KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah
memberikan
rahmat
dan
hidayah-Nya,
sehingga
penulis
dapat
Penulis
Siergio Ricky
(082001300038)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................7
1.1 Latar Belakang...............................................................................................7
1.2 Tujuan Perencanaan........................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10
2.1 Sistem Pengelolaan Sampah.........................................................................10
2.2 Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah..........................................11
2.2.1 Pewadahan.............................................................................................11
2.2.2 Pengumpulan dan Pengangkutan...........................................................14
2.2.3 Pengolahan Sampah (Berbasis 3R)........................................................17
2.2.4 Pemrosesan Akhir..................................................................................20
BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN............................24
BAB IV PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH.....................26
4.1 Data Penduduk.............................................................................................26
4.2 Perencanaan Pengelolaan Sampah...............................................................27
BAB V HASIL PERHITUNGAN..........................................................................34
5.1 Timbulan Sampah dan Laju Timbulan Sampah Kota...................................34
5.2 Pewadahan....................................................................................................35
5.3 Tingkat Pelayanan........................................................................................36
5.4 Pola Pengumpulam dan Pengangkutan Sampah..........................................36
5.5 Pengangkutan Sampah di TPS.....................................................................36
5.6 Alat Pengumpul dan Pengangkut.................................................................36
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
: Peta Wilayah
Lampiran 3
Lampiran 4
: Peta Pewadahan
Lampiran 5
Lampiran 6
: Peta Jalur/Rute
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan, karena di
dalam semua aspek kehidupan selalu dihasilkan sampah, disamping produk utama
yang diperlukan. Sampah akan terus bertambah seiring dengan banyaknya
aktifitas manusia yang disertai semakin besarnya jumlah penduduk di Indonesia.
Pengelolaan sampah meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Sedangkan dalam ilmu
kesehatan lingkungan suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah
tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah
tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat
lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari
udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetika), tidak menimbulkan
kebakaran dan lain sebagainya. Sehingga jelas bahwa pentingnya pengelolaan
sampah, karena melihat perkembangan waktu yang senantiasa diiringi dengan
pertambahan penduduk maka otomatis jumlah timbulan sampah semakin
meningkat sementara lahan yang ada tetap. Sehingga jelas bahwa pentingnya
pengelolaan sampah, karena melihat perkembangan waktu yang senantiasa
diiringi dengan pertambahan penduduk maka otomatis jumlah timbulan sampah
semakin meningkat sementara lahan yang ada tetap.
Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan sampah
(byproduct) disamping produk utama yang diperlukan atau digunakan. Untuk
daerah pedesaan, dimana pertanian merupakan kegiatan/pekerjaan utama dimana
sampah yang dihasilkan jumlahnya sedikit yang mana sampah tersebut dapat
diuraikan sendiri oleh alam, dimana hewan memakan sisa makanan dan bahan-
bahan lain dapat dibuang ke tanah dengan demikian dapat menguraikan sampah
tersebut.
Di daerah perkotaan, dimana jumlah penduduk semakin besar dan
kepadatan semakin tinggi, sampah tidak dapat lagi diolah oleh alam. Karakteristik
sampah menjadi semakin beragam sejalan dengan meningkatnya standar hidup,
dan volume sampah semakin meningkat dengan cepat. Cara pewadahan sampah
telah berubah dari sistem ditumpuk pada wadah terbuka (keranjang) menjadi
sistem kantong. Cara pengangkutan telah berubah dari sistem manual atau
menggunakan hewan menjadi motor dan dari truk terbuka menjadi truk dengan
sistem compactor. Permasalahan baru juga timbul dengan adanya bangunanbangunan bertingkat apartemen, supermarket, limbah industri dan lain-lain. Faktor
utama yang akan membedakan jenis dan karakteristik terdapat pada tingkat sosial
budaya ekonomi masyarakat, hal ini terlihat perbedaan yang sangat besar antara
karakteristik, volume dan lain-lain.
Sampah antara negara-negara maju dan berkembang sangat berbeda jauh.
