Anda di halaman 1dari 42

MENGAPA MANAJEMEN DIBUTUHKAN

1. Untuk mencapai tujuan secara teratur (organisasi dan pribadi)


2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.
4. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga
diperlukan pembagian kerja, tugas dan tanggungjawab dalam
penyelesaiannya.
5. Sebagai pedoman pikiran dan tindakan.

DEFINISI MANAJEMEN
1. Manajemen

adalah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi


dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan (Stoner).
2. Manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain (Mary Parker Follet).
3. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan tertentu (Malayu S.P Hasibuan)

MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI


1. Manajemen
pengetahuan
menurut

sebagai
yang

pengertian

ilmu

(science)

disistematisasi,

adalah

suatu

dikumpulkan,

kebenaran-kebenaran

dan

universal

kumpulan
diterima
mengenai

manajemen (Malayu, S.P Hasibuan)


2. Manajemen sebagai seni (art) meliputi kecakapan untuk melihat
totalitas

dari

bagian-bagian

yang

terpisah

dan

berbeda-beda,

kecakapan untuk menciptakan sesuatu gambaran tentang visi

tertentu, kecakapan untuk menyatukan visi tersebut dengan skills


(keterampilan) atau kecakapan yang efektif (Malayu, S.P Hasibuan).
3. Science

mengajarkan

kepada

orang

tentang

sesuatu/suatu

pengetahuan, sedangkan art mendorong orang untuk berpraktek


atau mengajarkan kita bagaimana sesuatu hal dilakukan.

FUNGSI-FUNGSI MANEJEMEN MENURUT BEBERAPA


PAKAR
G.R. TERRY
1. Planning

JOHN F.MEE
Planning

LOUIS A. ALLEN
Leading

MC NAMARA
Planning

2. Organizing

Organizing

Planning

Programming

3. Actuating

Motivating

Organizing

Budgeting

4. Controlling
HENRY FAYOL
1. Planning

Controlling
HAROLD KOONTZ
CYRIL ODONNEL
Planning

2. Organizing

Controlling
&S.P. SIAGIAN

System
OEY LIANG LEE

Planning

Perencanaan

Organizing

Organizing

Pengorganisasian

3. Commanding

Staffing

Motivating

Pengarahan

4. Coordinating

Directing

Controlling

Pengkoordinasian

Controlling
LUTHER GULLICK

Evaluating
Pengontrolan
LYNDALL F. URWICK JOHN D. MILLET

1. Planning

Planning

Forecasting

2. Organizing

Organizing

Planning

3. Assembling

Staffing

Organizing

4. Directing

Directing

Commanding

5. Controlling

Coordinating

Coordinating

6.

--------

Reporting

Controlling

7.

--------

Budgeting

--------

5. Controling
W.H. NEWMAN

Resources

Directing
Facilitating

TINGKATAN MANAJER
1. Manajer lini pertama. Tingkatan paling rendah, memim-pin dan
mengawasi

tenaga

operasional

(kepala/pimpinan,

mandor,

penyelia,dll).
2. Manajer menengah. Membawahi dan mengarahkan kegiatankegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan
operasional (manajer departemen, kepala pengawas,dll).
3. Manajer puncak. Sekelompok kecil eksekutif, bertang-gung jawab
atas

keseluruhan

manajemen

organisasi (direktur,

presiden,

kepala divisi,dll)

Top Manager: memiliki ketrampilan konsep


PO > DC, sifat pekerjaannya adalah kerja pikir.

Middle Manager: memiliki ketrampilan hubungan manusia


PO = DC, kerja pikirnya sama dengan kerja fisiknya.

Lower Manager: memiliki ketrampilan teknik.


DC > PO, manajer operasional yang langsung memimpin para
pekerja

operasional.

Diutamakan

kemampuan

teknis

(spesialisasinya) daripada kecakapan manajerial.

KEPEMIMPINAN
Definisi Kepemimpinan
1.

Kepemimpinan adalah suatu proses pengaruh sosial yang mana


seseorang mampu memberikan bantuan dan dukungan pada yang
lainnya dalam penyelesaian tugas bersama (Martin M. Chemers,
1997).

2.

Kepemimpinan adalah suatu perilaku dari seorang individu yang


memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang
ingin dicapai bersama (Hemhill & Coons, 1957).
3

3.

Kepemimpinan

adalah

proses

mempengaruhi

aktifitas-aktifitas

sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan


(Rauch & Behling, 1984).
4.

Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan


yang berarti) terhadap usaha kolektif, danyang mengakibatkan
kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai
sasaran (Jacobs & Jacques, 1990).

5.

Kepemimpinan didefinisikan secara luas sebagai suatu proses social


yang

mana

anggota

dari

suatu

kelompok

atau

organisasi

mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa internal


dan

eksternal,

pilihan

dari

sasaran-sasaran

atau

hasil

yang

diinginkan, aktifitas-aktifitas kerja dari organisasi, kemampuan dan


motivasi individu, hubungan-hubungan kekuasaan, dan orientasiorientasi bersama (Yukl, 1998).

Anggapan/Mitos Yang Salah Tentang Kepemimpinan


1.

Kepemimpinan yang baik adalah sekedar akal sehat saja.


Mitos ini mengakibatkan orang hanya mengandalkan akal sehat
saja,

sehingga

mengira

kepemimpinan

tidak

perlu

dipelajari.

Berdasarkan penelitian, akal sehat tidak selalu benar, bahkan


kadang bertentangan.
2.

Kepemimpinan

itu

dilahirkan,

tidak

dapat

dibuat.

Implikasinya, studi formal merupakan lingkungan yang membentuk


sikap/perilaku kita.
3.

Pengalamanlah

yang

membentuk

pemimpin.

Pengalaman

adalah orang yang mengalami sesuatu. Tapi belum tentu orang yang
mengalami sesuatu adalah orang yang berpengalaman. Agar
berpengalaman maka harus ada action, observation and reflektion,
sehingga baru terjadi learning process.

Perbedaan Leadership dan Management


4

Management

: suatu proses pencapaian tujuan organisasi melalui


usaha orang-orang lain.
Leadership
: kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain
atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik
perorangan maupun kelompok, dan kepemimpinan
tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau
tatakrama birokrasi.
Seorang leader (pemimpin) belum tentu seorang manajer, tetapi
seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang
leader.

KARAKTERISTIK PEMIMPIN
(Menurut Stogdill, 1948)
1.

Physical Characteristic (tinggi badan, berat badan, postur tubuh).

2.

Social Background (pendidikan, status sosial, mobilitas sosial).

3.

Intelligence (IQ, pengetahuan, kecakapan, kemampuan membuat


keputusan)

4.

Personality

(agresifitas,

memiliki

kepribadian

yang

dominan,

kreatifitas tinggi).
5.

Task Related Characteristic (kebutuhan aktualisasi diri, motivasi


kerja yang tinggi, berorientasi pada tugas, berpikir secara bisnis).

6.

Social Characteristic (kemampuan memanajemen, memiliki daya


tarik, kerja sama, popularitas).

Ada beberapa studi yang dilakukan dalam pendekatan perilaku


pemimpin, antara lain:

Studi Kepemimpinan Universitas IOWA


Oleh Ronald Lippitt dan Ralph K. White, yang berpendapat bahwa
ada 3 (tiga) gaya kepemimpinan yaitu:

Otoriter (authoritarian): yaitu kemampuan mempengaruhi


orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang
dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata. Memiliki ciriciri sebagai berikut:
5

a.

Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin.

b.

Keputusan dan kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan.

c.

Komunikasi

berlangsung

satu

arah

dari

pimpinan

ke

bawahan.
d.

Pengawasan terhadap bawahan dilakukan secara ketat.

e.

Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan.

f.

Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberi saran,


pertimbangan dan pendapat.

g.

Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif

h.

Lebih banyak kritik daripada pujian

i.

Pimpinan menuntut prestasi sempurna dan kesetiaan mutlak

j.

Kasar dalam bertindak dan kaku dalam bersikap

k.

Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh


pimpinan.

Demokratis (democratic): yaitu kemampuan mempengaruhi


orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang
dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.

Wewenang pemimpin tidak mutlak

b.

Keputusan

dan

kebijaksanaan

dibuat

bersama

antara

pimpinan dan bawahan.


c.

Komunikasi berlangsung timbal balik, baik antara pimpinan


ke bawahan maupun antara sesama bawahan.

d.

Pengawasan terhadap bawahan dilakukan secara wajar

e.

Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan.

f.

Banyak kesempatan bagi bawahan untuk memberi saran,


pertimbangan dan pendapat.

g.

Tugas-tugas

bawahan

diberikan

permintaan daripada instruktif.


h.

Pujian dan kritik seimbang

dengan

lebih

bersifat

i.

Pimpinan

mendorong

prestasi

sempurna

dalam

batas

kemampuan masing-masing.
j.

Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar

k.

Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan


bertindak dan terdapat suasana saling percaya.

l.

Tanggung jawab dipikul bersama antara pimpinan dan


bawahan

Kebebasan (laissez-faire): yaitu kemampuan mempengaruhi


orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang
dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a.

Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya ke bawahan

b.

Keputusan dan kebijakan lebih banyak dibuat oleh bawahan

c.

Pimpinan hanya berkomunikasi bila diperlukan oleh bawahan

d.

Hampir tidak ada pengawasan oleh pimpinan terhadap


bawahan

e.

Prakarsa selalu datang dari bawahan

f.

Hampir tidak ada pengarahan pemimpin terhadap bawahan

g.

Peranan

pemimpin

sangat

sedikit

terhadap

kegiatan

kelompok
h.

Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan


kelompok

i.

Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh seorang


perorang.

Studi Kepemimpinan OHIO

Struktur Tugas (initiating structure) mempunyai ciri-ciri:


a.

Mengutamakan tercapainya tujuan

b.

Mementingkan produksi yang tinggi

c.

Mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal yang


telah ditetapkan dan dengan prosedur kerja yang ketat.
7

d.

Lebih banyak melakukan pengarahan serta pengawasan


yang ketat

Perhatian (consideration) mempunyai ciri-ciri:


a.

Memperhatikan kebutuhan bawahan.

b.

Berusaha

menciptakan

suasana

saling

percaya

dan

menghargai
c.

Simpati terhadap perasaan bawahan dan memiliki sikap


bersahabat

d.

Menumbuhkan peran serta bawahan dalam pembuatan


keputusan.

Studi Kepemimpinan Michigan

Terpusat pada pekerjaan (the job centered) dengan ciri-ciri


yang sama dengan perilaku struktur tugas.

Terpusat pada pegawai (the employee centered) dengan

EMOTIVENESS

ciri-ciri yang sama dengan perilaku perhatian.

Thomas Crane, membagi tipe pemimpin

menjadi empat bagian,

sebagai berikut.

Collaborating
Kekuatan
Kelemahan
Kerjasama
Tidak mampu
menghadapi
kenyataan
Peka
Sering mengeluh
Fleksibel
Sangat
Sabar
emosional
Tidak bisa
berkata tidak

Creating
Kekuatan
Kelemahan
Bersemanga Tidak ada tindak
t
lanjut
Gampang marah
Kreatif
Kurang rinci
Spontanitas
Tidak terencana
dinamik

8
ASSERTIVENESS

Kekuatan
Sistematik
Obyektif
Teliti
Akurat

Clarifying
Kelemahan
Terikat pada
data
Tidak berani
ambil resiko
Membosankan
Ingin selalu
sempurna

Conducting
Kekuatan
Kelemahan
Kemandirian Otokrasi (keInisiatif
akuan)
Disiplin
Mudah
Pengorganis tersinggung
asi
Tidak sabar
Tidak mau
mendengar

ORGANISASI DAN ADMINISTRASI


PERTANDINGAN/PERLOMBAAN DALAM OLAHRAGA
Organisasi dan administrasi pertandingan dan perlombaan
merupakan penunjang bagi kegiatan guru untuk dapat merencanakan
dan menyelenggarakan pertandingan atau perlombaan di sekolah.
Secara

umum

sekelompok

organisasi

orang

yang

diartikan
bekerja

sebagai

sama

suatu

secara

usaha

harmonis

dari
untuk

mencapai suatu tujuan. Setiap orang melaksanakan tugas masingmasing, didasari oleh hak, kewajiban dan tunggung jawab dalam
mencapai tujuan tersebut.
Kegiatan olahraga memiliki tujuan yang bermacam-macam,
seperti meningkatkan kesehatan atau membina prestasi untuk meraih
suatu kejuaraan, rekreasi yang dapat menimbulkan kegembiraan.
Beberapa contoh kegiatan organisasi olahraga antara lain sebagai
berikut:
Organisasi Olahraga di Masyarakat.
Organisasi olahraga di masyarakat meliputi sekelompok orang dari
bermacam-macam

profesi

yang

ada

di

masyarakat,

untuk

membentuk organisasi cabang olahraga sesuai yang diminatinya.


Di masyarakat luas banyak dibentuk suatu organisasi cabang
olahraga yang bertujuan bermacam-macam.
9

Organisasi olahraga tersebut merupakan wadah bagi anggota


masyarakat yang berminat pada cabang olahraga tertentu. Di
samping itu kelompok orang yang berprofesi tertentu yang selalu
terlibat dengan kegiatan olahraga, membentuk suatu organisasi
fungsional. Kegiatan sejenis seperti cabang-cabang olahraga dan
badan fungsional mewadahi diri dalam organisasi seperti Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Organisasi olahraga tersebut terdiri dari :
Organisasi Olahraga yang Bersifat Tetap.
Organisasi olahraga yang didirikan dalam waktu cukup lama
(tidak

terbatas)

dikendalikan

oleh

suatu

ketentuan

yaitu

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dari organisasi


tersebut. AD/ART tersebut merupakan tempat berpijaknya
anggota pengurus atau anggota organisasi untuk melangkah
dan bertindak dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Organisasi induk cabang olahraga yang dibentuk oleh orang
yang menggemari dan berprestasi pada cabang olahraga
tersebut, masih ada

orang dengan profesi tertentu dan

memiliki kepentingan yang sama dan telah menjadi anggota


KONI adalah:
1. BAPOMI (mahasiswa)
2. BAPOPSI (pelajar)
3. SIWO

(wartawan)

4. BAPOR

(pegawai)

5. BPOC

(olahraga cacat)

6. PP KORI (Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga


Indonesia)
Cabang olahraga yang "berinduk" pada KONI umumnya bertujuan
guna meningkatkan prestasinya dengan demikian akan dapat
menjunjung tinggi nama dan martabat bangsa Indonesia dan
dapat mempererat persahabatan dengan bangsa-bangsa lainnya.
10

Berikut ini adalah nama organisasi induk cabang olahraga yang


ada di Indonesia diurutkan berdasarkan nama cabang olah raga
serta singkatan namanya yang diakui oleh Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) yaitu sebagai berikut :
No
.

Cabang
Olahraga
Aero Sport
Anggar
Atletik
Baseball/Softball
Berkuda
Berlayar
Biliar
Binaraga
Bola Basket
Bola Voli
Boling
Bulu Tangkis
Catur
Dayung
Drum Band
Golf
Gulat
Judo
Karate
Kartu
Kempo
Kesehatan
Olahraga

Nama Induk Organisasi


Federasi Aero Sport Indonesia
Ikatan
Anggar
Seluruh
Indonesia
Persatuan
Atletik
Seluruh
Indonesia
Perserikatan
Baseball
dan
Softballl
Amatir
Seluruh
Indonesia /
Persatuan Olahraga Berkuda
Seluruh Indonesia
Persatuan
Olahraga
Layar
Seluruh Indonesia
Persatuan
Olahraga
Biliar
Seluruh Indonesia
Persatuan Angkat Berat dan
Binaraga Seluruh Indonesia
Persatuan Bola Basket Seluruh
Indonesia
Persatuan Bola Voli Seluruh
Indonesia
Persatuan Boling Indonesia
Persatuan Bulutangkis Seluruh
Indonesia
Persatuan
Catur
Seluruh
Indonesia
Persatuan Olahraga Dayung
Seluruh Indonesia
Persatuan Drum Band Indonesia
Persatuan Golf Indonesia
Persatuan Gulat Amatir Seluruh
Indonesia
Persatuan
Judo
Seluruh
Indonesia
Federasi Olahraga Karate-do
Indonesia
Gabungan
Bridge
Seluruh
Indonesia
Persaudaraan Bela Diri Kempo
Indonesia
Kesehatan Olahraga Republik
Indonesia
11

Singkatan
FASI
Ikasi
PASI
Perbasasi
Pordasi
Porlasi
POBSI
PABBSI
Perbasi
PBVSI
PBI
PBSI
Percasi
PODSI
PDBI
PGI
PGSI
PJSI
Forki
Gabsi
Perkemi
KORI

No
.

