DEFINISI MANAJEMEN
1. Manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
sebagai
yang
pengertian
ilmu
(science)
disistematisasi,
adalah
suatu
dikumpulkan,
kebenaran-kebenaran
dan
universal
kumpulan
diterima
mengenai
dari
bagian-bagian
yang
terpisah
dan
berbeda-beda,
mengajarkan
kepada
orang
tentang
sesuatu/suatu
JOHN F.MEE
Planning
LOUIS A. ALLEN
Leading
MC NAMARA
Planning
2. Organizing
Organizing
Planning
Programming
3. Actuating
Motivating
Organizing
Budgeting
4. Controlling
HENRY FAYOL
1. Planning
Controlling
HAROLD KOONTZ
CYRIL ODONNEL
Planning
2. Organizing
Controlling
&S.P. SIAGIAN
System
OEY LIANG LEE
Planning
Perencanaan
Organizing
Organizing
Pengorganisasian
3. Commanding
Staffing
Motivating
Pengarahan
4. Coordinating
Directing
Controlling
Pengkoordinasian
Controlling
LUTHER GULLICK
Evaluating
Pengontrolan
LYNDALL F. URWICK JOHN D. MILLET
1. Planning
Planning
Forecasting
2. Organizing
Organizing
Planning
3. Assembling
Staffing
Organizing
4. Directing
Directing
Commanding
5. Controlling
Coordinating
Coordinating
6.
--------
Reporting
Controlling
7.
--------
Budgeting
--------
5. Controling
W.H. NEWMAN
Resources
Directing
Facilitating
TINGKATAN MANAJER
1. Manajer lini pertama. Tingkatan paling rendah, memim-pin dan
mengawasi
tenaga
operasional
(kepala/pimpinan,
mandor,
penyelia,dll).
2. Manajer menengah. Membawahi dan mengarahkan kegiatankegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan
operasional (manajer departemen, kepala pengawas,dll).
3. Manajer puncak. Sekelompok kecil eksekutif, bertang-gung jawab
atas
keseluruhan
manajemen
organisasi (direktur,
presiden,
kepala divisi,dll)
operasional.
Diutamakan
kemampuan
teknis
KEPEMIMPINAN
Definisi Kepemimpinan
1.
2.
3.
Kepemimpinan
adalah
proses
mempengaruhi
aktifitas-aktifitas
5.
mana
anggota
dari
suatu
kelompok
atau
organisasi
eksternal,
pilihan
dari
sasaran-sasaran
atau
hasil
yang
sehingga
mengira
kepemimpinan
tidak
perlu
dipelajari.
Kepemimpinan
itu
dilahirkan,
tidak
dapat
dibuat.
Pengalamanlah
yang
membentuk
pemimpin.
Pengalaman
adalah orang yang mengalami sesuatu. Tapi belum tentu orang yang
mengalami sesuatu adalah orang yang berpengalaman. Agar
berpengalaman maka harus ada action, observation and reflektion,
sehingga baru terjadi learning process.
Management
KARAKTERISTIK PEMIMPIN
(Menurut Stogdill, 1948)
1.
2.
3.
4.
Personality
(agresifitas,
memiliki
kepribadian
yang
dominan,
kreatifitas tinggi).
5.
6.
a.
b.
c.
Komunikasi
berlangsung
satu
arah
dari
pimpinan
ke
bawahan.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
b.
Keputusan
dan
kebijaksanaan
dibuat
bersama
antara
d.
e.
f.
g.
Tugas-tugas
bawahan
diberikan
dengan
lebih
bersifat
i.
Pimpinan
mendorong
prestasi
sempurna
dalam
batas
kemampuan masing-masing.
j.
k.
l.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Peranan
pemimpin
sangat
sedikit
terhadap
kegiatan
kelompok
h.
i.
b.
c.
d.
b.
Berusaha
menciptakan
suasana
saling
percaya
dan
menghargai
c.
d.
EMOTIVENESS
sebagai berikut.
