MATERI
1. Pengantar: Rencana Detail Tata
Ruang dalam Peraturan
Perundangan
2. Implikasi UU No. 26/2007
terhadap Penyusunan RDTR dan
Peraturan Zonasi (PZ)
3. Muatan RDTR
4. Muatan Peraturan Zonasi
5. Cara membaca Peraturan zonasi
dan RDTR
6. Catatan
Penetapan
Rencana
Rinci
Penetapan
Nasional
RTRWN
Peraturan
Pemerintah
RTRW Pulau/Kepulauan
RTR Kaw. Strategis Nasional
Peraturan Presiden
Provinsi
RTRWP
Perda Provinsi
Perda Provinsi
Kabupaten
RTRW Kabupaten
Perda Kabupaten
RDTR Kabupaten
RTR Kaw. Strategis
Kabupaten
Perda Kabupaten
Kota
RTRW Kota
Perda Kota
RDTR Kota
RTR Kaw. Strategis Kota
Perda Kota
PP 15_2010
Pasal 59
1) Setiap rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
harus menetapkan bagian dari wilayah
kabupaten/kota yang perlu disusun rencana detail tata
ruangnya.
2) Bagian dari wilayah kabupaten yang akan disusun
rencana detail tata ruangnya dapat merupakan
kawasan perkotaan dan/atau kawasan strategis
kabupaten.
3) Bagian dari wilayah kota yang akan disusun rencana
detail tata ruangnya dapat merupakan kawasan
strategis kota.
4) Rencana detail tata ruang harus sudah ditetapkan
paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
penetapan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota.
5) Rencana detail tata ruang merupakan dasar
penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan
bagi zona-zona yang pada rencana detail tata ruang
ditentukan sebagai zona yang penanganannya
diprioritaskan.
6) Ketentuan mengenai kriteria zona yang
penanganannya diprioritaskan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) diatur dengan peraturan Menteri.
Pasal 60
1) Dalam hal adanya prioritas pembangunan baru, bupati/walikota dapat menetapkan bagian baru dari
wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun rencana detail tata ruangnya dengan keputusan
bupati/walikota.
2) Penetapan bagian wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus tetap sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
3) Penetapan bagian wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diperintahkan dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
4) Rencana detail tata ruang untuk bagian baru dari wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus sudah ditetapkan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sejak penetapan
bagian wilayah kabupaten/kota yang akan disusun rencana detail tata ruangnya
a. rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau
b. rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan
skala peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian
sebelum dioperasionalkan.
Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dijadikan dasar bagi penyusunan
peraturan zonasi dan penyusunan RTBL
1. Ideally justified
2. Technically possible
3. Legally Permissible
4. Economically viable
5. Financially feasible
6. Environmentally
Sustainable/sound
7. Politically and Socially
Acceptable
8. Administratively operable
- Authority
- Competence
- Commitment
- Supporting facilities
Pendekatan teknis, normatif/
legal, koordinatif
Proses Teknis
Proses
Partisipatif
Proses Legislasi
Pendekatan Aspiratif
Pendekatan Politis
PP No. 15/2010
Sanksi
Perlu perhitungan/perencanaan
yang dapat/sanggup dilaksanakan
Peraturan Zonasi
sebagai Perangkat
Pengendalian
Simpangan antara
RTRW dan Fakta di
Lapangan
Perlu
peraturan zonasi yang
adaptif terhadap apa
yang terjadi
10
Ketentuan
dalam
Peraturan
Perundangan
Perkembangan
yang terjadi di
lapangan
[RTRW,
Prediktif]
RDTR dan
PZ
Bermain
Aman
Rencana
sebagai
Rencana
Administrasi
pelaksanaan
rencana
Antisipatif
Inovatif
RDTR
dan PZ
Dapat
diwujudkan
Operasional
Penetapan
Rencana Tata
Ruang dan
Peraturan
Zonasi
Masyarakat
menerima
manfaat
(misalnya nilai
lahan semakin
tinggi dll)
Sharing manfaat?
