan Secara Modulan

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Terima kasih

Indyastari Wikan Ratih


252.04.015

Http://www.ar.itb.ac.id/wdp

Anda mungkin juga menyukai