Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN ACTIVE and PASSIVE CASE FINDINGS

PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF


PUSKESMAS KALINYAMATAN JEPARA
Periode 21 JUNI-16 JULI 2010
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Komprehensif
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh:
Fatimah Noor Hidayati

G6A 004 064

Fauzia Ramadhaniyanti

G6A 004 065

Pembimbing:
dr. Zulfa Kusdiyarti

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO


SEMARANG
2010

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Kegiatan Active and Passive Case Findings Penderita Tuberkulosis
BTA Positif Puskesmas Kalinyamatan Jepara Periode 21 Juni-16 Juli 2010
Disusun oleh : Fatimah Noor Hidayati

G6A 004 064

Fauzia Ramadhaniyanti

G6A 004 065

Fakultas

: Kedokteran UNDIP

Pembimbing : dr. Zulfa Kusdiyarti

Jepara, 16 Juli 2010


Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kalinyamatan
Pembimbing

dr.Zulfa Kusdiyarti
NIP 197208252002122002

KATA PENGANTAR
Kami memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmatNya
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan kegiatan ini disusun guna melengkapi tugas kepaniteraan komprehensif di
Puskesmas Kalinyamatan Jepara.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr Hj.Zulfa K., selaku ketua Puskesmas Kalinyamatan Jepara yang telah
membimbing kami selama pelaksanaan kegiatan kepaniteraan komprehensif.
2. dr. H.Solikin, dr.Hadi Saputro, dan dr.Sitatun Maghfiroh selaku dokter Puskesmas
Kalinyamatan Jepara yang telah membantu dan mengarahkan kami pada kegiatan
active and passive case findings ini.
3. Bpk.Hadi Mulyono selaku petugas P2TB Puskesmas Kalinyamatan Jepara yang
telah membantu pelaksanaan kegiatan ini.
4. Ibu Uswatun beserta para petugas laboratorium yang telah membantu dalam
pembuatan dan pembacaan preparat sputum.
5. Seluruh staf Puskesmas Kalinyamatan Jepara yang telah menerima dan membantu
selama pelaksanaan kepaniteraan komprehensif ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam kegiatan dan penyusunan laporan ini,
kami mengharapkan adanya feedback yang akan menyempurnakan laporan ini sehingga
menjadi lebih baik
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kegiatan P2TB dalam meningkatkan cakupan TB paru BTA positif di Puskesmas
Kalinyamatan.

Jepara, Juli 2010

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
C. Batasan operasional.....................................................................................2
D. Dasar kebijakan............................................................................................3
E. Metodologi...................................................................................................4
BAB II.HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................7
A. Hasil.............................................................................................................8
B. Pembahasan.................................................................................................14
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................16
A. Kesimpulan...............................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
tuberculosis). TBC lebih sering menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang bagian
tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan bagian tubuh lainnya.

Situasi TBC di dunia semakin memburuk, jumlah kasus TBC meningkat dan
banyak yang tidak berhasil disembuhkan, terutama pada negara yang dikelompokkan
dalam 22 negara dengan masalah TBC besar (high burden countries). Menyikapi hal
tersebut, pada tahun 1993 WHO mencanangkan TBC sebagai kedaruratan global
(Global emergency). Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi
oleh Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 1995 diperkirakan ada 9 juta pasien TB
baru dan 3 juta kematian akibat TBC di seluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TBC
dan 98% kematian akibat TBC di seluruh dunia terjadi pada negara-negara
berkembang.
Di Indonesia, TBC masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat.
Jumlah pasien TBC di indonesia merupakan ketiga terbanyak di dunia setelah india
dan china, dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TBC di dunia.
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993
menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 - 0,65%.