Collaborating
Kekuatan
Kelemahan
Kerjasama
Tidak mampu
menghadapi
kenyataan
Peka
Sering mengeluh
Fleksibel
Sangat
Sabar
emosional
Tidak bisa
berkata tidak
Creating
Kekuatan
Kelemahan
Bersemanga Tidak ada tindak
t
lanjut
Gampang marah
Kreatif
Kurang rinci
Spontanitas
Tidak terencana
dinamik
8
ASSERTIVENESS
Kekuatan
Sistematik
Obyektif
Teliti
Akurat
Clarifying
Kelemahan
Terikat pada
data
Tidak berani
ambil resiko
Membosankan
Ingin selalu
sempurna
Conducting
Kekuatan
Kelemahan
Kemandirian Otokrasi (keInisiatif
akuan)
Disiplin
Mudah
Pengorganis tersinggung
asi
Tidak sabar
Tidak mau
mendengar
umum
sekelompok
organisasi
orang
yang
diartikan
bekerja
sebagai
sama
suatu
secara
usaha
harmonis
dari
untuk
mencapai suatu tujuan. Setiap orang melaksanakan tugas masingmasing, didasari oleh hak, kewajiban dan tunggung jawab dalam
mencapai tujuan tersebut.
Kegiatan olahraga memiliki tujuan yang bermacam-macam,
seperti meningkatkan kesehatan atau membina prestasi untuk meraih
suatu kejuaraan, rekreasi yang dapat menimbulkan kegembiraan.
Beberapa contoh kegiatan organisasi olahraga antara lain sebagai
berikut:
Organisasi Olahraga di Masyarakat.
Organisasi olahraga di masyarakat meliputi sekelompok orang dari
bermacam-macam
profesi
yang
ada
di
masyarakat,
untuk
terbatas)
dikendalikan
oleh
suatu
ketentuan
yaitu
(wartawan)
4. BAPOR
(pegawai)
5. BPOC
(olahraga cacat)
Cabang
Olahraga
Aero Sport
Anggar
Atletik
Baseball/Softball
Berkuda
Berlayar
Biliar
Binaraga
Bola Basket
Bola Voli
Boling
Bulu Tangkis
Catur
Dayung
Drum Band
Golf
Gulat
Judo
Karate
Kartu
Kempo
Kesehatan
Olahraga
Singkatan
FASI
Ikasi
PASI
Perbasasi
Pordasi
Porlasi
POBSI
PABBSI
Perbasi
PBVSI
PBI
PBSI
Percasi
PODSI
PDBI
PGI
PGSI
PJSI
Forki
Gabsi
Perkemi
KORI
No
.
Cabang
Olahraga
Liong
Barongsai
Menembak
Motor
Olahraga air
Olahraga Cacat
Olahraga
KORPRI
Olahraga
Mahasiswa
Olahraga Pelajar
Olahraga
Sepeda
Olahraga Wanita
Panahan
Panjat Tebing
Pencak Silat
Selam
Senam
Sepak Takraw
Sepakbola
Sepatu Roda
Ski Air
Sport Dance
Squash
Taekwondo
Tarung Derajat
Tenis
Tenis Meja
Tinju
Singkatan
Persatuan
Menembak
dan
Berburu Indonesia
Ikatan Motor Indonesia
Persatuan
Renang
Seluruh
Indonesia
Badan Pembina Olahraga Cacat
Badan Pembina Olahraga Korps
Pegawai Republik Indonesia
Badan
Pembina
Olahraga
Mahasiswa Indonesia
Badan
Pembina
Olahraga
Pelajar Seluruh Indonesia
Ikatan Sport Sepeda Indonesia
Perbakin
Persatuan
Wanita
Olahraga
Seluruh Indonesia
Persatuan Panahan Indonesia
Federasi
Panjat
Tebing
Indonesia
Ikatan Pencak Silat Indonesia
Persatuan
Olahraga
Selam
Seluruh Indonesia
Persatuan Senam Indonesia
Persatuan
Sepak
Takraw
Seluruh Indonesia
Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia
Persatuan
Olahraga
Sepatu
Roda Seluruh Indonesia
Persatuan
Ski
Air
Seluruh
Indonesia
Ikatan
Olahraga
Dansa
Indonesia
Persatuan Squash Indonesia
Taekwondo Indonesia
Keluarga
Olahraga
Tarung
Derajat
Persatuan
Tennis
Lapangan
Seluruh Indonesia
Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia
Persatuan
Tinju
Amatir
Indonesia
Perwosi
12
IMI
PRSI
BPOC
Bapor Korpri
Bapomi
Bapopsi
ISSI
Perpani
FPTI
IPSI
POSSI
Persani
PSTI
PSSI
Perserosi
PSASI
IODI
PSI
TI
Kodrat
Pelti
PTMSI
Pertina
No
.