Cabang
Olahraga
Liong
Barongsai

Nama Induk Organisasi

& Persatuan Liong & Barongsai PLBSI


Seluruh Indonesia

Menembak
Motor
Olahraga air
Olahraga Cacat
Olahraga
KORPRI
Olahraga
Mahasiswa
Olahraga Pelajar
Olahraga
Sepeda
Olahraga Wanita
Panahan
Panjat Tebing
Pencak Silat
Selam
Senam
Sepak Takraw
Sepakbola
Sepatu Roda
Ski Air
Sport Dance
Squash
Taekwondo
Tarung Derajat
Tenis
Tenis Meja
Tinju

Singkatan

Persatuan
Menembak
dan
Berburu Indonesia
Ikatan Motor Indonesia
Persatuan
Renang
Seluruh
Indonesia
Badan Pembina Olahraga Cacat
Badan Pembina Olahraga Korps
Pegawai Republik Indonesia
Badan
Pembina
Olahraga
Mahasiswa Indonesia
Badan
Pembina
Olahraga
Pelajar Seluruh Indonesia
Ikatan Sport Sepeda Indonesia

Perbakin

Persatuan
Wanita
Olahraga
Seluruh Indonesia
Persatuan Panahan Indonesia
Federasi
Panjat
Tebing
Indonesia
Ikatan Pencak Silat Indonesia
Persatuan
Olahraga
Selam
Seluruh Indonesia
Persatuan Senam Indonesia
Persatuan
Sepak
Takraw
Seluruh Indonesia
Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia
Persatuan
Olahraga
Sepatu
Roda Seluruh Indonesia
Persatuan
Ski
Air
Seluruh
Indonesia
Ikatan
Olahraga
Dansa
Indonesia
Persatuan Squash Indonesia
Taekwondo Indonesia
Keluarga
Olahraga
Tarung
Derajat
Persatuan
Tennis
Lapangan
Seluruh Indonesia
Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia
Persatuan
Tinju
Amatir
Indonesia

Perwosi

12

IMI
PRSI
BPOC
Bapor Korpri
Bapomi
Bapopsi
ISSI

Perpani
FPTI
IPSI
POSSI
Persani
PSTI
PSSI
Perserosi
PSASI
IODI
PSI
TI
Kodrat
Pelti
PTMSI
Pertina

No
.

Cabang
Olahraga
Wartawan
Olahraga
Wushu

Nama Induk Organisasi

Singkatan

Seksi
Wartawan
Olahraga Siwo PWI
Persatuan Wartawan Indonesia
Wushu Indonesia
WI

Organisasi Olahraga yang Bersifat Sementara.


Organisasi olahraga yang bersifat sementara adalah organisasi
cabang olahraga yang dibentuk dalam waktu tertentu sesuai
dengan tugas, fungsi dan tujuan yang harus dicapai.
Organisasi olahraga yang bersifat sementara merupakan sebuah
kepanitiaan yang dibentuk oleh organisasi olahraga yang bersifat
tetap, seperti:
Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON)
Panitia Penyelenggara Pekan Olahraga Pelajar Nasional (PP
POPNAS)
Kepanitiaan tersebut dibentuk berdasarkan suatu keputusan yang
dikeluarkan oleh KONI Pusat - organisasi induk cabang olahraga.
Perlu dipikirkan organisasi yang dapat digunakan dalam kegiatan
di sekolah panitia penyelenggara pertandingan dan perlombaan
untuk kelas atau antar sekolah.
Dari kegiatan organisasi yang bersifat sementara ini, seorang
pimpinan perlu memperhatikan fungsi administrasi seperti:
Perencanaan

(planning),

pengorganisasian

(organizing),

pengarahan (actuating), pengendalian (controlling).


Koordinasi merupakan kunci kelancaran jalannya organisasi dalam
mencapai tujuan.
Organisasi Olahraga di Sekolah.
Organisasi ini dibentuk guna menunjang proses pembinaan dan
pembibitan olahragawan yang potensial untuk olahraga prestasi,
siswa di sekolah dari SD hingga SMA. Karena kegiatan pendidikan
jasmani di sekolah sangat terbatas waktunya yaitu 2 jam pelajaran
perminggu,

maka

di

setiap

sekolah
13

perlu

diadakan

kegiatan

ekstrakurikuler. Untuk itu perlu dibentuk organisasi olahraga sesuai


dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut.
Organisasi olahraga di sekolah dapat berjalan dengan baik bila
didukung oleh Kepala Sekolah dan guru-guru di sekolah tersebut.
Jadi kegiatan itu sebenarnya bukan hanya menjadi beban dan
tanggung jawab guru penjas saja, meskipun guru penjas dapat
berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan organisasi olahraga di
sekolah.
Pembentukan organisasi olahraga di sekolah yang telah mendapat
restu dan dukungan dari kepala sekolah dan para gurunya, perlu
disusun

suatu

struktur

organisasi

dengan

personilnya

sesuai

kebutuhan minimal sebagai berikut:

Penasehat / Pembina : Kepala Sekolah


Ketua POMG/BP3
1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Bendahara
5. Anggota (seksi-seksi)
Selain mengorganisasikan para siswa yang akan bertanding, sekolah
tersebut

juga

melaksanakan

pelatihan

(ekstrakurikuler)

serta

penyelenggaraan pertandingan dan perlombaan antar kelas. Dari


hasil pertandingan dan perlombaan antar kelas tersebut timbulnya
bibit atau anak didik yang potensial di bidang olahraga.
Organisasi olahraga di sekolah tersebut melakukan pembinaan dan
penyaluran anak tersebut untuk meningkatkan prestasinya, bekerja
dengan induk cabang olahraga yang ada di daerahnya.
Depdiknas telah berusaha dalam pembinaan siswa untuk bidang
olahraga. Usaha yang telah dilaksanakan antara lain:
14

Pembentukan

perkumpulan

olahraga

di

sekolah

dengan

dukungan dana dari Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas,


meskipun sangat kurang tetapi hal ini merupakan dorongan
bagi guru penjas dalam membina siswa yang berprestasi.

Pengadaan SMP/SMA Negeri Ragunan Jakarta yang membina


para pelajar yang berbakat dengan diseleksi secara berjenjang
dari tingkat kecamatan sampai pada tingkat propinsi sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan, baik administratif
maupun fisik teknis dan prestasi dalam cabang olahraga
dengan dibantu oleh pengurus cabang olahraga yang terkait.

Pengadaan PPLP cabang olahraga (Pusat Pendidikan dan


Latihan Pelajar).

PPLP cabang olahraga yang diadakan di ibukota propinsi,


pembinaan para siswa yang diseleksi secara berjenjang dari
kecamatan sampai tingkat kabupaten. Tidak semua ibukota
propinsi

memiliki

PPLP

cabang

olahraga.

PPLP

ini

dikembangkan oleh Ditjen Olahraga Depdiknas untuk membina


prestasi olahraga pelajar.

