Anda di halaman 1dari 11

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena
komunikasi merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan ataupun berbagi
ide kepada orang lain. Tidak satu pun dari makhluk hidup yang tidak pernah
melakukan sebuah komunikasi. Mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia, semua
membutuhkan komunikasi.
Setiap individu selalu bergantung pada makhluk hidup lainnya, oleh
karena itu dibutuhkan komunikasi yang baik antar individu. Beberapa cakupan
komunikasi secara garis besar meliputi komunikasi verbal dan komunikasi non
verbal. Komunikasi verbal terdiri dari kata-kata yang disusun dalam pola yang
memiliki arti, bisa dituangkan dalam bentuk lisan dan tulisan. Sedangkan
komunikasi non verbal merupakan bentuk komunikasi yang tidak menggunakan
kata-kata, baik lisan maupun tulisan.
Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan ketika kita tidak bisa
berkomunikasi dengan baik, maka perlu adanya pembinaan dan pembelajaran
dalam melakukan sebuah komunikasi. Bahkan dalam dunia keperawatan pun telah
diajarkan bagaimana cara melakuakan komunikasi verbal dan non verbal yang
baik antara perawat dan pasiennya. Hal ini dilakukan agar pasien merasa nyaman
dengan perawatan yang diberikan oleh perawat.

1.2 Rumusan Masalah


a. 10 kalimat apa saja yang paling sering disampaikan oleh perawat?
b. 10 komunikasi non verbal apa saja yang paling sering dilakukan oleh
perawat?
c. Mengapa perawat melakukan komunikasi verbal dan non verbal?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui kalimat yang paling sering disampaikan oleh perawat.
1

b. Untuk mengetahui komunikasi non verbal yang paling sering dilakukan


oleh perawat.
c. Untuk mengetahui penyebab perawat melakukan komunikasi verbal dan
non verbal.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini ialah:
1. sebagai tambahan perbendaharaan karya tulis ilmiah yang dapat dijadikan
referensi dalam pengajaran maupun pembelajaran;
2. mengetahui tentang manfaat dan penerapan komunikasi verbal dan non
verbal dalam bidang keperawatan.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Kalimat yang Sering Disampaikan Perawat


Dibawah ini akan dijelaskan beberapa kalimat yang paling sering
disampaikan oleh perawat.
1. Selamat pagi bapak/ibu
Salam pembuka seperti di atas bisa di ucapkan perawat di awal
pembicaraan atau saat pertama kali bertemu dengan pasien atau keluarga pasien.
Salam pembuka ini bisa di artikan bahwa perawat menyambut hangat seseorang
yang kita temui. Selain dengan kalimat di atas, perawat bisa mengucapkan salam
pembuka dengan menyebut nama pasien. Karena dalam kenyataannya pasien akan
merasa lebih senang jika perawat memberi salam pembuka dengan menyebut
namanya.
2. Mari saya antar bapak/ibu ke kamarnya
Kalimat ini digunakan saat perawat akan mengantarkan keluarga atau
orang yang menjenguk pasien ke kamar pasien. Setelah perawat mengucapkan
kalimat ini, maka perawat harus segera mengantarkan pasien ke kamar pasien
yang akan dituju.
3. Bapak/Ibu harus dirawat karena kondisinya (isi dengan kondisi pasien),
maka untuk beberapa hari harus menjalani rawat inap
Kalimat di atas digunakan ketika perawat memberi informasi awal tentang
keadaan pasien. Dalam menyampaikan informasi awal tentang keadaan pasien,
harus di ucapkan dengan jelas agar pasien bisa mengetahui keadaan yang
sebenarnya dan tidak salah pengertian tentang kondisi yang sedang dialaminya.
Perawat juga harus pandai dalam menyusun kalimat yang disampaikan, karena
ketika perawat berhadapan dengan orang awam dan menyampaikan suatu keadaan
buruk pada mereka, mereka akan terkejut. Oleh karena itu, dalam hal ini
diperlukan pengolahan kalimat yang baik.
4. Jika bapak/ibu ingin ke kamar mandi, bisa saya antar
Beberapa pasien yang menderita penyakit tertentu tidak bisa bangkit
dengan sendirinya dari ranjang perawatan untuk ke kamar mandi. Dalam hal ini

