Anda di halaman 1dari 14

Silika, Silikat, atau Silikon (Si) merupakan unsur hara yang memberi banyak manfaat bagi tanaman padi,

juga
tanaman akumulator Silika lainnya seperti jagung dan tebu. Peran Hara Si bagi tanaman unsur hara Silika
dapat menstimulasi fotosintesis dan translokasi karbon dioksida (CO2).

Silika yang terakumulasi pada daun padi berfungsi menjaga daun tetap tegak sehingga membantu
penangkapan cahaya matahari dalam proses fotosintesis dan translokasi CO2 ke malai.

Unsur Si juga dapat mengurangi cekaman abiotik, seperti suhu, radiasi cahaya, angin, air, dan kekeringan,
serta meningkatkan resistensi tanaman terhadap cekaman biotik, seperti serangan penyakit dan hama.

Unsur Silika juga memperkuat jaringan tanaman sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit dan hama.

Pertanyaannya dimana kita memperoleh unsur hara Silika tersebut?

Sumber-Sumber Unsur Hara Silika


Menurut Husnain, sumber hara Silika untuk tanaman padai dapat diperoleh dari sumber berikut:
Sumber Bahan Organik

Jerami, mengandung SiO2 hingga 20% atau lebih dan merupakan sumber utama Si yang mudah
tersedia. Aplikasi jerami ke dalam tanah sawah meningkatkan kandungan Si tersedia menjadi dua kali lipat
dibanding tanpa jerami.

Sekam padi, umumnya proporsinya 20% dari bobot gabah. Sekam mengandung 20% SiO2 sehingga
merupakan salah satu sumber Silika yang potensial. Abu sekam padi merupakan sumber unsur Silika yang lebih
baik dibandingkan dengan sekam. Namun, abu sekam padi yang dapat menjadi sumber Silika adalah yang
dibakar pada suhu rendah dan waktu pembakaran yang lama. Pembakaran sekam padi pada suhu tinggi akan
mengubah bentuk Silika dalam tanaman menjadi kristal kristobalit yang sulit tersedia bagi tanaman.

Kompos, merupakan sumber unsur hara termasuk Silika karena mengandung sisa-sisa tanaman yang
mengandung Si. Kompos jerami merupakan sumber utama Silika yang mengandung kurang lebih 20% SiO2.

Phytolith atau disebut pula biogenic Si. Unsur hara Silika dalam larutan tanah yang diserap
tanaman langsung ditranslokasi ke bagian-bagian tanaman yang membutuhkan dan mengakumulasi Silika,
yang selanjutnya akan menumpuk pada bagian tersebut sampai tanaman mati. Setelah tanaman mati, bagian
tanaman tersebut akan kembali ke dalam tanah sebagai sumber stok Silika.
Silika dari limbah pabrik

Fly ash batu bara dan slag pabrik baja. Limbah PLTU yang berupa fly ashselama ini hanya menumpuk
dan belum dimanfaatkan. Pada tahun 2006, limbah fly ash ini mencapai 2 juta ton. Fly ash batu bara
mengandung Sisekitar 40%. Namun, selain SiO2, fly ash juga mengandung Fe2O3 dan Al2O3 sehingga
penggunaannya sebagai sumber hara Si perlu mempertimbangkan kandungan Fe dan Al.

Campuran fly ash dengan kalium karbonat, magnesium hidroksida dancalcined yang dibakar pada
suhu 900 0C.

Kalium silikat cair yang dihasilkan dengan melarutkan kalium silikat dankalium karbonat dalam air,
merupakan pupuk Si yang tersedia cepat bagi tanaman.

Slag pabrik baja, mengandung SiO2 tinggi namun perlu memerhatikan kandungan logam berat
yang berbahaya bagi tanaman.

Silika gel, sekarang mulai banyak diproduksi dalam bentuk silika gel biasa maupun nano silika gel
yang memiliki keunggulan sebagai pupuk Si yang cepat tersedia bagi tanaman.
Pupuk Silika Granul
Beberapa pupuk Silika telah dijual secara komersial di luar negeri, terutama di Jepang dan Rusia sepertikalsium
silikat slag, fuse magnesium fosfat, kalium silikat, porous hydrate kalsium silikat, dan silika gel.

Beberapa referensi mengemukakan besaran dosis Silikia yang diaplikasikan pada tanaman adalah sebagai
berikut:

Makarim et el menyebutkan untuk lahan sawah optimal (sawah irigasi) pupuk silikat
diformulasikanmengandung SiO2 20-22%; P2O5 10-12%; dan dosis pemberiannya sebanyak 200 kg/ha.

Gufron () menyebutkan kebutuhan nutrisi silika pada tanaman golongan gramenae tergolong sangat
tinggi, tanaman padi mengangkut silika 100-300 kg/Ha dan tanaman tebu mengangkut silika 500-700 kg/Ha
dalam sekali panen.

Husnain et all , menyebutkan pupuk silica granul dengan kadar SiO3 (30%), pada lahan sawah
terdegradasi, semua jerami padi dikembalikan ke tanah, dan diberi pupuk silika 1 ton per hektar.

Tenaz, Nutrisi Silika Cair


Jika membandingkan dengan pupuk silika granul yang membutuhkan dosis antara 200 kg sampai 1 ton per
hektar, kini dipasaran sudah tersedia pupuk atau nutrisi Silika dalam bentuk cair. Produk ini dijual dengan
merek TENAZ. Silika Tenaz dibuat oleh Taminco dimana sekarang Taminco menjadi subsidiari dari EASTMAN,
perusahaan yang bergerak pada perlindungan tanaman (crop protection) dan kimia lainnya dan dibuat di
Belgia.

