Anda di halaman 1dari 12

Minggu ke 4

1. Kepemimpinan
Diskusi 4
Cobalah Saudara amati organisasi desa/ kelurahan tempat tinggal Saudara
kemudian uraikan peran yang dilaksanakan kepala desa/ lurah sebagai
pemimpin!
2. MIP
Inisiasi 1
INISIASI 4
Mahasiswa dimanapun anda berada selamat bergabung dalan tuton ke 4
mata kuliah Metodologi Ilmu Pemerintahan saya yakin pasti saat ini anda dalam
keadaan baik-baik saja.Topik yang akan kita bahas pada inisiasi keempat

ini

mengenai MIP Keluar Generasi Ketiga . Saya harap anda sudah membaca dengan
seksama topik pada modul 4 ini.
MIP Ke luar Generasi Ketiga ini adalah alat (tool) yang digunakan untuk
mencari dan menemukan konsep hubungan antara Pemerintah dengan yang
diperintah yang disebut Hubungan Kerakyatan.
MIP ke luar Generasi Ketiga ini terdiri dari Sebelas Model yaitu : Model MIP Tujuh
belas sampai dengan Model MIP Dua puluh lima,
MIP Keluar Generasi Ketiga ini merupakan deduksi MIP Keluar Generasi
Pertama dan Generasi Kedua. Jika MIP Generasi Pertama berorietasi pada konsepkonsep visoner, wawasan dan nilai-nilai dasar, sementara MIP Generasi Kedua
berkisar pada konsep-konsep aktualisasi nilai-nilai dasar tersebut, maka MIP
Generasi Ketiga ini menggambarkan program mental yang bersifat operasional.
Perbedaan, kompetisi, dan konflik kepentingan antar Sistem Sosial, antar
Sitem Politik, dan antar Sistem Sosial dengan Sistem Politik, yang dikonstruksikan
melalui MIP Delapan, misalnya biasa dimenangkan oleh Sistem Politik yang
dominan, karena Sistem Politik yang dominan itu dengan mudah dapat
mengidentifikasikan dirinya dengan Negara dan dengan cepat mampu merekayasa
dan memobilisasi kekuasaan dan kekuatan (Power and Force) secara sah
(otoritatif), sementara Sistem Sosial sekuat apapun dia tidak memiliki kesempatan
dan keabsahan itu.

Untuk

menjadikan

perbedaan

sebagai

penggerak, dan konflik sebagai control, MIP

kekuatan

kompetisi

sebagai

Ke luar Generasi Ketiga di

konstruksikan.
Model-model dalam MIP Ke luar Generasi Ketiga yaitu :
A. Model MIP Tujuh Belas: Pemerintah Memegang Pertanggungjawaban atas
Kepentingan Rakyat
B. Model MIP Delapan belas : Pemerintah adalah Semua Badan Yang
Memproduksi, mendistribusikan, atau menjual alat Pemenuh Kebutuhan
Rakyat Berbentuk Jasa Publik dan Layanan Civil
C. Model MIP Dua Puluh : Rakyat Yang Berkepentingan : Pemerintah
Memenuhi, Mengatur, dan Melindungi.
Hubungan antara Pemerintah dan Rakyat menurut JJ. Rosseau dalam teori kontrak
sosial yaitu ibarat suatu ikatan atau kontrak, dimana rakyat menyerahkan sebagian
hak-haknya untuk diatur oleh sekelompok orang berdasarkan suatu mekanisme
yang disepakati bersama. Oleh karea itu kita akan membahas lagi model-model
hubungan anatar rakyat dengan pemerintah yaitu :
A. Model MIP Dua puluh satu : Proses pembangunan dan pembangunan setara
dengan proses produksi, distribusi dan pemasaran .
B. Model MIP Dua puluh dua : hubungan antara pemerintah rakyat adalah
hubungan janji dengan percaya
C. Model MIP Dua puluh tiga : hubungan antara pemerintah dengan rakyat
adalah hubungan antara produsen/konsumen dengan konsumen produsen
D. Model MIP Dua puluh empat : pemerintah adalah bagian integral rakyat
E. Model MIP Dua puluh lima : hubungan antara rakyat dengan pemerintah
haruslah sedekat mungkin.
Diskusi 4
Saudara mahasiswa untuk memperdalan pemahaman anda mengenai materi diatas,
coba kerjakan latihan berikut :
Coba anda jelaskan maksud dari Model MIP Dua puluh dua : hubungan antara
pemerintah rakyat adalah hubungan janji dengan percaya
anda dan disertai dengan contoh Selamat Bekerja!