PERBEDAAN PERTANDINGAN DAN PERLOMBAAN


Pengertian Pertandingan
Pertandingan adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
atau lebih untuk memperoleh suatu kemenangan. Orang terlibat dalam
pertandingan ini akan selalu berhadapan langsung maupun tidak
langsung pada saat melakukan pertandingan ini. Disamping itu dalam
melaksanakan pertandingan ini pemain dituntut untuk harus memiliki
keterampilan khusus dalam memanfaatkan peralatan yang digunakan.
Berhadapan langsung, yang berarti bahwa orang yang terlibat dalam
pertandingan ini tidak dibatasi oleh ruang geraknya. Artinya bahwa
seluruh arena yang telah ditentukan sebagai tempat pertandingan itu
boleh ditempati oleh siapa saja dari kedua regu yang saling berhadapan.
Contoh

pertandingannya

adalah:

(handball), Hockey, dll.


15

Sepakbola,

Bola

Tangan

Berhadapan tidak langsung, ini berarti bahwa setiap pemain yang


bertanding harus menempati tempat yang telah ditentukan dan
terdapat pembatas (net), sehingga pemain dari regu lawan tidak boleh
masuk ke daerah itu.
Contoh pertandingannya adalah: bolavoli, tenis, bulutangkis,
sepak takraw, tenis meja, dll.
Pengertian Perlombaan.
Adalah satu bentuk kegiatan dimana untuk menentukan pemenang
seseorang

dituntut

pelaksanaannya

untuk

tidak

lebih

saling

unggul

dari

lawannya,

berhadapan

akan

tetapi

dalam

cenderung

bergerak searah.
Masing-masing

peserta

berada

pada

posisinya

sendiri

(telah

ditentukan). Dalam perlombaan setiap atlet berlomba melawan "diri


sendiri" atau memperbaiki prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
Dalam perlombaan ini peserta untuk menjadi pemenang atau juara
harus melalui:
a. Jarak

dan

waktu

tercepat,

artinya

untuk

menjadi

pemenang

seseorang harus menempuh jarak yang telah ditentukan dengan


waktu sekecil mungkin, ini bisa dilihat pada nomor-nomor: lari, balap
motor atau mobil, renang, dll.
b. Jarak, tetapi tidak dibatasi waktu. Dalam perlombaan ini pemenang
atau juara ditentukan oleh jarak yang dibuat, makin jauh jarak yang
dibuat semakin besar peluang untuk menjadi pemenang, ini dapat
dilihat pada nomor-nomor: lompat jauh, lempar lembing, tolak
peluru, lempar cakram, dll.
c. Lomba untuk menunjukkan ketangkasan, keahlian; untuk menjadi
pemenang atau juara untuk lomba seperti ini biasanya ditentukan
oleh nilai, siapa yang memiliki nilai tertinggi dia yang berpeluang
menjadi juara, seperti dalam nomor loncat indah, senam, berkuda,
binaraga, dll.

16

d. Lomba untuk mengatasi beban tertentu; pemenang dari perlombaan


ini biasanya ditentukan oleh besarnya jumlah angkatan, seperti
angkat besi, angkat berat, dll.
Meskipun demikian catatan-catatan tersebut untuk cabang olahraga
tertentu dapat dikombinasikan antara catatan waktu dan nilai. Bagi
nomor-nomor cabang olahraga yang dipertandingkan ada nomor yang
dilaksanakan

dengan

penilaian

seperti

dalam

beladiri

(kata--

kembangan), Circle Game (sepaktakraw).

MANAJEMEN PERTANDINGAN
a. PENGERTIAN
Di Indonesia penggunaan istilah manajemen cukup beragam,
sebagai gambaran dicontohkan di Lembaga Administrasi Negara
(LAN) menyebutkan manajemen sebagai Kepemimpinan, di dunia
perguruan tinggi kadang diartikan kepengurusan atau ada juga yang
mengistilahkan

ini

sebagai

ketatalaksanaan

ada

juga

yang

mengartikan ini sebagai pengelolaan. Kalau kita membaca teori


Terry tentang Principle of management dan pendapat Sukamto maka
dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah: Suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dan
ditetapkan terlebih dahulu.
Dalam
manajemen,

pelaksanaannya
maka

kita

apabila

tidak

bisa

kita

berbicara

terpaku

pada

tentang
kegiatan

manajemen diperusahaan saja akan tetapi manajemen ini dapat


diterapkan di semua organisasi termasuk di organisasi olahraga.
b. FUNGSI MANAJEMEN.
Apabila kita berbicara tentang fungsi dari manajemen, maka
ada 4 prinsip yang harus diketahui yaitu:
1. Perencanaan
a.

Pengertian
17

Perencanaan (planning) adalah suatu aktifitas yang dilakukan


untuk mempersiapkan aktifitas yang dilaksanakan untuk waktu
yang

akan datang.

Ada

beberapa

hal

yang

perlu

kita

perhatikan dalam merencanakan sesuatu:

Menilai situasi dan kondisi yang terjadi dengan tepat

Memperhatikan keinginan-keinginan dari anggota maupun


masyarakat di sekitar yang akan dilibatkan dalam kegiatan
ini

Sasaran yang ingin dicapai

Belajar dari pengalaman yang pernah ada maupun hasil


penelitian yang pernah dilakukan

Sumberdaya yang dimiliki

b. Tujuan
Dalam merencanakan suatu progarn, maka tujuan ini harus
ditetapkan terlebih dahulu sebab tujuan ini yang digunakan
sebagai

tolok

ukur

berhasil

tidaknya

program

yang

dicanangkan.
c.

Fungsi
Fungsi perencanaan bagi suatu organisasi termasuk olahraga,
adalah sebagai acuan untuk menentukan apa dan bagaimana
yang seharusnya dilakukan.

d. Proses
Menentukan tujuan
Mengidentifikasi hambatan dan dukungan
Merencanakan tindakan yang dilakukan nantinya.
e.

Unsur-unsur yang mendukung


Manusianya
Material / peralatan yang dibutuhkan
Dana dan cara pelaksanaan

f.

Perencanaan berdasarkan kebutuhan (waktu)


Perencanaan jangka pendek
Perencanaan jangka menengah
18

Perencanaan jangka panjang


2. Pengorganisasian
Organisasi adalah kumpulan sekelompok orang yang bekerja
sama

untuk

mencapai

tujuan

yang

dicanangkan,

jadi

pengorganisasian di sini adalah bagaimana menggerakkan orang


yang terlibat dalam organisasi ini untuk mencapai tujuan yang
dicanangkan. Dari sini dapat diketahui bahwa organisasi ini dapat
terbentuk karena:
a.

Adanya sekelompok orang.

b.

Adanya

tempat

atau

wadah

tempat

mereka

berkumpul.
c.

Mereka mempunyai tujuan yang sama.

d.

Adanya pembagian tugas yang jelas dari masingmasing anggota dalam organisasi itu, antara lain:
Mengelompokkan anggota sesuai dengan kemampuan dan
keahlian yang mereka miliki
Menjabarkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
anggota
Menetapkan mekanisme yang dilakukan dalam menjalankan
tugas organisasi
Mengadakan pengawasan dan evaluasi terhadap pekerjaan
yang dilakukan.

Dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka diharapkan:


Masing-masing anggota organisasi mengetahui apa tugas dan
tanggung jawab yang harus dilakukan.
Mencegah terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab.
Antara

pimpinan dan yang dipimpin tahu apa yang harus

mereka lakukan.
3. Pengawasan.
Dengan melakukan pengawasan ini diharapkan masing-masing
anggota mengetahui:
19

Tugas dan tanggung jawab.

Mengetahui kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki


sehingga

mereka

dapat

mengkoreksi

pekerjaan

yang

dilakukan.

Menciptakan suasana kerja yang baik karena masing-masing


mengetahui apa yang harus mereka lakukan.