dibutuhkan peran perawat untuk membantu pasien. Perawat bisa menawarkan jasa
untuk mengantarkannya ke kamar mandi dengan menggunakan kalimat diatas.
5. Bapak/Ibu, disebelah (sembari menunjuk) ada bel. Silahkan dipencet jika
membutuhkan bantuan perawat
Kalimat ini digunakan ketika perawat mendemonstrasikan kepada pasien
baru tentang bagaimana menggunakan peralatan atau perlengkapan dikamarnya.
Misalnya saja menyalakan lampu, menggunakan bel, memakai meja, dan lain
sebagainya.
6. Untuk kenyamanan bersama, sebaiknya bapak/ibu tidak menyimpan barang
berharga disini
Ada beberapa hal yang harus di ingatkan kepada pasien baru tentang
kenyaman bersama. Salah satunya yaitu pasien dilarang membawa atau
menyimpan barang berharganya dikamar perawatan. Karena jika pasien
menyimpan barang berharganya diruang perawatan dan terjadi hal yang tidak kita
inginkan misalkan saja hilang ini akan membuat berkurangnya kenyamanan
bersama. Bisa saja perawat yang dituduh atas hilangnya barang berhara ini, atau
pasien disekitarnya pun bisa ikut tertuduh. Agar hal ini tidak terjadi, maka perawat
perlu mengingatkan pasien untuk membawa pulang barang berharganya dengan
menggunakan kalimat diatas.
7. Ada yang ingin bapak/ibu tanyakan?
Kalimat seperti di atas digunakan ketika perawat ingin memastikan bahwa
pasien sudah mengetahui atau memahami semua penjelasan perawat. Jika pasien
telah memahami semua penjelasan perawat, pembicaraan dapat diakhiri. Namun
jika pasien masih belum paham sepenuhnya, perawat harus mengulang penjelasan
kita hingga pasien paham seluruhnya.
8. Maaf pak/bu, saya belum mengganti perbannya. Sekarang saya ganti dulu
ya!
Ketika perawat melakukan kesalahan, seperti lupa mengganti perban
pasien, tidak mengingatkan pasien untuk meminum obat, perawat harus segera
4

meminta maaf secara sopan dan sungguh-sungguh dengan menggunakan kalimat


seperti contoh diatas. Meminta maaf berarti mengakui kesalahan dan tidak ingin
kesalahan itu terulang kembali.
9. Bapak/Ibu, disamping anda (dengan menunjuk) ada pasien yang bernama
(sebutkan nama pasien disebelah). Pasien tersebut menderita penyakit
(sebutkan penyakitnya) dan sudah hari (sebutkan jumlah hari) dirawat
disini
Mengenalkan pasien dan keluarga ke pasien lain yang sekamar sangatlah
penting karena jika pasien satu dan pasien lainnya saling mengenal, mereka bisa
saling menghibur ketika salah satu dari mereka sedang bersedih.
10. Bapak/Ibu harus ditensi dulu ya!
Setiap kali perawat akan melakukan sesuatu kepada pasien, perawat harus
meminta ijin pada pasien. Tidak dibenarkan jika perawat melakukan sesuatu
sesuka hatinya karena ada beberapa pasien yang jalan fikirannya berbeda dengan
perawat. Misalnya saja seorang pasien harus disuntik, namun pasien tersebut tidak
mau dengan alasan takut. Maka perawat tidak boleh seenaknya melakukan itu
terhadap pasien.
Untuk menjelaskan sesuatu yang akan dilakukan, perawat bisa
menggunakan kalimat diatas.

2.2 Komunikasi Non Verbal yang Sering Digunakan Perawat


Dibawah ini akan dijelasakan tentang bentuk komunikasi non verbal yang
sering digunakan perawat.
1. Tersenyum, serta menatap pasien dan keluarga dengan ramah
Seorang perawat harus memberikan senyuman kepada pasien agar pasien
tersebut merasa dihargai. Senyum bisa perawat berikan ketika berbicara, ataupun
ketika pasien sedang membutuhkan perawat.
2. Mengarahkan dengan tangan terbuka
Setiap kali perawat memberi arahan, alangkah lebih baiknya jika arahan
tersebut diselingi dengan gerakan tangan yang sesuai dengan apa yang

dibicarakan. Gerakan tangan yang dimaksud disini adalah untuk mengarahkan


pembicaraan agar bisa fokus dan terarah.
3. Menunjukkan dengan tangan terbuka
Yang dimaksud disini adalah ketika pasien bertanya tentang suatu tempat
kepada perawat, maka perawat harus menunjukkan tempat yang dimaksud pasien
dengan tangan terbuka. Ketika perawat menunjukkan dengan tangan terbuka, hal
ini berarti perawat siap untuk menampung semua pertanyaan pasien dan akan
menunjukkan dengan jelas.
4. Cekatan, ramah, dan sopan
Cekatan adalah jati diri yang harus dimiliki oleh seorang perawat. Tidak
boleh santai dan mengentengkan sesuatu. Karena dalam kesehariannya perawat
selalu berhadapan dengan manusia. Bila perawat tidak memiliki jati diri yang
cekatan, akan ada banyak nyawa yang melayang setiap harinya. Selain itu perawat
juga harus ramah dan sopan.

