Anda di halaman 1dari 21

TEORI DAN PRAKTEK KLASSIFIKASI

Beberapa Istilah
1. In group :
(kelompok dalam): kelompok hewan yang sedang
dikaji/ diteliti/
dipelajari.
2. Out group
: (kelompok luar): kelompok hewan yang tidak
dikaji namun masih berkerabat tidak terlalu jauh dengan kelompok
hewan yang yang dikaji.
3. Clade :
kelompok hewan monofiletik yang berkerabat
berdasarkan keturunan dari tetua yang sama
4. Plesiomorfi
:
karakter asli tetua.
Plesiomorfi yang
dimiliki bersama oleh beberapa kelompok hewan disebut
simplesiomorfi
5. Apomorfi
:
karakter yang berkembang, hasil evolusi
dari plesiomorfi. Sinapomorfi: apomorfi yang dimiliki bersama
6. Homoplasi
:
persamaan yang terjadi karena evolusi
konvergen atau kesejajaran (parallelism)
7. Homology
:
menyatakan setiap similaritas antara
karacteristika yang disebabkan oleh tetua terbaginya. Struktur
anatomi yang memperlihatkan fungsi sama pada species biologi
yang berbeda dan terlingkup dari struktur yang sama pada beberapa
species tetua disebut homolog
8. Analogy :
struktur yang memiliki fungsi sama tetapi
berevolusi dari sifat tetua yang berbeda (sayap burung dan sayap
kupu-kupu)
Pengantar
9. Klasifikasi adalah pengelompokan suatu hewan ke dalam kelas tertentu karena
memiliki atribut yang sama (Tradisional).
10. Klasifikasi juga mengandung makna penyusunan hewan ke dalam suatu kelompok
berdasarkan hubungan kekerabatannya yang disatukan oleh adanya kedekatan
(contiguity), kemiripan (similarity) or keduanya. Dalam sistematika hewan,
klasifikasi memiliki makna yang lebih sempit dari sistematik, yaitu merupakan
bagian dari aktivitas yang dilakukan oleh sistematika
Prinsip Dasar Klassifikasi
12. Aturan umum Klassifikasi
a. Item-item (Karakter) disusun ke dalam kelompok-kelompok yang dibuat
sehomogen mungkin
b. Satu item individual dikelompokan dengan anggota yang memiliki sejumlah besar
atribut yang sama
c. Satu kelompok dipisahkan berdasarkan item tertentu yang sangat berbeda dengan
kelompok yang ditentukan terdahulu
d. Derajat perbedaan di antara kelompok-kelompok itu dinyatakan dengan
menyusunnya ke dalam hirarkhi himpunan tersarang dan setiap taraf kategori
pada hirarkhi itu menyatakan suatu taraf tertentu yang berbeda.

Aturan tambahan untuk klassifikasi hewan


13. Klassifikasi biologi merupakan pengelompokan bertingkat dari hewan berdasarkan
similaritasnya dan konsistensi dengan keturunan penduganya (their inferred descent)
14. Dua kriteria umum yang digunakan untuk pengelompokkan hewan adalah similaritas
dan kesamaan asal usul (sameness of causation atau lines of descents)
Identifikasi
15. Identifikasi dan Klassifikasi berbeda
16. Klassifikasi mengatur berurutan keragaman item ke dalam kelompok atau taksa
berdasarkan prinsip-prinsip dan kriteria.
17. Skema identifikasi
atau kunci mengijinkan penempatan specimen tak
teridentifikasi ke dalam taksa.
Kriteria klassifikasi zoologi
18. Prosedur klasifikasi adalah menggabungkan species berkerabat ke dalam
kelompok yang disebut taksa.
19. Takson adalah satu kelompok monofiletik dari populasi atau taksa yang dapat
dikenali dari sekolompok karakter tertentu yang dimiliki bersama. Kelompok
tersebut harus cukup berbeda untuk mendapatkan satu nama dan harus diurutkan
dalam satu kategori taksonomi tertentu
20. Bagaimana memperoleh karakter yang digunakan untuk mengelompokan species
ke dalam kategori lebih tinggi?
a. Pre-Darwin: similarity
b. Darwin: prinsip genealogika dari turunan umum.
21. Klassifikasi mengenal kelompok alamiah berasarkan similaritas, selanjutnya
pengujian kelompok alamiah dengan semua metoda yang tersedia termasuk
adanya siapomorfi, eliminasi konflik dengan catatan fosil, kejelasan homoplasi,
dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan kekerabatannya.
Klassifiksi dan Filogeni
22. Darwin
: klassifikasi berdasarkan pada genalogi dengan kesulitannya
adalah bagaimana mengenal turunan langsung dari tetuanya.
23. Ernst Haeckel : mengusulkan klassifikasi berdasarkan filogeni dari kelompok
yang dibahas.
24. Filogeni adalah sejarah evolusi dari species atau kelompok species yang
berkerabat.
25. Disiplin sistematika mengklassifikasikan organisme dan menentukan kekerabatan
evolusinya. Ahli sistematika menggunakan fosil, molekul, dan data gentika untuk
menduga kekerabatan evolusi. Filogeni menunjukkan kekerabatan evolusi.
Taksonomi adalah pembagian berurut dan penamaan organisme .
Linking Classification and Phylogeny
26. Systematists depict (show) evolutionary relationships in branching phylogenetic
trees

27. Linnaean classification and phylogeny can differ from each other
28. Mayr : neither phylogeny is based classification nor is classification based on
phylogeny
29. Both sciences are based on the nsame comparison of organisms and their
characteristic and on a careful evaluation of the established similarities and
differences.
30. Systematists have proposed the PhyloCode, which recognizes only groups that
include a common ancestor and all its descendents
31. A phylogenetic tree represents a hypothesis about evolutionary relationships
32. Each branch point represents the divergence of two species
Three Schools of Macrotaxonomy
33. There is a conflict about how classification can reflect both similarity and
descent
34. Four procedure had been proposed to resolve the conflict
a. Give primacy to one of the two sets of criteria, hoping that the result will
simultaneously satisfy the other set:
b. Phenetics, give primacy to similarity
c. Cladistics, give primacy to the branching points of descent
d. Consider the two sets of criteria equally but sequentially:
35. Evolutionary taxonomy (taxa provisionally delimited by similarity and
subsequently tested by monophyly)
36. Some schools of cladistics (construction of a cladogram, with taxa delimited by
cutting branches of approximately equal length)
Higher Category and Higher Taxa
Genus
37. The obligatory taxonomic category directly above that of the species in the
Linnaean Hierarchy
38. Monophyletic group composed by one or more species that are separated from
other generic taxa by a decided gap
Family
39. Family Is a taxonomic category for a taxon composed of a single genus or a group
of related genera; it is separated from other families by a decided gap
The Process of Ranking
40. The process of classification is not complete when species are assembled into
species group and genera.
41. To be completed, genera must be combined into family, family into order, order
into classis, and classis into phylum
42. The three school of taxonomy has different view in the subject of classification:
43. Pheneticist used as measure of overall similarity to group and rank organisms
44. Cladists introduce a new rank at each branching point of the cladogram and give
sister group identical catoegorical rank)
45. Classical taxonomist ranking results from the degree of difference found among
taxa; much divergence from the ancestral conditions require that a taxon be given
a higher rank
46. Cladistics classification more elaborate that evolutionary classification because
cladistics classification reflect as minutely as possible the actual branching pattern