Spesifikasi Silika Tenaz adalah sebagai berikut:

Produk Taminco, Belgia; Taminco Technology

Patent produk : Patent WO/2011/120872

Dosis rendah pada padi : 1-2 lt/ha

Silika Tenaz dalam bentuk monomer yang mudah diserap tanaman

Kandungan silika Tenaz 1,3% dalam bentuk tersedia (siap diserap oleh daun/tanaman)

Nutrisi yang kompatibel dengan pestisida lain

Meningkatkan ketahanan terhadap stress yang akibat lingkungan biotik & abiotik

Mampu meningkatkan hasil.

Tidak beracun, & tidak memiliki residu pada tanah.

Kandungan mikro lainnya: Mo (10 ppm), Co (5 ppm), N (2,8%), dan K2O (0,6%)
Silika Tenaz lebih praktis dan ekonomis dibandingkan dengan silika granul dan dosis anjuran hanya
membutuhkan 1-2 liter per hektar. Silika Tenaz sudah dilakukan pengujian dibeberapa Negara dan
terbukti mampu meningkatkan hasil 10-20%, dan rata sebesar 10%.
Di Indonesia, Silika tenaz dipasarkan oleh PT. Rolimex Kimia Nusamas dan sudah banyak dikenal dikalangan
petani padi. Menurut para petani dari berbagai tempat yang ditemui secara terpisah menyatakan Silika Tenaz
terbukti memberikan hasil yang meningkat, selain efek yang terlihat pada fisik tanaman padi adalah batang
yang tegak, tumbuh serempak, tidak mudah roboh, akan dan anakan banyak.

Sumber :

Gufron .. dalam diponnanotech.blogspot.co.id. Silika (Si) : Hara Penting Pada Sistem Produksi
Padi. Diponnanotech.blogspot.co.id

Husnain, Sumber Unsur Hara Silika (Si) Untuk Pertanian. Balai Penelitian Tanah. Balai
Penelitian Tanah, Bogor. Volume 33 Nomor 3, 2011

Husnain, Rosmimi, Ibrahim Adami, Adha Siregar, dan Sri Rochayati, . Silica Fertilizer. Balai Penelitian
Tanah, Bogor.

A.K. Makarim, E. Suhartatik dan A. Kartohardjono1. 2007. Silikon: Hara Penting pada Sistem
Produksi Padi. Peneliti Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Bahan presentasi Tenaz, Taminco.


Posted onJanuary 23, 2016CategoriesPemupukanTagsHara Silika, Silika Cair,Silika Granul, Silika TenazLeave a
commenton Silika Hara Penting Tanaman Padi, Gunakan Silika Cair Tenaz
Silika Sangat diperlukan oleh Tanaman Padi, Ini Alasannya
Unsur hara Silika berperan penting dalam tanaman padi, dan Silika kini perlu diperhitungkan kembali sebagai
salah satu hara yang harus masuk daftar prioritas nutrisi diaplikasika pada tanaman padi. Tulisan ini masih
melanjutkan kutipan dari jurnal yang ditulis Makarim el. All (2007) pada jurnal Silikon: Hara Penting pada
Sistem Produksi Padi.

Makarim et. All (2007) menyebutkan peran Silika dalam meningkatkan produktivitas padi dengan cara :

1.

Membaiknya sistem fotosintesis karena daun yang terlapisi silikat lebih tegak tidak terkulai; serta daya
serap akar lebih baik terhadap hara, sedangkan kelebihan besi (Fe), aluminum (Al), dan mangan (Mn) yang
sering menghambat perkembangan akar dapat dikurangi.

2.

Silika dapat melindungi permukaan jaringan tanaman sehingga tanaman lebih tahan terhadap
penyakit, hama, dan kekeringan dengan cara mengurangi evaporasi berlebihan. Ini memungkinkan
penggunaan pestisida dapat dikurangi, sebagian atau seluruhnya disubstitusi dengan silikat sehingga sistem
budi daya padi lebih ramah lingkungan.

3.

Meningkatkan kualitas gabah/beras, silikat melindungi kulit gabah sejak perkembangannya (fase
bunga, matang susu, hinggamatang) dari hama penghisap dan jamur jelaga sehingga gabah tetap bersih dan
berisi.
Seperti yang dilaporkan oleh (1987) dalam Makarim, et all (2007), neraca hara silika pada pertanaman padi
sebanyak 5,0 ton GKG/ha di Jepang sebagai berikut:

Neraca Hara Silika pada Tanaman Padi di Jepang

Jumlah Silika (kg SiO2/Ha)

Silika ke luar sistem

* Si terserap tanaman

995

Silika masuk ke dalam sistem

* Si dari pupuk

140

* Si dari kompos

100

* Si dari air irigasi

291

* Si asal tanah (terkuras

564

Sumber: Yakabe (1987) dalam Makarim (2003): Silikon, Hara Penting Tanaman Padi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kandungan silika pada lahan sawah cenderung negatif, karena tanah
sawah secara terus-menerus mengeluarkan silika untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman padi tetapi
input Silika tidak ada.

Menyadari hal tersebut, maka harus ada masukan (input) unsur hara silika ke dalam tanah agar terjadi
keseimbangan. Apabila tanah sawah tidak cukup persediaan silikanya maka akan terjadi defisiensi hara dan
pada akhirnya lahan tidak produktif dan tanaman tidak tumbuh optimal.

Penan Penting Silika pada Tanaman Padi


Silika mempunyai peranan penting untuk tanaman padi, selain juga pada tanaman tebu, jagung dan tanaman
lain yang bersifat akumulator silika. Peranan Silika dalam tanaman padi adalah :

1.

2.
3.

Meningkatkan hasil produksi tanaman, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama
dan penyakit;
Meningkatkan efisiensi dan translokasi hasil fotosintesis;
Memperkuat akar tanaman serta meningkatkan root oxidizing power yang dapat meningkatkan
ketahanan terhadap keracunan Fe, Al, dan Mn;

4.

Diprediksi dapat menurunkan penggunaan pupuk fosfat dan urea hingga lebih dari 50 % dosis standar;

5.

