Anda di halaman 1dari 49

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah

memberikan

rahmat

dan

hidayah-Nya,

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan laporan ini dengan judul Perencanaan Pengelolaan Sampah di


Kota Envitown.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk merencanakan
sistem perencanaan pengelolaan sampah di Kota Envitown serta melengkapi tugas
besar dari salah satu matakuliah pengendali mutu Mahasiswa Teknik Lingkungan
Universitas Trisakti, yaiutu mata kuliah Pengelolaan Sampah pada semester V ini.
Suksesnya penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dosen
mata kuliah Pengelolaan Sampah yaitu kepada Ibu Pramiati Purwaningrum, ST,
MT dan Ibu Dr. Ir. Dwi Indrawati, MSi atas arahan dan bimbingannya kepada
penulis sehingga terselesaikannya laporan ini.
Diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun oleh pembaca agar
laporan ini dapat menjadi lebih baik dan memberikan informasi yang baik bagi
para pembaca.

Jakarta, Desember 2015

Penulis

Siergio Ricky
(082001300038)

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................7
1.1 Latar Belakang...............................................................................................7
1.2 Tujuan Perencanaan........................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10
2.1 Sistem Pengelolaan Sampah.........................................................................10
2.2 Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah..........................................11
2.2.1 Pewadahan.............................................................................................11
2.2.2 Pengumpulan dan Pengangkutan...........................................................14
2.2.3 Pengolahan Sampah (Berbasis 3R)........................................................17
2.2.4 Pemrosesan Akhir..................................................................................20
BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN............................24
BAB IV PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH.....................26
4.1 Data Penduduk.............................................................................................26
4.2 Perencanaan Pengelolaan Sampah...............................................................27
BAB V HASIL PERHITUNGAN..........................................................................34
5.1 Timbulan Sampah dan Laju Timbulan Sampah Kota...................................34
5.2 Pewadahan....................................................................................................35
5.3 Tingkat Pelayanan........................................................................................36
5.4 Pola Pengumpulam dan Pengangkutan Sampah..........................................36
5.5 Pengangkutan Sampah di TPS.....................................................................36
5.6 Alat Pengumpul dan Pengangkut.................................................................36

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

5.7 Alat Penunjang.............................................................................................37


BAB VI PENUTUP...............................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................41

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Skema Lahan Urug


Tabel 3.1 Tabel Data Non Domestik
Tabel 4.1 Tabel Data Penduduk
Tabel 4.2 Tabel Laju Timbulan Sampah Domestik
Tabel 4.3 Tabel Laju Timbulan Sampah Non Domestik
Tabel 4.4 Tabel Perencanaan Pelayanan Pengumpulan dan Pengangkutan
Tabel 4.5 Tabel Perencanaan Target 3R di Sumber
Tabel 4.6 Tabel Perencanaan Target 3R di TPS
Tabel 4.7 Tabel Perencanaan Pewadahan
Tabel 4.8 Tabel Peralatan Alat Pengumpul dan Pengangkut
Tabel 4.9 Tabel Alat Penunjang dan Jadwal Penggantian
Tabel 4.10 Tabel Pembagian Pola Pelayanan
Tabel 5.1 Tabel Jumlah Penduduk, Timbulan dan Laju Timbulan Sampah Kota
Tabel 5.2 Tabel Pengadaan Pewadahan
Tabel 5.3 Tabel Tingkat Pelayana PEMDA
Tabel 5.4 Tabel Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Tabel 5.5 Tabel Pengangkutan Sampah di TPS
Tabel 5.6 Tabel Kebutuhan Alat Pengumpul dan Pengangkut
Tabel 5.7 Tabel Pengadaan Alat Pengumpul dan Pengangkut
Tabel 5.8 Tabel Kebutuhan Alat Penunjang
Tabel 5.9 Tabel Pengadaan Alat Penunjang

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Diagram Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan


Gambar 2.2 Gambar Skema Swakelola Sampah Rumah Tangga
Gambar 3.1 Gambar Peta Perencanaan
Gambar 4.1 Gambar Skema Skenario Perencanaan

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: SNI 3242 2008

Lampiran 2

: Peta Wilayah

Lampiran 3

: Peta Peruntukan Tata Guna Lahan

Lampiran 4

: Peta Pewadahan

Lampiran 5

: Peta Pola Pengumpulan dan Pengangkutan

Lampiran 6

: Peta Jalur/Rute

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan, karena di
dalam semua aspek kehidupan selalu dihasilkan sampah, disamping produk utama
yang diperlukan. Sampah akan terus bertambah seiring dengan banyaknya
aktifitas manusia yang disertai semakin besarnya jumlah penduduk di Indonesia.
Pengelolaan sampah meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Sedangkan dalam ilmu
kesehatan lingkungan suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah
tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah
tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat
lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari
udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetika), tidak menimbulkan
kebakaran dan lain sebagainya. Sehingga jelas bahwa pentingnya pengelolaan
sampah, karena melihat perkembangan waktu yang senantiasa diiringi dengan
pertambahan penduduk maka otomatis jumlah timbulan sampah semakin
meningkat sementara lahan yang ada tetap. Sehingga jelas bahwa pentingnya
pengelolaan sampah, karena melihat perkembangan waktu yang senantiasa
diiringi dengan pertambahan penduduk maka otomatis jumlah timbulan sampah
semakin meningkat sementara lahan yang ada tetap.
Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan sampah
(byproduct) disamping produk utama yang diperlukan atau digunakan. Untuk
daerah pedesaan, dimana pertanian merupakan kegiatan/pekerjaan utama dimana
sampah yang dihasilkan jumlahnya sedikit yang mana sampah tersebut dapat
diuraikan sendiri oleh alam, dimana hewan memakan sisa makanan dan bahan-