of the genealogy; gaps are consciously ignored. Evolutionary classification tend


to emphasize major grouping and the existence of major gaps
Relationship and Similarity
47. Relationships: cladists meant genealogy, pheneticists meant overall similarity
48. In genealogy also has different meaning: cladists apply only vertically within a
holophyletic lineage; evolutionary taxonomist: ancestor-descendant relationships
and collateral relationship among sister lineage.
49. Relationship between two taxa is most often indicated by degree of similarity,
with some exception
50. False similarity only can be unmasked by careful analysis of taxonomic
characters
51. The potential cause of similarity: homology, convergence, and prallelism
Homology
52. Relationship among species and higher taxa is indicated by the existence of
homology
53. Homology: a feature is homologous when it is derived from the same (or
corresponding) feature of their nearest common ancestor.
Homology criteria
54. Position in relation to neighboring structure or organ (useful for skull in
vertebrate)
55. Quality as expressed particularly in function; be careful because similar quality an
function can be attained by means of convergence
56. Connecting of two dissimilar stages by connection intermediate stages: thyroid of
mamals is homologous with the endostyle of Amphioxus is provided by an
intermediate organ found in cyclostome
Similarity in the ontogeny
57. Existence of intermediate conditions in fossil ancestor
58. Feature compatible in their distribution with the delimitation of monophyletic
taxa
Analogy
59. Phenotypic similarity, it is not related to community of descent but it is due to
similarity of function
60. The wings of birds and those of insects are analogy structures
Homoplasy
61. Three kind character changes that mimics homology and grouped together in
homoplasy
62. Similarity in a character independently acquired by two taxa
Convergence in Character
63. The aquisition of a similar character by two taxa whose common ancestor lacked
that character
64. Greatest obstacle to proper phylogenetic classification
Parallel Character

65. Similar character derived independently by related taxa with a similar genetic
background
Reversed Character
66. Character appear to be primitive (ancestral), actually reversals
(pseudoprimitiveness)
67. It would be a mistake to treat such character as plesiomorphic characters
The Improvement of Existing Classification
68. The assigment of a newly discovered species into the proper genus
69. Transfer an incorrect placed taxon into a proper position
70. Spliting of a taxon into several taxa on the same rank
71. Raising in rank of an existing taxon (genus to subfamily and so on)
72. The fusion of several taxa of the same rank and the synonimizing of the taxa with
junior names
73. The reduction in rank of a taxon (genus to sub genus)
74. Creation of a new higher taxon not by raising the rank of taxon
75. Search for the nearest relative of an isolated taxon, define whether a new higher
taxon need to be assigned or not
Molecular Systematics
76. Disebut juga molecular phylogenetics : penggunaan struktur molekul untuk
memperoleh informasi hubungan evolusi organsime. Muncul tahun 1960-an
77. Kemotaksonomi: menggunakan protein, enzim, karbohidrat dan molekul lain
Penggunaan sekuen DNA
78. Sistematik molekuler pada dasarnya adalah pendekatan kladistik yang
mengasumsikan bahwa klasifikasi harus berhubungan dengan hubungan filogenetik
antar keturunan dan taksa yang valid harus bersifat monofiletik
The Important of Sound Classification
79. Prerequisite of application of comparative methods
80. Study of all aspect of living organisms are often meaningless without a sound
calssification
81. Studies of species formation, the factors of evolution and the histories of faunas are
unthinkable unless they are based on sound classification
82. Important in applied biology

KARAKTER TAKSONOMI

Karakter adalah suatu sifat/atribut yang membedakan satu benda, individu atau
kelompok dengan lainnya (umum)
Karakter taksonomi adalah setiap sifat/atribut yang diperlihatkan oleh satu anggota
takson yang berbeda atau dapat berbeda dari anggota takson lainnya (khusus)
Karakter itu harus dapat diukur, dihitung, dan dideskripsikan
Tiap karakter memiliki sifat/status
Karakter dapat mirip atau bervariasi antar takson
Karakter yang dipelajari dari suatu hewan harus merupakan karakter taksonomi yang
baik dan jelas, yaitu karakter yang menentukan suatu hewan masuk takson hewan
tertentu

EMPAT KRITERIA KARAKTER (Davis and Heywood ,1973)


1. Karakter harus bervariasi rendah dalam takson daripada antar takson.
2. Karakter yang diamati secara genetik harus tidak memiliki keragaman genetik
intrinsik.
3. Ekspresi suatu karakter yang termodifikasi oleh lingkungan harus tidak nyata
4. Pola variasi suatu karakter yang sedang diamati harus seirama dengan pola variasi
yang terjadi pada karakter lain
Hampir semua karakter pada suatu takson diduga bermanfaat sebagai karakter
taksonomi, jika karakter itu berbeda dengan karakter yang setara pada anggota takson
lain. Namun demikian, kerja pengklassifikasian hewan yang tepat hanya dimungkinkan
bila material yang tersedia berasal dari banyak species dan tersedia secara terus menerus
sebagai pembanding.
Museum menyediakan peluang itu dan ini merupakan alasan mengapa taksonom lebih
menyukai karakter yang dapat dengan mudah diamati pada specimen awetan.