menurut pemahaman

3. Pengantar Ilmu Pemerintahan


Diskusi 4
Pada beberapa waktu lalu, kita menyaksikan merebaknya konflik-konflik horizontal
yang melibatkan warga masyarakat, hingga menimbulkan korban jiwa.
Penyerangan, tindakan represif, dan intimidasi kelompok masyarakat yang bersifat
kolektif menjadi fenomena tersendiri. Sebut saja, konflik di Poso, di Ambon,di
Temanggung, di Cikeusik, di Madura, dan sebagainya. Bahkan konflik yang terjadi di
Ambon pada 1999 terulang lagi pada 2011. Tentunya kita tidak lupa, konflik
antarwarga yang diwarnai isu SARA di Lampung pada awal tahun 2012. Peran
negara pun dipertanyakan di sini, khususnya dalam hal penegakan hukum dan
upaya preventif yang harus dilakukan guna mencegah konflik.
Cermati berita berikut ini.
--------------Kalianda, Kompas - Situasi di Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung,
hingga Selasa (24/1) malam masih mencekam menyusul pecahnya tawuran
antarwarga. Dalam konflik yang diwarnai isu suku, agama, ras, dan antargolongan
ini, 48 rumah warga pendatang dari Bali di Desa Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo,
hangus dibakar.
Meski hingga Selasa malam tidak dilaporkan adanya korban jiwa, serangan ribuan
warga dari Desa Kota Dalam dan sekitarnya ke Dusun Napal, Desa Sidowaluyo,
Selasa siang, mengakibatkan sekitar 75 keluarga kehilangan tempat tinggal dan
ratusan lainnya mengungsi. Selain 48 rumah dibakar, 27 rumah juga dirusak massa.
Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza di lokasi kejadian mengatakan, pemerintah
daerah prihatin sekali dengan kejadian itu dan akan membantu biaya perbaikan
rumah warga yang dibakar dan dirusak. Dalam waktu dekat, pihaknya segera
memfasilitasi pertemuan tokoh warga dan agama untuk segera menyelesaikan
konflik antarwarga yang diwarnai isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)
itu.
Pemicunya sebetulnya persoalan sepele. Namun, lalu dikait-kaitkan dengan
golongan dan suku tertentu. Jadinya tidak terbendung. Padahal, semalam, kedua
kelompok warga sudah didamaikan, kata Rycko.
Sumber: kompas.com, Rabu, 25 Januari 2012.
--------------Tutor mengajak Anda untuk menggunakan forum ini sebagai ruang diskusi, terkait
dengan materi demokrasi dan kepemimpinan pemerintahan. Sampaikan pendapat
Anda dan antar mahasiswa diperkenankan untuk saling menanggapi.
4. Pengantar ilmu politik
NISIASI 4: ARTI PARTISIPASI POLITIK
Pengejawantahan partisipasi politik tidak saja dalam kegiatan pemilihan
umum tetapi merupakan serangkaian proses politik yang terkait dengan