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

bahan lain dapat dibuang ke tanah dengan demikian dapat menguraikan sampah
tersebut.
Di daerah perkotaan, dimana jumlah penduduk semakin besar dan
kepadatan semakin tinggi, sampah tidak dapat lagi diolah oleh alam. Karakteristik
sampah menjadi semakin beragam sejalan dengan meningkatnya standar hidup,
dan volume sampah semakin meningkat dengan cepat. Cara pewadahan sampah
telah berubah dari sistem ditumpuk pada wadah terbuka (keranjang) menjadi
sistem kantong. Cara pengangkutan telah berubah dari sistem manual atau
menggunakan hewan menjadi motor dan dari truk terbuka menjadi truk dengan
sistem compactor. Permasalahan baru juga timbul dengan adanya bangunanbangunan bertingkat apartemen, supermarket, limbah industri dan lain-lain. Faktor
utama yang akan membedakan jenis dan karakteristik terdapat pada tingkat sosial
budaya ekonomi masyarakat, hal ini terlihat perbedaan yang sangat besar antara
karakteristik, volume dan lain-lain.
Sampah antara negara-negara maju dan berkembang sangat berbeda jauh.
Biasanya pada negara maju, sistem manajemen pengolahan sampah sangat baik
tanpa mengalami kesulitan dalam pengelolaannya. Hal ini di dukung dengan halhal berikut :
a. Tingkat kesejahteraan nasional yang tinggi dan akan masih terus bertambah.
b. Sistem perpajakan yang baik sehingga pendanaan untuk sampah teralokasi pada
perpajakan tersebut.
c. Kesejahteraan hidup bersih dan manajemen persampahan yang baik.
d. Partisipasi masyarakat yang baik dalam hal penanganan sampah. Pada negara
berkembang (kota-kota di Asia) mempunyai kepadatan penduduk yang lebih
tinggi dari kota-kota di negara maju.

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Hal ini disebabkan oleh adanya urbanisasi (perpindahan menuju ke kota).


Pengelolaan persampahan di negara maju masih sangat memprihatinkan
dikarenakan ketidaktersediaan dana yang mencukupi serta tidak adanya partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan persampahan, serta adanya perbedaan iklim,
ekonomi dan sosial budaya.
Sistem pengelolaan persampahan di daerah perkotaan perlu mendapatkan
perhatian khusus, selain karena pengelolaan sampah di daerah perkotaan sangat
penting karena melihat dari timbulan sampah yang besar (kepadatan penduduk
tinggi). Tidak adanya lahan sebagai tempat pengolahan dimana akhirnya
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.
1.2 Tujuan Perencanaan
1. Memprediksi jumlah timbulan sampah Kota Envitown,
2. Merencanakan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah,
3. Merencanakan pengadaan alat pengumpul dan pengangkut serta alat
penunjang.

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pengelolaan Sampah
Standar yang berhubungan dengan pengelolaan persampahan telah
diterbitkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Badan Standarisasi Nasional (Anonim,
2003), yaitu :
a. SK-SNI. S-04-1991-03, tentang spesifikasi timbulan sampah untuk kota
kecil dan kota sedang di indonesia, standar ini mengatur tentang jenis
sumber sampah, besaran timbulan sampah berdasarkan komponen sumber
sampah serta besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota.
b. SNI 19-2454-1991, tentang tata cara pengelolaan teknik sampah
perkotaan. Standar ini mengatur tentang persyaratan teknis yang meliputi :
a. Teknik Operasional

f. Pemindahan sampah

b. Daerah pelayanan

g. Pengangkutan sampah

c. Tingkat pelayanan

h. Pengolahan sampah

d. Pewadahan Sampah

i. Pembuangan akhir

e. Pengumpulan Sampah
Kriteria penentuan kualitas operasional pelayanan adalah :
1. Penggunaan jenis peralatan
2. Sampah terisolasi dari lingkungan
3. Frekuensi pelayanan
4. Frekuensi penyapuan
5. Estetika
6. Tipe kota
7. Variasi daerah pelayanan
8. Pendapatan dari retribusi
9. Timbulan sampah musiman
c. SNI 03-3241-1994, tentang cara pemilihan lokasi tempat pembuangan
akhir sampah. Standar ini mengatur tentang ketentuan pemilihan lokasi
TPA, kriteria pemilihan lokasi yang meliputi kriteria regional dan kriteria
penyisih.
d. SNI 19-3964-1994, tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh
timbulan dan komposisi sampah perkotaan. standar ini mengatur tentang

10

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

tata cara pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah yang


meliputi lokasi, cara pengambilan, jumlah contoh, frekuensi pengambilan
serta pengukuran dan perhitungan.

Gambar 2.1 Diagram Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan


Sumber : Badan Standarisasi Nasional (2002
2.2 Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah
2.2.1 Pewadahan
Pewadahan sampah adalah cara pembuangan sampah sementara di
sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya
ditempatkan didepan rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah
komunal ditempatkan ditempat terbuka yang mudah diakses. Sampah diwadahi
sehingga memudahkan dalam pengangkutannya. Idealnya jenis wadah disesuaikan
dengan jenis sampah yang akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan
selanjutnya, khususnya dalam upaya daurulang. Dengan adanya wadah yang baik,
maka :
a. Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat
dapat diatasi.
b. Air hujan ysng berpotensi menambah kadar air di sampah dapat
dikendalikan.
c. Pencampuran

sampah

yang

tidak

sejenis

dapat

dihindari

(EnriDamanhuri, 2006).

11

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Dalam pewadahannya sampah umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu:

Individual
Dimana di setiap sumber timbulan sampah terdapat tempat sampah.