6 Karakter Taksonomi
a. Karakter morfologi adalah karakter pada hewan yang berupa: morfologi eksternal
(general external morphology) : bagian tubuh yang keras, warna , anatomi (internal
morphology): morfologi organ (struktur tubuh), embriologi (embryology): struktur
genital, fase larva, perkembangan embrio, sterilitas dan kromosom (karyology and
other cytological differences).
Gambaran morfologi bervariasi antar species hewan.
Contoh:
Bulu dan rambut pada Aves dan Mammalia, sisik pada Pisces dan Reptilia
Anatomi, seperti tengkorak, termasuk gigi juga digunakan secara rutin dalam
identifikasi Reptilia, Amphibia dan Pisces. Penggunaan karakter anatomi lebih sering
digunakan untuk klasifikasi taksa yang lebih tinggi daripada pembedaan pada taraf
species yang lebih rendah. Pola warna, juga dapat digunakan sebagai karakter
taksonomi. Contoh: pada Aves , kecuali untuk sibling species , warna petal pada
tumbuhan

Stuktur genital, misal genitalia pada Arthropoda sangat species specificPada laba-laba
dan serangga struktur genitalnya lebih penting daripada karakter lain dalam diagnosis
species
Larval stage and Embriology
Berbagai sibling species dari Anopheles maculipenis komplek ditemukan karena
nyamuk itu memiliki perbedaan struktur telur
Kromosom
Setiap species akan memiliki jumlah dan tipe kromosom berbeda
Contoh: Equus quagga
: 16 pasang
E. Caballus przewalskii
: 33 pasang
b. Karakter fisiologi pada hewan sulit didefinisikan karena terkait dengan karakter
biokimia yang terjadi pada hewan. Oleh karena itu, karakter fisiologi ini jarang
digunakan dalam mempelajari kekerabatan antar species hewan. Sebagai contoh:
faktor metabolit (metabolic factor), sekresi tubuh (body secretions), faktor sterilitas
genetik (genetic sterility factor), dan konstanta pertumbuhan.
Semua struktur yang merupakan produk pertumbuhan (proses fisiologi) merupakan
karakter fisiologis
Beberapa contoh karakter fisiologi adalah: konstanta pertumbuhan, toleransi pada
temperatur, dan berbagai proses yang dipelajari dalam fisiologi komparatif
Sebenarnya banyak sekali karakter fisiologi, namun karena tidak dapat ditemukan
pada organisme awetan, karakter ini jarang digunakan.
c. Karakter molekuler pada hewan adalah kandungan molekul tertentu pada hewan
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi jauh dekatnya kekerabatan antar taksa
hewan. Karakter molekuler yang sering digunakan adalah protein (enzim) dan DNA.
Keduanya memungkinkan peneliti dapatmenentukan jarak kekerabatan antar taksa
yang tidak berdasarkan atas persamaan karakter morfologi.
Serology Character.
Protein satu organisme akan memperlihatkan reaksi antibodi lebih kuat terhadap
protein dari organisme yang berkerabat dekat daripada terhadap protein dari
organisme yang kekerabatannya jauh
Protein electroforesis
Enzim elektroforesis merupakan salah satu karakter taksonomi yang cukup baik
Metode elektroforesis akan memisahkan nukleotida dari tiap protein (enzim) yang
dianalisis ke dalam pita-pita yang dapat dilihat melalui pewarnaan (Pierce &
Brewbaker, 1973)
Pola protein (isozim) pada elektroforesis memiliki karakteristik tertentu dan dapat
dianggap sebagai ciri fenotip suatu individu (Kimura, et al., 1980)
Perbedaan bentuk enzim dapat dideteksi dengan membedakan jarak migrasi dari titik
anoda (asal) ke titik katoda dalam gel elektroforesis
Other Molecular characters
1. Immunological distance
2. Electrophoresis differences
3. Amino acid sequences of proteins
4. DNA hybridization
5. DNA and RNA sequences
6. Restriction endonuclease analyses
7. Other molecular differences

d. Karakter tingkah laku akan lebih bermakna bila digunakan untuk mengevaluasi
kekerabatan antar species sibling. Karakter ini merupakan salah satu karakter penting
karena menunjukkan mekanisme isolasi dan adaptasi berdasarkan perubahan tingkah
laku.
Kesulitannya adalah karakter tingkah laku ini terkadang muncul terkadang tidak.
Contoh karakter tingkah laku adalah suara, pola percumbuan dan pola pembuatan
sarang (Courtship and other ethological isolating mechanisms) dan pola tingkah laku
lainnya (Other behavior patterns).
Karakter tingkah laku merupakan salah satu karakter yang sangat penting
Karakter tingkah laku pada sibling species lebih baik dari pada karakter morfologi
Ada dua kesulitan teknik
1) tidak ditemukan pada specimen awetan
2) hanya bersifat sementara pada hewan hidup
Beberapa tipe tingkah laku hanya muncul pada musim tertentu atau bahkan waktu
tertentu dalam 24 jam
Karakter tingkah laku merupakan mekanisme isolasi yang paling penting pada
kebanyakan organisma dan new adaptation sering diawali dengan perubahan tingkah
laku
Contoh: suara dan courtship, penggunaan material untuk pembuatan sarang,
e. Karakter ekologi. Setiap species memiliki spesific niche.
Dua taksa (species) yang berkerabat pada umumnya dapat hidup bersama untuk
memanfaatkan habitat, pakan dan musim pemijahan/kawin secara bersamaan.
Species memiliki pemilihan karakter ekologi yang sangat spesifik, seperti niche;
habitat selection; breeding season; toleransi terhadap berbagai faktor fisik, sebaran
ketinggian; resistances to predator, comptitor dan patogen
Dua species berkerabat yang hidup di tempat yang sama akan menghindari
konfrontasi yang fatal melalui pemilihan jenis pakan dan niche yang spesifik
Species sibling ditemukan bukan karena perbedaan pemilihan pakan
f. Karakter Geografi. Setiap taksa hewan memiliki kisaran geografis yang spesifik.
Jika terjadi perubahan, maka perubahan kisaran itu berhubungan dengan sistematika
dan biogeografi.
Karakter geografi penting dalam dua hal:
Dalam mikrotaksonomi
1) Hubungan sympatric-allopatric population sering menentukan penetapan status
species.
2) Dua populasi simpatrik dalam kondisi reproduktif tidak akan pernah merupakan
conspecific
Dalam makrotaksonomi
Pemahaman kekerabatan pada taksa lebih tinggi sering dibantu oleh analisis distribusi
Pembobotan Karakter
Penggunaan metode numerik dan kladistik yang berbeda dapat menghasilkan fenogram
yang berbeda pula. berbeda. Guna mengatasi masalah tersebut numerical taxonomist
melakukan pembobotan pada metode yang digunakannya. Namun, tidak ada standar
pembobotan tertentu
Pembobotan relatif terhadap suatu karakter akan berbeda pada setiap hirarki taksonomi