ORGANISASI PERTANDINGAN
A. Pengertian Organisasi.
Kegiatankegiatan keolahragaan
maupun

perlombaan

yang

yang

berupa

diselenggarakan

oleh

pertandingan
perkumpulan,

organisasi swasta, maupun instansi pemerintahan sering kita jumpai


dan ini semakin tumbuh subur ditengahtengah masyarakat kita,
kegiatan ini sering dilakukan dengan tujuan memperingati hari-hari
jadi (ulang tahun), atau kegiatan lain yang bersifat daerah, regional
sampai ke nasional yang sifatnya berjenjang. Bahkan akhir-akhir ini
pertandingan atau perlombaan olahraga ini sudah mulai mengarah
pada pencarian dukungan untuk jabatan tertentu dilingkungan
masyarakat kita.
Untuk

dapat

menyelenggarakan

suatu

pertandingan

atau

perlombaan olahraga sampai menentukan pemenang tidak semudah


yang dibayangkan, sebab pihak penyelenggara akan dihadapkan
pada permasalahan-permasalahan peralatan, sarana dan prasarana
yang mendukung kegiatan ini belum lagi menghadapi orang yang
terlibat dalam kegiatan itu, baik itu sebagai panitia penyelenggara,
pemain bahkan mungkin sampai pada penonton yang akan melihat
pertandingan atau perlombaan itu. Untuk itu agar semua komponen
yang terlibat ini dapat menunjang pelaksanaan kegiatan dibutuhkan
suatu pengelolaan yang baik, artinya apa yang akan dilakukan harus
benar-benar terencana, teratur dan terarah, karena untuk dapat
menggerakkan

suatu

organisasi

(kepanitiaan)

dalam

suatu

pertandingan dibutuhkan kerjasama yang baik antar sesama anggota

20

dalam organisasi atau kepanitiaan itu, hal ini mutlak harus dilakukan
karena:
1. Dalam melaksanakan suatu pertandingan atau perlombaan kita
akan melibatkan banyak orang, baik itu mereka yang terlibat
dalam kepanitiaan, pemain maupun penonton pertandingan itu.
2. Karena banyak yang dilibatkan, maka tentunya pembagian tugas
dan tanggung jawab dari masing-masing anggota harus tegas dan
jelas, sehingga masing-masing mengerti dan memahami apa yang
akan mereka lakukan
3. Setiap pertandingan mempunyai tujuan yang telah ditetapkan,
seperti menentukan juara, atau hanya sekedar menentukan regu
yang akan mewakili suatu daerah ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk mengetahui dengan jelas apa dan bagaimana sebenarnya
organisasi keolahragaan ini, di bawah ini akan dikutip pendapat dari
beberapa ahli tentang apa itu organisasi diantaranya:
1. J.Wayong

mengatakan

bahwa

organisasi

merupakan

suatu

penggabungan manusia (alat) yang disusun dalam hubungan


kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
2. Sondang P Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang melakukan
kerjasama secara formal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Soekarno K. mengemukakan bahwa organisasi itu sebenarnya
adalah suatu bentuk perserikatan (kerjasama) manusia untuk
mencapai tujuan.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi
merupakan suatu wadah dari sekolompok orang yang melakukan
kerjasama untuk mewujudkan tujuan yang telah mereka sepakati
bersama. Atau lebih dipertajam lagi bahwa organisasi sebagai tempat
terjadinya suatu proses kegiatan dapat diartikan:

21

1. Dalam suatu organisasi harus ada kerjasama yang resmi dan


mengikat dari semua komunitas atau komponen yang terlibat
didalamnya.
2. Dalam suatu organisasi harus nampak hirarki atau struktur
jabatan

yang

jelas,

dimana

masing-masing

individu

dalam

organisasi ini memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas.


3. Organisasi merupakan wadah atau tempat untuk mencapai
tujuan.
Memperhatikan uraian di atas, maka dalam suatu organisasi
apapun bentuk organisasi itu, maka unsur-unsur yang harus ada
didalamnya adalah:
1. Wadah atau bentuk perserikatan.
2. Orang

yang

terlibat

didalamnya,

termasuk

didalamnya

memperlihatkan dengan jelas siapa yang memimpin dan siapa


yang dipimpin.
3. Peraturan yang mengikat untuk mengatur tugas dan tanggung
jawab setiap anggota dalam organisasi itu.
4. Tujuan yang ingin dicapai.
B. Ciri Organisasi.
Suatu perserikatan, kegiatan atau bentuk kerjasama, baru
dapat dikatakan suatu organisasi apabila:
1. Struktur organisasi ini disusun sesuai dengan kebutuhan:
ini dimaksudkan untuk memudahkan komunikasi, koordinasi,
pengawasan dan pengendalian dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab setiap anggota dalam organisasi. Disamping itu
struktur organisasi yang baik adalah dapat memungkinkan
pekerjaan yang dilakukan dapat dipermudah dan dipercepat baik
penyelesaian maupun pengawasannya.
2. Mempunyai tujuan yang jelas: sasaran yang hendak dicapai
oleh suatu organisasi harus jelas, sehingga semua kinerja yang
dilakukan anggota organisasi akan mengarah pada pencapaian
22

tujuan. Dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai oleh suatu


organisasi, maka semua orang yang terlibat mengetahui apa dan
bagaimana yang harus dilakukan mereka untuk mencapai tujuan
yang telah dicanangkan (sesuai dengan kapasitas mereka dalam
organisasi).
3. Kesatuan arah: semua yang terlibat dalam suatu organisasi
harus memiliki satu kesatuan pandang, tindak dan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan.
4. Kesatuan perintah: dalam berorganisasi kesatuan perintah ini
penting, karena bagaimanapun juga perintah yang diterima
seseorang

akan

dikerjakan

dan

dipertanggungjawabkan

keberhasilannya.
5. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab: dalam batas
tertentu adalah hak setiap anggota organisasi untuk memerintah,
mengerjakan dan bahkan mungkin melarang anggota yang lain
untuk mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab seorang
anggota organisasi lebih menitikberatkan pada kewajiban yang
harus

dilakukan

berkaitan

dengan

tugas

yang

diberikan

kepadanya.
6. Pembagian tugas yang jelas: dalam suatu organisasi banyak
bagian didalamnya, agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam
melaksanakan tugas maka perlu adanya pembagian tugas yang
tegas

dan

jelas.

Pembagian

tugas

ini

hendaknya

ditulis

(dideskripsikan) sehingga setiap orang menerima tugas tahu


persis apa yang harus diperbuat.
7. Terdapatnya jaminan kerja: karena ini menyangkut wewenang
dan tanggung jawab seseorang dalam menjalankan tugas yang
diberikan, maka jaminan kerja ini harus jelas dan tegas agar
seseorang dapat dengan bebas mengerjakan tugas yang diberikan
tanpa intervensi dari fihak ketiga.
8. Kesesuaian imbalan atau penghargaan yang diberikan: baik
tidaknya atau sesuai tidaknya penghargaan yang diberikan
kepada seseorang akan sangat berpengaruh terhadap kinerja
23

orang

yang

bersangkutan.

Makin

baik

penghargaan

yang

diberikan pada seseorang makin besar motivasi orang itu dalam


menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
C. Bentuk Organisasi.
Ada beberapa bentuk organisasi dalam mengelola suatu
pertandingan atau perlombaan di bidang keolahragaan, dan pada
umumnya organisasi yang dibentuk ini sangat tergantung pada
kebutuhan, adapun bentukbentuk organisasi ini diantaranya:
2. Organisasi Lini, dalam organisasi seperti ini seorang pimpinan
organisasi merupakan penguasa tunggal, artinya bahwa semua
keputusan

yang

diambil,

kebijakan

yang

dikeluarkan

dan

tanggung jawab dipegang oleh pimpinan organisasi


3. Organisasi Staf, dalam menjalankan roda organisasi termasuk
tugas dan tanggung jawabnya, seorang pemimpin dibantu oleh
beberapa staf.
4. Organisasi Fungsional, pada bentuk organisasi seperti ini anggota
organisasi (bawahan) mendapatkan tugas dan perintah dari
beberapa pejabat yang masingmasing memiliki keahlian yang
berbeda,

tugas

dan

perintah

yang

diterima

anggota

dipertanggungjawabkan kepada tenaga ahli yang terkait.