Misalnya didepan setiap rumah dan pertokoan. Jenis pewadahan secara individual
biasanya adalah :
a. Ember plastik dengan penutup, kapasitas 7-10 liter, biasanya
dipergunakan di daerah dimana pengambilan sampah dilakukan
setiap hari.
b. Bak sampah plastik dengan penutup dan pegangan atau bak buatan
dengan semen dan batu bata, kapasitas 20-30 liter, biasanya untuk
pengambilan sebanyak 2 kali seminggu.
c. Bak sampah dari galvanized steel atau plastik dengan penutup,
kapasitas 30-50 liter, biasa digunakan dirumah tangga menengah
keatas dengan frekuensi pengambilan 2 kali seminggu. Material
yang digunakan oleh jenis ini haruslah bahan yang anti karat
sehingga tahan lama.
d. Kantong plastik, dengan volume sesuai kebutuhan dari pemakai.
Jenis ini biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga (per tahun)
biasanya lebih besar dari jenis-jenis sebelumnya.

Komunal
Timbulan sampah dikumpulkan pada satu tempat sebelum sampah tersebut

diangkut ke TPA. Metode yang digunakan dalam pengumpulan sampah secara


komunal biasanya, yaitu :
a. Depo sampah, biasanya dipergunakan untuk menampung sampah
dari perumahan padat. Depo dibuat dari pasangan batu/bata dengan
volumeantara 12-25 m3, atau ekivalen dengan pelayanan terhadap
10 ribu jiwa. Jarak maksimum untuk menempatkan depo adalah
150 m.
b. Bak dengan pintu tertutup, pewadahan komunal yang paling
umum. Biasanya terbuat dari kayu, bata atau beton dengan pintu.
Kapasitas antara1 10 m3. untuk bak dengan kapasitas 2 m3

12

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

mampu melayani 2.000 orang. Biasanya ditempatkan di pinggir


jalan besar atau tempat terbuka.
c. Bak sampah tetap, biasanya pewadahan ini terbuat dari blok beton,
perbedaan jenis ini dengan bak pintu penutup adalah tidak adanya
pintu pembuangan. Kapasitas biasanya tidak lebih dari 2 m3.
d. Bak dari bis beton, biasanya digunakan di daerah dengan
kepadatan relatif rendah, ukuran relatif kecil dan relatif murah.
Ukuran yang biasa digunakan adalah diameter 1 meter.
e. Drum 200 liter, pemanfaatan dari bekas drum minyak atau
semacamnya. Bagian dalam drum dicat dengan bitumen. Untuk
jenis ini pengambilan dilakukan setiap hari.
f. Bin baja yang mudah di angkat, biasanya dipergunakan di daerah
pemukiman kalangan atas, bin galvanis dengan kapasitas 100 liter
untuk10 keluarga.
Persyaratan bahan dalam pewadahan sampah adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Tidak mudah rusak dan kedap air, kecuali kantong plastik/kertas.


Mudah untuk diperbaiki.
Ekonomis, mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat.
Mudah dan cepat dikosongkan.

Penentuan ukuran volume ditentukan berdasarkan:


a.
b.
c.
d.
e.

Jumlah penghuni tiap rumah.


Tingkat hidup masyarakat.
Frekuensi pengambilan/pengumpulan sampah.
Cara pengambilan sampah (manual/mekanik).
Sistem pelayanan (individual/komunal).

Lokasi penempatan wadah adalah sebagai berikut :


a. Wadah individual ditempatkan :
1. Di halaman muka (tidak di luar pagar)
2. Di halaman belakang untuk sumber sampah dari hotel dan
restoran
b. Wadah komunal ditempatkan :
1. Tidak mengambil lahan trotoar (kecuali bagi wadah sampah
pejalan kaki).
2. Tidak di pinggir jalan protokol.
3. Sedekat mungkin dengan sumber sampah.
4. Tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya.

13

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

5. Di tepi jalan yang besar, pada suatu lokasi yang mudah untuk
pengoperasiannya.
2.2.2 Pengumpulan dan Pengangkutan
Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam pengumpulan
sampah adalah :
1. Pengumpulan sampah haru smemperhatikan :
a. Keseimbangan pembebanan tugas.
b. Optimasi penggunaan alat.
c. Minimasi jarak operasi.
2. Faktor faktor yang mempengaruhi pola pengumpulan sampah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Jumlah sampah terangkut.


Jumlah penduduk.
Luas daerah operasi.
Kepadatan penduduk dan tingkat penyebaran rumah.
Panjang dan lebar jalan.
Kondisi sarana penghubung (jalan, gang).
Jarak titik pengumpulan dengan lokasi.

3. Jenis / pola pengumpulan sampah dapat dibagi menjadi :


a.
b.
c.
d.
e.

Individual langsung.
Individual tidak langsung.
Komunal langsung.
Komunal tidak langsung.
Penyapuan jalan dan taman.

Pola pengumpulan sampah terdiri atas :


A. Pola individual langsung oleh truk pengangkut menuju ke pemrosesan, dapat
diterapkan bila :
1. Bila kondisi topografi bergelombang (rata rata < 5 %), hanya alat
pengumpul mesin yang dapat beroperasi.
2. Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai jalan
lainnya.
3. Kondisi dan jumlah alat memadai.
4. Jumlah timbulan sampah > 0,3 m3/hari.
5. Biasanya daerah layanan adalah pertokoan, kawasan pemukiman yang
tersusun rapi, daerah elit dan jalan protokol.