IMPLIKASI
Opportunity
Cost yang
hilang
Tidak ditangani:
Kompensasi
Bantuan, hibah
Paymen of environment
services (Imbal jasa
lingkungan)
Purchased of development
Right
Rencana tata ruang seringkali BERHENTI sampai pada alokasi atau penetapan, Tidak
pernah (setidaknya sampai saat ini) rencana tata ruang memikirkan sampai pada implikasi
akibat dari rencana tata ruang yang telah/akan ditetapkan.
Kebutuhan Fasum-fassos,
Perumahan, Perdagangan dll
Informasi status
lahan sangat
dibutuhkan untuk
alokasi fasilitas
yang tidak
menguntungkan
secara ekonomi
dan upaya/strategi
untuk
mewujudkan
rencana tata
ruangt
Arahan Kebijakan
Pemanfaatan Ruang/Pola
Ruang
Seringkali data dan informasi status lahan/tanah tidak tersedia (transaksi jual beli pertanahan tidak
dilaporkan atau buruknya manajemen aset pemerintah daerah), akibatanya seringkali rencana tata ruang
15
disusun tidak berdasarkan informasi pertanahan yang akurat.
Merujuk pada:
Undang-undang agraria
Merujuk pada:
Peraturan Perundangan terkait dengan Penataan Ruang
Peraturan Perundangan terkait lingkungan
Peraturan Perundangan terkait bangunan.
Dll
Hak Membangun
(Development Right)
Diberikan dalam bentuk,
Rencana Pola Ruang, KDB,
KLB, Tinggi Bangunan
Masyarakat
Perusahaan
Negara
Pemerintah Daerah:
Menerbitkan Izin
Dilarang membangun
tanpa izin Pemerintah
Ketidakselarasan Hak
atas lahan vs Hak
membangun, potensial
menimbulkan konflik
(menguntungkan/tidak menguntungkan?)
17
PELUANG/HAK MEMBANGUN
berdasarkan Intensitas dan Tata Massa Bangunan
KLB =
Luas Lantai
Luas Kapling
Tinggi Bangunan
Contoh:
Lantai 2
Gsb-belakang
Lantai 1
Lantai
Dasar
18
TOTAL
LUAS
LANTAI
3. MUATAN RDTR
RDTR Kabupaten/Kota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
RDTR dan PZ
RTRW
Kebijakan
- Kawasan Lindung
- Kawasan Budidaya
Strategi
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Penetapan Kawasan
Strategis
Arahan Pemanfaatan
Ruang
Indikasi/Arahan,
Ketentuan Umum PZ
- Lokasi
- Tema Penanganan
Ketentuan Perizinan
Ketentuan Pengendalian
Perwujudan Insentif dan
Disinsentif
Ketentuan Sanksi
Fakta di Lapangan
Kuning (Perumahan)
Pertimbangan
Lainnya (Hankam,
Aspirasi, bencana
dll)
Keputusan Pola
Ruang dalam RDTR
Teknik
Pengaturan
Zonasi
Kuning
Kuning
Nonconforming
use
Beberapa kapling
diwarna merah
Up zoning
Kuning (perumahan)
Rezoning.
Kuning (perumahan)
Beberapa perdagangan
(jenis masih
diperkenankan menurut
tabel ketentuan
pemanfaatan ruang PZ)
Kuning
(perumahan)
Sama dengan
RTRW
Bonus Zoning
Teknik Pengaturan Zonasi ini, harus tergambar dalam peta zoning biasanya
ditambahkan dengan kode huruf kecil atau arsir.