5. Organisasi kepanitiaan, dalam organisasi kepanitiaan ini pimpinan
organisasi terdiri dari beberapa orang, sehingga dalam mengambil
keputusan harus selalu dimusyawarahkan, dan keputusan yang
ditetapkan merupakan tanggung jawab mereka bersama.
Melihat uraian di atas apabila kita tinjau dari pimpinan dan
cara

mengambil

keputusan,

maka

jika

ini

diterapkan

dalam

membentuk organisasi keolahragaan, maka sebenarnya organisasi


yang akan dibentuk itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Organisasi dalam bentuk tunggal: dimana segala sesuatu yang
menyangkut keorganisasian itu dipegang oleh seseorang yang
dalam hal ini adalah pimpinan organisasi.

24

2. Organisasi dalam bentuk komisi: organisasi ini dipimpin oleh


beberapa orang, dimana setiap keputusan yang akan dibuat
selalu dimusyawarahkan dan keputusan ini merupakan tanggung
jawab mereka bersama.
D. Organisasi Pertandingan Dan Perlombaan.
Seperti

telah

dikemukakan

di

atas,

bahwa

dalam

menyelenggarakan suatu pertandingan atau perlombaan di bidang


olahraga kita akan melibatkan orang banyak, sebagai suatu bentuk
kegiatan

yang

banyak

melibatkan

orang

lain,

maka

dalam

pelaksanaannya perlu dilakukan suatu pengorganisasian yang baik,


sehingga apa yang telah ditetapkan sebagai tujuan organisasi ini
dapat dicapai. Pengadministrasian atau manajerial yang baik akan
sangat berpengaruh terhadap jalannya organisasi dan kinerja dari
setiap anggota organisasi, atau dapat diartikan bahwa berhasil
tidaknya suatu pertandingan maupun perlombaan akan sangat
tergantung

pada

bagaimana

seseorang

mengorganisir

semua

komponen dan peralatan yang digunakan dalam pertandingan atau


perlombaan tersebut.
Melalui organisasi pertandingan ini juga akan ditetapkan
pedoman atau peraturan-peraturan pertandingan atau perlombaan
yang akan digunakan. Dalam dunia olahraga bentuk organisasi ini
akan sangat tergantung pada jenis dan jumlah cabang olahraga
yang akan dipertandingkan atau dilombakan, semakin sedikit
cabang olahraga yang dipertandingkan atau dilombakan atau
semakin sempit ruang lingkup kejuaraan atau perlombaan yang
dibuat, maka akan semakin sederhana bentuk dan cara kerja
organisasi itu.
Selalu diingatkan bahwa dalam mengorganisasikan suatu
pertandingan atau perlombaan kita harus selalu mengacu pada
tujuan yang telah ditetapkan, ini berarti bahwa bentuk maupun
tatacara

menjalankan

organisasi

itu

harus

mengarah

pada

pencapaian tujuan pertandingan atau perlombaan. Atas dasar


25

uraian di atas dan berdasarkan pada pengalaman olahraga yang


terjadi di lapangan, maka pertandingan dan perlombaan ini dapat
kita bagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Bentuk pertandingan atau perlombaan biasa.
Yang dimaksud dengan bentuk pertandingan biasa disini adalah
suatu pertandingan atau perlombaan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih, yang tujuannya tidak untuk menentukan siapa
yang menang atau siapa yang kalah, akan tetapi bentuk
pertandingan atau perlombaan yang diadakan ini lebih pada
rekreasi (fune), bagaimana seseorang atau kelompok itu mengisi
waktu luang mereka dengan melakukan aktifitas olahraga untuk
menghilangkan kejenuhan yang ditimbulkan karena rutinitas
pekerjaan yang dilakukan sehari-hari, atau dalam bentuk dan misi
yang

lain

seperti

pertandingan

persahabatan,

pertandingan

ujicoba dan sebagainya.


2. Bentuk pertandingan atau perlombaan kecabangan.
Yang dimaksud dengan bentuk pertandingan kecabangan ini
adalah

suatu

bentuk

pertandingan

atau

perlombaan

yang

dilakukan khusus pada cabang olahraga tertentu walaupun bentuk


dan sifat pertandingan atau perlombaan ini berjenjang dan
berkelanjutan.

Memperebutkan

atau

mendapatkan

juara

perorangan

maupun beregu atau perkumpulan,

Memperebutkan juara wilayah kalau itu pertandingan antar


wilayah,

Memperebutkan juara daerah kalau sifat pertandingan itu


untuk daerah, atau

Memperebutkan juara nasional, dll.

3. Bentuk pertandingan atau perlombaan yang melibatkan


cabang olahraga yang banyak.
26

Bentuk pertandingan atau perlombaan seperti ini biasanya


dilakukan dengan melibatkan beberapa cabang olahraga, dari
hasil pertandingan dan perlombaan ini di samping kita akan
mendapatkan juara dari masing-masing cabang maupun nomor
lomba, juga

akan ditentukan juara umum dari multi even

tersebut. Caranya bisa dengan memperhatikan jumlah perolehan


medali atau dengan sistem penilaian. Kegiatan keolahragaan
seperti ini yang sudah berjalan adalah:

Pekan Olahraga Pelajar Daerah / Nasional (POPDA / POPNAS)

Pekan Olahraga Mahasiawa Daerah / Nasional ( POMDA /


POMNAS)

Pekan Olahraga Daerah (PORDA)

Pekan Olahraga Nasional (PON)

SEA GAMES

ASIAN GAMES

OLYMPIC GAMES, dll.

SISTEM PERTANDINGAN
Sistem pertandingan adalah cara mengatur suatu kejuaraan
sampai menghasilkan juara-juara. Pada intinya ada 3 bentuk sistem
pertandingan, yaitu:
1. Sistem Tantangan
2. sistem Gugur
3. Sistem Kompetisi
Masing-masing sistem ini masih dibagi lagi menjadi beberapa
bentuk seperti:
I. Sistem Tantangan (challenge)
1. Sistem Tangga

= Ladder

2. Sistem Piramid

= Triangle

II. Sistem Gugur (Elimination)


27

1. Gugur tunggal

= Single Elimination

2. Gugur rangkap

= Consolation Tournament

3. Gugur berganda

= Double Elimination

III. Sistem Kompetisi (Round Robin)


1. Sistem setengah kompetisi

= Single Round Robin

2. Sistem kompetisi penuh

= Double Round Robin

I. SISTEM TANTANGAN (CHALLENGE)


Sistem challenge atau tantangan ini dilakukan dalam waktu yang
panjang dan terus berlangsung. Para pemain mempunyai prestasi
yang seimbang. Para pemain ditempatkan berdasarkan prestasinya
(diurut berdasarkan ranking) oleh panitia, atau panitia mengundi
seluruh pemain menurut urutan dari atas ke bawah.
Ada 2 macam sistem tantangan, yaitu:
2. SISTEM TANGGA = LADDER
1
2
3
4
5

A
B
C
D
E

Tangga = Ladder
Dalam sistem ini A adalah juaranya. A boleh ditantang oleh B
atau C. Jadi suatu regu boleh menantang 2 tingkat di atasnya.
Bila penantang menang maka ia naik ke tingkat yang ditantang
dan yang ditantang turun tingkatnya menempati urutan atau
tempat penantang. Bila penantang kalah tidak terjadi perubahan
urutan.
PROMOSI => adalah penantang naik tingkat karena menang
dalam pertandingan tantangan.

28

DEGRADASI => adalah regu yang kalah bertanding dengan


penantang dan diturunkan urutan atau rankingnya.
3. PIRAMID = TRIANGEL
Sistem piramid ini berbentuk seperti piramid atau segi tiga
dengan satu regu berada dipuncak sebagai juara.
Dalam sistem ini suatu regu hanya boleh menantang regu yang
berada satu tingkat di puncaknya, caranya adalah:
a. Setiap regu bertanding dengan semua regu yang berada di
tingkat

yang

sama,

kemudian

pemenang/juara

berhak

menantang atau masuk dalam kelompok regu yang berada satu


tingkat di atasnya.
b. Tiap regu dapat langsung menantang regu yang berada satu
tingkat di atasnya.