14

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

6. Layanan dapat pula diterapkan pada daerah gang. Petugas pengangkut


tidakmasuk ke gang, tetapi hanya akan memberi tanda bila sarana
pengangkut ini datang, misalnya dengan bunyi-bunyian.
B. Pola individual tidak langsung dengan menggunakan pengumpul sejenis
gerobak sampah, dapat diterapkan bila :
1. Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia. Lahan ini dapat difungsikan
sebagai tempat pemrosesan sampah skala kawasan.
2. Kondisi topografi relatif datar (rata rata < 5 %), dapat digunakan alat
pengumpul non mesin (gerobak, becak).
3. Alat pengumpul masih dapat menjangkau secara langsung.
4. Lebar jalan atau gang cukup lebar untuk dapat dilalui alat pengumpul
tanpa mengganggu pemakai jalan lainnya.
5. Terdapat organisasi pengelola pengumpulan sampah dengan system
pengendalinnya.
C. Pola komunal langsung oleh truk pengangkut dilakukan bila :
1. Alat angkut terbatas.
2. Kemampuan pengendalian personil dan peralatan relatif rendah.
3. Alat
pengangkut
sulit
menjangkau
sumber-sumber

sampah

individual(kondisi daerah berbukit, gang / jalan sempit).


4. Peran serta masyarakat tinggi.
5. Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi
yangmudah dijangkau oleh alat pengangkut (truk).
6. Pemukiman tidak teratur.
D. Pola komunal tidak langsung, dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Peran serta masyarakat tinggi.
2. Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi yang
mudah dijangkau alat pengumpul.
3. Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia. Lahan ini dapat difungsikan
sebagai tempat pemrosesan sampah skala kawasan.
4. Bagi kondisi topografi yang relatif datar (rata rata < 5 %). Dapat
digunakan alat pengumpul non mesin (gerobak, becak) dan bagi kondisi
topografi > 5 % dapat digunakan cara lain seperti pikulan, kontainer kecil
beroda dan karung.

15

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

5. Lebar jalan/gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai


jalan lainnya.
6. Harus ada organisasi pengelola pengumpulan sampah.
E. Pola penyapuan jalan, dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Juru sapu dapat mengetahui cara penyapuan untuk setiap daerah pelayanan
(tanah, lapangan rumput dan lain-lain)
2. Penanganan penyapuan jalan untuk setiap daerah berbeda tergantung pada
fungsi dan nilai daerah yang dilayani.
3. Pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan diangkut ke lokasi
pemindahan untuk kemudian diangkut ke pemrosesan akhir.
4. Pengendalian personel dan peralatan harus baik.
Perencanaan operasional pengumpulan sampah harus memperhatikan :
1. Ritasi antara 1 4 rit per hari.
2. Periodesasi : untuk sampah mudah membusuk maksimal 3 hari sekali
namun sebaiknya setiap hari, tergantung dari kapasitas kerja, desain
peralatan, kualitas kerja, serta kondisi komposisi sampah. Semakin besar
persentase sampah organik, periodesasi pelayanan semakin sering. Untuk
sampah kering, periode pengumpulannya dapat dilakukan lebih dari 3 hari
sekali. Sedang sampah B3 disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
3. Mempunyai daerah pelayanan tertutup dan tetap.
4. Mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan perlu dipindahkan secara
periodik.
5. Pembebanan pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria jumlah
sampahterangkut, jarak tempuh, kondisi daerah dan jenis sampah yang
akan diangkut (Sarudji, 1982).

2.2.3 Pengolahan Sampah (Berbasis 3R)


Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah
atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara
pembakaran,pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan.
(SNI T-13-1990-F).
Adapun teknik pengolahan sampah adalah sebagai berikut :
1. Pengomposan (Composting)

16

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Suatu cara pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan aktifitas


bakteri

untuk

mengubah

sampah

menjadi

kompos

(proses

pematangan).
2. Pembakaran sampah
Dilakukan pada suatu tempat, misalnya lapangan yang jauh dari segala
kegiatan agar tidak mengganggu. Namun demikian pembakaran ini
sulit dikendalikan bila terdapat angin kencang, sampah, arang sampah,
abu, debu, dan asap akan terbawa ketempat-tempat sekitarnya yang
akhirnya akan menimbulkan gangguan. Pembakaran yang paling baik
dilakukan di suatu instalasi pembakaran, yaitu dengan menggunakan
insinerator, namun pembakaran menggunakan insinerator memerlukan
biaya yang mahal.
3. Recycling
Merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimana dilakukan
pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti : kertas, plastik,
karet, dan lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sedemikian
rupa sehingga dapat digunakan kembali baik dalam bentuk yang sama
atau berbeda dari bentuk semula.
4. Reuse
Merupakan teknik pengolahan sampah yang hampir sama dengan
recycling, bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada pengolahan
terlebih dahulu.
5. Reduce
Usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah, misalnya tidak
menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan.

17

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Gambar 2.2 Gambar Skema Swakelola Sampah Rumah Tangga


Pengelolaan sampah di kawasan perencanaan diarahkan dengan konsep
reuse, reduce, dan recycle, sehingga diusahakan sampah yang keluar dan dibuang
ke TPA seminimal mungkin, terutama untuk sampah yang bersumber dari rumah
tangga. Pengelolaan sampah rumah tangga dilakukan secara swakelola oleh
penduduk setempat dengan membuat kelompok-kelompok tiap RT. Pembuangan
sampah dari rumah tangga dibuang secara terpisah yaitu mulai dari sampah
organik dibagi menjadi 2 yaitu sampah organik basah dan kering, sedangkan
untuk sampah anorganik juga dibagimenjadi 3 bagian yaitu sampah logam,
sampah kaca, dan sampah plastik. Ada beberapahal yang perlu dilakukan dalam
pengelolaan sampah di kawasan perencanaan diantaranya:
1. Melakukan sosialiasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah
sembarangan.
2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan tindakan 3R
yaitu reduce, reuse dan recycle (mengurangi, menggunakan kembali dan
mendaurulang sampah)
3. Melakukan upaya swakelola sampah tingkat rumah tangga dengan
berbasis pada masyarakat (community-based solid waste management)
sehingga sampah dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang yang