Memperkuat batang tanaman sehingga dapat mengurangi kerobohan;

6.

Menekan laju transpirasi sehingga efisien dalam menggunakan air dan lebih tahan terhadap
kekeringan;

7.

Menetralkan pH tanah di Indonesia yang cenderung bersifat asam karena pemberian urea dan
pestisida.

Kebutuhan Hara Silika Pada Tanaman Padi


Sumber Silika diantaranya adalah air dari irigasi. Banyaknya Silika dari air irigasi menentukan perlu/tidaknya
pemberian Silika untuk tanaman padi. Sebagai gambaran, dari 380 contoh air sungai di Jepang konsentrasi
SiO2 rata-rata 21,6 ppm; terendah 4,1 ppm dan tertinggi 61,5 ppm.

Apabila jumlah air irigasi untuk pertanaman padi diperlukan sebanyak 14.000 ton/ha/musim maka jumlah silikat
yang masuk ke dalam sistem rata-rata adalah 302 kg SiO2/ha.

Berdasarkan perhitungan neraca seperti di atas,maka untuk padi gogo dan padi sawah tadah hujan yang tidak
menerima air irigasi atau Silika dari air irigasi, maka pengurasan Silika akan lebih besar lagi. Oleh karena itu
tanaman padi gogo dan padi sawah tadah hujan lebih berpeluang kahat silikat dibandingkan padi sawah, serta
tanamannya lebih rentan terserang hama dan penyakit, terutama blas.

Makarim menyebutkan untuk lahan sawah optimal (sawah irigasi) nutrisi silika diformulasikan
mengandung SiO2 20-22%; P2O5 10-12%; dandosis pemberiannya sebanyak 200 kg/ha.

Untuk lahan padi lainnya seperti sawah tadah hujan, lahan kering dan lahan rawa pasang surut formulasi nutrisi
silika mengandung SiO2 24-26%; P2O5 10-12%; dengan dosis pemberiannya sebanyak 200 kg/ha.

Mengingat peran silika pada tanaman padi hingga perlu ditindaklanjuti dengan aplikasi di lahan pertanian
sawah agar mampu mendukung peningkatan produksi padi nasional.
Posted onJanuary 21, 2016CategoriesPemupukanTagsHara Silika, nutrisi silika,Silika, SiO2, tanaman padi,unsur
haraLeave a commenton Silika Sangat diperlukan oleh Tanaman Padi, Ini Alasannya
Silika Mampu Mengendalikan Hama Penggerek Batang Pada Tanaman Padi
Sebagaimana sudah diuraikan pada bagian pertama, bahwa unsur silika sangat diperlukan untuk tanaman padi
dan khususnya tanaman pada golongan graminae. Meskipun sebenarnya silika dibutuhkan oleh semua jenis
tanaman. Namun golongan graminae-lah yang lebih responsif terhadap unsur hara silika.

Silika juga ternyata mampu mengendalikan hama penggerek batang pada tanaman padi, seperti beberapa
penelitian yang ditulis oleh Makarim el.all (2007) pada jurnal Silikon: Hara Penting pada Sistem Produksi Padi.
Ini adalah bagian terakhir dari tiga bagian tulisan mengenai Peran Unsur Hara Silika Pada Tanaman Padi, tulisan
pertama mengenai PERAN UNSUR HARA SILIKA PADA TANAMAN PADI dapat lihat disini dan kedua mengenai
SILIKA MAMPU MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAS PADA TANAMAN PADI dapat dilihat disini.

Peran Silika dalam Ketahanan Tanaman Padi terhadap Hama


Pertanaman padi di lapang selalu diserang oleh berbagai hama, diantaranya yang utama adalah penggerek
batang padi (PBP).

Ada 4 jenis PBP yang ditemui di lapangan dan yang terbanyak yaitupenggerek batang padi kuning (PBPK).
Larva PBPK meyerang tunas muda, serangan pada stadia tanaman vegetatif disebut sundep dan serangan
pada stadia tanamaan generatif disebut beluk.

Serangan selama lima tahun terakhir, sejak tahun 2000 -2005, berturut-turut 92.150 ha; 93.596 ha; 75.921 ha;
86.322 ha; 77.314 ha dan 89.617 ha (Dir Perlintan 2006).

Berbagai upaya dilakukan untuk mengendalikan hama ini diantaranya dengan menggunakan insektisida.
Pengendalian dengan insektisida merupakan cara konvensional dan akan berpengaruh terhadap serangga
bukan sasaran serta mencemari lingkungan. Oleh sebab itu, perlu diupayakan alternatif pengendaliannya.

Penelitian membuktikan bahwa pemberian silika dapat menekan serangan hama seperti penggerek
batang, wereng coklat, wereng hijau, dan hama punggung putih (Ma dan Takahashi 2002).

Larva yang memakan tanaman yang mengandung SiO2 kadar tinggi mengakibatkan alat mulutnya aus,
sehingga tanaman terhindar dari serangannya (Sasamoto 1961).

Senyawa SiO2 dapat diformulasikan pula dalam bentuk pupuk. Bila pupuk SiO2 tersebut diaplikasikan pada
tanaman, maka kandungan SiO2 tanaman akan meningkat, sehingga OPT tidak menyukainya. Pengaruh
pemberian silika terhadap tingkat serangan penggerek batang padi yang diekspresikan dalam bentuk jumlah
larva dan berat kotorannya disajikan dalam Tabel berikut.