Pengaturan
Pembinaan
Pelaksanaan
Pengawasan
Perencanaan
Pemanfaatan
Pengendalian
Peraturan Zonasi
Program PR
Pembiayaan
Perizinan
Insentif &
Disinsentif
Sanksi
Ancient Egypt
Pyramid of Giza
Temple of Memphis
Mesopotamia
(4000 3000 BC)
7000 BC
Hanging Garden
(600 BC)
Indus Valley
(2500 BC)
Sistem
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
DISCRETIONARY SYSTEM
(pemanfaatan ruang yang proses pengambilan
keputusannya didasarkan pada pertimbangan pejabat/
lembaga perencanaan yang berwenang untuk menilai
proposal pembangunan yang diajukan)
DEVELOPMENT CONTROL/
PERMIT SYSTEM
Bentuk
Rencana Tata
Ruang
VS
REGULATORY SYSTEM
(Pemanfaatan ruang didasarkan pada
kepastian hukum yang berupa
peraturan-perundangan)
ZONING REGULATION/
PERATURAN ZONASI
PEMBAGIAN ZONA/WILAYAH
TERBAGI HABIS OLEH ZONA/
POLA RUANG
Planning
(RDTR)
Pendekatan/Metode:
- Ekonomi
- Sosial
- Fisik.
- Sistem Internal &
Eksternal
Produk:
- Perwujudan pola
ruang (alokasi pola
ruang)
Bagaimana sebaiknya
[kinerja]:
- Perumahan [Jenis, R]
- Komersial [K]
- Industri [I]
- dll
vs
[Zoning]
Regulation
Produk:
- Perangkat
pengendalian.
- Ketentuan
pemanfaatan ruang.
- Dampak
Pembangunan dll
Pendekatan/Metode:
- Dampak.
- Kesesuaian/kompatibi
litas guna lahan dan
kegiatan
- dll
PROSEDUR
RDTR
RDTR
PERATURAN
ZONASI
DATA DAN
ANALISIS RDTR
RAPERDA
RDTRK
DESAIN
KAWASAN
DATA DAN
ANALISIS
PERATURAN
ZONASI
RAPERDA
PERATURAN
ZONASI
DATA DAN
ANALISIS
PERATURAN
ZONASI
FORM SURVEI
Form Identifikasi Guna Lahan dan Kegiatan Pelatihan Zoning Regulation, Surabaya 1-5 Desember 2008
Hari/tanggal
Lokasi Survai
No Fungsi Dominan
:
:
Data Fisik
perumahan/komersil/
industri/fasos/fasum/
militer/RTH/dll
1
Jl.
Perkiraan Luas Persil (m)
_________________ Jumlah Lantai Bangunan
KDB
KLB
Kapasitas Parkir di Persil
Koefisien Lantai Basement (KLB)
2
Jl.
_________________ Perkiraan Luas Persil (m)
_________________ Jumlah Lantai Bangunan
KDB
KLB
Kapasitas Parkir di Persil
Koefisien Lantai Basement (KLB)
No.
No.
Kegiatan/Pemanfaatan Ruang
Dampak/Gangguan
Keterangan
Umum
Aksesoris
penilaian
Rumah
warung/praktek
On-street
compatible/tidak dg fungsi dominan;
tunggal/deret/susun/r dokter/salon/fc/warnet/ parking /macet/bising/kumuh/ perlu parkir/pembatasan waktu
etail/Ruko/rukan/dll air isi ulang/dll
operasi/dll
bau/buruk/ dll
a. -
a. -
CONTOH PENGISIAN
Form Identifikasi Guna Lahan dan Kegiatan Pelatihan Zoning Regulation, Semarang 13-17 Oktober 2008
Hari/tanggal
Lokasi Survai
No Fungsi Dominan
perumahan/komersil/
industri/fasos/fasum/
militer/RTH/dll
1 Perdagangan dan
Jl. Pandanaran
home industri
Perkiraan Luas Persil (m)
_________________ Jumlah Lantai Bangunan
KDB
KLB
Kapasitas Parkir di Persil
Koefisien Lantai Basement (KLB)
2
Jl. Pandanaran
_________________ Perkiraan Luas Persil (m)
_________________ Jumlah Lantai Bangunan
KDB
KLB
Kapasitas Parkir di Persil
Koefisien Lantai Basement (KLB)
3
Jl. Pandanaran
_________________ Perkiraan Luas Persil (m)
_________________ Jumlah Lantai Bangunan
KDB
KLB
Kapasitas Parkir di Persil
Koefisien Lantai Basement (KLB)
No. 01
: 12,5x15
: 3 lt
: 80%
: 2.4
::No. 02
: 25x30
: 2 lt
: 90%
: 1,8
::No. 03
: 12,5x30
:2
: 85%
: 1,7
::-
Kegiatan/Pemanfaatan Ruang
Dampak/Gangguan
Umum
Aksesoris
Rumah
warung/praktek
On-street
tunggal/deret/susun/r dokter/salon/fc/warnet/ parking /macet/bising/kumuh/
etail/Ruko/rukan/dll air isi ulang/dll
bau/buruk/ dll
1. Kantor
a. on street parking
macet
Keterangan
penilaian
compatible/tidak dg fungsi dominan;
perlu parkir/pembatasan waktu
operasi/dll
1. Industri rumahan
yang dilengkapi
dengan outlet.