18

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

berguna, missal menjadi kompos atau barang daur ulang sehingga dapat
dijual dan menghasilkan uang.
4. Perlu dibentuk lembaga masyarakat yang khusus menangani sampah.
Lembaga ini harus dibentuk dari warga sendiri, dengan bantuan
pendampingan kalau dibutuhkan.
5. Mengadakan pemilahan langsung antara sampah organik dan non organik
darimasing-masing rumah tangga. Pemilahan dilakukan pada 4 tempat
yakni: organik (sisa dapur, dan sebagainya), non organik (plastik,
gelas/kaca, dan kertas).
2.2.4 Pemrosesan Akhir
Proses akhir dari rangkaian penanganan sampah yang biasa dijumpai di
Indonesia dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada umumnya
metode pembuangan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA berupa proses
landfilling (pengurugan).
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan proses pengurugan (landfilling)
tidak dapat tergantikan atau dihilangkan dalam sistem pengelolaan sampah
perkotaan, antara lain:
a. Teknologi pengelolaan limbah seperti reduksi di sumber, daur-ulang,
daur-pakai atau minimasi sampah, tidak dapat menyingkirkan sampah
secara menyeluruh,
c. Tidak semua limbah mempunyai nilai ekonomis untuk di daur ulang,
d. Teknologi pengolahan limbah seperti insinerator atau pengolahan
secara biologi dan atau kimia tetap menghasilkan residu yang harus
ditangani lebih lanjut,
e. Kadangkala sebuah limbah sulit untuk diuraikan secara biologis, atau
sulit untuk dibakar, atau sulit untuk diolah secara kimia. (Damanhuri,
1995)
Secara umum, berdasarkan sistem operasionalnya, terdapat tiga metode
pembuangan akhir sampah, yaitu sanitary landfill, controlled landfill dan open
dumping.
1. Skema sanitary landfill

19

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Merupakan lahan urug yang telah memperhatikan aspek sanitasi


lingkungan. Sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian sampah
dihamparkan hingga lalu dipadatkan untuk kemudian dilapisi dengan tanah
penutup harian setiap hari akhir operasi dan dipadatkan kembali setebal
10% -15% dari ketebalan lapisan sampah untuk mencegah berkembangnya
vektor penyakit, penyebaran debu dan sampah ringan yang dapat
mencemari lingkungan sekitarnya. Lalu pada bagian atas timbunan tanah
penutup harian tersebut dapat dihamparkan lagi sampah yang kemudian
ditimbun lagi dengan tanah penutup harian. Demikian seterusnya hingga
terbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Bagian dasar konstruksi
sanitary landfill dibuat lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa
pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) yang terbentuk dari proses
penguraian sampah organik. Terdapat juga saluran penyalur gas untuk
mengolah gas metan yang dihasilkan dari proses degradasi limbah organic.
Metode ini merupakan cara yang ideal namun memerlukan biaya investasi
dan operasional yang tinggi.
2. Skema controlled landfill
Controlled landfill atau lahan urug terkendali diperkenalkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum pada awal tahun 1990-an merupakan
perbaikan atau peningkatan dari cara open dumping tetapi belum sebaik
sanitary landfill. Pada skema ini pelapis dasar berupa lapisan
geomembran. Aplikasi tanah penutup harian dilakukan setiap 5-7 hari.
Setelah masa layan habis, dilakukan penutupan akhir. Tetapi sampai saat
ini metode controlled landfill masih dianggap mahal.
3. Skema open dumping
Skema open dumping ini paling banyak diterapkan di Indonesia. Prinsip
kerjanya sederhana: buang, tidak ada penanganan lebih lanjut terhadap
sampah. Keuntungan utama dari sistem ini adalah murah dan sederhana.
Kekurangannya, sistem ini sama sekali tidak memperhatikan sanitasi
lingkungan. Sampah hanya ditumpuk seperti Gambar 2.6 dan dibiarkan
membusuk sehingga menjadi lahan yang subur bagi pembiakan jenis-jenis
bakteri serta bibit penyakit lain, menimbulkan bau tak sedap yang dapat

20

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

tercium dari puluhan bahkan ratusan meter, mengurangi nilai estetika dan
keindahan lingkungan.
Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Skema Lahan Urug (Damanhuri, 2004)
Skema

Kelebihan
1. Teknis pelaksanaan

Kekurangan
1. Terjadi pencemaran

mudah.
2. Personil lapangan relatif

udara oleh gas, bau


dan debu.
2. Pencemaran air

sedikit.
3. Biaya operasi dan

tanah oleh air lindi.

perawatan yang relatif

3. Resiko kebakaran

rendah.

cukup besar
4. Mendorong

Open Dumping

tumbuhnya sarang
vektor penyakit
(tikus, lalat,
nyamuk)
5. Mengurangi
estetika lingkungan.
6. Lahan tidak dapat
digunakan kembali.
1. Dampak negatif terhadap 1. Operasi lapangan
lingkungan dapat
diperkecil.

Controlled

2.

perawatan cukup

2. Lahan dapat digunakan

Landfill

kembali setelah dipakai.

3.

3. Estetika lingkungan

Timbulan gas metan dan

yang cukup terlatih.