Cabang
Olahraga
Wartawan
Olahraga
Wushu
Singkatan
Seksi
Wartawan
Olahraga Siwo PWI
Persatuan Wartawan Indonesia
Wushu Indonesia
WI
(planning),
pengorganisasian
(organizing),
maka
di
setiap
sekolah
13
perlu
diadakan
kegiatan
suatu
struktur
organisasi
dengan
personilnya
sesuai
juga
melaksanakan
pelatihan
(ekstrakurikuler)
serta
Pembentukan
perkumpulan
olahraga
di
sekolah
dengan
memiliki
PPLP
cabang
olahraga.
PPLP
ini
pertandingannya
adalah:
Sepakbola,
Bola
Tangan
dituntut
pelaksanaannya
untuk
tidak
lebih
saling
unggul
dari
lawannya,
berhadapan
akan
tetapi
dalam
cenderung
bergerak searah.
Masing-masing
peserta
berada
pada
posisinya
sendiri
(telah
dan
waktu
tercepat,
artinya
untuk
menjadi
pemenang
16
dengan
penilaian
seperti
dalam
beladiri
(kata--
MANAJEMEN PERTANDINGAN
a. PENGERTIAN
Di Indonesia penggunaan istilah manajemen cukup beragam,
sebagai gambaran dicontohkan di Lembaga Administrasi Negara
(LAN) menyebutkan manajemen sebagai Kepemimpinan, di dunia
perguruan tinggi kadang diartikan kepengurusan atau ada juga yang
mengistilahkan
ini
sebagai
ketatalaksanaan
ada
juga
yang
pelaksanaannya
maka
kita
apabila
tidak
bisa
kita
berbicara
terpaku
pada
tentang
kegiatan
Pengertian
17
akan datang.
Ada
beberapa
hal
yang
perlu
kita
b. Tujuan
Dalam merencanakan suatu progarn, maka tujuan ini harus
ditetapkan terlebih dahulu sebab tujuan ini yang digunakan
sebagai
tolok
ukur
berhasil
tidaknya
program
yang
dicanangkan.
c.
Fungsi
Fungsi perencanaan bagi suatu organisasi termasuk olahraga,
adalah sebagai acuan untuk menentukan apa dan bagaimana
yang seharusnya dilakukan.
d. Proses
Menentukan tujuan
Mengidentifikasi hambatan dan dukungan
Merencanakan tindakan yang dilakukan nantinya.
e.
f.
untuk
mencapai
tujuan
yang
dicanangkan,
jadi
b.
Adanya
tempat
atau
wadah
tempat
mereka
berkumpul.
c.
d.
Adanya pembagian tugas yang jelas dari masingmasing anggota dalam organisasi itu, antara lain:
Mengelompokkan anggota sesuai dengan kemampuan dan
keahlian yang mereka miliki
Menjabarkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
anggota
Menetapkan mekanisme yang dilakukan dalam menjalankan
tugas organisasi
Mengadakan pengawasan dan evaluasi terhadap pekerjaan
yang dilakukan.
mereka lakukan.
3. Pengawasan.
Dengan melakukan pengawasan ini diharapkan masing-masing
anggota mengetahui:
19
mereka
dapat
mengkoreksi
pekerjaan
yang
dilakukan.
ORGANISASI PERTANDINGAN
A. Pengertian Organisasi.
Kegiatankegiatan keolahragaan
maupun
perlombaan
yang
yang
berupa
diselenggarakan
oleh
pertandingan
perkumpulan,
dapat
menyelenggarakan
suatu
pertandingan
atau
suatu
organisasi
(kepanitiaan)
dalam
suatu
20
dalam organisasi atau kepanitiaan itu, hal ini mutlak harus dilakukan
karena:
1. Dalam melaksanakan suatu pertandingan atau perlombaan kita
akan melibatkan banyak orang, baik itu mereka yang terlibat
dalam kepanitiaan, pemain maupun penonton pertandingan itu.
