Hak perlindungan anak di Indonesia telah diatur dengan Undang-undang No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak. Selain itu, secara umum juga telah termuat dalam UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Sebelum mengenal lebih lanjut tentang hak perlindungan anak, perlu kita pahami dulu
pengertian dari hak, anak, dan perlindungan anak. Hak menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia memiliki beberapa arti yang salah satunya adalah "kewenangan"; dan "kekuasaan
untuk berbuat sesuatu (krn telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb)".
Sedangkan anak menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
memiliki arti sebagai "seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan". Pengertian anak dalam UU ini sesuai dengan yang termuat
dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Perlindungan anak, menurut UU No 23 Tahun 2002, adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Secara sederhana, Hak Perlindungan Anak dapat diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh
setiap anak
(usia 18 tahun ke bawah) untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
Perlindungan anak memiliki tujuan (sebagaimana pasal 3 UU No. 23 Tahun 2002) untuk
menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang
berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
5. hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan
fisik, mental, spiritual, dan sosial.
6. hak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya
dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. khusus bagi anak yang
menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi
anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.
7. Hak Hidup Lebih Layak; seperti berhak atas kasih sayang orangtua, mendapatkan
waktu istirahat, bermain, dan belajar, makan makanan yang bergizi, dll.
9. Hak Perlindungan; seperti dilindungi dari kekerasan dalam rumah tangga, dari
pelecehan seksual, tindak kriminal, dari pekerjaan layaknya orang dewasa, dll.
10. Hak Partisipasi; seperti hak untuk menyampaikan pendapat, memiliki suara dalam
musyawarah keluarga, punya hak berkeluh kesah atau curhat, memilih pendidikan
sesuai minat dan bakat, dll.
Tanda pengenal Gerakan Pramuka digolongkan menjadi lima kelompok tanda dengan macam
dan contoh tanda sebagai berikut:
Tanda Umum;
Tanda Umum adalah tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka
yang telah dilantik. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum diantaranya adalah:
1. Tanda Tutup Kepala
2. Setangan Leher (Hasduk)
3. Tanda Pelantikan
4. Tanda Harian
5. Tanda Kepramukaan Sedunia
Tanda Satuan
Tanda Satuan adalah tanda yang menunjukkan satuan, tempat atau lokasi tempat tinggal
pemakainya. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan diantaranya adalah:
1. Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
2. Tanda Gugus depan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
3. Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
4. Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
5. Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.
Tanda Jabatan
Tanda Jabatan adalah tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab yang disandang
dalam lingkup Gerakan Pramuka. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan diantaranya
adalah:
1. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
2. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.
3. Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
4. Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan
Pandega, serta Tanda Pembina Gugusdepan.
5. Tanda Pelatih Pembina Pramuka
6. Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
Tanda Kecakapan
Tanda Kehormatan
Tanda Kehormatan adalah tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan
kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan
berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara,
dan umat manusia.
1. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk
peserta didik, yaitu :
Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong,
Tanda Ikut Serta Kegiatan dan lain-lainnya).
Bintang Tahunan
Lencana Wiratama
Lencana Teladan
Bintang Tahunan
Lencana Pancawarsa
Lencana Wiratama
Lencana Jasa :
Dharma Bakti
Melati
Tunas Kencana
3. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar
Gerakan Pramuka, misalnya dari :
Mors
e
Alfabe
t
Mors
e
Alfabe
Morse Alfabet Morse
t
..
M K
-- -.-
.-.
...
---..-
.--.
....
KH
----
Alfabe
Morse Alfabet Morse
t
.-
-.
..-
-..
...-
-...
Alfabe
Morse Alfabet Morse
t
.--
..-.
-.--
Alfabet
--.
Morse
-.-.
.---
--..
.-..
--.-
Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno pada tahun 1944.
Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah
kain wool dari London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu
digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia karena terkenal dengan
keawetannya) berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera
tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969,
bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka.
Bendera itu sempat sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm.
Ujung berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena jamur
dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih. Karena terlalu lama
dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.
Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan
RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan
namun ia hanya menyaksikan dari dalam kotak penyimpanannya.
Adapun kiasan dari warna bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti
berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih
melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk
Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih
mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan
warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan
Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna
panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu
warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan
bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah
sebagian.
Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai
lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir dan unsur putih sebagai
lambang ayah, yang ditanam di gua Garba. Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia, bendera Pusaka tidak pernah jatuh ke tangan musuh, meskipun tentara kolonial
Belanda menduduki Ibukota Negara Republik Indonesia.
Selain mengetahui dan dapat menjelaskan sejarah serta kiasan warna bendera Merah
Putih
seorang
calon
anggota
Penggalang
Ramu
dituntut
pula
dapat
menggunakan/mengibarkan dan menurunkan bendera merah putih dengan baik dan benar.
Jumlah petugas pengibar atau penurunan bendera merah putih itu jumlahnya bervariasi, yaitu
yang paling sedikit 3 orang dan sampai yang paling banyak yaitu pasukan 17, 8, 45 atau
jumlah totalnya 70 orang.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa bendera merah putih adalah lambang Negara,
sehingga status dari bendera itu menjadi terhormat, dan kita sebagai anggota Pramuka
khususnya, masyarakat pada umumnya harus memberikan Salam Penghormatan ketika
mengetahui/melihat bendera akan dikibarkan atau diturunkan.
Dalam menggunakan bendera merah putih tidak bisa sembara-ngan, contohnya
bendera tersebut tidak boleh menyentuh tanah, tidak boleh terinjak atau diinjak-injak,
terbakar, dijadikan sebagai permainan dalam bentuk apapun.
Tatacara penggunaan benderapun ada prosedurnya, hal ini gunanya untuk
membedakan fungsi dalam penggunaannya. Bila saat suasana duka kita mengenal bendera
setengah tiang. Kalu pada saat upacara biasa maupun upacara hari besar Negara tentu
pengibarannya satu tiang penuh.
Bendera juga dipakai saat prosesi upacara pemakaman, khususnya buat mereka yang
dianggap berjasa kepada Negara, seperti mantan presiden dan wakilnya, mantan pejabat
Negara baik sipil atau militer, para pejuang dan veteran.
Adapun ketentuan ukuran Bendera Negara yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
Warna:
Warna Merah : MHB (RGB) : merah 255, hijau 000, dan biru 000
Warna Putih : MHB (RGB) : merah 255, hijau 255, dan biru 255
Warna Kuning Emas : MHB (RGB) : merah 255, hijau 255, dan biru 000
Warna Hitam : MHB (RGB) : merah 000, hijau 000, dan biru 000
Perbandingan Ukuran:
Jarak A B = 12
Jarak C D = 13
Jarak E F = 16
Jarak G H = 15
Jarak I J = 17
2.
tetapi tetap satu jua. Pepatah ini dalam sekali artinya, karena menggambarkan persatuan atau kesatuan nusa dan
Bangsa Indonesia, walaupun keluar memperlihatkan perbedaan atau kelainan.
8. Lima buah ruang pada perisai masing masing mewujudkan dasar Pancasila.
a. Dasar ketuhanan Yang Maha Esa terlukis dengan Nur Cahaya di ruang tengah berbentuk bintang yang
bersudut lima.
b. Dasar Kerakyatan dilukiskan dengan kepala banteng sebagai lambang tenaga rakyat.
c. Daser Kebangsaan dilukiskan dengan Pohon beringin tempat berlindung.
d. Dasar Perikemanusiaan dilukiskan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi.
e. Dasar Keadilan Sosial dilukiskan dengan kapas dan padi sebagai tanda tujuan kemakmuran.
III. PENUTUP
Penggunaan Lambang negara Republik Indonesia Garuda Pancasila, Pemasangan penggunaan lambang negara
Republik Indonesia dengan Prinsipnya, adalah harus selaras dengan kedudukannya sebagai lambang
kedaulatan dan tanda kehormatan negara.
1. negara diberi tempat yang paling sedikit sama utamanya. Digedung gedung negeri pada tempat yang pantas
dan menarik perhatian.
2. Diluar gedung pada rumah jabatan Presiden, Wakil Presiden, menteri menteri kepala daerah, gedung kabinet
lembaga tertinggi dan tinggi negara.
3. Ditempat diadakannya peristiwa resmi, gapura dan bangunan lain yang pantas.
4. Apabila dalam suatu ruangan. lambang negara ditemukan bersama sama dengan gambar presiden dan atau
wakil presiden, maka kepada lambang negara diberi tempat yang paling sedikit sama utamanya.
.