1.

air lindi terkontrol dengan


mencemari lingkungan.
Timbulan gas metan

Aplikasi sistem
pelapisan dasar

baik sehingga tidak


2.

besar.
Memerlukan
personalia lapangan

cukup baik.
Sanitary Landfill 1.

relatif lebih sulit.


Biaya operasi dan

2.

(liner) yang rumit.


Aplikasi tanah
penutup harian yang

21

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

dapat dimanfaatkan
3.

sebagai sumber energi.


Setelah selesai

3.

lapisan

pemakaiannya, area lahan


urug dapat digunakan

mahal.
Aplikasi sistem

4.

penutup akhir.
Biaya aplikasi pipa
penyalur gas metan

untuk berbagai keperluan

dan instalasi

seperti areal parkir,

pengkonversian gas

lapangan golf, dan

metan menjadi

kebutuhan lain.
5.

sumber energi.
Biaya aplikasi pipapipa pengumpul dan
penyalur air lindi
(leachate) dan
intalasi pengolah air
lindi.

22

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

BAB III
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

Gambar 3.1 Gambar Peta Perencanaan


Kota Envitown adalah kota yang berkembang dengan jumlah penduduk
sebanyak 199.299 jiwa pada tahun 2015 dengan 39.860 Kepala Keluarga pada
tahun 2015. Berkembangnya kota ini ditandai dengan terus meningkatnya jumlah
pendudu yang ada, terlebih lagi industrinya yang sangat pesat sehingga memakan
cukup banyak pegawai. Kota Envitown berada pada ketinggian 120 meter sampai
dengan 140 meter.
Luas Wilayah Kota Envitown ini 850 Ha :

Dengan Luas Pemukiman seluas 785, 04 Ha


Luas Non Pemukiman 64,96 Ha

Adapun Dara Non Pemukiman yang didapat adalah sebagai berikut :


Tabel 3.1 Tabel data Non Domestik
Nondomestik
Hotel

Masjid

Kode
H1
H2
M1
M2
M3

Jumlah
40 Bed
100 Bed
30000 m2
42000 m2
32000 m2

23

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Pertokoan
Sekolah

Perkantoran

Rumah Sakit
Pasar
Industri

T1
T2
S1
S2
S3
K1
K2
K3
K4
RS
P1
P2
I1
I2

80 toko
105 toko
60 siswa
700 siswa
300 siswa
2900 pegawai
1800 pegawai
2250 pegawai
700 pegawai
100 bed
18000 m2
22000 m2
35000 pegawai
40000 pegawai

24

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

BAB IV
PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
4.1 Data Penduduk
Tabel 4.1 Tabel Data Penduduk
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025

Penduduk (jiwa)
199299
207349
215398
223448
231497
239547
247596
255646
263696
271745
279794

Jumlah KK (KK)
39860
41470
43080
44690
46299
47909
49519
51129
52739
54349
55959

Pada satu KK diasumsikan terdapat 5 anggota keluarga.


Laju timbulan sampah yang mengacu pada berdasarkan SNI 3242 tahun 2008
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Tabel Laju Timbulan Sampah Domestik
Uraian
Hign Income (Rumah Permanen)
Middle Income (Rumah Semi Permanen)
Low Income (Rumah Non Permanen)

Laju Timbulan Sampah


(L/Orang/Hari)
2,5
2,25
2

Tabel 4.3 Tabel Laju Timbulan Sampah Non Domestik


Uraian
Perkantoran
Sekolah
Rumah Sakit
Hotel
Pertokoan
Masjid

Laju Timbulan Sampah


0,6
0,15
7,86
1,75
2,8
0,2

Satuan
L/pegawai
L/siswa/hari
L/bed/hari
L/bed/hari
L/toko/hari
L/m2/hari

25

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Pasar
Industri

0,5
0,54

L/m2/hari
L/Pegawai/hari

Keterangan :
Pada asumsi laju timbulan sampah di Rumah Sakit sebesar 7,86 L/bed/hari karena
akumulasi dari volume infuse, bungkus obat-obatan, bungkus makanan, serta yang
menemani pasien ketika di rawat.
Laju timbulan sampah Kota Envitown adalah 2,6 2,7 L/hari
Perbandingan Antara Domestik (Pemukiman) dan Non Domestik (Non
Pemukiman) adalah sebagai berikut :
Domestik (Pemukiman)

: 83,27%

Non Domestik (Non Pemukiman)

: 16,73 %

4.2 Perencanaan Pengelolaan Sampah

Target Perencanaan
Pada perencanaan Pengelolaan Sampah di Kota Envitown akan direncanakan

hingga tahun 2025, berdasarkan data yang di dapat pada tahun 2015. Adapun
tingkat pelayanan, pengumpulan dan pengangkutan dari tahun ini (2015) sampai
dengan tahun 2025 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Tabel Perencanaan Pelayanan Pengumpulan dan Pengangkutan

Rasio 3R yang berada di sumber akan ditargetkan sebagai tertera pada


tabel 4.5 Sosialisasi tentang 3R akan diberikan kepada masyarakat .
Tabel 4.5 Tabel Target 3R di Sumber

Bukan hanya sumber yang akan ditargetkan melakukan konsep 3R, TPS
pada Kota Envitown juga akan melakukan 3R, dengan kemampuan PEMDA Kota
nvitown, maka 3R yang akan ditargetkan sebagai berikut :

26

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Tabel 4.6 Tabel Target 3R di TPS

