Final Project Paper. Rev 2
Final Project Paper. Rev 2
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Fernando Hamonangan1406645355
Gilang Maulana 1406645430
i
ii
Statement of Authorship
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan / digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas
pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan
jelas penggunaannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran
International Business
Judul Makalah
Bisnis
16 November 2014
Dosen
Indah Melati
Nama
Tandatangan
iii
ABSTRAK
Perilaku dari masing-masing individu akan mempengaruhi perilaku dari individuindividu lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Setiap individu memiliki tingkat
pengaruh yang berbeda-beda terhadap individu lainnya, tergantung bagaimana mereka
mengembangkan kemampuannya untuk mempengaruhi individu lainnya dalam rangka mencapai
tujuannya.
Salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah
dengan kepemimpinan yang diterapkan untuk mentransfer visi dan misi perusahaan kepada
karyawan dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan . Pimpinan harus dapat
memilih gaya kepemimpinan yang baik dan sesuai bagi karyawan untuk menciptakan suatu
hasil kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kualitas dari perusahaan.
Dalam kaitanya dengan bisnis internasional, pemimpin suatu perusahaan harus dapat
menangani berbagai macam karakter karyawan yang berbeda-beda baik hasil dari perbedaan
budaya masing-masing karyawan. Hal ini sangat relevan dengan isu pada perusahaan
multinasional yang beroperasi di Indonesia, dimana perbedaan budaya sangat beragam.
Dalam paper kali ini kami mengangkat masalah : Bagaimana Pengaruh Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Karyawan di PT Autocomp Systems Indonesia (PASI). Data yang digunakan
dalam paper ini terdiri dari dua jenis data, data primer yang diperoleh dari wawancara dengan
karyawan PASI, serta data dari berbagai sumber yang akan disebutkan pada daftar pustaka.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim, dengan memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan isi maupun bentuknya yang sederhana. Paper ini merupakan
salah satu syarat bagi penulis untuk mendapatkan kredit nilai pada mata kuliah Bisnis Global
yang dibina oleh Ibu Indah Melati.
Dalam penulisan paper ini, penulis mendapat bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indah Melati khususnya, yang telah
memberikan materi ajar yang menunjang pengetahuan penulis dalam penulisan makalah ini.
Tidak lupa penulis juga berterima kasih kepada Bapak Firman Prasena selaku Manager HR&GA
PASI serta Ibu Fitri Widayati dan Bapak Safrizal selaku karyawan PASI yang telah menjadi
narasumber untuk proses pengumpulan informasi pada paper ini.
Akhir kata, tidak ada gading yang tak retak. Penulis sadar paper ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran maupun kritik yang membangun demi
tercapainya penulisan paper yang baik, baik untuk saat ini maupun karya penulis di masa yang
akan datang.
Depok, 16 November
2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Statement of Authorship
ii
Kata Pengantar
iii
Abstrak
iv
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1
1. 2
1. 3
BAB 2
7
7
8
PEMBAHASAN
4. 1
4. 2
4. 3
BAB 5
Profil Perusahaan
LANDASAN TEORI
3. 1
3. 2
3. 3
BAB 4
1
3
3
PROFIL PERUSAHAAN
2. 1
BAB 3
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
9
13
14
KESIMPULAN
5. 1
Kesimpulan
5. 2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Berkaca pada perusahaan-perusahaan besar dengan budaya yang baik, sumber daya
manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah perusahaan. Sumber daya manusia
merupakan asset perusahaan yang perlu dikembangkan dan dijaga secara simultan. Selain
sumber daya alam dan modal, sumber daya manusia juga menjadi penentu bagi kinerja
perusahaan guna mencapai tujuannya. Lebih khusus lagi sumber daya manusia yang ada pada
perusahaan adalah orang-orang yang memiliki ikatan kerja dengan perusahaan.
Dalam perkembangannya, perusahaan pastinya akan menghadapi berbagai tantangan baik
dari dalam maupun dari luar. Tantangan tersebut berkorelasi dengan pemanfaatan sumber daya
manusia yang dilakukan. Tantangan dari dalam dapat dimimalisir dengan memperhatikan budaya
kerja yang baik yang merupakan salah satu cara untuk memelihara sumber daya manusia yang
ada. Jika tantangan tersebut bisa diatasi, bukan tidak mungkin tantangan yang muncul dari luar
akan bisa diubah menjadi peluang dengan pemanfaatan kemampuan karyawan.