Pembobotan dapat didefinisikan sebagai metode untuk menduga informasi filetik yang
terkandung dalam karakter
Karakter yang secara fungsional tidak berkorelasi tetapi merupakan manifestasi fenotik
dari komples gen tetua yang terintegrasi secara baik adalah berbobot tinggi.
Contoh: karakter diagnostik dari Deuterostomia dan Chordata merupakan indeks korelasi
filetik
Struktur dan karakter yang berbobot tinggi adalah karakter yang memiliki:
Kekompleksan
Struktur yang kompleks memiliki bobot yang lebih besar dari pada karakter yang
sederhana.
Contohnya: armatur genital pada Arthropoda yang sangat kompleks memiliki bobot yang
lebih besar daripada species yang berkerabat sangat dekat.
Kompleks ornamentasi, pola puncak gigi dan pola warna meiliki bobot yang tinggi.
Complex ornamentattions, complex cusp pattern of teeth, and complex color pattern
Kekonstanan
Karakter yang konstan pada sejumlah besar species memiliki bobot yang tinggi.
Variabilitas fenotipik yang rendan diberi bobot yang sangat tinggi.
Konsistensi
Karakter yang secara konsisten ada pada satu kelompok dan secara konsisten absen pada
kelompok yang berkerabat memiliki bobot yang lebih tinggi dari pada karakter yang
muncul secara sporadis pada beberapa kelompok dan berbeda hanya dalam frekuensi
kejadian. Karakter tidak dipengaruhi oleh perubahan ekologi (Ecological Shift)
Setiap karakter yang tidak dipengaruhi oleh perubahan memiliki bobot yang lebih tinggi
daripada karakter yang terpengaruh.
Karakter yang memiliki bobot yang rendah adalah karakter yang:
1. Variabilitasnya tinggi
2. Monogenik dan oligogenik
3. Hilang
4. Terspesialisasi sempit
Bila analisis morfologi menghasilkan hasil yang mencurigakan, maka informasi
tambahan sangat diperlukan seperti data molekuler, tingkahlaku, atau informasi tambahan
lainnya

KOLEKSI TAKSONOMI DAN PROSES IDENTIFIKASI


Pendahuluan
Semua klassifikasi didasarkan pada perbandingan specimen yang menggambarkan
populasi dan species. Seseorang dapat menentukan karakter spesifik species dari suatu
hewan hanya dengan membandingkannya dengan anggota dari species lain yang serupa
dan lebih disukai yang memiliki kekerabatan sangat dekat. Oleh karena itu, koleksi
harus cukup tersedia.
Koleksi sistematika
Koleksi taksonomi memiliki nilai yang tak terhingga. Museum memainkan peranana
penting sebagai pusat dokumentasi, yaitu sebagai
Penyediaan rekaman permanen dari fauna, khususnya untuk lokalitas di mana biota telah
dirusak oleh aktivitas manusia.
Tempat sample yang diambil dari beragam area.
Materialnya bernilai unik karena membentuk basis riset yang dipublikasikan.
Revisi taksonomi hanya dapatb dilakukan juka tersedia material yang memadai.
Kolesi adalah alat referensi, sepenting buku di perpustakaan, yang yang tidak secara
kontinyu digunakan tetapi itu harus tersedia bila dibutuhkan.
Maksud dari koleksi ilmiah:
Taksonom tipologi:
Suatu koleksi merupakan koleksi identifikasi
Spesimen tambahan sebagai duplikat untuk pertukaran atau pemberian.
Taksonom modern:
Koleksi biological merupakan populasi bertingkat
Pengkoleksian adalah pengambilan sampel populasi
Pertimbangan keragaman besar dari populasi yang paling alamiah
Sampel memadai dari setiap populasi akan dikoleksi dan diawetkan.
Memadai?
Keputusan yang benar harus diarahkan olehsejumlah fakta.
Banyak individual dibutuhkan dalam satu species dengan individual yang kuat dan
variasi geografi dari pada species yang seragam
Lebih banyak materials dibutuhkan untuk studi karakter spesifik dan sub-spesifik dari
pada untuk studi karakter dari taksa yang lebih tinggi.
Ukuran sampel bergantung kepada tujuan riset.
Ada atau tidaknya karakter anatomi bukan merupakan subjek variasi,
Analisis populasi (ukuran, proporsi, pewarnaan, danpolimorfisme) sampel besar dari
banyak lokalisasi dibutuhkan
Contoh: setiap populasi dapat bervariasi dalam karakter meristik (fin rays, vertebrae),
specimen tunggal per lokasi akan memberikan informasi yang sedikit. Semua fena dari
species akan di diungkapkan dalam koleksi.
Koleksi speciesn
Koleksi sistematik klassik:

Mengawetkan specimen utuh


Kulit kering dari mammalia, burung, insekta dijepit dengan jarum.
Reptilia, Ikan dan Invertebrata di awetkan dalam alkohol atau preservatif cair lainnya.
Koleksi sistematika modern:
Setiap upaya akan dilakukan untuk mengkoleksi sampel populasi secara benar.
Menghindarkan pengakumuliasian sejumlah besar aberrrations or berkonsentrasi pada
pembentukan sex pada species dimorfik seksual.
Mengkoleksi hewan dewasa dan semua tingkatan siklus hidupnya (termasuk larvae) dan
parasit yang berkaitan.
Pengambilan sampel menyediakan sampel untuk taksonom an ahli evolusi.
METODE PENELITIAN
Metode: survei
Teknik sampling: random sampling, clustered random sampling, stratified random
sampling, purpossive sampling
Pengumpulan data Mammalia
Tujuan jangka panjang memperoleh daftar jenis, sebaran dan biologis masing-masing
jenis
Tujuan jangka pendek: memperoleh data akurat dan data tersebut dapat dikaji ulang
mengenai kebenarannya
Syarat koleksi ilmiah: utuh; tidak cacat; mewakili kelamin, variasi karakter jenis, dan
variasi lingkungan
Material yang dikumpulkan: individu utuh atau kulit dan kerangka utuh
Adanya berbagai keterbatasan kadang tidak mungkin untuk mengkoleksi mammalia
secara utuh
Mammalia berukuran besar cukup dikoleksi tengkoraknya saja untuk diawetkan secara
kering
Mammalia berukuran kecil dapat diambil kulitdan tengkoraknya untuk diawetkan secara
kering
Mammalia seperti tikus dan kelelawar kecil dapat dikoleksi berupa individu secara utuh
dan diawetkan secara basah dalam etanol 96%.
Kelelawar sebaiknya dikoleksi berupa individu secara utuh dan diawetkan secara basah
dalam etanol 96% karena karakter diagnostiknya terdapat pada ukuran tulang-tulang
sayap dan daun hidung
Pengukuran bagian tubuh atau dokumentasi specimen sebaiknya dilakukan pada saat
masih segar karena jika sudah diawetkan dapat mengalami perubahan baik ukuran
maupun warna
Specimen species sibling perlu dilakukan analisis genetik sehingga perlu dikoleksi
sampel jaringan
Koleksi specimen harus dilengkapi informasi seperti:
1) jenis kelamin (F untuk betina dan M untuk jantan),
2) umur (bayi, J untuk juvenile, SB untuk remaja)
3) Jenis: nama lokal dan nama ilmiah
4) Lokasi sampling
5) Koordinat: diukur menggunakan GPS
6) Ketinggian/altitude
7) Tanggal koleksi