Kriteria Pewadahan
Pada Perencanaan kali ini digunakan 3 ukuran wadah. Wadah yang
digunakan berukuran 40 L, 100 L, dan 250 L. Adapun kriteria yang harus
dipenuhui :
1. Kedap air dan udara
2. Mudah dibersihkan
3. Harga terjangkau
4. Ringan dan mudah diangkat
5. Bentuk dan warna yang menarik
6. Mudah diperoleh
7. Volume wadah cukup untuk menampung 3 hari timbulan sampah

sumber.
Skenario Perencanaan
Perencanaan ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Pertama dalam perencanaan jangka pendek
pada tahun 2016 PEMDA Kota Envitown melakukan sosialisasi 3R di setiap
perumahan yang ada dalam Kota Envitown, dari sosialisasi ini diharapkan
berkurangnya timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Oleh sebab
itu PEMDA Kota Envitown menargetkan untuk timbulan sampah pada tahun
2016 akan berkurang sebesar 1% pada sumber dan 1% pada TPS.
Kedua, perencanaan jangka menengah akan ditargetkan pada akhir tahun
2020. Target yang akan dibuat oleh PEMDA untuk program 3R pada sumber
berkurang 7% dari timbulan sampah yang diprediksikan. Angka ini adalah
target minimal pencapaian program 3R pada akhir tahun 2020. Dengan
bantuan sosialisasi dari Ketua RT yang ada, PEMDA Kota Envitown optimis
dengan target yang sudah dibuat. Sedangkan untuk Perencanaan program 3R
pada TPS, PEMDA menargetkan pengurangan timbulan sampah sebesar 4,5%.
Hal ini disebabkan karena kurangnya sumber daya manusia yang berkompeten

27

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

dalam memilah sampah serta alat untuk memilah sampah juga masih sangat
minim.
Ketiga, perencanaan jangka panjang yang akan jatuh pada tahun ke-10
perencanaan, yaitu di akhir tahun 2025. Sosialisai tentang program 3R akan
diperluas dengan bantuan pendidikan yang ada di Kota Envitown. Sehingga
siswa sedari dini memperhatikan bahwa pentingnya untuk mengelola sampah
agar tidak memberikan dampak negative bagi manusia dan lingkungan.
Dengan adanya pendidikan ini dan sosialisasi yang terus dikembangkan,
diharapkan timbulan sampah yang ada di Kota Envitown akan tereduksi
sebesar 15% pada sumber. Namun karena masih minimnya teknologi dalam
bidang

pengelolaan

sampah,

PEMDA Kota

Envitown

menargetkan

tereduksinya sampah pada TPS sebesar 9%.


Untuk mempermudah perencanaan, dapat dilihat gambar sebagai berikut :

28

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Timbulan Sampah
(Sumber) yang dilayani
Tahun
2016
2020
2025

% Pelayanan
47
55
68

3R
Tahun
2016
2020
2025

NON 3R
%
Reduksi
1
7
15

Individual
Langsung
(37%)

Komunal Tidak
Individual Tidak
Langsung (26%)
Langsung
(32%)
GEROBAK
MOTOR

TPS
%
%
Tahun
3R
Pengangkutan
2016
1
80
3
2020DUMP
4,5TRUCK (685m )
2025
9
90

DUMP
TRUCK (8 m3)

Komunal
Langsung
(5%)

CONTAINER
ARMROLL

TPA
Gambar 4.1 Gambar Skema Skenario Perencanaan

Densitas Sampah
1. Wadah pada sumber
2. Gerobak Motor
3. Dump Truck
4. Container

: 0,15 kg/m3
: 0,25 kg/m3
: 0,3 kg/m3
: 0,15 kg/m3

Perencanaan Pewadahan
Tabel 4.7 Tabel Perencanaan Pewadahan
Komponen
Bin 40 L

Pengguna
Domestik High Income
Domestik Middle Income

Bahan
Plastik

Umur
2 Tahun

29

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Domestik Low Income


Bin 100 L

Bin 250 L

Industri
Perkantoran
Sekolah
Rumah Sakit
Hotel
Pertokoan
Masjid
Pasar

Plastik

2 Tahun

Plastik

2 Tahun

Detail Peralatan yang dibutuhkan


Tabel 4.8 Tabel Peralatan, Alat Pengumpul dan Pengangkut
Komponen
Bin
Bin
Bin

Kapasitas
Pewadahan
40 Liter
100 Liter
250 Liter
Pengumpulan

Gerobak Motor

1 m3

Container

6 m3

Peruntukan

Jumlah Ritas/Hari
-

Pola Individual
Tidak Langsung
dan Komunal
Tidak Langsung
Pola Komunal
Langsung

Pengangkutan
Dump Truck

8 m3

Dump Truck

6 m3

Armroll Truck

Pola Individual
Langsung
Pola Individual
Tidak Langsung
dan Komunal
Tidak Langsung
Pola Komunal
Langsung

Detail Pekerja ayang dibutuhkan sebagai berikut :


Asumsi :
-

1 unit gerobak motor sampah memerlukan 2 pekerja


1 unit dump truck sampah memerlukan 4 pekerja
1 unit armroll truck memerlukan 2 pekerja

30

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Seluruh peralatan penunjang harus dimiliki oleh setiap pekerja yang ada dengan
jenis peralatan terdapat pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Tabel Alat Penunjang dan Jadwal Penggantian
ALAT
PENUNJANG
Garu
Sekop
Sapu Lidi
Pakaian
Sarung Tangan
Sepatu Kerja
Masker
Helm

KEBUTUHAN
Gerobak Dump Truck
1
2
1
2
1
2
2 buah/pekerja
2 pasang/pekerja
1 pasang/pekerja
3 buah/pekerja
1 buah/pekerja

PENGGANTIA
N ALAT

per 3 tahun
3 kali/tahun
per 2 tahun
4 kali/tahun
per 3 tahun

Seperti yang terdapat pada Tabel 4.7, bahwa :


1.

2.