Piramid dengan satu regu juara di puncak

II. SISTEM GUGUR (ELIMINATION)


1. SISTEM GUGUR TUNGGAL = SINGLE ELIMINATION
Dalam sistem gugur tunggal berlaku ketentuan, bahwa regu
yang kalah langsung dinyatakan gugur, artinya sudah tidak dapat
lagi melanjutkan pertandingan, sehingga regu yang tidak pernah
kalah sampai akhir pertandingan adalah juaranya. Sedang regu

29

yang kalah pada akhir kejuaraan dinyatakan sebagai juara kedua


atau runner up.
Untuk memudahkan mengatur acara pertandingan haruslah
digambar dalam bentuk bagan sebagai berikut:
1

Gambar 1A

2
1
2
3

Gambar 1B

4
1
2
3
4

Gambar 1C

5
6
7
8

Gambar 1 (A,B, dan C)


Gambar bagan sistem gugur yang terbagi habis
Apabila kita melihat gambar 1 (A,B dan C) maka dapat
disimpulkan bahwa ternyata apabila jumlah regu itu 2, 4 dan 8
maka gambar bagan dapat terbagi habis. Demikian bila jumlah
regu itu 16, 32, 64, 128 dan seterusnya, bila angka terakhir itu
dikalikan 2, maka gambar bagan akan terbagi habis. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa: bagan akan dapat terbagi habis

30

apabila jumlah peserta merupakan kelipatan dari angka


dua yang berpangkat.
Bila

jumlah

regu

bukan

merupakan

angka

yang

berpangkat, gambar bagan tidak akan terbagi habis, misalnya


jumlah regu itu 3, 5, 6, 7, 9, 10 dan sebagainya.
SEBAGAI CONTOH => apabila jumlah regu hanya 3, 7 atau 10
maka akan nampak dalam bagan bahwa jumlah ini tidak dapat
terbagi habis.
Dengan jumlah 3 peserta.
1
2
3
Gambar 2 A
Dengan 6 peserta
1
2
3
Gambar 2 B

4
5
6

1
Bagan
dengan 10 peserta
2
3
4
Gambar 2 C

5
6
7
98
10

31

Gambar 2 (A, B dan C) menunjukkan bahwa bila jumlah regu


tidak merupakan angka 2n, maka bagan tidak terbagi habis.
Supaya gambar terbagi habis maka jumlah regu harus ditambah
hingga merupakan angka 2 n, misalnya gambar 2A harus dijadikan
4, gambar 2B dan 2C harus

dijadikan 8. Regu yang ditambahkan

itu merupakan regu bayangan, artinya regunya tidak ada tetapi di


dalam

bagan

seharusnya

gambarnya

melawan

ada,

regu

sehingga

bayangan

bagi

dengan

regu

yang

sendirinya

dinyatakan menang tanpa bertanding. Dalam sistem gugur regu


bayangan itu diistilahkan dengan BYE seperti terlihat pada
gambar di bawah ini
1
Bye
2
3
4

1
Bye
2
3
4
5
6
7
8

32

Gambar 3. Gambar bagan dengan Bye

PENEMPATAN BYE
Dengan adanya bye, maka sudah barang tentu suatu regu akan
mendapat keuntungan. Supaya suatu regu tidak mengalami untung
terus menerus, penempatan bye harus diatur seadil-adilnya. Pada
bagan terlihat adanya garis-garis yang bertemu secara simetris. Oleh
karena itu bye harus ditempatkan pada bagan yang belahan simetrisnya
saling berjauhan, misalnya kalau regunya 8 dan terdapat 2 bye, maka
bye harus ditempatkan pada salah satu nomor 1 sampai 4, sedang bye
yang lainnya pada salah satu nomor 5 sampai 8. Bye sebaiknya juga
ditempatkan pada babak I dan jangan sampai suatu regu melawan bye
pada babak akhir (final).

SEEDING TEAM
Seeding team adalah regu yang dianggap atau diduga kuat,
hingga penempatan seeding team diatur seadil-adilnya. Penempatan
seeding team sama dengan penempatan bye. Dasar menentukan
seeding team adalah :
1. Prestasi yang dicapai pada kejuaraan yang lalu.
2. Kesepakatan bersama antara pengikut kejuaraan pada saat
technical meeting.
JUMLAH PERTANDINGAN
Mengetahui jumlah pertandingan adalah sangat penting, karena
dengan mengetahui jumlah pertandingan kita dapat menentukan :
1. Jumlah hari yang diperlukan
33

2. Jumlah lapangan yang harus disediakan


3. Pembiayaan
4. Tenaga yang harus melaksanakan
5. Alat-alat yang dibutuhkan.
Jumlah pertandingan pada sistem gugur tunggal dapat ditulis
dengan rumus sebagai berikut :
JP = n - 1
Keterangan :
JP

= Jumlah pertandingan

= Jumlah regu

Bila peserta kejuaraan 8 regu, maka jumlah pertandingan n 1 atau 8


1 = 7 pertandingan. Bila pengikutnya 7 maka jumlah pertandingan ada
6, seperti pada gambar di bawah ini:

1
Bye
2
3
4
5
Gambar 4 (Jumlah regu 7, JP =

6)

7
8

JUARA
Juara dalam sistem gugur tunggal ini adalah juara I dan
juara II saja. Bila ingin mendapatkan juara III, maka dapat
34

ditambahkan satu pertandingan lagi, yaitu regu yang kalah pada


babak semifinal dipertandingkan. Regu yang menang dalam
pertandingan ini menjadi juara III dan yang kalah juara IV. Dengan
adanya juara III, maka sistem gugur tunggal ini sudah tidak murni
lagi, sebab sudah ada penambahan.
Dalam sistem gugur tunggal ini bila ada regu yang karena
sesuatu hal tidak dapat bertanding, maka lawannya mendapat WO
atau walk over atau jalan terus artinya dinyatakan menang dan
dapat melanjutkan pertandingan berikutnya.
2. CONSULATION TOURNAMENT
Sistem ini disebut juga sistem gugur rangkap, yaitu
bagannya akan bergerak ke kanan dan ke kiri. Ketentuan dalam
sistem gugur rangkap ini adalah:
a. Regu

yang

menang

dalam

babak

akan

melanjutkan

pertandingan ke arah kanan bagan, sedang yang kalah


melanjutkan ke arah kiri bagan.
b. Regu yang kalah setelah babak I dinyatakan gugur.
c. Regu yang tidak pernah kalah akan menjadi juara.
Ada 2 macam juara yaitu juara I dan II, yang sebenarnya. Juara I
dan II sebagai juara konsolidasi.
1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 5. Bagan Consolation Tournament

35

3. DOUBLE ELIMINATION
Sistem ini disebut juga double knock down atau bila
diistilahkan menjadi sistem gugur berganda dengan ketentuan:
a. Regu yang mengalami 2 kali kalah dinyatakan gugur.
b. Regu

yang

menang

pada

babak

akan

melanjutkan

pertandingan ke arah kanan bagan, sedang yang kalah ke arah


kiri bagan.
c. Setelah babak I:
1) Regu

yang

kalah

pada

bagan

sebelah

kanan

akan

melanjutkan pertandingan ke arah kiri bagan, demikian


seterusnya.
2) Regu yang kalah pada bagan sebelah kiri dinyatakan gugur.

36

Gambar 6. Bagan Sistem Gugur Ganda


Jumlah pertandingan
atau

2n-2
JP

2n-1

= 2n 2, jika pemenang dari bagan belahan sebelah kanan


menang melawan pemenang dari bagan sebelah kiri.

JP

= 2n 1, jika pemenang dari bagan belahan kiri menang


melawan pemenang dari bagan belahan kanan, sehingga
harus diadakan pertandingan sekali lagi.