a. -
on street parking
memberikan limbah buangan
ke kawasan sekitar.
macet
1. Industri rumahan
yang dilengkapi
dengan outlet.
a. -
on street parking
memberikan limbah buangan
ke kawasan sekitar.
macet
Peraturan Zonasi
PERATURAN ZONASI adalah aturan berbasis ZONA, Ketentuan
pemanfaatan ruang dan ketentuan teknis di buat berdasarkan zona
K-2
K-2
R-8
FS-4
FS-4
R-8
FS-4
R-8
Brandang
K-2
R-8
K-2
Zoning Text/
Statement
Bonus/incentive zoning
Performance zoning
Fiscal zoning
Special zoning
Exclusionary zoning
Inclusionary zoning
Contract zoning
Negotiated development
TDR
(Transfer of DEvelopment Right)
Zoning Map
[dimana zoning text/
statement akan
diterapkan]
Downzoning
Upzoning
Design/historic preservation
Overlay Zoning
Floating Zoning
Flood Plain Zoning
Conditional Uses
Growth Control
Planned Unit Development
dll
Ketentuan
Pelaksanaan
Dst...
Kategori I,
kawasan
perumahan
dengan jumlah
lantai rendah
2.
Kategori I,
kawasan
perumahan
menengah
keatas
3.
Kategori
kawasan
perumahan
I,
7.
Kawasan
perumahan
semu (Quasiresidential
district)
8.
Kawasan
Komersial
Neighborhood
(Neighborhood
commercial
district)
9.
Kawasan
Perdagangan
Klasifikasi Zona
Klasifikasi Kegiatan
P = diperbolehkan (permitted)
C = bersyarat (consideration, conditional)
X = dilarang
Jenis Kegiatan
Tidak
Ya
Kegiatan
Sesuai dengan kualitas lokal
minimum zona/sub zona yang
ditetapkan?
Kegiatan
Tidak Mengganggu Kinerja
Zona/Sub Zona?
Ya
Kelengkapan Materi:
Kelengkapan Materi:
Kualitas Lokal
Minimum
Ya
Diizinkan
Tidak
Ya
Catatan:
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Diizinkan Bersyarat (B)
Ya
Diizinkan Terbatas
sekaligus Bersyarat (B)
D. KETENTUAN KHUSUS
KEGIATAN VS ZONA
Fokus pada apakah suatu kegiatan perlu diatur /dikendalikan atau tidak.
Dampak kegiatan dalam suatu zona
Skala pelayanan.
Setidaknya sama dengan klasifikasi
Guna Lahan di RTRW (jika sudah
operasional), atau lebih detail
dibandingkan klasifikasi Guna Lahan di
RTRW Kota/Kabupaten
RTRW
KEGIATAN vs POLA
RUANG/ZONA
Seberapa besar
Kegiatan/zona/pola ruang
perlu diatur/dikendalikan
secara khusus?