Pengaruh Pemberian Silika (dalam bentuk gel) terhadap Indikator Serangan Penggerek Batang Padi

Indikator Serangan Penggerek Batang

Jumlah Pemberian Silika Gel (gram/pot)

1,5

4,5

6,0

Sio2 dalam batang (%)

Jumlah larva penggerek batang

Bobot kotoran (mg)

1,35

1,71

2,02

2,11

22

139

29

11

Sumber: Ohyama (1985) dalam Makarim et. all. (2007)

Semakin tinggi jumlah silika gel yang diberikan semakin tinggi konsentrasi SiO2 dalam batang padi. Jumlah
larva yang dapat menggerek batang padi berkadar Silika rendah (1,35%) lebih banyak (22 ekor) dibandingkan
dengan yang menggerek batang padi berkadar Silika tinggi (2 ekor). Demikian pula jumlah kotoran larva yang
dikumpulkan lebih berat pada yang tidak diberi silika yaitu 139 gram, sedangkan yang diberi silika dosis
tertinggi hanya 2 gram/pot yang mengindikasikanmenurunnya serangan penggerek batang padi dengan
pemberian silika.

Sumber: Makarim, AK, E. Suhartatik, A. Kartohardjono. 2007. Silikon: Hara Penting pada Sitem Produksi
Padi. Iptek Tanaman Pangan Vol. 2 No. 2 2007
Posted onJanuary 20, 2016CategoriesPemupukanTagsHara Silika, Penggerek Batang Padi, SilikaLeave a
commenton Silika Mampu Mengendalikan Hama Penggerek Batang Pada Tanaman Padi
Silika Mampu Mengendalikan Penyakit Blas Pada Tanaman Padi
Ini adalah bagian kedua dari tiga bagian tulisan mengenai Peran Unsur Hara Silika Pada Tanaman Padi,
tulisan pertama dapat lihat disini.

Sebagaimana sudah diuraikan pada bagian pertama, bahwa unsur silika sangat diperlukan untuk tanaman padi
dan khususnya tanaman pada golongan graminae. Meskipun sebenarnya silika dibutuhkan oleh semua jenis
tanaman. Namun golongan graminae-lah yang lebih responsif terhadap unsur hara silika.

Penelitian terbaru mengenai unsure hara silika, Silika selain mampu memperbaiki fisiologis dan metabolis
tanaman dengan cara menjadikan tanaman memiliki bentuk lebih tegak (tidak terkulai), juga mampu
mengendalikan penyakit tanaman padi dalam hal ini adalah blas (blast)yang disebabkan oleh cendawan atau
jamur Pycularia sp.
dan busuk batang (steam root) yang disebabkan oleh patogen Rhizoctonia solani.

Berikut adalah bagian kedua dari kutipan artikel Silikon: Hara Penting pada Sistem Produksi Padi, yang ditulis
oleh Makarim, et.all (2007).

Pernan Silika dalam Ketahanan Tanaman Padi Terhadap Penyakit


Penyakit blas yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea (Cooke) Sacc. (Rossman et al. 1990)
merupakan salah satu masalah utama dalam budidaya padi, terutama pada pertanaman padi gogo. Penyakit
blas menyerang tanaman padi mulai dari tanaman muda sampai pada pengisian bulir padi. Gejala penyakit
blas dapat muncul pada daun, buku batang, dan leher malai. Secara umum ada dua jenis serangan
blas yaitublas daun yang menyerang tanaman pada fase vegetatif dan blas leher malai yang menyerang pada
awal pembungaan (Bonman 1992).

Serangan yang serius pada fase vegetatif dapat menyebabkan matinya tanaman dan pada fase generatif dapat
menyebabkan patahnya leher malai dan bulir padi yang hampa (Ou 1985). Pada varietas yang rentan seperti
PB36 dan PB50, serangan blas leher mencapai 90% dan kehilangan hasil pada varietas rentan Bicol dapat
mencapai 50-90% (Amir dan Kardin 1991).

Ketahanan tanaman padi terhadap penyakit blas dipengaruhi oleh adanya gen ketahanan pada tanaman inang,
patogenesitas cendawan P. grisea dan faktor lingkungan (Ou 1985).

Penyakit blas yang biasanya menyerang tanaman padi lahan kering (gogo), dilaporkan Amir et all. (2000) juga
menyerang pertanaman padi sawah. Varietas padi sawah IR64 dan Gilirang menunjukkan reaksi rentan
terhadap penyakit blas. Dalam interpretasi lain, tanaman padi pada kondisi lahan kering (gogo) memang
memiliki kandungan silika yang lebih rendah dibandingkan pada lahan sawah, karena ketersediaan silika pada
lahan kering relatif lebih rendah dibandingkan pada lahan sawah.

Akibatnya, tanaman padi gogo lebih sering terkena penyakit blas dan penyakit tanaman lainnya. Munculnya
blas di lahan sawah, diduga disebabkan oleh kandungan silika pada lahan sawah sudah mulai menurun, karena
pengelolaan yang intensif sehingga kehilangan silikon tinggi (terdegradasi).

Hal ini menyebabkan tanaman padi di sawahpun dapat terkena penyakit blas, begitu pula penyakit-penyakit
tanaman lainnya. Untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran penyakit blas pada padi sawah, maka perlu
mendeteksi kemungkinan kahat Silika pada tanaman padi.

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, tanaman cukup Silika memiliki lapisan epidermis yang kuat yang dapat
meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap serangan penyakit. Pengaruh pemberian silika (1,8 ton
kalsiumsilika) dan pupuk N bertingkat terhadap tingkat serangan penyakit blast disajikan pada Tabel Serangan
penyakit blast daun dan blas leher meningkat dengan pemberian pupuk N apabila silika tidak diberikan.