Di Kabupaten Jepara berdasarkan data tahun 2006 diperkirakan terdapat 1154


orang dan yang ditemukan sebanyak 366 orang (CDR 31,71%). Hal ini menunjukkan
cakupan penemuan pasien TBC masih rendah, sehingga perlu dilakukan passive and
active case findings yaitu upaya mencari penderita TBC dengan cara melakukan
kunjungan rumah.
B. TUJUAN
Meningkatkan cakupan penderita TB paru BTA (+) dalam rangka program
penanggulangan TB paru, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB
paru dengan memutuskan rantai penularan di wilayah kerja Puskesmas
Kalinyamatan.
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Active case findings TB paru adalah metode penemuan suspek TB paru secara
aktif yaitu dengan melakukan kunjungan rumah
2. Passive case findings TB paru adalah metode penemuan suspek TB paru
secara pasif pada suspek yang datang berobat ke puskesmas dan pustu
3. Suspek TB paru adalah pasien dengan gejala sebagai berikut:
-

batuk berdahak lebih dari 3 minggu atau lebih, dahak kental hijau
kekuningan dan bisa bercampur darah

batuk berdarah

sesak dan nyeri dada

badan lemah, nafsu makan turun, kehilangan berat badan, rasa


kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan,
demam ngelemeng lebih dari satu bulan.

4. TB paru BTA (+) adalah:


-

sekurang kurangnya dua dari tiga spesimen sputum BTA (+)

hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA (+)


dan gambaran radiologi menunjukkan gambaran TB aktif

hasil pemeriksaan 1 spesimen dahak menunjukkan BTA(+) dan


biakan positif

D. Dasar Kebijakan
1. Sistem Kesehatan Nasional
Dasar pembangunan kesehatan butir 2 yang berisi tanggung jawab pemerintah
dan masyarakat dalam memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan
masyarakat.
2. Undang-undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan yang menyebutkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif.
3. Undang-undang no.4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular.
4. Evaluasi program TBC bersama antara indonesia dan WHO (Indonesia WHO
joint on national TB program, April 1994/TBC, 9 september 1996).
5. Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberculosis (Gerdunas TBC, 24
Maret 1999)
6. Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yaitu kampanye
yang memberikan pengetahuan mesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk
memberikan dosis obat yang paling efektif kepada pasien TBC yang
didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis. Memastikan mereka meminum
obat TBC sampai selesai dan emantau kemajuan pengobatan sampai betul
betul sembuh.

E. METODOLOGI
INPUT
1. MAN

- Kepala Puskesmas Kalinyamatan


- Ketua P2M Puskesmas Kalinyamatan
- Petugas P2TB Puskesmas Kalinyamatan
- Petugas laboratorium Puskesmas Kalinyamatan
- Dokter komprehensif

2. MONEY

- Dana Puskesmas Kalinyamatan


- Swadana

3. MATERIAL
- Data penderita dan suspek TB paru BTA(+) Puskesmas Kalinyamatan periode
2010
Kuesioner, alat tulis
Stetoskop, tablet gliseril guaicolat, alat transportasi
Handscoon, masker, pot penampung dahak, objek glass, ose, lampu spiritus,
carbol fuchsin 0,3%, HCl alkohol 3%, Methylen blue 0,3%, mikroskop.
4. METHOD
- Kunjungan rumah penderita dan suspek TB paru BTA (+)
- Pemeriksaan sputum BTA dengan mikroskop
- Analisa hasil active case findings secara deskriptif

PROSES
Perencanaan (P1)
Pencarian data penderita dan suspek penderita TB paru yang belum dikunjungi
Memahami cara pembuatan dan pemeriksaan preparat sputum penderita dan suspek
penderita TB paru
Melaksanakan kunjungan rumah
Membuat preparat sputum yang diperoleh dan memeriksa secara mikroskopik
Menganalisa hasil kegiatan secara deskriptif
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pertemuan dengan petugas P2TB
Wawancara dengan patugas laboratorium dan ikut serta dalam pembuatan dan
pemeriksaan preparat sputum penderita dan suspek penderita TB paru yang
memeriksakan diri di Puskesmas Kalinyamatan
Wawancara dengan penderita dan suspek penderita TB paru yang berobat ke BP
Puskesmas Kalinyamatan
Mengunjungi rumah penderita dan suspek penderita TB paru sesuai data yang didapat,
melakukan wawancara, pengambilan sputum dan edukasi
Membuat preparat sputum yang diperoleh dan dilakukan pemeriksaan mikroskopis
Menganalisa hasil dan menyusun laporan kegiatan
Pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan Active & Passive Case Findings supaya sesuai
dengan tujuan perencanaan, prosedur yang telah ditentukan
Menilai pelaksanaan kegiatan Active & Passive Case findings