2. Karena banyak yang dilibatkan, maka tentunya pembagian tugas
dan tanggung jawab dari masing-masing anggota harus tegas dan
jelas, sehingga masing-masing mengerti dan memahami apa yang
akan mereka lakukan
3. Setiap pertandingan mempunyai tujuan yang telah ditetapkan,
seperti menentukan juara, atau hanya sekedar menentukan regu
yang akan mewakili suatu daerah ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk mengetahui dengan jelas apa dan bagaimana sebenarnya
organisasi keolahragaan ini, di bawah ini akan dikutip pendapat dari
beberapa ahli tentang apa itu organisasi diantaranya:
1. J.Wayong
mengatakan
bahwa
organisasi
merupakan
suatu
21
yang
jelas,
dimana
masing-masing
individu
dalam
yang
terlibat
didalamnya,
termasuk
didalamnya
akan
dikerjakan
dan
dipertanggungjawabkan
keberhasilannya.
5. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab: dalam batas
tertentu adalah hak setiap anggota organisasi untuk memerintah,
mengerjakan dan bahkan mungkin melarang anggota yang lain
untuk mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab seorang
anggota organisasi lebih menitikberatkan pada kewajiban yang
harus
dilakukan
berkaitan
dengan
tugas
yang
diberikan
kepadanya.
6. Pembagian tugas yang jelas: dalam suatu organisasi banyak
bagian didalamnya, agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam
melaksanakan tugas maka perlu adanya pembagian tugas yang
tegas
dan
jelas.
Pembagian
tugas
ini
hendaknya
ditulis
orang
yang
bersangkutan.
Makin
baik
penghargaan
yang
yang
diambil,
kebijakan
yang
dikeluarkan
dan
tugas
dan
perintah
yang
diterima
anggota
mengambil
keputusan,
maka
jika
ini
diterapkan
dalam
24
telah
dikemukakan
di
atas,
bahwa
dalam
yang
banyak
melibatkan
orang
lain,
maka
dalam
pada
bagaimana
seseorang
mengorganisir
semua
menjalankan
organisasi
itu
harus
mengarah
pada
lain
seperti
pertandingan
persahabatan,
pertandingan
suatu
bentuk
pertandingan
atau
perlombaan
yang
Memperebutkan
atau
mendapatkan
juara
perorangan
SEA GAMES
ASIAN GAMES
SISTEM PERTANDINGAN
Sistem pertandingan adalah cara mengatur suatu kejuaraan
sampai menghasilkan juara-juara. Pada intinya ada 3 bentuk sistem
pertandingan, yaitu:
1. Sistem Tantangan
2. sistem Gugur
3. Sistem Kompetisi
Masing-masing sistem ini masih dibagi lagi menjadi beberapa
bentuk seperti:
I. Sistem Tantangan (challenge)
1. Sistem Tangga
= Ladder
2. Sistem Piramid
= Triangle
1. Gugur tunggal
= Single Elimination
2. Gugur rangkap
= Consolation Tournament
3. Gugur berganda
= Double Elimination
A
B
C
D
E
Tangga = Ladder
Dalam sistem ini A adalah juaranya. A boleh ditantang oleh B
atau C. Jadi suatu regu boleh menantang 2 tingkat di atasnya.
Bila penantang menang maka ia naik ke tingkat yang ditantang
dan yang ditantang turun tingkatnya menempati urutan atau
tempat penantang. Bila penantang kalah tidak terjadi perubahan
urutan.
PROMOSI => adalah penantang naik tingkat karena menang
dalam pertandingan tantangan.
28
yang
sama,
kemudian
pemenang/juara
berhak
29
Gambar 1A
2
1
2
3
Gambar 1B
4
1
2
3
4
Gambar 1C
5
6
7
8
30
jumlah
regu
bukan
merupakan
angka
yang
4
5
6
1
Bagan
dengan 10 peserta
2
3
4
Gambar 2 C
5
6
7
98
10
31
bagan
seharusnya
gambarnya
melawan
ada,
regu
sehingga
bayangan
bagi
dengan
regu
yang
sendirinya
1
Bye
2
3
4
5
6
7
8
32
PENEMPATAN BYE
Dengan adanya bye, maka sudah barang tentu suatu regu akan
mendapat keuntungan. Supaya suatu regu tidak mengalami untung
terus menerus, penempatan bye harus diatur seadil-adilnya. Pada
bagan terlihat adanya garis-garis yang bertemu secara simetris. Oleh
karena itu bye harus ditempatkan pada bagan yang belahan simetrisnya
saling berjauhan, misalnya kalau regunya 8 dan terdapat 2 bye, maka
bye harus ditempatkan pada salah satu nomor 1 sampai 4, sedang bye
yang lainnya pada salah satu nomor 5 sampai 8. Bye sebaiknya juga
ditempatkan pada babak I dan jangan sampai suatu regu melawan bye
pada babak akhir (final).
SEEDING TEAM
Seeding team adalah regu yang dianggap atau diduga kuat,
hingga penempatan seeding team diatur seadil-adilnya. Penempatan
seeding team sama dengan penempatan bye. Dasar menentukan
seeding team adalah :
1. Prestasi yang dicapai pada kejuaraan yang lalu.
2. Kesepakatan bersama antara pengikut kejuaraan pada saat
technical meeting.
JUMLAH PERTANDINGAN
Mengetahui jumlah pertandingan adalah sangat penting, karena
dengan mengetahui jumlah pertandingan kita dapat menentukan :
1. Jumlah hari yang diperlukan
33
= Jumlah pertandingan
= Jumlah regu
1
Bye
2
3
4
5
Gambar 4 (Jumlah regu 7, JP =
6)
7
8
JUARA
Juara dalam sistem gugur tunggal ini adalah juara I dan
juara II saja. Bila ingin mendapatkan juara III, maka dapat
34
yang
menang
dalam
babak
akan
melanjutkan
35
3. DOUBLE ELIMINATION
Sistem ini disebut juga double knock down atau bila
diistilahkan menjadi sistem gugur berganda dengan ketentuan:
a. Regu yang mengalami 2 kali kalah dinyatakan gugur.
b. Regu
yang
menang
pada
babak
akan
melanjutkan
yang
kalah
pada
bagan
sebelah
kanan
akan
36
2n-2
JP
2n-1
JP
Contoh :
Jumlah regu 8
JP = 2 x 8 2 = 14 pertandingan
2 x 8 1 = 15 pertandingan
Pada sistem gugur rangkap dan gugur berganda, maka jumlah
regu
harus
merupakan
angka
yang
berpangkat
supaya
ini
disebut
juga
single
round
robin.
Ketentuan-
ketentuannya adalah:
a. Setiap regu akan bertemu 1 kali dengan semua regu peserta
kejuaraan.
b. Jumlah pertandingan =
n.( n 1)
2
37
MENYUSUN PERTANDINGAN
Untuk menyusun pertandingan, haruslah diusahakan supaya
semua regu dapat bertanding dengan kesempatan yang sama
artinya tidak ada regu yang terlewat, tidak ada yang bertanding
bersamaan waktu untuk suatu regu. Misalnya ada 6 regu yang
bertanding dengan setengah kompetisi.
A sebagai Poros
Dalam deretan regu di atas ini terlihat bahwa regu kita susun
ke bawah dan ke samping, regu yang berada di sudut kiri atas kita
diamkan, sedang regu yang berada di sudut kanan atas kita
gerakkan ke kiri dan ditempatkan di bawah regu yang ada di sudut
kiri atas, yang lainnya ikut bergerak menurut jalan putaran yang
berlawanan dengan arah putaran jarum jam sesuai dengan rumus,
jumlah pertandingan untuk 6 regu itu adalah
pertandingan
38
6(6 1)
2
= 15
F Mengembara
Cara ini berputar juga, tetapi perputarannya sesuai dengan
posisi dari regu peserta nomor F, karena peserta nomor F
tersebut selalu berpindah tempat (disebut mengembara) secara
menyilang dnn mendesak regu peserta yang posisinya diganti
oleh peserta nomor F. Selanjutnya peserta tersebut berputar
berlawanan arah jarum jam seperti pada contoh berikut ini
dengan 6 (enam) regu peserta.
Keterangan:
Pada ronde I, bagan dibuat dengan cara regu A ditulis di sebelah
kiri berurutan dari atas ke bawah mulai regu A, B dan C,
selanjutnya regu D ditulis di sebelah kanan berurutan dari atas ke
bawah mulai regu D, E dan F.
