Cekungan Sedimen
Cekungan Sedimen
disusun oleh :
Juandi Naibaho
Geologi C
270110120187
CEKUNGAN SEDIMEN
Bila dalam pengertian umum basement itu di bawah gedung, maka dalam
geologi basement itu di bawah cekungan sedimen (sedimentary basin),
menjadi dasar/alas/fondasi sebuah cekungan sedimen. Cekungan sedimen
adalah sebuah tempat di kerak Bumi yang relatif lebih cekung dibandingkan
sekitarnya tempat sungai-sungai mengalir/bermuara, danau atau laut
berlokasi, tempat sedimen-sedimen diendapkan. Setelah mengalami proses
geologi selama jutaan tahun, maka cekungan sedimen itu bisa berisi batuan
sedimen yang ketebalannya bisa beragam dari beberapa ratus meter sampai
beberapa puluh ribu meter.
Cekungan-cekungan sedimen Indonesia berdasarkan kejadiannya secara tektonik (Pertamina dan Beicip, 1985).
Pemetaan cekungan sedimen Indonesia oleh Badan Geologi (2010), mengidentifikasi 128 cekungan sedimen berdasarkan data
gayaberat. Warna-warna menunjukkan umur sedimen pengisi cekungan (kuning: Tersier, jingga: Tersier dan Pratersier, biru tua:
Pratersier). Garis-garis menunjukkan penampang geologi yang ditampilkan di bawah peta.
Pada 9.3-8.3 juta tahun lalu kecepatan sedimentasi sangat besar tetapi
diikuti pula penurunan dasar sedimen atau cekungan yang sangat besar
sehingga penurunan sangat dipengaruhi. oleh pembebanan sedimen
disamping akibat penurunan tektonik. Pada waktu tersebut terbentuk
endapan klastik kasar Keutapang Bawah, diendapkan dalam lingkungan delta
atau laut dangkal dan merupakan juga batuan waduk (reservoir)penting di
daerah Aru.
Episode kedua pada Kapur Akhir berupa fase ekstensi menghasilkan gerak
gerak tensional yang membentuk graben dan horst dengan arah umum
utara selatan. Dikombinasikan dengan hasil orogenesa Mesozoik dan hasil
pelapukan batuan batuan Pra Tersier, gerak gerak tensional ini
membentuk struktur tua yang mengontrol pembentukan Formasi Pra Talang
Akar.
Kenampakan struktur yang dominan adalah struktur yang berarah barat laut
tenggara sebagai hasil orogenesa Plio Plistosen. Dengan demikian pola
struktur yang terjadi dapat dibedakan atas pola tua yang berarah utara
selatan dan barat laut tenggara serta pola muda yang berarah barat laut
tenggara yang sejajar dengan Pulau Sumatera .
Barat (E-W). Perubahan jalur penunjaman berumur kapur yang berarah Timur
Laut - Barat Daya (NE-SW) menjadi relatif Timur - Barat (E-W) sejak kala
Oligosen sampai sekarang telah menghasilkan tatanan geologi Tersier di
Pulau Jawa yang sangat rumit disamping mengundang pertanyaan
bagaimanakah mekanisme perubahan tersebut. Kerumitan tersebut dapat
terlihat pada unsur struktur Pulau Jawa dan daerah sekitarnya.
menunjukkan bahwa pola sesar naik dengan arah barat-timur masih aktif
hingga sekarang.
Fakta lain yang harus dipahami ialah bahwa akibat dari pola struktur dan
persebaran tersebut dihasilkan cekungan-cekungan dengan pola yang
tertentu pula. Penampang stratigrafi yang diberikan oleh Kusumadinata,
1975 dalam Pulunggono, 1994 menunjukkan bahwa ada dua kelompok
cekungan yaitu Cekungan Jawa Utara bagian barat dan Cekungan Jawa Utara
bagian timur yang terpisahkan oleh tinggian Karimun Jawa.
Cekungan Kutai terbentuk karena proses pemekaran pada Kala Eosen Tengah
yang diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan yang berakhir pada
Oligosen Akhir. Peningkatan tekanan karena tumbukan lempeng
mengakibatkan pengangkatan dasar cekungan ke arah Barat Laut yang
menghasilkan siklus regresif utama sedimentasi klastik di Cekungan Kutai,
dan tidak terganggu sejak Oligosen Akhir hingga sekarang.
Pada Kala Miosen Tengah pengangkatan dasar cekungan dimulai dari bagian
barat Cekungan Kutai yang bergerak secara progresif ke arah Timur
sepanjang waktu dan bertindak sebagai pusat pengendapan. Selain itu juga
terjadi susut laut yang berlangsung terus menerus sampai Miosen Akhir.
Bahan yang terendapkan berasal dari bagian Selatan, Barat dan Utara
cekungan menyusun Formasi Warukin, Formasi Pulubalang dan Formasi
Balikpapan.
Sumber
http://geomagz.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=250:menyigi-geologi-mencari-migasindonesia&catid=81:artikel-geologi-populer&Itemid=457, diakses pada, 19
Maret 2013 | 18:38
Boggs, Jr. S.(2006): Principal of Sedimentology and Stratigraphy 4th edition,
Hal 550-553
http://babygall.info/detail/k/Peta-Cekungan-Sedimen-Indonesia.html, diakses
pada, 19 Maret 2013 | 18:43