Biasanya pada negara maju, sistem manajemen pengolahan sampah sangat baik
tanpa mengalami kesulitan dalam pengelolaannya. Hal ini di dukung dengan halhal berikut :
a. Tingkat kesejahteraan nasional yang tinggi dan akan masih terus bertambah.
b. Sistem perpajakan yang baik sehingga pendanaan untuk sampah teralokasi pada
perpajakan tersebut.
c. Kesejahteraan hidup bersih dan manajemen persampahan yang baik.
d. Partisipasi masyarakat yang baik dalam hal penanganan sampah. Pada negara
berkembang (kota-kota di Asia) mempunyai kepadatan penduduk yang lebih
tinggi dari kota-kota di negara maju.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pengelolaan Sampah
Standar yang berhubungan dengan pengelolaan persampahan telah
diterbitkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Badan Standarisasi Nasional (Anonim,
2003), yaitu :
a. SK-SNI. S-04-1991-03, tentang spesifikasi timbulan sampah untuk kota
kecil dan kota sedang di indonesia, standar ini mengatur tentang jenis
sumber sampah, besaran timbulan sampah berdasarkan komponen sumber
sampah serta besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota.
b. SNI 19-2454-1991, tentang tata cara pengelolaan teknik sampah
perkotaan. Standar ini mengatur tentang persyaratan teknis yang meliputi :
a. Teknik Operasional
f. Pemindahan sampah
b. Daerah pelayanan
g. Pengangkutan sampah
c. Tingkat pelayanan
h. Pengolahan sampah
d. Pewadahan Sampah
i. Pembuangan akhir
e. Pengumpulan Sampah
Kriteria penentuan kualitas operasional pelayanan adalah :
1. Penggunaan jenis peralatan
2. Sampah terisolasi dari lingkungan
3. Frekuensi pelayanan
4. Frekuensi penyapuan
5. Estetika
6. Tipe kota
7. Variasi daerah pelayanan
8. Pendapatan dari retribusi
9. Timbulan sampah musiman
c. SNI 03-3241-1994, tentang cara pemilihan lokasi tempat pembuangan
akhir sampah. Standar ini mengatur tentang ketentuan pemilihan lokasi
TPA, kriteria pemilihan lokasi yang meliputi kriteria regional dan kriteria
penyisih.
d. SNI 19-3964-1994, tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh
timbulan dan komposisi sampah perkotaan. standar ini mengatur tentang
10
sampah
yang
tidak
sejenis
dapat
dihindari
(EnriDamanhuri, 2006).
11
Individual
Dimana di setiap sumber timbulan sampah terdapat tempat sampah.
Misalnya didepan setiap rumah dan pertokoan. Jenis pewadahan secara individual
biasanya adalah :
a. Ember plastik dengan penutup, kapasitas 7-10 liter, biasanya
dipergunakan di daerah dimana pengambilan sampah dilakukan
setiap hari.
b. Bak sampah plastik dengan penutup dan pegangan atau bak buatan
dengan semen dan batu bata, kapasitas 20-30 liter, biasanya untuk
pengambilan sebanyak 2 kali seminggu.
c. Bak sampah dari galvanized steel atau plastik dengan penutup,
kapasitas 30-50 liter, biasa digunakan dirumah tangga menengah
keatas dengan frekuensi pengambilan 2 kali seminggu. Material
yang digunakan oleh jenis ini haruslah bahan yang anti karat
sehingga tahan lama.
d. Kantong plastik, dengan volume sesuai kebutuhan dari pemakai.
Jenis ini biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga (per tahun)
biasanya lebih besar dari jenis-jenis sebelumnya.
Komunal
Timbulan sampah dikumpulkan pada satu tempat sebelum sampah tersebut
12
13
5. Di tepi jalan yang besar, pada suatu lokasi yang mudah untuk
pengoperasiannya.
2.2.2 Pengumpulan dan Pengangkutan
Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam pengumpulan
sampah adalah :
1. Pengumpulan sampah haru smemperhatikan :
a. Keseimbangan pembebanan tugas.
b. Optimasi penggunaan alat.
c. Minimasi jarak operasi.
2. Faktor faktor yang mempengaruhi pola pengumpulan sampah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Individual langsung.
Individual tidak langsung.
Komunal langsung.
Komunal tidak langsung.
Penyapuan jalan dan taman.
14
sampah
15
16
untuk
mengubah
sampah
menjadi
kompos
(proses
pematangan).
2. Pembakaran sampah
Dilakukan pada suatu tempat, misalnya lapangan yang jauh dari segala
kegiatan agar tidak mengganggu. Namun demikian pembakaran ini
sulit dikendalikan bila terdapat angin kencang, sampah, arang sampah,
abu, debu, dan asap akan terbawa ketempat-tempat sekitarnya yang
akhirnya akan menimbulkan gangguan. Pembakaran yang paling baik
dilakukan di suatu instalasi pembakaran, yaitu dengan menggunakan
insinerator, namun pembakaran menggunakan insinerator memerlukan
biaya yang mahal.