OUTPUT
Data penderita dan suspek penderita TB paru yang belum dikunjungi
Data hasil wawancara dengan petugas laboratorium
Data suspek penderita TB paru yang diperoleh dari Balai Pengobatan
Puskesmas Kalinyamatan
Data keadaan sputum penderita dan suspek penderita TB paru
Data hasil pemeriksaan sputum.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
INPUT
Kegiatan

: pertemuan dengan kepala Puskesmas Kalinyamatan (dr. Hj. Zulfa) dan


dokter puskesmas lainnya

Waktu

: 21 Juni 2010

Hasil

Mendapat tugas melakukan kegiatan Active & Passive Case Findings penderita
TB dan melakukan identifikasi serta analisis permasalahan yang dihadapi dalam

program P2TB di Puskesmas Kalinyamatan.


Perkenalan dengan petugas P2TB, Bp. Hadi Mulyono

PROSES
1. Perencanaan (P1)
Kegiatan
: pertemuan dengan petugas P2TB (Bp. Hadi Mulyono)
Waktu
: 28 Juni 2010
Hasil
:
Mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan kegiatan
Tersusunnya rencana dan jadwal kegiatan
2. Pergerakan dan pelaksanaan (P2)
Kegiatan : pertemuan dengan petugas P2TB (Bp. Hadi Mulyono)
Waktu
: 30 Juni 2010
Hasil
: jadwal kunjungan rumah (waktu, tempat dan nama penderita TB)
Kegiatan : wawancara petugas laboratorium
Waktu
: 1 Juli 2010
Hasil
: prosedur pembuatan dan pemeriksaan preparat dari sputum
Kegiatan
Waktu
Hasil

penderita suspek TB
: wawancara dengan penderita TB dan suspek penderita TB yang
berobat ke Puskesmas Kalinyamatan
: setiap jam kerja di balai Pengobatan
: data penderita suspek TB (nama, umur, alamat)

No. Nama
1
M. Supriyanto

Umur
17

Alamat
Purwogondo

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Qudsiatun nimah
Sutar
Hasan Fikri
Muntahar
Masmuah
Sudarno
Sulkan
Kholidah
Ririn
Muhdi
Faijah
Saripan
Rochana

21
50
20
32
70
67
77
25
19
30
20
60
52

Robayan
Pendo sawalan
Robayan
Margoyoso
Sendang
Robayan
Kriyan
Labuawu
Labuawu
Pendo sawalan
Bakalan
Margoyoso
Purwogondo

Kegiatan : kunjungan ke rumah suspek penderita TB sesuai data yang didapat


Waktu : 5 13 Juli 2010
Hasil : data suspek penderita yang dikunjungi dan spesimen sputum
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nama
M. Supriyanto
Qudsiatun nimah
Sutar
Hasan Fikri
Muntahar
Masmuah
Sudarno
Sulkan
Kholidah
Ririn
Muhdi
Faijah
Saripan
Rochana

Umur
17
21
50
20
32
70
67
77
25
19
30
20
60
52

Alamat
Purwogondo
Robayan
Pendo sawalan
Robayan
Margoyoso
Sendang
Robayan
Kriyan
Labuawu
Labuawu
Pendo sawalan
Bakalan
Margoyoso
Purwogondo