8) Alat tangkap
9) Nama kolektor
10) Habitat
11) Data ukuran dan kondisi reproduksi
12) Cara pengawetan: F (formalin), A (alkohol), FA= formalin ke alkohol, FD= formalin
ke awetan kering
13) Alat tangkap:
14) Perangkap = perangkap mati dan perangkap hidup
Cara Koleksi
1) Alat tangkap dapat diletakkan secara: acak, dan sistematis
2) Koleksi secara sistematis dibedakan menjadi beberapa cara: kuadrat atau grid dan
transek.
Pengumpulan data burung
1) Sampel yang dikoleksi dapat berupa specimen utuh, kulit, bulu, rangka, organ dalam
tubuh, darah, telur, sarang, rekaman gambar dan rekaman suara
2) Keterangan yang diperlukan: Nomor lapangan, nama jenis burung, nama kolektor,
tanggal koleksi, nama lokasi, jenis kelamin, dan umur
3) Alat:
a. jebakan (trap) berupa lubang, getah, untaian tali, kurungan
b. Ketapel
c. Sumpit
d. Senapan
e. Jaring kabut
4) Cara koleksi
Koleksi specimen untuk studi sistematika harus dalam keadaan baik dan sesempurna
mungkin sehingga dapat mewakili populasi yang ada.
Pengumpulan Data Herpetofauna
1) Sampel yang diambil dapat berupa specimen utuh, telur dan larva
2) Sampel berukuran kecil dapat diawetkan secara basah, sedangkan sampel berukuran
besar diawetkan secara kering dengan mengeluarkan isi perutnya terlebih dahulu
3) Keterangan yang harus menyertai specimen meliputi: lokasi, tanggal dan waktu
koleksi, nomor atau kode lapangan, nama kolektor, pertelaan specimen seperti warna
dan penampakan lain yang akan hilang karena pewarnaan, habitat, koordinat,
ketinggian tempat dan data lain seperti foto dan rekaman suara
4) Alat
1) Tongkat berbentuk L
2) skop
3) Jerat
4) Bubu
5) Senter dan lampu kepala
6) Perangkap sumuran
7) Sumpit
8) Lem
5) Cara koleksi
a. Perlu diperhatikan waktu koleksi (siang, malam, musim hujan, musim kering)
b. Secara umum koleksi pada musim hujan lebih menguntungkan daripada musim
kemarau

c. Pada daerah tertentu musim kering dapat menyebabkan berkumpulnya


herpetofauna disekitar sumber air
d. Siang hari herpetofauna dapat dicari di bawah batu, kayu dan potongan kayu pada
permukaan tanah
e. Malam hari dapat dicari disekitar kolam, danau dan aliran sungai
f. Herpetofauna lebih banyak ditemukan pada daerah yang belum terganggu
Pengumpulan data ikan
1) Sampel yang diambil dapat berupa specimen utuh dan jaringan tubuh (otot, hati,
mata, sirip, filamen insang)
2) Alat: eletric fishing, jala, pukat, alat pancing, tuba, bubu halus, bubu kasar
3) Untuk studi taksonomi pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak tanpa
penentuan lokasi dan metode koleksi seperti kuadran atau transek (untuk studi
ekologi)
Koleksi specimen utuh
1) Untuk studi faunistik, data kisaran panjang ikan (baku dan total) dapat disajikan
beserta jumlah individunya
2) Koleksi banyak dilakukan di sungai dan danau
3) Pemakaian alat tangkap disesuaikan tipe habitat
4) Electric fishing biasanya dilakukan di sungai kecil
5) Jala lebih baik digunakan didaerah lubuk, jala bermata besar biasanya digunakan di
sungai-sungai besar dan daerah hilir
6) Pukat biasanya dipakai di daerah muara, sungai yang besar dan danau
7) Alat pancing dapat digunakan untuk koleksi ikan lele yang aktif malam hari (mata
pancing no. 3 5), mata pancing no. 1 digunakan untuk koleksi ikan kelompok
Rasbora spp., dan jenis cyprinid lain yang hidup berkelompok dekat vegetasi rawa,
ikan baung, dan cuprinid berukuran besar
8) Tuba untuk koleksi untuk koleksi ikan di daerah lubuk yang terisolasi.
Pengumpulan data molusca
1) Material yang dikumpulkan
2) Sepsimen utuh (tubuh dan cangkang) yang dikoleksi ketika masih hidup
3) Jika spesimen utuh sulit ditemukan, cangkang utuh yang masih berwarna cerah atau
segar dapat dikoleksi.
4) Gambar atau foto spesimen hidup dapat dijadikan data tambahan untuk deskripsi
warna tubuh
5) Agar bernilai ilmiah sampel yang dikoleksi harus disertai keterangan lengkap seperti:
lokasi, habitat, alat tangkap, tanggal, dan kolektor
6) Alat koleksi molusca berukuran kecil yang hidup pada serasah
7) Tergantung jenis dan tipe habitat
8) Untuk jenis yang membenamkan diri dalam pasir atau lumpur biasanya digunakan
serok atau dredge
9) Untuk jenis yang menempel pada substrat dapat digunakan kuas, pinset atau diambil
langsung
10) Ayakan dapat digunakan untuk koleksi molusca yang ada di substrat berpasir
Cara koleksi