Sedikit
Besar
Tetapkan sebagai Pola Ruang/
Zona tersendiri/baru dalam RDTR
Kajian Berbagai
Aspek
Perencanaan
Aturan Dasar
dalam PZ
Kualitas Lokal
Minimum
Ketentuan Teknis
Pemanfaatan Ruang
(Intensitas, tata Bangunan)
Dapat
Tidak
diterapkan secara
langsung, berdasarkan
kondisi setampat?
Kondisi
Setempat
Ya
Dilaksanakan
KETENTUAN KHUSUS
Misal: BLOK M
Blok yang cukup besar, namun tidak semua R-3 dikenakan Teknik pengaturan
zonasi C, hanya R-3 di selatan maka blok harus lebih spesifik/kecil.
Misal: BLOK M
BLOK M-1
BLOK M-2
Batas Blok
Permohonan izin
[Evaluasi kondisi
lapangan]
Pengecekan
lokasi/alamat
permohonan izin
[kasus]
tidak
tidak
Cek Peruntukan/
Zona pada zoning
map
ya
Apakah dikenakan
Teknik Pengaturan Zonasi
tidak
Sesuai
dengan ketentuan teknis
[Intensitas, tata bangunan
dll]
tidak
Diatur dalam
ketentuan khusus?
ya
ya
Memenuhi ketentuan
tata bangunan, prasarana
minimum dan standar?
Apakah memenuhi
ketentuan teknis [Intensitas, tata
bangunan dll] dan Ketentuan
Teknik Pengaturan Zonasi
ya
Diperkenankan
penerapan teknik
Pengaturan Zonasi
Diizinkan
tidak
Diizinkan, Namun
ketentuan penerapan teknik
Pengaturan Zonasi
tidak diberlakukan
tidak
6. CATATAN
PERATURAN ZONASI
merupakan perangkat
pengendalian
pembangunan yang
berada di dalam
regulatory system (yang
merupakan kebalikan dari
discretionary system)
Diskresi dalam Regulatory
System terbatas pada:
Aturan (zoning teks) dan
zoning map (misalnya
batas antar zona)
menimbulkan multi
interpretasi.
Ada substansi yang
belum diatur dalam PZ,
fakta menunjukkan
kegiatan sudah mulai
muncul.
Dapat
menjadi
rujukan
Belum
tersedia
Rencana Tata
Ruang dan PZ
sebagai
RUJUKAN
PENGENDALIAN
Tidak
dapat
menjadi
Rujukan
Kondisi:
RTRW telah tersedia, namun RDTR dan PZ belum ada APA YANG
HARUS DILAKUKAN?.
RTRW dipaksa berfungsi sebagai dasar mengeluarkan izin IPPT,
IMB.
RTRW dan RDTR (PZ) tersedia, namun tidak mengatur.
RTRW dan RDTR (PZ) tersedia, namun tidak cukup baik aturannya,
buruk kualitasnya.
Kualitas Perda RTRW atau RDTR (PZ)
Tidak antisipatif selalu ada upa peninjauan kembali.
Melihat rencana sebagai satu-satunya perangkat pengendalian
Jenis Perizinan
Rujukan
1.
2.
Permit
. Izin Lokasi
B. IPPT
D. IMB
TERIMA KASIH
22 Juni 2016
peruntukan, sesuai
JAWABAN HUKUM
Sah dan tetap berlanjut;
Berikan perlindungan
hukum.
JAWABAN HUKUM
Kenakan sanksi
administrasi paksaan
pemerintahan atau uang
paksa;
Kenakan uang paksa
dikumulatif dengan denda
Dalam hal terjadi pada
bangunan cagar budaya,
dapat dikumulatif dengan
sanksi pidana
JAWABAN HUKUM
JAWABAN HUKUM
Dikenakan sanski
Diperintahkan untuk
mengurus izin
JAWABAN HUKUM
Diperintahkan untuk
dihentikan
Pastikan peruntukannya
dan peraturan bangunan
ada pelanggaran atau tidak
Kalau sesuai, dapat
dikenakan sanksi kumulatif
uang paksa, perintah untuk
mengurus izin, dan denda
atas keterlambatan
mengurus izin