Tanggal kunjungan
10 Juli 2010
3 Juli 2010
24 Juni 2010
29 Juni 2010
1 Juli 2010
3 Juli 2010
3 Juli 2010
3 Juli 2010
3 Juli 2010
5 Juli 2010
5 Juli 2010
6 Juli 2010
12 Juli 2010
12 Juli 2010

Kegiatan : membuat preparat dari sputum yang didapat kemudian diperiksa


secara mikroskopis
Waktu : 6-13 Juli 2010
Hasil :
Keadaan spesimen dahak
No

1
2
3

Nama

M. Supriyanto
Qudsiatun nimah
Sutar

Volume
S1
1
1
1

P
1
1
1

Warna
S2
1
1
1

S1
P
P
P

P
P
P
P

Kental
S2
P
P
P

S1
+
<

P
<
+
<

Bercampur
ludah
S2 S1 P S2
< + + +
+ + + +
< + + +

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

1
1
1
1
1
1
2

Hasan Fikri
Muntahar
Masmuah
Sudarno
Sulkan
Kholidah
Ririn
Muhdi
Faijah
Saripan
Rochana

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2

P
P
P
P
K
K
K

P
P
P
P
P
P
P
K
P
K
K

P
P
P
P
P
P
P
K
P
K
K

+
+
+
+

<
+
<
+
+
+
+
+

<
+
<
<
+
+
+
+

+
+
+
+
+
-

+
+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+
+
+

Keterangan : P = putih // K = kuning // H = hijau

Yang dapat dibuat sediaan :


1. M. Supriyanto
: BTA (-)
2. Qudsiatun nimah
: BTA (-)
3. Sutar
: BTA (-)
4. Hasan Fikri
: BTA (-)
5. Muntahar
: BTA (-)
6. Masmuah
: BTA (-)
7. Sudarno
: BTA (-)
8. Sulkan
: BTA (-)
9. Kholidah
: BTA (-)
10. Ririn
: BTA (-)
11. Muhdi
: BTA (-)
12. Saripan
: BTA (-)
13. Rochana
: BTA (-)
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Kegiatan : mengawasi, mengendalikan, dan menilai pelaksanaan Active &
Passive Case Findings penderita BTA positif agar sesuai dengan
Hasil

perencanaan.
: pelaksanaan Active & Passive Case Findings dapat dilakukan di
Puskesmas Kalinyamatan dan kunjungan ke desa.

OUTPUT
Tabel 1. Data jumlah penderita batuk lama yang diperiksa
No.
1
2
3
4
5
6

Nama
M. Supriyanto
Qudsiatun nimah
Sutar
Hasan Fikri
Muntahar
Masmuah

Umur
17
21
50
20
32
70

Alamat
Purwogondo
Robayan
Pendo sawalan
Robayan
Margoyoso
Sendang

Riw. OAT
-

Riw.
BTA (+)
-

Riw.
Radiologi
-

7
8
9
10
11
12
13
14

Sudarno
Sulkan
Kholidah
Ririn
Muhdi
Faijah
Saripan
Rochana

67
77
25
19
30
20
60
52

Robayan
Kriyan
Labuawu
Labuawu
Pendo sawalan
Bakalan
Margoyoso
Purwogondo

Tabel 2. Penderita yang tidak pernah mendapatkan pengobatan TB Paru


No. Nama

Malas

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

M. Supriyanto
Qudsiatun nimah
Sutar
Hasan Fikri
Muntahar
Masmuah
Sudarno
Sulkan
Kholidah
Ririn
Muhdi
Faijah
Saripan
Rochana

Waktu

Alasan tidak berobat


Jarak Biaya Tidak
Malu
berbahaya

Lainnya

Tabel 3. Data pengetahuan suspek tentang TB


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama
M. Supriyanto
Qudsiatun nimah
Sutar
Hasan Fikri
Muntahar
Masmuah
Sudarno
Sulkan
Kholidah
Ririn
Muhdi
Faijah
Saripan