Pengaruh Pemberian Si dan N bertingkat pada Serangan Penyakit Blas pada Tanaman Padi di Jepang Timur Laut

Tingkatan Infeksi Blas

Kadar SiO2 daun (%)


pada fase Berbunga

Kadar N Daun (%)


pada fase Berbunga

Tingkatan N
(kg N/Ha)
Si

+ Si

Si

+ Si

Si

+ Si

6,4

2,6

6,5

9,4

2,3

2,26

36

9,5

1,7

4,5

9,2

2,38

2,14

72

16,7

2,6

3,9

7,9

2,40

2,39

108

19,3

5,0

3,3

7,8

2,73

2,24

Sumber : Ohyama (1985) dalam Makarim (2007)

Dengan pemberian silika, serangan blast menurun drastis. Ini membuktikan bahwa hara N membuat daun
lebih lemah (succulent)sehingga rentan terhadap serangan penyakit seperti blast, sedangkan pemberian silika
dapat meningkatkan konsentrasi silika pada daun ataumelindungi daun sehingga lebih kuat dan serangan blast
menurun.Penyakit lainnya seperti busuk batang pada padi berkurang dengan pemberian silika sudah
lama dilaporkan (Yoshii et al. 1958).

Sumber: Makarim, AK, E. Suhartatik, A. Kartohardjono. 2007. Silikon: Hara Penting pada Sitem Produksi
Padi. Iptek Tanaman Pangan Vol. 2 No. 2 2007
Posted onJanuary 20, 2016CategoriesPemupukanTagsblast, penyakit blas,Penyakit tanaman, Silika,tanaman
padiLeave a commenton Silika Mampu Mengendalikan Penyakit Blas Pada Tanaman Padi

Peran Unsur Hara Silika pada Tanaman Padi


Kini peranan silika pada tanaman padi semakin mendapat perhatian, berikut ini adalah kutipan artikel Silikon:
Hara Penting pada Sistem Produksi Padi, yang ditulis oleh Makarim, et.all yang saya bagi menjadi 3
bagian.

Bagian pertama mengulas Peranan hara silika pada tanaman padi, bagian kedua mengenai Peran Silika
Dalam Ketahanan Tanaman Padi terhadap Penyakit, dan bagian ketiga mengenai Peran Silika dalam
Ketahanan Tanaman Padi terhadap Hama.

Tanpa mengurangi arti, artikel ini sudah mengalami editing danformatting dari versi aslinya untuk memudahkan
pembaca versi blog.

Silika atau Silikon atau Silikat (selanjutnya dalam bahasan ditulis silika) dengan kode unsur kimia Si, tidak
termasuk hara esensial tanaman pada umumnya, dikarenakan fungsinya secara fisiologis belum diketahui.

Menurut definisi, unsur kimia mineral dapat dikatakan hara esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman apabila:
(1) unsur tersebut terlibat atau berfungsi dalam metabolism tanaman; dan
(2) tanaman tidak dapat melengkapi daur hidupnya bila tanpa unsur tersebut (Tisdale et al. 1993).

Namun demikian, manfaat unsur Si pada tanaman-tanaman graminea, terutama padi dan tebu cukup penting
dan telah diketahui sejak lama. Si diperlukan untuk menjadikan tanaman memiliki bentuk daun yang tegak
(tidak terkulai), sehingga daun efektif menangkap radiasi surya dan efisien dalam penggunaan hara N yang
menentukan tinggi/rendahnya hasil tanaman.

Tanaman cukup Si memiliki daun yang terlapisi silikat dengan baik, menjadikannya lebih tahan terhadap
serangan berbagai penyakit yang diakibatkan oleh fungi maupun bakteri seperti blas, HDB.

Dengan Silika, batang tanaman menjadi lebih kuat dan kekar, sehingga lebih tahan terhadap serangan
penggerek batang, wereng coklat, dan tanaman menjadi tidak mudah rebah. Silika juga menyebabkan
perakaran tanaman lebih kuat, intensif, dan menaikkan root oxidizing power, yaitu kemampuan akar
mengoksidasi lingkungannya seperti ion fero (Fe2+) menjadi feri (Fe3+) sehingga pada lahan yang banyak
besinya, tanaman tidak/sedikit mengalami keracunan besi atau lebih tahan; demikian pula Mn2+ yang
biasanya dalam jumlah banyak meracuni tanaman menjadi berkurang karena teroksidasi menjadi Mn4+.

Tanaman yang kekurangan Silika banyak kehilangan air dari tanaman (transpirasinya tinggi), karena permukaan
daunnya kurang terlindungi silikat, sehingga tanaman mudah kekeringan. Pemberian Silika menyebabkan
tanaman lebih tahan kekeringan.

Pada tanaman padi fase anakan hingga inisiasi malai, batas kritik kandungan Silika pada daun <5%, sedangkan
pada fase pemasakan gabah tanaman yang kahat Silika, jeraminya mengandung <5%. Nilai optimal
konsentrasi Silika dalam jerami adalah 8-10%. Bahkan menurut Tisdaleet al. (1993) tanaman padi tanggap
terhadap pemberian Silika apabila jerami padi mengandung Silika kurang dari 11%.

Silika banyak terdapat pada lapisan epidermis di daun, pelepah daun dan batang (Takahashi 1995).

Silikat diserap oleh akar, ditranslokasikan ke daun sehingga jaringan tersebut mengeras akibat Silika. Serapan
silikat pada tanaman padi sebanyak 6 kali serapan K, 10 kali serapan N, 20 kali serapan P2O5, dan30
kali serapan kalsium.

Secara umum pemberian silikat dapat memperbaiki fungsi fisiologi tanaman dan meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan terhadap kerebahan. Pengaruh pemberian silikat paling nyata
bila diberikan pada stadia generatif (perpanjangan bakal bunga), pemberian pada stadia vegetatif pengaruhnya
tidak begitu besar terhadap komponen hasil padi (Takahashi 1995).

Penambahan silikat pada tanaman padi dapat meningkatkan jumlah gabah per malai dan bobot gabah isi per
rumpun (Takahashi 1995).

Peningkatan serapan silikat dapat menjaga daun tetap tegak sehingga fotosintesis dari kanopi dapat meningkat
sampai 10% (Cock and Yoshida 1970 dalam Yoshida 1981).