konsep dan isu2 demokrasi, partai politik, gerakan2 sosial-politik, penguatan


civil society, hak asasi manusia dan semua rangkaian kegiatan politik yang
menekankan pada aktivitas masyarakat warganegara dalam kehidupan
sosial-politik.
Menurut Roth dan Wilson (baca modul 5) partisipasi politik menurut jenis-jenis
dibedakan dari intensitas dan frekuensinya, dan lebih lanjut dijelaskan bahwa
sebagian besar masyarakat dikategorikan sebagai pengamat yaitu mengikuti
kegiatan politik yang tidak menyita waktu seperti memberi suara dalam
pemilu, mendiskusi isu politik, menonton debat politik via media massa,
menghadiri kampanye politik. Bagaimana dengan mereka yang dikategorikan
sebagai golongan putih atau golput? Masuk dalam piramida partisipasi yang
mana?
Pada Pilkada Jabar 2013, diberitakan bahwa jumlah golput cukup tinggi yaitu
32.23% hampir sama dengan perolehan suara salah satu kandidat , dan yang
cukup mengejutkan adalah usia yang memilih golput adalah pemilu muda
yang apatis dengan keadaan politik di Indonesia. Dalam modul 5, hal 5.6
dijelaskan sebab partisipasi politik masyarakat rendah yaitu masyarakat
beranggapan bahwa
partisipasi politik tidak memberi pengaruh pada kehidupan sosial-politik
secara keseluruhan;
pemimpin atau penguasa tidak memberi perhatian pada kepentingan dan
aspirasi masyarakat
pemimpin atau penguasa lebih mementingkan golongannya; atau
masyarakat beranggapan bahwa sistem politik yang ada sudah berjalan
sesuai aspirasi mereka.
Namun, hasil suvey meningkatnya golput pada pilkada Jabar disebabkan
karena kasus negatif para politikus atau elite partai, konflik internal partai
politik, janji-janji kampanye yang meragukan, para calon tidak meyakinkan
untuk mengadakan perubahan di Jawa Barat, dan para kandidat dinilai tidak
cakap dan visioner. (diunduh dari
http://www.tempo.co/read/news/2013/02/19/058462297/Jumlah-PemilihGolput-Jabar-Capai-10-Juta-Lebih tanggal 2 April 2013)
5. Pengantar sosiologi
Saudara mahasiswa pada inisiasi ke 4 ini, kita akan membahas tentang
startifikasi sosial dan materi ini dapat Anda pelajari terlebih dahulu pada
modul 4. Saya harapkan Anda sudah mempelajari materi dalam modul 4
tersebut sehingga Anda sudah mempunyai pemahaman yang mendasar
tentang materi ini.
Konsep stratifikasi sosial adalah suatu konsep dalam sosiologi yang melihat
bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang
dimilikinya. Pembedaan tersebut dilihat secara vertikal atau berjenjang.
Pembedaan secara vertikal di sini maksudnya adalah akan ada individu yang
memiliki kedudukan lebih tinggi dan ada yang memiliki kedudukan lebih
rendah. Pembedaan ini terjadi karena ada status berbeda yang dimiliki oleh

setiap anggota masyarakat. Status ini diberikan oleh masyarakat berdasarkan


nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Nilai yang dianggap tinggi oleh
masyarakat akan tercermin dalam status yang tinggi dan sebaliknya nilai yang
dianggap rendah akan tercermin dalam status yang rendah
Bagaimana status dapat dimiliki oleh setiap anggota masyarakat? Status
yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu
usaha (achievement status) dan ada yang didapat begitu saja atau yang
disebut dengan (ascribed status).
Setiap anggota masyarakat akan ditempatkan ke dalam kelas-kelas sosial
atau strata berdasarkan kualitas yang dimiliki. Bila masyarakat menilai
kualitas yang dimiliki oleh seorang anggota masyarakat rendah maka orang
tersebut akan ditempatkan pada kelas yang rendah namun sebaliknya bila
masyarakat menganggap kualitas yang dimilikinya tinggi maka masyarakat
akan menempatkan orang itu pada kelas yang tinggi. Apakah hal ini berlaku
sama dalam semua masyarakat ? Tentu tidak karena hal ini sangat terkait
dengan nilai yang dianut oleh masyarakat.
Stratifikasi muncul dalam suatu masyarakat sangat terkait dengan nilai
penghargaan terhadap sesuatu. Ketika dalam masyarakat ada sesuatu yang
lebih dihargai dibandingkan yang lainnya maka saat itu pula akan muncul
stratifikasi sosial.
Perpindahan anggota masyarakat dari satu strata ke strata lainnya dalam
stratifikasi sosial kita kenal sebagai konsep mobilitas sosial. Terbagi atas
mobilitas vertikal, merupakan pergerakan atau perpindahan status anggota
masyarakat dari satu strata ke strata lainnya; dan mobilitas horisontal yang
mengacu perpindahan individu di dalam satu lapisan strata.
Privilege, prestise dan power merupakan tiga dimensi yang dipergunakan
oleh sebagian para sosiolog dalam menjelaskan stratifikasi sosial.
Privilege berkaitan dengan kekayaaan atau ekonomi dari individu atau
kelompok tertentu dalam suatu masyarakat. Faktor-faktor yang digunakan
dalam mengukur privilege ini diantaranya adalah pendidikan, pekerjaan,
penghasilan dan kepemilikan.
Prestise berkaitan dengan nilai-nilai kehormatan yang diyakini oleh suatu
masyarakat dalam memandang hal tertentu yang melekat pada individu atau
sekelompok orang. Pengukuran dimensi prestise ini sangat berkaitan dengan
budaya suatu masyarakat
power berkaitan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh individu atau
sekelompok orang. Berbicara mengenai kekuasaan tentu saja sangat
berkaitan dengan kekuatan yang dapat mempengaruhi orang lain.
DISKUSI 4