Pada ronde II, regu F bergerak secara diagonal mendesak regu C,
kemudian regu C bergerak mendesak regu D, dan regu D mendesak lagi
ke regu E, sehingga regu E menempati posisi regu F.
39
Pada ronde III regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu E ke
kiri, regu E mendesak regu A ke arah bawah, dan regu A mendesak regu
B ke bawah menempati posisi regu F.
Pada ronde IV regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu B ke
kanan, regu B mendesak regu C ke arah atas, dan regu C mendesak regu
D ke atas menempati posisi regu F.
Pada ronde V regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu D ke
kiri, regu D mendesak regu E ke arah bawah, dan regu E mendesak regu
A ke bawah menempati posisi regu F.
MENENTUKAN JUARA
Dengan adanya setiap regu bertanding saling bertemu dengan
regu yang lainnya, maka tidak mustahil akan terjadi persaingan yang
seru. Ada regu yang menang ada yang kalah, bahkan untuk
beberapa cabang olahraga ada yang terjadi seri. Oleh karena itu
perlu adanya pengaturan kejuaraan yang adil.
Contoh :
Suatu pertandingan sepakbola, pengaturan kejuaraannya adalah
sebagai berikut:
1.a. Regu yang menang diberi nilai 3
b. Regu yang seri diberi nilai 1
c. Regu yang kalah diberi nilai 0
2. Regu yang mengumpulkan nilai terbesar adalah juara
3. Bila ada nilai sama antara dua regu, maka dilihat hasil dari
pertandingan kedua regu tersebut, regu yang menang saat
bertemu akan ditetapkan sebagai juara.
4. Bila ada 3 regu atau lebih mempunyai nilai yang sama, maka regu
yang
mempunyai
rata-rata
terbesar
menjadi
juara.
Untuk
SISTEM POOL
Bukan merupakan sistem yang sebenarnya, karena juaranya
masih belum ada dan juara pool harus diadu lagi. Sistem pool ini
merupakan sistem campuran. Sistem pool juga disebut Rayon, Wilayah,
Divisi, atau Kelas. Sistem pool untuk memperkecil jumlah pertandingan
keseluruhan. Sebagai contoh suatu pertandingan jumlah peserta ada 8
regu. Jika dilakukan dengan sistem kompetisi penuh maka jumlah
pertandingan
ada
56
pertandingan.
Untuk
memperkecil
jumah
pertandingan
juara/ranking
hanya
seluruhnya
20
hingga
pertandingan.
memperoleh
Berikut
secara
urutan
rinci
penjelasannya.
Dibagi menjadi 2 pool dengan susunan sebagai berikut .
POOL A POOL B
1
1
2
2
3
3
4
4
Setelah dipertandingkan, diperoleh peringkat 1 sampai 4
masing-masing pool, maka pertandingan dilanjutkan dengan
silang dengan ketentuan sebagai berikut:
PERT.
1
2
3
4
JUARA
JUARA
JUARA
JUARA
41
BERTANDING
MENANG PERT 2
KALAH PERT 2
MENANG PERT 4
KALAH PERT 4
KETERANGAN
JUARA I DAN 2
JUARA 3 DAN 4
PERINGKAT 5 DAN 6
PERINGKAT 7 DAN 8
DAFTAR PUSTAKA
Bucher, C.A. and Krotee, M.L. 1997. Management of Physical
Education and Sport. McGraw-Hill Companies.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Ed. Kedua. Yogyakarta: BPFE
Hasibuan, Malayu S.P. 2004. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan
Masalah. Ed. Revisi, Cet.3. Jakarta: Bumi Aksara.
Masirat S. 1980. Sistem Pertandingan. Surabaya: Pengda Perbasi
Jawa Timur.
Noegroho H, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Olahraga. Surabaya:
FPOK IKIP Surabaya.
Rokosz.F., 1981. Procedures for Structuring and Scheduling Sport
Tournaments. Wichita Kansas.
Sujudi I. 1986. Permainan dan Organisasi Pertandingan. Jakarta:
Karunia Jakarta Universitas Terbuka.
Sobari N., 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta, Erlangga
Tillmen K.G., The Administration Of Physical Education, Sport, and
Liesure Programs, A Simon & Schuter Company Needham
Height Massachusetts.
Wasana J. 1990. Mahir dalam Manajemen. Jakarta: Bina Rupa
Angkasa
42