Sumber: Makarim, AK, E. Suhartatik, A. Kartohardjono. 2007. Silikon: Hara Penting pada Sitem Produksi
Padi. Iptek Tanaman Pangan Vol. 2 No. 2 2007
Posted onJanuary 19, 2016CategoriesPemupukanTagsHara mikro, hara penting,Hara penting tanaman
padi, Silika, Silikat, Silikon,tanaman padiLeave a commenton Peran Unsur Hara Silika pada Tanaman Padi
5 Tanda Tanaman Padi Kekurangan Hara Silika
Tak dapat dipungkiri lagi penggunaan pupuk yang mengandung unsurhara makro yang mengandung unsur
Nitrogen (N) seperti Urea, NPK masih sangat dominan penggunaannya oleh para petani padi tanpa
mempraktekan metode pupuk berimbang. Penggunaan pupuk N yang tinggi akan memberikan pengaruh
negatif terhadap tanaman padi.

Pemberian pupuk N tinggi akan menyebabkan melemahnya jaringan tanaman (succulent), sehingga tanaman
lebih peka (lebih mudah terserang) terhadap serangan hama dan penyakit. Pada akhirnya akan berdampak
terhadap penurunan tingkat produktivitas tanaman, penurunan pendapatan, kerugian dan ketidak-pastian
produksi. Hal ini dikhawatirkan akan semakin meluas dan semakin parah, apabila tidak ada upaya perbaikan
dalam sistem budidaya padi.

Demikian pula pada lahan sawah beririgasi dan daerah endemik hama dan penyakit, yang menggunakan pupuk
N dosis tinggi kadang terjadi ledakan hama dan penyakit yang berakibat pada penurunan hasil bahkan gagal
panen.

Salah satu saran perbaikan untuk mengatasi hal tersebut adalah penerapan metode penggunaan pupuk
berimbang, penggunaan unsur mikro dan termasuk aplikasi silika (Si) pada tanaman padi. Penggunaan metode
pupuk berimbang dan aplikasi silika selain akan meningkatkan produktivitas juga menjaga kestabilan hasil yang
sudah tinggi dengan dampak yang minim.

Pengaruh positif silika pada tanaman padi ini telah banyak dilaporkan di berbagai negara sepertiAmerika
Serikat, Jepang,Cina, KoreaSelatan,Taiwan, India, Sri langka, Brazil dan Kolombia (Tisdale et al. 1993; CorreaVictoria et al. 2001; Takahashi et al. 1990).

Tanda Tanaman Kekurangan Unsur Silika


Tanaman yang kekurangan silika menyebabkan organ tanaman kurang terlindungi oleh lapisan silika yang kuat,
akibatnya:

Daun tanaman lemah terkulai, tidak efektif menangkap sinar matahari, sehingga produktivitas
tanaman rendah/tidak optimal;

Penguapan air dari permukaan daun dan batang tanaman dipercepat, sehingga tanaman mudah layu
atau peka terhadap kekeringan;

Daun dan batang menjadi peka terhadap serangan penyakit dan hama;

Tanaman mudah rebah;

Kualitas gabah (padi) berkurang karena mudah terkena hama dan penyakit.

Manfaat Pemberian Silika Pada Tanaman Padi


Silika atau Silikon (Si) sangat dibutuhkan tanaman padi juga tanaman yang golongan graminae seperti padi,
jagung, dan tebu. Kebutuhan silika sangat dibutuhkan tanaman terutama di permukaan daun, batang, dan
gabah (padi).
Gejala tanaman padi yang kekurangan silika adalah daun dan tangkai menjadi lunak dan terkulai sehingga
saling menaungi, menurunkan aktivitas fotosintesis, hasil gabah lebih rendah, tingkat serangan penyakit
seperti blas meningkat. Kekurangan silika yang parah menyebabkan jumlah malai per m2 dan jumlah gabah
terisi per malai rendah (Sudarma, I Made, 2013).

Manfaat pemberian silika pada tanaman padi seperti yang sudah banyak dilaporkan adalah :

Mengurangi pengaruh keracunan Mn, Fe, dan Al yang sering terjadi pada tanah-tanah masam dan
tanah-tanah berdrainase buruk;

Mencegah akumulasi Mn pada daun tebu yang berupa spot-spot hitam;

Menguatkan batang sehingga tanaman tahan rebah;

Meningkatkan ketersediaan hara P dalam tanah;

Mengurangi transpirasi;

Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tanaman;

Mampu meningkatkan hasil panen sebanyak 10-20%


Dengan melihat manfaat yang diberikan oleh pemberian silika pada tanaman padi, maka pemberian
unsur beneficial hara silika ini sangatlah perlu dan penting. Namun jenis silika seperti apa yang perlu diberikan?
Karena di alam sendiri silika termasuk unsur terbanyak nomor 2 setelah oksigen.

Dipasaran kini tersedia nutrisi silika cair yang mampu memberikan manfaat seperti di atas. Produk tersebut
adalah Tenaz. Apa itu Tenaz? Akan saya ulas dalam posting berikutnya.

Sumber : Sudarma, I Made. 2013. Penyakit Tanaman Padi (Oryza sativa L). Graha Ilmu, Yogyakarta.
Posted onJanuary 19, 2016CategoriesHama Padi, PemupukanTagsHara Silika, Si, Silika,tanaman padiLeave a
commenton 5 Tanda Tanaman Padi Kekurangan Hara Silika
Inilah Fungsi Unsur Hara Mikro Pada Tanaman
Seperti sudah diketahui bahwa tanaman memerlukan nutrisi yang cukup memadai dan seimbang agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Tumbuhan memerlukan 2 (dua) jenis unsur hara untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dua jenis unsur hara tersebut disebut unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Sedangkan Stevens, et. Al (2002) dalam Sudarma, I Made (2013) membagi 3 kategori unsur
hara, yakni unsur hara makro (primary macronutrient), hara makro sekunder (secondary macronutrient),
dan hara mikro (micro nutrient). Pasokan hara tersebut pada tanaman haruslah seimbang jika menginginkan
tanaman tumbuh optimal.