Pengetahuan tentang TB
Tahu flek paru
Tahu flek paru, batuk lama, BB turun, pengobatan 6 bulan
Tahu batuk lama
Tahu flek paru
Tahu batuk lama
Tidak tahu
Tidak tahu
Tidak tahu
Tahu batuk lama
Tahu batuk lama, BB turun
Tidak tahu
Tahu flek paru, batuk lama, pengobatan 6 bulan
Tidak tahu

14

Rochana

Tahu batuk lama

Hasil wawancara petugas laboratorium, pemeriksaan reagen dan mikroskop


Cara pengumpulan dahak
Pengumpulan dahak pasien suspek TB terdiri dari 3 spesimen untuk masing-masing
suspek yaitu Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS). Suspek diberikan pot dengan tutup
berulir dan pada masing-masing pot diberi nama serta keterangan tempat sputum
sewaktu 1, pagi, dan sewaktu 2.
S1 : dikumpulkan pada kunjungan pertama suspek ke puskesmas atau pada saat
pemeriksaan
P : pada pasien diberi satu pot untuk dahak yang dikumpulkan pagi hari saat bangun
tidur keesokan harinya.
S2 : dikumpulkan di puskesmas setempat saat suspek menyerahkan dahak P
Kesulitan yang sering ditemukan adalah kesulitan mengeluarkan dahak S. Pasien
diminta untuk berlari-lari kecil, menarik nafas dalam-dalam lalu batuk. Seringkali
spesimen yang didapat bercampur air liur atau bahkan hanya air liur tanpa dahak
sehingga tidak memenuhi syarat untuk pembuatan sediaan. Untuk mendapatkan
spesimen dahak P, suspek diminta untuk minum segelas air teh manis sebelum tidur
dan diberikan 2 tablet gliseril guaiakolat. Namun hasilnya sering tidak memuaskan,
beberapa suspek tetap kesulitan mengeluarkan dahak.
Cara pembuatan sediaan :
- Ambil sedikit dahak dari bagian yang paling kental dengan menggunakan lidi
- Oleskan pada kaca sediaan secara tipis dan merata dengan pola melingkar dari
luar ke dalam sampai kering
- Buang lidi yang sudah dipakai
- Lewatkan sediaan diatas lampu api spiritus sebanyak 3 kali untuk fiksasi
Cara pewaranaan sediaan :
- Letakkan sediaan dahak pada rak pewarnaan
- Teteskan larutan Carbol Fuschin 0,3% pada sediaan
- Panaskan dengan api spiritus sampai keluar uap selama 3-5 menit (jangan sampai
mendidih)
- Diamkan selama 5 menit, lalu bilas dengan air mengalir
- Teteskan sediaan dengan alkohol asam 3%
- Bilas dengan air mengalir

- Teteskan dengan larutan Methylen Blue 0,3% sampai menutupi seluruh


permukaan sediaan, diamkan selama 20 detik
- Bilas dengan air mengalir lalu keringkan di udara terbuka
Cara pemeriksaan sediaan
- Cari lapangan pandang dengan objektif 10x
- Teteskan satu tetes minyak emersi di atas sediaan dahak
- Periksa dengan objektif 100x paling sedikit 100 lapangan pandang atau dalam 10
menit
Hasil pemeriksaan reagen dan mikroskop
- Reagen untuk pewarnaan sediaan dahak terdiri dari Carbol Fuschin 0,3%, alkohol
asam 3%, dan methylen blue 0,3%
- Mikroskop yang ada di Puskesmas Kalinyamatan sebanyak 1 buah, merupakan
mikroskop elektrik binokuler. Lensa dibersihkan dengan kertas lensa setiap kali
selesai dipakai.
Hasil wawancara Petugas P2TB
- Petugas P2TB yang bertanggung jawab di Puskesmas Kalinyamatan adalah Bp.
Hadi Mulyono. Petugas sudah mendapatkan pelatihan TB.
- Penemuan penderita dilakukan dengan :
o Active case finding dilakukan setelah menerima laporan tentang pasien TB
positif dari petugas P2TB
o Passive case finding dilakukan pemeriksaan BTA pada suspek yang datang
-

berobat atas inisiatif sendiri ke puskesmas.