Contoh :
Jumlah regu 8
JP = 2 x 8 2 = 14 pertandingan
2 x 8 1 = 15 pertandingan
Pada sistem gugur rangkap dan gugur berganda, maka jumlah
regu

harus

merupakan

angka

yang

berpangkat

supaya

bagannya dapat kelihatan baik.


III. SISTEM KOMPETISI
Sistem kompetisi ini disebut Round Robin. Disebut sistem
kompetisi karena setiap regu akan bertemu dengan semua regu
peserta kejuaraan. Dengan kata lain tidak ada istilah gugur. Sistem
ini dianggap sistem yang paling adil, dan hasilnya menunjukkan
kekuatan regu yang sebenarnya.
1. SISTEM SETENGAH KOMPETISI
Sistem

ini

disebut

juga

single

round

robin.

Ketentuan-

ketentuannya adalah:
a. Setiap regu akan bertemu 1 kali dengan semua regu peserta
kejuaraan.
b. Jumlah pertandingan =

n.( n 1)
2

37

MENYUSUN PERTANDINGAN
Untuk menyusun pertandingan, haruslah diusahakan supaya
semua regu dapat bertanding dengan kesempatan yang sama
artinya tidak ada regu yang terlewat, tidak ada yang bertanding
bersamaan waktu untuk suatu regu. Misalnya ada 6 regu yang
bertanding dengan setengah kompetisi.
A sebagai Poros

Dalam deretan regu di atas ini terlihat bahwa regu kita susun
ke bawah dan ke samping, regu yang berada di sudut kiri atas kita
diamkan, sedang regu yang berada di sudut kanan atas kita
gerakkan ke kiri dan ditempatkan di bawah regu yang ada di sudut
kiri atas, yang lainnya ikut bergerak menurut jalan putaran yang
berlawanan dengan arah putaran jarum jam sesuai dengan rumus,
jumlah pertandingan untuk 6 regu itu adalah
pertandingan

38

6(6 1)
2

= 15

F Mengembara
Cara ini berputar juga, tetapi perputarannya sesuai dengan
posisi dari regu peserta nomor F, karena peserta nomor F
tersebut selalu berpindah tempat (disebut mengembara) secara
menyilang dnn mendesak regu peserta yang posisinya diganti
oleh peserta nomor F. Selanjutnya peserta tersebut berputar
berlawanan arah jarum jam seperti pada contoh berikut ini
dengan 6 (enam) regu peserta.

Keterangan:
Pada ronde I, bagan dibuat dengan cara regu A ditulis di sebelah
kiri berurutan dari atas ke bawah mulai regu A, B dan C,
selanjutnya regu D ditulis di sebelah kanan berurutan dari atas ke
bawah mulai regu D, E dan F.
Pada ronde II, regu F bergerak secara diagonal mendesak regu C,
kemudian regu C bergerak mendesak regu D, dan regu D mendesak lagi
ke regu E, sehingga regu E menempati posisi regu F.

39

Pada ronde III regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu E ke
kiri, regu E mendesak regu A ke arah bawah, dan regu A mendesak regu
B ke bawah menempati posisi regu F.
Pada ronde IV regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu B ke
kanan, regu B mendesak regu C ke arah atas, dan regu C mendesak regu
D ke atas menempati posisi regu F.
Pada ronde V regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu D ke
kiri, regu D mendesak regu E ke arah bawah, dan regu E mendesak regu
A ke bawah menempati posisi regu F.

MENENTUKAN JUARA
Dengan adanya setiap regu bertanding saling bertemu dengan
regu yang lainnya, maka tidak mustahil akan terjadi persaingan yang
seru. Ada regu yang menang ada yang kalah, bahkan untuk
beberapa cabang olahraga ada yang terjadi seri. Oleh karena itu
perlu adanya pengaturan kejuaraan yang adil.
Contoh :
Suatu pertandingan sepakbola, pengaturan kejuaraannya adalah
sebagai berikut:
1.a. Regu yang menang diberi nilai 3
b. Regu yang seri diberi nilai 1
c. Regu yang kalah diberi nilai 0
2. Regu yang mengumpulkan nilai terbesar adalah juara
3. Bila ada nilai sama antara dua regu, maka dilihat hasil dari
pertandingan kedua regu tersebut, regu yang menang saat
bertemu akan ditetapkan sebagai juara.
4. Bila ada 3 regu atau lebih mempunyai nilai yang sama, maka regu
yang

mempunyai

rata-rata

terbesar

menjadi

juara.

Untuk

menghitung rata-rata menggunakan Goal different yaitu gol


memasukkan dikurangi gol kemasukan.
40

5. Bila terdapat rata-rata sama, maka regu yang memasukkan gol


terbanyak adalah juara.

SISTEM POOL
Bukan merupakan sistem yang sebenarnya, karena juaranya
masih belum ada dan juara pool harus diadu lagi. Sistem pool ini
merupakan sistem campuran. Sistem pool juga disebut Rayon, Wilayah,
Divisi, atau Kelas. Sistem pool untuk memperkecil jumlah pertandingan
keseluruhan. Sebagai contoh suatu pertandingan jumlah peserta ada 8
regu. Jika dilakukan dengan sistem kompetisi penuh maka jumlah
pertandingan

ada

56

pertandingan.

Untuk

memperkecil

jumah

pertandingan, maka dapat dilakukan dengan membagi 2 pool. Setiap


pool terdiri dari 4 regu. Selanjutnya urutan juara masing-masing pool
dapat dipertandingkan dengan menggunakan sistem gugur. Sehingga
jumlah

pertandingan

juara/ranking

hanya

seluruhnya
20

hingga

pertandingan.

memperoleh
Berikut

secara

urutan
rinci

penjelasannya.
Dibagi menjadi 2 pool dengan susunan sebagai berikut .
POOL A POOL B
1
1
2
2
3
3
4
4
Setelah dipertandingkan, diperoleh peringkat 1 sampai 4
masing-masing pool, maka pertandingan dilanjutkan dengan
silang dengan ketentuan sebagai berikut:
PERT.
1
2
3
4

JUARA
JUARA
JUARA
JUARA

REGU YANG BERTANDING


POOL A
X
RUNNER UP POOL B
POOL B
X
RUNNER UP POOL A
III POOL A
X
JUARA IV POOL B
IV POOL A
X
JUARA III POOL B

41

Setelah menyelesaikan pertandingan di atas, selanjutnya


pemenang akan bertanding untuk memperebutkan peringkat
dengan ketentuan sebagai berikut :
REGU YANG
MENANG PERT.1 X
KALAH PERT 1
X
MENANG PERT.3 X
KALAH PERT 3

BERTANDING
MENANG PERT 2
KALAH PERT 2
MENANG PERT 4
KALAH PERT 4

KETERANGAN
JUARA I DAN 2
JUARA 3 DAN 4
PERINGKAT 5 DAN 6
PERINGKAT 7 DAN 8

DAFTAR PUSTAKA
Bucher, C.A. and Krotee, M.L. 1997. Management of Physical
Education and Sport. McGraw-Hill Companies.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Ed. Kedua. Yogyakarta: BPFE
Hasibuan, Malayu S.P. 2004. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan
Masalah. Ed. Revisi, Cet.3. Jakarta: Bumi Aksara.
Masirat S. 1980. Sistem Pertandingan. Surabaya: Pengda Perbasi
Jawa Timur.
Noegroho H, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Olahraga. Surabaya:
FPOK IKIP Surabaya.
Rokosz.F., 1981. Procedures for Structuring and Scheduling Sport
Tournaments. Wichita Kansas.
Sujudi I. 1986. Permainan dan Organisasi Pertandingan. Jakarta:
Karunia Jakarta Universitas Terbuka.
Sobari N., 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta, Erlangga
Tillmen K.G., The Administration Of Physical Education, Sport, and
Liesure Programs, A Simon & Schuter Company Needham
Height Massachusetts.
Wasana J. 1990. Mahir dalam Manajemen. Jakarta: Bina Rupa
Angkasa

42

Anda mungkin juga menyukai