1) Koleksi sampel molusca untuk kepentingan studi taksonomi biasanya dilakukan


secara kualitatif yaitu pengambilan secara acak diberbagai habitat yang dianggap
mewakili kelompok atau jenis tertentu
2) Koleksi sebaiknya dilakukan dalam keadaan hidup, koleksi cangkang saja biasanya
sudah cukup untuk menjelaskan bahwa disuatu daerah ditemukan jenis tertentu
berdasarkan deskripsi morfologi cangkangnya
3) Koleksi dibedakan menjadi dua yaitu basah dan kering

Preservation of specimens
Technique of preservation difers from one taxonomic group to the next.
The purpose to preserve specimens to make them least subject to deterioration due to the
action of insect pest, mold, oxidation or bleaching by sunlight, drying out, protein decay
and so on.
Properly preserved specimens of some groups are still in satisfactory condition 200 years
after collection.
With more and more species becoming extinct, the problem of permanent preservation
is often raised.
Some suggested methods, such as embedding in plastics are permits predictions about
permanency
Preservation in alcohol raises problem with sealing and appropriate containers
Koleksi seluruh individu hewan harus dilengkapi oleh material yang memungkinkan
dilakukannya penelitian anatomi, hitologi, sitologi (kromosomal) dan biokimia
molekuler.
Material tersebut harus diawetkan dengan cara dibekukan atau disimpan dalam pengawet
berupa cairan
Metode: basah dan kering (taksidermi)
Labeling
A specimen that is not accurately labeled is worthless for most type of taxonomic
research
The most important information is the exact locality of a collection
If the locality not easily found on commercial or geodetic maps, its position relative wellknown placed should be added on the label (22 km NW of Ann Abror, Mich)
Specimen collected at a mountain should be written the altitude and from ocean should
give the depth
Ecological information is essential for specimen as plant-feeding insects and hostspecific parasites
Whenever possible, label should be written in the field when specimen is prepared
All essential data should be recorded on the original labels.
Labels attached to specimens preserved in alcohol or formalin must be corrosion-proof
Writing must be resistant to fading or washing out
IDENTIFICATION
Identification scheme or key permits the placement of an unidentified object (specimens)
in one taxa
Use a few characters, ideally use single diagnostic character, that throw a given specimen
into one line or another of a key
The procedure of identification based on deductive reasoning

Different activities usually combined under the word identification


Sorting of Collection
All material gathered on collecting trips and expeditions must be sorted and at least
tentatively identified before it can be incorporated into collection
Rough sorting even done in the field
Collection made during oceanographic expedition are often roughly sorted immediately,
because different kind of animals may require different preservation methods
After preservation and labeling, segregate unstudied specimen into orders
When possible into family or even genera
Then specimen available for specialist for precise identification
Determination Labels
After identification, each specimen should be labelled
Determination labels should give the scientific (generic and specific) name and author,
along with the name of the determiner and the year in which the identification was made
With this information, the authenticity of the determination is established
Process of Identification
The beginner can tell: that is a bird, a spider, a grasshopper and can go directly to keys
and manuals for the appropriate zoological groups
The real beginner will have trouble with all but most common kinds of animals
Solution: try the simple keys given in general textbooks and handbooks
Advanced student: try to see modern work which provide family and subfamily keys to
assist in this stage of identification
Identification is vastly more difficult when no convenient keys and manuals are available
The beginner are advised not to attempt it
If the monograph or technical revision of recent date are available, the specimen is run
through the keys, the description of the appropriate species is checked character by
character, the specimen is compared with any illustration that may be given, the recorded
geographic distribution is checked
If all these points agree, the identification is tentatively made, subject to comparison with
authentic specimens and provided that no additional related species have subsequently
been described
When no recent monograph or revision is available, no one but a specialist should
attempt a determination.

TATA NAMA HEWAN


Kerja ahli zoologi pada umumnya berkaitan dengan sangat banyak item; species; genus
and taxon tingkat tinggi lainnya. Tidaklah mungkin untuk menunjuk itu semua jika item,
species; genus and taxon tingkat tinggi itu tidak bernama.
Nomenklatur berupa label-label disiapkan yang memuat nama semua taksa pada semua
taraf untuk memfasilitasi komunikasi antar ahli biologi. Nama ilmiah membentuk sistem
komunikasi, suatu bahasa.
Linnaeus merupaka orang pertama yang menyusun suatu sistem aturan dan ketetapan
yang rumit bagaimana penamaan hewan akan dilakukan dan bagaimana seseorang dapat
menentukan nama yang benar dari suatu species atau taksa yang lebih tinggi. Taksonom
yang akan mengenalkan nama baru atau yang ingin menentukan sinonimnya harus
mempunyai kopi dari The International Code of Zoological Nomenclature
PROPERTI PALING PENTING DARI NAMA TAKSA
1.
Unik
Klassifikasi merupakan sistem arsip, suatu sistem pencarian keterangan (an information
retrieval system). Nama hewan, seperti angka indeks dari sutau file, memberikan akses
dengan segera pada semua hewan pada taksa tertentu. Oleh karena itu, setiap nama harus
unik karena itu kunci bagi literatur keseluruhan yang berkaitan dengan species atau taksa
yang lebih tinggi. Jika beberapa nama telah diberikan kepada taksa yang sama , maka
harus ada metoda clear-cut untuk menentukan mana nama yang valid. Pada zoologi:
disebut prioritas.
2.
Universalitas
Komunikasi ilmiah akan sangat sulit jika hanya digunakan nama daerah (vernacular
name) untuk hewan; Zoologist telah mengadopsi persetujuan international satu bahasa
tunggal, satu himpunan nama-nama tunggal untuk hewan, untuk digunakakan secara luas
di dunia
3.
Stabilitas
Setiap perubahan nama akan menimbulkan kekacauan dan mengganggu pencarian
keterangan. Namun demikian, prinsip prioritas dapat disusun oleh the International
Commission on Zoological Nomenclature dalam kasus di mana stabilitas terancam.
Tiga tujuan utama dari sistem komunikasi taksonomi dalam Preamble of the Code :
1)
Mempromosikan stabilitas dan universalitas dalam nama ilmiah hewan
2)
Memastikan bahwa setiap nama unik dan berbeda.
3)
Semua ketentuan itu adalah sifat patuh terhadap tujuan tersebut.
Prinsip penting lainnya. Tak ada ketetapan dari code yang membatasi kebebasan
pemikiran atau aksi taksonomi.
THE INTERNATIONAL CODE
Aturan-aturan valid dari Nomenklatur zoologi terkandung dalam dokumen yang
berwenang berjudul the International Code of Zoological Nomenclature