Unsur mikro (micro nutrient) adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit dibandingkan unsure
hara primer. Yang termasukunsur hara mikro adalah boron (B), besi (Fe), tembaga (Cu), mangan
(Mn), seng (Zn), molibdenum (Mo), dan klor (Cl). Jika unsur hara makro dinyatakan dalam satuan persen
(%; g/100g), unsur hara mikro dinyatakan dalam satuan ppm (mg/kg).

Fungsi Unsur Hara Mikro pada Tanaman


Fungsi secara sederhana dari beberapa unsur hara mikro pada tanaman adalah sebagai berikut:

Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas
sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari
akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan
mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.

Tembaga (Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan membantu
kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam funsi reproduksi.

Seng atau Zinc (Zn)


Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan klorofil dan
membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan.

Besi atau Ferro (Fe)


Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan klorofil. Besi berperan
sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi , sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim.
Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentangan
atau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat
(chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang bersifat
menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran
dijumpai dengan merek Fe-EDTA.

Molibdenum (Mo)
Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga berperan dalam
fiksasi nitrogen.

Mangan (Mn)
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn
dalam level yang tinggi dapat mensubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi
Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan
sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang
normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil

Klor (Cl)
Fungsi klor dalam tanaman adalah pada fungsi fotosintesis. Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat
terlarut dalam sel), keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan
dalam fotosintesis.

Gejalan Tanaman Akibat Penyimpangan Hara


Penyimpangan tanaman akibat hara dapat dilihat dari bentuk tanaman seperti kerdil atau pertumbuhan
menurun, daun berubah (sering putih, kuning atau ungu), bentuk daun tidak normal, batang dan akar serta
pecahnya bagian tanaman, termasuk system akar.

Hara esensial juga dapat menjadi racun bagi tanaman termasuk mangan (Mn), tembaga (Cu), dan klor (Cl).
Jumlah berlebihan hara lainnya dapat menyebabkan keseimbangan hara dalam tanaman, menghasilkan
kulaitas tanaman yang buruk.

Catatan :
Klorosis adalah gejalan kekurangan dan keracunanan yang dicirikan oleh kuning yang dapat dilihat pada
seluruh atau sebagian tanaman secara individu seperti helai daun, atau terisolasi di beberapa tulang daun.

Nekrosis adalah gejala kekurangan dan keracunan hara yang dicirikan oleh kematian jaringan tanaman dalam
bentuk bercak (spot)

Sumber : Sudarma, I Made. 2013. Penyakit Tanaman Padi (Oryza Sativa L.). Graha Ilmu. Yogyakarta.
Posted onJanuary 11, 2016CategoriesPemupukanTagsunsur hara mikro, Zinc (Zn)Leave a commenton Inilah
Fungsi Unsur Hara Mikro Pada Tanaman
Inilah Rekomendasi Pemupukan Pada Tanaman Padi
Setiap 1 (satu) ton gabah yang dihasilkan dari tanaman padi membutuhkan sebanyak kandungan hara makro N
sekitar 17,5 kg, P sebanyak 3 kg dan K sebanyak 17 kg. Pemberian hara N awal diberikan pada umur padi
sebelum 14 HST (hari setelah tanam) dan ditentukan berdasarkan tingkat kesuburan tanah.

Pemupukam tanaman padi bisa menggunakan pupuk tunggal atau majemuk yang aplikasinya disesuikan
dengan kondisi musim penghujan atau musim kemarau. Di musim penghujan, penggunaan hara Nitrogen (N)
harus dikurangi. Jika terlalu banyak N tanaman bisa mudah rebah dan juga rentan serangan penyakit.

Rekomendasi Pemupukan Pada Tanaman Padi


Dosis penggunaan pupuk haruslah menyesuaikan dengan kondisi setiap musim tanam. Jika hanya
menggunakan pupuk urea, NPK Phonska, dan SP36 maka dosis yang dipakai pada setiap musim tanam adalah
sebagai berikut:

Musim penghujan
Pada musim penghujan, jumlah pupuk yang diberikan adalah
Urea : 150 kg/ha
NPK Phonska :275 kg/ha

Musim kemarau
Pada musim kemarau, jumlah pupuk yang diberikan adalah
Urea : 175 kg/ha
NPK Phonska : 200 kg/ha
SP 36 : 50 kg/ha

Atau
SP 36 : 100 kg/ha
NPK Kujang : 350 kg/ha.

Pemupukan tanaman padi dianjurkan dilakukan sebanyak tiga kali aplikasi sesuai dengan fase perkembangan
tanaman padi. Dimana fase perkembangan tanaman padi dapat dibagi 3, yaitu fase vegetatif (umur tanaman 140 HST), fase generatif (umur tanaman 41-90 HST), dan fase panen (umur tanaman 90-100 HST). Maka
pembagian jumlah dosis per fase pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:

Waktu Pemberian Pupuk


(Hari Setelah Tanam)
Jenis Pupuk

Takaran
(Kg/ha)
Pupuk I
Fase Pertumbuhan Awal
(0-14)

Pupuk II
Fase Anakan Aktif
(21-28)

Pupuk III
Fase Generatif Awal
(35-50)

Urea

150-300

50-100

50-100

50-100

SP36

50-100

50-100

KCL

50

25

25

ZA

100

100

Catatan:

Lakukan pemupukan berimbang, ikuti petugas setempat

Gunakan bagan warna daun untuk pemupukan yang lebih akurat

Penggunaan pupuk organik dapat mengurangi kebutuhan urea

Sangat dianjurkan menambah pupuk unsur hara makro

Dengan menerapkan aturan penggunaan pupuk makro di atas, diharapkan pertumbuhan tanaman padi menjadi
optimal dan menghasilkan produktivitas hasil panen yang tinggi.
Posted onJanuary 6, 2016CategoriesPemupukanTagsfase generatif, fase vegetatif, NPK PhonskaLeave a
commenton Inilah Rekomendasi Pemupukan Pada Tanaman Padi
Jumlah Kebutuhan Hara Makro pada Tanaman Padi Sawah
Seperti diuraikan pada posting sebelumnya mengenai Kiat Tingkatkan Produksi Padi Dengan Pemupukan
Efektif, baca selengkapnya disini. Unsur hara makro sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dalam
jumlah yang besar agar diperoleh hasil yang tinggi. Unsur hara makro tersebut adalah N, P, K, C, H, O, Ca, Mg
dan S.