5. Membantu melipat tangan pasien


Melipat tangan pasien perlu dilakukan oleh perawat agar pasien merasa
nyaman dengan posisi perawatan yang sedang dijalaninya. Ketika perawat
membantu melipat tangan pasien, pasien akan menilai bahwa perawat itu peduli
dengan dirinya. Dari hal ini kemudian akan timbul pengaruh positif bagi pasien
dan memicu kesembuhan pasien.
6. Berhati-hati dan teliti saat memeriksa
Ketika memeriksa pasien, akan ada beberapa sentuhan yang dilakukan
perawat kepada pasien. Dalam melakukan sentuhan demi sentuhan ini, perawat
harus berhati-hati dan teliti. Dikhawatirkan jika perawat tidak berhati-hati akan
membuat pasien merasa tidak nyaman dengan pemeriksaan yang dilakukan
perawat.
7. Kontak mata dan senyum

Kontak mata dan senyum dari seorang perawat harus dijaga saat
berhadapan dengan pasien. Kontak mata yang berfokus satu arah kepada pasien
dan tidak berpindah-pindah arah.
8. Ramah dan senyum
Seorang perawat harus menunjukkan sikap ramah kepada semua orang
yang sedang dihadapinya. Senyum juga harus tetap terpancar dari wajah perawat.
Keramahan yang diberikan perawat akan menciptakan suasana hangat antara
perawat dan pasien.
9. Menyentuh pundak pasien
Sebagai tanda kepedulian perawat terhadap pasien, tidak ada salahnya jika
perawat sekali-kali menyentuh pundak pasien ketika ingin menanyakan keadaan
pasien, dan tidak lupa pula disambung dengan senyum yang hangat.
10. Mengangguk sebagai tanda undur diri
Ketika akan undur diri, perawat tidak boleh pergi begitu saja dan
meninggalkan pasien. Namun ada sebuah komunikasi yang terjadi disini.
Mengangguk sebagai tanda undur diri juga termasuk komunikasi non verbal yang
sering dilakukan perawat kepada pasien. Mengangguk saat akan undur diri bisa
diartikan bahwa perawat berpamitan dan akan beranjak pergi.
2.3 Sebab Perawat Melakukan Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan
non verbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
1.

Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara


verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan
kepala;

2.

Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa


sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan
mengangguk-anggukkan kepala;

3.

Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain


terhadap pesan verbal. Misalnya anda memuji prestasi teman dengan
mencibirkan bibir, seraya berkata Hebat, kau memang hebat;

4.

Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.


Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak
terungkap dengan kata-kata;

5.

Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya.


Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul
meja.
Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal
Communication Systems, menyebutkan enam alasan mengapa pesan verbal
sangat signifikan. Yaitu:

a. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi


interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatamuka, kita
banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan
nonverbal. Pada gilirannya orang lain pun lebih banya membaca pikiran
kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal;
b. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal daripada
pesan verbal;
c. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari
penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh
komunikator secara sadar;
d. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan
untuk

mencapai

metakomunikatif

komunikasi
artinya

yang

memberikan

berkualitas

tinggi.

informasi

tambahan

Fungsi
yang

memeperjelas maksud dan makna pesan. Diatas telah kita paparkan pesan
verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan
aksentuasi;
e. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien
dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat
tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi,

ambiguity,

dan

abtraksi.

Diperlukan

lebih

banyak

waktu

untuk

mengungkapkan pikiran kita secara verbal;


f. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi
komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi
secara tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu
kepada orang lain secara implisit (tersirat).

Dukungan non-verbal mempunyai kemampuan untuk melengkapi kekurangan


dalam komunikasi verbal.
Hasil riset dan pengamatan yang dilakukan oleh Gerald Graham, Jeanne Unruh,
dan Pul Jennings, menunjukan dampak sebagai berikut :

BAB 3. KESIMPULAN

Komunikasi

dirumuskan

sebagai

suatu

proses

pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi

penyampaian
melibatkan

seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin


juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan
telah diterima. Komunikasi adalah suatu yang sangat penting dalam kehidupan
manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu
sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar sebagai berikut;
niat, minat, pandangan, lekat, libat. Dalam proses komunikasi kita juga harus
ingat bahwa ada hambatan yaitu baik dari pengirim, saluran, penerima dan umpan
balik serta hambatan fisik dan psikologis.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain
untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis
komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal meliputi kata-kata
yang diucapkan atau tertulis, sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa
tubuh. Menurut bentuk komunikasi, ada yang disebut komunikasi satu arah dan
komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah berarti sebuah pesan dikirim dari
pengirim ke penerima tanpa ada umpan balik. Komunikasi dua arah terjadi bila

10

pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan


berdasarkan

besarnya sasaran terdiri

umpan balik. Komunikasi

dari komunikasi

massa, komunikasi

kelompok, dan komunikasi perorangan. Sedangkan komunikasi berdasarkan arah


pesan terbagi atas; komunikasi satu arah dan komunikasi timbal balik.

DAFTAR PUSTAKA

Ann Marriner,Tomey. 1996. Guide to Nursing

management and Leadership.

Mosby year book Inc.


Elaine.L.Monica.

1998.

Kepemimpinan

dan

Management

Keperawatan

,pendekatan berdasarkan pengalaman. Penerbit buku kedokteran EGC.


Roger. B. Ellis Robert,J Gates and Neil kenwarthy. 1995 Interpersonal
communication in Nursing Theory and Practice, Churcill Livingstone.
Simamora, Roymond H. 2010. Komunikasi dalam Keperawatan. Jember : Jember
University Press.

11

Anda mungkin juga menyukai