Kode asli dan revisinya merupakan kerja dari the International Congress of Zoology.
Sekarang, peranan pengkodean dan revisi tersebut telah diambil alih oleh the General
Assemblies of the International Union of Biological Sciences
Kode terakhir telah dipublikasikan pada tahun 1999 yang efektif dari 1 Januari 2000
Evolusi teori nomenklatur
Banyak ketentuan dari kode merupakan hasil kompromi antara prinsip-prinsip yang
berkonflik. Kompromi umumnya dikembalikan ke prinsip Linnaeus, yang memiliki
nomenklatur yang diwujudkan dari prinsip-prinsip logika Aristoteles dan metoda
pemecahan masalah
Contoh konflik: antara stabilitas dan prioritas, kebebasan taksonomi dan kekakuan
nomenklatur, tipifikasi melalui tipe fiksasi dan melalui tipe restriksi.
Kepentingan yang setara merupakan perubahan dalam konsep dasar taksonomi.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi konsep taksa dari tipe menjadi populasi, tipe
alamiah sebagai pendukung nama, status kategori dari nama-nama di bawah species
(infra-specific), dan penggunaan prinsip-prinsip legal dasar tertentu terhadap hukum
nomenklature
INTERPRETASI DAN PENGGUNAAN KODE
The International Code menyajikan aturan-aturan yang pasti dengan sedikit penjelasan.
Hal khusus yang menyulitkan adalah bagaimana menginterpretasikan aturan agar pemula
menjadi tidak bingung.
Stabilitas
Ketentuan yang mempromosikan stabilitas khusus dari kode dapat dijumpai pada the
Articles 10g (preservation of availability), 23b (suppression of priority), 40 (family
names) 41 (mis-identified genera), 70 b ( misidentified type species), and 79 (plenary
powers for any action on behalf of stability)
Tidak semua perubahan nama hasil dari interpretasi aturan
Perubahan nama diperlukan ketika:
1)
beberapa spesies (seperti spesies sibling) dirujuk oleh satu nama
2)
phena intraspesifik diberi nama berbeda
3)
beberapa author dari negara berbeda memberi nama suatu takson yang sama tanpa
diketahui oleh author lainnya
4)
dua atau lebih author menggunakan nama yang identik untuk genera yang
berbeda, bahkan sering terjadi pada kelompok-kelompok yang tidak berkerabat sama
sekali;
5)
penempatan spesies yang tidak benar dan harus dipindahkan ke genus lain
Prioritas
Agar menjadi available (tersedia), suatu nama harus dipublikasikan dengan cara yang
sesuai dengan spesifikasi Artikel 10 hingga 20
Nama suatu takson valid jika nama itu tersedia sejak lama dan digunakan (Artikel 23).
Tanggal publikasi dari nama itu (Artikel 21) menjadi sangat penting
Pada nomenklatur zoologi prinsip prioritas digunakan hanya untuk taraf kategori species
(dan subspecies), genus, and familia. Itu tidak digunakan untuk kategori yang lebih
tinggi.
Jadi prioritas berati prioritas publikasi, bukan prioritas dalam penggunaan.
Pergeseran Authoritas pada Kode

Kode digunakan untuk hewan yang masih hidup dan punah (living and extinct animals)
(Artikel 1) dan Artikel 2 dari the Zoological Codes yang menguraikan hubungan antara
kode dan status nama yang berubah.
Penggunaan nama
Nama hanya diberikan kepada taksa, dan semua taksa adalah populasi atau kelompok
populasi. Konsekuensinya, hanya populasi yang dinamai. Nama-nama diberikan kepada
individu sebagai perwakilan populasi. Nama diberikan kepada individu atau phena dalam
populasi yang tidak mempunyai nama resmi (Artikel 1b (5), dan (Artikel45c). Nama
yang tak tersedia berada pada konsep hipotetik, specimen teratologik, dan nama yang
diusulkan untuk nama selain dari yang digunakan taksonomi (Article 1)
Nama fosil dan hewan hidup
Jika species yang masih hidup diberi nama pertama kali berdasarkan material fossil,
maka nama itu merupakan nama untuk species yang hidup.
Jika nama yang sama secara bebas diusulkan untuk penamaan species yang hidup dan
hewan fossil, maka nama itu homonim
Awal mula tatanama zoologi
Nama hewan baru tersedia setelah dipublikasikan pada 1 Januari 1758 (Systema Nature
edisi 10)
The Binomial Nomenclature of Linnaeus
Nama tiap species harus tersusun atas nama genus dan nama species.
Nama genus diberikan sebagai bantuan untuk mengingat dan nama species itu untuk
menyatakan perbedaan dan keunikan.
Konsep ketersediaan
Agar nama tersedia (available), maka nama itu harus dipublikasikan dengan cara
memenuhi ketentuan rinci Artikel 8 hingga 20. Istilah available digunakan pada kode
yang berarti legitimate. Suatu nama dapat available secara teknis, namun jika
merupakan homonim utama yunior, maka secara otomatis menjadi nama invalid pada
momen publikasi (Artikel 53 and 59a). Hal itu perlu dipahami agar perbedaan antara
available and valid names menjadi jelas. Guna mengembangkan nama takson, seseorang
harus membuat kepastian bahwa nama itu available (properly published) serta valid
(not preoccupied by a senior synonym or homonym)
Artikel 11 hingga 19 mendaftar permintaan untuk membuat nama species tersedia.
Artikel 13a (i), menyatakan nama-nama yang dipublikasikan setelah 1930 harus
dilengkapi dengan deskripsi yang dinyatakan dengan kata-kata karakter yang ditujukan
untuk mendifferensiasi takson. Suatu praktek taksonomi yang baik akan melibatkan
informasi diagnostik dan karakter diagnostik yang berbeda, yang terdiri atas
perbandingan yang nyata dengan species yang berkerabat dekat.
Nama yang dipublikasikan tanpa kondisi available (tersedia) disebut nomen nudum
Nomen nudum tidak ada dalam Zoological nomenclature dan itu akan lebih baik jika tak
pernah direkam, bahkan pada sinonim.
Diagnosis pembeda

Setiap nama baru harus dilengkapi dengan deskripsi yang mengandung karakter utama
yang akan membedakan takson tersebut dengan lainnya

Nama hewan hibrida


Hewan hibrida secara normal adalah individu, bukan populasi, dan oleh karena itu bukan
taksa. Artikel 1b(3), menyatakan suatu nama yang diberikan pada suatu hewan yang
kemudian ditemukan menjadi hibrid tetap available hanya untuk tujuan homonim, bukan
sinonim. Nama yang diberikan kepada hibrida tidak dapat diterapkan pada spesies tetua
Validitas
Nama hewan yang benar sangat berkaitan dengan homonim dan sinonim. Sinonim adalah
nama yang berbeda untuk spesies yang sama. Homonim adalah nama identik untuk dua
atau lebih taksa yang berbeda. Satu nama hanya dapat menjadi nama valid dari satu
takson.
Nama Species:
Nama species ditulis dengan:
1)
sistem binomial, yaitu terdiri atas nama genus dan penunjuk species (specific
name), Nama genus diawali huruf kapital sedang penunjuk spesies diawali dengan huruf
kecil. Tanda pada nama species (?) atau cf bukan merupakan bagian nama species
2)
bahasa latin/dilatinkan
3)
terikat pada tipe spesimen,
4)
ditulis miring, jika ditulis tangan diberi garis bawah
Ex. Homo sapiens
5)
Pencipta nama hewan adalah orang pertama yang menerbitkan dalam suatu
penerbitan berkala dengan memberikan uraian tentang hewan tersebut
6)
Nama botani dan zoologi harus berbeda
7)
Tidak boleh ada dua species yang sama (homonim)
8)
Nama genus ditulis penuh pada awal penulisan dan kemudian disingkat dengan
huruf awal.. Example: Puntius javanicus di awal teks dan P. javanicus di teks selanjutnya
9)
Nama sub-species bersifat trinomial/trinominal (Pantera tigris tigris, P. tigris
sumateraensis)
10)
Jika ditulis dengan nama lokal/umum, nama ilmiahnya biasanya mengikuti dalam
kurung. Sebagai contoh: Burung gereja (Passer domesticus).
11)
Nama genus dan specific descriptor dapat berasal dari sembarang sumber. Sering
berasal dari kata latin baru, suatu tempat, nari nama orang, dan dari bahasa lokal dan
sebagainya. Nama-nama itu selalu diperlakukan secara grammatikal seakan-akan adalah
frase latin.
Beberapa nama Author yang sering digunakan dalam penamaan hewan adalah: Gmel.
(Gmelin), Ads. (Adams), Desh. (Deshayes), L., Linn. (Linnaeus), Blkr. (Blaker) dan
Val. (Vallencienes)
Perubahan nama hewan juga sering terjadi, sebagai contoh, pada Mollusca: Fasciolaris
giganteca, menjadi Pleuroploca giganteca, Ostrea virginica menjadi Crasssostrea
virginica

Pada Serangga : Tendipes sp., menjadi Chironomus sp.

Beberapa contoh yang menjadi dasar penamaan hewan adalah :


1)
Nama penemu (Macrobrachium rossengergii), pertama kali ditemukan oleh
Rossenberg)
2)
Daerah penyebaran (Puntius javanicus), ikan tawes yang penyebarannya di P.
Jawa
3)
Habitat/tempat hidupnya (Fasciola hepatica), cacing parasit yang hidupnya di hati
hospesnya
4)
Warna tubuh dewasa (Euglena viridis) berwarna hijau
5)
Morfologi (Paramecium caudatum) berbentuk seperti sandal
Nama Genus
Nama takson di atas kategori species hanya terdiri atas satu nama (Uninomial)
Tidak boleh ada dua nama genus yang sama
Jika suatu genus baru diusulkan, tipe speciesnya harus ditunjukkan
Jika nama species berupa kata sifat, maka gendernya mengikuti nama genus:
Kata benda latin dengan akhiran us adalah maskulin, domus adalah feminin, pectus
adalah netral.dan cola adalah maskulin.
Nama Familia
Nama familia harus dalam bentuk jamak (plural) demikian juga nama di atas kategori
familia.
Author yang mengajukan nama familia baru memiliki kebebasan dalam memilih tipe
genus
Stabilitas sangat penting untuk nama familia
Nama taraf familia harus dibentuk dari cabang nama tipe genus. Jika nama genus ditolak
sebagai sinonim junior, maka nama familia didasarkan pada itu tidak untuk diganti agar
berlanjut sebagai nama valid .
Nama kelompok familia dibentuk dengan akhiran sebagai berikut:
Superfamilia :
-oidea
Familia
:
-idea
Subfamilia
:
-inae
Tribus `
:
-ini
Subtribus
:
-ina
Type
A central concept of the International Code is use of types as "name bearers."
When scientists describe new species of Orthoptera, they designate one individual for
each species as the holotype or name bearer for that species.
Just as specimens are designated as holotypes for species
species are designated as type species for genera and subgenera.
Additional information characteristic of the type specimen (in addition to measurements
and other descriptive data):
Precise collecting locality and other relevant data on the labels of the specimen
Sex

Developmental stage or form to which the type referable


In the case of parasites, name of the host species
Name of the collector
Collection in which the holotype is deposited and, when the specimen are numbered, the
number assigned to it
Altitude type locality or depth in meter below sea level at which the holotype was taken
In the case of fossil species, geological horizon
The type system also applies at higher levels. Taxa at ranks above genus up to the rank
of superfamily have a type genus. There is a standard naming convention for these
family-group names. The first step is to determine the "stem" of the type genus (see
Article 29 in the ICZN).
To name a superfamily, add "oidea" to the stem of the type genus name.
To name a family, add "idae" to the stem of the type genus name.
To name a subfamily, add "inae" to the stem of the type genus name.
Macam Type Species
Type genus, the "name bearer" for family-group taxa (taxa with a rank higher than genus
up to superfamily)
Type species, the "name bearer" for genus-group taxa (genus or subgenus)
Type specimen
Primary types, the "name bearers" for species names
Holotype, the single specimen designated as holotype when the species was first
described
Syntypes (also known as cotypes), multiple specimens identified by the author when the
species was first described without designating a specific holotype
Lectotype, the specimen designated by a subsequent author and selected from the
syntypes
Neotype, a specimen designated by a subsequent author as the name bearer when the
original primary type (s) have been lost or destroyed

Anda mungkin juga menyukai