Salah satu indikator keberhasilan perusahaan dalam menjaga dan memelihara sumber
daya manusia yang ada adalah kepuasan kerja dari karyawan yang ada di dalamnya. Adalah
tugas bagi seorang pemimpin untuk memastikan apakah karyawan sudah melakukan tugasnya
sesuai tujuan perusahaan, dalam kondisi yang mereka rasa nyaman.
Faktor yang menjadi penentu tingkat kepuasan kerja karyawan adalah bagaimana
perusahaan memperlakukan mereka dalam kegiatan usaha sehari-hari. Lebih spesifik lagi adalah
bagaimana pola kepemimpinan yang mereka dapatkan dalam mengatur kinerja yang mereka
hasilkan. Kepemimpinan yang baik pastinya akan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan
dimanan nantinya akan menghasilkan kinerja yang baik.
Kepemimpinan digambarkan sebagai "proses pengaruh sosial di mana satu orang dapat
meminta bantuan dan dukungan dari orang lain dalam pemenuhan tugas umum". Sebagai contoh,
1
beberapa memahami pemimpin hanya sebagai seseorang yang orang lain mengikutinya, atau
sebagai seseorang yang membimbing atau mengarahkan orang lain , sementara yang lain
mendefinisikan kepemimpinan sebagai "mengorganisir sekelompok orang untuk mencapai tujuan
bersama.
Kesuksesan sebuah perusahaan tidak bisa lepas dari kepemimpinan yang efektif dan
kepuasan kerja karyawan. Kedua hal tersebut merupakan dasar yang krusial bagi sebuah
perusahaan. Lebih lanjut lagi, dasar yang baik bagi perusahaan adalah dimana pemimpin dapat
memberikan arah bagi perusahaan dan karyawan dapat mengikuti arahan tersebut, sehingga
tercipta alur kerja yang efektif. Kepuasan karyawan tentunya akan berbanding lurus dengan
kinerja yang akan mereka hasilkan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Salah satu indikator untuk menilai tingkat kepuasan karyawan adalah bagaimana mereka
menyikapi pekerjaannya. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana hubungan antara karyawan
dengan pimpinannya, antara karyawan dengan karyawan lainnya, serta antara karyawan dengan
lingkungannya. Meskipun faktor individu seperti tingkat pendidikan, jenis kelamin, umur,
maupun suku berpengaruh, hal tersebut dapat diakomodir jika pemimpin mengetahui langkah
apa yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan pendekatan terhadap karyawan.
Menurut penelitian Daniel Goleman (2000), kepemimpinan yang efektif dalam
lingkungan multinasional dapat diperoleh dengan menerapkan tiga prinsip utama dalam gaya
kepemimpinan; vision atau menggerakan orang kearah perubahan, serving dengan membangun
ikatan emosional, leading other to greatness dengan mengembangkan orang untuk mengetahui
tanggung jawab di masa depan.
Dalam kaitannya dengan perusahaan multinasional yang beroperasi di banyak negara,
perusahaan harus menentukan apakah mereka akan menetapkan standar global untuk mengatur
perilaku karyawan atau tidak. Melihat perilaku merupakan hasil dari budaya, perusahaan
multinasional harus melakukan pengujian pada budaya lokal yang menginspirasi karyawan,
mengidentifikasi norma-norma budaya lokal yang sejalan dengan nilai-nilai organisasi dan
mitigasi terhadap perilaku yang dapat menyebabkan pelanggaran kepatuhan yang menjadikan
beban biaya (JT Moore, 2013)
Data yang didapatkan dari wawancara beberapa member PASI, baik member dari
YAZAKI CORP. maupun perwakilan dari PT. ASTRA OTOPARTS TBK., kepuasan member
yang mereka rasakan masih belum mengakomodir semua perlakuan yang mereka harapkan dari
perusahaan.
Proses rekrutmen yang dilakukan di PASI dilakukan secara bertahap. Proses perekrutan
awal menggunakan konsultan dari luar, untuk kemudian diserahkan hasilnya ke internal PASI.
Setelah itu dilakukan prses penyaringan yang kedua, untuk memastikan budaya perusahaan yang
mendasar sudah bisa terlihat dari calon member. Untuk ekspatriat, PASI menggunakan sistem
rotasi dari 437 site Yazaki Global yang ada di 43 negara, dan beberapa perwakilan dari PT.
ASTRA OTOPARTS TBK.. Proses tersebut untuk menjaga budaya perusahaan yang sudah
terbentuk.
Dalam proses penilaian kerja para member di level fungsional masih merasa belum ada
transparansi. Penilaian kerja dilakukan oleh level manajer lokal, untuk kemudian diteruskan ke
level manajer ekspatriat dan jajarn direksi. Para member fungsional masih merasa budaya
individual dari manajer lokal masih berpengaruh lebih besar pada proses penilaian kerja, jika
dibandingkan dengan budaya perusahaan itu sendiri.
1. 2 Rumusan Masalah
Walaupun struktur organisasi di PASI sudah memiliki standar yang jelas, tetapi masih ada
beberapa kendala yang muncul, baik dari hasil pemikiran kami berdasarkan data yang ada,
maupun dari pengakuan member sendiri, sebagai berikut :
1. Belum tepatnya proses pendelegasian dari atasan ekspatriat kepada level manajemen
supervisor lokal.
2. Belum adanya transparansi dari manajerial lokal baik dari segi perekrutan
maupunpenilaian kerja, yang mengakibatkan pada promosi jabatan yang tidak
objektif.
Dari beberapa permasalahan diatas, kami ingin membahas tentang dua bahasan utama:
1. Bagaimakah tipe kepemimpinan yang ada di PASI ?
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja member, terutama member fungsional ?
3. Bagaimanakah peran perilaku individu dalam budaya perusahaan yang ada di PASI ?
1. 3 Tujuan Penulisan
Paper ini memiliki dua tujuan utama:
1. Menjelaskan bagaimana kepemimpinan dan perilaku dalam bisnis international, dan
isu yang terkait didalamnya
2. Menunujukan penerapan kepemimpinan dan perilaku individu yang ada di PASI.
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
2. 1
Profil Perusahaan
PT. Autocomp System Indonesia yang pada awalnya merupakan anak usaha dari PT.
Astra Otoparts Tbk, mengalami pergeseran struktur organisasi setelah YAZAKI CORP. yang
berbasis di Jepang mengakuisisi sebagian besar sahamnya. Dalam usahanya di Indonesia, PASI
bertindak sebagai holding company dari tujuh perusahaan dibawahnya yang berfokus pada
produksi kabel mobil (wiring harness). Ketujuh perusahaan tersebut merupakan anak usaha
langsung dari YAZAKI CORP. yang berbasis di Jepang, sementara PASI pada saat ini masih
mengalami proses transisi dari kepemilikan lamanya oleh PT. ASTRA OTOPARTS TBK. kepada
YAZAKI CORP.
Pada dasarnya PASI sebagai holding company membagi struktur organisasi ke dalam dua
tipe menurut kebutuhannya. Untuk holding company atau PASI sendiri, menggunakan struktur
organisasi yang dibagi ke dalam divisi sesuai fungsionalnya. Sedangkan untuk perusahaan anak
atau affiliates, dibagi ke dalam multidivisi berdasar desain produk. PASI membagi divisi produk
menjadi 7 plant yang memiliki 6 tipe produk yang berbeda.
5
Produksi kabel tembaga sebagai bahan baku yang berlokasi di Tangerang, produksi
wiring harness untuk carline (jenis produk mobil) Daihatsu dan Mitsubishi lokal di Subang,
produksi wiring harness untuk carline Honda lokal di Semarang dan Jepara, produksi wiring
harness untuk ekspor area asia di Pasuruan, dan produksi wiring harness untuk ekspor area
Amerika dan Eropa di Mojokerto. Kelompok ke-6 adalah produksi wiring harness untuk carline
Toyota, Isuzu, Nissan, dan Hino di pasar lokal yang berlokasi di Tangerang.
Dalam struktur organisasi PASI, YAZAKI CORP. yang memiliki saham mayoritas
menempatkan karyawannya pada posisi penting di perusahaan, sedangkan PT. ASTRA
OTOPARTS TBK. hanya menyediakan perwakilannya pada beberapa departemen yang ada di
PASI. Sedangkan untuk organisasi perusahaan secara budaya, tidak ada penyebutan karyawan
bagi orang yang memiliki ikatan kerja dengan perusahaan. Mereka biasa menggunakan
terminologi member untuk lebih membentuk ikatan emosional antara perusahaan dengan
karyawan. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk membentuk rasa nyaman dalam lingkungan
kerja.
Dalam struktur organisasi secara garis besar, PASI membagi unit usaha ke 8 departemen,
yaitu Finance & Accounting, Human Resources & General Affair, Purchasing, Sales, Operation,
Warehouse, IT, dan Pricing. Setiap departemen memiliki; 1 orang General Manager, 2-4
Manager, 3-5 Supervisor yang masing-masing mengawasi 2-4 staff. Sedangkan untuk jajaran
direksi, ditempati oleh 3 orang ekspatriat dari Yazaki, dan 1 orang perwakilan AOP.
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1 Perilaku Individu dalam Bisnis Global
Menurut Ricky W. Griffin dan Michael W. Pustay dalam International Business, beberapa
faktor yang mempengaruhi perilaku individu dalam bisinis global adalah:
1. Personalitas
Personality is relatively stable set of psychological attributes that distinguishes one
person from another.
2. Perilaku
Attitudes are complexes of beliefs and feelings that people have about specific ideas,
situations, or other people.
3. Persepsi
Perception is the set of processes by which an individual becomes aware of and
interprets information about the environment.
4. Stress
Stress is an individuals response to a strong stimulus
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perilakuk didefinisikan
sebagai tanggapan atau reaksi inidividu terhadap rangsangan dan lingkungan. Dalam
pembahasan ini, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan bisnis secara global.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1
atribut yang sering mereka gunakan. Prinsip Kaizen dijunjung tinggi untuk memastikan kualitas
di
setiap
produk
yang
dihasilkan.
Kaizen
dapat
dimaknai
sebagai
pengembangan
berkesinambungan, dimana hasil yang didapatkan hari ini haruslah lebih baik dari hari kemarin.
Untuk itu, perusahaan memberikan tema dan concern yang berbeda tiap bulan, sesuai dengan isu
kaizen yang muncul di bulan tersebut.
Tentunya hal tersebut tidak selalu efektif. Ada beberapa keputusan yang harus diambil
secara cepat, tanpa harus menunggu atasan, apalagi dalam industri otomotif yang memiliki
perputaran usaha yang cepat. Keputusan yang terlalu lama akan berakibat pada terhentinya
proses kerja, atau bottle neck.
dari departemen lain dengan tingkat isu sedang, maka mereka akan menggunakan ruangan
meeting kecil yang ada.
departemen setelah meeting pagi. Sedangkan untuk isu yang memerlukan diskusi lebih lanjut,
akan dibawa ke ruang meeting.
Pada saat siang hari setelah makan siang, diadakan lagi meeting di masing-masing
departemen untuk melihat reaksi atau hasil dari proses kerja selama hari tersebut. Hal ini
dilakukan untuk memastikan proses kerja yang ada sudah sesuai standar untuk mengahsilkan
produk yang berkualitas.
Dalam menangani kejenuhan kerja, perusahaan memberikan terapi stress berupa
hiburan yang juga sesuai dengan yang dibutuhkan oleh member. Hampir setiap bulan atau dua
kali sebulan diadakan entertainment yang memang masuk dalam anggaran perusahaan. Yang
menarik adalah semua level member boleh berpartisi PASI, untuk menghilangkan jarak yang
mungkin masih ada selama bekerja antara bawahan dengan atasan.
Selain itu juga setiap bulannya diadakan perlombaan kaizen, yaitu ide-ide yang
dikemukakan oleh masing-masing member untuk proses kaizen, akan dilombakan dan diberikan
penghargaan. Tentunya hal tersebut akan mendorong member untuk terus berinovasi demi
menjaga kualitas baik proses maupun produk kerja. Selain segi award, pimpinan juga
menekankan motivasi dari moto-moto yang disosialisasikan secara langsung oleh jajaran direksi.
12
Dari proses kerja seperti diatas, strategi kepemimpinan yang diterapkan di PASI
lebih mengutamakan perusahaan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari para
membernya. Proses kepemimpinan mengerucut pada jajaran manajerial ekspatriat
maisng-masing departemen., yang memang sudah memiliki dasar budaya perusahaan
secara penuh.
4. 2
dijelaskan. Hal tersebut menunjukan proses kerja yang selalu ideal, dimana atasan
memperlakukan member secara adil, berdasar proses kerja yang mereka lakukan. Sayangnya hal
tersebut hanya berlaku pada individu yang sudah mengerti bagaimana budaya perusahaan
bekerja, dan mengesampingkan budaya individu untuk mencapai tujuan perusahaan.
Di PASI sendiri, member ekspatriat ditempatkan pada beberapa posisi supervisor dan
manager. Sedangkan untuk Board of Director semuanya adalah member ekspatriat. Menurut
mereka keputusan yang diambil dari pihak ekspatriat yang didelegasikan ke pihak lokal, masih
sering terdapat distorsi. Yang dimaksudkan disini adalah jika keputusan dari ekspatriat langsung
didelegasikan sampai ke level staff, akan berbeda dengan keputusan yang diberikan dari ekpatriat
tetapi harus melewati pihak lokal sebelum sampai ke level staff.
Hal tersebut merupakan dampak dari proses perekrutan level manager dan supervisor
yang seringkali diambil dari kalangan diluar perusahaan, bukan dari hasil promosi kerja member
yang memiliki kualifikasi bagus. Konsekuensinya, mereka tidak mengerti betul bagaimana
budaya perusahaan yang telah dibangun.
Dampak hal tersebut adalah jika member belum mengerti bagaimana budaya perusahaan
berjalan, akan tidak efektif kinerja yang mereka lakukan karena mereka masih memiliki budaya
individu yang belum bisa menyatu dengan budaya perusahaan.
13
2. 3
tidaklah signifikan selama budaya perusahaan itu sendiri melekat kuat pada tiap karyawan.
14
Memang kita tidak bisa menghilangkan kearifan lokal untuk beberapa kasus yang memang
memerlukan hal tersebut, tetapi paling tidak dengan membentuk budaya perusahaan yang juga
disatukan dengan budaya setempat, perbedaan budaya yang muncul bukanlah hambatan serius
dalam proses kerja.
PASI menerapkan budaya perusahaan secara global dengan standar yang sama, tetapi
tetap memperhatikan budaya lokal secara keseluruhan untuk mengakomodir budaya tiap
individu. Dalam aplikasinya belum semua budaya lokal dapat terserap dalam budaya perusahaan.
Perilaku individu yang muncul juga sering menjadi hambatan dalam proses kerja PASI,
tetapi hal tersbuut bisa diakomodir dengan adanya sistem genba dimana para member dari
jajaran fungsional sampai manajerial dapat langsung berkomunikasi untuk mencari jalan keluar.
Dari sistem genba di PASI, didapatkan budaya yang lebih mengerucut pada tiap
departemen. Proses abudayaasi budaya perusahaan dengan perilaku individu dan juga duskusi
bawahan dan atasan masing-masing departemen, memang akan menimbulkan proses kerja yang
berbeda tiap departemen. Dampaknya departemen yang didalamnya lebih banyak manajer lokal
daripada ekspatriat, akan berbeda dengan departemen dimana ekspatriat lebih banyak dibanding
manajer lokal.
Dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh perilaku individu dalam PASImemang
berpengaruh. Besar kecilnya pengaruh yang dihasilkan kembali lagi pada perilaku
masing-masing individu, apakah budaya perusahaan lebih kuat ataukah perilaku
individunya yang lebih kuat. Tetapi secara keseluruhan organisasi,PASI masih
mempertahankan budaya perusahaan yang kuat.
15
BAB 5
KESIMPULAN dan SARAN
5. 1
Kesimpulan
5.2
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.regent.edu/acad/global/publications/lao/issue_10/rentfrow.htm
http://www.corporatecomplianceinsights.com/episode-14-should-multinationalcompanies-have-a-single-global-standard-for-employee-behavior/
Griffin, Ricky W. & Michael W. Pustay, 2013, Internatinal Business: Global Edition,
Seventh Edition, England: Pearson.
Kotter, John P, 2001, What Leaders Really Do. Harvard Business Review.
17