Saudara mahasiswa, bacalah artikel di bawah ini. Bagaimana pendapat Anda


tentang kesempatan bagi perempuan untuk memperooleh akses terhadap
pelayanan kesehatan. Kaitkan dengan aspek posisi perempuan dalam
stratifikasi sosial di masyarakat.
Selamat berdiskusi
Perempuan, Kemiskinan, Akses dan Pelayanan Kesehatan
Banyak warga masyarakat yang tidak menyadari bahwa pelayanan kesehatan,
pendidikan dan akses terhadap kerja adalah hak dasar yang seyogyanya disediakan
oleh negara. Berkaitan dengan hal ini, negara sebagai instrumen publik memiliki
kewenangan dan kewajiban untuk memenuhi hak dasar tersebut. Negara
berwenang memformulasikan anggaran bagi publik melalui program pemerintah
maupun swasta.
Dalam kenyataannya, anggaran dan program-program pemerintah belumlah mampu
memenuhi hak-hak dasar tersebut. Masalah yang dihadapi dalam hal ini adalah bias
gender dalam kebijakan publik. Kebijakan publik mengenai pemenuhan hak-hak
dasar akan memberi pengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin,
yang seringkali perempuan merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh WRI, pendidikan,
kesehatan dan akses terhadap kerja adalah hak-hak dasar yang paling dianggap
penting, karena kesalingterkaitan antar ke tiga hak dasar tersebut dapat
mempengaruhi kemampuan masyarakat miskin, khususnya perempuan untuk
mentransformasikan aset produktif mereka agar dapat meningkatkan
kesejahteraannya. Kajian mengenai pelayanan kesehatan, penting dilakukan,
mengingat kebijakan otonomi daerah cenderung tidak pro warga miskin (pro poor).
Misalnya, kebijakan menaikkan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di
puskesmas, kebijakan tersebut justru memberi dampak negatif terhadap perempuan
dari keluarga miskin yang merupakan kelompok yang rentan secara ekonomi.
Karena hal ini akan mempengaruhi akses mereka pada pelayanan kesehatan dan
pemanfaatannya. Akses mereka menjadi rendah, baik akses kesehatan umum
maupun kesehatan reproduksi secara khusus.
Kajian mengenai pelayanan kesehatan dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai
masalah yang dihadapi oleh perempuan miskin ketika mengakses dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan. Masalah tersebut memiliki kaitan erat dengan
fasilitas dan pelayanan kesehatan itu sendiri, keluarga, dan masalah sosial budaya
lainnya. Agar tercapai upaya perbaikan dari fasilitas kesehatan, dengan demikian
perempuan memiliki akses, pemanfaatan, dan kualitas pelayanan dengan baik.
Kebijakan publik mengenai pemenuhan hak-hak dasar akan memberi pengaruh

pada peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, yang seringkali perempuan


merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan. ***
http://wire-g.org/perempuan-kemiskinan-akses-dan-pelayanan-kesehatan-2.html
10 Maret 2014
6. Pengantar Statistik Sosial
BEBERAPA HAL PENTING YANG PERLU ANDA KETAHUI PROBABILITA
dan DISTRIBUSI PELUANG
Probabilita adalah suatu perhitungan yang didasarkan pada peluang atau
kemungkinan.
Manfaat mempelajari probabilitas sangat berguna untuk pengambilan
keputusan yang tepat, karena kehidupan di dunia tidak ada kepastian,
sehingga diperlukan untuk mengetahui berapa besar probabilitas suatu
peristiwa akan terjadi. Probabilitas dinyatakan dalam angka pecahan antara 0
sampai 1 atau dalam persentase. Beberapa istilah penting dalam probabilitas
adalah (a) percobaan, (b) hasil, dan (c) peristiwa.
Ada tiga pendekatan dalam menentukan probabilitas yaitu (a) pendekatan
klasik yang memberikan probabilitas yang sama, (b) pendekatan frekuensi
relatif yang memperhatikan kejadian yang telah terjadi dan (c) pendekatan
subjektif berdasarkan penilaian individu.
Dalam perhitungan probabilita ada beberapa asas peristiwa yang sering
terjadi, yaitu pertama, asas peristiwa mutually exclusive. Kedua, asas
peristiwa non exclusive (tidak saling asing). Ketiga,
asas peristiwa
independen (bebas) yang mencakup tiga bagian: marginal, gabungan, dan
peluang bersyarat. Keempat, dependen, yang terbagi dalam tiga bagian:
marginal, gabungan, dan peluang bersyarat.
Ruang sampel adalah alternatif dari seluruh kejadian dalam beberapa
percobaan yang dilakukan berulangkali.
Distribusi probabilitas (peluang) adalah sebuah daftar dari keseluruhan
hasil suatu percobaan kejadian yang disertai dengan nilai probabilitas
masing-masing hasil (event).
Distribusi Normal memiliki karakteristik sebagai berikut: a) bentuk kurva
seperti lonceng, b) nilai rata-rata sampel, median, serta modus berada di titik
tengah data, c) dua sisi kurva tidak pernah menyentuh garis horizontal, d)
total peluang di bawah kurva= 1 (100%).
Distribusi normal dirumuskan:
Z=x -


Distribusi Binomial dicirikan dengan (a) terdapat hanya 2 peristiwa dalam
setiap percobaan, (b) besarnya probabilitas sukses dan gagal dalam setiap
percobaan sama, (c) antar-percobaan bersifat inde- penden dan (d) data
merupakan hasil perhitungan.
Distribusi binomial dirumuskan:
b(x;n;p) =
x! (n x )!

n!
px q n-x

n : jumlah percobaan
x : jumlah kemungkinan
p : jumlah peluang
q : jumlah kemungkinan gagal

Latihan 4.
Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi modul 5, coba Anda jawab
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Jelaskan tiga pendekatan yang digunakan dalam perhitungan probabilita?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ruang sampel?
3. Jelaskan ciri-ciri distribusi normal dan binomial?
Anda bisa merujuk materi modul 5 BMP Pengantar Statistik Sosial atau buku-buku
lainnya yang relevan.
Selamat bekerja.
Diskusi 4
Saudara-saudara mahasiswa, diskusikan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan probabilita?
2. Apa manfaat Anda belajar probabilita dan distribusi probabilita?
3. Bagaimana cara mengaplikasikan probabilita dan distribusi probabilita?
Selamat belajar.

7. SISPEMDES
Selamat Datang Pada Inisiasi ke-4 Tuton Mtakuliah Sistem Pemerintahan
Desa.
Bagaimana kabar Anda? Semoga Anda dalam keadaan sehat walafiat tak
kurang suatu apapun, sehingga Anda dapat mengikuti proses pembelajaran di
UT dengan lancar.
Pada pertemuan kita yang ke-4 ini kita akan membahas tentang pengelolaan
pembangunan di desa.
Apakah Anda sudah membaca Modul ke-3 dari BMP IPEM4208? Jika belum
berikut ringkasannya, yang akan kita jadikan dasar dalam Diskusi 4.
Kebijakan Pembangunan Perdesaan
Pembangunan perdesaan selalu menjadi fokus perhatian pemerintah sejak
awal kemerdekaan sampai sekarang ini. Namun sering kali strategi
pembangunan perdesaan selalu berubah-ubah seiring dengan perubahan
rezim. Hal ini dapat dilihat, di mana setiap rezim berusaha mencari strategi
pembangunan perdesaan yang dipandang paling efektif untuk jangka waktu
tertentu. Oleh karena itu, dalam mengkaji pembangunan di kawasan
perdesaan di Indonesia dikenal beberapa varian strategi pembangunan
perdesaan.
Strategi yang sering berubah-ubah antara satu rezim dengan rezim yang lain
menimbulkan kondisi yang kurang menguntungkan bagi masyarakat di
perdesaan. Hal ini dapat dilihat dari tidak tercapainya tujuan dari
pembangunan itu sendiri, yang pada hakikatnya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat perdesaan.
Pada awal kemerdekaan kita kenal Rencana Kesejahteraan Kasimo atau
Kasimo Welfare Plan. Sebagaimana konotasi awal pembangunan desa yang
sering kali diartikan sebagai identik dengan pembangunan pertanian, Kasimo
Welfare Plan, yang dicanangkan pada tahun 1952 berorientasi pada
peningkatan produksi pangan. Strategi Kasimo Welfare Plan dilaksanakan
kala itu, dilatarbelakangi oleh situasi devisa yang amat langka
Di sekitar tahun 1959 perhatian pemerintah terhadap pembangunan desa
makin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya departemen yang
membidangi pembangunan desa, yaitu Departemen Transkopemada
(Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Desa). Fungsi Biro
Pembangunan Desa yang tadinya berada di Kantor Perdana Menteri
kemudian dialihkan ke Departemen Transkopemada. Strategi yang digunakan
banyak diilhami oleh konsep community development. Titik berat
pembangunan desa adalah pada pembentukan kader-kader pembangunan
masyarakat desa yang diharapkan akan menopang tercapainya masyarakat
desa yang berswasembada.
Situasi ekonomi yang diwariskan oleh rezim orde lama yang tidak
menguntungkan, mendorong rezim orde baru menciptakan paradigma baru