Pola Individual Langsung


Jenis kendaraan yang akan digunakan adalah Dumptruck dengan kapasitas
8m3 dan akan beroperasi 1 kali dalam sehari.
Pola Individual Tidak Langsung
Jenis kendaraan yang akan digunakan pada saat pengumpulan adalah gerobak
motor dengan kapasitas 1 m3 dan akan beroperasi 3 kali dalam sehari. Pada
pengangkutannya dari TPS akan menggunakan Dumptruck dengan kapasitas

3.

6 m3 dengan ritasi 2 rit perharinya.


Pola Komunal Langsung
Jenis kendaraan yang akan digunakan adalah armroll dengan container
dengan kapasitas container sebesar 6m3 dan akan beroperasi 2 kali dalam

4.

sehari.
Pola Komunal Tidak Langsung
Jenis kendaraan yang akan digunakan pada saat pengumpulan adalah gerobak
motor dengan kapasitas 1 m3 dan akan beroperasi 3 kali dalam sehari. Pada
pengangkutannya dari TPS akan menggunakan Dumptruck dengan kapasitas
6 m3 dengan ritasi 2 rit perharinya.
Tabel 4.10 Tabel Pembagian Pola Pelayanan
POLA PELAYANAN
Individual Langsung

PERUNTUKAN
Domestik High Income

31

Pengelolaan Sampah - Siergio Ricky 082001300038

Individual Tidak Langsung


Komunal Langsung
Komunal Tidak Langsung

Rumah Sakit
Sekolah
Industri
Hotel
Domestik Middle Income
Masjid
Pasar
Pertokoan
Perkantoran
Domestik Low Income

32

BAB V

HASIL PERHITUNGAN

5.1 Timbulan Sampah dan Laju Timbulan Sampah Kota

Tabel 5.1 Tabel Jumlah Penduduk, Timbulan dan Laju Timbulan Sampah Kota

5.2 Pewadahan
Tabel 5.2 Tabel Pengadaan Pewadahan

5.3 Tingkat Pelayanan


Tabel 5.3 Tabel Tingkat Pelayana PEMDA

5.4 Pola Pengumpulam dan Pengangkutan Sampah


Tabel 5.4 Tabel Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah

5.5 Pengangkutan Sampah di TPS


Tabel 5.5 Tabel Pengangkutan Sampah di TPS

5.6 Alat Pengumpul dan Pengangkut


Tabel 5.6 Tabel Kebutuhan Alat Pengumpul dan Pengangkut

Tabel 5.7 Tabel Pengadaan Alat Pengumpul dan Pengangkut

5.7 Alat Penunjang

Tabel 5.8 Tabel Kebutuhan Alat Penunjang

Tabel 5.9 tabel Pengadaan Alat Penunjang

Beberapa rumus yang digunakan dalam perhitungan :

Timbulan Sampah (m3/hari)

Laju Timbulan Sampa h ( L/ h ari ) x Jumla h Penduduk


1000

Timbulan Sampa h(m3 )


Volume Wada h yang tersedia (m3)

Jumlah Wadah (unit)

Timbulan Sampah 3R (m3/hari)

Timbulan Sampah dilayani PEMDA =

Alat Pengumpul atau Pengangkut

3
Tim bulan sampah Kota ( m /h ari ) x target 3 R

( Timbulan Sampa h ( m3 /h ari ) Timbulan sampa h 3 R ( m3 /h ari ) ) x pelayanan


Timbulan sampa h yang dilayani ( m3 )
x faktor Densitas
Kapasitas x Jumla h Ritasi

BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan teknis perencanaan sistem pengelolaan sampah kota Kota
Envitown, maka dapat disimpulkan:
1. Timbulan sampah berbanding lurus dengan peningkatan jumlah
penduduk.
2. Rasio Program 3R terus meningkat dengan adanya sosialisai pada jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang, yaitu sebesar 1% 7% dan
15 %.
3. Terdapat 4 pola pengumpulan dan pengangkutan sampah pada Kota
Envitown, yaitu pola individual langsung, individual tidak langsung,
komunal langsung dan komunal tidak langsung. Dengan presentase
sebagai berikt :
a. individual langsung
b. individual tidak langsung
c. komunal langsung
d. komunal tidak langsung
4. Wadah yang dipakai untuk Kota Envitown

: 37%
: 26%
: 5%
: 26%
adalah wadah dengan bahan

plastik dan dengan kapasitas 40 L, 100 L, dan 250 L ddenga


5. Terdapat. TPS dan 1 TPA pada Kota Envitown.
Demikian laporan perencanaan pengelolaan sampah ini dibuat agar Kota
Envitown terbebas dari masalah sampah, dan penduduk juga dapat terhindar dari
segala penyakit yang disebabkan oleh timbulan sampah. Pengelolaan sampah
yang memadai akan mengakibatkan majunya suatu Kota.
6.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. SNI 19 7030 2004. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik


Domestik.
Anonim. 1995. Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan
komposisi sampah perkotaan (SNI 19-3964-1995) Badan Standar
Nasional, Jakarta.
Anonim. 1995. Teknologi Persampahan. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Anonim. 1994. Tata cara pengelolaan sampah di pemukiman. SNI 19-3242-1994
Kuncoro, Wahyu. 2008. Pengelolaan Sampah Secara Terpadu di Kampung
Nitiprayan. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
Sudarso. 1985. Pembuangan Sampah. Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga
Sanitasi Pusat. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen
Kesehatan. Surabaya.
Tchobanoglous, G. Theisen, H & Vigil, S.A. 1993. Integrated Solid Waste
Management Engineering Principles and Management Issues. Singapore.
Mc Graw-Hill

Anda mungkin juga menyukai