3. Recycling
Merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimana dilakukan
pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti : kertas, plastik,
karet, dan lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sedemikian
rupa sehingga dapat digunakan kembali baik dalam bentuk yang sama
atau berbeda dari bentuk semula.
4. Reuse
Merupakan teknik pengolahan sampah yang hampir sama dengan
recycling, bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada pengolahan
terlebih dahulu.
5. Reduce
Usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah, misalnya tidak
menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan.
17
18
berguna, missal menjadi kompos atau barang daur ulang sehingga dapat
dijual dan menghasilkan uang.
4. Perlu dibentuk lembaga masyarakat yang khusus menangani sampah.
Lembaga ini harus dibentuk dari warga sendiri, dengan bantuan
pendampingan kalau dibutuhkan.
5. Mengadakan pemilahan langsung antara sampah organik dan non organik
darimasing-masing rumah tangga. Pemilahan dilakukan pada 4 tempat
yakni: organik (sisa dapur, dan sebagainya), non organik (plastik,
gelas/kaca, dan kertas).
2.2.4 Pemrosesan Akhir
Proses akhir dari rangkaian penanganan sampah yang biasa dijumpai di
Indonesia dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada umumnya
metode pembuangan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA berupa proses
landfilling (pengurugan).
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan proses pengurugan (landfilling)
tidak dapat tergantikan atau dihilangkan dalam sistem pengelolaan sampah
perkotaan, antara lain:
a. Teknologi pengelolaan limbah seperti reduksi di sumber, daur-ulang,
daur-pakai atau minimasi sampah, tidak dapat menyingkirkan sampah
secara menyeluruh,
c. Tidak semua limbah mempunyai nilai ekonomis untuk di daur ulang,
d. Teknologi pengolahan limbah seperti insinerator atau pengolahan
secara biologi dan atau kimia tetap menghasilkan residu yang harus
ditangani lebih lanjut,
e. Kadangkala sebuah limbah sulit untuk diuraikan secara biologis, atau
sulit untuk dibakar, atau sulit untuk diolah secara kimia. (Damanhuri,
1995)
Secara umum, berdasarkan sistem operasionalnya, terdapat tiga metode
pembuangan akhir sampah, yaitu sanitary landfill, controlled landfill dan open
dumping.
1. Skema sanitary landfill
19
20
tercium dari puluhan bahkan ratusan meter, mengurangi nilai estetika dan
keindahan lingkungan.
Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Skema Lahan Urug (Damanhuri, 2004)
Skema
Kelebihan
1. Teknis pelaksanaan
Kekurangan
1. Terjadi pencemaran
mudah.
2. Personil lapangan relatif
sedikit.
3. Biaya operasi dan
3. Resiko kebakaran
rendah.
cukup besar
4. Mendorong
Open Dumping
tumbuhnya sarang
vektor penyakit
(tikus, lalat,
nyamuk)
5. Mengurangi
estetika lingkungan.
6. Lahan tidak dapat
digunakan kembali.
1. Dampak negatif terhadap 1. Operasi lapangan
lingkungan dapat
diperkecil.
Controlled
2.
perawatan cukup
Landfill
3.
3. Estetika lingkungan
Aplikasi sistem
pelapisan dasar
besar.
Memerlukan
personalia lapangan
cukup baik.
Sanitary Landfill 1.
2.
21
dapat dimanfaatkan
3.
3.
lapisan
mahal.
Aplikasi sistem
4.
penutup akhir.
Biaya aplikasi pipa
penyalur gas metan
dan instalasi
pengkonversian gas
metan menjadi
kebutuhan lain.
5.
sumber energi.
Biaya aplikasi pipapipa pengumpul dan
penyalur air lindi
(leachate) dan
intalasi pengolah air
lindi.