bagi pembangunan perdesaan, yakni dengan mengacu pada paradigma


pertumbuhan.
Kegagalan proyek Bimas tersebut mendorong pemerintah orde baru kembali
melakukan eksperimen melalui Proyek Bimas Gotong Royong, yakni dengan
melibatkan perusahaan Multi National Corporation (MNC), seperti misalnya
CIBA untuk menggantikan sebagian fungsi birokrasi, seperti penyemprotan
hama dan perkreditan.
Kegagalan pembangunan perdesaan di Indonesia pada era orde baru
mewariskan sejumlah permasalahan yang kait-mengkait. Sistem
pembangunan yang sentralistik, terbukti telah mengurangi kreativitas dan
menimbulkan ketergantungan yang terlampau besar kepada pemerintah,
serta melemahkan daya inovasi masyarakat di perdesaan.
Sebagian besar penduduk Indonesia saat ini masih bertempat tinggal di
kawasan pemukiman perdesaan (sekitar 60 persen, data Sensus Penduduk
Tahun 2000). Selama ini kawasan perdesaan dicirikan antara lain oleh
rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja, masih tingginya tingkat
kemiskinan, dan rendahnya kualitas lingkungan permukiman perdesaan.
Rendahnya produktivitas tenaga kerja di perdesaan bisa dilihat dari besarnya
tenaga kerja yang ditampung sektor pertanian (46,26 persen dari 90,8 juta
penduduk yang bekerja), padahal sumbangan sektor pertanian dalam
perekonomian nasional menurun menjadi 15,9 persen (Susenas, 2003).
Sementara itu tingginya tingkat kemiskinan di perdesaan bisa ditinjau baik
dari indikator jumlah dan persentase penduduk miskin (head count), maupun
tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Pada Tahun 2003, jumlah
penduduk miskin adalah 37,3 juta jiwa (17,4 persen), di mana persentase
penduduk miskin di perdesaan 20,2 persen, lebih tinggi dari perkotaan yang
mencapai 13,6 persen.
Adapun arah kebijakan pembangunan perdesaan pada era reformasi adalah
sebagai berikut.
Mendorong terciptanya lapangan kerja berkualitas di perdesaan dengan
meningkatkan produktivitas dan nilai tambah usaha pertanian, merangsang
pertumbuhan aktivitas ekonomi non pertanian (industri perdesaan), dan
memperkuat keterkaitan kawasan perdesaan dan perkotaan.
b. Meningkatkan promosi dan pemasaran produk-produk pertanian dan
perdesaan lainnya dengan meningkatkan kualitas dan kontinuitas suplai
khususnya ke pasar perkotaan terdekat serta industri olahan berbasis sumber
daya lokal.
c. Memperluas akses masyarakat, terutama kaum perempuan, ke sumber
daya-sumber daya produktif untuk pengembangan usaha seperti lahan,
prasarana sosial ekonomi, permodalan, informasi, teknologi dan inovasi; serta
pelayanan publik dan pasar.
d. Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan melalui peningkatan
kualitasnya, baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan,
dan penguasaan aset produktif, disertai dengan penguatan kelembagaan dan
jaringan kerja sama untuk memperkuat posisi tawar.
e. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan dengan memenuhi

hak-hak dasar atas pelayanan pendidikan dan kesehatan serta meminimalkan


risiko kerentanan baik dengan mengembangkan kelembagaan perlindungan
masyarakat petani maupun dengan memperbaiki struktur pasar yang tidak
sehat (monopsoni dan oligopsoni).
f. Mengembangkan praktek-praktek budi daya pertanian dan usaha non
pertanian yang ramah lingkungan dan sesuai dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari upaya mempertahankan
daya dukung lingkungan.
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang pengelolaan pembangunan
di desa, mari kita berdiskusi di
Forum Diskusi 4.
Selamat Datang Pada Forum Diskusi 4.
Pada kesempatan ini kita akan berdiskusi dengan topik permasalan dan
solusi dalam pembangunan di desa.
Untuk itu coba Anda jelaskan:
a. Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh desa-desa di Indonesia dalam
upaya membangun desanya?
b. Solusi apa yang Anda tawarkan dalam upaya mengatasi permasalahan itu?
Selamat Berdiskusi!
8. SISPOLINDO
PARTAI POLITIK
Sejak jatuhnya pemerintahan Suharto 21 Mei 1998, dan digantikan oleh
pemerintahan BJ. Habibie sebagai pemerintahan transisi; maka berbagai
bentuk perubahan terjadi dalam sistem politik Indonesia. Agenda reformasi
digulirkan dengan diberlakukannya Tiga Undang-Undang Politik Tahun 1999
yang membawa implikasi penting dalam kehidupan politik Indonesia. Ketiga
Undang-Undang Politik itu adalah :
1. Undang-Undang No. 2/1999 tentang Partai Politik
Menurut Ramlan Surbakti, berlakunya undang-undang parpol ini minimal
membawa dua implikasi penting yaitu : (a) dihapuskannya dua kebijakan
politik Orde Baru, yaitu depolitisasi pedesaan dan pembinaan politik oleh
pemerintah, birokrasi sipil, dan militer terhadap masyarakat lokal; (b)
dijaminnya saluran politik yang terarah bagi aspirasi, tuntutan, keresahan, dan
protes dari masyarakat pedesaan.
2. Undang-Undang No. 3/1999 tentang Pemilu
Diundangkannya undang-undang tentang pemilu ini membawa implikasi
adanya jaminan yang setara bagi setiap parpol peserta pemilu dengan
pemerintah, dan suara rakyat lokal ikut menentukan siapa yang menjadi wakil
rakyat di DPR maupun DPRD.
3. Undang-Undang No.4/1999 tentang Susunan dan Kedudukan MPR-DPRDPRD. Undang-undang ini menjamin kekuasaan yang cukup besar bagi
DPRD dibanding masa sebelumnya, terutama dalam pemilihan

gubernur/bupati sesuai dengan aspirasi masyarakat lokal.


Berbeda dengan masa sebelumnya, maka sejak diberlakukannya Tiga
Undang-undang Politik Tahun 1999 tumbuh ratusan partai baru. Di antara
ratusan ini, yang memenuhi syarat untuk mengikuti Pemilu 1999 hanya 48
partai, termasuk Golkar yang berubah nama menjadi Partai Golkar.
Peraturan-peraturan tentang Parpol, Pemilu dan yang terkait dengan UndangUndang Politik ini senantiasa diperbaharui.
Kehidupan demokrasi yang mulai berkembang di Indonesia ditambah dengan
tingginya kesadaran politik masyarakat menuntut adanya sistem perwakilan
proporsional terbuka, dimana rakyat dalam pemilu berhak langsung memilih
nama-nama wakilnya yang akan duduk dalam DPR-RI, DPRD Tk. I, DPRD
Tk. II, dan DPD. Demikian juga rakyat secara langsung memilih
presiden/wakil presiden secara langsung. Dengan demikian mulai 2004,2009,
dan 2014 telah dan akan diadakan pemilu untuk:
1. Memilih wakil-wakil rakyat yang duduk dalam DPR,DPRD, dan DPD;
2. Memilih presiden dan wakil presiden
DISKUSI 4
Jelaskan pengaruh perkembangan parpol bagi demokrasi di Indonesia!

Anda mungkin juga menyukai