Sedangkan unsur hara mikro berfungsi sebagai pembentuk klorofil (hijau daun) dan laju fotosintesis, bahan
pembentuk enzim, meningkatkan fungsi akar. Dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara mikro adalah
Cu, Zn, Bo, Cl, Fe dan Mn.

Unsur hara kimiawi (anorganik) yang dibutuhkan tanaman padi sawah umumnya adalah Urea, SP36, KCl,
ZA dan pupuk majemuk NPK. Pupuk kimia anorganik digunakan untuk menambah kekurangan jumlah hara
yang diperlukan tanaman agar tercapai tingkat hasil tertentu, jika hara yang secara alami tersedia dari dalam
tanah tidak mencukupi.

Fungsi Unsur Hara Makro pada Tanaman


Setiap unsur hara memberikan manfaat yang berbeda-beda, secara garis besar manfaat dan peran masingmasing unsur hara makro antara lain:

Pupuk N (Nitrogen)

1.

Fungsi : diperlukan untuk pertumbuhan sepanjang musim

2.

Gejala kahat/kekurangan : tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan

3.

Bentuk : Tunggal (Urea), Majemuk (NPK dan ZA)


Pupuk P (Posfat)

1.

Fungsi : diperlukan pada stadia awal pertumbuhan untuk meningkatkan perkembangan akar,
pembentukan anakan dan mempercepat pembungaan

2.

Gejala kahat/kekurangan : tanaman kerdil berwarna hijau tua dengan daun tegak dan anakan sedikit

3.

Bentuk : Tunggal (SP 36), Majemuk (NPK)


Pupuk K (Kalium)

1.

Fungsi : diperlukan untuk memperkuat dinding sel tanaman dan berperan memperluas kanopi daun
untuk proses fotosintesis pada tanaman serta meningkatkan jumlah gabah per malai dan persentase gabah isi

2.

Gejala kahat/kekurangan : tanaman berwarna hijau tua dengan tepi daun coklat kekuningan atau
bercak nekrosis coklat tua muncul pertama pada ujung daun tua

3.

Bentuk : Tunggal (KCl), Majemuk (NPK)

Kebutuhan Hara Makro pada Tanaman Padi Sawah


Dosis penggunaan setiap unsur tersebut berbeda-beda tergantung pada status hara atau suplai hara tanah,
kebutuhan tanaman akan hara dan kandungan hara dalam pupuk, dan juga umur tanaman. Pemberian pupuk
yang tepat takaran dan jenis pupuk yang sesuai maka pemupukan akan lebih efisien, hasil tinggi dan
pendapatan meningkat.

Kebutuhan hara makro pada tanaman padi sawah per hektar adalah :
Pupuk N : 100110 kg/ha
Pupuk P : 4060 kg/ha
Pupuk K : 3040 kg/ha

Persentase kandungan hara masing-masing unsur hara makro pada pupuk anorganik yang beredar saat ini:
Urea : kandungan hara N = 45%, P=0, K=0
KCL : kandungan hara N = 0, P= 0, K=60%
SP36 : kandungan hara N = 0, P= 36%, K=0
NPK Ponska : kandungan hara N = 15%, P=15%, K=15%, S=10%
NPK Kujang : kandungan hara N = 30%, P=6%, K=8%
NPK Pelang : kandungan hara N = 20%, P=10%, K=10%
NPK Makrostar : kandungan hara N = 16%, P=16%, K=16%

Penggunaan pupuk hara makro NPK dengan komposisi kandungan hara makro yang tepat akan memberikan
efek pada tanaman dalam mempercepat pertumbuhan tanaman, pembentukan anakan, tinggi tanaman, lebar
daun, panjang malai, dan menghasilkan jumlah dan bobot gabah yang maksimal.
Posted onJanuary 5, 2016CategoriesPemupukanTagshara makro, pupuk,tanaman padiLeave a commenton
Jumlah Kebutuhan Hara Makro pada Tanaman Padi Sawah
Kiat Tingkatkan Produksi Padi dengan Pemupukan Efektif
Tantangan dalam budidaya tanaman padi saat ini adalah bagaimana meningkatkan produktivitas panen padi
dengan cara-cara intenstifikasi pertanian. Menjawab tantangan tersebut, maka lahirlah beberapa inovasi
metode budidaya yang dikenal dengan nama metode salibu, metode hazton, metode sri, metode jajar legowo,
dan lainnya.

Namun metode apapun yang dipakai untuk meningkatkan produksi tidak bisa dihindarkan dari penggunaan
nutrisi atau pupuk. Tantangan berikutnya adalah bagaimana penggunaan atau aplikasi pupuk yang efektif
(tepat sasaran setiap fase pertumbuhan tanaman) dan jika memungkinkan efisien dan ekonomis. Karena saya
yakin, bercermin dari pengalaman pribadi sendiri, metode pemupukan itu tidak ada yang baku, satu metode
yang bisa dipakai sepanjang musim.
Continue readingKiat Tingkatkan Produksi Padi dengan Pemupukan Efektif
Posted onDecember 28, 2015CategoriesPadi Sawah, PemupukanTagsnutrisi, padi
sawah,Pemupukan, pupuk,tanaman padi, unsur beneficial, Unsur makro,unsur mikroLeave a commenton Kiat
Tingkatkan Produksi Padi d

Anda mungkin juga menyukai