22
BAB III
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Masjid
Kode
H1
H2
M1
M2
M3
Jumlah
40 Bed
100 Bed
30000 m2
42000 m2
32000 m2
23
Pertokoan
Sekolah
Perkantoran
Rumah Sakit
Pasar
Industri
T1
T2
S1
S2
S3
K1
K2
K3
K4
RS
P1
P2
I1
I2
80 toko
105 toko
60 siswa
700 siswa
300 siswa
2900 pegawai
1800 pegawai
2250 pegawai
700 pegawai
100 bed
18000 m2
22000 m2
35000 pegawai
40000 pegawai
24
BAB IV
PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
4.1 Data Penduduk
Tabel 4.1 Tabel Data Penduduk
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
Penduduk (jiwa)
199299
207349
215398
223448
231497
239547
247596
255646
263696
271745
279794
Jumlah KK (KK)
39860
41470
43080
44690
46299
47909
49519
51129
52739
54349
55959
Satuan
L/pegawai
L/siswa/hari
L/bed/hari
L/bed/hari
L/toko/hari
L/m2/hari
25
Pasar
Industri
0,5
0,54
L/m2/hari
L/Pegawai/hari
Keterangan :
Pada asumsi laju timbulan sampah di Rumah Sakit sebesar 7,86 L/bed/hari karena
akumulasi dari volume infuse, bungkus obat-obatan, bungkus makanan, serta yang
menemani pasien ketika di rawat.
Laju timbulan sampah Kota Envitown adalah 2,6 2,7 L/hari
Perbandingan Antara Domestik (Pemukiman) dan Non Domestik (Non
Pemukiman) adalah sebagai berikut :
Domestik (Pemukiman)
: 83,27%
: 16,73 %
Target Perencanaan
Pada perencanaan Pengelolaan Sampah di Kota Envitown akan direncanakan
hingga tahun 2025, berdasarkan data yang di dapat pada tahun 2015. Adapun
tingkat pelayanan, pengumpulan dan pengangkutan dari tahun ini (2015) sampai
dengan tahun 2025 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Tabel Perencanaan Pelayanan Pengumpulan dan Pengangkutan
Bukan hanya sumber yang akan ditargetkan melakukan konsep 3R, TPS
pada Kota Envitown juga akan melakukan 3R, dengan kemampuan PEMDA Kota
nvitown, maka 3R yang akan ditargetkan sebagai berikut :
26
Kriteria Pewadahan
Pada Perencanaan kali ini digunakan 3 ukuran wadah. Wadah yang
digunakan berukuran 40 L, 100 L, dan 250 L. Adapun kriteria yang harus
dipenuhui :
1. Kedap air dan udara
2. Mudah dibersihkan
3. Harga terjangkau
4. Ringan dan mudah diangkat
5. Bentuk dan warna yang menarik
6. Mudah diperoleh
7. Volume wadah cukup untuk menampung 3 hari timbulan sampah
sumber.
Skenario Perencanaan
Perencanaan ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Pertama dalam perencanaan jangka pendek
pada tahun 2016 PEMDA Kota Envitown melakukan sosialisasi 3R di setiap
perumahan yang ada dalam Kota Envitown, dari sosialisasi ini diharapkan
berkurangnya timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Oleh sebab
itu PEMDA Kota Envitown menargetkan untuk timbulan sampah pada tahun
2016 akan berkurang sebesar 1% pada sumber dan 1% pada TPS.
Kedua, perencanaan jangka menengah akan ditargetkan pada akhir tahun
2020. Target yang akan dibuat oleh PEMDA untuk program 3R pada sumber
berkurang 7% dari timbulan sampah yang diprediksikan. Angka ini adalah
target minimal pencapaian program 3R pada akhir tahun 2020. Dengan
bantuan sosialisasi dari Ketua RT yang ada, PEMDA Kota Envitown optimis
dengan target yang sudah dibuat. Sedangkan untuk Perencanaan program 3R
pada TPS, PEMDA menargetkan pengurangan timbulan sampah sebesar 4,5%.
Hal ini disebabkan karena kurangnya sumber daya manusia yang berkompeten
27
dalam memilah sampah serta alat untuk memilah sampah juga masih sangat
minim.
Ketiga, perencanaan jangka panjang yang akan jatuh pada tahun ke-10
perencanaan, yaitu di akhir tahun 2025. Sosialisai tentang program 3R akan
diperluas dengan bantuan pendidikan yang ada di Kota Envitown. Sehingga
siswa sedari dini memperhatikan bahwa pentingnya untuk mengelola sampah
agar tidak memberikan dampak negative bagi manusia dan lingkungan.
Dengan adanya pendidikan ini dan sosialisasi yang terus dikembangkan,
diharapkan timbulan sampah yang ada di Kota Envitown akan tereduksi
sebesar 15% pada sumber. Namun karena masih minimnya teknologi dalam
bidang
pengelolaan
sampah,
PEMDA Kota
Envitown
menargetkan
28
Timbulan Sampah
(Sumber) yang dilayani
Tahun
2016
2020
2025
% Pelayanan
47
55
68
3R
Tahun
2016
2020
2025
NON 3R
%
Reduksi
1
7
15
Individual
Langsung
(37%)
Komunal Tidak
Individual Tidak
Langsung (26%)
Langsung
(32%)
GEROBAK
MOTOR
TPS
%
%
Tahun
3R
Pengangkutan
2016
1
80
3
2020DUMP
4,5TRUCK (685m )
2025
9
90
DUMP
TRUCK (8 m3)
Komunal
Langsung
(5%)
CONTAINER
ARMROLL
TPA
Gambar 4.1 Gambar Skema Skenario Perencanaan
Densitas Sampah
1. Wadah pada sumber
2. Gerobak Motor
3. Dump Truck
4. Container
: 0,15 kg/m3
: 0,25 kg/m3
: 0,3 kg/m3
: 0,15 kg/m3
Perencanaan Pewadahan
Tabel 4.7 Tabel Perencanaan Pewadahan
Komponen
Bin 40 L
Pengguna
Domestik High Income
Domestik Middle Income
Bahan
Plastik
Umur
2 Tahun
29
Bin 250 L
Industri
Perkantoran
Sekolah
Rumah Sakit
Hotel
Pertokoan
Masjid
Pasar
Plastik
2 Tahun
Plastik
2 Tahun
Kapasitas
Pewadahan
40 Liter
100 Liter
250 Liter
Pengumpulan
Gerobak Motor
1 m3
Container
6 m3
Peruntukan
Jumlah Ritas/Hari
-
Pola Individual
Tidak Langsung
dan Komunal
Tidak Langsung
Pola Komunal
Langsung
Pengangkutan
Dump Truck
8 m3
Dump Truck
6 m3
Armroll Truck
Pola Individual
Langsung
Pola Individual
Tidak Langsung
dan Komunal
Tidak Langsung
Pola Komunal
Langsung
30
Seluruh peralatan penunjang harus dimiliki oleh setiap pekerja yang ada dengan
jenis peralatan terdapat pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Tabel Alat Penunjang dan Jadwal Penggantian
ALAT
PENUNJANG
Garu
Sekop
Sapu Lidi
Pakaian
Sarung Tangan
Sepatu Kerja
Masker
Helm
KEBUTUHAN
Gerobak Dump Truck
1
2
1
2
1
2
2 buah/pekerja
2 pasang/pekerja
1 pasang/pekerja
3 buah/pekerja
1 buah/pekerja
PENGGANTIA
N ALAT
per 3 tahun
3 kali/tahun
per 2 tahun
4 kali/tahun
per 3 tahun
2.
3.
4.
sehari.
Pola Komunal Tidak Langsung
Jenis kendaraan yang akan digunakan pada saat pengumpulan adalah gerobak
motor dengan kapasitas 1 m3 dan akan beroperasi 3 kali dalam sehari. Pada
pengangkutannya dari TPS akan menggunakan Dumptruck dengan kapasitas
6 m3 dengan ritasi 2 rit perharinya.
Tabel 4.10 Tabel Pembagian Pola Pelayanan
POLA PELAYANAN
Individual Langsung
PERUNTUKAN
Domestik High Income
31
Rumah Sakit
Sekolah
Industri
Hotel
Domestik Middle Income
Masjid
Pasar
Pertokoan
Perkantoran
Domestik Low Income
32
BAB V
HASIL PERHITUNGAN
Tabel 5.1 Tabel Jumlah Penduduk, Timbulan dan Laju Timbulan Sampah Kota
5.2 Pewadahan
Tabel 5.2 Tabel Pengadaan Pewadahan
3
Tim bulan sampah Kota ( m /h ari ) x target 3 R
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan teknis perencanaan sistem pengelolaan sampah kota Kota
Envitown, maka dapat disimpulkan:
1. Timbulan sampah berbanding lurus dengan peningkatan jumlah
penduduk.
2. Rasio Program 3R terus meningkat dengan adanya sosialisai pada jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang, yaitu sebesar 1% 7% dan
15 %.
3. Terdapat 4 pola pengumpulan dan pengangkutan sampah pada Kota
Envitown, yaitu pola individual langsung, individual tidak langsung,
komunal langsung dan komunal tidak langsung. Dengan presentase
sebagai berikt :
a. individual langsung
b. individual tidak langsung
c. komunal langsung
d. komunal tidak langsung
4. Wadah yang dipakai untuk Kota Envitown
: 37%
: 26%
: 5%
: 26%
adalah wadah dengan bahan
DAFTAR PUSTAKA