Kegiatan edukasi dilakukan secara perorangan terhadap suspek dan penderita
BTA positif, selain itu dilakukan pula penyuluhan terhadap keluarga penderita.

B. PEMBAHASAN
Permasalahan
Permasalahan yang diperoleh dari kegiatan active and passive case finding adalah :
- Kesulitan suspek mengeluarakan dahak sehingga terkadang yang terkumpul
-

dalam pot hanya air liur, dan menjadi tidak layak untuk diperiksa.
Suspek tidak tahu dan menganggap bahwa sakit batuk lama yang dideritanya
hanyalah sakit batuk biasa dan tidak berbahaya, serta semua suspek tidak tahu
komplikasi yang dapat terjadi jika penyakitnya tidak diobati. Juga sangat
minimnya pengetahuan suspek mengenai besarnya resiko penularan penyakit TB.

Pemecahan masalah

Cara mengatasi masalah ini adalah dengan meminta suspek untuk minum satu
gelas teh manis atau menelan obat GG 200 mg malam hari sebelum tidur. Cara
lainnya adalah dengan olahraga ringan (lari-lari kecil) kemudian menarik nafas
dalam beberapa kali dan jika merasa akan batuk, nafas ditahan selama mungkin

lalu diminta batuk.


Masalah ini dapat diatasi dengan edukasi secara berkelanjutan tentang gejala TB
paru, lama pengobatan dan komplikasinya serta dapat menyerang siapa saja
Penyuluhan perlu melibatkan kader posyandu, bidan desa, keluarga penderita,
dan PMO. Sasaran penyuluhan adalah suspek, penderita, keluarga, dan tetangga
di sekitar rumah penderita. Indikator keberhasilan penyuluhan adalah
meningkatnya jumlah penemuan penderita secara pasif, penderita datang berobat
secara teratur sesuai jadwal pengobatan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan active and passive case finding yang telah dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Kalinyamatan, didapatkan beberapa masalah utama yang
mungkin menjadi penyebab rendahnya cakupan penderita TB BTA positif, adalah :
- Sulitnya memperoleh spesimen dahak yang baik dan layak diperiksa.
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB paru, kebanyakan hanya merasa
batuk itu sebagai batuk biasa, serta tidak tahu komplikasi yang dapat terjadi jika
penyakitnya tidak diobati.
B. SARAN
Kegiatan Active and Passive Case Finding perlu dilakukan pada semua desa di
wilayah kerja Puskesmas Kalinyamatan untuk meningkatkan cakupan. Perlu
dilakukan penyuluhan TB paru secara kontinyu dengan melibatkan perangkat desa,
kader posyandu, bidan desa. Sebaiknya juga dilakukan pelacakan suspek TB paru
pada anak-anak, karena kemungkinan resiko penularan yang besar dari penderita TB
paru dewasa. Untuk pasien anak-anak standar utama diagnosis tidak menggunakan
pemeriksaan sputum BTA ataupun pemeriksaan penunjang berupa x-foto thorax
melainkan menggunakan skoring TBC anak (terlampir)

DAFTAR PUSTAKA
1. Gerdunas TB. Pedoman Nasional, Penanggulangan Tuberkulosis. Depkes RI: Jakarta,
2007
2. http://www.tbindonesia.or.id/tbnew/epidemiologi-tb-di-indonesia/article/55/000100
diunduh pada 11 Juli 2010
3. USAID.
Tuberculosis

profile

for

Indonesia

diunduh

dari

http://www.usaid.com/southeastregion-profile-indonesia/net pada 9 Juli


2010

4. Sub direktorat DEPKES RI dan WHO. Tuberculosis facts sheet-pdf. Diunduh dari
www.tbindonesia.or.id/pdf/Lembar_Fakta_TB.pdf pada 9 Juli 2010

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai